Anda di halaman 1dari 17

Kebutuhan Gizi pada Anak

Prasekolah dan Balita


A.Prasekolah
Memasuki usia sekolah, artinya kegiatan harian anak pun akan semakin banyak.
Demi mendukung hal tersebut, tentu dibutuhkan asupan zat gizi harian yang cukup
guna mengoptimalkan tumbuh kembang anak sekolah. Sudah yakinkah Anda kalau
kebutuhan zat nutrisi anak telah terpenuhi dengan baik? Jangan bingung, simak
panduan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak di usia sekolah.
1. Kecukupan Gizi Anak Usia Prasekolah (6-9 tahun)
Kebutuhan gizi anak usia sekolah tentu berbeda dengan kelompok anak usia lain,
termasuk di masa perkembangan anak usia 6-9 tahun. Kebutuhan nutrisi pada anak
harus tercukupi dengan baik karena perkembangan kognitif anak, perkembangan
fisik anak, serta hal lainnya sedang berjalan. Sesuai Angka Kecukupan Gizi (AKG)
dari Kementerian Kesehatan RI, anak usia sekolah yang berkisar di umur 6-9 tahun,
membutuhkan gizi harian sebagai berikut:
2. Kebutuhan Gizi Anak Sekolah Usia 6 tahun
Kebutuhan gizi anak sekolah usia 6 tahun sama untuk laki-laki dan perempuan.
Berikut rincian kebutuhan gizi anak sekolah usia 6 tahun yang terbagi menjadi
mikro dan makro:
a. Kebutuhan Zat Gizi Makro
 Energi: 1400 kkal
 Protein: 25 gram (gr)
 Lemak: 50 gr
 Karbohidrat: 220 gr
 Serat: 20 gr
 Air: 1450 ml

b. Kebutuhan Zat Gizi


Mikro Vitamin
 Vitamin A: 450 mikrogram (mcg)
 Vitamin D: 15 mcg
 Vitamin E: 7 miligram (mg)
 Vitamin K: 20 mcg
 Vitamin B12: 1,5 mcg
 Vitamin C: 45 mg

Mineral
 Kalsium: 1000 mg
 Fosfor: 500 mg
 Natrium: 900 mg
 Kalium: 2700 mg
 Besi: 10 mg
 Iodium: 120 mcg
 Seng: 5 mg

3. Pahami Mengenai Status Gizi Anak Sekolah

Status gizi anak adalah kondisi yang menunjukkan apakah gizi anak tergolong
buruk, kurang, baik, lebih, maupun obesitas. Berdasarkan Permenkes Nomor 2
Tahun 2020, pengukuran anak usia 5-18 tahun termasuk usia sekolah di 6-9 tahun,
menggunakan
indeks massa tubuh per usia (IMT/U) Pengukuran status gizi menggunakan
interpretasi indeks IMT/U nantinya membantu menunjukkan apakah gizi anak
termasuk baik, kurang, atau justru lebih.
Dengan begitu, penanganan lanjutan bisa diberikan sesuai kebutuhan anak untuk
mendukung tumbuh kembangnya. Berikut kategori IMT/U beserta ambang batas (z
score):
 Gizi kurang: -3 SD sampai dengan <-2 SD
 Gizi baik: -2 SD sampai dengan +1 SD
 Gizi lebih: +1 SD sampai dengan +2 SD
 Obesitas: > +2 SD
Pada kategori pengukuran status gizi anak dengan IMT/U ini, ambang batas (z score)
adalah batas pengukuran untuk mengelompokkan kategori gizi anak. Supaya lebih
mudah dan cepat untuk mengetahui kondisi gizi anak, Anda bisa
melakukan pengukuran tinggi serta berat badan anak di pelayanan kesehatan
terdekat. Tak seperti IMT orang dewasa yang memiliki rumus khusus, status gizi
anak umumnya punya perhitungan sendiri yang cukup rumit.
Pemantauan rutin terkait kondisi kesehatan dan perkembangan anak bisa dilakukan
di pelayanan kesehatan mana pun, seperti posyandu, puskesmas, klinik, maupun
rumah sakit.

B. Balita
1. Angka Cakupan Kebutuhan Gizi Balita Usia 1-3 tahun
Sebagai acuan, menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) tahun 2013, status kebutuhan
gizi makro harian balita usia satu sampai tiga tahun meliputi:
 Energi: 1125 kilo kalori (kkal)
 Protein: 26 gram
 Karbohidrat: 155 gram
 Lemak: 44 gram
 Air: 1200 milimeter (ml)
 Serat: 16 gram
Sementara kebutuhan zat gizi mikro harian anak, meliputi:
Vitamin
Jenis vitamin yang perlu didapatkan oleh anak usia 1-3 tahun yaitu:
 Vitamin A: 400 mikrogram (mcg)
 Vitamin D: 15 mcg
 Vitamin E: 6 miligram (mg)
 Vitamin K: 15 mcg
Sementara takaran dan jenis mineral yang beri diperoleh si kecil usia 1-3 tahun,
seperti:
Mineral
 Kalsium: 650 gram
 Fosfor: 500 gram
 Magnesium: 60 mg
 Natrium: 1000 mg
 Besi: 8 mg
Berbagai mineral di atas merupakan kebutuhan gizi makro dan mikro pada balita
usia 1 tahun sampai balita usia 3 tahun yangperlu dipenuhi agar kesehatan si kecil
tetap terjaga.

2. Panduan Menu dan Pola Makan Balita Usia 1-3 Tahun


Mengutip dari Healthy Children, pola makan anak usia 1-3 tahun harus
mengonsumsi makanan sehat tiga kali sehari dan dua kali camilan. Namun
memberikan camilan tidak bisa sembarangan, tetap harus camilan sehat untuk balita.
Menu makanannya bisa disesuaikan dengan anggota keluarga lainnya. Mengingat di
usia dua tahun balita sudah semakin aktif bicara, Anda bisa memberikan menu
makanan sesuai kebutuhan gizi yang seimbang pada balita.

Karbohidrat
Ada dua jenis karbohidrat yang terkandung di dalam makanan, karbohidrat
kompleks dan sederhana. Mengutip dari Kids Health, karbohidrat sederhana adalah
nama lain dari gula yang bisa ditemukan di gula putih, buah, susu, madu, sampai
permen.

Protein
Kebutuhan protein balita bisa dipenuhi dari beberapa jenis makanan, yaitu produk
hewani dan nabati dengan kadar yang berbeda. Kandungan protein di dalam produk
hewani lebih tinggi, beberapa jenisnya seperti susu, telur, daging, ayam, dan
makanan laut. Sementara untuk produk nabati, seperti kacang-kacangan, sayuran,
dan biji-
bijian, kandungan proteinnya lebih rendah. Berikut penjelasan seputar jenis protein
yang bisa memenuhi kebutuhan gizi balita.

Lemak
Untuk meningkatkan asupan lemak balita, jangan lupa untuk meningkatkan kualitas
lemak dan sesuaikan dengan kebutuhan kalori si kecil. Tetap perhatikan sumber
lemak, apakah lemak sehat atau tidak.
American Heart Association merekomendasikan anak usia 2-3 tahun mengonsumsi
lemak total sekitar 30 sampai 35 persen dari kalorinya. Sementara itu untuk anak
usia 4-18 tahun, kadar lemak yang dikonsumsi per hari sekitar 25-35 persen dari
total kalori. Beberapa sumber lemak tak jenuh bisa didapatkan dari kacang-
kacangan, ikan, dan minyak sayur.

Serat
Serat bisa ditemukan di beberapa jenis makanan. Namun, survei yang diterbitkan
dalam Journal of Human Nutrition and Dietetics menyebutkan bahwa 95 persen
balita dan orang dewasa tidak mengonsumsi serat yang cukup.
Bahkan, anak-anak dan balita sering kali tidak memenuhi kebutuhan serat yang
direkomendasikan setiap harinya. Padahal menu makanan kaya serat bisa membantu
mengendalikan rasa lapar, menjaga kadar gula darah tetap stabil, dan membantu
menjaga berat badan balita agar tetap ideal.

Cairan
Mengutip dari laman Kids health, jumlah kebutuhan cairan balita tergantung pada
usia, ukuran tubuh anak, kesehatan, tingkat aktivitas, sampai cuaca (suhu udara dan
tingkat kelembapan).
Biasanya, anak balita akan lebih banyak minum ketika ia sedang bergerak aktif,
seperti berolahraga atau bermain permainan fisik. Berdasarkan Angka Kecukupan
Gizi (AKG) tahun 2013, kebutuhan cairan balita usai 2-5 tahun yaitu:
 Balita usia 1-3 tahun: 1200 ml
 Balita usia 4-6 tahun: 1500 ml
Angka kebutuhan cairan anak balita di atas tidak harus dari air putih atau air mineral,
tetapi bisa dari susu UHT atau formula yang dikonsumsi sehari-hari. Anda bisa
memberikan air putih saat bangun pagi, setelah makan, atau saat selesai berolahraga.
Setelah berolahraga atau berkegiatan aktif anak membutuhkan cairan untuk mengisi
kembali cairan yang hilang lewat keringat. Susu bisa diberikan sebagai selingan atau
ketika si kecil akan pergi tidur.
Anak balita usia 1-5 tahun sedang sangat aktif dan membutuhkan banyak air untuk
menggantikan cairan yang hilang. Balita cenderung lebih mudah mengalami
dehidrasi karena sering mengabaikan rasa haus ketika asyik bermain.

3. Perhitungan Panduan Menu Makan Balita Sesuai Gizi Seimbang

Di usia empat sampai lima tahun atau usia prasekolah, perubahan nafsu makan anak
sangat normal terjadi. Berikut panduan porsi dan menu makanan balita agar gizi
tetap terpenuhi:
Makan pagi
Dalam sehari, konsumsi karbohidrat untuk anak 4-5 tahun setidaknya enam kali
sehari dengan ketentuan makan sedikit-sedikit tapi sering. Beberapa pilihan
menunya:
 2 lembar roti gandum (70 gram)
 4 lembar daun selada (10 gram)
 3 iris tomat (10 gram)
 1 lembar daging asap rebus (30 gram)
 1 gelas susu putih (200 ml)
Anda bisa memberikan sumber karbohidrat secara selang-seling supaya anak tidak
bosan.

Selingan (camilan)
 2 potong buah pepaya ukuran besar (200 gram)
Makan siang
 1 piring nasi putih (100 gram)
 1 mangkuk sedang sayur bayam bening (40 gram)
 1 potong dada ayam panggang tanpa kulit (55 gram)
 1 potong tahu (50 gram)
Selingan (camilan)
Camilan bisa dalam bentuk buah, seperti:
 1 buah mangga ukuran besar (200 gram)
Potong buah dalam ukuran kecil untuk mengurangi risiko anak pra sekolah tersedak.
Makan malam
 1 piring nasi putih (100 gram)
 1 mangnkuk sedang tumis sawi hijau (40 gram)
 1 potong sup ikan patin (50 gram)
 1 potong tempe (50 gram)
Biarkan anak memilih sendiri makanan yang ingin disantap. Anda tidak perlu
memberi susu rendah lemak untuk balita karena ia masih dalam masa pertumbuhan
dan membutuhkan lemak.

4. Hal yang Harus Perhatikan Menu Makan Gizi Balita


Ketika memberi makanan pada anak, sangat penting menghindari kondisi tersedak
yang bisa membahayakan si kecil. Berikut jenis makanan yang sebaiknya tidak
diberikan atau diberikan tapi dengan pengawasan:
 Tipe makanan licin (anggur utuh, sosis, bakso, permen)
 Makanan berukuran kecil (kacang-kacangan, keripik, popcorn)
 Makanan yang lengket (selai, marshmallow)
Untuk mengatasinya, selalu potong makanan balita menjadi potongan kecil yang
mudah dikunyah dan selalu perhatikan setiap dia makan agar tidak tersedak. Selain
itu, dengan memperhatikan anak saat makan bisa membuat Anda tahu bila si kecil
memiliki alergi terhadap makanan tertentu. Ini penting agar ia bisa segera ditangani
oleh dokter.

2.1 Status Gizi pada Anak Prasekolah dan Balita


A. Pengertian Status Gizi
Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak yang
diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi juga didefinisikan
sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan
masukan nutrient (Antini, 2018).

B. Susunan GIzi pada Anak Balita dan


Prasekolah Pada anak Balita
status kebutuhan gizi makro harian balita usia satu sampai tiga tahun meliputi:
Energi: 1125 kilo kalori (kkal), Protein: 26 gram, Karbohidrat: 155 gram, Lemak: 44 gram,
Air: 1200 milimeter (ml), Serat: 16 gram
Sementara kebutuhan zat gizi mikro harian anak, meliputi:
Vitamin
Jenis vitamin yang perlu didapatkan oleh anak usia 1-3 tahun yaitu: Vitamin A: 400
mikrogram (mcg), Vitamin D: 15 mcg, Vitamin E: 6 miligram (mg), Vitamin K: 15 mcg
Sementara takaran dan jenis mineral yang beri diperoleh si kecil usia 1-3 tahun, seperti:
Mineral
Kalsium: 650 gram, Fosfor: 500 gram, Magnesium: 60 mg, Natrium: 1000 mg, Besi: 8
mg)Berbagai mineral di atas merupakan kebutuhan gizi makro dan mikro pada balita usia
1 sampai balita usia 3 tahun yangperlu dipenuhi agar kesehatan si kecil tetap terjaga.

Pada anak Prasekolah


Sesuai dengan angka kecukupan gizi (AKG) dari Kementerian Kesehatan RI, rata-rata
kebutuhan energi harian anak usia 4-6 tahun yakni 1.600 kalori. Maka sebisa mungkin,
sajikan menu makan untuk memenuhi gizi anak prasekolah dalam porsi yang mudah
digenggam dan dikunyah. Jangan bingung. Berikut pilihan makanan yang dapat diberikan
untuk mencukupi gizi anak prasekolah:
1. karbohidrat
Masa prasekolah merupakan masa-masa di mana anak sibuk beraktivitas fisik
untuk lebih mengenal dunia sekitarnya. Itu sebabnya, nafsu makan anak mudah berubah-
ubah demi mencukupi kebutuhan energinya sepanjang hari. Sebisa mungkin, pastikan
setidaknya anak mendapatkan sekitar 220 gram karbohidrat sehari.
2. Protein
Kebutuhan gizi protein untuk anak usia prasekolah adalah sebanyak 35 gram per
hari. Supaya terpenuhi dengan baik. Pertama, yakni protein hewani yang berasal dari
sumber hewani seperti daging sapi, daging ayam, ikan, telur, susu, dan lain sebagainya.
Kedua, yakni protein nabati yang bisa dengan mudah diperoleh dari tumbuh-tumbuhan.
Contohnya seperti buah-buahan, tempe, tahu, kacang kedelai, kacang merah, dan
berbagai jenis kacang-kacangan lainnya.
3. Lemak
Anak-anak usia prasekolah membutuhkan asupan gizi lemak sekitar 62 gram
setiap harinya. Namun jangan salah, tidak sembarang lemak bisa Anda berikan begitu
saja pada anak. Lemak terbagi menjadi 2, Pertama lemak baik. Jika ingin anak
memperoleh jenis lemak yang satu ini, Anda bisa memberikan buah alpukat, kacang
almond, minyak zaitun, ikan salmon, tofu, dan lainnya. Kedua lemak jahat biasanya
didapatkan dari makanan
sumber lemak jenuh dan lemak trans. Ambil contoh seperti lemak dari daging merah,
daging ayam, serta minyak kelapa sawit.
4. Serat
Anak prasekolah sekitar usia 4-6 tahun, membutuhkan setidaknya asupan gizi dari
2 porsi buah dan 3 porsi sayuran setiap harinya. Sebagai perbandingan, satu porsi buah
adalah satu buah yang berukuran sedang atau dua buah ukuran kecil.Misalnya satu buah
tomat besar atau dua buah tomat kecil. Sementara itu, satu porsi sayuran sama dengan
satu buah kentang ukuran sedang atau 30 gram bayam (satu ikat bayam utuh sekitar 200
gram).
5. Vitamin & Mineral
Pastikan Anda memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral anak dalam sehari dengan
memberikannya sumber makanan bergizi.Daging hewan tanpa lemak dari ikan, ayam,
dan unggas dapat membantu memenuhi kebutuhan zat gizi mikro. Mulai dari zat besi,
seng, kalsium, natrium, tembaga, vitamin A, vitamin B, serta segudang vitamin dan
mineral lainnya.Salah satu mineral yang baik untuk pertumbuhan tubuh anak yakni
kalsium. Kalsium sangat diperlukan untuk pembentukan tulang dan gigi anak. Bukan
hanya itu, kalsium juga diperlukan untuk fungsi jantung, pembekuan darah, serta fungsi
otot.
C. Menu seimbang untuk anak Balita dan Prasekolah

BALITA
Makan pagi
Dalam sehari, konsumsi karbohidrat untuk anak 4-5 tahun setidaknya enam kali sehari
dengan ketentuan makan sedikit-sedikit tapi sering. Beberapa pilihan menunya:
 2 lembar roti gandum (70 gram)
 4 lembar daun selada (10 gram)
 3 iris tomat (10 gram)
 1 lembar daging asap rebus (30 gram)
 1 gelas susu putih (200 ml)
Anda bisa memberikan sumber karbohidrat secara selang-seling supaya anak tidak bosan.
Selingan (camilan)
 2 potong buah pepaya ukuran besar (200 gram)
Makan siang
 1 piring nasi putih (100 gram)
 1 mangkuk sedang sayur bayam bening (40 gram)
 1 potong dada ayam panggang tanpa kulit (55 gram)
 1 potong tahu (50 gram)
Selingan (camilan)
Camilan bisa dalam bentuk buah, seperti:
 1 buah mangga ukuran besar (200 gram)
Potong buah dalam ukuran kecil untuk mengurangi risiko anak pra sekolah tersedak.
Makan malam
 1 piring nasi putih (100 gram)
 1 mangnkuk sedang tumis sawi hijau (40 gram)
 1 potong sup ikan patin (50 gram)
 1 potong tempe (50 gram)

PRASEKOLAH
Makan pagi (sarapan)
 2 lembar roti gandum (70 gram)
 4 lembar daun selada (10 gram)
 3 iris tomat (10 gram)
 1 lembar daging asap rebus (30 gram)
 1 gelas susu putih (200 ml)
Selingan (camilan)
 2 potong buah pepaya ukuran besar (200 gram)
Makan siang
 1 piring nasi putih (100 gram)
 1 mangkuk sedang sayur bayam bening (40 gram)
 1 potong dada ayam panggang tanpa kulit (55 gram)
 1 potong tahu (50 gram)
Selingan (camilan)
 1 buah mangga ukuran besar (200 gram)
Makan malam
 1 piring nasi putih (100 gram)
 1 mangnkuk sedang tumis sawi hijau (40 gram)
 1 potong sup ikan patin (50 gram)
 1 potong tempe (50 gram)
2.2 Kesulitan Makan dan Cara Mengatasi
A. Pengertian
Kesulitan makan adalah ketidakmampuan untuk makan dan menolak makanan
tertentu. Gangguan kesulitan makan pada anak sering kita jumpai pada masyarakat
awam yang belum memahami prosedur pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak
(Hidayat, 2007). Kesulitan makan merupakan ketidakmampuan anak untuk
mengkonsumsi sejumlah makanan yang diperlukannya secara alamiah dan wajar
yaitu dengan menggunakan mulutnya secara sukarela.
Masalah kesulitan makan sering dihadapi baik oleh para orang tua, dokter maupun
tenaga kesehatan lain. Keluhan yang sering muncul adalah anak tidak mau makan,
menolak makan, proses makan yang terlalu lama, hanya mau minum saja, kalau
diberi makan muntah, mengeluh sakit perut, bahkan ada yang disuruh makan marah-
marah bahkan mengamuk. Keluhan-keluhan yang sering muncul pada anak
menunjukan tanda – tanda gangguan kesulitan makan. Sekitar 25%-40% anak
dilaporkan mengalami kesulitan makan.
Soedibyo dan Mulyani (2009) menjelaskan bahwa kesulitan makan merupakan
ketidakmampuan anak untuk mengkonsumsi sejumlah makanan yang diperlukannya,
secara alamiah dan wajar, yaitu dengan menggunakan mulutnya secara sukarela.
Kesulitan makan pada anak merupakan masalah yang serius karena dampak terhadap
tumbuh kembang anak serta kemungkinan kualitas hidup kurang optimal. Deteksi
dini masalah kesulitan makan sangat penting agar dampak negatif dapat dicegah dan
tidak bberkepanjanganPermasalahan makan pada anak merupakan hal yang sudah
umum di alami. Namun, walaupun masalah ini sudah umum, seringkali para orang
tua mengganggap remeh. Padahal jika dialami dalam jangka waktu lama dapat
berakibat buruk pada pertumbuhan dan perkembangan anak.

b. Faktor Penyebab Kesulitan Makan


Menurut Winarsho (2009), kesulitan makan disebabkan oleh beberapa hal
diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Faktor organik
Proses makan dimulai dari memasukkan makan ke rongga mulut, yang
meliputi (bibir, gusi, lidah, rongga mulut) sampai dengan usus dan organ-organ
tubuh yang berhubungan dengan pencernaan, yang dipengaruhi oleh system
saraf. Gangguan fungsi susunan saraf pusat tersebut berupa gangguan
neuroanatomis
dan neurofungsional. Salah satu manifestasi klinis yang terjadi adalah
gangguan koordinasi motorikkasar pada mulut. Berbagai kelainan atau
penyakit pada organ-organ tersebut pada umumnnya akan mengakibatkan
gangguan yang menyebabkan gangguan makan. Gangguan bisa berupa saat
anak mengalami sariawan, sakit tenggorokan atau adanya penyakit di organ
pencernaan.
2) Faktor psikologis
Sering kali menjadi hambatan dalam perkembangan ketrampilan makan anak.
Sikap memaksakan makanan pada anak akan menyebabkan anak merasakan
proses makan sebagai saat yang tidak menyenangkan yang berakibat timbulnya
rasa anti terhadap makanan.
3) Faktor nutrisi
Pengetetahuan ibu dalam kemampuan menentukan jenis dan jumlah makanan
yang diberikan kepada anak harus sesuai perkembangan usianya. Ketepatan
jenis dan jumlah makanan sangat menentukan pemenuhan gizi pada anak.

Menurut Judarwanto (2006) ada tiga faktor penyebab kesulitan makan yaitu:
1) Hilangnya nafsu makan
Pengaruh hilangnya atau berkurangnya nafsu makan tampaknya merupakan
penyebab utama masalah kesulitan makan pada anak. Pengaruh nafsu makan
ini bisa mulai dari yang ringan (berkurang nafsu makan) hingga berat (tidak
ada nafsu makan) Berkurang atau hilangnya nafsu makan ini sering diakibatkan
karena gangguan fungsi saluran cerna, penyakit infeksi, infeksi tubercolosis,
infeksi saluran kencing, infeksi parasit cacing.
2) Gangguan proses makan dimulut
Proses makan terjadi mulai dari memasukan makan dimulut mengunyah dan
menelan. Ketrampilan dan kemampuan koordinasi pergerakan mototik kasar
disekitar mulut sangat berperan dalam proses makan tesebut. Pergerakan
motorik tersebut berupa koordinasi gerakan menggigt, mengunyah dan
menelan dilakukan oleh otot rahang atas bawah, bibir, lidah dan banyak otot
lainya disekitar mulut. Gangguan proses makan dimulut tersebut seringkali
berupa gangguan mngunyah makanan, keterlambatan bicara dan gangguan
bicara (cadel, gagap, bicara terlalu cepat sehingga sulit dimengerti).
3) Pengaruh psikologis
Gangguan psikologis meliputi gangguan sikap negativisme, menarik perhatian,
perasaan lain pada anak, kebiasaan rewel pada anak digunakan sebagaiupaya
untuk mendapatkan yang sangat diinginkannya, sedang tertarik permainan atau
benda lainnya, atau meniru pola makan orang tua atau saudaranya. Beberapa
aspek psikologis dalam hubungn antara anggota keluarga lainnya dapat
mempengaruhi kondisi psikologis anak, misalnya bila hubungan antara orang
tua yang tidak harmonis, hubungan antara anggota keluarga lainnya tidak baik
atau suasana keluarga yang penuh pertentangan, permusuhan atau emosi yang
tinggi akan mengakibatkan anak mengalami ketakutan, kecemasan, tidak
bahagia, sedih dan depresi. Hal ini mengakibatkan anak tidak aman dan
nyaman sehingga membuat anak menarik diri dari kegiatan atau lingkungan
keluarga termasuk aktivitas makannya.

A. Gejala Kesulitan Makan


Jika bayi atau anak menunjukkan gangguan yang berhubungan dengan makan
atau pemberian makan akan segera mengundangkekawatiran ibu. Keluhan yang
biasa disampaikan tentang gejala kesulitan makan menurut Sunarjo (2009), antara
lain :
1. Penerimaan makanan yang tidak/kurang memuaskan
2. Makan tidak mau ditelan
3. Makan terlalu sedikit atau tidak nafsu makan
4. Penolakan atau melawan pada waktu makan
5. Kebiasaan makan makanan yang aneh (pika)
6. Hanya mau makan jenis tertentu saja
7. Cepat bosan terhadap makanan yang disajikan
8. Kelambatan dalam tingkat keterampilan makan dan keluhan lain

Menurut Judarwanto (2006), gejala anak kesulitan makan adalah sebagai berikut:
1. Memuntahkan atau menyemburkan makanan yang sudah masuk di mulut
anak
2. Makan lama-lama dan memainkan makanan
3. Sama sekali tidak mau memasukkan makanan ke dalam mulut atau
menutup mulut rapat-rapat
4. Memuntahkan atau menumpahkan makanan dan menepis suapan dari
orangtua
5. Tidak menyukai banyak variasi makanan atau suka pilih-pilih makan
6. Kebiasaan makan yang aneh dan ganjil

B. Bentuk Kesulitan Makan


1) Dawling
Dawling adalah makan dengan cara lambat yang disebabkan karena faktor
psikologis dan bukan faktor bawaan. Biasanya anak akan membiarkan
makanan dalam mulut tanpa dikunyah.
2) Psikogenik anoreksia
Psikogenik anoreksia adalah berkurangnya nafsu makan yang disebabkan
oleh faktor psikologis. Hal ini berbeda dengan anoreksia, karena anoreksia
disebabkan oleh adanya penyakit organik. Berkurangnya nafsu makan yang
disebabkan oleh penyakit organik biasanya timbul mendadak dan pada
seluruh makanan.
3) Menolak untuk Menguyah Makanan
Anak sering sekali menunjukkan sifat menolak makan. Sesekalinya anak
mau membuka mulutnya makanan tersebut tidak dikunyah, namun hanya
didiamkan didalam mulut. Makanan yang sudah dimasukkan dalam mulut
enggan untuk dikunyah hanya didiamkan dalam mulut, bahkan makanan
yang sudah ditelan dikeluarkan kembali.
C. Cara Mengatasi Kesulitan Makan

Menurut Winarsho (2009), mengatasi anak sulit makan bukanlah persoalan


mudah, ada beberapa cara mengatasi kesulitan makan antara lain :
1) Perhatikan variasi menu makanan dan bentuknya, buatlah semenarik
mungkin agar anak tidak merasa bosan. Bila anak enggan mengkonsumsi
nasi, bisa diganti dengan roti, macaroni, atau pasta.
2) Sajikan camilan padat kalori semisal buah potong, jus buah, kacang hijau
dengan susu, atau yoghurt menjelang jam makan sehingga anak tidak merasa
lapar.
3) Hindari makanan manis, seperti permen, minuman ringan, coklat dan snack
mengandung MSG mendekati jam makan.
4) Jangan memberikan susu terlalu banyak. Berikan susu dua kali saj dalam
sehari. Dua gelas susu dapat mencukupi kebutuhan kalsium dan fosfor dalam
sehari.
5) Orang tua memberi contoh pola makan sehat pada anak. Anak akan meniru
apa yang dilakukan oleh keluarganya. Ajak anak makan panganan sehat.
6) Perhatikan kondisi anak, jika ia sakit atau sedih, umumnya menjadi sulit
makan, karena itu siasati dengan memberikan makanan ringan padat kalori.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Pola asuh anak merupakan kemampuan keluarga dalammenyediakan waktu,


perhatian dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh dan berkembang
dengan sebaik-baiknya. Sikap dan perilaku ibu atau pengasuh lain dalam hal
kedekatannya dengan anak, memberikan makan, merawat kebersihan, dan
memberikan kasih sayang akan berpengaruh terhadap fisik, mental dan sosial
anak (Zeitlin, 2000 dalam Rosmana, 2003).
Pola asuh makan anak selalu berkaitan dengan kegiatan pemberianmakan
yang akhirnya akan memberikan sumbangan status gizinya. Praktek pemberian
makan pada anak memiliki peran yang sangat besar dalam asupan nutrisi anak.
Pemberian nutrizi yang baik tentunya akan sangat berpengaruh pada
perkembangan anak.

3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini penulis penyarankan kepada pembaca untuk
bisa mengembangkan serta merealisasi kembali kepada masyarakat agar dapat
memberikan makanan serta gizi seimbang sesuai kebutuhan anak berdasarkan
umurnya. Agar pertumbuhan anak dapat berkembang dan terpenuhi sesuai
kriteria umurnua.
DAFTAR PUSTAKA

Adriani, M & Kartika, V. 2013. ‘PolaAsuhMakanPadaBalitadengan Status GiziKurang di


JawaTimur, Jawa Tengah dan Kalimantan Tengah Tahun

2011’, BuletinPenelitianSistemKesehatan, vol.16, hh.185-193.

Antini,2018 Penelitian status gizimerupakanpengukuran yang didasarkanpada data


antropometrisertabiokimiahttp://repository.poltekkes- denpasar.ac.id/831/3/BAB
%20II%20%281%29.pdfdiaksespada 2 maret 2021

Damar,2020 PanduanMemenuhiKebutuhanGiziBalitaUsia 1-5


Tahunhttps://hellosehat.com/parenting/anak-1-sampai-5-tahun/gizi-pada-balita/diaksespada 2
maret 2021

Damar,2019 PanduanMemenuhiKebutuhanGiziHarianuntukAnakUsiaPrasekolah (4-6 Tahun)


https://hellosehat.com/parenting/anak-1-sampai-5-tahun/gizi-anak-prasekolah/diaksespada 2
maret 2021

Hidayat, A.A. 2008. IlmuPengantarKeperawatanAnak. Jakarta : SalembaMedika.

Hal-hal yang perludiketahuidalamperkembangananak.


https://www.cussonskids.co.id/perkembangan-anak/diaksespada 2 maret 2021 pukul 21.25
Pertumbuhandanperkembangan. http://repository.unimus.ac.id/900/2/BAB
%20II.pdfdiaksespada 2 maret 2021 pukul 21.46

Judarwanto W. PerilakuMakanAnakSekolah. Direktorat Bina Gizi. 2011:1-4.

Mansur, arifrohman. 2019. Tumbuhkembanganakusiaprasekolah

file:///C:/Users/user/Documents/SEMESTER%202/materi/GIZI%20DAN%20DIET/perkemban
gan%20pada%20pra%20sekolah.pdfdiaksespada 2 maret 2021 pukul 20.50

PanduanMencukupiKebutuhanGiziHarianuntukAnakUsiaSekolah (6-9 Tahun)


https://hellosehat.com/parenting/anak-6-sampai-9-tahun/kebutuhan-asupan-gizi-anak/#gref

diaksespada 2 maret 2021 pukul 11:49

PanduanMemenuhiKebutuhanGiziBalitaUsia 1-5 Tahunhttps://hellosehat.com/parenting/anak-


1-sampai-5-tahun/gizi-pada-balita/#gref

diaksespada 2 maret 2021 pukul 12:28

PanduanMemenuhiKebutuhanGiziBalitaUsia 1-5 Tahun” https://hellosehat.com/parenting/anak-


1-sampai-5-tahun/gizi-pada-balita/#grefdiaksespada 2 maret 2021 pukul 12:28

PanduanMencukupiKebutuhanGiziHarianuntukAnakUsiaSekolah (6-9 Tahun)”


https://hellosehat.com/parenting/anak-6-sampai-9-tahun/kebutuhan-asupan-gizi-
anak/#grefdiaksespada 2 maret 2021 pukul 11:49

Anda mungkin juga menyukai