Anda di halaman 1dari 13

Deteksi Kesalahan Pra Analitik Pada Analisis Gas Darah

Abstrak
Latar belakang: Analisis gas darah (AGD) adalah salah satu pemeriksaan esensial yang
sejak lama digunakan untuk memonitor keadaan klinis pasien kritis, tetapi ketidakstabilan gas
darah merupakan salah satu permasalahan. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi dampak
waktu dan suhu pada stabilitas gas darah.
Metode: Darah arteri diambil dari 20 pasien dan dimasukkan ke dalam spuit, dibagi menjadi
beberapa kelompok kemudian disimpan pada suhu 4⁰C (kulkas) dan 22⁰C (ruang) selama 30,
60, 90 dan 120 menit. Parameter yang diuji diantaranya pH, partial pressure of carbon
dioxide (pCO₂), partial pressure of oxygen (pO₂), oxygen saturation (SO₂), oxyhemoglobin
(O₂Hb), natrium, kalium, glukosa, laktat, oxygen tension at 50% hemoglobin saturation (p50)
dan bikarbonat (HCO₃⁻). Analisis subgrup mendeteksi dampak udara terhadap hasil selama
penyimpanan. Persentase deviasi dikalkulasi dan dibandingkan dengan spesifikasi kualitas
yang telah ditetapkan untuk total kesalahan yang diperbolehkan.
Hasil: Parameter pO₂ adalah parameter paling tidak stabil pada suhu 4°C. Parameter pO₂
stabil dalam 120 menit pada suhu 22°C, pH dan glukosa selama 90 menit, laktat dan pCO₂
selama 60 menit. Glukosa dan laktat stabil saat dibekukan. Parameter pO₂ terinterferensi oleh
gelembung udara disemua suhu, pCO₂ meningkat secara signifikan setelah 30 menit pada
suhu 22⁰C, dan pH menurun setelah 90 menit. Parameter yang tidak terdampak diantaranya
bikarbonat, SO₂, O₂Hb, natrium dan kalium.
Simpulan: Hasil analisis gas darah yang tepat sangat penting dan sampel dari arteri adalah
sampel yang harus ditangani secara hati-hati. Analisis gas darah yang tidak diperiksa hingga
1 jam dan disimpan di suhu ruang akan memberikan hasil yang baik jika udara didalam spuit
diminimalisir.

PENDAHULUAN
Analisis gas darah (AGD) merupakan pemeriksaan esensial untuk menilai
oksigenasi, ventilasi dan status asam-basa pasien kritis. Hasil analisis gas darah
memiliki peran penting untuk memonitor pasien dan diperiksa secara serial sehingga
variasi sekecil apapun memiliki dampak yang signifikan. Analisa gas darah (AGD)
berbeda dari pemeriksaan biokimia lainnya karena memberikan informasi penting di
waktu singkat sehingga Point of care device (POCT) sangat dibutuhkan di unit gawat
darurat (UGD) dan intensive care unit (ICU). Hasil yang cepat tidak menjamin hasil
yang tepat dikarenakan alat yang berada di luar kontrol laboratorium dapat
mengakibatkan kesalahan yang tidak terdeteksi.
Pengumpulan dan penelitian sampel di laboratorium sentral menyebabkan
interferensi oleh media transportasi seperti clots dan perubahan parameter karena

1
waktu penyimpanan yang memanjang sera kontaminasi udara akibat pneumatic tube
transport system.
Sampel AGD adalah sampel yang paling banyak ditolak berdasarkan
penelitian sebelumnya sehingga banyak sampel ulang dan keterlambatan analisis
yang menyebabkan peningkatan biaya. Belum diketahui pasti kondisi penyimpanan
seperti apa yang dapat mempertahankan stabilitas atau kondisi sampel mana yang
tidak memberikan hasil yang tepat. Penelitian sebelumnya mengatakan transpor
terbaik adalah menggunakan es dan bahan spuit yang dipakai harus lulus oleh
laboratorium yang teruji.
Spuit berbahan kaca diganti dengan plastik sejak dahulu karena aman dan
murah. Spuit berbahan plastik kinerjanya terbatas karena sifatnya kurang permeabel
dibandingkan dengan kaca sehingga berdampak pada hasil AGD. Peneliti ingin
menguji dampak suhu penyimpanan dan penundaan terhadap stabilitas gas darah.
Analisis subgrup menguji dampak udara selama penyimpanan.
Bahan dan Metode
Subjek
Penelitian dilakukan di ICU rumah sakit pendidikan Izmir Atatürk selama 8
bulan. Sampel darah arteri dikumpulkan dari 20 pasien yang dirawat di ruang ICU
dan membutuhkan pemeriksaan AGD secara berkala. Darah diambil dari kateter intra
arterial menggunakan spuit berbahan plastik dengan gasket sebanyak 2 mL
(electroliquid balanced 100 international unit dry lithium heparin). Protokol
penelitian disetujui oleh Interventional Clinical Studies Institutional Review Board
rumah sakit pendidikan Izmir Atatürk. Desain penelitian memakai standar etik
deklarasi Helsinki. Pengawasan secara legal tiap pasien selama prosedur pemeriksaan
dilakukan oleh dokter ICU. Informed consent ditandatangani oleh wali yang
dilakukan setiap pengambilan sampel untuk penelitian.
Metode
Darah arteri dikumpulkan dalam 10 spuit bahan plastik sebanyak 2 mL tiap
sampel. Udara didalam sampel dikeluarkan perlahan dan hati-hati serta diperiksa

2
apakah ada clot. Sampel dihomogenkan dengan cara diinversikan dan digulung di
telapak tangan.
Peneliti membagi spuit menjadi dua kelompok berdasarkan suhu (suhu
kulkas 4°C dan suhu ruang 22°C) dan spuit yang berisi udara. Spuit disimpan di suhu
4°C dan 22°C diamati setelah 30, 60, 90, dan 120 menit. Analisis subgrup untuk
melihat dampak udara selama penyimpanan. Spuit sebanyak 8 sampel dimasukkan
udara 0,5 ml dalam 2 ml spuit, diamati tiap waktunya. Sampel yang tidak
terkontaminasi, analisis dilakukan sama dengan sampel yang disimpan pada suhu
yang berbeda. Suhu ruang ICU dan kulkas diawasi menggunakan data loggers.
Parameter yang dianalisis adalah pH, partial pressure of carbon dioxide
(pCO₂), partial pressure of oxygen (pO₂), oxygen saturation (SO₂), oxyhemoglobin
(O₂Hb), natrium, kalium, glukosa, laktat, oxygen tension at 50% hemoglobin
saturation (p50) dan bikarbonat (HCO₃⁻). Bikarbonat dan p50 dihitung dengan alat
AGD (bikarbonat dari persamaan Henderson-Hasselbalch, p50 dari saturasi SO₂ dan
pO₂. Alat AGD yang digunakan (ABL800 Flex (Radiometer, Copenhagen, Denmark))
memiliki modul co-oximetry berdasarkan sistem optik spectrophotometric panjang
gelombang yang mengukur konsentrasi hemoglobin total, saturaksi oksigen, fraksi
Hb seperti oxyhemoglobin (O₂Hb), deoxyhemoglobin (HHb), methemoglobin (metHb),
dan carboxyhemoglobin (COHb) pada sampel melalui spektrum serapan yang analit
terima. Spectrophotometer dihubungkan melalui serat optik untuk menggabungkan
hemolyzer dan mengukur ruang. Parameter SO₂ dan O₂Hb di penelitian ini diukur
dengan co-oximetry. Metode alat AGD yang digunakan dirangkum di tabel 1.

3
Tabel 1. Metode, Nilai yang Ditetapkan Kontrol Kualitas, dan Hasil Impresisi Within-
Run Tiap Parameter Analisis Gas Darah
Parameter Metode Level Mean CV (%) Ketetapan Ricos
(%)
pH Potentiometry 1 7,089 0,08 0,1
2 7,395 0,03 0,1
pCO₂, kPa Potentiometry 1 9,44 2,17 2,4
2 5,49 0,94 2,4
pO₂, kPa Amperometry 1 20,4 1,36 -
2 14,9 1,37 -
SO₂, % Spectrophotometry 1 50 0,13 3,8
2 97 0,32 3,8
O₂Hb, % Spectrophotometry 1 44,5 0,2 -
2 92,4 0,2 -
p50, mmHg Dihitung - - - -
HCO₃⁻, mmol/L Dihitung 1 23,9 1,26 2
2 24,4 0,48 2
Na, mmol/L Potentiometry 1 161 0,3 0,3
2 140 0,3 0,3
K, mmol/L Potentiometry 1 1.8 1,6 2,3
2 3,8 1,3 2,3
Glu, mmol/L Amperometry 1 1,6 2,6 2,8
2 5,7 2,3 2,8
Laktat,mmol/L Amperometry 1 4,5 2,64 13,6
2 1,6 0 13,6
Radiometer, Qualicheck 5+ Level 1 dan 2 digunakan untuk CV dalam penelitian dan dihitung
dengan menganalisis parametes gas darah dalam 10 kali putaran secara berurutan. Bikarbonat
dan p50 dihitung dengan alat AGD. CV%–koefisien variasi. Glu–glukosa. HCO₃⁻–
bikarbonat. K–kalium. Na–natrium. O₂Hb–oxyhemoglobin. pCO₂–tekanan parsial karbon
dioksida. pO₂–tekanan parsial oksigen. p50–tekanan oksigen saat saturasi Hb 50%. SO₂–
saturasi oksigen. Level-1,2–kontrol kualitas levels 1 dan 2.

Kinerja analitik alat AGD dievaluasi. Impresisi within-run diuji dengan


pengukuran kualitas kontrol (Qualicheck 5+) didua level, disuplai oleh Radiometer,
dalam 10 kali putaran. Kontrol kualitas internal dilakukan setiap hari selama
penelitian berlangsung. Alat AGD di ruang ICU digunakan juga oleh petugas
dilaboratorium.

4
Statistik
Coefficients of variation (CV) tiap parameter dihitung dengan rumus CV%=
deviasi standar (SD)/rata-rata. Presisi yang didapatkan dibandingkan dengan
spesifikasi kualitas yang ada untuk menilai impresisi yang telah ditetapkan oleh Ricos
et al. Hasil tiap parameter dibandingkan dengan nilai awal untuk estimasi bias.
Persentase deviasi dihitung menggunakan persamaan ((Cx - CB)/ CB) x 100, dimana
CB nilai awal dan Cx rata-rata atau median dari sampel yang diuji.
Deviasi dibandingkan dengan estimasi spesifikasi kualitas yang diinginkan
oleh Ricos et al. dan Royal College of Pathologists of Australasia (RCPA) untuk total
kesalahan yang ditoleransi. Analisis stastistik menggunakan uji t-test berpasangan
atau Wilcoxon signed rank test, sesuai dengan distribusinya menggunakan paket
statistik untuk Windows, versi 21.0, SPSS Inc. (Chicago, USA). Nilai p<0.05
dianggap bermakna secara statistik.
Hasil
Perhitungan Coefficients of variation (CV) ditampilkan pada tabel 1.
Impresisi tersebut semuanya berada dalam data estimasi oleh Ricos et al. Data untuk
pO₂ dan SO₂ tidak ada dalam kriteria yang telah ditetapkan oleh Ricos et al., dimana
estimasi masing-masing CV < 1.4 dan < 4. Hasil AGD berdasarkan waktu dan
perubahan suhu diperlihatkan di Tabel 2.

5
30 menit 60 menit 90 menit 120 menit 30 menit 60 menit 90 menit 120 menit
Parameter Kondisi Nilai Awal (4°C) (4°C) (4°C) (4°C) (22°C) (22°C) (22°C) (22°C) aTE (%)
Tanpa udara 7,44 ± 0,06 7,43 ± 0,06 7,42 ± 0,06 7,42 ± 0,05 7,43 ± 0,06 7,43 ± 0,06 7,42 ± 0,06 7,41 ± 0,06 7,40 ± 0,07
-0,1% -0,2% -0,2% -0,1% -0,1% -0,2% -0,3% -0,5% 0,5%±0,04*
P=0,001 P<0,001 P<0,001 P=0,004 P=0,001 P<0,001 P<0,001 P<0,001
pH
Dengan udara 7,44±0,06 7,43±0,05 7,42±0,05 7,42±0,05 7,42±0,06 7,43±0,06 7,42±0,06 7,4±0,06 7,40±0,06
-0,1% -0,2% -0,2% -0,2% -0,1% -0,2% -0,4% -0,5%
P=0,003 P=0,003 P=0,001 P=0,001 P=0,139 P<0,001 P<0,001 P<0,001
Tanpa udara 5,60 ± 1,11 5,84±1,18 5,95±1,28 5,86±1,19 5,79±1,18 5,75±1,16 5,88±1,29 5,97±1,29 6,04±1,44
4,3% 6,4% 4,8% 3,5% 2,8% 5,1% 6,7% 7,9% 5,7%†
P < 0,001 P < 0,001 P = 0,001 P = 0,015 P < 0,001 P = 0,013 P = 0,005 P = 0,009
pCO₂, kPa
Dengan udara 5,60 ± 1,11 5,86 ± 0,98 5,90 ± 1,11 5,83 ± 1,29 5,87 ± 1,15 5,72 ± 1,08 5,93 ± 1,19 6,05 ± 1,21 6,14 ± 1,20
4,7% 5,5% 4,2% 4,9% 2,2% 6,0% 8,1% 9,8%
P = 0,004 P < 0,001 P = 0,068 P < 0,001 P = 0,011 P = 0,002 P < 0,001 P < 0,001
Tanpa udara 14,0 ± 3,29 15,1±3,36 16,4±3,65 16,9±3,91 17,8±4,27 14,2±3,01 14,0±2,93 13,5±3,01 13,6±2,84
7,3% 17,0% 20,7% 26,7% 0,9% -0,7% -3,8% -3,2% 5%*
P = 0,001 P < 0,001 P < 0,001 P < 0,001 P = 0,722 P = 0,843 P = 0,400 P = 0,495
pO₂, kPa
Dengan udara 14,0 ± 3,29 19,5 ± 4,25 20,6 ± 4,25 21,2 ± 4,53 21,8 ± 4,61 17,3 ± 3,72 16,9 ± 3,82 16,6 ± 3,73 16,2 ± 3,11
38,7% 47,0% 51,1% 55,4% 23,0% 20,7% 17,9% 15,2%
P < 0,001 P < 0,001 P < 0,001 P < 0,001 P < 0,001 P < 0,001 P = 0,001 P = 0,003
Tanpa udara 98,4 98,1 98,2 98,5 98,7 98,0 97,9 97,8 98,1
(80,4-99,5) (82,4-99,1) (82,9-99,4) (84,4-99,3) (85,3-99,6) (80,6-99,8) (80,9-99,5) (81,4-99,2) (81,8-99,5)
-0,3% -0,2% 0,2% 0,4% -0,4% -0,5% -0,6% -0,3% 4%*
P = 0,698 P = 0,057 P = 0,005 P = 0,001 P = 0,203 P = 0,398 P = 0,421 P = 0,984
SO₂, %
Dengan udara 98,4 98,9 99,1 99,2 99,2 98,7 98,5 98,6 98,3
(80.4-99.5) (89,0-99,5) (89,7-99,7) (89,7-99,6) (91,6-99,7) (85,9-99,4) (86,6-99,5) (86,9-99,6) (87,7-99,6)
0,6% 0,7% 0,8% 0,8% 0,3% 0,2% 0,3% -0,1%
P < 0,001 P < 0,001 P < 0,001 P < 0,001 P = 0,001 P = 0,029 P = 0,064 P = 0,067
tanpa udara 96,3 95,8 96,0 96,2 96,4 95,6 95,5 95,6 95,6
(78.1-97.5) (80,1-97,4) (80,7-98,3) (82,0-97,4) (82,9-97,6) (78,4-97,3) (78,9-98,0) (79,2-97,1) (79,4-97,8) 4%*
-0,5% -0,3% -0,1% 0,1% -0,7% -0,8% -0,7% -0,7%
P = 0,943 P = 0,099 P = 0,073 P = 0,012 P = 0,205 P = 0,408 P = 0,211 P = 0,559
O₂Hb, %
dengan udara 96,3 96,7 96,7 96,9 96,9 96,3 95,8 96,1 96,0
(78,1-97,5) (86,4-98,0) (87,2-98,1) (87,4-97,7) (89,1-97,8) (83,6-97,6) (84,2-97,5) (84,6-98,0) (85,3-97,5)
0,4% 0,5% 0,6% 0,7% 0 -0,5% -0,2% -0,3%
P = 0,002 P = 0,002 P = 0,001 P = 0,001 P = 0,001 P = 0,107 P = 0,104 P = 0,210
tanpa udara 25,2 ± 1,97 25,7 ± 1,84 25,9 ± 1,74 25,7 ± 1,49 25,7 ± 1,59 25,8 ± 1,81 26,2 ± 2,23 26,3 ± 1,76 26,7 ± 2,48 -
1,8% 2,6% 1,9% 2,0% 2,1% 3,8% 4,2% 5,8%
P = 0,029 P = 0,011 P = 0,014 P = 0,060 P = 0,044 P = 0,026 P = 0,009 P = 0,007
P50, mmHg
dengan udara 25,2 ± 1,97 25,7 ± 1,53 25,8 ± 1,41 25,9 ± 1,38 25,8 ± 1,52 25,6 ± 1,81 26,1 ± 1,80 26,6 ± 2,09 26,7 ± 2,12
1,9% 2,3% 2,5% 2,3% 1,3% 2,9% 5,4% 5,9%
P = 0,064 P = 0,025 P = 0,030 P = 0,050 P = 0,030 P = 0,002 P < 0,001 P = 0,005
tanpa udara 28,0 ± 5,44 28,3 ± 5,69 28,3 ± 5,48 28,2 ± 5,52 28,0 ± 5,46 27,9 ± 5,36 27,8 ± 5,49 27,6 ± 5,42 27,2 ± 5,58
HCO₃⁻ ,
1.3% 1.2% 0.8% 0.3% -0.3% -0.4% -1.2% -2.8% 4.9%†
mmol/L
P = 0.016 P = 0.118 P = 0.227 P = 0.673 P = 0.599 P = 0.552 P = 0.038 P < 0.001

6
30 menit 60 menit 90 menit 120 menit 30 menit 60 menit 90 menit 120 menit
Parameter Kondisi Nilai awal (4°C) (4°C) (4°C) (4°C) (22°C) (22°C) (22°C) (22°C) aTE (%)
dengan udara 28.0 ± 5.44 28.2 ± 5.55 28.4 ± 5.52 27.9 ± 5.94 28.1 ± 5.48 28.1 ± 5.66 28.0 ± 5.48 27.6 ± 5.50 27.4 ± 5.47
HCO₃⁻ , mmol/L 1.0% 1.6% -0.1% 0.6% 0.5% 0.1% -1.1% -2.1%
P = 0.016 P = 0.042 P = 0.913 P = 0.364 P = 0.362 P = 0.853 P = 0.039 P < 0.001
tanpa udara 142.6 ± 7.3 142.7 ± 7.6 142.0 ± 7.9 142.2 ± 7.4 141.6 ± 8.0 142.8 ± 7.2 142.2 ± 8.3 142.3 ± 7.5 142.2 ± 7.8
0.07% -0.42% -0.28% -0.70% 0.14% -0.28% -0.21% -0.28% 0.73%†
P = 0.906 P = 0.305 P = 0.504 P = 0.156 P = 0.330 P = 0.453 P = 0.605 P = 0.487
Na, mmol/L
dengan udara 142.6 ± 7.3 143.0 ± 7.7 141.7 ± 7.7 142.1 ± 7.6 141.6 ± 7.8 143.0 ± 7.4 142.3 ± 7.8 142.7 ± 7.4 142.2 ± 7.9
0.28% -0.63% -0.35% -0.70% 0.28% -0.21% 0.07% -0.28%
P = 0.185 P = 0.137 P = 0.409 P = 0.167 P = 0.090 P = 0.603 P = 0.934 P = 0.530
tanpa udara 4.09 ± 1.04 4.09 ± 1.06 4.13 ± 1.04 4.17 ± 1.04 4.21 ± 1.03 4.05 ± 1.04 4.02 ± 1.05 3.99 ± 1.05 4.02 ± 1.03
0.1% 1.1% 2.0% 3.1% -1.0% -1.6% -2.5% -1.7% 5.6%†
P = 0.577 P = 0.035 P = 0.006 P < 0.001 P = 0.002 P = 0.019 P = 0.027 P = 0.012
K, mmol/L
dengan udara 4.09 ± 1.04 4.12 ± 1.06 4.13 ± 1.04 4.18 ± 1.05 4.25 ± 1.02 4.06 ± 1.06 3.99 ± 1.06 4.00 ± 1.07 4.01 ± 1.06
0.9% 1.1% 2.3% 3.9% -0.6% -2.2% -2.1% -1.8%
P = 0.015 P = 0.083 P = 0.001 P < 0.001 P = 0.030 P = 0.005 P = 0.006 P = 0.012
tanpa udara 9.08±4.04 8.95 ± 3.84 8.98 ± 3.90 8.91 ± 4.01 8.83 ± 4.04 8.98 ± 4.04 8.76 ± 4.05 8.57 ± 4.20 8.38 ± 4.34
-1.4% -1.1% -1.8% -2.8% -1.4% -3.5% -5.6% -7.7% 6.96%†
P = 0.003 P = 0.004 P < 0.001 P < 0.001 P = 0.013 P = 0.002 P < 0.001 P < 0.001
Glu, mmol/L
dengan udara 9.08 ± 4.04 8.82 ± 3.76 8.81 ± 3.74 8.81 ± 3.95 8.78 ± 3.95 8.79 ± 3.92 8.60 ± 3.92 8.58 ± 4.15 8.44 ± 4.10
-2.9% -2.9% -3.0% -3.3% -3.2% -5.3% -5.5% -7.0%
P = 0.003 P = 0.004 P < 0.001 P < 0.001 P < 0.001 P < 0.001 P < 0.001 P < 0.001
tanpa udara 1.97 ± 1.86 2.11 ± 1.70 2.20 ± 1.67 2.25 ± 1.65 2.34 ± 1.59 2.24 ± 1.78 2.52 ± 1.73 2.78 ± 1.71 3.07 ± 1.75
6.9% 11.4% 14.0% 18.5% 13.7% 27.9% 41.1% 55.8% † 30.4%
P = 0.003 P = 0.003 P < 0.001 P < 0.001 P < 0.001 P < 0.001 P < 0.001 P < 0.001
Laktat, mmol/L
dengan udara 1.97±1.86 2.14 ± 1.67 2.19 ± 1.61 2.23 ± 1.68 2.29 ± 1.62 2.27 ± 1.68 2.47 ± 1.63 2.72 ± 1.66 2.93 ± 1.56
8.6% 10.9% 13.2% 16.0% 15.2% 25.4% 38.1% 48.7%
P = 0.003 P = 0.003 P < 0.001 P < 0.001 P < 0.001 P < 0.001 P < 0.001 P < 0.001
*aTE-kesalahan total yang diperbolehkan oleh Royal College of Pathologists of Australia (RCPA)(18). †aTE-spesifikasi toleransi total
oleh Ricos, et al. (17). COHb-carboxyhemoglobin. Glu-glukosa.HCO₃⁻-bikarbonat. K- kalium. Na-natrium.O₂Hb-oxyhemoglobin.
PCO₂-tekanan parsial karbon dioksida. pO₂-tekanan parsial oksigen. P50-tekanan oksigen saat saturasi Hb 50%. SO₂–saturasi
oksigen.

7
Tanpa Gelembung Udara
Parameter yang menurun secara siginfikan pada suhu 22°C yaitu pH,
glukosa, kalium, HCO₃⁻, sedangkan peningkatan terjadi pada pCO₂, laktat, dan p50.
Suhu 4°C, penurunan bermakna pada pH dan glukosa, dan peningkatan bermakna
pada pO₂, pCO₂, laktat, kalium, HCO₃⁻ , SO₂, O₂Hb, and p50. Bias yang bermakna
secara klinis diamati pada pH, pCO₂, laktat, dan glukosa pada suhu ruang, dan pO₂,
pCO₂ pada suhu 4°C (Tabel 2).
Dengan Gelembung Udara
Gelembung udara menginterferensi parameter pO₂ dengan cepat. Parameter
yang mengalami penurunan signifikan secara statistik terjadi pada pH, HCO₃-,
glukosa, and kalium, sedangkan peningkatan signifikan secara statistik terjadi pada
pO₂, pCO₂, SO₂, laktat, dan p50 di suhu 22°C. Parameter yang mengalami penurunan
terjadi pada pH dan glukosa, dimana peningkatan terdapat pada pO₂, pCO₂, SO₂,
O₂Hb, HCO₃-, laktat, kalium, and p50 di suhu 4°C.
Bias yang bermakna secara klinis diamati pada parameter pH, pO₂, pCO₂,
laktat, dan glukosa pada suhu 22°C, sedangkan pO₂ di suhu 4°C (Tabel 2).
Diskusi
Perubahan konsentrasi gas darah selama penyimpanan telah dievaluasi
dalam banyak penelitian diberbagai kondisi, sehingga menghasilkan kesimpulan yang
berbeda. Hasil AGD dapat diterima secara klinis penyimpanannya di suhu ruang
hingga 1 jam, walaupun kontaminasi udara berdampak terutama pada pO₂.
Penyimpanan spuit berbahan kaca ke dalam es adalah cara konvensional
untuk memperlambat metabolisme dan tidak direkomendasikan pada spuit berbahan
plastik. Laju metabolisme sel terjadi lebih cepat pada pasien dengan jumlah leukosit
dan trombosit yang sangat tinggi dalam darah. Sel darah lengkap menggunakan
glukosa dan O₂ serta meghasilkan CO₂ yang mengakibatkan penurunan pH dan
meningkatkan laktat karena terjadi glikolisis yang berkelanjutan. Peneliti
menggunakan darah segar untuk mendemonstrasikan metabolisme sel. Peneliti
menyimpan spuit dalam kulkas untuk memastikan pendinginan yang homogen pada

8
suhu tertentu. Molekul oksigen yang kecil lebih rentan daripada molekul karbon
dioksida untuk berdifusi melewati dinding spuit berbahan plastik. Pori dinding spuit
berbahan plastik membesar di suhu dingin karena kontraksi molekul.
Pendinginan sampel terjadi peningkatan afinitas hemoglobin terhadap
oksigen untuk berikatan dengan deoxyhemoglobin, sehingga memicu aliran oksigen
eksogen lebih besar yang mengakibatkan pelepasan oksigen dari hemoglobin ketika
sampel dipanaskan hingga suhu 37°C saat analisis dan menghasilkan peningkatan
palsu pO₂.
Penelitian yang dilakukan oleh Pretto dan Rochford, spuit dari bahan plastik
dan kaca dibandingkan untuk kapasitas pengawetan gasnya. Spuit bahan kaca lebih
baik pengawetannya terhadap darah. Peningkatan parameter pCO₂ dan penurunan pH
terjadi pada kedua bahan disebabkan metabolisme sel daripada difusi melalui dinding
spuit. Peneliti mengamati meningkatnya parameter pCO₂ dari waktu ke waktu dan
penurunan pH dikarenakan laju metabolisme sel yang terjadi.
Penelitian oleh Mahoney et al., penundaan analisis 30 menit di spuit yang
berbahan plastik menyebabkan peningkatan parameter pO₂ ketika didinginkan. Pada
penelitian ini parameter pO₂ disuhu ruang tetap stabil selama 120 menit, namun
terjadi peningkatan bermakna (dari 7.3% menjadi 26.7%) ketika didinginkan, dimulai
sejak 30 menit. Peneliti dapat menghubungkan peningkatan parameter pO₂ karena
difusi oksigen melalui dinding spuit berbahan plastik dan penurunan pO₂ yang
berlangsung akibat metabolisme sel.
Parameter asam laktat penting terutama pasien kritis dengan prognosis ke
arah sepsis. Pada kondisi anaerob, laktat adalah produk degradasi metabolisme dan
berada didalam eritrosit, glikolisis selalu berakhir menjadi laktat. Spuit berbahan
plastik disimpan disuhu rendah akan meningkatkan permeabilitas gas yang
menyebabkan meningkatnya suplai O₂ dan membatasi metabolisme anaerob sehingga
meminimalkan produksi laktat. Laktat meningkat disuhu ruang seiring dengan
terjadinya asidosis, menurunnya pO₂, dan meningkatnya pCO₂. Sampel yang

9
didinginkan, keduanya memberikan dampak melambatnya metabolisme sel dan difusi
udara melalui dinding spuit, sehingga lebih sedikit menghasilkan laktat.
Saturasi oksigen hemoglobin (SO₂) menunjukkan persentase hemoglobin
yang mengikat molekul oksigen, dan O₂Hb menunjukkan bentuk pembawa oksigen
hemoglobin berhubungan dengan total hemoglobin yang kadarnya sama dengan
saturasi oksigen pada individu sehat. Saturasi oksigen adalah variabel yang penting
dalam menentukan aliran oksigen ke seluruh tubuh. Penelitian oleh Arbiol et al.,
sampel disimpan dalam air es pada suhu 4-8 °C dan di suhu 25°C dengan SO₂
awal >95%, didapatkan SO₂ stabil selama 60 menit. Peneliti Smajić et al. menyimpan
spuit plastik di suhu ruang selama 60 menit dan diamati terjadi penurunan signifikan
SO₂ (-1.24%). Parameter SO₂ berubah secara klinis bermakna dari nilai awal >98%
dan tidak ada penyimpangan yang bermakna secara klinis untuk O₂Hb.
Tekanan parsial oksigen yang dibutuhkan untuk mencapai 50% saturasi
hemoglobin dinamakan p50, merefleksikan afinitas oksigen hemoglobin dan
oksigenasi jaringan. Parameter ini dihitung menggunakan alat AGD dari tekanan (pO₂)
dan saturasi (SO₂). Parameter p50 meningkat pada keadaan asidosis. Peneliti
mengamati peningkatan p50 dan penurunan pH dapat menjelaskan metabolisme sel
yang terus berlanjut.
Perangkat AGD yang canggih memungkinkan untuk mengukur elektrolit dan
glukosa dalam waktu singkat bersamaan dengan pemeriksaan gas darah di UGD dan
ruang ICU. Pengukuran AGD serial dapat memantau kadar glukosa dan elektrolit,
sehingga dapat membantu dokter dalam diagnosa dan memonitor ketidakseimbangan
gas darah dan elektrolit. Parameter natrium, kalium, dan glukosa memberikan hasil
yang diterima secara klinis terlepas dari kondisi penyimpanan.
Sampel yang terkontaminasi udara menginterferensi parameter pO₂ dengan
cepat, seperti penelitian sebelumnya, dan lebih meningkat pada suhu dingin.
Parameter pH tetap stabil selama 90 menit di berbagai kondisi. Stabilitas pH
menjelaskan kontrol yang ketat dan kapasitas penyangga darah. Bikarbonat stabil
lebih dari dua jam, terdapat penelitian yang serupa dengan hasil yang sama.

10
Penelitian oleh Toffaletti dan McDonnell, menambahkan udara memiliki dampak
yang berbeda pada pO₂, tergantung dari nilai awal pO₂ bahkan dengan jumlah udara
yang sangat sedikit (20 and 40 µL). Perubahan pO₂ sangat berbeda dari nilai awal
yang sangat rendah (<9 kPa) dan sangat tinggi (>24 kPa).
Penelitian ini memiliki keterbatasan, dikarenakan kontaminasi udara, arah
perubahan berbeda tergantung nilai awal pO₂, namun peneliti tidak pernah
mendapatkan angka yang ekstrim. Hasil yang peneliti dapatkan pada spuit berbahan
plastik, oleh karena itu bahan dari berbagai jenis dinding spuit dapat mempengaruhi
permeabilitas secara berbeda.
Teknisi dan petugas kesehatan dilaboratorium harus diedukasi pentingnya
mengenai bahan uji yang sulit didapatkan tersebut demi praktik laboratorium yang
baik. Petugas laboratorium harus mengetahui bahwa kandungan udara sekecil apapun
harus dikeluarkan sesegara mungkin dan ditranspor tanpa pendingin.
Analisis gas darah yang benar sangat esensial, dan sampel diambil dari arteri
yang merupakan gold standard. Penundaan analisis hingga satu jam, spuit yang
disimpan di suhu ruang akan memberikan hasil yang baik jika dilakukan dengan hati-
hati dengan meminimalkan udara didalam sampel.

11
Critical Appraisal Journal
DETECTION OF PREANALYTICAL ERROR IN ARTERIAL BLOOD GAS
ANALYSIS
PICO
Population Pasien ruang intensif yang dilakukan pemeriksaan analisis gas darah secara
berkala di RS Pendidikan di Turki selama 8 bulan
Intervention Pemeriksaan analisis gas darah menggunakan spuit, pengambilan darah
CompariSOn Perbandingan bahan spuit yang berbahan kaca dan plastik, dan variasi lama
penymipanan sampel pada suhu 4°C dan 22°C serta membandingkan efek
ada dan tidak ada udara selama penyimpanan . Parameter yang diuji berupa
pH, tekanan parsial karbondioksida (pCO₂ ), tekanan parsial oksigen (pO₂),
saturasi oksigen (SO₂),oxyhemoglobin (O₂Hb), natrium, kalium, glukosa,
laktat, tekanan oksigen saat saturasi hemoglobin 50% (p50), dan
bikarbonat.
Outcomes Parameter pO₂ adalah parameter paling tidak stabil pada suhu 4°C.
Parameter pO₂ stabil dalam 120 menit pada suhu 22°C, pH dan glukosa
selama 90 menit, laktat dan pCO₂ selama 60 menit. Glukosa dan laktat
stabil saat dibekukan. Parameter pO₂ terinterferensi oleh gelembung udara
disemua suhu, pCO₂ meningkat secara signifikan setelah 30 menit pada
suhu 22⁰C, dan pH menurun setelah 90 menit. Parameter yang tidak
terdampak diantaranya bikarbonat, SO₂, O₂Hb, natrium dan kalium.

CRITICAL APPRAISAL
Apakah hasil review valid?
Ya Tidak Dapat Tidak
Dipastikan
1. Apakah review tersebut menjawab √
pertanyaan yang terfokus dengan jelas?
2. Apakah penulis mencari jenis makalah √
yang tepat?
3. Apakah menurut anda semua studi yang √
penting dan relevan dimasukkan?
4. Apakah penulis melakukan penilaian √
yang cukup untuk menilai kualitas studi
yang disertakan?
5. Jika hasil review sudah digabungkan, √
apakah wajar untuk melakukannya?

12
Apa hasilnya?
6. Bagaimana hasil review Adanya gelembung udara yang pasti mempengaruhi hasil
secara keseluruhan? secara bermakna terutama pO₂ yang mengalami penurunan
dengan cepat. Penggunaan spuit berbahan kaca lebih baik
dari pada plastik dikarenakan pengaruh dari permeabilitas
dinding spuit.
7. Seberapa akurat hasilnya? Penelitian ini adanya nilai awal yang ditentukan dari
Koefisien variasi (CV) untuk estiamasi bias. Dibandingkan
antara hasil salah satu sampel dengan baseline dengan
p<0.05, yang artinya adanya perbedaan yang bermakna
secara statistik. Contoh: pada pO₂ kontaminasi dengan
udara memiliki perbedaan bermakna dengan yang tanpa
udara.

Akankah hasilnya diaplikasikan secara lokal?


Ya Tidak Dapat Dipastikan Tidak
8. Apakah hasilnya dapat diterapkan secara √
lokal?
9. Apakah semua hasil penting √
dipertimbangkan?
10. Apakah manfaatnya sepadan dengan √
kerugian dan biayanya?

13

Anda mungkin juga menyukai