Anda di halaman 1dari 3

Tugas: Membuat gambaran diri sebagai Guru Penggerak di masa depan

Disusun Oleh : Sri Hastuti

CGP A. 10 Kabupaten Kebumen

Fasilitator : Bpk. Wahyu Saryadi

Guru Penggerak sebagai penghamba murid telah terwujudkan dalam Nilai dan peran
Guru Penggerak serta kaitannya dengan Filosofi Ki Hadjar Dewantara sebagai acuan utamanya.
Filosofi Ki Hadjar Dewantara yang menanamkan nilai-nilai among, yaitu guru sebagai teladan,
sebagai pemberi semangat dalam menciptakan ide kreatif, dan pendorong motivasi adalah peran
serta guru dalam menuntun kodrat anak dalam pembelajaran agar sebagai pribadi maupun bagian
dari masyarakat dapat mencapai kebahagiaan dan keselamatan setinggi-tingginya. Filosofi Ki
Hadjar Dewantara itu adalah akar dari tumbuhnya Nilai dan Peran Guru Penggerak yang harus
senantiasa dipupuk, disiangi, disiram, dirawat sepenuhnya demi terwujudnya produk atau hasil
pembelajaran yang mencerminkan profil pelajar Pancasila serta terjalinnya komunitas-komunitas
pendidik yang saling mengisi dan melengkapi dalam satu ekosistem pembelajaran yang utuh.
Seorang guru Penggerak harus memiliki nilai (value) yang terkandung dari setiap peran
yang dijalankan atau diterapkan baik dalam proses pembelajaran di dalam kelas, di luar kelas
maupun kegiatan lainnnya di luar lingkungan sekolah. Nilai-nilai tersebut tentunya sudah melekat
dalam diri seorang guru, dan juga mampu diterapkan lewat rasa (kelakukan/sikap) dan karsa
(Tindakan atau perbuatan/psikomotor). Nilai-nilai tersebut tentunya sangat diharapkan dapat
diaktualisasikan lewat perilaku, dan perbuatan dari anak didik. Dalam menjalankan setiap kegiatan
nilai-nilai itu akan tersirat atau dapat dikemas dalam setiap kegiatan pembelajaran. Nilai-nilai
dimaksud adalah; Nilai Mandiri, Nilai Kolaboratif, Nilai Reflektif, Nilai Inovatif dan Nilai Berpihak
Pada Peserta Didik.
Untuk itu saya selaku Guru Penggerak te;ah menyusun program sebagai berikut :
1. Saya mmerencakana mengikuti kegiatan-kegiatan Seminar, Workshop, Pelatihan, Diklat tanpa
menunggu perintah dari atasan atau dari dinas Pendidikan 2 – 3 kali dalam setahun. ( Mandiri)
2. Menjalin kerja sama (membuat MoU) dengan pihak ke 3 untuk memperlancar kegiatan
intakurikuler dan ekstra kurikuler di sekolah ( Kolaborasi ) contohnya :
a. Bekerjasama dengan guru, komite sekolah, tomas dan toga dalam menyusun dan merevisi
visi dan misi sekolah.
b. Bekerjasama dengan guru untuk menyukseskan kegiatan literasi sekolah
c. Bekerjasama dengan toga dalam kegiatan keagamaan.
d. Bekerjasama dengan pelatih seni untuk mengaktifkan kegiatan ekskul seni tari, seni drum
band dan seni bela diri
3. Merefleksi keterlaksanaan kegiatan program yang telah disusun dan di laksanakan. ( Reflektif)
Saya secara rutin maksimal sebulan sekali melaksanakan rapat sekolah dan agenda di dalamnya
salh satunya adalh kegiatan refleksi. Dalamrefleksi ini kita dapat mengetahu sejauh mana
program berjalan, kendala dan juga harapan agar program dapat berjalan lebih baik. Misal
dalam ekskul seni bela diri, awal pertemuan banyak, setelah 3 kali 4 kali peserta mulai
berkurang, kita bicarakan dan cari penyebabnya ternyata karena murid beranggapan ekskul tidak
penting, tidak dinilai, dan mereka beranggapan lebih baik bermain daripada berangkat ekskul.
Akhirnya dibuat kesepakatan agar anak kelas 3,4,5 dan 6 mengikuti ekskul dalam pengawasan
guru kelas,awalnya seperti terpaksa lama-lama melalui observasi ternyata mereka
menyukaikegiatn ini,jika sudah tiba hari jadwal ekskul ini mereka selalu mencari informasi.
4. Membuat inovatif pembelajaran bersama guru –guru disekolah ( inivatif)
a. Merencanakan pembelian Laptop dan proyektor untuk menunjang pembelajaran setahun 1
unit
b. Mengarahkan dan menganjurkan guru-guru untuk memanfaatkan teknologi dalam
pembelajaran.
c. Mengarahkan dan menganjurkan guru-guru untuk lebih maksimal dalam pemanfaatan
lingkungan sebagai sumber belajar.
d. Menggiatak komunitas belajar dan membuat agenda seminggu sekali mengadakan kegatan
berbabgi praktik baik sesama guru.
5. Mengutamakan kepentingan serta kesejahteraan murid sebagi prioritas utama dengan
menyelenggarakan ( Berpihak kepada murid):
a. Pembelajaran berbasis inklusi
Kegiatan pembelajaran dengan memperhatikan kebutuhan dan gaya belajar setiap murid.
Dengan menggunakan berbagai strategi pengajaran yang memungkinkan seluruh murid
terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
b. Bimbingan pribadi
Bimbingan ini nantinya ditujukan kepada murid yang mengalami kesulitan dalam
memahami materi pelajaran. Memberikan perhatian secara ekstra dan dukungan kepada
murid yang membutuhkan.
c. Menghormati perbedaan
Mengajarkan dan menghargai keragaman budaya, agama, latar belakang sosial, serta
keunikan individu pada setiap murid. Menyediakan ruang bagi murid untuk bisa berbagi
pengalaman dan pandangan mereka.
d. Mengatasi intimidasi dan pelecehan
Bersama guru membentuk kebijakan sekolah yang tegas pada intimidasi dan pelecehan.
Memberikan perlindungan serta dukungan bagi murid yang menjadi korban. Mengadakan
kegiatan pendidikan dan kesadaran terkait pentingnya menghormati orang lain .Dan juga
membentuk Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan.
e. Pembelajaran berbasis proyek Pembelajaran ini nantinya melibatkan murid dalam proyek
pembelajaran yang relevan dan bermakna. Memberikan kesempatan bagi murid untuk bisa
mengembangkan keterampilan kolaboratif, kritis, dan kreatif dengan melalui proyek yang
menarik minat mereka.
f. Kegiatan Ekskul yang beragam Kegiatan ini biasanya menyediakan berbagai macam pilihan
kegiatan ekstrakurikuler yang memungkinkan setiap murid untuk mengeksplorasi minat dan
bakat mereka di luar kurikulum. Memastikan bahwa semua murid telah merasa didukung
dan termotivasi pada kegiatan tersebut.

Demikian program yang saya lakukan setelah menjadi guru penggerak.

Anda mungkin juga menyukai