Materi Kuliah Teori Sains - Pencahayaan
Materi Kuliah Teori Sains - Pencahayaan
Capaian Kompetensi :
Mampu menjabarkan teori pencahayaan bangunan gedung, baik
melalui sistim penerangan alami siang hari maupun dengan
penerangan buatan.
Pascasarjana UNSRAT Mata Kuliah: SAINS ARSITEKTUR & EKONOMI BANGUNAN 2
P.S. ARSITEKTUR (S2) Pokok Bahasan : PENCAHAYAAN BANGUNAN & LINGKUNGAN
Dosen : Prof. Dr. Ir. Sangkertadi, DEA
❑ Hipotesa NEWTON
❑ Hipotesa HUYGENS
❑ Hipotesa dari Teori FISIKA MODERN (Teori Elektromagnetik
dan Teori Kwantum)
❑ Definisi dari IES (Illuminating Engineering Society)
Hipotesa NEWTON
(Abad 17)
Hipotesa HUYGENS
➢ fenomena interferensi gelombang dari cahaya (fenomena
ini tidak diungkapkan oleh Newton).
➢ pada cahaya juga berlaku hukum tentang gelombang.
➢ cahaya merambat dengan cara yang sama seperti halnya
materi lain yang dapat membentuk suatu gelombang
elastis.
➢ yang dianggap sebagai media penghantar proses
perambatan adalah ether alam.
Hipotesa HUYGENS
Sumber cahaya
Elektrik
Magnetik
Arah perambatan
W = h f (Joule)
h : konstanta Planck; f : frekuensi
Definisi dari
IES (Illuminating Engineering Society)
Spektrum Cahaya
1 A = 10-10 m
Warna Cahaya
▪ Cahaya putih secara fisis terdiri dari sejumlah warna yang
tercampur sehingga hanya menghasilkan warna putih.
▪ Warna-warna pada cahaya putih apabila dilewatkan pada
sebuah prisma kaca, akan terurai atau terdeviasi menjadi
seperti warna pelangi yang terdiri dari warna-warna dari
merah hingga ungu, yang berurut sebagai berikut : merah,
jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu. Warna ungu adalah
yang paling terdeviasi.
Warna Cahaya
Warna Cahaya
Kepekaan Mata Terhadap Warna
UNGU BIRU HIJAU KUNING MERAH
J
SENSIBILITAS
Fotometri
• Cabang ilmu pengetahuan yang secara khusus
mempelajari fenomena foto-cahaya.
• Didalamnya tercakup dasar-dasar fisis tentang cahaya,
intensitas cahaya, kecerlangan, warna, sifat-sifat lampu,
dll.
Fotometri
Flux Cahaya
Fotometri
Intensitas Cahaya
Fotometri
Dimisalkan terdapat satu flux cahaya
F, terpancar dalam berkas bersudut
solid / sudut ruang (solid angle) W
maka Intensitas cahayanya adalah :
F
I= F
W
W
A A
W= sumber cahaya
d2 d
(Bagian I) : Review Fisika Cahaya
Pascasarjana UNSRAT Mata Kuliah: SAINS ARSITEKTUR & EKONOMI BANGUNAN 2
P.S. ARSITEKTUR (S2) Pokok Bahasan : PENCAHAYAAN BANGUNAN & LINGKUNGAN
Dosen : Prof. Dr. Ir. Sangkertadi, DEA
Fotometri
Luminansi (Kecerlangan)
Luminansi atau kecerlangan disimbolkan dengan huruf L. Dimisalkan
terdapat sebuah permukaan berwarna putih yang terkena cahaya dari suatu sumber
cahaya di titik O
Luminansi atau kecerlangan rata-rata dari permukaan tersebut, bagi
O
observator/ pengamat yang berada di titik O adalah sebesar : W
I
L=
Ao A
Fotometri
O
Kuat Penerangan
Kuat penerangan (E) menunjukkan suatu kuantitas W
cahaya yang jatuh pada suatu bidang permukaan :
F
E= d
A F
Satuannya adalah "lux", dimana 1 lux = 1 lumen / m² (satuan
flux cahaya F adalah lumen)
A
W= A
d2 IW I A I
E= E= = EA =
F
F
2
A d A d2 A
I=
W
(Bagian I) : Review Fisika Cahaya
Pascasarjana UNSRAT Mata Kuliah: SAINS ARSITEKTUR & EKONOMI BANGUNAN 2
P.S. ARSITEKTUR (S2) Pokok Bahasan : PENCAHAYAAN BANGUNAN & LINGKUNGAN
Dosen : Prof. Dr. Ir. Sangkertadi, DEA
Fotometri
Kuat Penerangan
I
E = 2 cos 3
h
Fotometri
Lampu
Fotometri
Fotometri
Fotometri
Fotometri
Fotometri