Anda di halaman 1dari 28

AKUNTANSI MANAJEMEN

Oleh :

Drs. H. Jamal S, MM
Mohammad Ihsan, SE., M.Si
Ade Perdana Siregar, SE., MM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS JAMBI
2022

i
DAFTAR ISI

BAB I KARAKTERISTIK AKUNTANSI MANAJEMEN ................................................................. 1


1.1 Pengertian Akuntansi Keuangan (AK), Akuntansi Biaya (AKB), Akuntansi
Manajemen (AKM) dan Hubungannya........................................................................ 1
1.2 Hubungan Akuntansi Manajemen dengan Fungsi Manajemen (POAC) ..................... 1
1.3 Akuntansi Sebagai Sistem Pengolahan Informasi Keuangan ...................................... 2
1.4 Perbandingan Karakteristik Akuntansi Keuangan dengan Akuntansi Manajemen..... 4
1.5 Tipe Informasi Akuntansi Manajemen ........................................................................ 5

BAB II KONSEP DAN KLASIFIKASI BIAYA ................................................................................. 6


2.1 Klasifikasi Biaya Umum ............................................................................................... 6
2.2 Klasifikasi Biaya Menurut Waktu Pembebanannya .................................................... 7
2.3 Klasifikasi Biaya Menurut Tujuannya .......................................................................... 7

BAB III INFORMASI AKUNTANSI PENUH (FULL ACOUNTING INFORMATION) ........................ 8


3.1 Pengertian Informasi Akuntansi Penuh ...................................................................... 8
3.2 Manfaat Informasi Akuntansi Penuh .......................................................................... 8
1 Sebagai Pelaporan Keuangan ...................................................................................... 8
2 Analisis Kemampuan Menghasilkan Laba ................................................................... 12
3 Analisis Biaya yang Telah Dikeluarkan ........................................................................ 15

BAB IV PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DALAM PENENTUAN HARGA JUAL ............. 18


4.1 Pendahuluan ............................................................................................................... 18
4.2 Metoda Penentuan Harga Jual .................................................................................... 18
4.2.1 Penentuan Harga Jual Normal .................................................................................... 18
4.2.2 Penentuan Harga Jual dalam Cost Type Contract ....................................................... 20
4.2.3 Penentuan Harga Jual Pesanan Khusus....................................................................... 21
4.2.4 Penentuan Harga Jual Yang Diatur Oleh Pemerintah ................................................. 22

BAB V PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PENUH DALAM PENENTUAN


HARGA TRANSFER ....................................................................................................... 24
5.1 Pendahuluan ............................................................................................................... 24
5.2 Dasar Penentuan Harga Transfer ................................................................................ 25
5.2.1 Perhitungan Harga Transfer dengan Cost Based Transfer Berdasarkan Pendekatan
Full Costing .................................................................................................................. 25
5.2.2 Perhitungan Harga Transfer dengan Cost Based Transfer Berdasarkan Pendekatan
Variable Costing .......................................................................................................... 26
5.2.3 Penentuan Harga Transfer Atas Dasar Harga Pasar .................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................... 28

ii
1

BAB I
KARAKTERISTIK AKUNTANSI MANAJEMEN

1.1 Pengertian AK, AKB, AKM dan Hubungannya


 Akuntansi Keuangan merupakan proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan
pelaporan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
 Akuntansi Biaya merupakan proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian
biaya-biaya pembuatan produk dengan melakukan perhitungan harga pokok produksi dan
selanjutnya dapat menentukan harga jualnya.
 Akuntansi Manajemen merupakan proses pengolahan data-data keuangan dan non
keuangan untuk memberikan informasi bagi manajemen dalam perencanaan,
pengorganisasian dan pengendalian serta pengambilan keputusan.

Hubungan Akuntansi Keuangan, Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen dapat


digambarkan sebagai berikut :

A : Akuntansi Keuangan

AK AKB AKM B : Akuntansi Manajemen


A C B
C : Akuntansi Biaya

Untuk memahami lebih lanjut, maka Laporan Keuangan sebagai hasil akhir dari proses
akuntansi (Siklus Akuntansi) baik untuk perusahaan jasa, perusahaan dagang, dan perusahaan
industri, yang berupa Laporan Laba/Rugi, Laporan Perubahan Modal, dan Neraca harus
diingat/diulang kembali materi (PAK I, PAK II, AKB) sebagai dasar untuk mempermudah
memahami materi Akuntansi Manajemen.

1.2 Hubungan Akuntansi Manajemen dengan Fungsi-fungsi Manajemen


Manajemen yaitu ilmu dan seni untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan
bantuan orang lain.

Hubungan akuntansi manajemen dengan fungsi-fungsi manajemen dalam rangka


pengambilan keputusan dapat digambarkan sebagai berikut :
2

PLANNING

Decision
Making
CONTROLLING AKUNTANSI ORGANISASI
MANAJEMEN
Decision
Making

ACTUATING

Dalam pengambilan keputusan apapun bentuknya untuk mencapai tujuan, maka fungsi
manajemen (POAC) harus diterapkan. Jika belum dapat tercapai maka penyebabnya dapat
ditelusuri apakah diperencanaan, pengorganisasian, pelaksanaannya, pengawasannya,
selanjutnya melakukan perbaikan agar tujuan tetap dapat dicapai.

1.3 Akuntansi Sebagai Sistem Pengolahan Informasi Keuangan


Akuntansi dapat dipandang sebagai sistem yang mengolah masukan berupa data operasi
dan data keuangan untuk menghasilkan keluaran berupa informasi akuntansi yang dibutuhkan
si pemakai.

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

INFORMASI
DATA AKUNTANSI
PROSES
MASUKAN KELUARAN

Akuntansi sebagai sistem pengolahan informasi keuangan dapat dikelompokkan menjadi 2 tipe,
yaitu tipe akuntansi keuangan dan tipe akuntansi manajemen.

AKUNTANSI KEUANGAN

TIPE AKUNTANSI

AKUNTANSI MANAJEMEN
3

Akuntansi Manajemen dapat dilihat dari dua sudut yaitu Akuntansi Manajemen sebagai salah
satu tipe informasi dan Akuntansi Manajemen sebagai salah satu tipe akuntansi.

SEBAGAI SUATU
TIPE INFORMASI
AKUNTANSI
MANAJEMEN
SEBAGAI SUATU
TIPE AKUNTANSI

 Sebagai suatu tipe akuntansi, Akuntansi Manajemen merupakan suatu sistem pengolahan
informasi keuangan yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan bagi
kepentingan pemakai intern organisasi.

 Sebagai suatu tipe informasi, Akuntansi Manajemen merupakan tipe informasi kwantitutip
yang menggunakan nilai uang sebagai ukuran yang digunakan untuk membantu
manajemen dalam pelaksanaan pengolahan perusahaan.

1. Akuntansi Manajemen Sebagai Suatu Tipe Informasi


Akuntansi manajemen dipandang sebagai tipe informasi yang merupakan suatu proses
untuk mengolah informasi keuangan untuk memenuhi keperluan para manajer dalam
rangka pengolahan perusahaan melalui fungsi manajemen (POAC) dalam mencapai
tujuan.

Tipe informasi untuk pengambilan keputusan dapat digambarkan sebagai berikut:

INFORMASI
NON KUANTITATIF

INFORMASI INFORMASI
KUANTITATIF OPERASI

INFORMASI INFORMASI
INFORMASI INFORMASI AKUNTANSI AKUNTANSI
AKUNTANSI KEUANGAN PENUH

INFORMASI INFORMASI INFORMASI


NON KUANTITATIF AKUNTANSI AKUNTANSI
MANAJEMEN DIFERENSIAL

INFORMASI
AKUNTANSI
PERTANGGUNG
JAWABAN
4

2. Akuntansi Manajemen Sebagai Suatu Tipe Akuntansi


Akuntansi merupakan proses pengolahan data keuangan untuk menghasilkan
informasi keuangan yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan baik untuk
intern perusahaan maupun ekstern perusahaan. Sehingga secara rinci terjadi
perbedaan antara karakteristik akuntasi manajemen dengan akuntansi keuangan.

1.4 Perbandingan Karakteristik Akuntansi Manajemen dengan Akuntansi Keuangan

SISI AKUNTANSI MANAJEMEN AKUNTANSI KEUANGAN


Pemakaian Utama Para manajer dari berbagai Para manajer dan pihak luar
jenjang organisasi. perusahaan, seperti para investor,
kreditur, dan instansi pemerintah.
Lingkup Informasi Bagian dari perusahaan. Perusahaan sebagai keseluruhan.
Fokus Informasi Berorientasi pada masa yang Berorientasi pada masa yang telah
akan datang. lalu.
Rentang Waktu Fleksibel, bervariasi dari Kurang fleksibel. Biasanya
harian, mingguan bulanan mencakup jangka waktu setahun,
bahkan dapat mencakup setengah tahun atau kuartal.
periode 10 tahun.
Kriteria Bagi Tidak ada batasan, kecuali Dibatasi oleh prinsip akuntansi
Informasi Akuntansi manfaat yang dapat diperoleh yang lazim.
oleh manajemen ditinjau dari
hubungan antara manfaat
tersebut dengan pengorbanan
(cost and benefit) untuk
memperbaiki keputusan
manajemen.
Laporan Laporan terperinci ; mengenai Laporan berupa ringkasan ;
perincian bagian dari mengenai perusahaan sebagai
perusahaan, produk, keseluruhan.
departemen, daerah dan lain
sebagainya.
Keterlibatan di Berkepentingan terhadap Aspek tingkah laku manusia
dalam Tingkah Laku bagaimana pengukuran- adalah sekunder ditinjau dari
Manusia pengukuran dan laporan akan akuntansu keuangan.
mempengaruhi tingkah laku Berkepentingan terhadap
para manajer setiap hari. bagaimana mengukur dan
menyampaikan kejadian-kejadian
ekonomi.
Disiplin Sumber Ilmu ekonomi dan psikologi Ilmu ekonomi.
sosial
Ketelitian Informasi Unsur taksiran di dalam Ketetapan informasi merupakan
informasi adalah besar hal yang penting.
5

1.5 Tipe Informasi Akuntansi Manajemen


Informasi akuntansi manajemen dapat dihubungkan tiga hal, yaitu objek informasinya,
alternatif yang akan diambil dan wewenang manajer yang dapat digambarkan sebagai berikut:
OBJEK INFORMASI
INFORMASI AKUNTANSI
PENUH

INFORMASI ALTERNATIF INFORMASI


AKUNTANSI YANG AKAN AKUNTANSI
MANAJEMEN DIAMBIL/DIPILIH DIFERENSIAL

INFORMASI
WEWENANG
AKUNTANSI
MANAJER
PERTANGGUNG
JAWABAN

A. Informasi Akuntansi Penuh

Informasi akuntansi penuh dapat mencakup informasi masa lalu dan masa yang akan
datang yang meliputi informasi aktiva (Full Assets Information), pendapatan (Full Revenue
Information) dan biaya (Full Cost Information). Objek informasinya dapat berupa satuan
usaha, produk, departemen, divisi dalam perusahaan.

B. Informasi Akuntansi Diferensial

Informasi akuntansi diferensial merupakan taksiran perbedaan aktiva (Diferensial


Assets), pendapatan (Diferensial Revenue) dan taksiran perbedaan biaya (Diferensial Cost)
dengan membandingkan alternatif yang lain dalam pengambilan keputusan yang terbaik.

C. Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban

Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi aktiva, pendapatan


dan biaya yang dihubungkan dengan manajer yang bertanggungjawab atas pusat
pertanggungjawabannya, sebagai masukan kepada manajer puncak dalam rangka
pengelolaan kegiatan usahanya.
6

BAB II
KONSEP DAN KLASIFIKASI BIAYA

Seorang manajer dalam melakukan pengelolaan usaha untuk mencapai tujuan difokuskan
dalam 2 hal yaitu 1. Perencanaan yaitu diawali menetapkan tujuan dan merancang cara-cara
mencapai tujuannya. 2. Melakukan Pengendalian yaitu langkah-langkah untuk menjamin agar tujuan
dapat direalisasikan.

Untuk melaksanakan perencanaan dan pengendalian maka perlu informasi dari pihak luar.
Jika dilihat dari sudut akuntansi informasi yang dibutuhkan berkaitan dengan Kos (Cost) yaitu biaya
yang dikorbankan untuk membeli barang/jasa dengan harapan memberikan manfaat yang lebih
besar saat sekarang maupun yang akan datang.

Untuk itu biaya (cost) diklasifikasikan menurut biaya umum, menurut waktunya, menurut tujuannya.

2.1. Klasifikasi Biaya Umum


Untuk menentukan biaya secara umum pengelompokkannya tergantung pada jenis
organisasinya (organisasi bisnis dan non bisnis) dan jenis perusahaannya (perusahaan jasa,
perusahaan dagang, perusahaan industri).

Untuk perusahaan industri biaya dikelompokkan menjadi 2 yaitu biaya manufaktur


(manufacturing cost) dan biaya non manufaktur.

Biaya manufaktur dikelompokkan menjadi 3 yaitu :


1. Biaya bahan baku, yaitu biaya yang digunakan untuk menghasilkan produk jadi (siap pakai).
 Bahan baku langsung (direct material), yaitu bahan yang menjadi bagian integral untuk
produk jadi, secara fisik dapat ditelusuri keberadaannya pada produk jadi tersebut.
 Bahan baku penolong/tidak langsung (indirect material), yaitu bahan baku yang tidak
dapat ditelusuri secara fisik keberadaannya pada produk jadi.

2. Biaya tenaga kerja, yaitu biaya TKL/TKTL yang digunakan untuk menghasilkan barang
jadi/produk jadi.
 Biaya Tenaga Kerja Langsung (TKL), yaitu biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja yang
langsung menangani proses produksi sampai produk selesai (barang jadi).
 Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung (TKTL), yaitu biaya tenaga kerja yang secara fisik tidak
dapat ditelusuri ke produk yang dihasilkan (barang jadi).

3. Biaya Umum Pabrik/Biaya Overhead Pabrik, yaitu biaya yang dikeluarkan selain biaya bahan
baku langsung dan tenaga kerja langsung.
yang termasuk biaya umum pabrik yaitu BB tidak langsung, biaya tenaga kerja tidak langsung
dan biaya lain untuk keperluan pabrik (pemeliharaan mesin/peralatan/bangunan pabrik,
penyusutan, asuransi, biaya listrik, air dan telepon untuk pabrik).

Biaya non manufaktur dikelompokkan menjadi 2 yaitu :


1. Biaya pemasaran (marketing cost), biaya yang diperlukan untuk memperoleh pemesanan
pelanggan dan menyampaikan produk jadi ke pelanggan/pembeli. Contohnya biaya
advertensi transfer, biaya pengiriman/pengepakan, biaya komisi, biaya gaji bagian penjualan.
2. Biaya administrasi umum yaitu biaya yang dikeluarkan untuk biaya pengoperasian
perusahaan yang berkaitan dengan manajemen umum. Contohnya biaya administrasi, biaya
gaji pimpinan, karyawan, biaya penyusutan, biaya listrik.
7

2.2. Klasifikasi Biaya Menurut Waktu Pembebanannya


Klasifikasi biaya menurut waktu pembebanannya dikelompokkan menjadi 2, yaitu biaya periodik
(period cost) dan biaya produk (product cost).

1. Biaya periodik (period cost) yaitu biaya yang dikeluarkan dengan membandingkan
pendapatan berdasarkan periode waktu terjadinya. Biaya ini dilaporkan dalam Laporan
Laba/Rugi periode terjadinya biaya tersebut.
Contoh biaya sewa, biaya perlengkapan, dan sebagainya.
2. Biaya produk (product cost) yaitu biaya yang melekat pada produk yang bersangkutan.
- Untuk perusahaan dagang yaitu harga pokok pembelian barang dagang tersebut.
- Untuk perusahaan industri yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya umum
pabrik.

2.3. Klasifikasi Biaya Menurut Tujuannya


Menurut tujuannya, biaya dikelompokkan menjadi 4 (empat) yaitu :

1. Tujuan klasifikasi biaya untuk penyusunan laporan keuangan, meliputi biaya produk (biaya
BB, biaya TKL, biaya umum pabrik) dan biaya periodik (biaya administrasi umum, biaya
pemasaran).
2. Tujuan klasifikasi biaya untuk prediksi dalam merespon perubahan kegiatan, meliputi biaya
variabel dan biaya tetap.
3. Tujuan klasifikasi biaya untuk pembebanan biaya ke objek biaya, meliputi biaya langsung dan
biaya tidak langsung.
4. Tujuan klasifikasi biaya untuk pembuatan keputusan, meliputi biaya diferensial, sunk cost,
dan biaya kesempatan.

Contoh.
Dapat dilihat/dipelajari di laporan keuangan yaitu laporan laba/rugi, neraca baik perusahaan
dagang maupun industri.
8

BAB III
INFORMASI AKUNTANSI PENUH
(FULL ACCOUNTING INFORMATION)

3.1. Pengertian
Informasi akuntansi penuh mencakup informasi masa lalu dan masa yang akan datang yang
meliputi seluruh aktiva seluruh pendapatan yang diperoleh dan seluruh biaya/sumber yang
dikorbankan suatu obyek informasi.

Unsur yang membentuk informasi akuntansi penuh, yaitu :


- Total aktiva/aktiva penuh (Full Assets)
- Total pendapatan/pendapatan penuh (Full Revenues)
- Total biaya/biaya penuh (Full Cost)

Objek, selalu ada objek informasi yang meliputi aktiva, pendapatan dan biaya yang terjadi.

Full accounting Information terdiri dari unsur (Full Assets, Full Revenues, dan Full Cost)
1. Full Assets merupakan total aktiva (aktiva lancar maupun aktiva tetap). Lihat Neraca.
2. Full Revenues merupakan total pendapatan (pendapatan operasi maupun non operasi (lihat
laporan laba/rugi).
3. Full Cost merupakan total biaya yang bersangkutan dengan objek informasinya.

3.2. Manfaat Informasi Akuntansi Penuh


Informasi akuntansi penuh bermanfaat bagi manajemen.
1. Sebagai pelaporan keuangan
2. Sebagai analisis kemampuan menghasilkan laba (profitability analysis)
3. Analisa besarnya biaya yang telah dikeluarkan
4. Analisa menentukan harga jual dalam tipe biaya kontrak
5. Analisa menentukan harga jual normal
6. Analisa menentukan harga jual yang dialami oleh pemerintah
7. Analisa menentukan harga transfer
8. Analisa penyusunan program

1) Sebagai pelaporan keuangan


Pelaporan keuangan dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu untuk pihak luar dan pihak dalam,
yaitu pelaporan keuangan kepada manajemen puncak.

Contoh:
Laporan pendapatan penuh dan biaya penuh untuk luar perusahaan yang berisi informasi
akuntansi penuh yang didasarkan pada prinsip akuntansi yang lazim.
9

Perusahaan X
Laporan Laba Rugi
Periode yang berakhir 31 Desember 2014

(000)
Pendapatan penjualan kepada pihak luar Rp. 10.000
Biaya produk yang dijual Rp. 5.500
Laba kotor Rp. 4.500
Biaya usaha Rp. 2.000
Laba bersih usaha Rp. 2.500
Pendapatan dan biaya diluar usaha Rp. 500
Laba bersih sebelum pajak Rp. 3.000

Dalam Full Cost produk dipengaruhi oleh metode yang digunakan, yaitu metode Full Costing,
metode Variabel Costing, metode Activity Based Costing.
Contoh ketiga pendekatan sebagai berikut :
1. Total Cost pendekatan Full Costing
Adalah salah satu metode penentuan biaya/cost produk yang tidak membebankan
seluruh biaya produksi baik yang bersifat variabel maupun yang tetap.
Contoh Full Costing merupakan biaya total produksi (biaya bahan baku + biaya tenaga
kerja langsung + biaya overhead pabrik variabel dan tetap + total biaya non produksi)
(biaya pemasaran, biaya umum dan administrasi).

Total Cost Pendekatan Full Costing

Biaya
bahan baku full production
+ costs dengan
Biaya tenaga menggunakan biaya penuh (full
Kerja langsung pendekatan full costs) dengan
+ = costing = pendekatan full
Biaya overhead + costing
Pabrik variabel biaya
+ administrasi
Biaya overhead dan umum
Pabrik tetap +
biaya
pemasaran

contoh : pendekatan full costing


Laporan pendapatan penuh dan biaya penuh untuk kepentingan manajer puncak, prinsip
akuntansi yang lazim tidak selalu digunakan dalam penyusunan laporan keuangan.
Pendapatan berupa pendapatan penjualan divisi dan pendapatan penjualan antar divisi,
biaya terdiri dari biaya divisi langsung dalam bagian biaya kantor pusat yang dialokasikan
ke divisi.
10

Perusahaan X
Laporan Laba Rugi
Periode yang berakhir 31 Desember 2014

(000)
Pendapatan penjualan kepada pihak luar Rp. 10.000
Pendapatan penjualan atas divisi Rp. 2.500
Pendapatan penuh Rp. 12.500
Biaya langsung divisi
Biaya produksi Rp. 5.000
Biaya administrasi/umum Rp. 1.000
Biaya pemasaran Rp. 2.500
Total biaya divisi Rp. 8.500
Alokasi biaya kantor pusat Rp. 1.000
Total biaya penuh Rp. 9.500
Laba bersih divisi Rp. 3.000

2. Total Cost pendekatan metode Variabel Costing


Merupakan salah satu metode yang digunakan dalam menentukan biaya produksi yang
membebankan hanya biaya produksi yang bersifat variabel saja kepada produk.
Maka biaya produk meliputi (biaya bahan baku + biaya tenaga kerja langsung + biaya
overhead pabrik variabel + biaya umum/administrasi dan pemasaran variabel) ditambah
total biaya tetap (BUP tetap + biaya umum/administrasi, pemasaran tetap).

Total Cost Pendekatan Variabel Costing

Biaya full production


bahan baku costs dengan
+ pendekatan
Biaya tenaga vaiabel costing biaya penuh (full
Kerja langsung costs) dengan
+ = + = pendekatan
Biaya overhead biaya administrasi variabel costing
Pabrik variabel dan umum
+ +
Biaya overhead biaya Pemasaran
Pabrik tetap variabel
+
Biaya overhead
Pabrik tetap
+
Biaya administrasi
Dan umum tetap
+
Biaya pemasaran
variabel
11

Contoh : Pendekatan Variabel Costing

Perusahaan X
Laporan Laba Rugi
Periode yang berakhir 31 Desember 2021

(000)
Pendapatan penjualan kepada pihak luar Rp. 10.000
Pendapatan penjualan atas divisi Rp. 2.500
Pendapatan penuh Rp. 12.500
Biaya variabel
Biaya produksi variabel Rp. 4.000
Biaya administrasi/umum variabel Rp. 500
Biaya pemasaran variabel Rp. 1.500
Total biaya variabel Rp. 6.000
Laba kontribusi (contribution margin) Rp. 6.500
Biaya tetap
Biaya produksi tetap Rp. 1.000
Biaya administrasi/umum tetap Rp. 500
Biaya pemasaran tetap Rp. 1.500
Alokasi biaya kantor pusat tetap Rp. 1.000
Total biaya tetap Rp. 3.500
Laba bersih divisi Rp. 3.000

3. Total Cost pendekatan metode Activity Based Costing


Salah satu metode dalam menentukan biaya produksi yang ditujukan untuk menyajikan
informasi biaya produk secara cermat/akurat bagi kepentingan manajemen, dengan jalan
mengukur secara cermat biaya (sumber daya) dalam setiap aktivitas yang digunakan
untuk menghasilkan produk.

Total Cost Pendekatan Activity Based Costing

Biaya tahap design


dan pengembangan facility substaining
produk activity cost
+ +
Biaya tahap product substaining biaya penuh (full
Produksi activity cost costs) dengan
+ = + = pendekatan
Biaya overhead batch-related activity based
Pabrik variabel activity cost costing
+ +
Biaya tahap unit level
Dukungan logistik activity cost
(logistic supports)
12

Contoh : Pendekatan Activity Based Costing

Perusahaan X
Laporan Laba Rugi
Periode yang berakhir 31 Desember 2021

(000)
Pendapatan penjualan Rp. 10.000
Pendapatan atas divisi Rp. 2.500
Total pendapatan Rp. 12.500
- Biaya tahap design dan pengembangan produk Rp. 1.000
- Biaya produksi
1. Biaya fasilitas pendukung Rp. 1.000
2. Biaya produk langsung Rp. 5.000
3. Biaya aktivitas lokal (pemasaran dan adm) Rp. 500
4. Alokasi biaya kantor pusat Rp. 1.000
Rp. 7.500
- Biaya tahap dukungan logistik dari luar Rp. 1.000
Total biaya Rp. 9.500
Laba bersih divisi Rp. 3.000

2) Analisa kemampuan menghasilkan laba (profitability analysis)


Analisa kemampuan menghasilkan laba dilampirkan untuk mendeteksi penyebab
timbulnya laba/rugi yang dihasilkan oleh objek informasi dalam periode akuntansi tertentu.
Jika produk yang dihasilkan lebih dari satu macam produk (Product Diversivilation), maka
manajer memerlukan akuntansi penuh untuk menganalisis kemampuan setiap produk yang
dihasilkan dengan jalan membandingkan pendapatan penuh dengan biaya penuh dan aktiva
penuh yang digunakannnya.

Dalam menganalisis kemampuan menghasilkan laba, biaya penuh untuk masing-masing


produk dikelompokkan menjadi 4 kelompok aktivitas yaitu :
1. Aktivitas mempertahankan fasilitas (Facility Substaining Activities)
2. Aktivitas mempertahankan produk (Product Substaining Activites)
3. Aktivitas yang bersangkutan dengan kelompok produk (Batch Related Activities)
4. Aktivitas yang bersangkutan dengan unit yang dihasilkan (Unit Level Activities)

Contoh:
Manajer perusahaan “KK” Jambi memerlukan informasi tentang kemampuan
menghasilkan laba pada 3 macam produk yang dihasilkan (produk A, produk B dan produk C),
sehingga dapat diketahui penyebab timbulnya laba/rugi yang dihasilkan oleh setiap produk.
Selanjutnya manajer dapat menentukan produk mana yang harus dipertahankan,
dikembangkan dan dihentikan (ditutup).
13

“Perusahaan KK Jambi”
Laporan Laba Rugi
(Produk A, B, C)
Periode yang berakhir 31 Desember 2021

(000)
Keterangan Produk A Produk B Produk C Total
Pendapatan penjualan Rp. 20.000 Rp. 40.000 Rp. 60.000 Rp. 120.000
Biaya penuh
Desain dan pengembangan produk Rp. 3.000 Rp. 4.000 Rp. 2.000 Rp. 9.000
Biaya produksi
- Facility substaining activities Rp. 2.000 Rp. 8.000 Rp. 18.000 Rp. 28.000
- Product substaining activities Rp. 1.000 Rp. 6.000 Rp. 12.000 Rp. 19.000
- Batch related activities Rp. 1.200 Rp. 10.000 Rp. 4.000 Rp. 15.200
- Unit level activities Rp. 8.400 Rp. 13.600 Rp. 21.000 Rp. 43.000
Jumlah logistik Rp. 1.600 Rp. 2.400 Rp. 1.000 Rp. 5.000
Jumlah biaya aktivitas Rp. 17.200 Rp. 44.000 Rp. 58.000 Rp. 119.200
Laba (Rugi) per produk Rp. 2.800 Rp. 4.000 Rp. 2.000 Rp. 800

Berdasarkan fakta diatas, coba saudara analisis produk mana yang harus dikembangkan
dilihat dari pendapatan total biaya dan laba yang diperoleh produk A, produk B, dan produk
C baik secara total maupun per komponen biaya.

Untuk menghitung kemampuan menghasilkan laba perusahaan/pusat laba digunakan alat


ukur kembalian investasi (Return On Investment/ROI) atau Residual Income/RI.
Rumus:
Pendapatan penuh – Biaya penuh
Kembalian Investasi (ROI/RI) =
Aktiva Penuh

Pendapatan Penuh Rp. XX


Biaya Penuh Rp. XX -
Laba Bersih Rp. XX
Beban Modal = …..% x Aktiva Penuh Rp. XX -
ROI/RI Rp. XX

Contoh :
Divisi A merupakan salah satu dari divisi “Perusahaan KK” yang mempunyai data
sebagai berikut. Aktiva penuh per 31 Desember 2021 Rp. 40.000.000. biaya modal atas
investasi (Activa) 21%, pendapatan penuh atas divisi A sebesar Rp. 36.000.000. biaya penuh
yang dikeluarkan Rp. 24.000.000.
Hitung : ROI/RI/kembalian investasi dan pembuktiannya.
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑢ℎ − 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑢ℎ
ROI/RI = x 100%
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑢ℎ

𝑅𝑝.36.000.000−𝑅𝑝.24.000.000
= x 100%
𝑅𝑝.40.000.000

𝑅𝑝.12.000.000
= 𝑅𝑝.40.000.000 x100%

= 30%
14

Bukti
Residual Income
Pendapatan Penuh Rp. 36.000.000
Biaya Penuh Rp. 24.000.000
Laba Bersih Rp. 12.000.000
Beban Modal (21% x Rp. 40.000.000) Rp. 8.400.000
Residual Income Rp. 3.600.000

RI = 30% x Laba Bersih


= 30% x Rp. 12.000.000
= Rp. 3.600.000

ROI/RI sebagai alat analisis kemampuan menghasilkan laba divisi dapat dipengaruhi oleh 4
faktor sebagai berikut :
1. Konsep laba yang digunakan
2. Komponen menghasilkan laba
3. Komponen aktiva yang diperhitungkan dalam investasi
4. Penilaian aktiva

Konsep Laba yang Digunakan


Konsep laba yang digunakan dalam mengukur kemampuan menghasilkan laba untuk divisi
ada 4 yaitu :
1. Laba Kontribusi Divisi (Division Contribution Margin)
2. Laba Terkendali Divisi (Division Controllable Profit)
3. Laba Langsung Divisi (Division Direct Profit)
4. Laba Bersih Divisi (Division Net Profit)

Untuk lebih jelasnya dapat diberikan contoh unsur yang digunakan untuk menghitung tiap-
tiap jenis laba sebagai berikut :
“Perusahaan KK Jambi”
Laporan Laba Rugi
Periode yang berakhir 31 Desember 2021
Divisi A
(000)
Keterangan Laba Kontribusi Laba Terkendali Laba Langsung Laba Bersih
Divisi Divisi Divisi Divisi
Pendapatan penjualan Rp. 38.000 Rp. 38.000 Rp. 38.000 Rp. 38.000
Biaya langsung
Biaya variabel terkendalikan Rp. 16.000 Rp. 16.000 Rp. 16.000 Rp. 16.000
Biaya variabel tak terkendalikan Rp. 5.000 Rp. 5.000 Rp. 5.000
Jumlah biaya variabel Rp. 21.000
Rp. 17.000
Biaya tetap terkendalikan Rp. 4.000 Rp. 4.000
Jumlah biaya terkendalikan Rp. 20.000
Rp. 18.000
Biaya tetap tidak terkendalikan Rp. 3.000 Rp. 3.000
Rp. 28.000
Rp. 10.000
Biaya tidak langsung Rp. 6.000
Alokasi dari kantor pusat Rp. 30.000
Rp. 8.000
15

Dari laporan laba/rugi tersebut diatas, maka yang paling cocok untuk menganalisis divisi
tersebut adalah laba bersih divisi, karena didalamnya telah diperhitungkan informasi
pendapatan penuh dan informasi biaya penuh sehingga mencerminkan semua faktor
penentu kemampuan menghasilkan laba divisi.

3) Analisa Biaya Yang Telah Dikeluarkan


Biaya penuh yang telah dikeluarkan untuk sesuatu produksi dapat dijawab dengan
menyajikan informasi biaya penuh yang bersangkutan dengan objek biaya.

Bagi manajemen biaya penuh yang tetap dikeluarkan berperan sebagai :


1. Evaluasi konsumsi sumber daya yang dikorbankan untuk sesuatu
2. Untuk melihat struktur biaya perusahaan pesaing
3. Pengambilan keputusan membeli atau membuat sendiri
4. Penentuan harga jual produk/jasa
5. Untuk perbaikan tingkat kemampuan produk/jasa dalam menghasilkan laba, dengan
memantau total biaya, daur hidup produk/jasa
6. Untuk melakukan perencanaan pengendalian dan pengambilan keputusan tentang biaya
mutu
7. Untuk penentuan biaya investasi kembali
8. Untuk penentuan biaya persediaan yang tepat

Evaluasi Sumber Daya


Informasi berupa sumber daya yang telah dikorbankan untuk produksi barang dan jasa
dapat digunakan sebagai alat evaluasi terhadap pelaksanaan rencana yang telah dibuat
sebelumnya.
Dalam melakukan evaluasi biaya ada 3 cara, yaitu biaya penuh (Full Cost) dengan
pendekatan Full Costing, pendekatan Variable Costing, Activity Based Costing.

Contoh :
Penghitungan biaya yang menghasilkan produk A dengan menggunakan biaya penuh
pendekatan Full Costing, Variable Costing, dan Activity Based Costing sebagai berikut :
16

Biaya Penuh Produk A


Dengan Pendekatan Full Costing
Periode Januari 2021
Dalam (000)
Biaya Produksi
Biaya Produksi Langsung Rp. 100.000
Biaya Produksi Tidak Langsung
Yang Dibebankan Produk A Rp. 60.000
Total Biaya Produk A Rp. 160.000

Biaya Non Produksi


Biaya Non Produksi Langsung
- Biaya Administrasi dan Umum Rp. 5.000
- Biaya Pemasaran Rp. 7.500
Rp. 12.500
Biaya Non Produksi Tidak Langsung
- Bagian Biaya Administrasi dan Umum
yang Menjadi Beban Produk A Rp. 10.000
- Bagian Biaya Pemasaran yang Menjadi
Beban Produk A Rp. 17.500
Rp. 27.500
Total Biaya Non Produksi Rp. 40.000
Biaya Penuh Produk A Rp. 200.000

Biaya Penuh Produk A


Dengan Pendekatan Variable Costing
Periode Januari 2021
Dalam (000)
Biaya Variabel
Biaya Produksi Variabel Rp. 100.000
Biaya Non Produksi Variabel
- Biaya Administrasi dan Umum Variabel Rp. 20.000
- Biaya Pemasaran Variabel Rp. 30.000
Total Biaya Non Produksi Variabel Rp. 50.000
Total Biaya Variabel Produk A Rp. 150.000

Biaya Tetap Langsung


Biaya Non Produksi Tetap Langsung
- Biaya Administrasi dan Umum Tetap Rp. 12.000
Langsung
- Biaya Pemasaran Tetap Langsung Rp. 7.500
Biaya Tetap Langsung Produk A Rp. 19.500

Biaya Tetap Tidak Langsung


- Bagian Biaya Administrasi dan Umum Tetap Rp. 15.000
- Bagian Biaya Pemasaran Tetap Rp. 10.000
Biaya Tetap Tidak Langsung yang Menjadi Beban
Produk A Rp. 25.000
Total Biaya Tetap yang Menjadi Beban Produk A Rp. 44.500
Biaya Penuh Produk A Rp. 194.500
17

Biaya Penuh Produk A


Dengan Pendekatan Activity Based Costing
Periode Januari 2021
Dalam (000)
Biaya Desain dan Pengembangan
- Biaya Desain Rp. 4.000
- Biaya Pengujian Produk Rp. 11.000
Rp. 15.000
Biaya Produksi
Unit Level Activity Costs Rp. 42.000
Batch Related Activity Costs Rp. 6.000
Product Substaining Activity Costs Rp. 5.000
Facility Substaining Activity Costs Rp. 10.000
Total Biaya Produksi Rp. 63.000

Biaya Pendukung Logistik


- Biaya Iklan Rp. 1.000
- Biaya Distribusi Rp. 2.000
- Biaya Garansi Produk Rp. 1.500
- Biaya Administrasi dan Umum Rp. 3.500
Total Biaya Pendukung Logistik Rp. 8.000
Biaya Penuh (Full Cost) Produk A Rp. 86.000
18

BAB IV
PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI
DALAM PENENTUAN HARGA JUAL

4.1. Pendahuluan
Pada umumnya harga jual produk dan jasa ditentukan adanya perimbangan antara
permintaan dan penawaran di pasar sehingga biaya bukan satu-satunya penentu harga jual.
Dalam menentukan harga jual manajer banyak menghadapi ketidakpastian (selera
konsumen, kemampuan daya beli, jumlah pesaing dan sebagainya) yang harus memberikan
informasi batas bawah harga jual ditetapkan.

Manfaat informasi biaya penuh dalam penentuan harga jual


1. Biaya penuh merupakan titik awal dalam menghadapi ketidakpastian dalam pengambilan
keputusan
2. Biaya penuh merupakan dasar untuk perlindungan kemungkinan terjadinya kerugian
3. Biaya penuh sebagai dasar penentuan harga jual dengan membandingkan dari para pesaing
4. Biaya penuh merupakan dasar untuk pengambilan kepentingan dalam memasuki pasar

4.2. Metode Penentuan Harga Jual


1. Penentuan harga jual normal (Normal Pricing)
2. Penentuan harga jual cost type contract
3. Penentuan harga jual pesanan khusus
4. Penentuan harga jual yang diatur oleh pemerintah

4.2.1. Penentuan Harga Jual Normal (Normal Pricing)


Harga jual produk terbentuk di pasar sebagai interaksi antara jumlah permintaan
dan penawaran di pasar. Dalam keadaan normal harga jual memerlukan informasi
biaya penuh masa yang akan datang sebagai penentua harga jual produk (Cost Plus
Pricing).
Normal Pricing (harga jual normal) sering disebut Cost Plus Pricing. Cost Plus
Pricing adalah penentuan harga jual dengan cara menambahkan laba yang diharapkan
diatas biaya penuh masa yang akan datang untuk memproduksi dan memasarkan
produk.

Harga jual produk dalam keadaan normal ditentukan dengan format sebagai berikut :

Harga Jual = Taksiran Biaya Penuh + Laba yang


Diharapkan
 Taksiran biaya penuh yaitu jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi
barang baik menggunakan metode full costing maupun variable costing.
 Laba yang diharapkan yaitu laba yang diharapkan diatas biaya penuh masa yang
akan datang untuk memproduksi dan memasarkan produk.

Sehingga harga jual barang dapat menutup biaya penuh dan dapat menghasilkan laba
yang diharapkan (berdasarkan investasi yang ditanamkan untuk menghasilkan produk
tersebut).
19

Yang dipertimbangkan dalam menentukan laba yang diharapkan yaitu :


 Cost of Capital, merupakan biaya yang dikeluarkan untuk investasi dalam
perusahaan tersebut
 Resiko bisnis semakin besar, resiko bisnis yang dihadapi semakin besar yang
ditambahkan dalam Cost of Capital
 Besarnya Capital Employed (investasi) yang ditanamkan untuk memproduksi dan
memasarkan produk tersebut

Contoh :
1. Perhitungan harga jual dengan Cost Plus Pricing pendekatan Full Costing
2. Perhitungan harga jual dengan Cost Plus Pricing pendekatan Variable Costing

Perusahaan KK dalam menentukan produk A yang telah dianggarkan dengan kapasitas


normal 1.000.000 unit dengan taksiran biaya penuh sebagai berikut :

Biaya penuh sebagai berikut


Biaya produksi Rp. 300.000.000
Biaya administrasi dan umum Rp. 20.000.000
Biaya pemasaran Rp. 30.000.000
Total biaya Rp. 350.000.000

Total biaya investasi/aktiva awal tahun anggaran sebesar Rp. 400.000.000 dan laba
yang diharapkan dari investasi tersebut 25%.

1. Perhitungan harga jual dengan Cost Plus Pricing pendekatan Full Costing

Perhitungan Markup
Biaya Administrasi dan Umum Rp. 20.000.000
Biaya Pemasaran Rp. 30.000.000
Laba yang Diharapkan 25% x Rp. 400.000.000 Rp. 100.000.000
Jumlah Biaya Markup Rp. 150.000.000
Biaya Produksi Rp. 300.000.000

𝑅𝑝.150.000.000
Presentasi Markup = x 100% = 50%
𝑅𝑝.300.000.000

Perhitungan Harga Jual


Biaya Produksi Rp. 300.000.000
Biaya Markup Rp. 150.000.000
Jumlah Harga Jual Rp. 450.000.000
Volume Produksi 1.000.000 unit

𝑅𝑝.450.000.000
Harga Jual per Unit = = Rp. 450/unit
1.000.000
20

2. Perhitungan harga jual dengan Cost Plus Pricing pendekatan Variable Costing

Jika “Perusahaan KK” tersebut diatas anggaran produksi 1.000.000 unit/tahun dan
biaya penuh yang dianggarkan Rp. 350.000.000 yang terdiri sebagai berikut :

Biaya Variabel
Biaya Produksi Variabel Rp. 200.000.000
Biaya Umum dan Administrasi Rp. 5.000.000
Biaya Pemasaran Variabel Rp. 5.000.000
Total Biaya Variabel Rp. 210.000.000

Biaya Tetap
Biaya Produksi Tetap Rp. 100.000.000
Biaya Administrasi dan Umum Tetap Rp. 15.000.000
Biaya Pemasaran Tetap Rp. 25.000.000
Jumlah Biaya Tetap Rp. 140.000.000
Total Biaya Penuh Rp. 350.000.000

Perhitungan Persentase Markup


Biaya Tetap Rp. 140.000.000
Laba yang Diharapkan 25% x Rp. 400.000.000 Rp. 100.000.000
Jumlah Rp. 240.000.000
Jumlah Biaya Variabel Rp. 210.000.000

𝑅𝑝.240.000.000
Presentasi Markup = x 100% = 114,29%
𝑅𝑝.210.000.000

Perhitungan Harga Jual


Biaya Variabel Rp. 210.000.000
Markup = 114,29% x Rp. 210.000.000 Rp. 240.000.000
Jumlah Harga Jual Rp. 450.000.000
Volume Produksi 1.000.000 unit

𝑅𝑝.450.000.000
Harga Jual per Unit = = Rp. 450,9 => Rp. 450/unit
1.000.000

4.2.2. Penentuan Harga Jual dalam Cost Type Contract


Cost Type Contract adalah kontrak pembuatan produk atau jasa dimana pembeli setuju
untuk membeli produk dengan harga yang didasarkan pada biaya yang dikeluarkan
sesungguhnya ditambah laba yang diinginkan (%) tertentu dari total biaya kontrak.

Dasar penentuan harga jual Cost Type Contract adalah biaya penuh masa lalu.
Biaya Cost Type Contract dapat dihitung sebagai berikut :
Biaya penuh sesungguhnya Rp. Xx
Laba yang diharapkan (% x total biaya penuh) Rp. Xx
Harga yang harus dibayar pembeli Rp. Xx

Sebelum melakukan/penentuan harga jual biasanya terlebih dahulu dibuat


perjanjian/kesepakatan baik tertulis/tidak tertulis yang berisikan hak dan kewajiban
bagi yang memberi kontrak maupun yang diberi kontrak. Perjanjian ini akan digunakan
sebagai dasar dalam menghitung harga jualnya.
21

Contoh :
“Perusahaan Setia jambi” telah memenangkan tender untuk pengadaan komputer
sebanyak 80 unit dengan biaya yang dikeluarkan :
Biaya langsung pengadaan komputer Rp. 475.000.000
Biaya tidak langsung proyek Rp. 125.000.000
Total biaya penuh proyek Rp. 600.000.000

Laba yang diharapkan oleh perusahaan setia sebesar 20% dari biaya penuh yang
dikeluarkan.

Harga jual yang dibebankan kepada pemilik proyek dalam Cost Type Contract dapat
dihitung sebagai berikut :

Total biaya penuh proyek


Biaya langsung proyek Rp. 475.000.000
Biaya tidak langsung proyek Rp. 125.000.000
Total biaya penuh proyek Rp. 600.000.000
Laba yang diharapkan 20% x Rp. 600.000.000 Rp. 120.000.000
Total biaya kontrak Rp. 720.000.000

𝑅𝑝.720.000.000
Harga jual per unit komputer = = Rp. 9.000.000
80

4.2.3. Penentuan Harga Jual Pesanan Khusus


Pesanan khusus merupakan pesanan yang diterima oleh perusahaan diluar pesanan
reguler yang dilakukan/dipesan secara rutin.
Pesanan khusus harga yang diminta biasanya dibawah harga normal atau dibawah
biaya penuh dan jumlah/besarnya pesanan khusus unitnya besar, sehingga
memungkinkan memanfaatkan kapasitas produksi yang belum terpakai secara penuh.

Kebijakan menerima/menolak pesanan khusus adalah :


a. Pesanan reguler dapat dilayani secara baik, sehingga biaya penuh dan laba yang
diinginkan telah dapat ditutup/dicapai melalui penjualan reguler.
b. Pesanan khusus tersebut masih memungkinkan karena kapasitas produksi masih
bisa mencapainya dan harga jual pesanan khusus masih diatas biaya penuh
variabel.

Jika kedua kondisi diatas masih dapat dipenuhi berarti pesanan khusus tersebut dapat
diterima apalagi jika tujuan penerimaan pesanan khusus tersebut sebagai sasaran
promosi perusahaan. Tetapi sebaliknya jika tidak terpenuhi pesanan khusus sebaiknya
ditolak.

Contoh:
“Perusahaan KK Jambi” menerima pesanan khusus dari pelanggannya diluar pesanan
reguler sebanyak 2000 unit sepeda dengan harga per unit Rp. 340.000. harga jual
normal sebesar Rp. 450.000 dan biaya penuh untuk memproduksi sepeda tersebut per
unit Rp. 350.000, berarti harga pesanan khusus masih dibawah harga normal, maupun
biaya penuh produksi perusahaan masih memungkinkan memproduksi sepeda
tersebut karena kapasitas produksi belum mencapai kapasitas penuh 100.000
22

unit/tahun. Biaya tetap Rp. 14.000.000 per tahun dapat ditutup dari penjualan reguler.
Biaya penuh yang variabel sebesar Rp. 210.000 per unit (350.000 – 140.000 = 210.000).
Perhitungan menerima atau menolak pesanan khusus sebagai berikut :

Total harga jual pesanan khusus


2000 x Rp. 340.000 Rp. 680.000.000
Total biaya variabel untuk memproduksi
Pesanan khusus = 2000 x Rp. 210.000 Rp. 420.000.000
Laba kontribusi Rp. 260.000.000

Berarti pesanan khusus tersebut dapat diterima karena dapat menghasilkan


laba/keuntungan bagi perusahaan sebesar Rp. 260.000.000.

4.2.4. Penentuan Harga Jual yang Diatur Oleh Pemerintah


Produk/jasa yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat banyak
seperti listrik, telepon, air, telegram dan pos diatur oleh peraturan pemerintah.
Harga jual produk dan jasa ditentukan berdasarkan biaya akuntansi penuh masa
yang akan datang ditambah dengan laba yang diharapkan.
Contoh :
Perusahaan Air Minum untuk menghasilkan air diperlukan investasi sebesar Rp.
3.000.000.000,- untuk mesin dan peralatan, gedung dan modal kerjanya. Taksiran
biaya produksi sebesar Rp. 600/liter pada volume produksi 50.000.000 liter/tahun.
Biaya non produksi (biaya pemasaran dan biaya umum/administrasi) ditaksir Rp.
2.100.000.000,-. Ditetapkan laba wajar untuk perusahaan 20% dari investasinya.

Harga jual dapat dihitung sebagai berikut :


Biaya adm/umum Laba yang
Dan pemasaran + diharapkan
Persentase(%) markup = x 100%
Biaya produksi x volume produksi
Penuh per unit dalam unit

𝑅𝑝. 2.100.000.000 + 20% (𝑅𝑝. 3.000.000.000)


= x 100%
𝑅𝑝. 600 𝑥 50.000.000

𝑅𝑝. 2.100.000.000 + 𝑅𝑝. 600.000.000


= x 100%
30.000.000.000

𝑅𝑝. 2.700.000.000
= x 100%
30.000.000.000

= 9%
Harga jual per liter air dapat dihitung sebagai berikut :
Biaya produksi air per liter Rp. 600
Markup 9% x Rp. 600 Rp. 54
Target harga jual air per liter Rp. 654
23

BAB V
PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PENUH
DALAM PENENTUAN HARGA TRANSFER

5.1. Pendahuluan
Dalam perusahaan yang telah terbentuk pusat-pusat laba, maka dalam menghadapi berbagai
macam pasar untuk memasarkan barang dan jasa yang dihasilkan maka harga transfer menjadi
masalah bagi perusahaan.
Harga transfer dimaksudkan adalah harga barang dan jasa yang harus dibebankan kepada
pusat-pusat laba yang ada, dengan mengukur kinerja masing-masing pusat laba berdasarkan
laba yang diperolehnya.

Latar Belakang Timbulnya Masalah Harga Transfer


Harga transfer dapat dijumpai dalam perusahaan yang organisasinya disusun menurut
pusat-pusat laba dan antar pusat laba yang dibentuk terjadi transfer barang dan jasa. Latar
belakang timbulnya masalah harga transfer dapat dihubungkan dengan proses diferensiasi bisnis
dan perlunya integrasi dalam organisasi yang telah melakukan diferensiasi bisnis.
Diferensiasi adalah proses pembagian pekerjaan menjadi tugas-tugas yang diperlukan
untuk mencapai sasaran organisasi, baik diferensiasi vertical maupun horizontal.
Diferensiasi vertical ditunjukkan dengan jumlah jenjang yang berada diantara direksi dan
karyawan operasional.
Diferensiasi horizontal ditunjukkan dengan banyaknya bagian yang dibentuk sebagaimana
struktur organisasi perusahaan.
Semakin banyak/luas diferensiasi yang dibentuk maka semakin banyak diperlukan mekanisme
untuk mengintegrasikan berbagai bagian unit organisasi yang dibentuk.
Diversifikasi (bervariasi) merupakan proses pembentukan unit-unit organisasi bisnis untuk
menghadapi berbagai lingkungan industry (misalnya bisnis semen, juga menginvestasikan
dananya kebisnis mobil, besi, dan sebagainya.
Diversifikasi dilakukan karena keterbatasan manajer puncak untuk mengambil keputusan, maka
diberikan wewenang pengambilan keputusan kepada manajer masing-masing pengelola bisnis
tersebut dan memberikan otonomi bagi manajer tingkat bawah, sehingga dapat menaikkan
moral/gairah kerjanya.
Integrasi yaitu hubungan satu divisi dengan divisi lain dalam pengelolaan manajer puncak
sehingga kesatuan perintah dapat dilakukan sehingga tujuan perusahaan secara keseluruhan
dapat dicapai.
Harga transfer dalam arti luas adalah harga produk dan jasa yang ditransfer antar pusat
pertanggung jawaban dalam perusahaan, yang meliputi semua bentuk alokasi biaya dari
departemen pembantu maupun departemen produksi.
Harga transfer dalam arti sempit merupakan barang dan jasa yang ditransfer antar pusat laba
yang satu ke pusat laba yang lain dalam satu perusahaan.

Keputusan yang diambil manajemen dalam harga transfer


1. Keputusan memilih sumber (Sourcing Decision), adalah keputusan menentukan dimana
produk harus diproduksi atau dibeli dari pemasok luar.
2. Keputusan penentuan harga transfer (Transfer Pricing Decision), jika produk diproduksi di
dalam perusahaan, sehingga harga transfer produk tersebut ditransfer dari divisi penjual ke
divisi pembeli.
24

Karakteristik harga transfer


1. Masalah harga transfer hanya timbul jika divisi yang terkait diakui kinerjanya atas dasar laba
yang diperoleh.
2. Harga transfer selalu mengandung laba.
3. Harga transfer sebagai alat untuk mempertegas diversifikasi dan mengintegrasikan divisi
yang terbentuk.

5.2. Dasar Penentuan Harga Transfer


Masalah harga transfer yang harus disepakati yaitu dasar yang digunakan sebagai landasan
penentuan harga transfer dan besarnya laba yang diperhitungkannya.

Dasar Penentuan Harga Transfer

Full Costing
Biaya Penuh
Sesungguhnya Variable Costing

Activity Based
Biaya (Cost Based Costing
Transfer Pricing)

Full Costing
Dasar Penentuan Biaya Penuh
Harga Transfer Standar Variable Costing

Activity Based
Harga Pasar
Costing
(Marked Based Pricing)

5.2.1. Perhitungan Harga Transfer dengan Cost Based Transfer Pricing Berdasarkan
Pendekatan Full Costing

“Perusahaan KK” memiliki 2 divisi yaitu divisi A dan divisi B. total aktiva (investasi)
awal sebesar Rp. 1.000.000.000,- kapasitas normal 1.000.000 unit, biaya produksi Rp.
200.000.000,- biaya administrasi dan umum Rp. 50.000.000,- biaya pemasaran Rp.
20.000.000,-. Laba yang diharapkan 15% dari investasi.

Perhitungan Markup
Biaya Administrasi dan Umum Rp. 50.000.000
Biaya Pemasaran Rp. 20.000.000
Laba yang Diharapkan 15% x Rp. 1.000.000.000,- Rp. 150.000.000
Rp. 220.000.000
Biaya Produksi Rp. 200.000.000

𝑅𝑝.220.000.000
Markup = x 100% = 110%
𝑅𝑝.200.000.000
25

Perhitungan Harga Jual


Biaya Produksi Rp. 200.000.000
Markup = 110% x Rp. 200.000.000 Rp. 220.000.000
Jumlah Harga Jual Rp. 420.000.000
Volume Produksi 1.000 unit

𝑅𝑝.420.000.000
Harga Transfer per Unit = x = Rp. 420/unit
1.000.000

5.2.2. Perhitungan Harga Transfer dengan Cost Based Transfer Pricing Berdasarkan
Pendekatan Variabel Costing

Pendekatan Variable Costing terlebih dahulu biaya produksi dikelompokkan menjadi


biaya variable dan biaya tetap, baru dihitung harga jualnya. Jumlah biaya penuh
sebesar Rp. 270.000.000,-, dapat dikelompokkan sebagai berikut :

Biaya Variabel
Biaya Produksi Variabel Rp. 150.000.000
Biaya Umum dan Administrasi Variabel Rp. 10.000.000
Biaya Pemasaran Variabel Rp. 5.000.000
Total Biaya Variabel Rp. 165.000.000

Biaya Tetap
Biaya Produksi Tetap Rp. 50.000.000
Biaya Umum dan Administrasi Tetap Rp. 40.000.000
Biaya Pemasaran Tetap Rp. 15.000.000
Jumlah Biaya Tetap Rp. 105.000.000
Total Biaya Penuh Rp. 270.000.000

Perhitungan Harga Jual


Perhitungan Markup
- Biaya Tetap Rp. 105.000.000
- Laba yang diharapkan 15% x Rp. 1.000.000.000 Rp. 150.000.000
Jumlah Rp. 255.000.000
Jumlah Biaya Variabel Rp. 165.000.000

𝑅𝑝.255.000.000
Markup = x 100% = 154,55%
𝑅𝑝.165.000.000

Perhitungan Harga Jual


Biaya Variabel Rp. 165.000.000
Markup = 154,55% x Rp. 165.000.000 Rp. 255.007.500
Jumlah Harga Jual Rp. 420.007.500
Unit Produksi yang dihasilkan 1.000.000 unit

𝑅𝑝.420.007.500
Harga per unit = = Rp. 420,01
1.000.000
26

5.2.3. Penentuan Harga Transfer Atas Dasar Harga Pasar

Harga pasar merupakan biaya kesempatan baik divisi penjual maupun divisi pembeli.
Bagi divisi penjual harga pasar merupakan penghasilan yang akan dikorbankan
didalam transfer produk kepada divisi pembeli. Bagi divisi pembeli harga pasar
merupakan biaya yang seharusnya dikeluarkan jika produk tersebut dibeli dari pihak
luar.
Jika harga transfer dilakukan dalam satu perusahaan maka penjual dapat
menetapkan harga pasar minus (Market Price Minus), hal ini dapat dilakukan karena
terjadi penghematan biaya bagi penjual yaitu penjualan produk partai besar
mengurangi biaya transport, biaya pemasaran (biaya iklan, biaya promosi, biaya
penagihan) dan terjadi penghematan biaya penyimpanan (penggudangan).

Contoh metode harga pasar minus (Market Price Minus)

Harga pasar 100%


Dikurangi
Potongan volume penjualan 2%
Biaya penjualan 10%
Biaya penagihan 1%
Kondisi penjualan 2%
Biaya penggudangan 6%
Jumlah pengurangan 21%
Harga transfer dalam persentase dari harga pasar 79%

Masalah yang ditemukan dalam menentukan harga transfer


1. Penetapan biaya yang ada di pihak penjual belum tentu sama dengan pembeli
(baik biaya variabel maupun biaya tetapnya).
2. Dalam menentukan laba divisi pembeli memberlakukan harga transfer sebagai
untuk biaya variabel, belum tentu mendukung pada laba perusahaan secara
keseluruhan.

Cara mengatasi masalah diatas maka diambil kebijakan dengan jalan :


1. Melaksanakan divisi penjual sebagai pusat biaya
2. Memilih alternatif harga transfer yaitu :
a. Beban biaya bulanan, harga transfer antar divisi dianggarkan sebagai beban
bulanan
b. Pembagian laba, biaya variabel divisi penjual maupun divisi pembeli secara
kumulatif merupakan biaya kumutatif yang dikeluarkan sehingga laba yang
diperoleh merupakan dalam divisi penjual dan divisi pembeli
c. Memperlakukan dua macam harga, jika divisi menjual ke pihak luar
perusahaan maka harga transfer ditentukan oleh divisi penjual sebaliknya
jika harga transfer dilakukan antar divisi dalam satu perusahaan maka harga
transfer diperlakukan dari divisi pembeli yang telah disepakati.

Anda mungkin juga menyukai