Andreawan Bayu Saputra
Andreawan Bayu Saputra
Disusun oleh:
V066231065
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Luka adalah kondisi ketidakselarasan jaringan tubuh yang disebabkan oleh kekerasan, seperti
yang dijelaskan oleh Arief Mansjoer (2018:118). Menurut laporan WHO dalam jurnal Edukasi
Berbasis Nutrisi dan Budaya oleh Huda, N., Febriyanti, E., & de Laura, D. pada tahun 2018,
angka kejadian luka, baik akut maupun kronis, semakin meningkat setiap tahunnya. Penelitian
terbaru di Amerika menunjukkan prevalensi pasien dengan luka mencapai 3.50 per 1000
populasi penduduk, dengan mayoritas luka disebabkan oleh pembedahan/trauma (48.00%),
ulkus kaki (28.00%), dan luka dekubitus (21.00%). Pada tahun 2009, sebuah asosiasi luka di
Amerika juga menemukan bahwa etiologi penyakit yang menyebabkan luka termasuk luka
bedah (110.30 juta kasus), luka trauma (1.60 juta kasus), dan lainnya.
Di Indonesia, angka prevalensi luka juga cukup tinggi, dengan data Riskesdas tahun 2017
menunjukkan bahwa angka prevalensi cedera nasional mencapai 8,2%, meningkat 0,7%
dibandingkan dengan lima tahun sebelumnya. Penyebab cedera termasuk jatuh (40,9%) dan
kecelakaan sepeda motor (40,6%), dengan beberapa provinsi memiliki prevalensi cedera lebih
tinggi dari rata-rata nasional, seperti Sulawesi Selatan (12,8%) dan Sumatera Selatan (18,7%).
Jenis luka robek menduduki urutan ketiga jenis luka terbanyak di Indonesia, dengan proporsi
tertinggi ditemukan di Papua (48,5%) dan terendah di DI. Yogyakarta (14,6%).
Perawatan luka yang optimal memiliki peranan yang sangat penting dalam proses
penyembuhan luka agar dapat berlangsung dengan baik (Wintoko et al., 2020). Perawatan luka
juga merupakan bagian komprehensif dari perawatan pasien yang secara nyata dapat
meningkatkan kualitas hidup seseorang (Criscitelli, 2018).
II. ISI LAPORAN PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
• Masker
• Nierbeken
• Hanscoon
• Pinset anatomis
• Antiseptik
• Kasa steril
• Air steril
• Sofra tulle
• Adhesive wound dressing
• Gunting perban/bandage
B. Prosedur/langkah-langkah
1) Siapkan Alat dan Bahan yang akan digunakan
3) Evaluasi: Periksa luka untuk menentukan jenis, ukuran, dan kedalaman cedera.
5) Perlindungan: Tutup luka dengan perban steril atau plester untuk mencegah
kontaminasi dan infeksi.
III. PENUTUP
Dalam penanganan luka, penting untuk diingat bahwa merawat luka adalah aspek kritis
dalam perawatan kesehatan. Dengan melakukan evaluasi yang teliti, pembersihan dengan hati-
hati, dan perlindungan yang tepat, kita dapat mempercepat proses penyembuhan dan
mengurangi risiko infeksi.
IV. REFERENSI
(Abdullah, Tahir and Kadar, 2022)Abdullah, F., Tahir, T. and Kadar, K. (2022) ‘Metode
Pencucian Luka pada Luka Akut dan Kronik : Literature Review’, Jurnal Keperawatan,
14(S4), pp. 993–1000.
Sutrisno (2016) ‘Luka robek’, Journal information, 10(1), pp. 1–16.