Anda di halaman 1dari 4

JAWABAN NOMOR 2

Warga Negara

Pasal 30 ayat 1

Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang ada. Baik melalui
pendidikan kewarganegaraan pelatihan dasar kemiliteran secara wajib.

Tni/ Polri

Pasal 30 ayat 2, usaha pertahanan dan keamanan dilaksanakan lewat sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta oleh TNI/Polri sebagai kekuatan utama.

TNI
Pasal 30 ayat 3

TNI terdiri dari angkatan Darat, laut, dan udara sebagai alat mempertahankan dan menjaga
kedaulatan negara.

Jawaban no 3

Sultan Hamengkubowono IX

Sultan Hamengkubuwono IX lahir di Ngayogyakarta Hadiningrat, 12 April 1912


dengan nama asli Gusti Raden Mas Dorodjatun. Ia adalah putra dari Sri Sultan
Hamengkubuwono VIII dan permaisuri Kangjeng Raden Ayu Adipati Anom Hamengkunegara.

Pada tanggal 2 Oktober 1988, Sultan Hamengkubuwono IX meninggal dunia di


George Washington University Medical Centre, Amerika Serikat. Atas jasa dan berbagai
perannya bagi bangsa dan negara Indonesia, Pemerintah RI menganugerahi gelar Pahlawan
Nasional.

Frans Kaisiepo
Pahlawan berikutnya berasal dari Irian. Namanya diabadikan menjadi nama Bandar Udara
Frans Kaisiepo di Biak, di salah satu kapal yaitu KRI Frans Kaisiepo, dan wajahnya pun tertera
dalam mata uang Rp10.000,00.
Frans Kaisiepo lahir di Wardo, Biak, Papua, 10 Oktober 1921. Pada usia 24 tahun, ia
mengikuti kursus Pamong Praja di Jayapura yang salah satu pengajarnya adalah Soegoro
Atmoprasodjo, yang merupakan mantan guru Taman Siswa. Sejak bertemu dengan beliau,
jiwa kebangsaan Frans Kaisiepo semakin tumbuh dan kian bersemangat untuk
mempersatukan wilayah Irian ke dalam NKRI.
Frans Kaisiepo wafat tanggal 10 April 1979. Atas jasa dan perjuangannya selama
mempertahankan keutuhan bangsa Indonesia, Pemerintah RI menganugerahi gelar
Pahlawan Nasional.

K. H. Hasyim Asy’ari

Ternyata, tokoh yang


mempertahankan kemerdekaan
tidak hanya datang dari
kalangan sipil dan tentara saja,
lho. Tapi ada juga tokoh ulama
yang berjuang mempertahankan
kemerdekaan RI yaitu K.H. Hasyim Asy’ari. Beliau merupakan salah satu ulama yang
mendirikan Pondok Pesantren Tebuireng. K.H. Hasyim Asy’ari lahir di Jombang, Jawa Timur
tanggal 14 Februari 1871. Pondok Pesantren Tebuireng didirikan pada tahun 1899 serta
memelopori pendirian organisasi massa Islam Nahdhatul Ulama (NU) tanggal 31 Januari
1926. K.H. Hasyim Asy’ari memiliki peran dalam upaya memperjuangkan dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia antara lain:
K.H. Hasyim Asy’ari wafat tanggal 25 Juli 1947. Wafatnya beliau terjadi ketika utusan
Bung Tomo serta pemimpin Hizbullah Surabaya Kyai Gufron bertamu ke pesantren
Tebuireng. Kedatangan dua tamu tersebut berupaya memberitahu K.H. Hasyim Asy’ari
bahwa pasukan Belanda melakukan Agresi Militer I dan menduduki kota Malang yang
sebelumnya dikuasai pasukan Hizbullah.Berita itu mengejutkan K.H. Hasyim Asy’ari dan
membuat beliau jatuh pingsan di atas kursinya. Dokter segera didatangkan namun
sayangnya ia sudah wafat akibat pendarahan otak. Pemerintah RI lantas menghargai jasa-
jasanya dan pengabdiannya dengan mengeluarkan Surat Keputusan Presiden RI No. 294
Tahun 1964 tanggal 17 November 1964, yang menyatakan bahwa Pemerintah RI
menganugerahi K.H. Hasyim Asy’ari gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional.

JAWABAN NO 4

Anda mungkin juga menyukai