Anda di halaman 1dari 19

JURNAL READING

Untuk Memenuhi Persyaratan Praktik Kebidanan Stase Fisiologi Holistik


Keluarga Berencana Dan Kesehatan Reproduksi

Oleh :
DEWI ASNAH
NIM P07124223070

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES MATARAM
TAHUN 2024
LEMBAR PENGESAHAN

Jurnal Reading Stase Praktik Kebidanan Fisiologis Holistik KB dan Kespro di


Puskesmas Palibelo Kabupaten Bima telah diperiksa dan disahkan pada tanggal
………………………2024

Mataram,…………………2024

Pembimbing lahan Mahasiswa

RAFIATUN ANDRIANI A.Md.Keb DEWI ASNAH


NIP.197904252005012012 NIM. P07124223070

Mengetahui
Pembimbing Institusi

I GUSTI AYU PUTU SRI WAHYUNI,S.ST.,MPH


NIP. 197706272002122008
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan


rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Jurnal
Reading pada Stase Praktik Kebidanan Fisiologis Holistik KB dan Kespro
Tingkat I Semester I Prodi Pendidikan Profesi Bidan Tahun 2024.
Tujuan penyusunan Jurnal Reading ini adalah untuk memudahkan
mahasiswa melakukan suatu pembahasan secara sistematis yang dapat mengasah
proses berfikir kritis. Jurnal Reading dapat diselesaikan dengan baik berkat
dukungan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini, kami mengucapkan
terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. dr. Yopi Harwinanda Ardesa, M.Kes Selaku Direktur Poltekkes
Kemenkes Mataram
2. Ibu Dr. Sudarmi, S.ST., M.Biomed, Selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Mataram
3. Ibu Bq. Iin Rumintang, SST, M.Keb Selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Profesi Bidan Poltekkes Kemenkes Mataram.
4. Bapak Abdul Haris, S.Sos selaku KTU Puskesmas Palibelo
5. Ibu Rafiatun Andriani, A.Md. Keb selaku pembimbing lahan Puskesmas
Palibelo
6. Ibu Yunita Marliana, SSiT., M.Keb. selaku pembimbing institusi Poltekkes
Kemenkes Mataram Seluruh dosen dan staff jurusan kebidanan Poltekkes
Kemenkes Mataram yang telah membantu secara tidak langsung dalam
penyusunan laporan ini
7. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang juga telah
banyak membantu sehingga Buku pedoman ini terselesaikan tepat pada
waktunya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan ini masih jauh dari
kesempurnaan, Kami mengharapkan masukan dari berbagai pihak
untuk kesempurnaan Laporan ini.

Mataram, …………….. 2024

Penyusun
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357
FORM REVIEW TELAAH JURNAL

Judul Jurnal/ Artikel* ( Berupa Jurnal Intervensi )

Hubungan pemakaian alat kontrasepsi suntik tiga bulan depo medokrasi progestrone asetat (dmpa)
dengan perubahan berat badan

NO BUTIR-BUTIR TELAAH HASIL TELAAH

1. Sistematika dan format penulisan Sistematika dan format penulisan artikel ini telah sesuai
telah sesuai dengan pedoman dengan pedoman IMRAD. Artikel terbit pada
Diterbitkan : 15 Juni 2021 Korespondensi Penulis
IMRAD (Introduction, Method, yulibrahriah dengan no DOI:
Result, And Discussion). Artikel https://doi.org/10.35325/kebidanan.v11i1.254
terbit pada jurnal nasional/ jurnal
nasional terakreditasi/ jurnal
internasional/ jurnal internasional
bereputasi
2. Judul cukup ringkas dan dapat
melukiskan isi artikel dengan jelas Judul cukup ringkas terdiri dari 16 kata, “ HUBUNGAN
PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK TIGA
BULAN DEPO MEDOKRASI PROGESTRONE
ASETAT (DMPA) DENGAN PERUBAHAN BERAT
BADAN
Judul dapat melukiskan isi artikel dengan jelas
3. Proporsional, IMRAD I : KB suntik DMPA adalah alat kontrasepsi hormonal yang
(Introduction, Method, Result, And mengandung 150 mg DMPA yang diberikan 3 bulan sekali
Discussion) ini dapat melukiskan isi secara Intra Muscular (IM), Hasil penelitian menunjukkan
artikel dengan jelas akseptor KB DMPA yang paling dominan adalah ibu dengan
usia 20- 35 tahun yaitu sejumlah 58,2%. Pada umur ini
kebanyakan responden mempunyai 1 dan 2 orang anak, yaitu
38 responden (69,1%). Menurut Hartanto (2004) periode usia
istri antara 20-35 tahun merupakan periode usia paling baik
untuk melahirkan, dengan jumlah anak 2 orang dan jarak
antara kelahiran adalah 2-4 tahun.

M : Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah


desain penelitian korelasi yaitu untuk mengetahui hubungan
antara dua atau lebih variabel penelitian.

R : Hasil : Pemilihan KB DMPA sebagai alat kontrasepsi


lebih dominan dibandingkan dengan KB lainnya. Selain
cocok untuk usia 20-35 tahun, KB DMPA cukup ekonomis
sehingga dapat terjangkau di semua lapisan masyarakat. Hal
inilah yang menjadi alasan mengapa pada usia lebih dari 35
tahun, dengan jumlah anak 2 lebih memilih KB DMPA
dibandingkan dengan jenis KB lainnya. Hal ini sesuai
dengan teori Saifudin (2006) bahwa KB DMPA dapat
digunakan oleh perempuan usia >35 tahun sampai
perimenopause. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang
telah dilakukan bahwa dari 55 responden terdapat 29
responden (52,7%) yang telah dan masih menggunakan KB
DMPA.

D : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan


antara pemakaian alat kontrasepsi suntik 3 bulan
Depomedroksi Progesteron Asetat (DMPA) dengan
perubahan berat badan. Pengambilan sampel menggunakan
teknik Accidental Sampling, dengan populasi ibu-ibu yang
menggunakan KB suntik 3 bulan DMPA di rumah bersalin
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357
Kartini Bandar Lampung. Jumlah sampel yang diambil
sebanyak 55 responden.
4. Pendahuluan menguraikan dengan Masalah, ruang lingkup, dan tujuan pada artikel ini sudah
jelas tentang masalah, ruang terurai dengan jelas. Masalah pada penelitian ini
lingkup, dan tujuan penelitian Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di RB Kartini
Bandar Lampung pada tahun 2014, didapatkan hasil
sebanyak 3.384 peserta KB suntik, 20 peserta KB IUD
pertahun, 50 peserta KB pil dalam setahun. Dari jumlah 3.384
peserta KB suntik pertahun didapat data 121 akseptor KB
suntik DMPA pada bulan April. Dari 10 pemakai akseptor
KB suntik DMPA yang diwawancarai terdapat 7 peserta KB
suntik DMPA yang mengalami peningkatan BB. Dari uraian
tersebut diatas terlihat masih banyak masalah dengan
pelayanan program keluarga berencana, diantaranya efek
samping dari kontrasepsi.

Ruang lingkup penelitian studi literatur dari jurnal-jurnal


yang sesuai dengan topik penelitian

Penelitian ini bertujuan Penelitian ini bertujuan untuk


mengetahui hubungan antara pemakaian alat kontrasepsi
suntik 3 bulan Depomedroksi Progesteron Asetat (DMPA)
dengan perubahan berat badan.
5. Analisis PICOT Problem : Problem Berdasarkan studi pendahuluan yang
Problem dan Populasi : dilakukan di RB Kartini Bandar Lampung pada tahun 2014,
Intervensi : didapatkan hasil sebanyak 3.384 peserta KB suntik, 20
Comparation/ pembanding : peserta KB IUD pertahun, 50 peserta KB pil dalam setahun.
Outcome : Dari jumlah 3.384 peserta KB suntik pertahun didapat data
Time : 121 akseptor KB suntik DMPA pada bulan April. Dari 10
pemakai akseptor KB suntik DMPA yang diwawancarai
terdapat 7 peserta KB suntik DMPA yang mengalami
peningkatan BB. Dari uraian tersebut diatas terlihat masih
banyak masalah dengan pelayanan program keluarga
berencana, diantaranya efek samping dari kontrasepsi.
Maka peneliti tertarik untuk mengetahui “Bagaimana
hubungan pemakaian alat kontrasepsi suntik tiga bulan,
DMPA dengan perubahan berat badan?“

I : Intervensi Pengambilan sampel menggunakan teknik


Accidental Sampling, dengan populasi ibu-ibu yang
menggunakan KB suntik 3 bulan DMPA di rumah bersalin
Kartini Bandar Lampung. Jumlah sampel yang diambil
sebanyak 55 responden. Design penelitian ini menggunakan
teknik deskriptif korelatif. Variabel independen adalah
pemakaian KB suntik DMPA, dan variabel dependen
adalah perubahan berat badan. Data dikumpulkan dengan
mengisi lembar kuesioner. Analisis data dilakukan dengan
uji chi square. Hasil penelitian menggunakan uji statistik
kai kuadrat (Chi-Square) dengan tingkat kepercayaan 95%
didapatkan hasil bahwa ρ-value = 0,003.

C : Comparation Pemilihan KB DMPA sebagai alat


kontrasepsi lebih dominan dibandingkan dengan KB lainnya.
Selain cocok untuk usia 20-35 tahun, KB DMPA cukup
ekonomis sehingga dapat terjangkau di semua lapisan
masyarakat. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa pada
usia lebih dari 35 tahun, dengan jumlah anak 2 lebih memilih
KB DMPA dibandingkan dengan jenis KB lainnya. Hal ini
sesuai dengan teori Saifudin (2006) bahwa KB DMPA dapat
digunakan oleh perempuan usia >35 tahun sampai
perimenopause.
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357
O : Akseptor KB suntik DMPA yang mengalami
peningkatan berat badan tidak hanya disebabkan karena
kandungan hormon progesteron dalam DMPA tetapi ada
faktor-faktor lain yang mempengaruhi. Adapun faktor-
faktor yang mempengaruhi peningkatan berat badan
menurut Wijayanti (2006) diantaranya adalah herediter,
bangsa atau suku, gangguan emosi, fisiologi dan aktifitas
fisik. Namun dalam penelitian ini faktor suku harus diteliti
lebih lanjut mengenai pengaruhnya terhadap perubahan
berat badan. Dari hasil penelitian mayoritas suku akseptor
adalah suku Jawa 28 responden (50,9%).

T : penelitian ini di lakukan pada 02 oktober 2015


6. Metode statistika/uji statistika yang Metode penelitian ini sudah dijelaskan secara rinci yaitu
digunakan cukup jelas, rinci dan dengan Design penelitian ini menggunakan teknik
sesuai. Bila etika clearance deskriptif korelatif. Variabel independen adalah pemakaian
tercantum lengkap nomor dn tempat KB suntik DMPA, dan variabel dependen adalah perubahan
pengujian etik berat badan. Data dikumpulkan dengan mengisi lembar
kuesioner. Analisis data dilakukan dengan uji chi square

7. Pada bagian pembahasan terlihat Pada bagian pembahasan terdapat kaitan antara hasil yang
adanya kaitan antara hasil yang diperoleh dan konsep dasar dan atau hipotesis. Pembahasan
diperoleh dan konsep dasar atau penelitian berisi perbandingan atau dihubungkan dengan
hipotesis penelitian lain yang sejenis
8. Kesimpulan disampaikan secara Kesimpulan disampaikan secara singkat dan jelas. Saran untuk
singkat dan jelas peneliti selanjutnya juga sudah dicantumkan dalam artikel
dengan jelas.
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357

PENELITIAN
HUBUNGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK TIGA BULAN
DEPO MEDOKRASI PROGESTRONE ASETAT (DMPA) DENGAN
PERUBAHAN BERAT BADAN
Ayu Safitri *, Holidy Ilyas **, Nurhayati **
*Alumni Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang

** Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang

Depo Medroksiprogesteron Asetat (DMPA) adalah alat kontrasepsi suntik yang mengandung 150 mg
DMPA, diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik Intra Muskular (di daerah bokong). Salah satu efek
samping penggunaan KB ini adalah perubahan berat badan. Perubahan berat badan terjadi karena
hormon Progesteron (DMPA) merangsang pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus yang
menyebabkan nafsu makan bertambah sehingga akseptor makan lebih banyak dari biasanya. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemakaian alat kontrasepsi suntik 3 bulan
Depomedroksi Progesteron Asetat (DMPA) dengan perubahan berat badan. Pengambilan sampel
menggunakan teknik Accidental Sampling, dengan populasi ibu-ibu yang menggunakan KB suntik 3 bulan
DMPA di rumah bersalin Kartini Bandar Lampung. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 55 responden.
Design penelitian ini menggunakan teknik deskriptif korelatif. Variabel independen adalah pemakaian KB
suntik DMPA, dan variabel dependen adalah perubahan berat badan. Data dikumpulkan dengan mengisi
lembar kuesioner. Analisis data dilakukan dengan uji chi square. Hasil penelitian menggunakan uji
statistik kai kuadrat (Chi-Square) dengan tingkat kepercayaan 95% didapatkan hasil bahwa ρ-value =
0,003. Hal ini menunjukkan ada hubungan antara pemakaian alat kontrasepsi suntik 3 bulan DMPA
dengan perubahan berat badan. Saran dari peneliti untuk perawat atau petugas kesehatan agar dapat
memberikan informasi kepada akseptor KB yang lama pemakaiannya lebih dari 5 tahun agar dapat
beralih pada kontrasepsi jangka panjang untuk mengurangi efek samping kenaikan berat badan yang
ditimbulkan.

Kata kunci: Keluarga berencana, perubahan berat badan

LATAR BELAKANG
Berencana Nasional). Gerakan Keluarga
Berencana Nasional bertujuan untuk
mengontrol laju pertumbuhan penduduk dan
juga untuk meningkatkan kualitas sumber
Salah satu masalah terpenting yang daya manusia (Hartanto, 2004).
dihadapi oleh negara berkembang, seperti di Wanita Indonesia zaman sekarang
Indonesia yaitu ledakan penduduk. Ledakan memiliki anak hanya setengah dari jumlah
penduduk mengakibatkan laju pertumbuhan
penduduk yang pesat hal ini karena anak yang dimiliki wanita pada tahun 1960-
minimnya pengetahuan serta pola budaya an. Perubahan besar-besaran ini dikarenakan
pada masyarakat setempat. Untuk mengatasi sejumlah faktor yang saling berhubungan.
permasalahan tersebut pemerintah Indonesia Tanggung jawab kuat pemerintah sejak
telah menerapkan program keluarga tahun 1960-an untuk mengurangi kelahiran
berencana (KB) yang dimulai sejak tahun secara nyata dan dampak program Keluarga
1968 dengan mendirikan LKBN (Lembaga Berencana yang dinamis dan efektif
Keluarga Berencana Nasional) yang merupakan unsur- unsur penting dalam
kemudian dalam perkembangannya menjadi kebijakan tersebut (Irianto, 2012).
BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Secara umum tujuan 5 tahun ke depan
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357
yang ingin dicapai dalam rangka (DMPA) dosis standar yang diberikan
mewujudkan visi dan misi program memiliki angka kegagalan 0,7%”. Namun
Keluarga Berencana (KB) adalah sampai saat ini belum ada alat kontrasepsi
“membangun kembali dan melestarikan yang 100% ideal, Efek samping suatu metode
pondasi yang kokoh bagi pelaksana kontrasepsi merupakan suatu faktor yang
program KB Nasional yang kuat di masa perlu dipertimbangkan dalam menentukan
mendatang, sehingga visi untuk keputusan terhadap kelangsungan pemakaian
mewujudkan keluarga berkualitas 2015 metode kontrasepsi.
dapat tercapai”(Arum, Sujiyatini, 2009).
Pelayanan keluarga berencana dilakukan Penambahan berat badan merupakan
dengan penggunaan atau pemakaian alat salah satu efek samping yang sering
kontrasepsi. Mulyani, Mega Rinawati dikeluhkan oleh akseptor suntik KB Depo
(2013) menjelaskan bahwa “kontrasepsi Medroksi Progesterone Asetat (DMPA).
yaitu pencegahan terjadinya pembuahan sel Efek penambahan berat badan pada suntik
telur oleh sel sperma (konsepsi) atau DMPA disebabkan karena DMPA
pencegahan menempelnya sel telur yang merangsang pusat pengendali nafsu makan
telah dibuahi ke dinding Rahim”. di hipotalamus yang menyebabkan akseptor
Persentase wanita berstatus kawin makan lebih banyak dari biasanya. Oleh
umur 15-49 tahun yang pernah dan sedang karena itu pada pemakaian kontrasepsi ini
menggunakan alat kontrasepsi sudah cukup sering dikeluhkan adanya penambahan berat
tinggi di daerah Lampung mencakup hampir badan (Hartanto, 2004).
70 persen wanita di tahun 2012. Untuk tren Menurut Wiknjosastro (2006) dalam
wanita yang pernah memakai alat KB Mulyani, Mega Rinawati (2013) “berat
terdapat selisih sekitar 20 persen bila badan yang bertambah 2,3 kilogram pada
dibandingkan dengan wanita yang sedang tahun pertama dan meningkat 7,5 kilogram
memakai alat KB saat survei. Hal ini selama enam tahun”.
mungkin disebabkan oleh beberapa alasan, Berdasarkan studi pendahuluan yang
antara lain keinginan memiliki anak, dalam dilakukan di RB Kartini Bandar Lampung
kondisi hamil, atau alasan- alasan lain yang pada tahun 2014, didapatkan hasil sebanyak
berakibat pada keputusan berhenti 3.384 peserta KB suntik, 20 peserta KB IUD
menggunakan alat KB (BKKBN Provinsi pertahun, 50 peserta KB pil dalam setahun.
Lampung, 2012). Dari jumlah 3.384 peserta KB suntik
Persentase wanita berumur 15-49 pertahun didapat data 121 akseptor KB
tahun berstatus kawin yang sedang suntik DMPA pada bulan April. Dari 10
menggunakan alat KB berdasarkan metode pemakai akseptor KB suntik DMPA yang
kontrasepsi, dimana metode suntikan masih diwawancarai terdapat 7 peserta KB suntik
mendominasi pemakaian, yakni digunakan DMPA yang mengalami peningkatan BB.
oleh lebih dari 66,12% wanita. Selain Dari uraian tersebut diatas terlihat masih
metode suntikan, pil merupakan pilihan banyak masalah dengan pelayanan program
kedua terpopuler di provinsi ini yaitu keluarga berencana, diantaranya efek
sebanyak 21,13%. Untuk persentase samping dari kontrasepsi. Maka peneliti
pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka tertarik untuk mengetahui “Bagaimana
anjang (MKJP) yakni Medis Operatif Pria hubungan pemakaian alat kontrasepsi suntik
(MOW), Medis Operatif Wanita (MOP) dan tiga bulan, DMPA dengan perubahan berat
implan meningkat pada tiga tahun terakhir badan?“
survey (BKKBN Provinsi Lampung, 2012). Tujuan umum dari penelitian ini untuk
Menurut Hartanto (2004) mengetahui hubungan pemakaian alat
“Kontrasepsi suntikan sangat popular karena kontrasepsi suntik tiga bulan, DMPA
sama efektifnya seperti Pil Oral Kombinasi dengan perubahan berat badan di RB Kartini
(POK), dan lebih efektif daripada Intra Kampung Sawah, Bandar Lampung tahun
Uterine Device (IUD). WHO telah 2014. Tujuan Khusus penelitian adalah
melakukan penelitian yang menyatakan diketahui karakteristik reponden akseptor
bahwa Depo Medroksi Progesterone Asetat alat kontrasepsi suntik tiga bulan, Depo
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357
Medroksi Progesteron Asetat di RB Berdasarkan tabel 1, diketahui bahwa jumlah
Kartini Kampung Sawah, Bandar akseptor yang paling dominan adalah ibu dengan
Lampung tahun 2014, lama pemakaian, usia 20-35 tahun yaitu sejumlah 58,2%.
perubahan berat badan, pemakaian alat.
Tabel 2 : Distribusi Frekuensi Responden
METODE Berdasarkan Agama

Rancangan yang digunakan dalam


penelitian ini adalah desain penelitian
korelasi yaitu untuk mengetahui hubungan
antara dua atau lebih variabel penelitian.
Populasi adalah keseluruhan objek
penelitian atau objek yang diteliti tersebut
(Notoatmodjo, 2012). Populasi pada Agama f %
penelitian ini adalah semua akseptor KB Islam 50 90,9
suntik DMPA yang berkunjung ke RB Kristen 5 9,1
Kartini Kampung Sawah Bandar Lampung Jumlah 55 100
sebanyak 121 orang
Kriteria sampel sebagai berikut: Berdasarkan tabel 2, diketahui bahwa
Akseptor KB suntik 3 bulan DMPA di RB jumlah akseptor yang paling dominan
Kartini Kampung Sawah Bandar adalah ibu beragama Islam yaitu sejumlah
Lampung, Akseptor yang telah 90,9%.
menggunakan KB suntik DMPA minimal
1 tahun (4 kali penyuntikan) atau lebih, Tabel 3 : Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Suku
bersedia menjadi responden, dalam
keadaan sehat Suku f %
Pada penelitian ini, peneliti Jawa 28 50,9
mengambil sampel dengan menggunakan Lampung 11 20,0
teknik Accidental Sampling yaitu Sunda 9 16,4
pengambilan kasus atau responden yang Padang 7 12,7
Jumlah 55 100
kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat
sesuai dengan konteks penelitian
(Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini Tabel 1 : Distribusi Frekuensi Responden
dilakukan hingga jumlah sampel yang Berdasarkan Umur
dibutuhkan terpenuhi.

HASIL
Analisis Univariat

Karakteristik responden

Responden dalam penelitian ini adalah


akseptor KB Suntik 3 bulan DMPA yang
berada di RB Kartini Kampungsawah
Bandar Lampung yang berjumlah 55 orang
dengan karakteristik sebagai berikut:
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357
Berdasarkan tabel 3, diketahui
bahwa suku akseptor yang paling dominan
adalah suku Jawa dengan 50,9% yaitu
sebanyak 28 orang,.

Tabel 4: Distribusi Frekuensi Responden


Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan f %
Ibu rumah tangga 44 80,0
Wiraswasta 9 16,4
PNS 2 3,6
Jumlah 55 100
Berdasarkan tabel 4, diketahui
bahwa akseptor yang paling dominan
adalah ibu rumah tangga (tidak bekerja)
yaitu sejumlah 80% atau 44 orang.

Tabel 5: Distribusi Frekuensi Responden


Berdasarkan Jumlah Anak
Umur f %
<20 tahun 0 0 Jumlah anak f %
20-35 tahun 32 58,2 1 orang 24 43,6
>35 tahun 23 41,8 2 orang 14 25,5
Jumlah 55 100 >2 orang 17 30,9
Jumlah 55 100
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357

Berdasarkan tabel 5, diketahui bahwa Berdasarkan tabel 8, diketahui bahwa


akseptor yang paling dominan adalah ibu akseptor yang paling dominan dengan
dengan jumlah anak 1 orang yaitu sebanyak pemakaian KB DMPA selama lebih dari 5
43,6% atau 24 orang. tahun yaitu sebanyak 54,5% atau 30 orang.
Tabel 6 : Distribusi Frekuensi Responden Tabel 9: Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Umur Anak Berdasarkan Perubahan Berat
Terakhir Badan

Umur anak terakhir f % Perubahan BB f %


1-3 tahun 14 25,5 Naik 47 85,5
>3-5 tahun 6 10,9 Turun 3 5,5
>5 tahun 35 63,6 Tetap 5 9,1
Jumlah 55 100 Jumlah 55 100
Berdasarkan tabel 6, diketahui bahwa
umur anak terakhir dari akseptor yang Berdasarkan tabel 9, diketahui bahwa
paling dominan adalah berusia lebih dari 5 akseptor yang mengalami perubahan berat
tahun yaitu sebanyak 63,6% atau 35 orang. badan paling dominan adalah akseptor yang
mengalami kenaikan berat badan yaitu
Tabel 7 : Distribusi Frekuensi Responden sebanyak 85,5% atau 44 orang.
Berdasarkan Alat Kontrasepsi
yang digunakan Sebelum KB
Suntik 3 Bulan DMPA

Alat kontrasepsi f % Analisis Bivariat


Hubungan Pemakaian KB Suntik
DMPA dengan Perubahan Berat Badan
Suntik 3 bulan 29 52,7
Suntik 1 bulan 13 23,6 Tabel 10: Hubungan Pemakaian KB Suntik
Pil 11 20 DMPA dengan Perubahan Berat
Susuk 1 1,8 Badan
Spiral 1 1,8
Jumlah
Lama 55 100 Perubahan Berat Badan Jumlah

Diskripsi Variabel
Berdasarkan tabel 7, diketahui bahwa
sebagian besar akseptor belum pernah
memakai alat kontrasepsi selain KB Suntik
3 bulan DMPA yaitu sebanyak 52,7% atau
29 orang.
Penelitian
Tabel 8: Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Lama Pemakaian KB
DMPA

Lama pemakaian KB
f %
DMPA
1-3 tahun 20 36,4

>3-5 tahun 5 9,1

>5 tahun 30 54,5


Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357
Jumlah 55 100 Hartanto (2004) periode usia istri antara 20-35
tahun merupakan periode usia paling baik
an f % f % f %
1-3 12 21,8 5 9,1 3 5,5 20 36,4
untuk melahirkan, dengan jumlah anak 2
>3-5 5 9,1 0 0 0 0 5 9,1 orang dan jarak antara kelahiran adalah 2-4
>5 30 54,5 0 0 0 0 30 54,5 tahun. Pada masa umur ini diperlukan jenis
Jumlah 47 85,5 5 9,1 3 5,5 55 100 kontrasepsi yang mempunyai efektivitas
cukup tinggi, reversibilitas cukup tinggi
Berdasarkan tabel 12 dari 55 karena peserta masih mengharapkan punya
responden, akseptor yang lama anak lagi, dapat dipakai 2 sampai 4 tahun
pemakaian KB suntik DMPA 1-3 tahun yaitu sesuai dengan jarak kehamilan anak
(pemakai baru) sebanyak 12 responden yang direncanakan.
(21,8%) yang mengalami kenaikan berat Pemilihan KB DMPA sebagai alat
badan, 5 responden (9,1%) yang berat kontrasepsi lebih dominan dibandingkan
badannya tetap dan 3 responden (5,5%) dengan KB lainnya. Selain cocok untuk usia
yang mengalami penurunan berat badan. 20-35 tahun, KB DMPA cukup ekonomis
Akseptor yang lama pemakaian KB sehingga dapat terjangkau di semua lapisan
suntik DMPA >3-5 tahun (sedang) masyarakat. Hal inilah yang menjadi alasan
sebanyak 5 responden (9,1%) yang mengapa pada usia lebih dari 35 tahun,
mengalami kenaikan berat badan, tidak dengan jumlah anak 2 lebih memilih KB
ada responden yang berat badannya tetap DMPA dibandingkan dengan
maupun mengalami penurunan berat
badan (0%). jenis KB lainnya. Hal ini sesuai dengan teori
Saifudin (2006) bahwa KB DMPA dapat
Akseptor yang lama pemakaian KB digunakan oleh perempuan usia >35 tahun
suntik DMPA >5 tahun (lama) sebanyak sampai perimenopause. Hal ini sesuai
30 responden (54,5 %) yang mengalami dengan hasil penelitian yang telah dilakukan
kenaikan berat badan, 0 responden (0%) bahwa dari 55 responden terdapat 29
yang berat badannya tetap dan 0 responden responden (52,7%) yang telah dan masih
(0%) yang mengalami penurunan berat menggunakan KB DMPA.
badan. Peningkatan berat badan terjadi jika
Hasil analisis yang telah diolah makanan sehari-hari mengandung energi
dengan komputer menggunakan uji statistik yang melebihi kebutuhan tubuh, salah satu
kai kuadrat (Chi-Square) dengan tingkat faktor yang menentukan peningkatan berat
kepercayaan 95% didapatkan hasil bahwa ρ- badan seseorang adalah kurangnya aktivitas
value = 0,003. Bila nilai ρ-value fisik. Menurut Wijayanti (2006) bahwa
<0,05 maka uji statistik dikatakan aktivitas fisik dapat meningkatkan berat
bermakna. Hal ini menunjukkan bahwa ada badan. Hal ini disebabkan karena asupan
hubungan antara pemakaian alat kontrasepsi energi yang melebihi kebutuhan tubuh yang
suntik 3 bulan DMPA dengan perubahan biasanya dialami oleh orang yang kurang
berat badan. olah raga atau kurang aktivitas fisik
sehingga energi yang masuk kedalam tubuh
PEMBAHASAN tidak dibakar atau digunakan yang
kemudian disimpan dalam bentuk lemak.
KB suntik DMPA adalah alat Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang
kontrasepsi hormonal yang mengandung telah dilakukan bahwa dari 55 responden
150 mg DMPA yang diberikan 3 bulan terdapat 44 responden (80%) yang
sekali secara Intra Muscular (IM), (Saifudin, pekerjaannya sebagai Ibu Rumah Tangga
2006). Hasil penelitian menunjukkan (IRT) sehingga aktivitas fisiknya kurang dan
akseptor KB DMPA yang paling dominan menyebabkan berat badannya mudah
adalah ibu dengan usia 20- 35 tahun yaitu meningkat.
sejumlah 58,2%. Pada umur ini kebanyakan Akseptor KB suntik DMPA yang
responden mempunyai 1 dan 2 orang anak, mengalami peningkatan berat badan tidak
yaitu 38 responden (69,1%). Menurut hanya disebabkan karena kandungan
hormon progesteron dalam DMPA tetapi
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357
ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi. yaitu 1-3 tahun dalam waktu ini kandungan
Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi progesterone didalam tubuh masih dalam
peningkatan berat badan menurut batasan sehingga akseptor tidak mengalami
Wijayanti (2006) diantaranya adalah kenaikan berat badan. Akseptor KB pada
herediter, bangsa atau suku, gangguan masa ini juga lebih banyak ibu-ibu yang baru
emosi, fisiologi dan aktifitas fisik. Namun melahirkan sehingga aktivitas fisiknya lebih
dalam penelitian ini faktor suku harus banyak.
diteliti lebih lanjut mengenai pengaruhnya Hasil analisis yang telah diolah dengan
terhadap perubahan berat badan. Dari hasil komputer menggunakan uji statistik kai
penelitian mayoritas suku akseptor adalah kuadrat (Chi-Square) dengan tingkat
suku Jawa 28 responden (50,9%). kepercayaan 95% didapatkan hasil bahwa ρ-
Menurut Hartanto (2004) dari value=0,003. Bila nilai ρ-value
pemakaian kontrasepsi suntik jangka <0,05 maka uji statistik dikatakan bermakna.
waktu yang lama dapat menyebabkan Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan
kenaikan berat badan karena adanya antara pemakaian alat kontrasepsi suntik 3
kandungan hormon progesteron yang bulan DMPA dengan perubahan berat badan.
dapat menyebabkan nafsu makan
bertambah apabila pemakaian dosis tinggi
atau berlebihan karena dapat merangsang
pusat pengendali nafsu makan di
KESIMPULAN
hipotalamus yang menyebabkan akseptor Akseptor KB DMPA yang paling
makan lebih banyak dari biasanya. Hal ini dominan adalah ibu dengan usia 20-35
sesuai dengan hasil penelitian yang tahun yaitu sejumlah 58,2%. Pada umur ini
menunjukkan bahwa berdasarkan lama kebanyakan responden mempunyai 1 dan 2
pemakaian KB suntik DMPA dari 55 orang anak, yaitu 38 akseptor (69,1%).
responden terdapat 30 responden (54,5%) Karena pada periode usia antara 20-35 tahun
yang memakai KB suntik DMPA selama merupakan periode usia paling baik untuk
>5 tahun dan seluruhnya mengalami melahirkan, dan memberikan jarak antara
kenaikan berat badan. Ini menunjukkan kelahiran adalah 2-4 tahun.
bahwa semakin lama akseptor Dari 55 responden terdapat 29
menggunakan KB DMPA, semakin besar akseptor (52,7%) yang telah dan masih
pula resiko mengalami kenaikan berat menggunakan KB DMPA. Hal ini
badan. dikarenakan KB DMPA dapat digunakan
Saifudin (2006) mengemukakan oleh perempuan usia >35 tahun sampai
bahwa KB DMPA dapat digunakan oleh perimenopause
perempuan usia >35 tahun sampai Dari 55 responden terdapat 44
perimenopause. Namun akseptor juga harus akseptor (80%) yang pekerjaannya sebagai
mempertimbangkan efek samping yang Ibu Rumah Tangga (IRT) sehingga aktivitas
ditimbulkan bila menggunakan KB DMPA fisiknya kurang dan menyebabkan berat
ini terlalu lama. Karena berdasarkan hasil badannya mudah meningkat.
penelitian bahwa akseptor yang Dari 55 responden terdapat 30
menggunakan KB ini dalam waktu >3-5 akseptor (54,5%) yang memakai KB suntik
tahun dan > 5 tahun, seluruhnya mengalami DMPA selama >5 tahun dan seluruhnya
kenaikan berat badan. mengalami kenaikan berat badan. Ini
Dalam penelitian ini juga ditemukan menunjukkan bahwa semakin lama akseptor
akseptor yang mengalami penurunan berat menggunakan KB DMPA, semakin besar
badan yaitu 3 responden (5,5%) dan pula resiko mengalami kenaikan berat
akseptor yang tidak mengalami kenaikan badan.
berat badan ada 5 responden (9,1%). Setelah pemakaian KB suntik DMPA
Akseptor yang berat badannya turun/tetap dari 55 responden yang mengalami
jika dilihat dari lama pemakaiannya perubahan berat badan dominan adalah
dikategorikan masih menggunakan KB akseptor yang berat badannya naik, yaitu 47
DMPA dalam waktu yang cukup singkat responden (85,5%).
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357
Berdasarkan analisa dengan
komputer menggunakan uji statistik kai
kuadrat (Chi-Square) dengan tingkat
kepercayaan 95% didapatkan hasil bahwa
ρ-value = 0,003. Hal ini menunjukkan
bahwa ada hubungan antara pemakaian
alat kontrasepsi suntik 3 bulan DMPA
dengan perubahan berat badan.
Saran dari peneliti untuk perawat
atau petugas kesehatan agar dapat
memberikan informasi kepada akseptor
KB yang lama pemakaiannya lebih dari 5
tahun agar dapat beralih pada kontrasepsi
jangka panjang untuk mengurangi efek
samping kenaikan berat badan yang
ditimbulkan.
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357

DAFTAR PUSTAKA Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan


Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta; Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Arum, Dyah Noviawati Setya dan
Sujiyatini. 2009. Panduan Lengkap Wijayanti, 2006. Perbedaan Peningkatan
PelayananKB Terkini. Jogjakarta; Berat Badan Antara Akseptor
Nuha Medika. Keluarga Berencana suntik
Progesteron Tunggal dan Kombinasi
Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga
Progesteron Estrogen di Klinik
Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta;
Kebidanan dan Reproduksi Bahagia
Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Surakarta. Surakarta; UNS.
Prawirohardjo.
Wiknjosastro. 2006. Ilmu Kandungan.
Irianto, Koes. 2012. Keluarga Berencana
Jakarta; Yayasan Bina Pustaka
untuk Paramedis dan Nonmedis. Sarwono Prawirohardjo.
Bandung; Yrama Widya. Www.bkkbn.go.id/kependudukan/factsheet
/Tren Fertilitas Dan Keluarga
Mulyani, Nina Siti dan Mega Rinawati.
Berencana Berdasarkan Data Survei
2013. Keluarga Berencana dan Alat Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)
Kontrasepsi. Yogyakarta; Nuha Tahun 2006 – 2012 Di Provinsi
Medika. Lampung

Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi


Penelitian Kesehatan. Jakarta; PT
Rineka Cipta.
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357
pemakai- Naik Tetap Turun f %
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357

Anda mungkin juga menyukai