Modul Akuntansi Manajemen 2022
Modul Akuntansi Manajemen 2022
Oleh :
Drs. H. Jamal S, MM
Mohammad Ihsan, SE., M.Si
Ade Perdana Siregar, SE., MM
i
DAFTAR ISI
ii
1
BAB I
KARAKTERISTIK AKUNTANSI MANAJEMEN
A : Akuntansi Keuangan
Untuk memahami lebih lanjut, maka Laporan Keuangan sebagai hasil akhir dari proses
akuntansi (Siklus Akuntansi) baik untuk perusahaan jasa, perusahaan dagang, dan perusahaan
industri, yang berupa Laporan Laba/Rugi, Laporan Perubahan Modal, dan Neraca harus
diingat/diulang kembali materi (PAK I, PAK II, AKB) sebagai dasar untuk mempermudah
memahami materi Akuntansi Manajemen.
PLANNING
Decision
Making
CONTROLLING AKUNTANSI ORGANISASI
MANAJEMEN
Decision
Making
ACTUATING
Dalam pengambilan keputusan apapun bentuknya untuk mencapai tujuan, maka fungsi
manajemen (POAC) harus diterapkan. Jika belum dapat tercapai maka penyebabnya dapat
ditelusuri apakah diperencanaan, pengorganisasian, pelaksanaannya, pengawasannya,
selanjutnya melakukan perbaikan agar tujuan tetap dapat dicapai.
INFORMASI
DATA AKUNTANSI
PROSES
MASUKAN KELUARAN
Akuntansi sebagai sistem pengolahan informasi keuangan dapat dikelompokkan menjadi 2 tipe,
yaitu tipe akuntansi keuangan dan tipe akuntansi manajemen.
AKUNTANSI KEUANGAN
TIPE AKUNTANSI
AKUNTANSI MANAJEMEN
3
Akuntansi Manajemen dapat dilihat dari dua sudut yaitu Akuntansi Manajemen sebagai salah
satu tipe informasi dan Akuntansi Manajemen sebagai salah satu tipe akuntansi.
SEBAGAI SUATU
TIPE INFORMASI
AKUNTANSI
MANAJEMEN
SEBAGAI SUATU
TIPE AKUNTANSI
Sebagai suatu tipe akuntansi, Akuntansi Manajemen merupakan suatu sistem pengolahan
informasi keuangan yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan bagi
kepentingan pemakai intern organisasi.
Sebagai suatu tipe informasi, Akuntansi Manajemen merupakan tipe informasi kwantitutip
yang menggunakan nilai uang sebagai ukuran yang digunakan untuk membantu
manajemen dalam pelaksanaan pengolahan perusahaan.
INFORMASI
NON KUANTITATIF
INFORMASI INFORMASI
KUANTITATIF OPERASI
INFORMASI INFORMASI
INFORMASI INFORMASI AKUNTANSI AKUNTANSI
AKUNTANSI KEUANGAN PENUH
INFORMASI
AKUNTANSI
PERTANGGUNG
JAWABAN
4
INFORMASI
WEWENANG
AKUNTANSI
MANAJER
PERTANGGUNG
JAWABAN
Informasi akuntansi penuh dapat mencakup informasi masa lalu dan masa yang akan
datang yang meliputi informasi aktiva (Full Assets Information), pendapatan (Full Revenue
Information) dan biaya (Full Cost Information). Objek informasinya dapat berupa satuan
usaha, produk, departemen, divisi dalam perusahaan.
BAB II
KONSEP DAN KLASIFIKASI BIAYA
Seorang manajer dalam melakukan pengelolaan usaha untuk mencapai tujuan difokuskan
dalam 2 hal yaitu 1. Perencanaan yaitu diawali menetapkan tujuan dan merancang cara-cara
mencapai tujuannya. 2. Melakukan Pengendalian yaitu langkah-langkah untuk menjamin agar tujuan
dapat direalisasikan.
Untuk melaksanakan perencanaan dan pengendalian maka perlu informasi dari pihak luar.
Jika dilihat dari sudut akuntansi informasi yang dibutuhkan berkaitan dengan Kos (Cost) yaitu biaya
yang dikorbankan untuk membeli barang/jasa dengan harapan memberikan manfaat yang lebih
besar saat sekarang maupun yang akan datang.
Untuk itu biaya (cost) diklasifikasikan menurut biaya umum, menurut waktunya, menurut tujuannya.
2. Biaya tenaga kerja, yaitu biaya TKL/TKTL yang digunakan untuk menghasilkan barang
jadi/produk jadi.
Biaya Tenaga Kerja Langsung (TKL), yaitu biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja yang
langsung menangani proses produksi sampai produk selesai (barang jadi).
Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung (TKTL), yaitu biaya tenaga kerja yang secara fisik tidak
dapat ditelusuri ke produk yang dihasilkan (barang jadi).
3. Biaya Umum Pabrik/Biaya Overhead Pabrik, yaitu biaya yang dikeluarkan selain biaya bahan
baku langsung dan tenaga kerja langsung.
yang termasuk biaya umum pabrik yaitu BB tidak langsung, biaya tenaga kerja tidak langsung
dan biaya lain untuk keperluan pabrik (pemeliharaan mesin/peralatan/bangunan pabrik,
penyusutan, asuransi, biaya listrik, air dan telepon untuk pabrik).
1. Biaya periodik (period cost) yaitu biaya yang dikeluarkan dengan membandingkan
pendapatan berdasarkan periode waktu terjadinya. Biaya ini dilaporkan dalam Laporan
Laba/Rugi periode terjadinya biaya tersebut.
Contoh biaya sewa, biaya perlengkapan, dan sebagainya.
2. Biaya produk (product cost) yaitu biaya yang melekat pada produk yang bersangkutan.
- Untuk perusahaan dagang yaitu harga pokok pembelian barang dagang tersebut.
- Untuk perusahaan industri yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya umum
pabrik.
1. Tujuan klasifikasi biaya untuk penyusunan laporan keuangan, meliputi biaya produk (biaya
BB, biaya TKL, biaya umum pabrik) dan biaya periodik (biaya administrasi umum, biaya
pemasaran).
2. Tujuan klasifikasi biaya untuk prediksi dalam merespon perubahan kegiatan, meliputi biaya
variabel dan biaya tetap.
3. Tujuan klasifikasi biaya untuk pembebanan biaya ke objek biaya, meliputi biaya langsung dan
biaya tidak langsung.
4. Tujuan klasifikasi biaya untuk pembuatan keputusan, meliputi biaya diferensial, sunk cost,
dan biaya kesempatan.
Contoh.
Dapat dilihat/dipelajari di laporan keuangan yaitu laporan laba/rugi, neraca baik perusahaan
dagang maupun industri.
8
BAB III
INFORMASI AKUNTANSI PENUH
(FULL ACCOUNTING INFORMATION)
3.1. Pengertian
Informasi akuntansi penuh mencakup informasi masa lalu dan masa yang akan datang yang
meliputi seluruh aktiva seluruh pendapatan yang diperoleh dan seluruh biaya/sumber yang
dikorbankan suatu obyek informasi.
Objek, selalu ada objek informasi yang meliputi aktiva, pendapatan dan biaya yang terjadi.
Full accounting Information terdiri dari unsur (Full Assets, Full Revenues, dan Full Cost)
1. Full Assets merupakan total aktiva (aktiva lancar maupun aktiva tetap). Lihat Neraca.
2. Full Revenues merupakan total pendapatan (pendapatan operasi maupun non operasi (lihat
laporan laba/rugi).
3. Full Cost merupakan total biaya yang bersangkutan dengan objek informasinya.
Contoh:
Laporan pendapatan penuh dan biaya penuh untuk luar perusahaan yang berisi informasi
akuntansi penuh yang didasarkan pada prinsip akuntansi yang lazim.
9
Perusahaan X
Laporan Laba Rugi
Periode yang berakhir 31 Desember 2014
(000)
Pendapatan penjualan kepada pihak luar Rp. 10.000
Biaya produk yang dijual Rp. 5.500
Laba kotor Rp. 4.500
Biaya usaha Rp. 2.000
Laba bersih usaha Rp. 2.500
Pendapatan dan biaya diluar usaha Rp. 500
Laba bersih sebelum pajak Rp. 3.000
Dalam Full Cost produk dipengaruhi oleh metode yang digunakan, yaitu metode Full Costing,
metode Variabel Costing, metode Activity Based Costing.
Contoh ketiga pendekatan sebagai berikut :
1. Total Cost pendekatan Full Costing
Adalah salah satu metode penentuan biaya/cost produk yang tidak membebankan
seluruh biaya produksi baik yang bersifat variabel maupun yang tetap.
Contoh Full Costing merupakan biaya total produksi (biaya bahan baku + biaya tenaga
kerja langsung + biaya overhead pabrik variabel dan tetap + total biaya non produksi)
(biaya pemasaran, biaya umum dan administrasi).
Biaya
bahan baku full production
+ costs dengan
Biaya tenaga menggunakan biaya penuh (full
Kerja langsung pendekatan full costs) dengan
+ = costing = pendekatan full
Biaya overhead + costing
Pabrik variabel biaya
+ administrasi
Biaya overhead dan umum
Pabrik tetap +
biaya
pemasaran
Perusahaan X
Laporan Laba Rugi
Periode yang berakhir 31 Desember 2014
(000)
Pendapatan penjualan kepada pihak luar Rp. 10.000
Pendapatan penjualan atas divisi Rp. 2.500
Pendapatan penuh Rp. 12.500
Biaya langsung divisi
Biaya produksi Rp. 5.000
Biaya administrasi/umum Rp. 1.000
Biaya pemasaran Rp. 2.500
Total biaya divisi Rp. 8.500
Alokasi biaya kantor pusat Rp. 1.000
Total biaya penuh Rp. 9.500
Laba bersih divisi Rp. 3.000
Perusahaan X
Laporan Laba Rugi
Periode yang berakhir 31 Desember 2021
(000)
Pendapatan penjualan kepada pihak luar Rp. 10.000
Pendapatan penjualan atas divisi Rp. 2.500
Pendapatan penuh Rp. 12.500
Biaya variabel
Biaya produksi variabel Rp. 4.000
Biaya administrasi/umum variabel Rp. 500
Biaya pemasaran variabel Rp. 1.500
Total biaya variabel Rp. 6.000
Laba kontribusi (contribution margin) Rp. 6.500
Biaya tetap
Biaya produksi tetap Rp. 1.000
Biaya administrasi/umum tetap Rp. 500
Biaya pemasaran tetap Rp. 1.500
Alokasi biaya kantor pusat tetap Rp. 1.000
Total biaya tetap Rp. 3.500
Laba bersih divisi Rp. 3.000
Perusahaan X
Laporan Laba Rugi
Periode yang berakhir 31 Desember 2021
(000)
Pendapatan penjualan Rp. 10.000
Pendapatan atas divisi Rp. 2.500
Total pendapatan Rp. 12.500
- Biaya tahap design dan pengembangan produk Rp. 1.000
- Biaya produksi
1. Biaya fasilitas pendukung Rp. 1.000
2. Biaya produk langsung Rp. 5.000
3. Biaya aktivitas lokal (pemasaran dan adm) Rp. 500
4. Alokasi biaya kantor pusat Rp. 1.000
Rp. 7.500
- Biaya tahap dukungan logistik dari luar Rp. 1.000
Total biaya Rp. 9.500
Laba bersih divisi Rp. 3.000
Contoh:
Manajer perusahaan “KK” Jambi memerlukan informasi tentang kemampuan
menghasilkan laba pada 3 macam produk yang dihasilkan (produk A, produk B dan produk C),
sehingga dapat diketahui penyebab timbulnya laba/rugi yang dihasilkan oleh setiap produk.
Selanjutnya manajer dapat menentukan produk mana yang harus dipertahankan,
dikembangkan dan dihentikan (ditutup).
13
“Perusahaan KK Jambi”
Laporan Laba Rugi
(Produk A, B, C)
Periode yang berakhir 31 Desember 2021
(000)
Keterangan Produk A Produk B Produk C Total
Pendapatan penjualan Rp. 20.000 Rp. 40.000 Rp. 60.000 Rp. 120.000
Biaya penuh
Desain dan pengembangan produk Rp. 3.000 Rp. 4.000 Rp. 2.000 Rp. 9.000
Biaya produksi
- Facility substaining activities Rp. 2.000 Rp. 8.000 Rp. 18.000 Rp. 28.000
- Product substaining activities Rp. 1.000 Rp. 6.000 Rp. 12.000 Rp. 19.000
- Batch related activities Rp. 1.200 Rp. 10.000 Rp. 4.000 Rp. 15.200
- Unit level activities Rp. 8.400 Rp. 13.600 Rp. 21.000 Rp. 43.000
Jumlah logistik Rp. 1.600 Rp. 2.400 Rp. 1.000 Rp. 5.000
Jumlah biaya aktivitas Rp. 17.200 Rp. 44.000 Rp. 58.000 Rp. 119.200
Laba (Rugi) per produk Rp. 2.800 Rp. 4.000 Rp. 2.000 Rp. 800
Berdasarkan fakta diatas, coba saudara analisis produk mana yang harus dikembangkan
dilihat dari pendapatan total biaya dan laba yang diperoleh produk A, produk B, dan produk
C baik secara total maupun per komponen biaya.
Contoh :
Divisi A merupakan salah satu dari divisi “Perusahaan KK” yang mempunyai data
sebagai berikut. Aktiva penuh per 31 Desember 2021 Rp. 40.000.000. biaya modal atas
investasi (Activa) 21%, pendapatan penuh atas divisi A sebesar Rp. 36.000.000. biaya penuh
yang dikeluarkan Rp. 24.000.000.
Hitung : ROI/RI/kembalian investasi dan pembuktiannya.
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑢ℎ − 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑢ℎ
ROI/RI = x 100%
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑢ℎ
𝑅𝑝.36.000.000−𝑅𝑝.24.000.000
= x 100%
𝑅𝑝.40.000.000
𝑅𝑝.12.000.000
= 𝑅𝑝.40.000.000 x100%
= 30%
14
Bukti
Residual Income
Pendapatan Penuh Rp. 36.000.000
Biaya Penuh Rp. 24.000.000
Laba Bersih Rp. 12.000.000
Beban Modal (21% x Rp. 40.000.000) Rp. 8.400.000
Residual Income Rp. 3.600.000
ROI/RI sebagai alat analisis kemampuan menghasilkan laba divisi dapat dipengaruhi oleh 4
faktor sebagai berikut :
1. Konsep laba yang digunakan
2. Komponen menghasilkan laba
3. Komponen aktiva yang diperhitungkan dalam investasi
4. Penilaian aktiva
Untuk lebih jelasnya dapat diberikan contoh unsur yang digunakan untuk menghitung tiap-
tiap jenis laba sebagai berikut :
“Perusahaan KK Jambi”
Laporan Laba Rugi
Periode yang berakhir 31 Desember 2021
Divisi A
(000)
Keterangan Laba Kontribusi Laba Terkendali Laba Langsung Laba Bersih
Divisi Divisi Divisi Divisi
Pendapatan penjualan Rp. 38.000 Rp. 38.000 Rp. 38.000 Rp. 38.000
Biaya langsung
Biaya variabel terkendalikan Rp. 16.000 Rp. 16.000 Rp. 16.000 Rp. 16.000
Biaya variabel tak terkendalikan Rp. 5.000 Rp. 5.000 Rp. 5.000
Jumlah biaya variabel Rp. 21.000
Rp. 17.000
Biaya tetap terkendalikan Rp. 4.000 Rp. 4.000
Jumlah biaya terkendalikan Rp. 20.000
Rp. 18.000
Biaya tetap tidak terkendalikan Rp. 3.000 Rp. 3.000
Rp. 28.000
Rp. 10.000
Biaya tidak langsung Rp. 6.000
Alokasi dari kantor pusat Rp. 30.000
Rp. 8.000
15
Dari laporan laba/rugi tersebut diatas, maka yang paling cocok untuk menganalisis divisi
tersebut adalah laba bersih divisi, karena didalamnya telah diperhitungkan informasi
pendapatan penuh dan informasi biaya penuh sehingga mencerminkan semua faktor
penentu kemampuan menghasilkan laba divisi.
Contoh :
Penghitungan biaya yang menghasilkan produk A dengan menggunakan biaya penuh
pendekatan Full Costing, Variable Costing, dan Activity Based Costing sebagai berikut :
16
BAB IV
PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI
DALAM PENENTUAN HARGA JUAL
4.1. Pendahuluan
Pada umumnya harga jual produk dan jasa ditentukan adanya perimbangan antara
permintaan dan penawaran di pasar sehingga biaya bukan satu-satunya penentu harga jual.
Dalam menentukan harga jual manajer banyak menghadapi ketidakpastian (selera
konsumen, kemampuan daya beli, jumlah pesaing dan sebagainya) yang harus memberikan
informasi batas bawah harga jual ditetapkan.
Harga jual produk dalam keadaan normal ditentukan dengan format sebagai berikut :
Sehingga harga jual barang dapat menutup biaya penuh dan dapat menghasilkan laba
yang diharapkan (berdasarkan investasi yang ditanamkan untuk menghasilkan produk
tersebut).
19
Contoh :
1. Perhitungan harga jual dengan Cost Plus Pricing pendekatan Full Costing
2. Perhitungan harga jual dengan Cost Plus Pricing pendekatan Variable Costing
Total biaya investasi/aktiva awal tahun anggaran sebesar Rp. 400.000.000 dan laba
yang diharapkan dari investasi tersebut 25%.
1. Perhitungan harga jual dengan Cost Plus Pricing pendekatan Full Costing
Perhitungan Markup
Biaya Administrasi dan Umum Rp. 20.000.000
Biaya Pemasaran Rp. 30.000.000
Laba yang Diharapkan 25% x Rp. 400.000.000 Rp. 100.000.000
Jumlah Biaya Markup Rp. 150.000.000
Biaya Produksi Rp. 300.000.000
𝑅𝑝.150.000.000
Presentasi Markup = x 100% = 50%
𝑅𝑝.300.000.000
𝑅𝑝.450.000.000
Harga Jual per Unit = = Rp. 450/unit
1.000.000
20
2. Perhitungan harga jual dengan Cost Plus Pricing pendekatan Variable Costing
Jika “Perusahaan KK” tersebut diatas anggaran produksi 1.000.000 unit/tahun dan
biaya penuh yang dianggarkan Rp. 350.000.000 yang terdiri sebagai berikut :
Biaya Variabel
Biaya Produksi Variabel Rp. 200.000.000
Biaya Umum dan Administrasi Rp. 5.000.000
Biaya Pemasaran Variabel Rp. 5.000.000
Total Biaya Variabel Rp. 210.000.000
Biaya Tetap
Biaya Produksi Tetap Rp. 100.000.000
Biaya Administrasi dan Umum Tetap Rp. 15.000.000
Biaya Pemasaran Tetap Rp. 25.000.000
Jumlah Biaya Tetap Rp. 140.000.000
Total Biaya Penuh Rp. 350.000.000
𝑅𝑝.240.000.000
Presentasi Markup = x 100% = 114,29%
𝑅𝑝.210.000.000
𝑅𝑝.450.000.000
Harga Jual per Unit = = Rp. 450,9 => Rp. 450/unit
1.000.000
Dasar penentuan harga jual Cost Type Contract adalah biaya penuh masa lalu.
Biaya Cost Type Contract dapat dihitung sebagai berikut :
Biaya penuh sesungguhnya Rp. Xx
Laba yang diharapkan (% x total biaya penuh) Rp. Xx
Harga yang harus dibayar pembeli Rp. Xx
Contoh :
“Perusahaan Setia jambi” telah memenangkan tender untuk pengadaan komputer
sebanyak 80 unit dengan biaya yang dikeluarkan :
Biaya langsung pengadaan komputer Rp. 475.000.000
Biaya tidak langsung proyek Rp. 125.000.000
Total biaya penuh proyek Rp. 600.000.000
Laba yang diharapkan oleh perusahaan setia sebesar 20% dari biaya penuh yang
dikeluarkan.
Harga jual yang dibebankan kepada pemilik proyek dalam Cost Type Contract dapat
dihitung sebagai berikut :
𝑅𝑝.720.000.000
Harga jual per unit komputer = = Rp. 9.000.000
80
Jika kedua kondisi diatas masih dapat dipenuhi berarti pesanan khusus tersebut dapat
diterima apalagi jika tujuan penerimaan pesanan khusus tersebut sebagai sasaran
promosi perusahaan. Tetapi sebaliknya jika tidak terpenuhi pesanan khusus sebaiknya
ditolak.
Contoh:
“Perusahaan KK Jambi” menerima pesanan khusus dari pelanggannya diluar pesanan
reguler sebanyak 2000 unit sepeda dengan harga per unit Rp. 340.000. harga jual
normal sebesar Rp. 450.000 dan biaya penuh untuk memproduksi sepeda tersebut per
unit Rp. 350.000, berarti harga pesanan khusus masih dibawah harga normal, maupun
biaya penuh produksi perusahaan masih memungkinkan memproduksi sepeda
tersebut karena kapasitas produksi belum mencapai kapasitas penuh 100.000
22
unit/tahun. Biaya tetap Rp. 14.000.000 per tahun dapat ditutup dari penjualan reguler.
Biaya penuh yang variabel sebesar Rp. 210.000 per unit (350.000 – 140.000 = 210.000).
Perhitungan menerima atau menolak pesanan khusus sebagai berikut :
𝑅𝑝. 2.700.000.000
= x 100%
30.000.000.000
= 9%
Harga jual per liter air dapat dihitung sebagai berikut :
Biaya produksi air per liter Rp. 600
Markup 9% x Rp. 600 Rp. 54
Target harga jual air per liter Rp. 654
23
BAB V
PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PENUH
DALAM PENENTUAN HARGA TRANSFER
5.1. Pendahuluan
Dalam perusahaan yang telah terbentuk pusat-pusat laba, maka dalam menghadapi berbagai
macam pasar untuk memasarkan barang dan jasa yang dihasilkan maka harga transfer menjadi
masalah bagi perusahaan.
Harga transfer dimaksudkan adalah harga barang dan jasa yang harus dibebankan kepada
pusat-pusat laba yang ada, dengan mengukur kinerja masing-masing pusat laba berdasarkan
laba yang diperolehnya.
Full Costing
Biaya Penuh
Sesungguhnya Variable Costing
Activity Based
Biaya (Cost Based Costing
Transfer Pricing)
Full Costing
Dasar Penentuan Biaya Penuh
Harga Transfer Standar Variable Costing
Activity Based
Harga Pasar
Costing
(Marked Based Pricing)
5.2.1. Perhitungan Harga Transfer dengan Cost Based Transfer Pricing Berdasarkan
Pendekatan Full Costing
“Perusahaan KK” memiliki 2 divisi yaitu divisi A dan divisi B. total aktiva (investasi)
awal sebesar Rp. 1.000.000.000,- kapasitas normal 1.000.000 unit, biaya produksi Rp.
200.000.000,- biaya administrasi dan umum Rp. 50.000.000,- biaya pemasaran Rp.
20.000.000,-. Laba yang diharapkan 15% dari investasi.
Perhitungan Markup
Biaya Administrasi dan Umum Rp. 50.000.000
Biaya Pemasaran Rp. 20.000.000
Laba yang Diharapkan 15% x Rp. 1.000.000.000,- Rp. 150.000.000
Rp. 220.000.000
Biaya Produksi Rp. 200.000.000
𝑅𝑝.220.000.000
Markup = x 100% = 110%
𝑅𝑝.200.000.000
25
𝑅𝑝.420.000.000
Harga Transfer per Unit = x = Rp. 420/unit
1.000.000
5.2.2. Perhitungan Harga Transfer dengan Cost Based Transfer Pricing Berdasarkan
Pendekatan Variabel Costing
Biaya Variabel
Biaya Produksi Variabel Rp. 150.000.000
Biaya Umum dan Administrasi Variabel Rp. 10.000.000
Biaya Pemasaran Variabel Rp. 5.000.000
Total Biaya Variabel Rp. 165.000.000
Biaya Tetap
Biaya Produksi Tetap Rp. 50.000.000
Biaya Umum dan Administrasi Tetap Rp. 40.000.000
Biaya Pemasaran Tetap Rp. 15.000.000
Jumlah Biaya Tetap Rp. 105.000.000
Total Biaya Penuh Rp. 270.000.000
𝑅𝑝.255.000.000
Markup = x 100% = 154,55%
𝑅𝑝.165.000.000
𝑅𝑝.420.007.500
Harga per unit = = Rp. 420,01
1.000.000
26
Harga pasar merupakan biaya kesempatan baik divisi penjual maupun divisi pembeli.
Bagi divisi penjual harga pasar merupakan penghasilan yang akan dikorbankan
didalam transfer produk kepada divisi pembeli. Bagi divisi pembeli harga pasar
merupakan biaya yang seharusnya dikeluarkan jika produk tersebut dibeli dari pihak
luar.
Jika harga transfer dilakukan dalam satu perusahaan maka penjual dapat
menetapkan harga pasar minus (Market Price Minus), hal ini dapat dilakukan karena
terjadi penghematan biaya bagi penjual yaitu penjualan produk partai besar
mengurangi biaya transport, biaya pemasaran (biaya iklan, biaya promosi, biaya
penagihan) dan terjadi penghematan biaya penyimpanan (penggudangan).