Mineral
Kalsium: 1000 mg
Fosfor: 500 mg
Natrium: 900 mg
Kalium: 2700 mg
Besi: 10 mg
Iodium: 120 mcg
Seng: 5 mg
Status gizi anak adalah kondisi yang menunjukkan apakah gizi anak tergolong
buruk, kurang, baik, lebih, maupun obesitas. Berdasarkan Permenkes Nomor 2
Tahun 2020, pengukuran anak usia 5-18 tahun termasuk usia sekolah di 6-9 tahun,
menggunakan
indeks massa tubuh per usia (IMT/U) Pengukuran status gizi menggunakan
interpretasi indeks IMT/U nantinya membantu menunjukkan apakah gizi anak
termasuk baik, kurang, atau justru lebih.
Dengan begitu, penanganan lanjutan bisa diberikan sesuai kebutuhan anak untuk
mendukung tumbuh kembangnya. Berikut kategori IMT/U beserta ambang batas (z
score):
Gizi kurang: -3 SD sampai dengan <-2 SD
Gizi baik: -2 SD sampai dengan +1 SD
Gizi lebih: +1 SD sampai dengan +2 SD
Obesitas: > +2 SD
Pada kategori pengukuran status gizi anak dengan IMT/U ini, ambang batas (z score)
adalah batas pengukuran untuk mengelompokkan kategori gizi anak. Supaya lebih
mudah dan cepat untuk mengetahui kondisi gizi anak, Anda bisa
melakukan pengukuran tinggi serta berat badan anak di pelayanan kesehatan
terdekat. Tak seperti IMT orang dewasa yang memiliki rumus khusus, status gizi
anak umumnya punya perhitungan sendiri yang cukup rumit.
Pemantauan rutin terkait kondisi kesehatan dan perkembangan anak bisa dilakukan
di pelayanan kesehatan mana pun, seperti posyandu, puskesmas, klinik, maupun
rumah sakit.
B. Balita
1. Angka Cakupan Kebutuhan Gizi Balita Usia 1-3 tahun
Sebagai acuan, menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) tahun 2013, status kebutuhan
gizi makro harian balita usia satu sampai tiga tahun meliputi:
Energi: 1125 kilo kalori (kkal)
Protein: 26 gram
Karbohidrat: 155 gram
Lemak: 44 gram
Air: 1200 milimeter (ml)
Serat: 16 gram
Sementara kebutuhan zat gizi mikro harian anak, meliputi:
Vitamin
Jenis vitamin yang perlu didapatkan oleh anak usia 1-3 tahun yaitu:
Vitamin A: 400 mikrogram (mcg)
Vitamin D: 15 mcg
Vitamin E: 6 miligram (mg)
Vitamin K: 15 mcg
Sementara takaran dan jenis mineral yang beri diperoleh si kecil usia 1-3 tahun,
seperti:
Mineral
Kalsium: 650 gram
Fosfor: 500 gram
Magnesium: 60 mg
Natrium: 1000 mg
Besi: 8 mg
Berbagai mineral di atas merupakan kebutuhan gizi makro dan mikro pada balita
usia 1 tahun sampai balita usia 3 tahun yangperlu dipenuhi agar kesehatan si kecil
tetap terjaga.
Karbohidrat
Ada dua jenis karbohidrat yang terkandung di dalam makanan, karbohidrat
kompleks dan sederhana. Mengutip dari Kids Health, karbohidrat sederhana adalah
nama lain dari gula yang bisa ditemukan di gula putih, buah, susu, madu, sampai
permen.
Protein
Kebutuhan protein balita bisa dipenuhi dari beberapa jenis makanan, yaitu produk
hewani dan nabati dengan kadar yang berbeda. Kandungan protein di dalam produk
hewani lebih tinggi, beberapa jenisnya seperti susu, telur, daging, ayam, dan
makanan laut. Sementara untuk produk nabati, seperti kacang-kacangan, sayuran,
dan biji-
bijian, kandungan proteinnya lebih rendah. Berikut penjelasan seputar jenis protein
yang bisa memenuhi kebutuhan gizi balita.
Lemak
Untuk meningkatkan asupan lemak balita, jangan lupa untuk meningkatkan kualitas
lemak dan sesuaikan dengan kebutuhan kalori si kecil. Tetap perhatikan sumber
lemak, apakah lemak sehat atau tidak.
American Heart Association merekomendasikan anak usia 2-3 tahun mengonsumsi
lemak total sekitar 30 sampai 35 persen dari kalorinya. Sementara itu untuk anak
usia 4-18 tahun, kadar lemak yang dikonsumsi per hari sekitar 25-35 persen dari
total kalori. Beberapa sumber lemak tak jenuh bisa didapatkan dari kacang-
kacangan, ikan, dan minyak sayur.
Serat
Serat bisa ditemukan di beberapa jenis makanan. Namun, survei yang diterbitkan
dalam Journal of Human Nutrition and Dietetics menyebutkan bahwa 95 persen
balita dan orang dewasa tidak mengonsumsi serat yang cukup.
Bahkan, anak-anak dan balita sering kali tidak memenuhi kebutuhan serat yang
direkomendasikan setiap harinya. Padahal menu makanan kaya serat bisa membantu
mengendalikan rasa lapar, menjaga kadar gula darah tetap stabil, dan membantu
menjaga berat badan balita agar tetap ideal.
Cairan
Mengutip dari laman Kids health, jumlah kebutuhan cairan balita tergantung pada
usia, ukuran tubuh anak, kesehatan, tingkat aktivitas, sampai cuaca (suhu udara dan
tingkat kelembapan).
Biasanya, anak balita akan lebih banyak minum ketika ia sedang bergerak aktif,
seperti berolahraga atau bermain permainan fisik. Berdasarkan Angka Kecukupan
Gizi (AKG) tahun 2013, kebutuhan cairan balita usai 2-5 tahun yaitu:
Balita usia 1-3 tahun: 1200 ml
Balita usia 4-6 tahun: 1500 ml
Angka kebutuhan cairan anak balita di atas tidak harus dari air putih atau air mineral,
tetapi bisa dari susu UHT atau formula yang dikonsumsi sehari-hari. Anda bisa
memberikan air putih saat bangun pagi, setelah makan, atau saat selesai berolahraga.
Setelah berolahraga atau berkegiatan aktif anak membutuhkan cairan untuk mengisi
kembali cairan yang hilang lewat keringat. Susu bisa diberikan sebagai selingan atau
ketika si kecil akan pergi tidur.
Anak balita usia 1-5 tahun sedang sangat aktif dan membutuhkan banyak air untuk
menggantikan cairan yang hilang. Balita cenderung lebih mudah mengalami
dehidrasi karena sering mengabaikan rasa haus ketika asyik bermain.
Di usia empat sampai lima tahun atau usia prasekolah, perubahan nafsu makan anak
sangat normal terjadi. Berikut panduan porsi dan menu makanan balita agar gizi
tetap terpenuhi:
Makan pagi
Dalam sehari, konsumsi karbohidrat untuk anak 4-5 tahun setidaknya enam kali
sehari dengan ketentuan makan sedikit-sedikit tapi sering. Beberapa pilihan
menunya:
2 lembar roti gandum (70 gram)
4 lembar daun selada (10 gram)
3 iris tomat (10 gram)
1 lembar daging asap rebus (30 gram)
1 gelas susu putih (200 ml)
Anda bisa memberikan sumber karbohidrat secara selang-seling supaya anak tidak
bosan.
Selingan (camilan)
2 potong buah pepaya ukuran besar (200 gram)
Makan siang
1 piring nasi putih (100 gram)
1 mangkuk sedang sayur bayam bening (40 gram)
1 potong dada ayam panggang tanpa kulit (55 gram)
1 potong tahu (50 gram)
Selingan (camilan)
Camilan bisa dalam bentuk buah, seperti:
1 buah mangga ukuran besar (200 gram)
Potong buah dalam ukuran kecil untuk mengurangi risiko anak pra sekolah tersedak.
Makan malam
1 piring nasi putih (100 gram)
1 mangnkuk sedang tumis sawi hijau (40 gram)
1 potong sup ikan patin (50 gram)
1 potong tempe (50 gram)
Biarkan anak memilih sendiri makanan yang ingin disantap. Anda tidak perlu
memberi susu rendah lemak untuk balita karena ia masih dalam masa pertumbuhan
dan membutuhkan lemak.
BALITA
Makan pagi
Dalam sehari, konsumsi karbohidrat untuk anak 4-5 tahun setidaknya enam kali sehari
dengan ketentuan makan sedikit-sedikit tapi sering. Beberapa pilihan menunya:
2 lembar roti gandum (70 gram)
4 lembar daun selada (10 gram)
3 iris tomat (10 gram)
1 lembar daging asap rebus (30 gram)
1 gelas susu putih (200 ml)
Anda bisa memberikan sumber karbohidrat secara selang-seling supaya anak tidak bosan.
Selingan (camilan)
2 potong buah pepaya ukuran besar (200 gram)
Makan siang
1 piring nasi putih (100 gram)
1 mangkuk sedang sayur bayam bening (40 gram)
1 potong dada ayam panggang tanpa kulit (55 gram)
1 potong tahu (50 gram)
Selingan (camilan)
Camilan bisa dalam bentuk buah, seperti:
1 buah mangga ukuran besar (200 gram)
Potong buah dalam ukuran kecil untuk mengurangi risiko anak pra sekolah tersedak.
Makan malam
1 piring nasi putih (100 gram)
1 mangnkuk sedang tumis sawi hijau (40 gram)
1 potong sup ikan patin (50 gram)
1 potong tempe (50 gram)
PRASEKOLAH
Makan pagi (sarapan)
2 lembar roti gandum (70 gram)
4 lembar daun selada (10 gram)
3 iris tomat (10 gram)
1 lembar daging asap rebus (30 gram)
1 gelas susu putih (200 ml)
Selingan (camilan)
2 potong buah pepaya ukuran besar (200 gram)
Makan siang
1 piring nasi putih (100 gram)
1 mangkuk sedang sayur bayam bening (40 gram)
1 potong dada ayam panggang tanpa kulit (55 gram)
1 potong tahu (50 gram)
Selingan (camilan)
1 buah mangga ukuran besar (200 gram)
Makan malam
1 piring nasi putih (100 gram)
1 mangnkuk sedang tumis sawi hijau (40 gram)
1 potong sup ikan patin (50 gram)
1 potong tempe (50 gram)
2.2 Kesulitan Makan dan Cara Mengatasi
A. Pengertian
Kesulitan makan adalah ketidakmampuan untuk makan dan menolak makanan
tertentu. Gangguan kesulitan makan pada anak sering kita jumpai pada masyarakat
awam yang belum memahami prosedur pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak
(Hidayat, 2007). Kesulitan makan merupakan ketidakmampuan anak untuk
mengkonsumsi sejumlah makanan yang diperlukannya secara alamiah dan wajar
yaitu dengan menggunakan mulutnya secara sukarela.
Masalah kesulitan makan sering dihadapi baik oleh para orang tua, dokter maupun
tenaga kesehatan lain. Keluhan yang sering muncul adalah anak tidak mau makan,
menolak makan, proses makan yang terlalu lama, hanya mau minum saja, kalau
diberi makan muntah, mengeluh sakit perut, bahkan ada yang disuruh makan marah-
marah bahkan mengamuk. Keluhan-keluhan yang sering muncul pada anak
menunjukan tanda – tanda gangguan kesulitan makan. Sekitar 25%-40% anak
dilaporkan mengalami kesulitan makan.
Soedibyo dan Mulyani (2009) menjelaskan bahwa kesulitan makan merupakan
ketidakmampuan anak untuk mengkonsumsi sejumlah makanan yang diperlukannya,
secara alamiah dan wajar, yaitu dengan menggunakan mulutnya secara sukarela.
Kesulitan makan pada anak merupakan masalah yang serius karena dampak terhadap
tumbuh kembang anak serta kemungkinan kualitas hidup kurang optimal. Deteksi
dini masalah kesulitan makan sangat penting agar dampak negatif dapat dicegah dan
tidak bberkepanjanganPermasalahan makan pada anak merupakan hal yang sudah
umum di alami. Namun, walaupun masalah ini sudah umum, seringkali para orang
tua mengganggap remeh. Padahal jika dialami dalam jangka waktu lama dapat
berakibat buruk pada pertumbuhan dan perkembangan anak.
Menurut Judarwanto (2006) ada tiga faktor penyebab kesulitan makan yaitu:
1) Hilangnya nafsu makan
Pengaruh hilangnya atau berkurangnya nafsu makan tampaknya merupakan
penyebab utama masalah kesulitan makan pada anak. Pengaruh nafsu makan
ini bisa mulai dari yang ringan (berkurang nafsu makan) hingga berat (tidak
ada nafsu makan) Berkurang atau hilangnya nafsu makan ini sering diakibatkan
karena gangguan fungsi saluran cerna, penyakit infeksi, infeksi tubercolosis,
infeksi saluran kencing, infeksi parasit cacing.
2) Gangguan proses makan dimulut
Proses makan terjadi mulai dari memasukan makan dimulut mengunyah dan
menelan. Ketrampilan dan kemampuan koordinasi pergerakan mototik kasar
disekitar mulut sangat berperan dalam proses makan tesebut. Pergerakan
motorik tersebut berupa koordinasi gerakan menggigt, mengunyah dan
menelan dilakukan oleh otot rahang atas bawah, bibir, lidah dan banyak otot
lainya disekitar mulut. Gangguan proses makan dimulut tersebut seringkali
berupa gangguan mngunyah makanan, keterlambatan bicara dan gangguan
bicara (cadel, gagap, bicara terlalu cepat sehingga sulit dimengerti).
3) Pengaruh psikologis
Gangguan psikologis meliputi gangguan sikap negativisme, menarik perhatian,
perasaan lain pada anak, kebiasaan rewel pada anak digunakan sebagaiupaya
untuk mendapatkan yang sangat diinginkannya, sedang tertarik permainan atau
benda lainnya, atau meniru pola makan orang tua atau saudaranya. Beberapa
aspek psikologis dalam hubungn antara anggota keluarga lainnya dapat
mempengaruhi kondisi psikologis anak, misalnya bila hubungan antara orang
tua yang tidak harmonis, hubungan antara anggota keluarga lainnya tidak baik
atau suasana keluarga yang penuh pertentangan, permusuhan atau emosi yang
tinggi akan mengakibatkan anak mengalami ketakutan, kecemasan, tidak
bahagia, sedih dan depresi. Hal ini mengakibatkan anak tidak aman dan
nyaman sehingga membuat anak menarik diri dari kegiatan atau lingkungan
keluarga termasuk aktivitas makannya.
Menurut Judarwanto (2006), gejala anak kesulitan makan adalah sebagai berikut:
1. Memuntahkan atau menyemburkan makanan yang sudah masuk di mulut
anak
2. Makan lama-lama dan memainkan makanan
3. Sama sekali tidak mau memasukkan makanan ke dalam mulut atau
menutup mulut rapat-rapat
4. Memuntahkan atau menumpahkan makanan dan menepis suapan dari
orangtua
5. Tidak menyukai banyak variasi makanan atau suka pilih-pilih makan
6. Kebiasaan makan yang aneh dan ganjil
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini penulis penyarankan kepada pembaca untuk
bisa mengembangkan serta merealisasi kembali kepada masyarakat agar dapat
memberikan makanan serta gizi seimbang sesuai kebutuhan anak berdasarkan
umurnya. Agar pertumbuhan anak dapat berkembang dan terpenuhi sesuai
kriteria umurnua.
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/user/Documents/SEMESTER%202/materi/GIZI%20DAN%20DIET/perkemban
gan%20pada%20pra%20sekolah.pdfdiaksespada 2 maret 2021 pukul 20.50