4 New Gizi Dan Pangan
4 New Gizi Dan Pangan
STATUS GIZI
GIZI BURUK
Menurut Depkes RI (2008), gizi buruk adalah suatu keadaaan kurang gizi tingkat berat pada anak
berdasarkan indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) < -3 standar deviasi WHO-NCHS dan
atau ditemukan tanda-tanda klinis marasmus, kwashiorkor dan marasmus kwashiorkor. Gizi buruk:
adalah keadaan kurang gizi tingkat berat pada anak berdasarkan indeks berat badan menurut tinggi
badan (BB/TB) <-3 SD dan atau ditemukan tanda-tanda klinis marasmus, kwashiorkor dan marasmus-
kwashiorkor.
Dengan model tersebut, penyebab masalah gizi dibagi dalam tiga tahap, yaitu penyebab langsung,
penyebab tidak langsung dan penyebab mendasar.
Terdapat dua penyebab langsung gizi buruk, yaitu asupan gizi yang kurang dan penyakit infeksi.
Terdapat 3 faktor pada penyebab tidak langsung, yaitu tidak cukup pangan, pola asuh yang tidak
memadai, dan sanitasi, air bersih/ pelayanan kesehatan dasar yang tidak memadai.
Penyebab mendasar/akar masalah gizi buruk adalah terjadinya krisis ekonomi, politik dan sosial
termasuk bencana alam, yang mempengaruhi ketersediaan pangan, pola asuh dalam keluarga dan
pelayanan kesehatan serta sanitasi yang memadai, yang pada akhirnya mempengaruhi status gizi
balita.
KWASHIKOR
Kwashiorkor adalah kondisi malnutrisi yang disebabkan oleh kurangnya asupan protein pada anak
sekitar usia 1-3 tahun. Protein adalah salah satu zat esensial tubuh yang berperan dalam pertumbuhan
masa anak-anak. Kurangnya protein akan memperlambat pertumbuhan anak. Ditandai dengan :
Edema seluruh tubuh terutama di punggung kaki
Wajah membulat dan sembab Perut buncit
Otot mengecil Pandangan mata sayu dan rambut tipis/kemerahan.
Perubahan status mental, apatis, dan rewel
Pembesaran hati
Otot mengecil (hipotrofi)
Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat
kehitaman dan terkelupas (crazy pavement dermatosis)
Sering disertai penyakit infeksi (akut), anemia dan diare.
MARASMUS
Marasmus adalah kondisi kurang gizi pada balita usia 0-2 tahun yang terjadi akibat kurangnya asupan
nutrisi dan energi di tubuh dalam kebutuhan dasar yang dibutuhkan. Gizi buruk marasmus akan
membuat anak tidak dapat tumbuh berkembang sebagaimana mestinya. Ditandai dengan :
Badan nampak sangat kurus Wajah seperti orang tua
Cengeng dan atau rewel Perut cekung
Iga gambang
Sering disertai penyakit infeksi kronis dan diare
Kulit tampak keriput, jaringan lemak subkutis sedikit sampai tidak ada
KWASHIKOR MARASMUS
Kwashiorkor Marasmus atau disebut juga Honger Oedema adalah kondisi saat anak mengalami satu
atau dua gejala Kwashiorkor dan Marasmus secara bersamaan. Anak tidak mendapat asupan gizi yang
baik dan terkena infeksi. Kondisi malnutrisi ini juga disebut dengan busung lapar.Kwashiorkor
Marasmus adalah dua kondisi malnutrisi yang mengancam banyak anak dan balita. Bahkan banyak
sekali angka kematian anak karena kelaparan. Ditandai dengan gabungan gejala klinis keduanya.
PORTIFIKASI MAKANAN
Fortifikasi pangan adalah penambahan satan atan lebih zat gizi (nutrien) kepangan. Tujuan utama
adalah untuk meningkatkan tingkat konsumsi dari zat gizi yang ditambahkan untuk meningkatkan
status gizi populasi. Harus diperhatikan bahwa peran pokok dari fortifikasi pangan adalah pencegahan
detisiensi: dengan demikian menghindari terjadinya gangguan yang membawa kepada penderitaan
manusia dan kerugian sosio ekonomis.
Fortifikasi dapat diterapkan untuk tujuan-tujuan berikut:
Untuk memperbaiki kekurangan zat-zat dari pangan (untuk memperbaiki defisiensi akan zat gizi
yang ditambahkan).
Untuk mengembalikan zat-zat yang awalnya terdapat dalam jumlah yang siquifikan dalam pangan
akan tetapi mengalami kehilangan selama pengolahan.
Untuk meningkatkan kualitas gizi dari produk pangan olahan (pabrik) yang digunakan sebagai
sumber pangan bergizi misalnya susu formula bayi.
Untuk menjamin ekuivalensi gizi dari produk pangan olahan yang menggantikan pangan lain,
misalnya margarin yang difortifikasi sebagai pengganti mentega .
JENIS-JENIS FORTIFIKASI
Fortifikasi Yodium
Kebutuhan iodium untuk setiap kelompok umur berbeda-beda. Kebutuhan iodium untuk anakanak
adalah 40-120 μg/hari, orang dewasa 150 μg/hari, sedangkan untuk ibu hamil dan menyusui ditambah
masing-masing 25 μg/hari dan 150 μg/hari. Contoh : Beras Fortifikasi Iodium
Fortifikasi Besi
Dibandingkan dengan strategi lain yang digunakan untuk perbaikan anemi gizi besi. Fortifikasi zat
besi pada mie kering yang dibuat dari campuran tepung terigu dan tepung singkong
Fortifikasi Vitamin A
Vitamin A dalam bentuk retionol atau karoten (sebagai beta-karoten dan beta-apo-8’ karotenal) dapat
dibuat secara komersial untuk ditambahkan ke pangan. Pangan pembawa seperti gula, lemak, dan
minyak, garam, the, sereal, dan monosodium glutamat (MSG) telah dapat difortifikasi vitamin A.
FORTIFIKASI BAHAN PANGAN OLAHAN HASIL TERNAK DILAKUKAN DENGAN
METODE:
Penambahan senyawa pendorong (enhancers) seperti pada Fortifikasi Keju
Penghilangan atau pengurangan senyawa inhibitor seperti pada Fortifikasi Susu.
Zat aditif merupakan bahan-bahan yang dengan sengaja ditambahkan ke dalam makanan dalam
jumlah yang sedikit dan bertujuan untuk meningkatkan cita rasa, tekstur, penampakan, serta agar
tahan lebih lama saat disimpan. Ada 2 macam zat aditif yaitu zat aditif alami dan buatan.
4. PEMBERI AROMA
5. PENYEDAP MAKANAN
Penyedap yang paling kita kenal adalah vetsin atau MSG (monosodium glutamat). Penyedap
sintetis lain adalah nukleotida seperti guanosin monofosfat (GMP) dan ionosin monofosfat (IMP).
6. PENGATUR KEASAMAN
Contoh pengatur keasaman sintetis antara lain asam asetat, asam sitrat, asam laktat, asam tartrat,
natrium bikarbonat, dan amonium bikarbonat.