Anda di halaman 1dari 10

GSJ: Volume 10, Issue 4, April 2022

ISSN 2320-9186 442

GSJ: Volume 10, Issue 4, April 2022, Online: ISSN 2320-9186


www.globalscientificjournal.com
“Pengaruh Membaca Buku Fiksi Terhadap Persepsi Remaja

Tentang Realitas”

Aprina Jovanka Sirait, Chontina Siahaan

Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi

Universitas Kristen Indonesia

aprinajvnka14@gmail.com , chontinasiahaan58@gmail.com

ABSTRAK

Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam membentuk karakter remaja di Indonesia,
dengan adanya Pendidikan, remaja yang mendapat Pendidikan secara resmi dari sekolah akan
diajarkan bagaimana cara berperilaku dengan sesama secara sopan dan santun. Dalam tulisan
kali ini, penulis ingin menegaskan mengenai seberapa besar pengaruh membaca buku fiksi
terhadap pemikiran/pandangan remaja dengan realita yang akan dihadapi nantinya. Mengingat
banyak dari segelintiran remaja di Indonesia memiliki minat baca terkhusus membaca buku-
buku yang tidak terjadi secara nyata atau dapat disebut buku fiksi, dimana buku tersebut
hanyalah karangan sang penulis buku yang sesuai dengan imajinasinya saja dan para pembaca
dibuat untuk terjun langsung untuk bersama-sama mengimajinasikan cerita yang ada di buku
fiksi tersebut, Terdapat beberapa efek yang ditimbulkan dari membaca buku fiksi jika terlalu
berlebih hingga dapat mengubah perspektif remaja di Indonesia ini. Penelitian ini dilakukan
dengan metode studi kepustakaan, yaitu dengan cara mengambil informasinya dari bemacam
tempat dari jurnal, dokumen maupun tulisan lainnya yang berkaitan dengan pandangan remaja
terhadap cerita fiksi. Berikutnya data tersebut kemudian dianalisis dengan metode kepustakaan
yaitu metode yang berusaha untuk mengungkapkan hasil dan pernyataan-pernyataan yang
sumbernya sudah didapatkan sebelumnya dari berbagai sumber. Hasil dari penelitian ini adalah
persepsi mengenai realitas tidak dapat dicampurkan dengan cerita-cerita fiksi yang ada dalam
karya sastra, setiap remaja harus memiliki pengetahuan yang cukup dan dapat membedakan
antara bepikir logis mengenai realitas kehidupan dengan imajinasi yang dipakai pada saat
membaca buku fiksi tersebut juga pada saat membaca buku haruslah sampai selesai agar tidak
terjadi kesalahpahaman maksud dan juga jangan memiliki pendapat terlebih dahulu sebelum
membaca buku fiksi tersebut.

GSJ© 2022
www.globalscientificjournal.com
GSJ: Volume 10, Issue 4, April 2022
ISSN 2320-9186 443

KATA KUNCI

Buku Fiksi, Persepsi Remaja, Realitas

ABSTRAK

Education has an important role in shaping the character of adolescents in Indonesia, with
education, adolescents who receive formal education from schools will be taught how to
behave with others in a polite and courteous manner. In this article, the author wants to
emphasize how much influence reading fiction books has on the thoughts/views of teenagers
with the reality they will face later. Considering that many teenagers in Indonesia have an
interest in reading, especially reading books that do not happen in real life or can be called
fiction books, where the book is only written by the author of the book according to his
imagination and the readers are made to go directly to work together. imagining the stories in
the fiction book. There are several effects of reading fiction books if too much can change the
perspective of teenagers in Indonesia. Next, the data is then analyzed using the library method,
which is a method that seeks to reveal the results and statements whose sources have been
previously obtained from various sources. The results of this study are perceptions of reality
cannot be mixed with fictional stories in literary works, every teenager must have sufficient
knowledge and be able to distinguish between logical thinking about the reality of life and the
imagination used when reading fiction books as well as when reading a book, it must be
finished so that there is no misunderstanding of intent and also do not have an opinion before
reading the fiction book.

KEYWORD

Fiction book, Teenagers Perception, Reality

PENDAHULUAN

Dalam kegiatan apapun setiap orang minat baca adalah satu perhatian yang
memiliki minatnya masing-masing dalam penting dan mendalam dengan disertai
mencapai sebuah kepuasan yang ada di perasaan Bahagia dari dalam diri sendiri
dalam dirinya sendiri. Dan disini salah satu dengan kemauannya sendiri ataupun
minat yang akan dibahas ialah minat dorongan dari luar. Menurut Nurgiantoro
membaca. Terdapat kutipan Herman (2010:2) di dalam salah satu bukunya yang
Wahadaniah dalam jurnal (Yunita berjudul “Teori Pengajian Fiksi”
Ratnasari, 2011: 16) disebutkan bahwa menjelaskan bahwa definisi fiksi sebagai

GSJ© 2022
www.globalscientificjournal.com
GSJ: Volume 10, Issue 4, April 2022
ISSN 2320-9186 444

prosa naratif yang sifatnya adalah minat pembaca atau yang biasa disebut
imajinatif. Namun bukan berarti bahwa “readers”.
keseluruhan isi cerita fiksi tersebut
Membahas mengenai persepsi, dalam buku
hanyalah khalayak penulis saja, biasanya
(Wood, 1997:47) perspesi adalah proses
cerita tersebut juga masuk akal dan
dalam memilah, mengatur dan menafsirkan
mengandung kebenarannya yang terjadi
orang, obyek, kejadian, situasi dan aktifitas.
serta dibuat secara dramatis sesuai dengan
Seringkali manusia hanya memilih perihal
salah satu ciri pembuatan cerita fiksi itu
tertentu yang dianggap penting dalam
sendiri. Salah satu karya sastra imajinatif
kehidupan mereka dan mencoba
yang adalah Novel, dibuat berlandaskan
menggambarkannya secara subjektif.
kesenangan dan tanggung jawab pengarang
Persepsi ini juga membentuk bagaimana
yang juga memiliki unsur estetika.
manusia memahami satu sama lain dan juga
Novel mempunyai tugas yang cukup mengambil keputusan di kehidupan
penting sebagai bahan bacaan yang dapat mereka, contohnya, jika ada seorang wanita
memberikan pengaruh moral ataupun nilai menyukai salah satu pria dan wanita
yang positif terhadap setiap pembacanya. tersebut mencoba menggambarkan sisi
Terdapat beberapa genre yang sudah baiknya saja, maka sang pria akan terlihat
diklasifikasikan secara menyeluruh yaitu, baik di mata wanita tersebut, hingga pada
novel romantis, horor, misteri, komedi, dan akhirnya dari sisi Wanita, ia akan mencoba
juga insiratif. Jika dilihat dari sepak memulai berkomunikasi dengan baik
terjangnya, maka dapat dikatakan bahwa bersama sang pria. Dengan begitu, persepsi
buku-buku fiksi sudah memiliki banyak dapat membantu seseorang dalam bersikap
masanya dan penggemarnya,terkhusus dan mengambil keputusan di
dikalangan remaja. Dikarenakan alasan kehidupannya.
yang jelas, kebanyakan novel menawarkan
Sedangkan, motivasi dan persepsi tidak
cerita yang berkaitan dekat dengan
bisa dipisahkan karenanya mereka saling
kehidupan anak remaja, semisal kisah
memengaruhi, dimana persepsi membentuk
percintaan, banyak sekali variasi novel
pandangan seseorang terhadap orang lain,
mengenai kisah tersebut, akan tetapi novel
Pandangan seperti inilah yang dapat
hanya menampilkan atau menceritakan
memotivasi seseorang/individu untuk
permukaannya saja, tidak secara
berpendirian ataupun bertindak sesuai
keseluruhan dikarenakan untuk menarik
dengan pandangannya. Dalam hal ini, novel
adalah salah satu hal yang dapat

GSJ© 2022
www.globalscientificjournal.com
GSJ: Volume 10, Issue 4, April 2022
ISSN 2320-9186 445

memengaruhi pandangan individu penikmat novel atau karya sastra tidak


terkhususnya untuk anak remaja di hanya mendapatkan dampak positif dalam
Indonesia. Padahal, menurut Santrock membaca novel tersebut melainkan
(2012) yang dikutip oleh Rahmaningsih & mendapatkan pula sisi negatif dari
Martini (2014:179), masa remaja adalah membaca novel/karya sastra lainnya.
masa-masa krusial bagi pekembangan perihal novel adalah suatu bacaan yang
individu, dikarenakan pada saat remaja hanya dapat dinikmati 1 arah maka setiap
itulah individu mulai mengalami transisi pembaca dapat meninterpretasikan bacaan
dari aspek biologis, kognitif serta sosial- tersebut menurut persepsinya tersendiri.
emosional. Hingga pada akhirnya secara
Akan menjadi baik apabila hal tersebut
tidak langsung para remaja mencari
dapat menciptakan hal positif bagi diri
identitas dirinya dan memahami dunianya
mereka. Namun, apa yang terjadi sekarang
dengan persepsi masing-masing.bersamaan
berbanding terbalik dengan apa yang
dengan pendapat Baran (2006) mengenai
diharapkan. Terdapat banyak anak remaja
penjelasan bahwa buku adalah wadah yang
yang mencampuradukan cerita yang ada di
memiliki fungsi untuk pengembangan diri.
dalam buku fiksi tersebut dengan
Salah satu karya sastra yang digandrungi
kehidupan nyata mereka. Karena itu,
banyak remaja perempuan adalah novel.
seringkali mereka beranggapan yang salah
Dikarenakan dalam novel memiliki cerita
mengenai realitas hidup ini yang tidak
yang cukup ringan, tidak menampilkan
sesuai dengan ekspetasi para remaja.
permasalahan kehidupan yang intens dan
juga rumit. Dengan begitu, karya sastra yang
seharusnya dijadikan sebagai wadah
Dalam kutipan Purnamasari (2013:4)
pengembangan individu malah menjadi
terdapat argumentasi bahwa ada hubungan
patokan dalam menjalani kehidupan nyata
positif antara kebiasaan membaca dan
anak remaja, bagaimana cara untuk tetap
pemahaman membaca. Membaca itu
memiliki perspesi terhadap kehidupan
sendiri menjadi sarana yang tepat untuk
nyata ini tanpa menjadikan novel sebagai
membangun konsep, mengembangkan
patokan kisah remaja nantinya?
pembedaharaan kata, memberi
pengetahuan dan mengembangkan konsep TINJAUAN PENELITI

diri serta sebagai suatu kesenangan.


Fokus dari penelitian ini adalah presepsi
Namun yang terjadi akhir-akhir ini adalah remaja Indonesia mengenai realitas yang
ternyata tidak sesuai dengan imajinasi yang
sesuatu yang tidak dapat dicegah, para disuguhkan dalam buku bacaan fiksi.

GSJ© 2022
www.globalscientificjournal.com
GSJ: Volume 10, Issue 4, April 2022
ISSN 2320-9186 446

Menurut (Retno Winarni, 2009:7) Sastra terjadi satu peristiwa akan


adalah hasil imajinasi pengarang yang
menimbulkan peristiwa lainnya.
berasal dari kehidupan manusia secara
langsung dengan bahasa sebagai medianya. terdapat alur maju, alur mundur dan
Dalam karya ini merupakan jembatan yang
juga alur campuran (maju+mundur)
dilukiskan penulis antara kehidupan dan
pikiran imajinatif individu ke dalam bentuk
dan struktur Bahasa. Menurut penelitian Dalam Bahasa Inggris terdapat beberapa
yang sudah dilakukan oleh Erawati, A, et.al variasi kata untuk imajinasi, yaitu imagery,
(2019), dalam tulisan diketahui bahwa
masih banyak remaja yang terbawa arus imaginary dan imagine. Pertama, Imagery
cerita buku fiksi yang adalah hanya cerita itu sendirj adalah Bahasa figurative untuk
imajinasi dari si penulis tersebut dan
kebanyakan dari mereka menginginkan mengarahkan suatu objek ataupun ide
cerita tersebut dapat terjadi dalam realitas dalam pikiran pembaca. Imagery juga
kehidupan namun seharusnya yang terjadi
tidaklah demikian karena itulah penulis sering diartikan sebagai
membuat tulisan ini agar para remaja perumpamaan/tamsil. Kedua, Imaginary
mendapat pengetahuan yang cukup
terhadap imajinasi buku fiksi dengan dalam Bahasa Indonesia dapat diartikan
realitas yang ada. sebagai pengkhayal, sementara itu kata
imagine kata kerja yang yang maksudnya
Terbentuknya karya fiksi karena terdapat
beberapa unsur, begitupun dengan Novel, adalah suatu gambaran objek atau juga
berikut unsur pembentuk/pembangun
memikirkan apa yang akan terjadi atau
Novel:
tidak bisa terjadi. Imagine merupakan
1. Tokoh, yang adalah orang atau karakter
Tindakan mengimajinasikan.
dalam suatu karya sastra tersebut, tokoh
dikatakan penting karena nantinya Perlu diingat bahwa terdapat perbedaan

tokoh yang akan bermain dalam cerita, kontras mengenai berimajinasi dan berpikir

dan juga tokoh berperan dalam (logis). Berpikir adalah suatu kegiatan yang

membentuk minat, keinginan, emosi, berkaitan dengan mental yang bertujuan

dan moral yang ingin ditampilkan menciptakan pengetahuan yang dibarengi

dalam suatu cerita tersebut dengan konsep yang seirngkali bersifat

2. Tema, adalah dasar dari suatu cerita, mengikat dan terbatas. cenderung sifatnya

gagasan/I de pokok yang dituangkan membatasi dan mengikat. Berbeda dengan

penulis ke dalam karyanya secara berimajinasi, siapapun boleh berimajinasi

langsung maupun tidak langsung. sesuai pandangannya masing-masing tanpa

Sampai sekarnag ini, tema percintaan adanya faktor pengikat ataupun kebenaran

masih banyak diminati oleh remaja yang harus dijalankan. Karena itulah

3. Alur/Plot adalah urutan kejadian, urutan remaja yang membaca novel dapat dengan

ini sifatnya sebab-akibat, yaitu ketika leluasa berimajinasi tanpa memikirkan

GSJ© 2022
www.globalscientificjournal.com
GSJ: Volume 10, Issue 4, April 2022
ISSN 2320-9186 447

bagian terpenting dalam membaca suatu Fokus dari penelitian ini adalah bagaimana
bacaan, yaitu konsep diri yang secara tidak cara menjadikan novel tersebut menjadi
langsung akan terbangun sesuai dengan wadah untuk mengembangkan sifat dan hal
buku fiksi yang kita baca terus menerus. krusial lainnya bagi para pembaca,
terkhusus remaja, dalam melihat dunia
Dalam buku Philosophical Hermeneutics
yang secara real dan tidak terpengaruh oleh
(1997) milik Hans George Gadamer,
cerita fiksi yang ada dalam novel tersebut.
menjelaskan jika manusia adalah makhluk
Dan juga metode dalam penulisan ini
hidup yang bertumbuh dalam lingkup
menggunakan metode kualitatif dimana
sosial.. Citra mengenai manusia dan
metode ini dilakukan untuk menjelaskan
lingkunganya, seringkali dibentuk dan
dan menganalisis feonomena , peristiwa
rekan ulang dalam lembar sejarah.
dan juga persepsi seseorang atau kelompok
Penelitian ini menggunakan metode terhadapa sesuatu. Dengan begitu, proses
kepustakaan, dimana penulis mencari penelitian kualitatif dimulai dengan
berbagai informasi mengenai buku fiksi, menyusun asumsi dasar dan aturan berpikir
persepsi dan hal-hal lainnya dari berbagai kemudian dikumpulkan dalam riset dan
sumber yang berkaitan dengan karya sastra ditafsirkan oleh penulis.
untuk menunjang penulisan jurnal ini.

HASIL & PEMBAHASAN Terdapat 2 jenis persepsi yang ada yaitu,


persepsi dalam melihat manusia atau sosial
Persepsi merupakan kegiatan untuk
dan persepsi melihat objek. Dalam
mengerti atau memahami suatu arti atas
pembahasan kali ini persepsi yang
informasi yang ada. Persepsi juga sering
digunakan adalah persepsi terhadap
dipakai untuk mencurahkan sesuatu
manusia atau sosial, dimana persepsi ini
mengenai kejadi yang sudah dialami. Bimo
lebih efektif dibanding persepsi objek,
Walgito berpendapat bahwa persepsi
karena dalam persepsi melihat manusia
merupakan proses yang diawali dengan
dapat melihat sifat luar dan dalamnya,
alat-alat indra yang dimiliki tiap individu
maksudnya adalah mencampuradukan
maksudnya adalah alur masuknya stimulus
harapan, rasa dan sebagainya.
(rangsangan) oleh individu melalui alat
indra. Dan hal tersebut tidak terhenti begitu Persepsi melihat manusia adalah suatu
saja, akan terus berlanjut hingga proses kegiatan memahami maksud dari objek
persepsi itu sendiri., sosial tersebut dan kejadian yang terjadi di

GSJ© 2022
www.globalscientificjournal.com
GSJ: Volume 10, Issue 4, April 2022
ISSN 2320-9186 448

sekitar lingkungan kita. Karena pada juga konsep yang sudah dibahas tadi.
dasarnya setiap individu memiliki Disinilah para remaja harus bisa
pemikirannya masing-masing mengenai menentukan pandangannya sendiri dengan
kehidupan nyata yang ada disekelilingnya.. memikirkan konsep dirinya yang ada dalam
Disinilah kita akan membahas beberapa kehidupan nyatanya.
prinsip penting mengenai persepsi sosial:
Di dalam proses persepsi juga banyak
1. Perspesi berdasarkan pengalaman, stimulus yang masuk ke alat indra, otak
maksudnya pandangan mengenai sebagai tempat berkembangnya pemikiran,
seseorang yang berdasarkan tetapi ternyata rangsangan ataupun stimulus
pembelajaran dari masa lalunya yang diterima tidak memiliki daya Tarik
2. Persepsi bersifat selektif, rangsangan serentak sama. Menurut Rhenal Kasali,
yang kita terima adalah faktor terbesar pandangan ataupun persepsi dapat
yang dapat menjadi patokan selektifitas ditentukan oleh beberapa faktor:
tiap individu
A. Latar belakang budaya, pandangan
3. Persepsi bersifat terkaan, hal ini terjadi
yang berkaitan dengan budaya.
dikarenakan data yang ada atau pun
B. Pengalaman masa lalu, khalayak
diperolah tidak lengkap hingga
umumnya sudah mengetahui objek
menimbulkan dugaan-dugaan yang
yang dibicarakan. Maka semakin
memungkinkan kita untuk
banyak pengalaman yang dimiliki
menggambarkannya dalam sudut
khalayak akan memperkuat persepsi
pandangnya masing-masing
kita terhadap suatu objek/makhluk
4. Persepsi bersifat evaluatif, artinya
sosial tersebut
seringkali kita memiliki persepsi yang
C. Nilai-nilai yang dianut
dikira sesuatu yang nyata, namun alat
Nilai sifatnya normative, sumbernya
indra yang kita pakai (otak sebagai
berasal dari isu-isu yang porsinya lebih
dasar pemikiran) itu terkadang menipu
besar dan itu adalah bagian dari
sehingga kita seringkali meragukan
lingkungan budaya.
suatu pandangan yang sudah ada.
Dalam tulisan ini juga menggunakan teori
Dalam poin keempat inilah pembahasan
Stimulus Respons, yang adalah reaksi
kita akan semakin mengerucut mengenai
ataupun efek secara rangsangan tertentu
pandangan yang seringkali kita anggap
dan menjelaskan bagaimana
sesuai dengan fakta tetapi dipatahkan oleh
pembaca/pendengar itu mampu
indra (otak sebagai pusat kesadaran) dan

GSJ© 2022
www.globalscientificjournal.com
GSJ: Volume 10, Issue 4, April 2022
ISSN 2320-9186 449

memengaruhi orang lainnya sehingga penulis mengajak “readers’ nya untuk ikut
sampai terjadi perubahan pada sikapnya. andil dalam memainkan emosi dalam cerita
Seseorang dalam mmempersepsikan suatu yang dibacanya, dapat juga menambah
objek tentu tidak terlepas dari suatu proses, kemampuan membaca pikiran orang lain,
sesuai dengan pendapat Mendikbud menjadi lebih peka terhadap situasi sekitar
(1984:84) yang menjabarkan proses kemudian manfaat yang lainnya dapat
persepsi sebagai berikut: merilekskan tubuh, mempertajam otak,
meningkatkan empati, meningkatkan
1. Menghimpun, proses awal yaitu
kualitas tidur, semakin mudah untuk
mengumpulkan informasi yang datang
bersosialisasi. Disamping manfaat itu
dari luar melalui indra
semua, terdapat pula dampak negatif dalam
2. Seleksi, tiap individu menyeleksi setiap
membaca buku fiksi. Pertama,
rangsangan yang didapatnya
menyebabkan mata minus, jika terlalu lama
3. Mencampur, disini proses kreatifitas
membaca buku postur tubuh akan
terbentuk. Bagaimana kita
mengalami perubahan, juga dapat
mencampurkan berbagai informasi
menyebabkan berkurangnya daya ingat
yang sesuai dengan konsep
seseorang karena terjadinya tumpang tindih
4. Mengorganisir, informasi yang sudah
informasi yang ada di dalam otak. Dan yang
diterima kemudian dibentuk hingga
menjadi permasalahan inti dari tulisan ini
tersusun dan mendapat satu makna yang
adalah bagaiamana agar remaja memiliki
jelas
persepsi yang sesuai dengan realitas yang
5. Menginterprestasi, satu informasi yang
ada tanpa terpengaruh oleh imaginasi bebas
telah terpola ke dalam suatu inti yang
dari membaca buku fiksi?
bermakna.
1. Memilih topik bacaan yang sesuai
Terdapat dampak yang ditimbulkan dalam
dengan umur pembaca
membaca salah satu karya sastra, novel,
2. Usahakan untuk menyelesaikan
banyak sekali manfaat yang didapat dari
membaca 1 buku tersebut, agar tidak
membaca buku fiksi tersebut, dimulai dari
terjadi kesalahpahaman
mencegah depresi dan juga dapat
3. Mental block, maksudnya adalah
mengurangi stres, pada dasarnya karya fiksi
jangan mulai berpikir kita sudah
itu memiliki sifat untuk menghibur, lalu
mengetahui isi dalam buku tersebut
dapat meningkatkan kemampun mengolah
emosi, disini kita dapat melatih imajinasi
dan emosi, secara tidak langsung para

GSJ© 2022
www.globalscientificjournal.com
GSJ: Volume 10, Issue 4, April 2022
ISSN 2320-9186 450

4. Memiliki pengetahuan yang cukup agar


dapat membedakan imajinasi dan
berpikir yang logis

KESIMPULAN

Persepsi merupakan kegiatan untuk imajinasi bebas dari buku fiksi adalah yang
mengerti atau memahami suatu arti atas pertama dapat memilih topik bacaan yang
informasi yang ada. Persepsi juga sering sesuai dengan umurnya lalu berusaha untuk
dipakai untuk mencurahkan sesuatu menyelesaikan buku cerita tersebut agar
mengenai kejadi yang sudah dialami. tidak memiliki pandangan yang salah.
Dalam penelitian ini dapat dibuktikan Kemudian jangan selalu berpikiran apabila
bahwa masih banyak remaja di Indonesia kita sudah memahami isi dari buku fiksi
yang memiliki pandangan bahwa cerita yang akan kita baca nantinya dan terakhir
dalam buku fiksi akan terjadi juga dalam harus memiliki pengetahuan yang cukup
kehidupan nyata dan cara untuk memiliki agar dapat membedakan imajinasi dan
pandangan yang tidak terpengaruhi oleh berpikir yang logis.

DAFTAR PUSTAKA
Erawati, A., Sagala, M. S., Simangunsong, https://doi.org/10.24198/mh.v9i2.239
N. M., & Hutagalung, T. (2019). 00
Pengaruh Minat Baca Buku Fiksi
Novel Terhadap Karakter Sosial Siswa Rahmaningsih, Novia Dwi & Martani,
Kelas XI SMA Kartika I-2 Medan. Wisjnu. 2014. “Dinamika Konsep Diri
Prosiding Seminar Nasional PBSI II pada Remaja Perempuan Pembaca
Tahun 2019, 101–107. Teenlit”. Jurnal Psiki. Vol. 41, No. 2,
http://digilib.unimed.ac.id/id/eprint/3 Desember 2014. hlm. 179-189
8954
Purnamasari, Dewi. 2013. Hubungan antara
Ratnasari, Yunita. (2011).Pengaruh Kebiasaan Membaca dengan
Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Pemahaman Bacaan Siswa Kelas VIII
Minat Baca Siswa Kelas V SD Negeri SMP di Kecamatan Kalasan Sleman.
Bojongsari I Kabupaten Purbalingga. Skripsi. Program Studi Pendidikan
Skripsi Sarjana pada FIP UNY bahasa dan Sastra Indonesia.
Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta.

Rahim, (2011) Pengajaran Membaca di Rahmawati. 2015. Jurus Kilat Menguasai


Sekolah Dasar, Jakarta: Bumi Aksara Sastra Indonesia. Jakarta: Laskar
Aksara
Intan, T. (2020). Resepsi Remaja
Perempuan Pembaca Novel Populer. Gadamer, Hans-Georg. 1985.
Metahumaniora, 9(2), 157.

GSJ© 2022
www.globalscientificjournal.com
GSJ: Volume 10, Issue 4, April 2022
ISSN 2320-9186 451

Philosophical Apprenticesships, Kosasih, E. 2012. Dasar-dasar keterampilan


Cambridge, Massachussets, The MIT bersastra. Bandung: Yrama Widya
Press.Retno Winarni. 2009. Penelitian
Tindakan Kelas. Salatiga: Widyasari. Moleong Lexy J. 2018. Metodologi
Penelitian kualitatif. Bandung: PT
Wellek, Rene & Austin Warren. 1989. Remaja Rosdakarya.
Teori Kesusastraan (Terjemahan
Melani Budianta). Jakarta: Gramedia Istiviani, Hestia. 2015. Proses Pemaknaan
Novel Genre Dysthopia Di Kalangan
Departemen Pendidikan Nasional. 2015. Anak Muda Urban Dari Prespektif
Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat. Cultural Studies. Jurnal Skripsi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Ratna, Nyoman Khuta. 2015. Teori, Universitas Airlangga: 2-4.
Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.
Yogyakarta: Pustaka Pelajarahasa disperpusip.jatimprov.go.id (2020)
Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia https://disperpusip.jatimprov.go.id/20
Pustaka Utama. 20/04/30/bacaan-fiksi-dan-
pengembangan-diri-remaja/ diakses
Sugiyono. 2008. Metodologi penelitian pada tanggal 21 Maret 2022
pendidikan pendekatan kualitatif,
kuantitatif, R & D. Bandung: Alfabeta Syahrul, N. (2016). Peran Sastra sebagai
Sarana Pembangun Karakter Bangsa.
Zuchdi, Darmiyati. 2008. Strategi Prosiding Seminar Nasional HISKI.
Meningkatkan Kemampuan Yogyakarta: Universitas Sanata
Membaca. Yogyakarta: UNY Press. . Dharma

Faruk. 2004. “Sastra Cyber: Penjelajahan Saryono, D. (2009). Dasar Apresiasi Sastra.
Awal terhadap Sastra di Internet”, Yogyakarta: Elmatera Publishing
dalam Situmorang, Saut (Ed) Cyber
Grafitti: Polemik Sastra Cyberpunk, R. Kriyantono, Tentang cara/teknik
Edisis Revisi. melakukan penelitian, baca buku saya:
Teknik Praktis Riset Komunikasi:
Foucault, Michel. 2003. Kritik Wacana Disertai contoh riset public relations,
Bahasa (terj. Inyiak Ridwan Muzir). media & komunikasi pemasaran,
Yogyakarta: Ircisod Enam. Jakarta: Prenada, 2012.

Tampubolon, D.P. 1990. Kemampuan Tamburaka, Apriadi. 2013. Literasi


Membaca “Teknik Membaca Efektif Media: Cerdas Bermedia Khalayak
dan Efisien”. Bandung: Angkasa. Media Massa. Jakarta: Rajawali Pers.

Ahira. 2011. Membongkar Teori Minat Kasiram, Moh. 2010. Metodologi


Baca. http://anneahira.com/. Diakses Penelitian: Kualitatif-Kuantitatif.
pada tanggal 18 Maret 2022. Malang: UIN-Maliki Press.

GSJ© 2022
www.globalscientificjournal.com

Anda mungkin juga menyukai