Anda di halaman 1dari 222

Kumpulan Esai

FILANTROPI MEMBANGUN NEGERI


Mahasiswa Cendekia BAZNAS Angkatan III
Kota Tangerang

Editor:
Akrim Lahasbi
Sanksi Pelanggaran Pasal 72
Undang–Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta

1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak


melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan
pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan
dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta
rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar
rupiah).
2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan,
mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau
barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait sebagai
pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5
(lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah).
FILANTROPI MEMBANGUN NEGERI
Mahasiswa Cendekia BAZNAS Angkatan III Kota Tangerang
–2023

Penulis : Hasnah Arifah, Abdul Wahab, dkk


Editor : Akrim Lahasbi
Sampul : Team Medkom Cendekia Baznas Kota Tangerang
Tata Letak : Rahayu Press

Penerbit dan Percetakan


CV. Progresif
Perumahan Tambora Jl. Bimasakti 5 No. 9, Jatirejo
Kec. Tikung, Kab. Lamongan, Jawa Timur – 62280
Web: penerbitprogresif.com
Email: penerbitprogresif@gmail.com

Rahayu Press
Lamongan, Jawa Timur
Web: rahayupress.com
Email: naskah.rahayupress@gmail.com

Tebal Buku: 14,8 x 21 cm, xii + 210 halaman


QRCBN: 62 – 508 – 0527 – 900
Cetakan pertama, November 2023

Hak Cipta © 2023 pada penulis.


Hak cipta dilindungi undang–undang. Dilarang memperbanyak
sebagian atau seluruh buku ini dalam bentuk apapun, baik secara
elektronik maupun mekanik, termasuk memfoto copy, merekam,
atau dengan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari
penerbit.
Kata Mereka


Senang dan haru ketika daya upaya yang tercurah memberi harapan
kepada orang-orang yang tepat yaitu sekelompok anak muda yang
cerdas dan berdedikasi untuk menuntaskan perjuangan akademik
mereka. Tulisan-tulisan dalam buku ini menunjukkan dedikasi mereka
sebagai orang yang telah memulai untuk tak pernah berhenti belajar dan
berkarya.
H. Sobrun Jamili, S.Pd.I.
–Wakil Ketua I Baznas Kota Tangerang

–––––––––––


Generasi muda adalah generasi yang bukan hanya matang secara
fisik, namun juga mantap secara mental serta pemikiran. Di dalam
membuat sebuah gerakan terkadang mimbar mimbar orasi diperlukan,
namun ternyata suatu gerakan tidak hanya berawal dari mimbar orasi,
namun dapat muncul dari goresan goresan tinta. Dibekali dengan pelatihan
teknis penulisan Esai dan karya ilmiah, yang menjadi bagian dari silabus
program pembinaan, penerima BCB Baznas Kota Tangerang termotivasi
untuk menulis sebuah karya bersama.

Buku ini adalah buah karya yang sangat luar biasa, ditulis oleh generasi
Mudah Mahasiswa Beasiswa Cendikia Baznas Kota Tangerang berdasarkan
analisis serta pengamatan terhadap gerakan filantropi serta pengaruh nya
terhadap kondisi masyarakat baik dalam aspek ekonomi, sosial maupun
pendidikan. Semoga buku ini bisa menambah wawasan serta penyegaran
untuk khalayak umum maupun bagai para penulis pribadi.
Drs. Danni Budianto Saragih, MCL
–Wakil Ketua II & IV Baznas Kota Tangerang

–––––––––––

iv

Setelah membaca buku ini setidaknya kita menjadi sangat yakin
bahwa nilai-nilai kemanusiaan akan menjadi sangat penting untuk
menjalin hubungan yang universal dunia global. Buku ini juga
menunjukan kemampuan idealita generasi mileneal dalam berdedikasi
dan berkontribusi dalam pembanguan masa depan yang diawali dalam
gerakan pemikiran yang kemudian diikuti gerakan nyata di lapangan dalam
bahasa lain selain idea juga aksi.
Semoga buku ini menjadi referensi literasi, memperluas khazanah keilmuan
bagi para penggiat filantropi sosial dan kemanusiaan di Indonesia. Mena-
paki dunia filantropi penuh dengan berbagai persoalanya mulai dari
kesiapan sumber daya manusia, minimnya infrastruktur penunjang, regulasi
serta persoalan politik juga, yang jelas penuh suka duka.
Hadirnya buku ini setidaknya juga akan memperjelas peta dunia filantropi
masa depan yang sangat dinamis dan penuh tantangan sehingga pada
gilirannya para penggiatnya tidak kehilangan darah semangat, yang terus
menerus dituntut untuk menyelamatkan manusia dari keterpurukan sosial
dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan universal. Melalui karya
akademika (buku) ini penerima BCB telah memperlihatkan kemampuannya
dalam bidang akademika yang ilmiah, kreatif, inovatif dan modern.
Subur Amin Mubarok, S.Pd.I.
–Wakil Ketua III Baznas Kota Tangerang

–––––––––––

v
Kata Pengantar
Oleh: KH. Aslie Elhusyairy, S.Ag.
Ketua Badan Amil Zakat Nasional Kota Tangerang

Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah, Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan buku antologi
tentang gerakan Filantropi Islam yang ditulis oleh Mahasiswa
Penerima Beasiswa Cendekia BAZNAS Kota Tangerang. Tak lupa
juga mengucapkan shalawat serta salam semoga senantiasa tercu-
rahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, karena berkat beliau,
kita mampu keluar dari kegelapan menuju jalan yang lebih terang.
Kami ucapkan juga rasa terima kasih kami kepada pihak-pihak
yang mendukung lancarnya buku bunga rampai ini mulai dari proses
penulisan hingga proses cetak, yaitu orang tua kami, rekan-rekan
kami, penerbit, terkhusus para pimpinan dan pelaksana BAZNAS
Kota Tangerang.
Adapun buku antologi yang berjudul Filantropi Membangun
Negeri ini, telah selesai kami buat secara semaksimal dan sebaik
mungkin agar menjadi manfaat bagi pembaca yang membutuhkan
informasi dan pengetahuan mengenai bagaimana peran filantropi
membangun Negeri.
Buku ini merupakan kumpulan esai yang ditulis oleh para
Mahasiswa penerima Beasiswa Cendikia BAZNAS angkatan ketiga,
yang digarap selama satu bulan proses riset dan penulisan. Dalam
buku ini, tertulis bagaimana pentingnya Filantropi di dalam mem-
bangun negeri serta menjadi alternatif bacaan bagi seluruh elemen
masyarakat. Buku ini juga terbagi menjadi empat bagian yang meng-

vi
upas beberapa persoalan penting mulai dari teologi filantropi sampai
pada strategi fundraising crowdfunding.
Kami sadar, masih banyak luput dan kekeliruan yang tentu
saja jauh dari sempurna tentang buku ini. Oleh sebab itu, kami
mohon agar pembaca memberi kritik dan juga saran terhadap karya
buku ajar ini agar kami dapat terus meningkatkan kualitas buku.
Demikian buku ini kami buat, dengan harapan agar pembaca dapat
memahami informasi dan juga mendapatkan wawasan mengenai apa
itu filantropi serta dapat bermanfaat bagi masyarakat dalam arti luas.
Terima kasih.

Tangerang, Oktober 2023

vii
Daftar Isi
Kata Pengantar ________________________________________ vi
Daftar Isi ____________________________________________ viii

BAGIAN 1 – Implementasi Teologi Filantropi ______________ 1


▪ Filantropi Dalam Teologi Islam: Menjalani Prinsip
Kebaikan dan Keadilan _____________________________ 2
(Husnah Arifah)
▪ Teologi Filantropi Dalam Aksi: Implementasi
Konsep Zakat Oleh Baznas __________________________ 6
(Abdul Wahab)
▪ Implementasi Teologi Filantropi: Membangun Dunia
yang Lebih Baik Melalui Kebaikan ___________________ 12
(Fajar Nur Hamid)
▪ Peran Gerakan Filantropi Islam Melalui Zakat
Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat_________ 17
(Indah Cicilia)
▪ Sejarah Filantropi Islam Dan Kontribusinya
Terhadap Lahirnya Generasi Terdidik di Indonesia _______ 23
(Syamil Al Mochtar)
▪ Filantropi Zakat Bagi Pembangunan Sosial _____________ 28
(Afdel Syahril Akbar Mubarok)
▪ Implementasi Teologi Dalam Gerakan Filantropi ________ 31
(Muhamad Ilham Umami)

viii
▪ Implementasi Teologi Filantropi: Membangun
Masyarakat yang Berkeadilan _______________________ 35
(Al Hakim Bi Amrillah)
▪ Keterbatasan Sumber Daya Manusia dan Waktu
Dalam Praktik Filantropi ___________________________ 41
(Faiza Hanadia Izzata Rahma)

BAGIAN 2 – Filantropi Modern Dalam Membangun Sosial __ 46


▪ Peran Perempuan Dalam Filantropi Perubahan Sosial
dan Pengentasan Kemiskinan di Indonesia _____________ 47
(Zahra Salis Sabrina)
▪ Inovasi Digital Marketing Dalam Filantropi Modern
Untuk Membantu Permasalahan Ekonomi ______________ 53
(Alyah Wadhah)
▪ Filantropi Modern Sebagai Perubahan _________________ 58
(Ariela Zeta Z.M.S)
▪ Transformasi Sosial Melalui Filantropi: Kontribusi
Baznas Dalam Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat Indonesia______________________________ 71
(Hilalah Zahirah)
▪ Filantropi Modern Dalam Meningkatkan Strata Sosial
Sebagai Upaya Perbaikan Akibat Pandemi _____________ 77
(Afnidzar Rahma Washifah)
▪ Filantropi Yang Tidak Pernah Terkikis Oleh
Perkembangan Era Digital __________________________ 83
(Widyawati Hermawan)
▪ Pengaruh Filantropi Bagi Perkembangan Zaman _________ 88
(Muhamad Ridwan Pratama)

ix
▪ Peran dan Proses Filantropi Dalam Pembangunan Sosial __ 95
(Ghina Fairuz Azhaar)
▪ Kedermawanan Generasi Milenial yang Dimanfaatkan Oleh
Manusia Gerobak ________________________________ 100
(Annisa Dwi Agustine)

BAGIAN 3 – Filantropi Dalam Pendidikan _______________ 106


▪ Krusialnya Peran Islam dan Zakat Terhadap
Filantropi Pendidikan di Indonesia __________________ 107
(Addinda Ayu Arsyah)
▪ Filantropi Pendidikan Dalam Membentuk Generasi
Unggul Melalui Dukungan Kemanusiaan _____________ 116
(Nysa Nabila Achmad)
▪ Filantropi Pendidikan Sebagai Bunga Kecil
dan Kebahagiaan Besar ___________________________ 122
(Atiratul Jannah)
▪ Implementasi Filantropi Islam Dalam Dunia
Pendidikan _____________________________________ 127
(Dea Maulida)
▪ Konsepsi Zakat Sebagai Pemecahan Problematika
Sosial _________________________________________ 132
(Ryanah Ahmadyah)
▪ Efektivitas Bantuan Biaya Pendidikan Bagi
Para Mustahik___________________________________ 135
(Tiwi Alawiyah)
▪ Pengaruh Filantropi Terhadap Peningkatan Kualitas
Pendidikan Melalui Program Beasiswa Baznas _________ 140
(Ismi Lailah)

x
▪ Merdeka Belajar: Pemerataan Pendidikan Terwujud
Atau Tidak? ____________________________________ 144
(Rafa Mauldiani Nurawalina)
▪ Peranan Baznas Dalam Gerakan Filantropi
di Dunia Pendidikan ______________________________ 150
(Nurnazilatul Wahdah)
▪ Upaya Bantuan di Bidang Pendidikan dan Sosial
Pada Yayasan Peduli Bangsa Banten _________________ 155
(Miftahurahmah Fauziyah)

BAGIAN 4 – Strategi Fundraising Crowdfunding _________ 160


▪ Strategi Fundraising Crowfunding di Masa Era Digital ___ 161
(Niken Oktavia Putri)
▪ Serba-Serbi Crowdfunding Filantropi: Konsep Digitalisasi
Crowdfunding Syariah Dalam Membangun
Citra Lembaga Baznas ____________________________ 166
(Nadya Agustina)
▪ Digital Fundraising Dalam Penghimpunan Dana Zakat
di Baznas Kota Tangerang _________________________ 175
(Siti Khairunisa)
▪ Gerakan Filantropi: Membeli Sama Dengan
Bersedekah _____________________________________ 180
(M. Ilham Arfandi)
▪ Strategi Fundraising Crowdfunding Pada Lembaga
Sebagai Bentuk Filantropi Masyarakat Untuk Sesama ___ 187
(Muhammad Dicky Fauzan)

xi
▪ Strategi Digital Fundraising Dalam Menghimpun
Dana Zakat _____________________________________ 192
(Diah Ayu Wahyuni)
▪ Memahami Peran Teologi Dalam Praktik Filantropi
Modern ________________________________________ 198
(Ibnu Khoirul Anaam)
▪ Pemanfaatan Digital Fundraising Dalam Meningkatkan
Filantropi Sosial Lembaga Baznas ___________________ 201
(Marina Agustin)
▪ Membangun Strategi Fundraising Crowdfunding _______ 206
(Dian Dwi Lestari)

xii
Bagian 1
IMPLEMENTASI TEOLOGI FILANTROPI

Filantropi Membangun Negeri – 1


FILANTROPI DALAM TEOLOGI ISLAM:
MENJALANI PRINSIP KEBAIKAN DAN KEADILAN
Oleh: Husnah Arifah
(UIN Sunan Gunung Djati Bandung)

Konsep filantropi atau sedekah dalam teologi Islam, memiliki


akar yang dalam pada ajaran agama. Qur’an menyebutkan dalam
Surat Al-Baqarah:
‫َو ِم َّما ٰٓ ا َ ْخ َر ْجنَا لَ ُك ْم‬ ‫س ْبت ُ ْم‬
َ ‫ت َما َك‬ َ ‫ٰيٰٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْٰٓوا ا َ ْن ِفقُ ْوا ِم ْن‬
ِ ‫ط ِي ٰب‬
ٰٓ َّ ‫َو َل ْست ُ ْم ِب ٰا ِخ ِذ ْي ِه ا‬
‫ِْل‬ َ‫ْث ِم ْنهُ ت ُ ْن ِفقُ ْون‬ َ ‫ض ۗ َو َْل تَيَ َّم ُموا ْال َخ ِبي‬ ِ ‫اْل ْر‬َ ْ َ‫ِمن‬
‫ي َح ِميْد‬ ٌّ ‫غ ِن‬ ‫ض ْوا ِف ْي ِه ۗ َوا ْعلَ ُم ْٰٓوا ا َ َّن ه‬
َ َ‫ّٰللا‬ ُ ‫ا َ ْن ت ُ ْغ ِم‬
Bahwa “Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan
Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang
dinafkahkan itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan
tidak (pula) dengan menyakiti perasaan (si penerima), mereka
memperoleh pahala di sisi Tuhannya, mereka tidak (sama)
dengan orang-orang yang menafkahkan hartanya sambal
memprlihatkannya kepada manusia, dan mereka tidak (pula)
beriman kepada Allah dan hari kemudian…”

Ini menekankan pentingnya memberikan sedekah dengan tulus


ikhlas dan tanpa menyakiti perasaan orang lain.
Islam mengajarkan kalau sedekah bukan hanya bentuk
pemberian materi, tetapi juga manifestasi dari konsep keadilan sosial.
Qur’an menyebutkan dalam QS. Al-Baqarah,
‫س ْب َع‬
َ ‫ت‬ ْ َ ‫ّٰللا َك َمث َ ِل َحبَّ ٍة ا َ ْۢ ْن َبت‬ َ ‫َمثَ ُل الَّ ِذيْنَ يُ ْن ِفقُ ْونَ ا َ ْم َوالَ ُه ْم فِ ْي‬
ِ ‫سبِ ْي ِل ه‬
‫ف ِل َم ْن يَّش َۤا ُء َۗو ه‬
ُ‫ّٰللا‬ ُ ‫ُض ِع‬ ‫س ْۢ ْنبُلَ ٍة ِمائَةُ َحبَّ ٍة ۗ َو ه‬
ٰ ‫ّٰللاُ ي‬ ُ ‫سنَا ِب َل ِف ْي ُك ِل‬ َ
‫ع ِليْم‬
َ ‫َوا ِسع‬

2 – Filantropi Membangun Negeri


Bahwa harta kekayaan sebenarnya adalah “Milik Allah dan
milik Rasul, serta golongan yang berhubungan (dengan
Rasul), dan anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, dan
musafir yang sedang dalam perjalanan, supaya harta yaitu
jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di
antara kamu.”

Hal ini menunjukkan pentingnya berbagi kekayaan untuk


menciptakan masyarakat yang lebih adil dan berkeadilan.
Penerapan filantropi dalam teologi Islam juga mencakup
Zakat, yang merupakan salah satu pilar penting dalam agama Islam.
Zakat adalah wajib bagi umat Islam yang memiliki kekayaan yang
mencapai batas tertentu, dan harta ini akan dibagikan kepada mereka
yang membutuhkan, seperti fakir miskin, anak yatim, dan orang-
orang yang terpinggirkan dalam masyarakat. Ibnu Taymiyyah,
seorang ulama terkemuka dalam sejarah Islam, menjelaskan dalam
"Majmu' al-Fatawa" bahwa Zakat adalah kewajiban sosial yang
menghilangkan kesenjangan sosial dan memperkuat ikatan dalam
masyarakat.
Selain Zakat, hadits Nabi Muhammad SAW juga menegaskan
pentingnya memberikan sedekah dan bersedekah kepada sesama.
Nabi Muhammad SAW pernah bersabda:
‫ي َيقُو ُل‬ َّ ‫الز ْه ِر‬ ُّ ُ‫س ِم ْعت‬ َ ‫ان َقا َل‬ ُ ‫س ْف َي‬
ُ ‫ّٰللاِ َحدَّثَنَا‬ َّ ‫ي ب ُْن َع ْب ِد‬ ُّ ‫ع ِل‬َ ‫َحدَّثَنَا‬
‫ع ْن َح ِك ِيم ب ِْن ِحزَ ٍام قَا َل‬ َ ‫ب‬ ِ َّ‫سي‬ َ ‫س ِعيد ُ ب ُْن ْال ُم‬
َ ‫ع ْر َوة ُ َو‬ ُ ‫أ َ ْخبَ َرنِي‬
‫طانِي ث ُ َّم‬ َ ‫سأ َ ْلتُهُ فَأ َ ْع‬ َ ‫سلَّ َم فَأ َ ْع‬
َ ‫طا ِني ث ُ َّم‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫ّٰللا‬ َ ‫ي‬ َّ ‫سأ َ ْلتُ النَّ ِب‬ َ
‫ان قَا َل ِلي َيا‬ ُ ‫س ْف َي‬ُ ‫طانِي ث ُ َّم قَا َل َهذَا ْال َما ُل َو ُربَّ َما قَا َل‬ َ ‫سأ َ ْلتُهُ فَأ َ ْع‬
َ
ُ‫ُور َك لَه‬ ِ ‫ب َن ْف ٍس ب‬ ِ ‫َض َرة ُح ْل َوة فَ َم ْن أ َ َخذَهُ بِ ِطي‬ ِ ‫َح ِكي ُم إِ َّن َهذَا ْال َما َل خ‬
‫ار ْك لَهُ فِي ِه َو َكانَ َكالَّذِي يَأ ْ ُك ُل‬ َ َ‫اف َن ْف ٍس لَ ْم يُب‬ ِ ‫فِي ِه َو َم ْن أ َ َخذَهُ ِبإ ِ ْش َر‬
ُّ ‫َو َْل َي ْش َب ُع َو ْال َيد ُ ْالعُ ْل َيا َخيْر ِم ْن ْال َي ِد ال‬
‫س ْفلَى‬

Filantropi Membangun Negeri – 3


“Telah menceritakan kepada kami Ali bin Abdullah telah
menceritakan kepada kami Sufyan dia berkata; saya
mendengar Az Zuhri berkata; telah mengabarkan kepadaku
'Urwah dan Sa'id bin Musayyab dari Hakim bin Hizam dia
berkata; saya meminta sesuatu kepada Nabi shallallahu
'alaihi wasallam, lalu beliau memberiku, lalu aku meminta
lagi dan beliau pun memberiku, lalu aku memintanya lagi dan
beliau pun memberiku, kemudian beliau bersabda: "Harta
ini." -Sufyan mengatakan- beliau bersabda kepadaku: 'Wahai
Hakim, sesungguhnya harta benda ini kelihatan hijau dan
manis, barangsiapa mengambilnya dengan cara yang baik,
maka ia akan diberkahi, dan barangsiapa mengambilnya
dengan berlebihan, maka ia tidak akan diberkahi, yaitu seperti
orang yang makan dan tak pernah kenyang, tangan di atas itu
lebih baik daripada tangan di bawah.”

Pada kalimat "Tangan yang di atas lebih baik dari tangan yang
di bawah", maksudnya adalah memberikan lebih baik daripada
menerima. Filantropi dalam konteks teologi Islam mencakup tidak
hanya memberikan Zakat tetapi juga berusaha untuk membantu
orang lain dalam berbagai cara, termasuk memberikan bantuan
dalam kebutuhan medis, pendidikan, dan pemberdayaan ekonomi.
Ketika kita memahami prinsip-prinsip filantropi dalam teologi
Islam, kita dapat menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari
dangan memberikan Zakat secara teratur, memberikan sedekah
kepada mereka yang membutuhkan, dan berusaha untuk menciptakan
masyarakat yang lebih adil dan berkeadilan. Selain itu, prinsip-
prinsip ini juga dapat di implementasikan dalam pengelolaan
keuangan pribadi dan bisnis dengan memastikan bahwa transaksi
keuangan dilakukan dengan itikad baik dan tidak merugikan orang
lain.
Di dunia saat ini, banyak lembaga keuangan dan organisasi
sosial yang telah mengadopsi prinsip-prinsip filantropi Islam dalam
4 – Filantropi Membangun Negeri
produk dan layanan mereka. Selain itu, instrumen keuangan Islam
seperti sukuk sosial dan obligasi amal telah digunakan untuk
mendukung proyek-proyek filantropi yang bertujuan menciptakan
dampak positif dalam masyarakat.
Dari penjelasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa filantropi
dalam teologi Islam adalah bagian integral dari ajaran agama yang
menunjukkan pentingnya memberikan dengan tulus ikhlas dan
menciptakan masyarakat yang lebih adil dan berkeadilan. Dengan
mengamalkan prinsip-prinsip filantropi ini, umat Islam mampu
berperan aktif dalam membangun masyarakat yang lebih baik dan
memenuhi tuntutan moral agamanya.

Referensi
▪ Al-Baqarah (2): 261
▪ Al-Baqarah (2): 267
▪ Al-Qaradawi, Yusuf. "Fiqh al-Zakat." Beirut: Dar al-Turath, 1985.
▪ Hadits Riwayat Al-Bukhari: 5960.
▪ Ibn Taymiyyah, “Majmu’ al-Fatawa,” Volume 10, 379.

Filantropi Membangun Negeri – 5


TEOLOGI FILANTROPI DALAM AKSI:
IMPLEMENTASI KONSEP ZAKAT OLEH BAZNAS
Oleh: Abdul Wahab
(UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Teologi filantropi adalah konsep yang menghubungkan aspek


keagamaan dan filantropi, khususnya dalam konteks Zakat, yang
memiliki nilai-nilai mendalam dan kemanusiaan. Zakat sendiri
adalah kewajiban sosial dan agama dalam Islam, yang menuntut
umat Muslim untuk memberikan sebagian dari harta mereka kepada
yang membutuhkan.
Baznas adalah badan yang memiliki peran krusial dalam
pengelolaan Zakat di Indonesia. Dibentuk pada tahun 2001, Baznas
bertujuan untuk mengumpulkan, mengelola, dan mendistribusikan
Zakat secara efisien dan transparan untuk kesejahteraan masyarakat
(Astuti, 2023). Hal ini sejalan dengan prinsip-prinsip teologi
filantropi yang mendorong tindakan memberikan untuk membantu
mereka yang membutuhkan.
Implementasi teologi filantropi oleh Baznas memiliki latar
belakang yang relevan dan penting. Zakat, sebagai salah satu rukun
Islam, bukan hanya sekadar kewajiban finansial tetapi juga memiliki
dimensi spiritual yang mendalam. Hal ini memperkuat hubungan erat
antara agama dan filantropi, menginspirasi umat Muslim untuk
berperan aktif dalam upaya kebaikan sosial dan pembangunan
berkelanjutan.
Di samping itu, Baznas sebagai entitas resmi yang mengelola
Zakat di Indonesia, memiliki tanggung jawab besar untuk menja-
lankan perannya secara efektif dan mencerminkan prinsip-prinsip
teologi filantropi dalam tindakannya. Kehadiran Baznas juga menjadi
penunjang dalam mewujudkan visi sosial dan kemanusiaan yang
diamanatkan oleh ajaran agama Islam.

6 – Filantropi Membangun Negeri


Dalam konteks ini, tulisan ini akan menjelaskan sedikit
tidaknya bagaimana Baznas mengimplementasikan konsep teologi
filantropi dalam tindakan nyata mereka, serta dampak yang di-
hasilkan dari upaya ini. Melalui pemahaman lebih mendalam tentang
hubungan antara agama, filantropi, dan Zakat dalam praktik Baznas,
kita dapat menggali potensi besar yang dimiliki oleh lembaga ini
dalam memajukan kesejahteraan sosial dan pembangunan berke-
lanjutan di Indonesia.

Teologi Filantropi: Konsep dan Signifikansinya


Teologi filantropi adalah suatu konsep yang menggabungkan
elemen-elemen teologis atau agamawi dengan tindakan filantropi
atau pemberian kepada sesama. Secara sederhana, teologi filantropi
mengacu pada cara pandang agama terhadap perbuatan memberikan
dan membantu sesama sebagai bagian dari kewajiban moral atau spi-
ritual. Ini berarti bahwa tindakan filantropis dipandang sebagai cara
untuk memenuhi panggilan agama dan mencapai tujuan spiritual,
seperti pertumbuhan pribadi dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
Peran utama teologi dalam konteks filantropi adalah sebagai
motivator. Konsep teologi memotivasi individu atau kelompok untuk
melakukan tindakan filantropis dengan memberikan dasar moral dan
etis yang kuat. Ini dapat mencakup pemahaman bahwa memberikan
adalah wujud kasih sayang, kebaikan, atau kewajiban yang diamanat-
kan oleh ajaran agama. Dengan kata lain, teologi memberikan pem-
benaran spiritual bagi tindakan filantropis, mendorong orang untuk
berpartisipasi aktif dalam membantu mereka yang membutuhkan.
Hubungan antara teologi dan Zakat sangat erat. Zakat adalah
salah satu pilar Islam yang memerintahkan umat Muslim untuk
memberikan sebagian dari harta mereka kepada yang membutuhkan.
Dalam konteks Zakat, teologi memainkan peran kunci dalam mem-
bentuk pemahaman umat Muslim tentang pentingnya Zakat sebagai
bentuk pengabdian kepada Allah dan kewajiban moral terhadap
sesama. Zakat, dalam pandangan teologi, bukan hanya sekadar

Filantropi Membangun Negeri – 7


tindakan keuangan, tetapi juga ekspresi dari rasa tanggung jawab
sosial dan spiritual.
Relevansi teologi filantropi dalam konteks Badan Amil Zakat
Nasional (Baznas) sangat signifikan. Baznas bertanggung jawab atas
pengelolaan Zakat di Indonesia, yang secara inheren memiliki
dimensi teologis yang kuat. Dalam menjalankan tugasnya, Baznas
perlu memahami dan mengaplikasikan prinsip-prinsip teologi filan-
tropi untuk memotivasi masyarakat untuk memberikan Zakat dengan
tekad yang kuat, bukan hanya sebagai kewajiban hukum, tetapi juga
sebagai manifestasi cinta dan komitmen spiritual kepada sesama dan
Allah SWT. Dengan demikian, teologi filantropi memainkan peran
penting dalam memandu dan memperkuat peran Baznas dalam
pengelolaan Zakat dan upaya pembangunan sosial di Indonesia.

Implementasi Teologi Filantropi dalam Baznas


Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) sebagai lembaga utama
pengelolaan Zakat di Indonesia telah berkomitmen untuk meng-
integrasikan prinsip-prinsip teologi filantropi dalam berbagai aspek
operasionalnya (Husnan, 2022). Implementasi teologi filantropi di
Baznas menghasilkan berbagai upaya dan studi kasus program yang
mencerminkan nilai-nilai tersebut. Namun, sambil mencapai kesuk-
sesan, Baznas juga dihadapkan pada sejumlah tantangan dalam
pelaksanaan ini.
Upaya Baznas untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip teologi
filantropi dalam operasionalnya mencakup beberapa langkah stra-
tegis. Pertama, Baznas telah mengembangkan pendekatan edukasi
dan kesadaran untuk masyarakat agar mereka memahami pentingnya
Zakat dalam konteks agama dan kebaikan sosial. Melalui program
edukasi dan kampanye, Baznas berhasil memotivasi lebih banyak
orang untuk berkontribusi secara sadar.
Selain itu, Baznas juga telah merancang program yang
berfokus pada pemanfaatan Zakat untuk tujuan yang lebih luas dan
bermanfaat. Contoh program ini adalah pengembangan usaha mikro
8 – Filantropi Membangun Negeri
dan kemitraan sosial yang mendukung pemberdayaan ekonomi
masyarakat miskin. Hal ini mencerminkan nilai-nilai teologi filan-
tropi yang mendorong tindakan yang membantu penerima Zakat
untuk mandiri.
Studi kasus program-program Baznas yang mencerminkan
nilai-nilai teologi filantropi mencakup program pemberdayaan eko-
nomi, bantuan kesehatan, dan pendidikan. Program-program ini tidak
hanya bertujuan untuk memberikan bantuan finansial, tetapi juga
mendekati aspek-aspek spiritual dan moral yang terkait dengan
tindakan memberikan. Baznas memastikan bahwa penerima Zakat
menerima dukungan yang holistik untuk meningkatkan kesejahteraan
mereka.
Keberhasilan dalam implementasi teologi filantropi oleh
Baznas terlihat dalam pertumbuhan jumlah Zakat yang terkumpul
dan dampak positif yang dirasakan oleh penerima Zakat. Baznas
telah berhasil meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap lem-
baga ini sebagai pengelola Zakat yang transparan dan efisien. Ini
juga mencerminkan efektivitas Baznas dalam mengkomunikasikan
pesan teologi filantropi kepada masyarakat.
Namun, ada sejumlah tantangan yang dihadapi Baznas dalam
implementasi teologi filantropi. Salah satunya adalah pengawasan
dan pengelolaan dana Zakat yang kompleks dan berkaitan dengan
tuntutan syariah. Baznas juga perlu terus mengatasi berbagai kendala
administratif dan logistik dalam mendistribusikan Zakat kepada
penerima yang tepat. Selain itu, mempertahankan kesadaran dan
komitmen masyarakat dalam jangka panjang juga menjadi tantangan
yang harus dihadapi.
Meskipun demikian, Baznas terus bekerja keras untuk meng-
atasi tantangan-tantangan ini dan meningkatkan implementasi teologi
filantropi. Upaya ini tidak hanya memberikan manfaat nyata bagi
penerima Zakat, tetapi juga memperkuat hubungan antara agama,
filantropi, dan pembangunan sosial, menciptakan dampak positif
yang berkelanjutan dalam masyarakat Indonesia.

Filantropi Membangun Negeri – 9


Dampak dan Manfaat Implementasi Teologi Filantropi oleh
Baznas
Implementasi teologi filantropi oleh Badan Amil Zakat
Nasional (Baznas) telah membawa dampak positif yang signifikan
dalam berbagai aspek, termasuk:
1. Dampak Positif Terhadap Penerima Zakat
Salah satu dampak paling langsung dari implementasi teologi
filantropi adalah peningkatan kesejahteraan penerima Zakat
(Damayanti, 2023). Melalui program-program yang mencer-
minkan nilai-nilai teologi filantropi, Baznas telah memberikan
dukungan finansial dan sosial kepada masyarakat yang mem-
butuhkan. Ini mencakup bantuan dalam bidang kesehatan, pen-
didikan, perumahan, dan kebutuhan dasar lainnya. Penerima
Zakat merasakan manfaat nyata dari tindakan filantropis ini,
yang meningkatkan kualitas hidup mereka.
2. Peningkatan Kepercayaan Masyarakat Terhadap Baznas
Implementasi teologi filantropi telah membantu membangun
kepercayaan masyarakat terhadap Baznas sebagai lembaga
pengelola Zakat. Keterbukaan, transparansi, dan akuntabilitas
dalam pengumpulan dan distribusi Zakat telah meningkatkan
reputasi Baznas sebagai lembaga yang dapat dipercaya.
Masyarakat merasa yakin bahwa Zakat yang mereka sum-
bangkan akan digunakan dengan benar dan untuk tujuan yang
baik.
3. Kontribusi Baznas Terhadap Pembangunan Berkelanjutan
Baznas memiliki peran yang signifikan dalam pembangunan
berkelanjutan di Indonesia. Melalui pengelolaan Zakat yang
efisien dan program-program yang mendukung pemberdayaan
ekonomi, Baznas telah berkontribusi pada pengentasan kemis-
kinan, pengurangan kesenjangan sosial, dan peningkatan kese-
jahteraan masyarakat. Ini sesuai dengan prinsip-prinsip teologi
filantropi yang mendorong tindakan memberikan untuk me-
ningkatkan kualitas hidup sesama.
10 – Filantropi Membangun Negeri
Selain dampak-dampak positif ini, implementasi teologi
filantropi oleh Baznas juga memperkuat hubungan antara agama dan
filantropi dalam masyarakat Indonesia. Ini tidak hanya memberikan
manfaat jangka pendek, tetapi juga menciptakan dasar yang kuat
untuk pembangunan berkelanjutan yang didasarkan pada nilai-nilai
moral dan spiritual.
Secara keseluruhan, implementasi teologi filantropi oleh
Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) di Indonesia telah membawa
dampak positif yang signifikan. Dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan memperkuat koneksi antara agama,
filantropi, dan pembangunan berkelanjutan, Baznas telah berhasil
mengintegrasikan nilai-nilai spiritual dan moral dalam tindakan
nyata, memungkinkan penerima Zakat merasakan manfaat yang
nyata, meningkatkan kepercayaan masyarakat, dan berperan aktif
dalam mencapai tujuan pembangunan sosial yang lebih luas.
Implementasi ini adalah contoh yang kuat tentang bagaimana teologi
filantropi dapat menjadi pendorong utama dalam mengubah masya-
rakat menjadi lebih baik, lebih peduli, dan lebih berdampak.

Referensi
▪ Astuti, W. F., & Kurniawan, N. (2023). Efektivitas Manajemen
Pengelolaan Dana Zakat Dalam Meningkatkan Kesejahteraan
Mustahik Di Baznas Jakarta. Jurnal Pengabdian Masyarakat dan
Penelitian Thawalib, 2(2), 125-137.
▪ Damayanti, S. A., & Kumbara, A. N. A. (2023). Praktik Filantropi
Islam pada Pimpinan Cabang Muhammadiyah Denpasar
Timur. ULIL ALBAB: Jurnal Ilmiah Multidisiplin, 2(8), 3713-
3724.
▪ Husnan, R. (2022). MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI
PONDOK PESANTREN (Studi Multikasus Ponpes Ibnu Katsir
Jember Dan Ponpes Syekh Abdul Qodir Jailani
Situbondo) (Doctoral dissertation, UIN KHAS JEMBER).

Filantropi Membangun Negeri – 11


IMPLEMENTASI TEOLOGI FILANTROPI:
MEMBANGUN DUNIA YANG LEBIH BAIK
MELALUI KEBAIKAN
Oleh: Fajar Nur Hamid
(Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten)

Kata "Filantropi" adalah istilah yang tidak diketahui pada awal


Islam, meskipun belakangan ini beberapa istilah Arab telah digu-
nakan sebagai sinonim. Filantropi terkadang disebut al-'atâ' al-ijtimâ'i
(pemberian sosial) dan Kadang-kadang disebut ‫التكافل اإلجتماعي‬
"jaminan komunitas" atau ‫" العطاء الخيريه‬jaminan komunitas" (Hadiah
abadi). Namun, kitab logat seperti ‫ البړ‬perbuatan baik) atau ‫الصداقة‬
(hadiah) juga digunakan sebagai sinonim untuk filantropi.
Sedangkan definisi lain menyebutkan bahwa filantropi adalah
Dari dua kata Yunani, philein (artinya cinta) dan antropos yang
berarti manusia. Secara terminologis, gabungan kedua kata ini masuk
akal Tindakan seseorang mencintai orang lain dan nilai-nilai
kemanusiaan, Beri mereka waktu, uang, tenaga dan kekuatan mereka
sendiri membantu orang lain. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
filantropi mempunyai arti cinta kasih (kemurahan hati, dll) terhadap
orang lain.
Teologi filantropi adalah konsep yang mendalam yang meng-
gabungkan prinsip-prinsip agama dengan tindakan kebaikan dan
pengabdian kepada sesama. Ini adalah sudut pandang yang mengkaji
bagaimana keyakinan agama dapat memotivasi individu dan
komunitas untuk melakukan perbuatan filantropi. Dalam esai ini, kita
akan mengeksplorasi makna dan implikasi dari teologi filantropi,
serta melihat bagaimana konsep ini dapat diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
Teologi filantropi merupakan perpaduan antara dua aspek
penting dalam kehidupan manusia: keyakinan agama dan kepedulian
terhadap sesama. Ini berarti bahwa tindakan filantropi yang dila-

12 – Filantropi Membangun Negeri


kukan oleh individu atau kelompok bukan semata-mata didasarkan
pada motivasi sosial atau moral, tetapi juga pada dasar-dasar spiritual
yang mendalam. Kepedulian terhadap sesama dalam teologi filan-
tropi merupakan manifestasi konkret dari prinsip-prinsip agama yang
mengajarkan kasih, belas kasihan, dan keadilan.
Salah satu contoh yang sangat terkenal adalah ajaran agama
Kristen tentang kasih sesama. Dalam Injil Matius 22:39, Yesus
mengatakan, “Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri.” Prinsip
ini menjadi dasar bagi banyak tindakan filantropi yang dilakukan
oleh umat Kristen di seluruh dunia. Mereka percaya bahwa dengan
mencintai dan membantu sesama, mereka mengekspresikan kasih
Allah kepada manusia.

Implikasi Teologi Filantropi dalam Keputusan Hidup


Teologi filantropi memiliki implikasi yang mendalam dalam
keputusan hidup sehari-hari. Ketika seseorang mendasarkan tinda-
kannya pada keyakinan agama mereka, mereka cenderung meng-
utamakan nilai-nilai yang sejalan dengan ajaran agama tersebut. Ini
berarti bahwa keputusan yang diambil akan mencerminkan etika dan
moral yang berasal dari keyakinan agama.
Misalnya, seorang individu yang mempraktikkan teologi
filantropi dalam kehidupan sehari-harinya mungkin akan lebih cen-
derung untuk melakukan tindakan-tindakan seperti memberi makan
kepada orang kelaparan, memberikan tempat berlindung bagi yang
tanpa tempat tinggal, atau memberikan dukungan finansial kepada
organisasi amal yang bertujuan membantu mereka yang mem-
butuhkan. Tindakan-tindakan ini bukan hanya bentuk kebaikan
sosial, tetapi juga merupakan wujud konkret dari pengamalan nilai-
nilai agama mereka.

Membangun Komunitas yang Lebih Kuat


Salah satu implikasi positif dari teologi filantropi adalah
kemampuannya untuk membangun komunitas yang lebih kuat dan

Filantropi Membangun Negeri – 13


solidaritas yang lebih besar. Ketika individu dan kelompok
mempraktikkan filantropi berdasarkan keyakinan agama, mereka
membentuk jaringan solidaritas yang kuat yang dapat berfungsi
sebagai sumber dukungan bagi yang membutuhkan. Dalam banyak
agama, komunitas memiliki peran penting dalam mendukung ang-
gotanya dalam situasi sulit.
Dalam Islam, misalnya, terdapat konsep Zakat, yang meru-
pakan salah satu dari lima pilar Islam. Zakat adalah kewajiban mem-
berikan sebagian dari kekayaan kepada mereka yang membutuhkan.
Dengan mempraktikkan Zakat, umat Islam membangun solidaritas
dalam komunitas mereka dan membantu mereka yang kurang ber-
untung. Hal ini tidak hanya membantu individu yang menerima
Zakat, tetapi juga memperkuat ikatan sosial dalam komunitas
Muslim.

Mengatasi Tantangan Global


Teologi filantropi juga dapat memiliki dampak yang signifikan
dalam mengatasi tantangan global. Karena tindakan filantropi dalam
konteks ini didasarkan pada nilai-nilai agama yang mendorong ke-
baikan dan keadilan, banyak organisasi agama yang berkontribusi
pada penyelesaian masalah-masalah global seperti kemiskinan, ke-
laparan, perubahan iklim, dan konflik.
Contoh nyata adalah peran Gereja Katolik dalam upaya penye-
baran vaksin COVID-19 di seluruh dunia. Gereja ini, yang memiliki
basis filantropi yang kuat, telah berperan aktif dalam mendukung
akses vaksin bagi mereka yang membutuhkan, terutama di negara-
negara berkembang. Dalam hal ini, teologi filantropi menjadi pen-
dorong utama dalam upaya mengatasi pandemi global.
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi dunia saat ini
adalah kemiskinan dan kelaparan. Dalam banyak agama, ajaran
mengenai keadilan sosial dan perhatian terhadap mereka yang kurang
beruntung sangat kuat. Teologi filantropi mendorong individu dan
kelompok untuk berkontribusi pada program-program yang meme-
14 – Filantropi Membangun Negeri
rangi kemiskinan dan kelaparan, seperti memberikan bantuan ma-
kanan, mendukung pendidikan, dan menciptakan peluang ekonomi
bagi mereka yang membutuhkan.

Mengatasi Tantangan dan Kontroversi


Meskipun teologi filantropi memiliki banyak dampak positif,
ada juga beberapa tantangan dan kontroversi yang terkait dengan
konsep ini. Salah satu tantangan utama adalah penggunaan keya-
kinan agama untuk membenarkan tindakan filantropi yang mungkin
kontroversial atau diskriminatif. Dalam beberapa kasus, individu
atau kelompok dapat menggunakan keyakinan agama mereka seba-
gai pembenaran untuk tindakan yang melanggar hak asasi manusia
atau prinsip-prinsip keadilan sosial.
Teologi filantropi juga dapat menghadapi kritik karena terlalu
eksklusif dalam lingkupnya. Beberapa mungkin berpendapat bahwa
tindakan filantropi yang hanya didasarkan pada keyakinan agama
tertentu dapat meninggalkan individu atau kelompok lain yang tidak
memiliki keyakinan serupa. Hal ini dapat menimbulkan pertanyaan
tentang keadilan sosial dan inklusivitas dalam usaha filantropi.
Ada juga perdebatan tentang bagaimana teologi filantropi
dapat menghadapi tantangan etis dalam konteks global. Terkadang,
tindakan filantropi yang didasarkan pada keyakinan agama dapat
bertentangan dengan hukum atau norma internasional yang mengatur
hak asasi manusia dan keadilan sosial. Dalam hal ini, ada konflik
antara keyakinan agama individu atau kelompok dan prinsip-prinsip
universal yang mengatur perilaku manusia.
Teologi filantropi adalah konsep yang kuat yang menggabung-
kan prinsip-prinsip agama dengan tindakan kebaikan dan pengabdian
kepada sesama. Ini bukan hanya tentang memberi atau memberikan
bantuan sosial, tetapi juga tentang menghayati nilai-nilai agama
dalam tindakan sehari-hari. Melalui teologi filantropi, individu dan
komunitas dapat membangun dunia yang lebih baik, memperkuat

Filantropi Membangun Negeri – 15


komunitas mereka, dan mengatasi tantangan global dengan cara yang
berasal dari nilai-nilai agama yang mendalam.
Saat kita berusaha mengatasi tantangan global seperti kemis-
kinan, perubahan iklim, konflik, dan kesehatan global, teologi filan-
tropi dapat menjadi salah satu alat yang kuat untuk mempromosikan
perubahan positif. Hal ini tidak hanya menciptakan dunia yang lebih
baik, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai agama yang mendalam
tentang kasih, belas kasihan, dan keadilan sosial.

Sumber Referensi
▪ Akhmad Jazuli Afandi, “Filantropi Islam: dari Teologi ke
Pemberdayaan Masyarakat di Era Pandemi Covid-19 (Studi
Kasus Pengelolaan Zakat di LAZISNU Rejoso-Nganjuk).”
▪ Alkitab, Injil Matius 22:39.
▪ Bielefeldt, Heiner. “Religious Freedom and Freedom of
Expression: Differentiating the Field” Harvard Human Rights
Journal, vol. 26, 2013, pp. 115-140.
▪ Makhrus, Dinamika dan aktivisme filantropi Islam dalam
pemberdayaan masyarakat (Yogyakarta: Litera. 2018), hal. 17.
▪ Zakat: The Third Pillar of Islam; Islamic Relief USA,
www.irusa.org/zakat-the-third-pillar-of-islam/

16 – Filantropi Membangun Negeri


PERAN GERAKAN FILANTROPI ISLAM MELALUI
ZAKAT UNTUK MENINGKATKAN
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Oleh: Indah Cicilia
(Universitas Muhammadiyah Jakarta)

Filantropi sering disebut sebagai kata. kedermawanan.


Philanthropy berawal dari Bahasa Yunani, philos yang artinya kasih
atau cinta, dan anthropos yaitu manusia. Jadi, filantropi adalah
gambaran memberikan pertolongan (uang, sarana prasarana) bagi
seseorang yang memerlukan sebagai wujud dalam cinta kasih kepada
sesama manusia. Filantropi Islam mengacu pada sumbangan
sukarela, dan bantuan berdasarkan nilai-nilai dan ajaran agama
Islam. Filantropi Islam adalah salah satu pilar penting agama Islam,
karena mendorong umatnya untuk berbagi rejeki mereka dengan
orang lain dan membantu mereka yang membutuhkan.
Disisi lain filantropi juga merupakan salah satu bentuk modal
sosial dengan cara beramal atau membantu orang yang berada dalam
keadaan sulit. Salah satu cara tumbuh dan meluasnya gerakan Zakat
adalah melalui hadirnya lembaga filantropi Islam dalam bentuk
Zakat (kewajiban setiap muslim yang mampu membayarkan sejum-
lah barang tertentu setelah mencapai nishab/sejumlah uang tertentu
kepada yang berhak menerima zakat/mustahik zakat, misalnya fakir
miskin, pengelola zakat/amil dan lain-lain. Zakat bertujuan untuk
mengurangi kesenjangan sosial dan membantu mereka yang
membutuhkan).
Peranan zakat sebagai bentuk Filantropi Islam di masyarakat
ini dapat menjadi peluang besar bagi masyarakat untuk berperan
aktif dalam membantu sesama. Dalam kasus lain, zakat juga dapat
digunakan sebagai alat pemberdayaan masyarakat untuk mendorong
masyarakat miskin untuk berpartisipasi secara kolektif dalam peng-
ambilan keputusan untuk mengatasi kemiskinan yang mereka alami.

Filantropi Membangun Negeri – 17


Pemberdayaan adalah kegiatan yang memperkuat keberdayaan
kelompok masyarakat yang kurang beruntung, termasuk individu
yang mengalami kemiskinan. Sebagai tujuan, pemberdayaan meng-
acu pada keadaan atau hasil yang dicapai melalui perubahan atau
masyarakat, yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan,
atau memiliki pengetahuan dan memiliki kemampuan untuk meme-
nuhi kebutuhan material, ekonomi, dan sosialnya. Pada analisis
akhir, pelaksanaan zakat dari penghimpunan dan penyaluran dana
zakat dapat mengurangi kemiskinan dan pengangguran, serta mem-
berikan dampak positif bagi kehidupan sosial masyarakat.
Menteri Agama Republik Indonesia Lukman Hakim Saifudin
menyampaikan bahwa zakat adalah “Jantung Filantropi Islam” untuk
membantu mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan
sosial-ekonomi di tengah kehidupan bangsa, hal ini beliau sampaikan
saat mewakili Presiden Republik Indonesia Bapak Joko Widodo
dalam acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Badan Amil Zakat
Nasional (BAZNAS) Tahun 2018, Rabu 21 Maret 2018 bertempat di
Hotel Grand Inna Bali Beach Denpasar Bali.
Filantropi melalui zakat memiliki peranan yang sangat pen-
ting dalam masyarakat muslim dan telah menjadi bagian integral dari
ajaran Islam. Zakat merupakan salah satu dari lima rukun Islam yang
mewajibkan umat Islam untuk memberikan sebagian hartanya ke-
pada orang miskin. Di bawah ini beberapa peran gerakan filantropi
Islam melalui zakat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat:
1. Memoderasi kesenjangan sosial ekonomi
Zakat merupakan alat yang sangat penting untuk mengurangi
kesenjangan sosial ekonomi. Dengan membayar zakat, umat
Islam dapat membantu mereka yang membutuhkan dan meng-
urangi kesenjangan sosial ekonomi.
2. Peningkatan kesehatan mustahik
Pemanfaatan zakat akan mampu meningkatkan kesejahteraan
mustahik hingga mengurangi kemiskinan yang banyak terjadi
di daerah tertentu. Oleh karena itu, gerakan amal Islam melalui
18 – Filantropi Membangun Negeri
zakat dapat berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
3. Dampak terhadap kesejahteraan masyarakat
Filantropi Islam melalui penyaluran zakat, infaq, sedekah,
qurban dan wakaf akan berdampak pada kesejahteraan
masyarakat dan dapat mengurangi kemiskinan.
4. Membangun kesejahteraan masyarakat melalui pendekatan
filantropi dakwah
Pendekatan filantropi dalam dakwah dapat digunakan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pendekatan ini dapat
dilaksanakan dengan mengoptimalkan pengelolaan zakat dan
menggunakan dana zakat untuk program pemberdayaan
ekonomi masyarakat.

Dalam konteks Indonesia, gerakan filantropi Islam melalui


zakat telah berkembang pesat. Banyak organisasi zakat dan orga-
nisasi amil zakat yang didirikan untuk mengelola zakat dan menya-
lurkannya kepada pihak yang membutuhkan. Selain itu, pemerintah
juga menerbitkan undang-undang terkait zakat untuk memperkuat
gerakan filantropi Islam melalui zakat.
Namun, penting untuk diingat bahwa efektivitas filantropi
melalui zakat bergantung pada transparansi, akuntabilitas, dan tata
kelola yang baik. Sulit untuk mengidentifikasi penerima manfaat
yang tepat, memastikan bahwa dana zakat digunakan dengan benar
dan mengukur dampaknya. Oleh karena itu, organisasi dan admin-
istrasi zakat harus bekerja dengan hati-hati untuk memastikan dana
tersebut mencapai tujuannya. Secara keseluruhan, filantropi melalui
zakat memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan
komunitas Muslim dan berkontribusi terhadap pembangunan eko-
nomi dan sosial yang berkelanjutan.
Selanjutnya, implementasi zakat untuk meningkatkan kese-
jahteraan masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai cara. Berikut

Filantropi Membangun Negeri – 19


adalah beberapa contoh implementasi zakat dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat:
1. Penggunaan zakat untuk tujuan produktif
Zakat dapat digunakan untuk tujuan produktif, misalnya untuk
mendukung usaha kecil dan menengah milik masyarakat
miskin. Hal ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dan membantu mengurangi kemiskinan.
2. Masyarakat melakukan pengelolaan zakat
Masyarakat dapat membantu Badan Amil Zakat Nasional
dalam menghimpun, menyalurkan dan memanfaatkan Zakat.
Dengan menerapkan pengelolaan zakat yang benar maka dapat
membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
3. Program pemberdayaan ekonomi
Organisasi Amil Zakat dapat melaksanakan program
pemberdayaan ekonomi melalui pemanfaatan dana zakat.
Program ini dapat membantu meningkatkan kesejahteraan
keluarga janda miskin dan memberikan solusi terhadap
berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat.
4. Strategi pengelolaan produksi zakat
Pengelolaan zakat yang efektif dapat dicapai dengan
menggunakan strategi yang tepat, seperti pengelolaan zakat
yang profesional. Strategi ini dapat membantu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan membawa manfaat yang lebih
besar bagi masyarakat Mustahik.

Penting untuk diketahui bahwa pelaksanaan zakat harus


dilakukan secara transparan, bertanggung jawab, dan adil agar tujuan
peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat tercapai. Selain itu,
pelibatan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan terkait
penggunaan zakat juga dapat meningkatkan efektivitas program-
program tersebut.
Selain itu, pemerintah juga memiliki peranan penting dalam
pengelolaan zakat dalam upaya meningkatkan kesejahtreraan masya-
20 – Filantropi Membangun Negeri
rakat yang terkandung dalam UU RI No. 38 Tahun 1999 tentang
Pengelolaan Zakat diharapkan pengelolaan zakat di Indonesia bisa
lebih dikelola dengan baik dan lebih diberdayakan sebagaimana
mestinya serta Pemerintah lebih memperhatikan baik mustahiq
maupun muzakki. Berikut adalah peranan pemerintah:
1. Regulator. (Pemprov Ingub, Pergub, Perda Zakat)
2. Motivator (melaksanakan berbagai program sosialisasi dan
orientasi baik secara langsung maupun melakukan kerjasama
dengan berbagai pihak terkait)
3. Fasilitator (menyediakan fasilitas penunjang operasional
Zakat, termasuk pemberian hibah)
4. Koordinator (mengkoordinasikan semua lembaga pengelola
Zakat dan wakaf melaksanakan pemantauan dan pengawasan
terhadap lembaga-lembaga tersebut)

Upaya memperkuat lembaga amil zakat dalam rangka


melaksanakan syariah islam dibidang ekonomi perlu didorong oleh
pemerintah dan lembaga legislatif dengan memberikan dukungan
yang maksimal. Dukungan politis dan kebijakan pemerintah juga
perlu dilakukan secara simultan dengan sosialisasi zakat yang
menjangkau seluruh lapisan masyarakat secara merata.
Berdasarkan hasil pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa
gerakan filantropi Islam melalui zakat memiliki peran penting dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengentaskan
kemiskinan. Dalam implementasinya, diperlukan kerjasama antara
masyarakat, lembaga pengelola zakat, dan pemerintah untuk
memastikan pengelolaan zakat yang efektif dan efisien.
Dalam meningkatkan peran gerakan filantropi Islam melalui
zakat diperlukan solusi yang tepat dan efektif seperti, peningkatan
kesadaran masyarakat, pengelolaan zakat yang baik, keterlibatan
masyarakat, dan kerjasama antar lembaga dapat menjadi solusi yang
dapat diambil untuk meningkatkan peran gerakan filantropi Islam
melalui zakat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Filantropi Membangun Negeri – 21


Referensi
▪ Kemenagbali.com,22 Maret 2018, Zakat Sebagai Jantung
Filantropi Islam, https://bali.kemenag.go.id/provinsi/berita/6634/
Zakat-sebagai-jantung-filantropi-islam
▪ Sholikhah, Azam, Bestari, Huda, Yunita. “Peran lembaga
filantropi untuk kesejahteraan masyarakat global.” Jurnal IAIN
Ponorogo, no. 1 (2021): 30-31
▪ Don, Puteh, Kawangit, Nasir. “Pendekatan Filantropi Dakwah
dalam Membangun Kesejahteraan Masyarakat.” Journal of Zakat
dan Social Finance, no.1 (2020): 9 gaus, a. (2008). filantropi
dalam masyarakat islam. jakarta: media komputindo. Thejnews
goverment.com, 6 mei 2017, Pengelolaan Zakat Kunci
Kesejahteraan Masyarakat, https://jateng.kemenag.go.id/berita/
pengelolaan-Zakat-kunci-kesejahteraan-masyarakat/
▪ Danial, Shadiq. “Optimalisasi Zakat dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat pra sejahtera.” Jurnal Ekonomi dan
bisnis Islam. (2018): 31
▪ Nurlinda, Zuhirysan. “Pemanfaatan ZIS Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Umat.” Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syari'ah,
no.1 (2019): 59-70
▪ Nurfadillah, Rahman, Rasyid. “Strategi Pengelolaan Zakat
Produktif dan Perannya Dalam Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat.” Jurnal Bisnis dan Akuntansi Kontemporer, no.2
(2022): 93-101

22 – Filantropi Membangun Negeri


SEJARAH FILANTROPI ISLAM DAN
KONTRIBUSINYA TERHADAP LAHIRNYA
GENERASI TERDIDIK DI INDONESIA
Oleh: Syamil Al Mochtar
(Universitas Indonesia)

Gerakan kemasyarakatan islam yang bergerak dari kesadaran


akan pentingnya ruang politik, sosial, budaya, ekonomi, dan edukasi
dalam kerangka berpikir orang muslim pra dan pasca kemerdekaan
terlihat dari lahirnya organisasi seperti Sarekat Islam (SI), Nahdlatul
Ulama (NU), dan munculnya Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia
(ICMI) pada masa orde baru menandakan memunculkan lahirnya
generasi muslim yang terdidik di Indonesia. Hal ini berkembang juga
pada masa pasca reformasi dengan munculnya organisasi penghim-
pun zakat seperti Baznas dan Lazis NU yang memberikan peluang
bagi pelajar dan mahasiswa muslim untuk mendapatkan akses ter-
hadap ruang pendidikan yang inklusif melalui pemberian beasiswa
dan biaya pendidikan.
Sedari awal lahirnya organisasi Sarekat Islam yang sebelum-
nya bernama Sarekat Dagang Islam adalah bertujuan sebagai tonggak
persaudaraan, persahabatan, tolong-menolong antar sesama umat
muslim, dan mengembangkan perekonomian rakyat. Walaupun
Sarekat Islam berlabel islam, yang dimana selain kaum muslimin
tidak diperbolehkan menjadi anggota, tidak serta merta Sarekat Islam
tidak peka terhadap perbedaan yang ada di Indonesia.
Sarekat Islam tetap sangat berdampak terhadap gerakan inte-
lektual di Indonesia karena pada dasarnya Islam adalah agama yang
senantiasa berpihak pada kelompok yang lemah, juga memiliki
tujuan dalam mensejahterakan semua rakyat. Adanya faktor Islam
inilah yang membuat Sarekat Islam lebih progresif dibanding
organisasi-organisasi lainnya.

Filantropi Membangun Negeri – 23


Berangkat dari lahirnya gerakan pembaharuan yang dipra-
karsai oleh cendikiawan muslim pada masa lalu mendorong kebu-
tuhan untuk terus mencerdaskan kalangan muslim dari segala lapisan
ekonomi—baik golongan priyayi maupun golongan bawah—melalui
tersedianya beasiswa pendidikan atau belakangan sering disebut se-
bagai gerakan filantropi islam yang terlihat dari banyaknya peluang
yang dihadirkan oleh organisasi penyalur Zakat seperti Baznas dan
Lazis NU. Hal ini sejalan dengan tujuan dana Zakat yang harus
dimanfaatkan untuk kepentingan umat baik dalam hal ekonomi mau-
pun pendidikan.
Filantropi dalam bahasa Indonesia dimaknai sebagai
‘kedermawanan’ atau ‘cinta kasih’ dan secara etimologi berasal dari
bahasa Yunani dari kata philein yang artinya cinta dan antrhropos
artinya manusia. Secara sederhana, filantropi dapat diartikan sebagai
tindakan sukarela dan kedermawanan yang dilakukan untuk kepen-
tingan publik. Sedari awal masuknya Islam ke Indonesia gerakan
filantropis sudah mulai tumbuh bersamaan dengan semakin luasnya
ajaran Islam di Indonesia.
Indonesia yang saat itu masih terpecah menjadi beberapa kera-
jaan Hindu dan Buddha menjadi tantangan tersendiri untuk Islam
akhirnya berhasil menjadi agama mayoritas di Indonesia. Islam ber-
hasil menjadi agama yang dominan di Indonesia karena ajaran-
ajarannya yang senantiasa menggaungkan keadilan dan berpihak
pada rakyat kecil membuat masyarakat luluh hatinya dan kemudian
berbondong-bondong masuk Islam. Ajaran-ajaran agama Islam yang
menuntun pemeluknya untuk senantiasa berbuat baik, bersedekah,
berbagi kepada sesama, berzakat, yang selanjutnya disebut sebagai
gerakan filantropis islam menjadi kunci kesejahteraan masyarakat.
Pada periode pra kemerdekaan, lahir organisasi bernama
Sarekat Dagang Islam yang memprakarsai gerakan para pedagang
Islam dalam melawan imperialisme Belanda. Tujuan dari didiri-
kannya SDI, antara lain membuat garis perlawanan menghadapi
segala penghinaan terhadap masyarakat pribumi, melawan penipuan
24 – Filantropi Membangun Negeri
dan penindasan yang dilakukan oleh karyawan Bumiputera dan
orang-orang Eropa di masyarakat, terakhir mengedepankan sosial
ekonomi, mempersatukan para pedagang muslim, membangkitkan
Bumi Putera, dan memajukan pesantren.
Selanjutnya Sarekat Dagang Islam merubah namanya menjadi
Sarekat Islam. Pergantian nama organisasi dari Sarekat Dagang Islam
menjadi Sarekat Islam memperluas cakupan organisasi. Menurut
Tjokroaminoto, istilah Dagang mempunyai arti sempit dan mem-
batasi gerak organisasi. Tujuan utama Sarekat Islam adalah di bidang
sosial ekonomi dan agama. Dalam bidang sosial ekonomi, hal ini
bertujuan untuk mempromosikan perdagangan penduduk asli.
Sedangkan dalam lingkup keagamaan, tujuannya adalah untuk
menyemangati dan memperluas ajaran Islam.
Tujuan Sarekat Islam adalah membangun persaudaraan, per--
sahabatan, dan gotong royong antar umat Islam serta mengembang-
kan perekonomian umat. Dari organisasi Sarekat Islam yang ber-
fokus pada gerakan filantropis yang menjunjung kesejahteraan dan
pendidikan yang merata, banyak lahir tokoh-tokoh intelektual bangsa
seperti Buya Hamka yang selanjutnya sangat gigih berjuang dalam
memajukan kemerdekaan Indonesia.
Pada masa lebih kontemporer yaitu pada masa orde baru kesa-
daran akan pentingnya cendikiawan muslim dan urgensi untuk mela-
hirkan generasi muslim terdidik direalisasikan melalui lahirnya
Ikatan Cendekiawan Muslin Indonesia (ICMI). ICMI didirikan pada
tahun 1990. Melalui kerja keras para mahasiswa dan tokoh Muslim
pada awal tahun 90an, terbentuklah komitmen untuk mendirikan
organisasi kecendikiaan dimana B.J. Habibie disepakati untuk men-
jadi pemimpinnya. (Rohman, 2015).
Dalam beberapa tahun sejak pendiriannya, ICMI telah berhasil
dalam mendirikan berbagai bentuk lembaga yang bertujuan untuk
memberdayakan masyarakat muslim di Indonesia. Di antaranya
adalah Bank Mu’amalat, Yayasan Abdi Bangsa, dan Baitul Mal wa
Tamwil. Lembaga-lembaga tersebut sampai sekarang masih berkon-

Filantropi Membangun Negeri – 25


tribusi dalam memberdayakan masyarakat Indonesia. Lewat banyak
gerakan filantropisnya, ICMI telah menjadi wadah bagi lahirnya
cendekiawan-cendekiawan muslim baru yang nantinya diharapkan
dapat berkontribusi terhadap bangsa Indonesia.
Menurut data BPS tahun sepanjang tahun ajaran 2022/2023,
jumlah siswa putus sekolah di tingkat SD mencapai 40.623 orang,
tingkat SMP 13.716 orang, tingkat SMA 10.091 orang, dan SMK
12.404 orang. Padahal di tahun ajaran 2021/2022 angka putus
sekolah sudah berhasil turun 9,3 persen jika dibandingkan dengan
tahun ajaran 2020/2021. Angka putus sekolah ini tentunya ada
kaitannya terhadap angka kemiskinan di Indonesia. Hal mendasar
terjadinya kemiskinan adalah masih rendahnya tingkat ekonomi
(standar hidup layak), kesehatan (umur panjang dan hidup sehat),
dan pendidikan (pengetahuan) di Indonesia.
Lewat gerakan filantropis Islam permasalahan ketidaksetaraan
pendidikan dan ekonomi bisa sedikit teratasi dan dikurangi. Di dalam
al-Qur’an filantropi adalah Zakat, infak dan sedekah yang meng-
andung pengertian berderma. Sistem filantropi Islam ini kemudian
dirumuskan oleh para fuqaha dengan banyak bersandar pada al-
Qur’an dan hadits Nabi mengenai ketentuan terperinci, seperti jenis-
jenis harta, kadar minimal, jumlah, serta aturan yang lainnya.
Indonesia dengan penduduk muslim berjumlah 241,7 juta dari
277,75 juta penduduk (dataindonesia.id, 2022), menyiratkan bahwa
zakat memiliki kontribusi besar untuk mengurangi kemiskinan dan
menjadi pemberdayaan pembangunan yang nyata bagi Indonesia.
Dengan potensi zakat Indonesia yang mencapai angka 300 triliun.
(Kemenag, 2023). Ini dapat menjadi kesempatan dalam mendorong
lahirnya generasi cendikiawan Islam baru yang dapat berkontribusi
masif terhadap perkembangan Bangsa Indonesia dan Agama Islam
itu sendiri. Hal ini bisa kita implementasikan lewat pendanaan-
pendanaan riset pendidikan, beasiswa, dan skema lainnya, sehingga
seluruh lapisan masyarakat bisa merasakan kesempatan yang sama
dalam menempuh pendidikan yang layak.
26 – Filantropi Membangun Negeri
Referensi
▪ A.R. Monavia. (2023). Mayoritas Penduduk Indonesia Beragama
Islam pada 2022. Diakses pada 22 September 2023 dari https://
dataindonesia.id/varia/detail/mayoritas-penduduk-indonesia-berag
ama-islam-pada-2022
▪ Bps.go.id. (2023). Badan Pusat Statistik. Diakses pada 22
September 2023 dari https://www.bps.go.id/pressrelease/2023/07/
17/2016/profil-kemiskinan-di-indonesia-maret-2023.html
▪ Aksa, D. A., & Albarru, M. I. (2022). The Resurrection Of The
People’s Economy A Literature Study Of The Philanthropic
Movement Of Hajj Samanhudi. Edusoshum: Jurnal Pendidikan
Islam dan Sosial Humaniora, 2(1), 43-53.
▪ Latief, H. (2013). Filantropi dan Pendidikan Islam di Indonesia.
Jurnal Pendidikan Islam, 28(1), 123-139.
▪ Rohman, R. (2015). Peran ICMI dalam Pemberdayaan
Masyarakat. Lembaran Masyarakat: Jurnal Pengembangan
Masyarakat Islam, 1(1), 99-124.

Filantropi Membangun Negeri – 27


FILANTROPI ZAKAT BAGI
PEMBANGUNAN SOSIAL
Oleh: Afdel Syahril Akbar Mubarok
(Sekolah Tinggi Nahdatul Ulama Tangerang)

Istilah filantropi diartikan dengan rasa kecintaan kepada


manusia yang terpatri dalam bentuk pemberian derma kepada orang
lain (Ilchman, 2006). Filantropi juga dimaknai sebagai konseptual-
isasi dari praktik pemberian sumbangan sukarela (voluntary giving),
penyediaan layanan sukarela (voluntary services) dan asosiasi suka-
rela (voluntary association) secara suka rela untuk membantu pihak
lain yang membutuhkan sebagai ekspresi rasa cinta. Filantropi
dalam arti pemberian derma biasa juga disamakan dengan istilah
karitas (charity) (Kim Klein, 2001).
Adapun istilah filantropi yang dikaitkan dengan Islam me-
nunjukkan adanya praktik filantropi dalam tradisi Islam melalui
zakat, infak, sedekah, dan wakaf (Abu Zahrah, 2005). Istilah ini
dapat membantu membawa wacana kedermawanan Islam ke dalam
sebuah diskursus yang dapat menjangkau isu-isu yang lebih luas.
Tidak hanya melihat masalahnya dari segi wacana tradisional saja,
seperti fikih dan etika Islam, melainkan juga dapat mengaitkan
dengan isu-isu keadilan sosial, kesejahteraan umat, masyarakat
madani, kebijakan publik, tata kelola yang baik dan manajemen yang
profesional.
Islam menganjurkan seorang Muslim untuk berfilantropi agar
harta kekayaan tidak hanya berputar di antara orang-orang kaya
(QS. Al-Hasyr: 7). Ketika menerangkan filantropi, al-Qur’an sering
menggunakan istilah Zakat, infak dan sedekah yang mengandung
pengertian berderma. Kedermawanan dalam Islam, yang mencakup
dimensi-dimensi kebaikan secara luas seperti zakat, infak, sedekah,
dan wakaf merupakan istilah-istilah yang menunjukkan bentuk resmi
filantropi Islam. Sistem filantropi Islam ini kemudian dirumuskan

28 – Filantropi Membangun Negeri


oleh para fuqaha dengan banyak bersandar pada al-Qur’an dan
hadits Nabi mengenai ketentuan terperinci, seperti jenis-jenis harta,
kadar minimal, jumlah, serta aturan yang lainnya.
Al-Qur’an tidak mengintrodusir istilah Zakat, tetapi sedekah.
Namun, pada tatanan diskursus penggunaan istilah Zakat, infak dan
sedekah terkadang juga mengandung makna yang khusus dan juga
digunakan secara berbeda (QS. at-Taubah: 60). Zakat sering diarti-
kan sebagai pengeluaran harta yang sifatnya wajib dan salah satu
dari rukun Islam serta berdasarkan pada perhitungan tertentu. Infak
sering merujuk kepada pemberian yang bukan zakat, yang kadang-
kala jumlahnya lebih besar atau lebih kecil dari zakat dan biasanya
untuk kepentingan umum.
Misalnya bantuan untuk mushala, masjid, madrasah dan
pondok pesantren. Sedekah biasanya mengacu pada dermawan yang
kecil-kecil jumlahnya salah satunya itu pemuda yang diserahkan
kepada orang miskin, pengemis, pengamen, dan lain-lain. Sedangkan
wakaf hampir sama dengan infak, tetapi mempunyai unsur keke-
kalan manfaatnya; tidak boleh diperjual belikan dan tidak boleh
diwariskan (Ridwan al-Makassari, 2006).
Urgensi filantropi dalam Islam dapat dilihat dari cara Al-
Qur’an menekankan keseimbangan antara mengeluarkan zakat dan
menegakkan shalat. Begitu tegasnya perintah mengenai zakat, al-
Qur’an mengulang sebanyak 72 kali perintah zakat (ita’ az-zakat)
dan menggandengkannya dengan perintah shalat (iqam ash-shalat).
Kata infak dengan berbagai bentuk derivasinya muncul sebanyak
71 kali dan kata sedekah muncul sebanyak 24 kali yang menun-
jukkan arti dan aktivitas filantropi Islam. Ajaran shalat merupakan
rukun Islam yang utama dan pengamalan Zakat dinilai setara dengan
pelaksanaan shalat (QS. al-Baqarah: 177) keuangan dalam agama
Islam yang memiliki makna dan fungsi yang sangat penting bagi
umat Muslim. Selain sebagai bentuk ibadah, Zakat juga mempunyai
tujuan dan manfaat dalam kehidupan sosial umat Islam.

Filantropi Membangun Negeri – 29


Tujuan utama zakat dalam Islam adalah untuk membantu
kaum fakir miskin dan dhuafa yang membutuhkan. Zakat juga ber-
tujuan untuk mengurangi kesenjangan sosial, mendorong persatuan
dan kesatuan, serta menjaga kestabilan sosial. Dalam arti lain, zakat
merupakan wujud solidaritas sosial dalam agama Islam yang menun-
tut kepedulian umat Muslim terhadap sesama yang membutuhkan.
Manfaat dari zakat dalam pembangunan dan kehidupan sosial
juga sangat besar. Pertama, zakat dapat membantu masyarakat mis-
kin untuk memenuhi kebutuhan dasarnya seperti sandang, pangan,
dan papan. Dengan begitu, zakat dapat membantu meningkatkan
taraf hidup masyarakat dan mengurangi kemiskinan.
Kedua, zakat juga dapat membantu memperbaiki kondisi
kesehatan masyarakat dengan memberikan bantuan dalam bidang
kesehatan seperti obat-obatan dan perlengkapan medis. Dengan
begitu, zakat dapat membantu mengurangi angka kematian dan men-
cegah penyebaran penyakit.
Ketiga, zakat juga dapat membantu meningkatkan kualitas
pendidikan di masyarakat dengan memberikan bantuan dalam bidang
pendidikan seperti pembangunan sekolah dan penyediaan buku
pelajaran. Dengan begitu, zakat dapat membantu meningkatkan taraf
pendidikan masyarakat dan menciptakan masyarakat yang cerdas dan
berpendidikan.
Dapat disimpulkan dari pembahasan diatas bahwasannya zakat
merupakan kewajiban keuangan yang memiliki tujuan dan manfaat
yang sangat penting dalam agama Islam. Selain sebagai bentuk
ibadah, zakat juga mempunyai tujuan dan manfaat dalam Pem-
bangunan dan kehidupan sosial umat Islam. Oleh karena itu, mem-
bayar zakat merupakan bentuk ketaatan dan kepedulian umat Mus-
lim terhadap sesama yang membutuhkan, serta merupakan wujud
solidaritas sosial yang harus dijaga dan dipertahankan.

30 – Filantropi Membangun Negeri


IMPLEMENTASI TEOLOGI
DALAM GERAKAN FILANTROPI
Oleh: Muhamad Ilham Umami
(UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten)

Amalan Zakat dalam Islam seperti Zakat, infaq, sedekah (ZIS)


atau yang sekarang lebih dikenal dengan Filantropi Islam merupakan
kajian penting dalam sejarah Islam. Sedangkan dalam Islam, dari
sudut pandang teologis, posisi keimanan seorang muslim tidak dapat
dianggap sempurna jika hanya dipandang dalam tata cara penyem-
bahan dirinya kepada Tuhannya, tetapi harus di tinjau juga dari
bagaimana muslim tersebut dapat memanusiakan manusia lainnya
dengan arif dan bijaksana.
Sejak dahulu hingga masa kini, Islam di Indonesia terus
mengalami dinamika yang tak berkesudahan, mulai dari peran politik
pra kemerdekaan hingga kegiatan berbagi terhadap sesama dalam
menjalankan kerukunan umat beragama. Di antara dinamika yang
hadir dewasa ini, adalah kehadiran organisasi-organisasi yang men-
jadi wadah bagi penyaluran Zakat, infaq dan sedekah yang menjadi
bagian dari indikator kemajuan islam dalam dunia filantropi.
Pekerjaan amal dalam Islam telah ada sejak lama. Sejarah
mencatat praktik kebajikan di masa lalu seperti adanya wakaf kitab,
wakaf gandum sudah ada sejak zaman Nabi di Makkah dan Madinah.
Di Indonesia sendiri, penelitian tentang filantropi kini menjadi kajian
yang sangat penting. Apalagi Indonesia adalah negara muslim ter-
besar di dunia. Selain itu, Indonesia dinobatkan sebagai negara pa-
ling dermawan di dunia oleh Charity Aid Foundation (CAF) ber-
dasarkan World Giving Index yang dirilis pada Bulan Juni tahun
2021. Oleh karena itu, kajian filantropi di Indonesia sangat penting
dan menjadi ciri khas budaya Islam di Indonesia.
Studi filantropi dapat didekati di banyak disiplin ilmu, ter-
masuk sosial, ekonomi, psikologis dan sejarah. Contoh dalam buku

Filantropi Membangun Negeri – 31


The Science of Givin gmenjelaskan bahwa filantropi dipelajari dari
sudut pandang psikologis. Dari segi sejarah, misalnya, buku Amelia
Fauzia Islam of Charity: History and Competition of Civil Society
andState in Indonesia menyajikan survei sejarah yang komprehensif.
Negara Indonesia memiliki populasi penduduk yang sangat
banyak dan luas wilayah yang luar biasa, yang memungkinkan men-
jadi suatu kendala bagi pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan.
Di Indonesia, masyarakat terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu
kelompok atas (elit), menengah, dan bawah (rakyat miskin). Se-
hingga terdapat fenomena yang menjadi jurang pemisah antara si
kaya dan si miskin, yang mewujud pada kemiskinan dan kesenjangan
sosial.
Sudah banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam
memberantas kemiskinan, namun pada faktanya hingga saat ini,
negara belum mampu menjembatani serta berperan untuk men-
ciptakan kesejahteraan bangsa kita secara keseluruhan. Berdasarkan
data dari Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk miskin di Indonesia
pada Maret 2023 mencapai 25,90 juta orang. Persentase penduduk
miskin perkotaan pada Maret 2023 sebesar 7,29 %. Sementara itu
persentase penduduk miskin pedesaan sebesar 12,22 %.
Kemiskinan ini juga diperparah dengan adanya beberapa
penguasa yang menyalahgunakan kekuasaan seperti korupsi. Selama
periode semester I 2023, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
menerima 2.707 laporan dugaan korupsi. Saat ini, korupsi menjadi
problem dan menjadi musuh terbesar bagi bangsa Indonesia. Karena
penindakan para koruptor masih terlihat adanya peningkatan dalam
pemberitaan baik itu dimassa, elektronik, bahkan media sosial.
Akibat lemahnya peran negara, membuat berkembangnya
gerakan sosial untuk meyantuni umat dalam mengentaskan kemis-
kinan dan sebagai upaya mensejahterakan masyarakat secara merata.
Salah satu contohnya adalah lembaga Filantropi yang memiliki
potensi besar guna meningkatkan kemaslahatan umat. Filantropi
(Inggris: philanthropy) atau al-ata al-ijtimai (pemberian sosial), atau
32 – Filantropi Membangun Negeri
disebut juga al-takaful al-insani (solidaritas kemanusiaan) merupa-
kan istilah yang dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan kederma-
wanan sosial.
Dalam Bahasa Yunani, philanthropia, philo yang berarti cinta
dan antrhropos yang berarti manusia. Istilah filantropi secara umum
memiliki makna cinta kepada sesama manusia, dan dalam makna
luas filantopi dekat dengan makna dari istilah charity yang berarti
cinta tak bersyarat. Walaupun filantropi diartikan berbeda-beda
setiap wilayah, tetapi memiliki makna yang sama yaitu berkaitan
dengan sikap dermawan dan kepedulian terhadap sosial. Sehingga
filantropi sering diimplementasikan dengan cara menolong orang
yang membutuhkan.
Meski tergolong kata yang baru dan sedikit asing, kegiatan
filantropi sebenarnya sudah dipraktekkan oleh berbagai suku yang
menjadi tradisi sejak ratusan tahun lalu. Tak hanya itu, filantropi juga
menjadi bagian dari berbagai kepercayaan dan agama yang ada di
Indonesia, salah satunya agama islam. Konsep filantropi dalam islam
diimplementasikan dalam bentuk amal saleh seperti zakat, sedekah,
wakaf, infak, hibah dan hadiah. Praktik tersebut yang nantinya akan
memiliki dampak besar bagi terciptanya keadilan dan kesejahteraan.
Praktik filantropi diwujudkan dan dikembangkan oleh masyarakat
islam dengan mendirikan Lembaga-lembaga yang mengelola sumber
daya dengan didasari dengan anjuran yang terdapat dalam Al-qur’an
dan hadis.
Adapun Langkah yang dilakukan oleh pemerintah dalam
menghidupkan filantropi yaitu dengan membangun Lembaga yang
diberi nama Baznas (Badan Amil Zakat Nasional), yang mengelola
zakat, infak, dan sedekah. Berdasarkan Undang-Undang No. 23
Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat. Tujuan dari pengelolaan
zakat nasional yaitu meningkatkan efektivitas dan efisiensi pela-
yanan dalam pengelolaan Zakat, dan meningkatkan manfaat Zakat
guna mewujudkan kesejahteraan dan menanggulangi kemiskinan.

Filantropi Membangun Negeri – 33


Setiap kelembagaan yang mengurusi zakat harus terintegrasi
dengan Baznas yang berperan sebagai koordinator seluruh pengelola
zakat, baik itu Baznas Provinsi, Kabupaten, ataupun LAZ, demi
mencapai tujuan Undang-Undang tersebut, dan demi terciptanya
masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT.

Referensi
▪ Ahmad Jazuli Afandi, “Filantropi Islam: dari Teologi ke
Pemberdayaan Masyarakat di Era Pandemi Covid-19 (Studi
Kasus Pengelolaan Zakat di LAZISNU Rejoso-Nganjuk).” el-
Qist, Vol.11, No.2, Oktober 2021. Hal.199
▪ Abdiansyah Linge, “Filantropi Islam sebagai Instrumen Keadilan
Ekonomi.” Jurnal Perspektif Ekonomi Darussalam, Vol. 1, No. 2
(2015), h. 155.
▪ Daniel M. Oppenheimer, Christopher Y. Olivola, “The Science of
Giving Experimental Approaches to the Study of Charity.” (New
York: Taylor & francis Group, 2010), 1–342.
▪ Amelia Fauzia, “Faith and the State: a History of Islamic
Philantrophy in Indonesia.” (Leiden: Brill NV, 2013), 1-337.
▪ Muhammad Farhan dan Noor Arief, “Peran Lembaga Filantropi
Islam Dalam Mengentaskan Kemiskinan Warga DKI Jakarta:
Studi Kasus BAZIS DKI Jakarta, Prosiding Seminar Nasional
Ekonomi dan BIsnis Islam.” (SNEBIS) Fakultas Ekonomi
Universitas Krisnadwipayana, Vol. 1, No. 1 (2017).
▪ Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2023, diakses dari
www.bps.go.id pada Kamis, 21 September 2023 pukul 15:11
WIB.

34 – Filantropi Membangun Negeri


IMPLEMENTASI TEOLOGI FILANTROPI:
MEMBANGUN MASYARAKAT YANG
BERKEADILAN
Oleh: Al Hakim Bi Amrillah
(Institut Pertanian Bogor)

Filantropi, dalam konteks agama Islam, adalah konsep yang


memiliki akar sejarah yang dalam dan relevansi yang kuat dalam
kehidupan sehari-hari umat Muslim. Agama Islam, salah satu dari
agama-agama dunia yang paling besar, telah memberikan pedoman
yang jelas tentang pentingnya memberi dan membantu mereka yang
membutuhkan. Latar belakang filantropi dalam Islam dapat ditelusuri
ke zaman Nabi Muhammad SAW dan generasi awal umat Islam, di
mana praktik memberi dan berbagi menjadi salah satu karakteristik
utama komunitas Muslim yang sedang berkembang.
Sejak saat itu, konsep filantropi dalam Islam terus berkembang
dan disempurnakan, menciptakan kerangka kerja yang kuat untuk
tindakan kebaikan dalam masyarakat Muslim. Khususnya, zakat,
sadaqah, dan infaq telah menjadi fondasi dari praktik filantropi
dalam Islam. Zakat, yang memiliki dasar hukum yang kuat dalam Al-
Quran dan hadis, diwajibkan kepada setiap Muslim yang memiliki
kekayaan yang mencukupi, menciptakan sistem redistribusi keka-
yaan yang adil di dalam masyarakat Muslim.
Selain itu, praktik filantropi dalam Islam juga terwujud dalam
berbagai bentuk, mulai dari amal sukarela individual hingga pen-
dirian lembaga amal dan yayasan yang mendukung berbagai inisiatif
kemanusiaan. Melalui praktik ini, umat Islam berusaha untuk mener-
jemahkan nilai-nilai ajaran Islam tentang kasih sayang, empati, dan
kepedulian dalam tindakan nyata yang memberikan dampak positif
pada kehidupan mereka dan masyarakat yang lebih luas.

Filantropi Membangun Negeri – 35


Dengan latar belakang yang kaya ini, filantropi dalam Islam
bukan hanya sebatas kewajiban, tetapi juga sebuah panggilan untuk
membantu menciptakan dunia yang lebih baik dan lebih adil. Dalam
esai ini, kita akan mengeksplorasi lebih lanjut konsep dan imple-
mentasi teologi filantropi dalam Islam serta dampaknya pada masya-
rakat Muslim dan dunia.

Filantropi Dalam Al-Quran


Pentingnya filantropi dalam Islam tercermin dengan jelas
dalam Al-Quran, kitab suci umat Muslim. Salah satu ayat yang men-
colok adalah yang terkandungdalam Surah Al-Baqarah (2:267-273),
yang menjelaskan perintah zakat dan betapa pentingnya memberi
dalam agama Islam. Ayat-ayat ini menjelaskan bahwa harta yang
diberikan sebagai zakat akan dibersihkan dan diberkahi oleh Allah,
sementara yang tidak memberikan zakat akan menghadapi konse-
kuensi yang serius. Konsep ini menunjukkan bahwa filantropi dalam
Islam bukan sekadar tindakan kebaikan, tetapi juga sebuah kewa-
jiban agama yang memengaruhi hubungan individu dengan Allah.

Zakat: Pilar Utama Filantropi Dalam Islam


Zakat, salah satu dari lima rukun Islam, adalah pilar utama
dalam praktik filantropi umat Muslim. Ini adalah kewajiban yang di-
tujukan bagi mereka yang memiliki kekayaan yang mencukupi untuk
memberi sebagian dari harta mereka kepada yang membutuhkan.
Zakat memiliki berbagai manfaat, seperti membersihkan harta,
mengurangi kesenjangan sosial, dan membantu yang kurang ber-
untung. Zakat juga berfungsi sebagai alat redistribusi kekayaan yang
efektif, membantu menjaga keseimbangan sosial dalam masyarakat
Muslim. Oleh karena itu, zakat bukan hanya tindakan filantropi, tapi
juga bentuk investasi sosial dalam keadilan dan kesejahteraan sosial.

36 – Filantropi Membangun Negeri


Sadaqah dan Infaq: Filantropi Sukarela
Selain zakat, sadaqah dan infaq adalah dua bentuk filantropi
sukarela dalam Islam. Sadaqah adalah sumbangan sukarela yang di-
berikan tanpa syarat, sementara infaq adalah pemberian yang dila-
kukan atas kehendak Allah. Kedua bentuk filantropi ini sangat di-
anjurkan dalam agama Islam. Mereka memungkinkan individu untuk
memberi dalam berbagai cara, termasuk memberikan waktu, kete-
rampilan, atau dukungan moral kepada mereka yang membutuhkan.
Sadaqah dan infaq mencerminkan nilai-nilai seperti belas
kasihan, kerendahan hati, dan empati dalam Islam, dan menunjukkan
bahwa filantropi dalam Islam bukan hanya tentang memberi uang,
tetapi juga tentang memberikan diri mereka sepenuhnya untuk mem-
bantu sesama.

Teologi Filantropi: Memberi Sebagai Ibadah


Salah satu aspek yang membuat filantropi dalam Islam unik
adalah pandangannya sebagai ibadah. Ketika seorang muslim mem-
beri dengan tulus dan ikhlas, mereka melihatnya sebagai cara untuk
mendekatkan diri kepada Allah.Tindakan filantropi dianggap sebagai
bentuk ibadah yang mendatangkan pahala dan menguatkan hubungan
spiritual antara individu dan pencipta mereka. Ini menciptakan do-
rongan yang kuat untuk terus memberi dalam Islam dan membuat
praktik filantropi menjadi lebih bermakna secara spiritual.

Filantropi Dalam Praktik Sehari-hari


Implementasi teologi filantropi dalam Islam tidak hanya ter-
batas pada konsep teoritis. Ini juga tercermin dalam praktik sehari-
hari umat Islam. Selama bulan Ramadan, umat Islam dianjurkan
untuk memberikan zakat al-fitr, yang bertujuan membantu yang
membutuhkan selama bulan suci ini. Selain itu, banyak masyarakat
Muslim di seluruh dunia mendirikan lembaga amal, yayasan, dan
program sosial untuk memberikan bantuan kepada mereka yang
membutuhkan. Praktik ini adalah manifestasi nyata dari ajaran filan-

Filantropi Membangun Negeri – 37


tropi dalam Islam, menunjukkan bahwa agama ini tidak hanya dianut
dalam kata-kata, tetapi juga dalam tindakan nyata yang membawa
manfaat bagi sesama.

Teologi Filantropi dan Masyarakat


Teologi filantropi dalam Islam memiliki dampak yang signi-
fikan pada masyarakat Muslim. Konsep zakat dan sadaqah mem-
bantu memastikan bahwa tidak ada orang yang terlantar dalam
masyarakat Muslim, karena dana yang dikumpulkan digunakan
untuk membantu yang membutuhkan. Selain itu, ini juga men-
ciptakan rasa tanggung jawab sosial di antara umat Islam, mendo-
rong mereka untuk peduli terhadap kesejahteraan sesama. Praktik
filantropi ini juga membantu memperkuat ikatan sosial dan solida-
ritas dalam komunitas Muslim, menciptakan lingkungan yang lebih
mendukung dan berempati. Filantropi dalam Islam bukan sekadar
tindakan kebaikan, tetapi juga sebuah kewajiban agama yang men-
dasar. Melalui konsep zakat, sadaqah, dan infaq, Islam mengajarkan
pentingnya memberi dan membantu mereka yang membutuhkan.
Filantropi dalam Islam juga merupakan bentuk ibadah yang menda-
tangkan pahala dan memperkuat hubungan spiritual antara individu
dan Allah.
Dalam praktik sehari-hari, umat Islam di seluruh dunia terlibat
dalam berbagai bentuk filantropi, dari memberikan zakat hingga
mendirikan lembaga amal dan program sosial. Ini adalah bukti kon-
kret dari tekad umat Islam untuk mengimplementasikan ajaran filan-
tropi dalam kehidupan mereka sebagai bagian dari masyarakat
global, penting bagi umat Islam untuk terus mengembangkan praktik
filantropi mereka dan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk
meningkatkan kesejahteraan bersama.
Dengan cara ini, mereka dapat mengamalkan nilai-nilai filan-
tropi Islam dan memberikan kontribusi positif bagi dunia secara
keseluruhan. Filantropi dalam Islam bukan hanya merupakan tinda-

38 – Filantropi Membangun Negeri


kan sosial, tetapi juga bagian integral dari keyakinan dan identitas
mereka sebagai umat Muslim.
Dalam rangkaian penelusuran teologi filantropi dalam Islam,
kita dapat menyimpulkan bahwa filantropi bukan sekadar aspek
tambahan dalam agama ini, melainkan merupakan salah satu pilar
utama yang membentuk karakteristik inti Islam. Filantropi dalam
Islam bukan hanya tentang tindakan kebaikan, melainkan sebuah
kewajiban agama yang mendalam. Dalam Al-Quran, pentingnya
memberi dan membantu yang membutuhkan ditegaskan dengan
jelas, menggarisbawahi zakat, sadaqah, dan infaq sebagai bentuk
pengabdian kepada Allah.
Zakat, sebagai salah satu pilar utama filantropi dalam Islam,
tidak hanya memiliki manfaat material, tetapi juga berfungsi sebagai
alat redistribusi kekayaan yang mempromosikan keadilan sosial.
Selain itu, sadaqah dan infaq memberikan fleksibilitas bagi individu
untuk memberi dengan cara yang mereka bisa, mencerminkan nilai-
nilai seperti belas kasihan, kerendahan hati, dan empati. Bagi umat
Islam, memberi adalah bukan hanya tindakan sosial, melainkan juga
bentuk ibadah yang mendatangkan pahala dan menguatkan hubungan
spiritual dengan Allah.
Dalam praktik sehari-hari, umat Islam di seluruh dunia terlibat
dalam berbagai bentuk filantropi, seperti memberikan zakat, men-
dirikan lembaga amal, dan mendukung program sosial. Praktik ini
mencerminkan tekad mereka untuk mengimplementasikan ajaran
filantropi dalam kehidupan sehari-hari mereka. Filantropi dalam
Islam juga berdampak pada masyarakat Muslim, mengurangi kesen-
jangan sosial dan menciptakan lingkungan sosial yang peduli.
Dengan demikian, filantropi dalam Islam adalah sebuah panggilan
yang memengaruhi individu, komunitas, dan dunia secara lebih luas,
menciptakan jaringan kesejahteraan yang kokoh di dalam masyarakat
Muslim dan di luar itu.

Filantropi Membangun Negeri – 39


Referensi
▪ Hasan, A. (2019). Filantropi Islam: Sebuah Perspektif Teologis.
Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam. Vol. 2, No. 1, Januari 2019.
▪ Ihsan, A. (2020). Filantropi Islam dalam Perspektif Hukum
Islam. Jurnal Hukum Islam. Vol. 18, No. 1, Januari 2020.
▪ Rachman, A. (2021). Filantropi Islam: Sebuah Pendekatan
Sosiologis. Jurnal Sosiologi Islam. Vol. 12, No. 2, Agustus 2021.

40 – Filantropi Membangun Negeri


KETERBATASAN SUMBER DAYA MANUSIA
DAN WAKTU DALAM PRAKTIK FILANTROPI
Oleh: Faiza Hanadia Izzata Rahma
(Universitas Pendidikan Indonesia)

Praktik filantropi yang berlandaskan teologi memiliki peran


penting dalam membentuk masyarakat yang lebih baik berdasarkan
nilai-nilai agama. Bagi banyak individu dan organisasi yang ingin
menerjemahkan nilai-nilai teologi mereka menjadi tindakan nyata,
praktik filantropi merupakan sarana yang penting. Namun, dalam
pelaksanaannya, implementasi teologi filantropi seringkali dihadap-
kan pada keterbatasan sumber daya krusial, yaitu sumber daya waktu
dan sumber daya manusia.

Keterbatasan Sumber Daya Waktu


Keterbatasan sumber daya waktu adalah masalah yang ber-
kaitan erat dengan hektiknya kehidupan modern. Individu seringkali
memiliki komitmen beragam, seperti pekerjaan, pendidikan, atau
tanggung jawab keluarga yang memakan sebagian besar waktu me-
reka. Pada beberapa proyek filantropi, terutama yang lebih besar dan
kompleks, memerlukan komitmen waktu yang signifikan Praktik
filantropi yang sesuai dengan teologi memerlukan investasi waktu
yang signifikan dalam perencanaan, pengumpulan dana, pelaksanaan
program, dan pemantauan dampak. Keterbatasan waktu ini dapat
menjadi hambatan yang signifikan dalam melaksanakan praktik
filantropi dengan efektif.

Keterbatasan Sumber Daya Manusia


Seperti halnya permasalahan mengenai keterbatasan sumber
daya waktu, keterbatasan sumber daya manusia menjadi permasa-
lahan yang tak kalah penting. Proyek filantropi seringkali memer-
lukan tim yang kompeten dan berkomitmen untuk merencanakan,

Filantropi Membangun Negeri – 41


melaksanakan, dan mengelola mereka dengan baik. Namun, tidak
semua individu atau organisasi memiliki akses ke sumber daya ma-
nusia yang memadai dalam hal kemampuan, pengetahuan, dan peng-
alaman. Terutama dalam organisasi filantropi kecil atau komunitas
yang memiliki sumber daya manusia terbatas, perencanaan dan pe-
laksanaan proyek filantropi dapat menjadi sulit karena kurangnya
personel yang berkualifikasi. Kemampuan yang terbatas pada tiap
individu pada praktik filantropi mempengaruhi pemahaman tentang
teologi filantropi, manajemen proyek, dan kemampuan komunikasi
yang efektif. Selain itu, meningkatkan kapasitas sumber daya ma-
nusia melalui pelatihan dan pengembangan memerlukan investasi
tambahan waktu dan sumber daya.
Keterbatasan sumber daya waktu dan sumber daya manusia ini
tidak hanya memengaruhi individu yang ingin terlibat dalam praktik
filantropi, tetapi juga organisasi filantropi, terutama yang berbasis
komunitas atau agama. Organisasi-organisasi ini mungkin memiliki
staf yang terbatas, dengan peran dan tanggung jawab yang telah di-
arahkan ke berbagai arah. Dalam lingkungan seperti ini, menemukan
tenaga kerja yang berkualitas dan waktu yang cukup untuk meren-
canakan dan mengelola proyek filantropi bisa menjadi tantangan
yang serius.
Untuk mengatasi keterbatasan ini, perlu ada pemahaman men-
dalam tentang bagaimana waktu dan sumber daya manusia dapat
digunakan secara efektif untuk mendukung praktik filantropi yang
berbasis teologi. Seperti memanfaatkan penggunaan teknologi dalam
mengatasi permasalahan waktu dan sumber daya manusia.
Perkembangan teknologi pada era digital 4.0 memberikan per-
ubahan yang signifikan pada berbagai macam aspek. Teknologi dapat
menjadi alat yang sangat berharga dalam memecahkan permasalahan
keterbatasan sumber daya waktu dan manusia dalam implementasi
filantropi. Teknologi memungkinkan praktisi filantropi untuk me-
ningkatkan efisiensi, mencapai dampak yang lebih besar, dan ber-

42 – Filantropi Membangun Negeri


komunikasi dengan lebih baik dengan para donatur, sukarelawan,
dan penerima manfaat.
Teknologi melalui platform online dapat dimanfaatkan oleh
praktisi filantropi sebagai tempat untuk memberikan berbagai macam
informasi filantropi kepada masyarakat awam. Melalui media sosial,
cakupan penonton yang terjangkau akan lebih luas sehingga ter-
bangunnya kesadaran akan isu sosial. Seperti pada media sosial
Instagram, praktisi filantropi dapat membagikan cerita inspiratif,
foto, dan video yang menggambarkan dampak positif praktik filan-
tropi serta mengajak partisipasi dari para pengikut. Foto dan video
yang dibuat dengan kreatif diharapkan dapat menarik minat penon-
ton, terutama pada kaum muda yang biasanya menghabiskan waktu
di platform instagram serta media sosial lainnya.
Selain media sosial, platform seperti YouTube dapat diguna-
kan oleh praktisi filantropi dalam menyebarkan informasi yang ber-
kaitan tentang ilmu-ilmu filantropi dalam pandangan agama. Tidak
hanya itu, konten-konten YouTube seperti membagikan pengetahuan
tentang kebutuhan sosial dan ekonomi di Indonesia untuk mening-
katkan pemahaman akan permasalahan yang memerlukan dukungan
filantropis, membagikan testimonial dan cerita dari penerima man-
faat yang telah dibantu oleh organisasi filantropi tersebut, serta
mengadakan webinar atau diskusi panel tentang topik terkait teologi
filantropi yang efektif dapat menjadi media promosi bagi organisasi-
organisasi filantropi. Bahkan bila memungkinkan, praktisi filantropi
dapat memanfaatkan iklan YouTube untuk mengenalkan organisasi
filantropi dan pesan-pesannya kepada khalayak yang lebih luas.
Platform online tidak hanya dapat digunakan sebagai media
promosi praktik filantropi, namun dapat digunakan pula untuk men-
jangkau masyarakat melakukakan penggalangan dana secara online.
Kampanye penggalangan dana yang dikelola melalui media sosial
dapat mencapai audiens yang lebih luas dan memungkinkan donatur
untuk berkontribusi dengan mudah tanpa perlu bertemu langsung. Ini
dapat menghemat waktu yang biasanya diperlukan untuk mengum-

Filantropi Membangun Negeri – 43


pulkan dana secara tradisional. Penggalangan dana secara online
dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.
Untuk mengatasi keterbatasan waktu dalam memberikan pela-
tihan kepada staf, relawan, dan penerima manfaat dapat dilakukan
melalui media online melalui Zoom atau Google Meet. Beberapa
karakteristik media pembelajaran yang dapat diterapkan yaitu media
pembelajaran aksesibilitas, interaktif, serta media pembelajaran efek-
tif dan efisien.
Media pembelajaran aksesibilitas merupakan media yang di-
rancang dan disusun dengan mempertimbangkan kebutuhan dan
keterbatasan individu yang memiliki tantangan aksesibilitas, dimana
dalam hal ini mengenai keterbatasan waktu. Contoh media pem-
belajaran aksesibilitas yaitu praktisi filantropi dapat dengan mudah
mengakses pelatihan melalui link yang telah disediakan.
Media pembelajaran interaktif merupakan media yang diran-
cang untuk memungkinkan interaksi aktif antara pengguna dan kon-
ten pembelajaran, seperti mendiskusikan pelatihan yang berkaitan
dengan praktik filantropi. Menggunakan aplikasi seperti web, apli-
kasi atau permainan edukasi memberi ruang pelatihan bagi para
praktisi filantropi. Media pembelajaran interaktif menghasilkan eva-
luasi dan umpan balik yang membantu dalam mengukur pencapaian
tujuan pembelajaran dan memungkinkan penyesuaian yang diper-
lukan untuk meningkatkan kualitas pelatihan.
Media pembelajaran berikutnya ialah media pembelajaran
yang efektif dan efisien. Media pembelajaran yang efektif dimana
peserta pelatihan dapat memahami dan menguasai materi praktik
filantropi melalui pemanfaatan teknologi seperti platform online. Se-
mentara media pembelajaran yang efisien merupakan media pembe-
lajaran yang mencapai tujuan pembelajaran dengan menggunakan
sumber daya (waktu, tenaga, dan biaya) yang sesedikit mungkin
untuk meminimalkan pemborosan sumber daya yang berharga.
Selain dari pemanfaatan yang sudah disebutkan diatas, tekno-
logi dapat digunakan untuk monitoring serta evaluasi. Hal-hal yang
44 – Filantropi Membangun Negeri
berkaitan dengan monitoring dan evaluasi dalam praktik filantropi
seperti mengumpulkan data di lapangan secara digital, menganalisis
data secara otomatis, Menggunakan platform survei online atau
kuesioner digital untuk mengukur efektivitas suatu program, Meng-
gunakan analisis sentimen media sosial untuk memahami bagaimana
masyarakat merespons proyek filantropi atau isu yang relevan, dan
masih banyak lagi.
Keterbatasan sumber daya waktu dan sumber daya manusia
tidak harus menghambat praktik filantropi berbasis teologi. Sebalik-
nya, ini dapat menjadi dorongan untuk inovasi, kreativitas, dan kola-
borasi yang dapat meningkatkan dampak praktik filantropi. Secara
keseluruhan, pemanfaatan teknologi dalam teologi filantropi mem-
bantu organisasi filantropi untuk mencapai tujuan mereka dengan
lebih baik, meningkatkan dampak sosial, dan mengatasi hambatan
terkait sumber daya manusia dan waktu.

Filantropi Membangun Negeri – 45


Bagian 2
FILANTROPI MODERN DALAM
MEMBANGUN SOSIAL

46 – Filantropi Membangun Negeri


PERAN PEREMPUAN DALAM FILANTROPI
PERUBAHAN SOSIAL DAN PENGENTASAN
KEMISKINAN DI INDONESIA
Oleh: Zahra Salis Sabrina
(ITB Ahmad Dahlan Karawaci)

Filantropi secara umum dipahami sebagai kegiatan tanpa


pamrih yang dilakukan untuk kepentingan masyarakat. Ada dua jenis
filantropi: filantropi tradisional dan filantropi modern, yang sifatnya
berbeda. Filantropi tradisional mengacu pada filantropi berbasis
amal, yang biasanya berbentuk donasi untuk tujuan amal, seperti
donasi dari donatur yang dermawan kepada masyarakat kurang
mampu untuk membantu kebutuhan mereka akan makanan, pakaian,
tempat tinggal, dan lain-lain.
Menurut filosofi filantropi keadilan sosial yang mendorong
pembangunan sosial, ketimpangan dalam distribusi sumber daya
lebih bertanggung jawab atas kemiskinan dibandingkan faktor
lainnya.
Tidak harus kaya atau berasal dari keluarga kaya untuk men-
jadi seorang dermawan. Karena bahkan individu yang tidak kaya
sekalipun dapat melakukan kegiatan ini jika mereka memiliki kapa-
sitas untuk mencapai sesuatu dan kemudian memberikan kembali
kepada komunitas lokalnya. Oleh karena itu, filantropi dalam arti
memberi juga bisa diibaratkan sebagai proses berkembang menjadi
pribadi yang baik hati, penuh kasih sayang, dan murah hati.
Sudah tidak asing lagi untuk mengetahui mengetahui istilah
filantropi, yang sudah ada sejak zaman kuno namun semakin populer
dalam penggunaan saat ini. Filantropi telah mengalami kemajuan
seiring waktu, yang dianggap sebagai sumber daya dan keuntungan
strategis jangka panjang. Filantropi dapat dipahami sebagai ekspresi
cinta dan kasih sayang yang mencakup tindakan sukarela, mem-
berikan hadiah, dan bergabung dengan organisasi amal.

Filantropi Membangun Negeri – 47


Relasi antara perempuan mempunyai hubungan yang sangat
erat dan tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, kemurahan hati
perlu dipromosikan untuk membantu upaya perempuan mencapai ke-
mandirian. Hal ini penting karena perempuan belum bisa mendapat-
kan manfaat yang adil dari pertumbuhan nasional. Dengan tingkat
kepedulian sosial dan kasih sayang terhadap komunitas lokal, perem-
puan mempunyai pengaruh sosial yang besar.
Selalu menarik untuk membicarakan dan bahkan memper-
debatkan isu-isu seperti gender dan kemiskinan. Ada orang yang
mengutarakan pendapatnya mengenai isu gender, namun ada pula
yang acuh tak acuh atau bahkan memusuhi gagasan isu gender.
Meskipun kemiskinan belum sepenuhnya diberantas di Indonesia,
kemiskinan kini menjadi lebih umum. Dalam situasi ini, filantropi
dapat dipraktikkan oleh kedua gender dengan hak yang sama sebagai
sarana hubungan sosial, agen perubahan sosial, dan sarana peng-
entasan kemiskinan di Indonesia.
Sejalan dengan semangat jiwa perempuan Indonesia semakin
meningkat seiring dengan kedermawanan masyarakat Indonesia.
Badan amal ini menggunakan berbagai sumber daya dalam upaya
amal mereka yang dimana amal-amal tersebut selalu meningkat.
Perempuan yang dermawan menunjukkan kepada masyarakat pen-
tingnya membantu mereka yang membutuhkan dengan menggunakan
seluruh bakat mereka. Jenis perhatian ini menanamkan cita-cita dan
semangat perubahan ke arah yang lebih baik dan tidak dibatasi oleh
keuangan atau kebutuhan mendesak.
Perempuan dan amal filantropi mempunyai hubungan yang
sangat erat dan tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, amal harus
digalakkan untuk membantu aspirasi perempuan mencapai keman-
dirian. Hal ini penting karena, meskipun terdapat klaim yang menya-
takan sebaliknya, perempuan masih dilaporkan tertinggal dibanding-
kan laki-laki dalam berbagai aspek kehidupan, sehingga mustahil
bagi perempuan untuk memperoleh manfaat yang adil dari pertum-
buhan nasional.
48 – Filantropi Membangun Negeri
Misalnya, hal ini didasarkan pada permasalahan tingginya
angka kematian ibu dan kesehatan reproduksi yang dihadapi perem-
puan di industri kesehatan. Perempuan masih belum mempunyai
kesetaraan dengan laki-laki dalam bidang pendidikan. Di bidang
ekonomi, akses umum perempuan terhadap pilihan pekerjaan dan
peluang untuk mendapatkan penghidupan yang layak masih terbatas.
Akibatnya, perempuan memerlukan bantuan khusus di semua tingkat
masyarakat untuk terlibat dalam upaya amal.
Khususnya bagi perempuan dan masyarakat Indonesia secara
keseluruhan, pertumbuhan filantropi perempuan saat ini merupakan
suatu hal yang bermanfaat. Masyarakat Indonesia semakin tertarik
dengan perkembangan ini karena hal ini terjadi ketika masyarakat
dan politik sedang dalam masa transisi menuju tatanan baru yang
lebih demokratis.
Ada dua alasan utama mengapa hal ini penting. Pertama,
masyarakat sipil yang kuat, otonom, dan makmur dapat didukung
secara organik oleh pembangunan amal yang sangat baik. Kedua,
pencapaian ini sangat penting untuk memajukan agenda reformasi,
demokrasi, dan perubahan sosial di Indonesia (Bamualim 2005).
Di sisi lain, program kegiatan pelayanan sosial yang bertujuan
untuk mengurangi kemiskinan masyarakat juga memberikan manfaat
bagi pengentasan kemiskinan perempuan. Transisi mendasar yang
terjadi dari tradisi filantropi ke tradisi baru yang berupaya mene-
rapkan teknik inovatif untuk mengatasi isu-isu sosial membuat per-
ubahan dalam filantropi perempuan menjadi sangat jelas.
Kita harus menemukan penyebab masalah dengan cara yang
disengaja dan terukur jika kita ingin mengatasinya. Artinya, filan-
tropi kini lebih luas diartikan sebagai filantropi bagi perempuan yang
ingin menyejahterakan masyarakatnya dengan memperkuat pereko-
nomian, memperhatikan bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan
hidup, dan sebagainya. Hal ini juga tidak lagi terbatas pada penye-
diaan makanan, minuman, pakaian, atau masjid.

Filantropi Membangun Negeri – 49


Sifat altruistik perempuan memberikan kontribusi ekonomi
dan sosial yang besar. Posyandu, yang terbukti menurunkan subsidi
pemerintah di sektor ekonomi bagi perempuan, merupakan salah satu
cara untuk mencapai peran perempuan di sektor kesehatan dan eko-
nomi. Sedangkan manfaat sosial dari pemberian perempuan adalah
berkembangnya masyarakat yang lebih tanggap dan memperhatikan
kepentingan bersama (Fatimah, 2008). Kebaikan perempuan Indo-
nesia pasca bencana alam juga menunjukkan peran penting perem-
puan dalam transformasi masyarakat.
Kontribusi signifikan yang diberikan perempuan dalam peran-
cangan dan perencanaan inisiatif amal akan mendorong keberhasilan
inisiatif ini. Perempuan secara alami memiliki modal sosial untuk
menjadi relawan yang dapat diandalkan. Perempuan yang dermawan
menunjukkan kepada masyarakat bahwa memberikan perhatian
kepada masyarakat yang membutuhkan dan membutuhkan perto-
longan sangatlah penting dengan mengerahkan seluruh potensi yang
dimiliki.
Kecenderungan filantropi perempuan sangat berkorelasi
dengan pengalaman mereka sehari-hari. Ini adalah bukti bahwa
transformasi masyarakat telah terjadi. Konsep bahwa transformasi
sosial melalui filantropi perempuan sangat penting untuk membawa
angin perubahan ke daerah-daerah yang membutuhkan diperkuat
oleh ide-ide dan uluran tangan terampil dari perempuan-perempuan
kreatif. Kecenderungan filantropi perempuan sangat berkorelasi
dengan pengalaman mereka sehari-hari. Ini adalah bukti bahwa
transformasi masyarakat telah terjadi. Konsep bahwa transformasi
sosial melalui filantropi perempuan sangat penting untuk membawa
angin perubahan ke daerah-daerah yang membutuhkan diperkuat
oleh ide-ide dan uluran tangan terampil dari perempuan-perempuan
kreatif.
Melalui filantropi, perempuan dapat menjadi agen perubahan
sosial dengan kemampuan membantu mereka yang membutuhkan di
komunitasnya dan memotivasi mereka untuk maju. Baik perempuan
50 – Filantropi Membangun Negeri
kelas menengah dan kelas bawah mengawasi seberapa baik perem-
puan dapat mempengaruhi perubahan sosial melalui amal (Abidin,
2008). Sasarannya adalah kegiatan amal untuk perubahan sosial,
yang memberikan kontribusi signifikan dalam membantu perempuan
memahami penyebab dan dampak perubahan sosial, termasuk
keluhan. Perempuan dapat diberikan alat yang mereka perlukan
untuk menghadapi perubahan masyarakat dengan mengupayakan
kesetaraan dan alternatif sosial.
Pemberdayaan perempuan dalam upaya mewujudkan masya-
rakat yang lebih tertata di bangsa ini ditunjukkan dengan peran
perempuan sebagai agen perubahan dalam bidang amal. Dengan
menumbuhkan potensi perempuan dalam mendukung program bagi
dirinya, maka kolaborasi untuk kemandirian perempuan sangat
cocok.
Kita dapat mendorong perempuan lainnya dengan berbagai
kekuatan untuk mendukung kelompok sosial dan nirlaba. Badan
amal perempuan bahkan memiliki kemampuan untuk membantu
Indonesia mengatasi berbagai permasalahan sosial, khususnya yang
berdampak pada perempuan dan budaya Indonesia.
Dalam pendekatan ini, perempuan secara alami mempunyai
modal sosial untuk menjadi sukarelawan. Semangat kemanusiaan
perempuan juga terbukti sangat berkorelasi dengan peristiwa kehi-
dupan. Perempuan secara historis terlibat dalam kegiatan amal, yang
memberikan bukti bahwa transformasi masyarakat akan terjadi dan
sudah terjadi. Upaya amal perempuan juga harus mendukung
kelompok-kelompok yang peduli terhadap isu gender dan kepe-
mimpinan perempuan untuk meningkatkan kelangsungan hidup pe-
rempuan. Demikian pula, peningkatan jumlah perempuan dalam
posisi pengambilan keputusan akan berdampak pada undang-undang,
kebijakan, dan standar layanan dasar pemerintah, sehingga memung-
kinkan mereka bereaksi lebih baik terhadap tuntutan perempuan.

Filantropi Membangun Negeri – 51


Filantropi, sebuah ekspresi cinta dan kasih sayang, semakin
populer di Indonesia. Hal ini dipandang sebagai sumber daya dan
keuntungan strategis, terutama bagi perempuan. Mempromosikan
kemurahan hati sangat penting untuk kemandirian perempuan dan
mengatasi masalah gender dan kemiskinan. Semangat dan kemu-
rahan hati perempuan Indonesia yang semakin meningkat menun-
jukkan pentingnya membantu mereka yang membutuhkan.
Mengoptimalkan kapasitas perempuan sebagai para pendu-
kung dan donatur program, kegiatan filantropis akan memberikan
kemandirian perempuan pada potensi besar. Programnya sama
dengan sumber daya dan keuangan yang setara dengan filantropi
perempuan. Faktanya, para filantropi perempuan berkontribusi besar
terhadap masyarakat dan ekonomi, menggambarkan peran perem-
puan sebagai agen perubahan sosial.

Referensi
▪ Kasdi, A. (2019). Membangun Kemandirian Melalui Filantropi
Kaum Perempuan, 100-103.
▪ Nirwana, R. (2021, Januari 17). Perempuan melalui Filantropi
sebagai Agen Perubahan Sosial. Retrieved from nalarpolitik.com:
https://nalarpolitik.com/perempuan-melalui-filantropi-sebagai-
agen-perubahan-sosial/

52 – Filantropi Membangun Negeri


INOVASI DIGITAL MARKETING DALAM
FILANTROPI MODERN UNTUK MEMBANTU
PERMASALAHAN EKONOMI
Oleh: Alyah Wadhah
(ITB Ahmad Dahlan Karawaci)

Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) merupakan Badan resmi


dan satu satunya yang di bentuk oleh pemerintah berdasarkan
Keputusan Presiden RI No 8 Tahun 2011 yang memiliki tugas dan
fungsi menghimpun dan menyalurkan zakat, infak, sedekah (ZIS)
dan lainnya, pada tingkat nasional. Baznas adalah Lembaga
Pemerintah non structural yang menerima dan menyalurkan zakat
dan infak dari muzaki untuk mustahik yang membutuhkan.
Berdasarkan Q.S. At-Taubah ayat 60, Terdapat 8 Golongan orang
yang berhak menerima zakat, antara lain: Fakir, Miskin, Amil,
Mualaf, Riqab, Gharimin, Fisabilillah, dan Ibnu Sabil.
Baznas Kota Tangerang telah mengembangkan berbagai
program Filantropi Modern Untuk Mendukung Pembangunan Sosial
Di Indonesia. Banyak program yang sudah dilakukan Baznas Kota
Tangerang salah satunya yaitu terkait Program Bantuan Modal
Usaha, yang digunakan Membantu masyarakat untuk mandiri secara
ekonomi dan membantu untuk mengurangi Tingkat Kemiskinan.
Filantropi Modern Untuk Mendukung Pembangunan Sosial
merupakan bentuk kedermawanan social yang dimaksud untuk
menjembatani jurang antara si kaya dengan si miskin. Jembatan
tersebut diwujudkan dalam Upaya mobilisasi sumber daya untuk
mendukung kegiatan yang menggugat ketidakadilan struktur yang
menjadi penyebab kemiskinan dan ketidakadilan.
Waktu berlalu begitu cepat sampai tidak di sadari jika saat ini
kita sudah Kembali hidup Normal setelah 2 tahun lamanya meng-
hadapi pandemi covid-19. Banyak dari mereka yang kesulitan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, sulitnya untuk mendapatkan peker-

Filantropi Membangun Negeri – 53


jaan karena banyak Perusahaan yang bangkrut, Banyak pula para
karyawan yang harus dikeluarkan dari pekerjaannya karena pengu-
rangan karyawan, dan para pedagang pun harus rugi karena jualan-
nya tidak laku, Serta berbagai permasalahan lainnya yang terjadi saat
pandemi.
Tidak hanya itu, bahkan banyak sekali suara tangisan yang
terjadi setiap harinya selama 2 tahun, selalu ada ratusan orang dari
berbagai daerah Indonesia yang meninggal dunia karena terpapar
virus covid-19. Banyak dari mereka yang harus merasakan kehi-
langan orangtua, kakak, adik dan seluruh keluarganya yang mening-
gal akibat terpapar virus tersebut.
Kesulitan yang terjadi saat pandemi pun banyak yang mereka
rasakan, yaitu Ada yang tidak bisa melanjutkan pendidikannya ke
jenjang yang lebih tinggi, ada yang harus putus sekolah, ada yang di
berhentikan dari pekerjaannya, ada yang gulung tikar (bangkrut)
usahanya, dan ada juga yang tidak memiliki penghasilan untuk
kebutuhan hidupnya. Dan berbagai cerita lainnya yang ia rasakan
terkait dampak pandemi tersebut.
Memang sulit untuk menerima semua kejadian yang sudah
dirasakan saat covid-19, karena banyak hal yang harus kita kor-
bankan dari itu semua. Walaupun saat ini kita sudah Kembali hidup
normal dan tidak berhadapan dengan pandemi lagi, namun beberapa
dari mereka masih mengalami kesulitan dalam hidupnya terutama
terkait permasalahan ekonomi yang ia rasakan saat ini.
Permasalahan ekonomi memang hal yang sensitif untuk
dibicarakan, namun jika permasalahan ekonomi tidak diatasi akan
menyulitkan sebuah kebutuhan dan kenginan mereka. Oleh karena
itu banyak dari mereka yang masih kesulitan dalam ekonominya
yang terjadi pasca pandemi.
Setelah melihat dan merasakan kondisi yang terjadi saat
pandemi covid-19 terkait permasalahan ekonomi, Baznas Kota
Tangerang sebagai Lembaga zakat yang berperan untuk mengurangi
kemiskinan harus mendistribusikan dana zakat kepada mereka yang
54 – Filantropi Membangun Negeri
berhak menerima dana zakat itu. Baznas Kota Tangerang pun hadir
untuk mendukung pelaku usaha UMKM terdampak pandemi covid-
19 dan sebagai bentuk kepedulian Baznas dalam menjaga per-
ekonomian masyarakat rentan, dan untuk mendapat kesempatan agar
bangkit di masa pandemi.
Melalui Program Bantuan Modal Usaha merupakan bentuk
kepedulian Baznas Kota Tangerang terhadap para pelaku UMKM
yang terdampak covid-19. Melalui Program Bantuan Modal Usaha,
Baznas mengajak masyarakat untuk turut membantu para pelaku
usaha kecil bangkit, Menata Kembali Perekonomian mereka, salah
satunya dengan memberikan bantuan modal usaha hingga pendam-
pingan agar usaha yang dijalani dapat terus berkembang.
ZChicken merupakan salah satu Program Pemberdayaan
Baznas di bidang Kuliner dengan konsep usaha waralaba Fried
Chicken yang berkelanjutan dengan pangsa pasar yang luas. Bantuan
Usaha ZChicken diberikan dalam bentuk modal usaha, bahan baku,
dan dukungan system manajemen penjualan. Sebanyak 50 Mustahik
menjadi penerima manfaat dalam penyaluran bantuan kali ini.
Program Bantuan Modal Usaha merupakan bentuk kepedulian
Baznas dalam menjaga geliat perekonomian masyarakat rentan.
bersama Baznas, para pelaku usaha di dorong agar mampu bertahan
dan bangkit dari krisis akibat pandemi covid-19. Program Bantuan
Modal Usaha Baznas bertujuan untuk memberikan dukungan finan-
sial kepada individu atau kelompok yang ingin memulai atau meng-
embangkan usaha mereka. Tujuannya adalah untuk mendorong per-
tumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Penerima Bantuan Modal Usaha Baznas Kota Tangerang
diharapkan untuk menggunakan dana tersebut untuk mengembang-
kan atau memulai usaha mereka, sehingga dapat meningkatkan pen-
dapatan dan kesejahteraan ekonomi keluarga mereka. Setelah ter-
jadinya permasalahan ekonomi Pasca Pandemi covid-19 sehingga
Baznas membantu untuk mengurangi permasalahan ekonomi dengan

Filantropi Membangun Negeri – 55


memberikan bantuan modal usaha untuk mereka yang membutuhkan.
Perlu pula adanya Perkembangan Penggunaan Teknologi Digital atau
internet yang sangat pesat untuk meningkatkan kegiatan atau prog-
ram yang ada di Baznas Kota Tangerang.
Pada Perekonomian masyarakat salah satu strategi yang
digunakan untuk meningkatkan pengelolaan Zakat dan meningkatkan
pengelolaan Program Bantuan Modal Usaha adalah dengan meng-
optimalkan penerapan aplikasi teknologi informasi atau Digital
Marketing sebagai media untuk mendorong pengelolaan Zakat yang
efisien dan meningkatkan Program Bantuan Modal Usaha mereka.
Permasalahan ekonomi yang terjadi saat pandemi hingga
Baznas membantu untuk mengurangi permasalahan tersebut dengan
Program Bantuan Modal Usaha dan Pelatihan untuk usahanya ter-
sebut. Perlu adanya peningkatan dengan Pelatihan Digital Marketing
untuk memanfaatkan media sosial dalam meningkatkan Program
Baznas dan memiliki kemampuan berusaha di media sosial.
Digital Marketing adalah suatu strategi pemasaran yang meng-
gunakan berbagai platform dan teknologi digital untuk mempromo-
sikan produk, layanan, atau merek. Ini melibatkan aktivitas seperti
pemasaran melalui media social, periklanan online, email marketing,
optimasi mesin pencari (SEO), dan banyak lagi. Tujuannya adalah
untuk mencapai audiens target secara efektif di dunia digital dan
meningkatkan kesadaran, penjualan, atau interaksi dengan merek.
Digital marketing sangat di perlukan untuk kita yang memiliki
usaha karena di zaman yang serba teknologi kita pun harus melek
teknologi untuk meningkatkan Program Baznas salah satunya yaitu
ZChicken, agar makin banyak orang yang mengetahui Baznas me-
lalui Program ZChicken yang mereka lihat di media sosial.
Digital Marketing juga dapat menjadi salah satu aktivitas
promosi Baznas yang memanfaatkan media digital sebagai media
pengenalannya kepada masyarakat, salah satunya dengan media
internet atau media sosial sebagai tempat promosi atau beriklan.
Baznas tentunya sangat memanfaatkan perkembangan zaman dan
56 – Filantropi Membangun Negeri
terus berinovatif sehingga target pengumpulan dana dan target
peningkatan muzaki Baznas semakin hari akan semakin meningkat.
Baznas Kota Tangerang perlu meningkatkan Program Baznas
dengam memberikan Pelatihan Digital Marketing untuk kemajuan
perkembangan yang semuanya serba Digital. Selain itu Manfaat
Digital Marketing juga dapat membantu untuk meningkatkan pen-
jualan, menjangkau pasar yang lebih luas, dan membantu bersaing
dengan Perusahaan besar.
Digital Marketing dapat memberikan sejumlah manfaat yang
signifikan bagi Baznas untuk mendukung kemajuan dan keberlan-
jutan operasi/programnya. Beberapa manfaatnya yaitu: meningkat-
kan kesadaran, pengumpulan dana, targeting yang tepat, transparansi
dan kepercayaan, mengukur kinerja, pendidikan publik, interaksi
dengan donatur/muzaki, kampanye tertarget, dan meningkatkan
efisiensi operasional.

Referensi
▪ https://Baznas.go.id
▪ https://chub.fisipol.ugm.ac.id
▪ https://www.hostinger.co.id
▪ https://jurnal.instika.ac.id

Filantropi Membangun Negeri – 57


FILANTROPI MODERN SEBAGAI PERUBAHAN
Oleh: Ariela Zeta Z.M.S
(UPN Veteran Jakarta)

Era pasca pandemi Covid-19 telah menyaksikan perubahan


sosial yang mendalam, terutama dalam cara generasi muda
berinteraksi dengan dunia di sekitar mereka. Generasi muda saat ini
lebih sering menggenggam ponsel mereka dibandingkan berinteraksi
secara langsung dengan orang lain. Interaksi sosial mereka telah
banyak beralih ke ranah maya, khususnya melalui platform sosial
media. Selain itu, mereka mengandalkan internet sebagai sumber
utama informasi.
Namun, di tengah berbagai perubahan ini, perhatian harus
difokuskan pada dampaknya terhadap kondisi perekonomian
keluarga dan upaya menuju pembangunan berkelanjutan. Artikel ini
akan membahas perubahan umum dalam masyarakat pada era digital,
khususnya di kalangan generasi muda, serta pentingnya peran
generasi muda dalam kontribusi mereka terhadap filantropi modern
untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Selain itu, artikel ini
akan mengeksplorasi solusi terbaik bagi UN Foundations dalam
menggandeng generasi muda dalam membangun pembangunan
berkelanjutan, dari awal hingga akhir.

Perubahan Sosial: Interaksi di Era Digital


Sebelum pandemi Covid-19, interaksi sosial adalah bagian
integral dari kehidupan sehari-hari generasi muda. Mereka sering
bertemu dengan teman-teman mereka, menghadiri acara-acara sosial,
dan berpartisipasi dalam berbagai aktivitas di luar ruangan. Namun,
pandemi memaksa perubahan drastis dalam dinamika ini. Pemba-
tasan sosial, penutupan sekolah, dan pekerjaan dari rumah telah
mengurangi interaksi fisik, mendorong generasi muda untuk mencari
alternatif dalam bentuk interaksi daring.

58 – Filantropi Membangun Negeri


Dalam mencari solusi, generasi muda mulai lebih aktif ber-
interaksi melalui dunia maya. Sosial media seperti Facebook, Insta-
gram, dan Twitter menjadi platform utama untuk menjaga koneksi
sosial. Video call dan pesan teks menjadi pengganti pertemuan lang-
sung. Ini adalah reaksi alami terhadap situasi darurat, tetapi seiring
berjalannya waktu, perubahan ini semakin menjadi norma. Adapun
dalam era digitalisasi, penting bagi kita untuk memahami dampak
yang terjadi terhadap generasi muda dalam konteks interaksi sosial.
Dampak ini dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yakni dam-
pak positif dan dampak negatif.
Dampak positif dari penggunaan media sosial oleh generasi
muda adalah meningkatnya kemampuan mereka untuk berinteraksi
dengan beragam individu melalui dunia maya, yang pada gilirannya
memperluas jaringan sosial mereka. Selain itu, mereka juga menjadi
lebih cepat dalam mengakses informasi terkini dari seluruh penjuru
dunia.
Namun, perlu diakui bahwa dampak positif ini juga dapat
membawa dampak negatif jika generasi muda terlalu bergantung
pada media sosial sebagai sarana utama interaksi. Salah satu dampak
negatifnya adalah penurunan kemampuan mereka dalam berinteraksi
secara langsung dengan lingkungan sekitar yang berpotensi meng-
urangi kualitas interaksi tatap muka dan meredupkan aspek sosial
mereka.
Dengan demikian, perubahan ini menunjukkan perlunya pen-
dekatan yang seimbang dalam penggunaan media sosial oleh gene-
rasi muda yang memungkinkan mereka memanfaatkan manfaat posi-
tif dari teknologi ini sambil tetap mempertahankan kemampuan un-
tuk berinteraksi secara langsung dengan lingkungan sekitar mereka.
Setelah itu, dalam dunia digital, algoritma juga memainkan
peran penting dalam menentukan konten yang dilihat oleh individu.
Jika seorang generasi muda memiliki minat dalam memahami isu-isu
kemiskinan dan isu internasional lainnya, maka konten yang muncul
di laman sosial medianya akan mencerminkan minat tersebut. Seba-

Filantropi Membangun Negeri – 59


liknya, jika mereka tertarik pada hal-hal yang berbau game atau
hiburan, konten yang mereka lihat akan lebih terkait dengan minat
tersebut.

Pembangunan Berkelanjutan
Mereka mungkin terjebak dalam gelembung informasi yang
membatasi pemahaman mereka tentang isu-isu yang lebih besar.
Algoritma sosial media dapat menciptakan "kamar echo," di mana
individu hanya terpapar pada pandangan dan opini yang sejalan
dengan keyakinan mereka sendiri.

Generasi Muda dan Akses Informasi Melalui Internet


Selain berinteraksi sosial, generasi muda saat ini juga meng-
andalkan internet sebagai sumber utama informasi. Mereka mencari
berita, artikel, video, dan podcast melalui mesin pencari dan platform
berbagi video seperti YouTube. Akses mudah ke informasi ini telah
mengubah cara generasi muda memahami dunia di sekitar mereka.
Namun, sumber informasi yang berlimpah juga bisa menjadi
bumerang. Generasi muda sering terpapar pada berbagai konten di
internet, baik yang informatif maupun yang mungkin meragukan.
Mereka harus belajar memilah informasi yang dapat diandalkan dari
yang tidak, dan hal ini bisa menjadi tantangan tersendiri. Usai pan-
demi Covid-19, transformasi besar telah terjadi dalam hal kondisi
informasi yang berdampak pada generasi muda. Berikut merupakan
beberapa unsur perubahan dan tantangan yang berkaitan dengan in-
formasi yang berdampak pada generasi muda:
1. Fluktuasi Informasi: Selama masa pandemi, informasi terkait
Covid-19 berkembang dengan cepat seiring penelitian dan pe-
mahaman ilmiah. Hal ini menciptakan kesulitan dalam meng-
ikuti perubahan dan memahami berbagai informasi yang ter-
sedia (Siswanto, 2022).
2. Infodemi dan Disinformasi: Pandemi telah menciptakan
"infodemi," di mana informasi yang seringkali tidak terverifi-
60 – Filantropi Membangun Negeri
kasi atau bahkan salah meluap. Generasi muda sering menjadi
sasaran disinformasi ini, yang dapat memengaruhi keputusan
mereka tentang kesehatan, keamanan, dan tindakan lainnya.
3. Media Sosial dan Filter Bubble: Dilansir dari situs Situs
Budaya, dikatakan bahwa generasi muda sering menggunakan
media sosial sebagai sumber informasi. Namun, algoritma me-
dia sosial sering kali menciptakan "filter bubble" di mana
individu hanya terpapar pada pandangan dan informasi yang
sejalan dengan pandangan mereka sendiri. Ini dapat meng-
urangi pemahaman objektif dan keragaman pandangan.
4. Kesehatan Mental dan Stres Informasi: Informasi berlebihan
mengenai pandemi, termasuk statistik kasus dan kematian, da-
pat menyebabkan stres dan kecemasan, terutama di kalangan
generasi muda yang mungkin lebih rentan secara emosional
terhadap informasi negatif (Kindred dan Bates, 2023).
5. Keterampilan Literasi Digital: Generasi muda perlu mengem-
bangkan keterampilan literasi digital yang kuat untuk dapat
memahami dan menilai informasi secara kritis. Ini mencakup
kemampuan untuk membedakan sumber informasi yang sah
dari yang tidak sah serta memahami bagaimana data dan sta-
tistik digunakan.
6. Krisis Kepercayaan Terhadap Otoritas: Pandemi telah meng-
guncangkan kepercayaan terhadap otoritas, termasuk pemerin-
tah dan lembaga kesehatan. Generasi muda mungkin menjadi
skeptis terhadap informasi yang disampaikan oleh pihak ber-
wenang.
7. Pembelajaran Jarak Jauh dan Teknologi Pendidikan: Generasi
muda menghadapi perubahan besar dalam pendidikan, dengan
banyak sekolah yang beralih ke pembelajaran jarak jauh. Hal
ini memerlukan keterampilan digital dan dapat menghambat
akses pendidikan yang merata.
8. Isolasi Sosial dan Ketidakpastian: Pandemi juga telah meng-
akibatkan isolasi sosial dan ketidakpastian, yang dapat ber-

Filantropi Membangun Negeri – 61


dampak negatif pada kesejahteraan mental generasi muda.
Meskipun mereka mencari informasi untuk mengatasi kece-
masan dan ketidakpastian, mereka juga dapat terpapar pada
informasi yang tidak akurat.

Mengedukasi generasi muda tentang literasi media dan literasi


digital merupakan hal yang penting agar mereka dapat mengolah
informasi secara bijaksana, mengatasi disinformasi, dan membuat
keputusan yang berdasarkan pengetahuan yang akurat dan kritis.
Selain itu, dukungan kesehatan mental juga diperlukan untuk mem-
bantu generasi muda menghadapi dampak stres informasi dan
ketidakpastian yang mungkin mereka alami.

Dampak Ekonomi Pandemi: Penurunan Drastis


Selain perubahan dalam interaksi sosial dan akses informasi,
pandemi Covid-19 juga berdampak besar pada kondisi ekonomi
keluarga di seluruh dunia. Banyak negara mengalami penurunan
drastis dalam pertumbuhan ekonomi, dan angka pengangguran me-
ningkat. Kepala keluarga di berbagai negara harus menghadapi tan-
tangan ekonomi yang belum pernah mereka alami sebelumnya.
Penurunan pendapatan keluarga telah menyebabkan kekha-
watiran akan keamanan pangan dan perumahan. Banyak yang harus
menghadapi kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Ini
adalah situasi yang tidak hanya mempengaruhi keluarga di negara-
negara berkembang tetapi juga di negara-negara maju. Pandemi ini
telah menunjukkan bahwa ketidakstabilan ekonomi dapat memeng-
aruhi siapa saja, termasuk generasi muda.
Dampak ekonomi yang signifikan akibat pandemi Covid-19
juga terjadi di sejumlah sektor ekonomi seperti yang pertama adalah
perdagangan ritel. Dilansir dari Kominfo, banyak perusahaan ritel
mengalami penurunan penjualan karena toko fisik ditutup atau pe-
langgan memiliki akses yang dibatasi. Sebaliknya, penjualan melalui

62 – Filantropi Membangun Negeri


platform online dan e-commerce mengalami pertumbuhan yang sig-
nifikan hingga 78 persen.
Kedua, dalam sektor pariwisata dan perjalanan. Kedua sektor
tersebut mengalami dampak terparah di antaranya pembatasan perja-
lanan internasional, penutupan hotel, dan penurunan permintaan dari
wisatawan telah mengakibatkan kerugian besar bagi industri perho-
telan, maskapai penerbangan, restoran, dan destinasi wisata.
Ketiga, sektor industri hiburan. Bioskop, teater, dan acara
langsung menghadapi dampak serius akibat pembatasan sosial dan
penutupan fasilitas. Banyak pertunjukan dan acara langsung harus
diberhentikan atau ditunda.
Keempat, sektor industri manufaktur. Banyak fasilitas manu-
faktur dan jaringan pasokan terpengaruh oleh gangguan produksi
yang disebabkan oleh penutupan dan pembatasan operasional. Hal
ini berdampak pada pasokan barang ke berbagai sektor.
Kelima, sektor pendidikan. Sejumlah perubahan dalam sektor
pendidikan cukup besar dengan banyaknya sekolah dan perguruan
tinggi yang beralih ke pembelajaran jarak jauh. Hal ini berdampak
pada sektor teknologi pendidikan dan juga mengubah kebutuhan ter-
hadap infrastruktur digital. Terakhir, sektor kesehatan. Walaupun
sektor kesehatan mengalami peningkatan permintaan untuk pera-
watan Covid-19, banyak aspek perawatan medis yang bukan darurat
mengalami penurunan permintaan, seperti pemeriksaan rutin dan
operasi elektif.
Dampak yang telah dijelaskan di atas pun pada akhirnya
mengalami kondisi ekonomi alternatif yang mengenaskan. Banyak
masyarakat pada akhirnya terjerumus oleh hutang pinjaman secara
online serta peningkatan kriminalitas yang lagi-lagi signifikan. Ber-
ikut data yang dilansir dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjelas-
kan, bahwa selama tahun 2022, kerugian yang dialami masyarakat
akibat investasi ilegal dan pinjol ilegal mencapai sekitar Rp 120,79
triliun. Angka tersebut mengalami lonjakan yang signifikan jika
dibandingkan dengan kerugian dari dua instrumen yang sama pada

Filantropi Membangun Negeri – 63


tahun 2021 yang hanya sekitar Rp 2,54 triliun. Industri pinjaman
online atau pinjol mengalami pertumbuhan yang cepat.
Banyak individu dan bisnis mencari akses ke pinjaman untuk
mengatasi masalah keuangan yang muncul selama krisis ekonomi
akibat pandemi. Namun, industri pinjol juga membawa permasalahan
terkait tingginya suku bunga dan praktek pinjaman yang tidak etis
sehingga banyak kasus masyarakat melakukan penghilangan nyawa
akibat masalah yang dialaminya berpengaruh besar pada kesehatan
mentalnya.
Beralih pada data kriminalitas yang dikutip dari Kompas.com.
Dalam artikel tersebut terdapat wawancara seorang Kapolda Banten
Irjen Pol Fiandar melaporkan bahwa sebanyak 3.323 kasus kejahatan
konvensional seperti pencurian kendaraan bermotor, pencurian
dengan pemberatan, penipuan, dan lainnya dilaporkan mengalami
peningkatan delapan persen dari jumlah 3.369 kasus pada tahun
2019. Peningkatan kasus ini tidak lain dan tidak bukan disebabkan
oleh dampak pandemi Covid-19. Menurut Fiandar, hal yang men-
dorong para pelaku kejahatan untuk melakukan tindakan kriminal
akibat tekanan ekonomi.
Di antara semua perubahan yang telah disebutkan, perhatian
terhadap pembangunan berkelanjutan jadi semakin penting. Pem-
bangunan berkelanjutan adalah konsep yang menggabungkan per-
tumbuhan ekonomi, keadilan sosial, dan perlindungan lingkungan
untuk menciptakan masyarakat yang berkelanjutan dalam jangka
panjang. Hal ini mencakup tujuan-tujuan seperti mengurangi kemis-
kinan, meningkatkan kesejahteraan, dan melindungi lingkungan
alam.
Pandemi Covid-19 telah menyoroti pentingnya pembangunan
berkelanjutan. Krisis ini menunjukkan bahwa kita perlu membangun
masyarakat yang lebih tahan terhadap tekanan eksternal, termasuk
pandemi dan perubahan iklim. Pembangunan berkelanjutan juga
mencakup memastikan bahwa semua anggota masyarakat memiliki
akses yang adil dan setara terhadap sumber daya dan kesempatan.
64 – Filantropi Membangun Negeri
SDGs Nomor 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi
Sasaran Pembangunan Berkelanjutan (SDGs atau Sustainable
Development Goals) adalah serangkaian 17 tujuan yang ditetapkan
oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 2015 untuk
mencapai pembangunan yang berkelanjutan hingga tahun 2030.
Salah satu dari SDGs ini adalah SDGs nomor 8 yang berfokus pada
"Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi." Sasaran SDGs
Nomor 8 adalah "Mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelan-
jutan, inklusif, dan pekerjaan layak untuk semua”, mencakup bebe-
rapa komponen utama:
1. Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan: Sasaran ini mene-
kankan pentingnya pertumbuhan ekonomi yang tidak hanya
cepat tetapi juga berkelanjutan. Ini berarti pertumbuhan yang
tidak merusak lingkungan, melibatkan seluruh masyarakat,
dan memberikan manfaat jangka panjang.
2. Pekerjaan Layak: Sasaran ini menggarisbawahi pentingnya
menciptakan pekerjaan yang layak, aman, dan produktif bagi
semua orang. Ini mencakup upah yang adil, kondisi kerja yang
aman, dan perlindungan sosial yang memadai.
3. Kurangi Tingkat Pengangguran: Salah satu indikator kunci di
bawah SDGs Nomor 8 adalah pengurangan tingkat peng-
angguran, terutama di kalangan pemuda.
4. Peningkatan Akses Terhadap Pendidikan dan Pelatihan: Untuk
mencapai pekerjaan yang layak, pendidikan dan pelatihan
yang relevan dengan pasar kerja sangat penting. Sasaran ini
mencakup upaya untuk meningkatkan akses terhadap pendi-
dikan dan pelatihan berkualitas.
5. Pengurangan Kesenjangan Ekonomi: Sasaran ini juga
mencakup upaya untuk mengurangi kesenjangan ekonomi,
baik di dalam negeri maupun antarnegara.

Filantropi Membangun Negeri – 65


Pentingnya UN Foundation dalam Sosialisasi Generasi Muda
sebagai Filantropi Modern.
Dalam konteks ini, peran United Nations (UN) Foundation
sebagai salah satu filantropi terbesar di dunia menjadi semakin pen-
ting. UN Foundation memiliki potensi besar untuk memainkan peran
kunci menggerakkan sosialisasi generasi muda yang cenderung gene-
rasi digital sebagai pemilik tanggung jawab agen perubahan.
Dilansir dari laman United Nations. Ada salah satu cara UN
Foundation dapat mencapai ini adalah melalui program-program
seperti World Youth Foundations. Program semacam ini bertujuan
untuk mengajak generasi muda untuk tampil hebat dalam meng-
gerakkan pembangunan berkelanjutan. Mereka dapat memberikan
pelatihan, sumber daya, dan platform bagi generasi muda untuk
berpartisipasi secara aktif dalam inisiatif pembangunan berkelan-
jutan. Dengan demikian, UN Foundation dapat membantu meng-
atasi tantangan "apatis" yang mungkin dialami oleh sebagian gene-
rasi muda.
Namun, ada beberapa kendala yang perlu diatasi untuk
memaksimalkan peran UN Foundations dalam menggerakkan sosi-
alisasi generasi muda. Salah satunya adalah akses yang terbatas
terhadap informasi tentang program-program yang diadakan oleh UN
Foundation. Banyak generasi muda mungkin tidak tahu tentang
peluang yang ada untuk berpartisipasi dalam inisiatif pembangunan
berkelanjutan ini. Oleh karena itu, penting bagi UN Foundation
untuk meningkatkan visibilitas program-program mereka di antara
generasi muda.
Selain itu, masih ada kekurangan dalam kesadaran dan
pemahaman yang memadai tentang Sustainable Development Goals
(SDGs) dan mengapa mereka sangat penting. UN Foundation dapat
berperan aktif dalam meningkatkan kesadaran ini dengan menye-
diakan informasi yang mudah diakses dan pemahaman yang men-
dalam tentang SDGs. Mereka juga dapat menginspirasi generasi
muda dengan menceritakan kisah sukses dan memberikan contoh

66 – Filantropi Membangun Negeri


peran model yang telah berhasil dalam upaya pembangunan ber-
kelanjutan.

Kendala UN Foundations dalam Membawa Generasi Muda


Bersama
Meskipun UN Foundations telah melakukan banyak upaya
untuk mengajak generasi muda agar berperan aktif dalam SDGs, kita
tidak dapat mengabaikan bahwa masih ada kegagalan yang harus
diatasi. Salah satu kegagalan utama adalah kurangnya kesadaran dan
pemahaman yang memadai di kalangan generasi muda tentang SDGs
dan mengapa mereka sangat penting.
Ini merupakan masalah serius, karena kesadaran dan pema-
haman yang cukup adalah langkah pertama yang diperlukan untuk
menggerakkan tindakan. Generasi muda perlu tahu mengapa SDGs
relevan bagi mereka dan bagaimana mereka dapat berkontribusi
dalam mencapai tujuan-tujuan ini. Tanpa pemahaman yang memadai,
motivasi dan inspirasi untuk terlibat dalam perubahan positif mung-
kin sulit dicapai.
Selain itu, ada tantangan lain dalam mengajak generasi muda
yang cenderung "terjebak" dalam dunia maya. Algoritma sosial
media yang memfilter konten berdasarkan minat pribadi dapat
membuat generasi muda terjebak dalam gelembung informasi yang
sempit. Mereka mungkin hanya terpapar pada pandangan dan opini
yang sejalan dengan keyakinan mereka sendiri, yang bisa menjadi
hambatan dalam membangun pemahaman yang luas tentang isu-isu
sosial dan lingkungan.

Solusi untuk Mengatasi Tantangan


Untuk mengatasi tantangan ini, UN Foundation dan orga-
nisasi serupa harus terus berinovasi dalam pendekatan mereka untuk
mengajak generasi muda. Ini bisa melibatkan:
1. Pendidikan dan Pelatihan: UN Foundations dapat menyedi-
akan program pendidikan dan pelatihan yang mudah diakses

Filantropi Membangun Negeri – 67


tentang SDGs dan isu-isu terkait. Ini dapat mencakup kursus
daring, seminar, dan lokakarya yang dirancang khusus untuk
generasi muda.
2. Kampanye Informasi: Membuat kampanye informasi yang
kuat dan menarik tentang SDGs yang ditargetkan pada gene-
rasi muda. Kampanye ini harus dirancang untuk memecah
gelembung informasi dan menciptakan minat yang lebih luas
dalam isu-isu pembangunan berkelanjutan.
3. Kolaborasi dengan Influencer: Menggandeng influencer atau
tokoh muda yang memiliki pengikut yang besar di media
sosial untuk menjadi duta SDGs. Mereka dapat membantu
menyebarkan pesan tentang pentingnya berpartisipasi dalam
upaya pembangunan berkelanjutan.
4. Pendidikan dalam Kurikulum: Bekerja sama dengan sistem
pendidikan untuk memasukkan isu-isu pembangunan berke-
lanjutan, termasuk SDGs, dalam kurikulum sekolah. Hal ini
akan membantu memastikan bahwa generasi muda terpapar
pada isu-isu ini dari usia dini.

Di era pasca pandemi Covid-19 ada banyak perubahan sosial


yang signifikan terjadi, khususnya pada cara generasi muda ber-
interaksi dan mengakses informasi. Mereka lebih cenderung meng-
genggam ponsel mereka untuk berinteraksi melalui dunia maya dari-
pada berinteraksi secara langsung. Sosial media dan internet telah
menjadi sumber utama interaksi sosial dan informasi. Namun, per-
ubahan ini juga berdampak pada kesadaran mereka terhadap pem-
bangunan berkelanjutan.
Pandemi Covid-19 juga telah menyebabkan penurunan eko-
nomi yang signifikan bagi banyak keluarga di seluruh dunia. Kepala
keluarga menghadapi tantangan ekonomi yang belum pernah terjadi
sebelumnya, yang berdampak pada keamanan pangan dan peru-
mahan. Ini telah memperkuat urgensi pembangunan berkelanjutan.

68 – Filantropi Membangun Negeri


Generasi muda memiliki potensi besar untuk menjadi agen
perubahan dalam mencapai pembangunan berkelanjutan. Namun,
mereka juga menghadapi tantangan dalam bentuk "apatis" terhadap
isu-isu sosial dan lingkungan akibat interaksi mereka yang cenderung
di dunia maya. UN Foundation, sebagai salah satu filantropi terbesar
di dunia, memiliki peran penting dalam menggerakkan sosialisasi
generasi muda sebagai pemilik tanggung jawab agen perubahan.
Untuk mencapai ini, UN Foundation perlu mengatasi tan-
tangan seperti akses yang terbatas terhadap informasi dan kurangnya
pemahaman tentang SDGs. Dengan pendidikan, pelatihan, kampanye
informasi, kolaborasi dengan influencer, dan pendidikan dalam kuri-
kulum, UN Foundation dapat membantu generasi muda memahami
pentingnya pembangunan berkelanjutan dan menginspirasi mereka
untuk berperan aktif dalam perubahan positif. Perlu diingat, bahwa
pembangunan berkelanjutan adalah tugas bersama yang melibatkan
seluruh masyarakat. Dengan kolaborasi dan upaya bersama, kita
dapat membangun dunia yang lebih adil, berkelanjutan, dan berdaya
bagi generasi mendatang. UN Foundation adalah bagian integral
dalam perjalanan ini, dan peran mereka dalam menginspirasi dan
memberdayakan generasi muda adalah langkah penting menuju masa
depan yang lebih baik.

Referensi
▪ https://unfoundation.org/what-we-do/issues/sustainable-developm
ent-goals/
▪ https://sustainabledevelopment.un.org/partnership/partners/?id=56
78
▪ https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-semarang/baca-artikel/14
366/Pengaruh-Positif-dan-Negatif-Media-Sosial-Terhadap-Masya
rakat.html
▪ https://gurudikdas.kemdikbud.go.id/news/transformasi-digital-dal
am-pemulihan-pendidikan-pasca-pandemi

Filantropi Membangun Negeri – 69


▪ https://rsb.banjarkab.go.id/infodemi-ditengah-pandemi-masalah-b
aru-dunia-internasional/
▪ https://translate.google.com/translate?u=https://www.ncbi.nlm.nih
.gov/pmc/articles/PMC9915904/&hl=id&sl=en&tl=id&client=srp
&prev=search
▪ https://situsbudaya.id/budaya-literasi-opini-terbaik-di-indonesia/
▪ Tune SNBK, Sarkar MMH, Uddin MN, Pinto MZH, Ahmed SM.
Reactions to the media coverage during the first wave of COVID-
19 in Bangladesh. Heliyon. 2021 Oct;7(10):e08132. doi:
10.1016/j.heliyon.2021.e08132. Epub 2021 Oct 6. PMID:
34632132; PMCID: PMC8492381.
▪ https://www.cnbcindonesia.com/market/20230829164938-17-467
211/kerugian-pinjol-ilegal-capai-rp-120-t-ini-4-pr-besarnya
▪ https://regional.kompas.com/read/2020/12/24/06351531/pandemi
-covid-19-angka-kriminalitas-meningkat-kecelakaan-lalu-lintas-m
enurun?page=all

70 – Filantropi Membangun Negeri


TRANSFORMASI SOSIAL MELALUI FILANTROPI:
KONTRIBUSI BAZNAS DALAM MENINGKATKAN
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT INDONESIA
Oleh: Hilalah Zahirah
(UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah tujuan utama


setiap negara. Penduduk miskin di Indonesia semakin meningkat dari
tahun ke tahun dan belum mengalami penurunan secara signifikan.
Kenaikan harga-harga termasuk sembako dikhawatirkan akan sema-
kin meningkatkan angka kemiskinan. Dan boleh jadi semakin hari
bertambah jumlah penduduk miskinnya dengan melihat realitas
kondisi perekonomian Indonesia yang belum stabil dan angka peng-
angguran yang setiap tahun bertambah. Fakta ini merupakan hal yang
sangat ironis, mengingat Indonesia adalah sebuah negara yang dika-
runiai kekayaan alam yang luar biasa hebatnya. Namun demikian,
kondisi ini tidak termanfaatkan dengan baik, sehingga yang terjadi
justru sebaliknya.
Sebagaimana yang telah disebutkan dalam Undang-Undang
Dasar tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
bahwa, “fakir miskin dan anak- anak terlantar dipelihara oleh
negara.” Namun bukan berarti kita berpangku tangan melihat kon-
disi yang ada. Tetapi bagaimana mengoptimalkan potensi yang ada
guna membantu pemerintah mengurangi jumlah penduduk miskin.
Salah satu cara mengentaskan kemiskinan menurut perspektif
Islam adalah dengan cara anjuran untuk menumbuhkan budaya
zakat, Infak dan Sedekah di kalangan umat Islam. Budaya berzakat,
berinfak dan bersedekah bukan hanya berefek spiritual personal saja
tapi juga berdampak secara sosial dan ekonomi yang dapat meng-
urangi tingkat kesenjangan pendapatan, kemiskinan dan tingkat
kriminalitas.

Filantropi Membangun Negeri – 71


Zakat merupakan suatu konsep ajaran Islam yang berdasarkan
Al Qur’an dan Sunnah Rasul bahwa kita adalah amanat dari Allah
dan berfungsi sosial. Karena itu, setiap lembaga sosial diharapkan
mempunyai kepedulian untuk mengentaskan kemiskinan dengan
memberikan sebuah kajian dan pembinaan. Hal ini dimaksudkan
untuk menjadikan seseorang lebih produktif dengan berpijak pada
sumber daya manusia itu sendiri. Yusuf Qordawi dalam bukunya
juga menjelaskan ada beberapa cara penanggulangan kemiskinan
salah satunya melalui zakat.
Di Indonesia, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) telah
menjadi salah satu kekuatan yang paling signifikan dalam mencapai
tujuan ini. Baznas, sebagai lembaga yang mengelola zakat, infak, dan
sedekah, telah mengambil peran yang krusial dalam mengurangi
ketimpangan ekonomi, meningkatkan akses pendidikan, kesehatan,
dan pemberdayaan ekonomi, serta memberikan bantuan dalam situasi
darurat.
Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) memiliki kontribusi
yang signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indo-
nesia melalui berbagai program dan kegiatan yang dilaksanakan:
1. Pengelolaan Zakat yang Efektif
Penting untuk memahami prinsip-prinsip zakat dalam Islam
dan memastikan bahwa zakat dikumpulkan dan disalurkan se-
suai dengan panduan agama serta memastikan bahwa pene-
rima zakat adalah orang yang benar-benar berhak dan meme-
nuhi syarat menerima zakat sesuai dengan ajaran Islam.
Salah satu peran utama Baznas adalah mengumpulkan dan
mengelola zakat dari masyarakat. Zakat, sebagai salah satu
pilar utama Islam, memiliki potensi besar untuk mengurangi
kemiskinan dan ketimpangan ekonomi. Baznas berperan se-
bagai penyalur zakat yang efisien dan transparan. Dana zakat
yang terkumpul digunakan untuk memberikan bantuan kepada
keluarga miskin dan membutuhkan. Ini menciptakan dampak
langsung pada kesejahteraan mereka.
72 – Filantropi Membangun Negeri
2. Program Pemberdayaan Ekonomi
Pemberdayaan ekonomi adalah kunci untuk mengakhiri siklus
kemiskinan. Baznas telah mengembangkan program-program
pemberdayaan ekonomi yang mencakup pelatihan keteram-
pilan, pendampingan usaha kecil, dan bantuan modal usaha.
Program ini membantu masyarakat agar lebih mandiri secara
ekonomi, meningkatkan pendapatan keluarga, dan mengurangi
tingkat kemiskinan. Baznas sudah melahirkan dan menjalan-
kan hasilnya dengan adanya ZMart, ZChicken, dan yang
terbaru saat ini adalah ZCoffee. Yang dimana dari program
usaha pengembangan ekonomi tersebut dijalankan oleh para
mustahik yang sudah diberikan pelatihan dan juga modal
untuk pendampingan usahanya tersebut.
3. Bantuan Pendidikan
Pendidikan adalah fondasi untuk masa depan yang lebih baik.
Baznas telah mendirikan program-program beasiswa dan ban-
tuan pendidikan yang membantu anak-anak dari keluarga mis-
kin mendapatkan akses pendidikan yang lebih baik. Ini tidak
hanya meningkatkan pendidikan, tetapi juga membuka pintu
peluang pekerjaan yang lebih baik di masa depan. Beberapa
bentuk bantuan biaya pendidikan yang biasa diselenggarakan
meliputi:
a) Beasiswa Cendekia Baznas: Program BCB ini digunakan
untuk memberikan bantuan kepada mahasiswa yang ber-
prestasi tetapi masuk kedalam kategori kurang mampu,
sehingga dalam beasiswa ini para mahasiswa yang kurang
mampu dapat diberikan pembiayaan UKT serta uang saku
bulanan dan juga program pembinaan rutin setiap bulannya
agar para mahasiswa tersebut bisa mengasah potensi skill
yang dimiliki
b) Bantuan Biaya Ujian dan SPP: Baznas dapat membantu
membayar biaya ujian bagi siswa yang menghadapi ujian
penting seperti ujian nasional serta membantu meringankan

Filantropi Membangun Negeri – 73


tunggakan SPP bagi para siswa yang masuk kedalam
kategori mustahik

Program bantuan biaya pendidikan ini memiliki dampak


positif yang signifikan dalam membantu masyarakat yang
kurang mampu untuk mendapatkan akses ke pendidikan yang
lebih baik. Dengan demikian, mereka memiliki kesempatan
yang lebih baik untuk meningkatkan kualitas hidup mereka
dan meraih potensi penuh mereka melalui pendidikan.

4. Bantuan Kesehatan dan Sosial


Kesehatan adalah aspek penting dalam kesejahteraan masya-
rakat. Baznas aktif dalam memberikan bantuan kesehatan dan
sosial kepada yang membutuhkan. Program-program ini men-
cakup layanan kesehatan gratis, bantuan medis darurat, serta
dukungan bagi keluarga yang terkena dampak bencana alam.
Dengan demikian, Baznas membantu menjaga kesehatan
masyarakat dan memberikan perlindungan sosial kepada me-
reka yang paling rentan.
Beberapa bentuk bantuan biaya kesehatan dan sosial yang
biasa diselenggarakan meliputi:
a) Bantuan Biaya Pengobatan: Bantuan ini mencakup biaya
medis dan pengobatan untuk individu yang membutuhkan
perawatan medis, terutama yang tidak memiliki asuransi
kesehatan atau sumber daya finansial yang cukup.
b) Program Kesehatan Gratis: Baznas dapat bekerja sama
dengan fasilitas kesehatan untuk menyelenggarakan prog-
ram kesehatan gratis atau diskon bagi masyarakat yang
kurang mampu. Ini dapat mencakup pemeriksaan kesehatan
berkala, vaksinasi, atau perawatan kesehatan spesifik.
c) Bantuan Kebutuhan Dasar: Baznas memberikan bantuan
kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, dan tempat

74 – Filantropi Membangun Negeri


tinggal kepada keluarga yang membutuhkan, terutama yang
terdampak oleh bencana alam atau situasi krisis.
d) Bantuan untuk Penyandang Disabilitas: Masyarakat yang
memiliki penyandang disabilitas seringkali mendapatkan
bantuan khusus, seperti peralatan medis atau dukungan
dalam aksesibilitas dan rehabilitasi.

Bantuan biaya kesehatan dan sosial yang diselenggarakan oleh


Baznas bertujuan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan
agar dapat menjalani hidup yang lebih baik dan lebih sehat. Ini
membantu mengurangi beban ekonomi mereka dalam mengatasi
masalah kesehatan dan sosial.
Penting untuk dicatat bahwa Baznas tidak bekerja sendirian
dalam upayanya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Mereka
telah menjalin kolaborasi erat dengan pemerintah, organisasi non-
pemerintah, dan lembaga lainnya. Kolaborasi ini memungkinkan me-
reka untuk mengoptimalkan sumber daya dan menciptakan dampak
yang lebih besar. Hal ini juga memastikan bahwa program-program
Baznas terintegrasi dengan baik dalam kerangka pembangunan yang
lebih luas.
Baznas telah memainkan peran yang sangat penting dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Melalui penge-
lolaan zakat yang efektif, program pemberdayaan ekonomi, pen-
didikan, kesehatan, serta kolaborasi yang erat dengan berbagai pihak,
mereka telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam meng-
atasi kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang
membutuhkan. Dengan komitmen terus-menerus untuk transparansi,
evaluasi dampak, dan inovasi, Baznas akan terus menjadi kekuatan
yang penting dalam upaya mencapai kesejahteraan masyarakat yang
lebih besar di Indonesia. Upaya mereka bukan hanya sebuah tugas,
tetapi juga sebuah kewajiban moral dan sosial yang harus terus
dijalankan dengan integritas dan tekad yang tinggi.

Filantropi Membangun Negeri – 75


Baznas memiliki komitmen yang kuat untuk mengukur
dampak dari program-program mereka. Mereka menggunakan data
dan indikator yang relevan untuk menilai efektivitas program dan
mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan. Transparansi
adalah salah satu prinsip utama Baznas, yang memastikan bahwa
masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya dapat melihat dengan
jelas bagaimana dana zakat dan filantropi digunakan dan bagaimana
mereka memberikan manfaat langsung kepada masyarakat.
Selain kontribusi konkrit dalam bentuk program-program dan
bantuan langsung, Baznas juga berperan dalam meningkatkan kesa-
daran masyarakat tentang pentingnya zakat dan filantropi. Mereka
menyelenggarakan kampanye-kampanye penyuluhan dan edukasi
untuk mengedukasi masyarakat tentang nilai-nilai zakat dalam Islam
dan bagaimana zakat dapat digunakan untuk meningkatkan kesejah-
teraan masyarakat secara keseluruhan.

Referensi
▪ Anonim, Undang-Undang Dasar, Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila (Jakarta: BP7 Pusat, 1993), h. 8.
▪ Sofyan Hasan SH MH, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf
(Surabaya: Al Ikhlas, 1994), h. 22.
▪ Yusuf Qordawi, Kiat Sukses Mengelola Zakat (Jakarta: Media
Da,wah, 1994), h. 99.

76 – Filantropi Membangun Negeri


FILANTROPI MODERN DALAM MENINGKATKAN
STRATA SOSIAL SEBAGAI UPAYA PERBAIKAN
AKIBAT PANDEMI
Oleh: Afnidzar Rahma Washifah
(Universitas Sultan Ageng Tirtayasa)

Pandemi covid yang mulai masuk ke Indonesia pada bulan


Maret 2020 merupakan mulai dari seluruh masalah kesenjangan
sosial. Dimulai dari banyak pekerja yang di PHK, pedagang yang
sulit berjualan dikarenakan kebijakan pemerintah untuk Locdown
dan masih banyak permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat baik
menengah keatas ataupun menengah kebawah. Dalam kondisi covid
seluruh lapisan masyarakat terkena dampaknya, namun ternyata
masih banyak hati hati baik yang terketuk untuk tetap berbagi.
Sifat kedermawanan yang tulus membuat seseorang yang
mungkin sedang mengalami kesulitan pun tetap ingin membagikan
sedikit hartanya untuk memulihkan kondisi terburuk ini. Dalam
liputan berita “Menguak peran filantropi dalam pendaan kesehatan di
masa Pandemi covid-19” menjelaskkan bahwa filantropi memiliki
peran besar dalam melengkapi kehadiran program pemerintah dalam
penanganan covid-19. Gerakan filantropi ini dijalankan dari berbagai
lembaga baik pemerintah maupun non-pemerintah bergerak untuk
mengumpulkan donasi tanggap covid-19 dengan berbagai metode.
Tidak hanya dana, tetapi masyarakt juga menyumbangkan dalam
bentuk barang seperti Alat Pelindung Diri (APD) berupa masker,
handschoen, hazmat suit, pelindung mata dan barang lainnya.
Filantropi diartikan sebagai sebuah tindakan sukerela yang
memiliki tujuan untuk kemanusiaan. Filantropi akan selalu dikaitkan
dengan rasa kedermawanan seseorang yang memberikan sebagian
apa yang dimilikinya untuk diberikan kepada orang yang mem-
butuhkan agar terjadi perubahan dan keadilan sosial secara struktural
yang berkaitan dengan kemiskinan, hak asasi manusia, pendidikan,

Filantropi Membangun Negeri – 77


kesehatan, gender, lingkungan hidup dan masalah sosial. Filantropi
terdapat banyak jenisnya, mudahnya terbagi menjadi 2 yaitu filan-
tropi tradisional dan filantropi modern.
Filantropi tradisional adalah filantropi yang berbasis Karitas
(Charity) atau belas kasihan yang pada umumnya berbentuk pembe-
rian untuk kepentingan pelayanansosial seperti pemberian para der-
mawan kepada kaum miskin untuk membantu kebutuhan makanan,
pakaian, tempat tinggal, dan lain. Dengan begitu, dapat dilihat bahwa
filantropi tradisional bersifat individual, yang dengan orientasi ini
terkadang para dermawan ini tidak jarang didorong oleh maksud
tertentu untuk menaikkan status dan prestise mereka di mata publik.
Berbeda dengan filantropi tradisional, filantropi modern merupakan
bentuk dari kedermawanan yang dijembatani oleh lembaga atau
sistem.
Kata jembatan disini diartikan sebagai perantara untuk mewu-
judkan upaya pendistribusian sumber daya yang diberikan kepada
orang yang membutuhkan. Dalam hal ini, filantropi modern ber-
subtansi pada orientasi kedermawanannya serta pemenuhan dari per-
ubahan kesenjangan yang terjadi. Berbeda hal dengan filantropi
tradisional yang memiliki kemungkinan kesalahgunaan arti keder-
mawanan.
Menurut Bagas Bimantara Pradana (2022) kondisi ekonomi
pada 2 tahun setelah pandemi terjadi peningkatkan pada akhir tahun
2021 mencapai 3,7% yaitu ketika Indonesia keluar dari gelombang
varian Delta yang cukup parah pada bulan Juli-Agustus momentum
tersebut terbawa hingga triwulan pertama tahun 2022 dengan per-
tumbuhan ekonomi sebesar 5% (yoy) dan menyerap dampak pening-
katan kasus covid terkait varian omicron yang singkat dan tajam.
Sumber pertumbuhan sejak akhir 2021 juga perlahan ber-
pindah dari ekspor dan konsumsi pemerintah ke konsumsi dan inver-
sitas swasta. Sejak Bulan Februari, perang di Ukraina telah meng-
ganggu lingkungan ekonomi global melalui naiknya harga-harga
komoditas dan langkah-langkah untuk mengurangi risiko (de-risking)
78 – Filantropi Membangun Negeri
di pasar keuangan global. Dampak positif dari nilai tukar perda-
gangan (terms of trade) telah menguntungkan Indonesia dalam waktu
dekat melalui penerimaan ekspor dan fiskal yang lebih tinggi. Tetapi
negara ini merasakan tekanan dari kenaikan harga dan pengetatan
keuangan eksternal.
Namun, prosentase di atas belum dapat dikatakan pulih dari
sakitnya. Akan tetapi, perlu diapresiasi untuk awal bangkit setelah
wabah yang cukup merepotkan seluruh negara. Filantropis hadir
untuk saling bahu membahu mengembalikan kondisi perekonomian
seperti semula. Pemerintah mengeluhkan dana pembiayaan kese-
hatan tidak bisa sepenuhnya mengandalkan APBN, upaya yang dila-
kukan dengan penguatan pengelolaan anggaran termasuk filantropi
yang dilakukan.
Plt. Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan RI, Dr.
Dra. Lucia Rizka Andalucia, Apt, M. Pharm, MARS., menyampaikan
bahwa hingga saat penanggulangan covid banyak keterlibatan filan-
tropis dalam pelaksanaan penanggulangan kesehatan. Seperti banyak
filantropis dari dalam maupun luar negeri yang bergabung dalam
program penanggulangan pandemi serta memberikan donasi dalam
penanganan persoalan kesehatan di Indonesia.
Filantropi modern merupakan sebuah upaya dalam mem-
bangun strata sosial yang minim akan kesalahgunaan tujuan yang
suci ini. Filantropi modern diharapkan dapat mendorong perubahan
struktur dan kebijakan agar memihak kepada mereka yang lemah dan
minoritas (bahkan untuk kasus di Indonesia yang lemah dan
mayoritas).
Melalui berbagai inisiatif filantropi, masyarakat dapat meng-
alami peningkatan kualitas hidup dan kesempatan yang lebih baik.
Salah satu caranya ialah dengan memberdayakan masyarakat melalui
filantropi sebagai contoh praktik filantropi modern yang berfokus
pada pemberdayaan masyarakat adalah Program Kampung Sedekah
yang dilakukan oleh Yayasan Sedekah Ngider. Program ini bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai ke-

Filantropi Membangun Negeri – 79


giatan sosial, ekonomi, dan pendidikan. Inisiatif serupa dapat dila-
kukan untuk memperkuat strata sosial masyarakat setempat.
Selain memberdayakan masyarakat, kolaborasi dan Kemitraan
Filantropi juga menjadi alternatif dalam mewujudkan peningkatan
strata sosial masyarakat. Filantropi Indonesia sebagai perkumpulan
organisasi dan individu pegiat filantropi mandiri, bertujuan untuk
memajukan filantropi agar dapat berkontribusi dalam pencapaian
keadilan sosial dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Dalam
hal ini, kolaborasi yang dilakukan antara lembaga filantropi, peme-
rintah, dan masyarakat dapat mempercepat pembangunan strata so-
sial yang lebih baik.
Berikut adalah beberapa contoh praktik filantropi modern
dalam membangun sosial:
1. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM): LSM merupakan orga-
nisasi nirlaba yang bergerak di bidang sosial, lingkungan, dan
hak asasi manusia. LSM dapat melakukan berbagai kegiatan
filantropi modern seperti memberikan bantuan sosial, meng-
adakan program-program pendidikan, dan melakukan advo-
kasi untuk hak-hak masyarakat yang terpinggirkan.
2. Rumah Zakat: Rumah Zakat adalah lembaga filantropi Islam
yang bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat. Rumah
Zakat memberikan bantuan sosial, pendidikan, dan kesehatan
kepada masyarakat yang membutuhkan. Selain itu, Rumah
Zakat juga memberikan pelatihan dan modal usaha bagi
masyarakat yang ingin mandiri secara ekonomi.
3. Filantropi Indonesia: Filantropi Indonesia adalah perkumpulan
organisasi dan individu pegiat filantropi yang bertujuan untuk
memajukan filantropi agar dapat berkontribusi dalam penca-
paian keadilan sosial dan pembangunan berkelanjutan di Indo-
nesia. Filantropi Indonesia menyediakan platform kemitraan
dan kolaborasi bagi pegiat filantropi untuk memberikan dam-
pak yang lebih besar dan luas bagi ekosistem pembangunan
berkelanjutan di Indonesia.
80 – Filantropi Membangun Negeri
4. Lazismu: Lazismu adalah lembaga filantropi Islam yang
bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat. Lazismu
memberikan bantuan sosial, pendidikan, dan kesehatan kepada
masyarakat yang membutuhkan. Selain itu, Lazismu juga
melakukan program-program pengentasan kemiskinan dan
memberikan pelatihan dan modal usaha bagi masyarakat yang
ingin mandiri secara ekonomi
5. Petani Jeruk: Petani Jeruk adalah kelompok masyarakat yang
melakukan kegiatan filantropi modern dengan memberikan
bantuan sosial dan pelatihan kepada masyarakat miskin. Petani
Jeruk juga melakukan program-program pengentasan
kemiskinan dengan memberikan modal usaha bagi masyarakat
yang ingin mandiri secara ekonomi.

Dalam membangun sosial, filantropi modern dapat mem-


berikan kontribusi yang besar dalam mengatasi berbagai masalah
sosial yang ada. Filantropi modern tidak hanya memberikan bantuan
sosial, tetapi juga melakukan program-program pemberdayaan
masyarakat agar masyarakat dapat mandiri secara ekonomi dan
sosial.
Pandemi covid-19 telah menunjukkan pentingnya solidaritas
sosial dalam membangun strata sosial yang kuat. Dukungan dan
partisipasi masyarakat dalam upaya penanganan covid-19, seperti
vaksinasi massal dapat membantu pemerintah dalam mencapai
tujuan bersama memusnahkan virus. Filantropi modern memainkan
peran penting dalam membangun strata sosial masyarakat.
Melalui praktik pemberdayaan masyarakat, kolaborasi dan
kemitraan filantropi, solidaritas sosial, serta kelembagaan filantropi
yang kuat, masyarakat Tangerang dapat mengalami peningkatan
kualitas hidup dan kesempatan yang lebih baik. Dalam konteks
pascapandemi covid-19, filantropi akan menjadi salah satu pen-
dorong utama dalam membangun strata sosial yang lebih baik dan
berkelanjutan.

Filantropi Membangun Negeri – 81


Referensi
▪ Jusuf Chusnan, Filantropi modern untuk pembangunan sosial,
Jurnal Penelitian dan Pengembanngan Kesejahteraan Sosial, Vol.
12, No. 01, 2007:74-80
▪ Ika, Menyelisik Peran Filantropi dalam Pemulihan pandemi
covid-19, Liputan/Berita UGM, 2023
▪ Bastomi Hasan, Kegiatan Filantropi di masa pandemi Peran
Satgas NU dalam Menganggulangi Dampak Covis-19 di
Indonesia, Jurnal Muslim Heritage, Vol. 7, No. 1, 2022

82 – Filantropi Membangun Negeri


FILANTROPI YANG TIDAK PERNAH TERKIKIS
OLEH PERKEMBANGAN ERA DIGITAL
Oleh: Widyawati Hermawan
(Universitas Islam Syekh Yusuf Kota Tangerang)

Mungkin bagi sebagian orang masih asing dengan kata


Filantropi. Kata Filantropi berasal dari bahasa Yunani yaitu “Philos”
dan “Anthropos” yang artinya cinta kasih terhadap sesama. Kata
Filantropi ini sering diartikan dengan berbagi sumber daya pribadi
untuk kepentingan pribadi dan kemaslahatan bersama. Filantropi bisa
juga diartikan dengan aktifitas sukarela yang dilakukan secara ter-
organisir karena didorong oleh cinta kasih kepada sesama untuk
mengatasi masalah sosial.
Di era persaingan ketat di segala bidang ini, banyak sekali tan-
tangan transformasi baru. Meski begitu tidak pernah megikis culture
berbagi atau aksi kemanusiaan, bahkan banyak sekali yang meman-
faatkan kemajuan teknologi untuk memicu aksi sebuah kemanusiaan,
seperti contoh halnya banyak pengumpulan dana kemanusiaan untuk
bantuan sosial di berbagai platform digital. Akhir-akhir ini filantropi
sudah masuk ke ranah digital, mungkin saat ini gerakan filantropi di
Indonesia juga sudah menjamur. Pasti kalian sudah tidak asing lagi
saat melintas di perjalanan banyak sekali menemukan spanduk-
spanduk Gerakan filantropi. Baik itu di bidang keagamaan, sosial,
lingkungan dan bahkan bidang politik.

Tantangan Filantropi Era Digital


Di era digital ini banyak sekali arus informasi yang dengan
gampang sekali tersebar luas di setiap detiknya, bahkan bisa berubah
disetiap menitnya. Sudah tidak heran pastinya arus digital itu sangat-
lah kuat untuk menggali dan mencari tahu tentang berbagai macam
informasi yang sedang trending, misalnya banyak sekali akun sosial
media yang mengupload berita terkini di setiap menitnya. Apalagi di

Filantropi Membangun Negeri – 83


arus kuatnya informasi saat ini dunia filantropi saling berlomba-
lomba untuk berbuat kebaikan mereka.
Namun sayangnya, semakin maraknya gerakan filantropi digi-
tal, maka semakin sulit untuk menemukan lembaga-lembaga yang
benar-benar terpecaya. Dan banyak juga gerakan-gerakan bodong di
lingkungan masyarakat sehingga Masyarakat lebih berhati-hati juga
dalam memilih lembaga sukarelawan tersebut.
Tantangan filantropi di Indonesia saat ini ada pada sisi penya-
luran, aspek penyaluran perlu diperkuat lagi untuk menguatkan
program-program yang secara substansif tepat pada sasaran yang
akan disalurkan. Kemudian Lembaga filantropi yang resmi harus
bisa menjaga kepercayaan dengan berbagai kerja lapangan, maka
pertumbuhan zakat akan terus menerus meningkat. Dan dengan ber-
bagi kepada Masyarakat tentu sangat bisa mendongkrak dan menjaga
kestabilan ekonomi.
Salah satu strategi yang sangat penting dilakukan pada era
digital ini adalah memanfaatkan sebaik-baiknya kemajuan teknologi
digital secara penuh. Di era digital, peran teknologi digital sangatlah
penting. Apalagi ekspansi di media sosial juga harus lebih diperkuat.
Sebab di media sosial itulah bisa dilakukan dengan berbagai hal
seperti sosialisasi, kampanye dan intervensi program. Karena sudah
seharusnya Lembaga filantropi itu memanfaatkan saluran yang ada.
Di zaman sekarang pun banyak sekali lembaga filantropi yang
sedang viral karena penyalahgunaan hasil penghimpunan dana untuk
memperkaya jajaran pimpinan. Seharusnya, lembaga filantropi bisa
memanfaatkan era digital sebagai wadah yang tranparan untuk mem-
bangun kepercayaan terhadap masyarakat di hadapan publik. Tan-
tangan berikutnya pun Gerakan Filantropi ini harus diperkuat lagi
sumber daya manusianya yang sangat paham tentang perubahan di
era dunia digital. Setidaknya memahami tentang alat-alat digital dan
teknologi yang saat ini sudah banyak berkembang dan terupdate
yang bisa menunjang kinerja dari gerakan filantropi tersebut.

84 – Filantropi Membangun Negeri


Memang sangat tidak mudah tetapi perlahan-lahan pasti akan
bisa dilaksanakan asalkan semua Lembaga fokus untuk melakukan
suatu transformasi akan perubahan digital tersebut. Tujuannya agar
memudahkan para Masyarakat untuk mengetahui informasi tentang
Lembaga filantropi dengan sangat mudah melalui digital.

Kode Etik Filantropi Era Digital


Di era digital ini perolehan donasi digital meningkat. Akan
tetapi ada beberapa kode etika dalam filantropi yang justru selalu
dikesampingkan oleh penggalang bantuan demi mendapatkan du-
kungan atau support besar dari kalangan Masyarakat publik. Misal-
nya banyak sekali di temukan kampanye fundraising yang dengan
semangat membuat permusuhan terhadap agama, suku dan etnis ter-
tentu. Contohnya di era digital ini Terkadang banyak sekali penggu-
naan video atau gambar untuk mengeksploitasi kesedihan dan pende-
ritaan korban, frekuensi, intensitas kampanye serta tawaran donasi
yang menimbulkan ketidaknyamanan para calon donatur.
Kemudian pegiat lapangan di era digital ini banyak sekali yang
minim pengetahuan tentang code of conduct, sphere project, pe-
doman akuntabilitas, serta bantuan kemanusiaan. Yang mana jadinya
lembaga kurang memperhatikan rolling petugas, dan pegawai
lapangan harus mempunyai etika untuk mengatur kondisi emosi-
onalnya.
Beberapa persoalan kode etika yang terjadi pada kegiatan
filantropi, yaitu adanya prinsip-prinsip dalam kode etik yang mana
pengelolaan sumbangan masyarakat di media massa melakukan
penggalangan dana dan penyaluran sumbangan untuk masyarakat.
Seperti kesukarelaan di mana masyarakat dengan dilandasi ke-
ikhlasan tanpa paksaan/ancaman dan iming-iming tertentu. Kemu-
dian transparansi dan akuntabilitas para pengelola sumbangan mas-
yarakat di media massa menggalang, mengelola dan menyalurkan
dengan mengedepankan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Serta
adanya komitmen organisasi bijaksana dan tegas, yang bisa menem-

Filantropi Membangun Negeri – 85


patkan anggota nya dalam jumlah dan kapasitas yang memadai untuk
mengelola jalannya kegiatan tersebut.

Mengatasi Persoalan Kode Etik Di Era Digital


Untuk mengatasi berbagai persoalan tantangan dan etika di
dunia filantropi ini, kita sebagai Masyarakat harus lebih pandai lagi
untuk menggunakan teknologi berbasis digital ini yang mana dengan
gampang dan cepat tersebar luas hanya dalam beberapa menit saja.
Dan untuk upaya tantangan dan penegakan kode etik, lembaga filan-
tropi harus pandai bersosialisasi dan memberi informasi update ten-
tang filantropi yang sangat cepat berkembang di era digital ini, serta
memberikan edukasi terhadap masyarakat publik tentang mengelola
transaksi digital, kemudian adanya partisipasi dari masyarakat untuk
ikut mengawal akuntabilitas dan transparansi setiap isu yang ada
pada donasi publik yang terjadi baik secara analog maupun digital.
Lalu, lembaga dan pengelola transaksi donasi wajib menye-
diakan hotline pengaduan bagi ditemukannya kasus dalam penye-
lenggaraan transaksi digital. Dan harus menegakan sanski, untuk
memastikan kode etik yang disusun oleh Lembaga filantropi, yang
didukung oleh pihak-pihak berwajib, agar memiliki daya tekan da-
lam menerapkan sanksi.
Untuk melakukan fundraising melalui media digital ini kita
harus berkolaborasi terlebih dahulu dengan crowdfunding untuk
membangun konten yang relate dan menyentuh, adanya optimasi-
optimasi di media sosial seperti melalui digital ads, website, email
marketing, whatsapp group, instagram, twitter, dan lain-lain. Serta
berkolaborasi dengan public figure, influencer atau komunitas-
komunitas.

86 – Filantropi Membangun Negeri


Kemudian bagaimana tips melakukan fundraising melalui
media digital tanpa menggangu kenyamanan para calon donatur,
yaitu dengan memuat konten yang tidak mengandung ujaran keben-
cian dan disturbing picture, kemudian membuat identitas penggalang
terverifikasi agar masyarakat percaya bahwa akun tersebut sudah
aman terverifikasi, kemudian menerapkan strategi retention dan
deveploment donor, kemudian memberi kemudahan dalam berdonasi
atau melakukan pembayaran serta adanya transparansi dana.

Filantropi Membangun Negeri – 87


PENGARUH FILANTROPI BAGI
PERKEMBANGAN ZAMAN
Oleh: Muhamad Ridwan Pratama
(Universtas Sultan Ageng Tirtayasa)

Perkembangan zaman adalah hal yang tidak bisa kita hindari.


Dewasa ini, zaman semakin berkembang dengan pesat, lebih cepat
jika dibandingkan dengan beberapa dekade sebelumnya. Adapun
yang dimaksud perkembangan zaman dalam konteks ini adalah ilmu
pengetahuan dan teknologi. Kita bisa melihat betapa cepatnya
perkembangan sains dan teknologi dalam lima belas tahun terakhir,
contohnya, yang terjadi di Indonesia seperti pemerataan sinyal dan
jaringan internet, penggunaan gadget yang sangat umum, kendaraann
listrik, energi terbarukan (solar panel) yang semakin banyak muncul
ditengah masyarakat, dan lainnya. Adapun semua perkembangan ini
tidak lepas dari peran para peneliti dan tenaga ahli yang telah
menuangkan isi pikiran dan menunjukan kecakapan intelektual
mereka untuk mengembangkan inovasi-inovasi yang lebih hebat dari
sebelumnya.
Semua inovasi yang telah dikembangkan tentu saja memiliki
proses pengembangannya masing-masing. Bisa jadi sebuah inovasi
dimulai karena ada isu-isu yang sedang ramai di masyarakat yang
perlu dituntaskan, ataupun ide-ide gila dan rasa penasaran yang
muncul dibenak para cendekiawan. Tentu saja ide-ide ini tidak
langsung bisa menjadi barang atau sesuatu yang mengembangkan,
melainkan melalui beberapa tahap penelitian dan pembuatan. Untuk
bisa merealisasikan ide-ide ini menjadi inovasi nyata diperlukan
biaya, waktu, tenaga, dan pikiran. Setiap inventor pastilah memiliki
semangat dalam mengembangkan ide mereka agar bisa menjadi
nyata, namun banyak dari proses pengembangan ini yang terhambat,
khususnya dibagian pembiayaan. Seperti yang kita ketahui, untuk
membuat produk dibutuhkan perencanaan yang matang supaya pro-

88 – Filantropi Membangun Negeri


duk yang kita hasilkan dapat diterima dengan baik di pasar atau di
masyarakat. Pengujian-pengujian yang dilakukan untuk menyempur-
nakan produk sering kali membuat pembiayaan riset menjadi besar
dan menyulitkan bagi peneliti independen (masyarakat biasa, pelajar,
mahasiswa).
Di sini lah filantropi berperan besar sebagai salah satu sumber
research funding (dana penelitian). Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), filantropi adalah “cinta kasih (kedermawanan dan
sebagainya) kepada sesama”, sedangkan dermawan sendiri adalah
“kebaikan hati terhadap sesama manusia; kemuarahan hati”. Melan-
sir dari situs filantropi.or.id, secara umum, filantropi didefinisikan
sebagai aktivitas berbagi dukungan dan sumber daya dengan sukarela
yang dilakukan secara terorganisir karena didorong cinta kasih ke-
pada sesama untuk mengatasi masalah sosial kemanusiaan serta me-
majukan kepentingan umum. Kata ‘filantropi’ juga sering diartikan
sebagai berbagi sumber daya pribadi untuk kepentingan dan kemas-
lahatan bersama (sharing private resources for public benefit). Ben-
tuk sumber dayanya bisa berupa uang, barang, ide atau pemikiran,
tenaga, dan jaringan. Di Indonesia, kegiatan filantropi ini telah dila-
kukan sejak dulu melalui konsep gotong royong dan tolong meno-
long dalam membantu sesama.

Kenapa Filantropi Sebagai Sumber Dana Penelitian?


Melansir dari KSI-I (Knowledge Sector Initiative Indonesia),
di Indonesia 80% pendanaan penelitian berasal dari dana pemerintah.
Sektor swasta menyumbang 20%. Sementara di negara lain, sektor
swasta menyumbang persentase pendanaan penelitian yang jauh
lebih besar. Terbatasnya dana dari pemerintah turut membuat Indo-
nesia tertinggal dalam hal ilmu pengetahuan maupun teknologi.
Berdasarkan data Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan
Inovasi (Kemenristek/BRIN), rasio anggaran riset terhadap Produk
Domestik Bruto (PDB) atau Gross Expenditure on Research and
Development (GERD) masih minim. Angkanya baru mencapai 0,3

Filantropi Membangun Negeri – 89


persen pada 2018, jauh lebih rendah dari Korea Selatan (3,4 persen),
Singapura (2,5 persen) dan Malaysia (1 persen). Pola pikir yang
masih birokratis juga membuat kebijakan dan perencanaan penda-
naan penelitian menjadi kaku. Pendanaan riset pun belum berbasis
misi nasional (mission-based) melainkan masih berbasis institusional
(Vania, 2020).
Hal ini tentunya sangat disayangkan, melihat potensi Indo-
nesia untuk menjadi negara maju sangatlah tinggi. Menurut data
Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru, jumlah penduduk di Indonesia
kini telah mencapai sebanyak 278,69 juta jiwa pada pertengahan
2023. Berdasarkan data PDDikti, perguruan tinggi di Indonesia saat
ini ada di angka 4.523 dengan 31.399 program studi. Dari angka
yang diketahui dari data diatas, sangatlah disayangkan apabila inves-
tasi dibidang riset masih diangka yang sangat rendah.
Kegiatan filantropi menyediakan solusi terhadap dana pene-
litian yang terbatas, karena ini dapat membantu jalannya proses pe-
nelitian terlepas dari dana penelitian pemerintah yang terbatas. Hasil
survei yang dilakukan oleh PIRAC (Public Interest Research and
Advocacy Center) terhadap 28 lembaga filantropi sepanjang bulan
April–Juli 2016 menemukan bahwa masing-masing lembaga telah
menyumbang hampir Rp 1 miliar kepada lembaga pendidikan dan
penelitian untuk melaksanakan berbagai program penelitian. Temuan
dari PIRAC juga menyebutkan bahwa dana potensial dari filantropi
dapat mencapai hingga Rp 1 triliun per tahun (Knowledge Sector
Initiative Indonesia, 2016).
Kegiatan filantropi yang dilakukan berbagai Lembaga dan
Yayasan juga bisa menjadi penggerak bagi Lembaga atau Yayasan
lain untuk bisa mendukung program penelitian di Indonesia lebih
lanjut. Dengan adanya sumbangan dana penelitian dari Lembaga dan
Yayasan juga bisa mebawa pengaruh bahwa penelitian itu penting
demi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sebuah negara.
Apabila semakin banyak yang ikut dalam kegiatan filantropi dana
penelitian ini, diharapkan program penelitian dan riset akan semakin
90 – Filantropi Membangun Negeri
umum di Indonesia, dan memajukan Indonesia agar tidak tertinggal
dari negara-negara lain.

Bagaimana Dampak Sosialnya


Seringkali penelitian dilakukan untuk menyelesaikan masalah
yang berada ditengah masyarakat, contohnya penelitian di bidang
medis seperti obat dan vaksin. Untuk setiap target yang dicapai da-
lam penelitian haruslah memiliki dampak sosial yang positif. Khu-
susnya di Indonesia, yang mana penelitian lebih banyak didanai oleh
pemerintah, pemerintah haruslah mengevaluasi nilai yang dihasilkan
dari penelitian dan juga dampak sosialnya. Meskipun tidak semua
penelitian memiliki dampak yang besar bagi sosial dan hanya ber-
nilai akademik, namun apabila nilai-nilai akademik tersebut dikem-
bangkan lebih lanjut, akan kita temukan hubungan dan fungsinya
pada kehidupan sosial.
Adapun berdirinya Lembaga-lembaga penelitian di Indonesia
seperti BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), dan AIPI
(Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesisa). Lembaga-lembaga ini me-
rupakan dampak dari hubungan antara masyarakat dengan ilmu
peng-etahuan. Tujuan utama didirikannya Lembaga-lembaga ini
adalah sebagai wadah para ilmuan di Indonesia, pusat penelitian dan
inovasi di Indonesia, serta instrumen pendukung perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di Indonesia. Ada pula DIPI (Dana Ilmu
Pengetahuan Indonesia), yaitu lembaga otonom di bawah naungan
AIPI, DIPI menyediakan pendanaan penelitian berkelanjutan untuk
mempromosikan budaya keunggulan ilmiah. DIPI juga menyediakan
dana penelitian ilmiah independent bagi peneliti yang menunjukkan
bukti manfaat dan potensi ilmiah yang kuat dan patut dicontoh. DIPI,
secara kompetitif, akan secara langsung menyediakan dana bagi para
ilmuwan untuk penelitian kelas dunia. DIPI mendukung peningkatan
karir ilmuwan Indonesia dan menyediakan fasilitas penelitian nasi-
onal yang berkualitas.

Filantropi Membangun Negeri – 91


Pengaruh Perkembangan Zaman Bagi Filantropi
Filantropi juga ikut berkembang seiring dengan perkembangan
zaman. Jika sebelumnya masyarakat umum melakukan aksi filantropi
lebih banyak dalam bentuk sumbangan, sekarang masyarakat bisa
ikut untuk melakukan aksi sukarela seperti membersihkan sampai di
sungai, dan aksi kemanusiaan lainnya. Hal ini dikarenakan kemajuan
teknologi yang cepat yang membuat proses pertukaran informasi
menjadi sangat mudah, dan akses bagi masyarakat umum tentang
masalah-masalah yang terjadi di lingkungan menjadi semakin dike-
tahui. Hal ini, seiringan dengan rasa kemanusiaan pada tiap-tiap
manusia membuat aksi filantropi menjadi semakin umum dilakukan,
dan tidak hanya dalam bentuk materi, namun juga dalam bentuk
usaha.
Dewasa ini, filantropi amal yang dilakukan masyarakat sering
dilakukan secara daring melalui platform atau website yang menye-
diakan dan menyalurkan. Dengan mudahnya akses internet dan in-
formasi, semakin mudah bagi masyarakat umum untuk berpartisipasi
dalam kegiatan filantropi dalam satu sentuhan jari. Cepatnya penye-
baran informasi juga berperan penting dalam memberikan penge-
tahuan tentang isu-isu lingkungan atau masyarakat yang sedang
terjadi.

Kesimpulan
Filantropi adalah kegiatan berbagi dukungan dan sumber daya
kepada sesama secara sukarela untuk menyelesaikan masalah sosial
kemanusiaan dan memajukan kepentingan umum. Salah satu peran
filantropi dalam perkembangan zaman adalah sebagai salah satu
sumber pendanaan penelitian sosial dan ilmiah. Di Indonesia, 80%
sumber pendanaan penelitian berasal dari pemerintah, ditambah
anggaran yang diberikan untuk riset masih sangat sedikit, membuat
kemajuan iptek di Indonesia menjadi tertinggal dibanding negara-
negara lain. Padahal, Indonesia memiliki peluang untuk bisa menjadi
negara maju, dengan pendayagunaan dan pengembangan SDM yang
92 – Filantropi Membangun Negeri
baik, Indonesia bisa menjadi salah satu negara pemimpin dunia di
masa depan. Dengan adanya filantropi sebagai sumber dana pene-
litian, dapat mengisi ruang kosong yang diakibatkan sedikitnya
investasi riset oleh pemerintah. Seiringan dengan perencanaan dan
pendanaan yang baik, penelitian di Indonesia dapat berkembang
untuk menyaingi negara-negara lain dan dapat memajukan Indonesia
sebagai bangsa dan negara yang kuat.
Penelitian memajukan pengetahuan sebuah peradaban. Penge-
tahuan yang baru ini juga membawa perubahan zaman. Zaman
modern ini memberikan banyak perubahan baik secara sosial dan
ilmiah. Salah satu yang paling berpengaruh adalah kemunculan
internet. Internet, menghubungkan semua orang diseluruh dunia dan
memungkinkan terjadinya pertukaran informasi secara instan yang
tidak terhalang oleh jarak. Penyebaran informasi yang pesat dan
cepat ini juga memiliki dampak pada kegiatan filantropi, jika sebe-
lumnya masayarakat umum melakukan aksi filantropi hanya di
sekitar tempat tinggalnya, sekarang masyarakat bisa mengetahui isu-
isu yang terjadi di daerah lain dan bisa ikut berpartisipasi dalam
membantu menyelesaikan masalah tersebut. Informasi terhadap isu-
isu masyarakat atau lingkungan dapat menjadi pengaruh bagi masya-
rakat umum yang menumbuhkan simpati untuk membantu sesama.
Hal-hal inilah yang bersifat positf dari perkembangan zaman, jika
semakin banyak orang yang bersimpati dan ikut berpartisipasi dalam
aksi filantropi, maka masyarakat akan menjadi semakin peduli bagi
sesama.

Referensi
▪ Knowledge Sector Initiative Indonesia. (2016, 09 22). Peran
Filantropi Semakin Besar dalam Mendukung Penelitian di
Indonesia. Retrieved from www.ksi-indonesia.org: https://www.
ksi-indonesia.org/id/wawasan/detail/510-peran-filantropi-semakin
-besar-dalam-mendukung-penelitian-di-indonesia

Filantropi Membangun Negeri – 93


▪ Vania, H. F. (2020, 11 26). Indonesia Belum Memandang Riset
Sebagai Investasi. (www.ksi-indonesia.org) Retrieved from
www.ksi-indonesia.org: https://www.ksi-indonesia.org/en/wawasa
n/detail/2251-indonesia-belum-memandang-riset-sebagai-investa
si

94 – Filantropi Membangun Negeri


PERAN DAN PROSES FILANTROPI DALAM
PEMBANGUNAN SOSIAL
Oleh: Ghina Fairuz Azhaar
(UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Filantropi adalah suatu bentuk kegiatan sosial yang melibatkan


pemberian waktu, uang, atau sumber daya lainnya untuk tujuan ke-
manusiaan atau pembangunan sosial. Peran dan proses filantropi
dalam pembangunan sosial telah menjadi topik penting dalam ber-
bagai konteks global. Filantropi dapat menjadi kekuatan positif yang
sangat berpengaruh dalam mendorong perubahan sosial yang ber-
kelanjutan. Pentingnya filantropi dalam pembangunan sosial tidak
dapat diabaikan, mengingat dampak positifnya dalam berbagai aspek
kehidupan masyarakat.
Salah satu peran utama filantropi dalam pembangunan sosial
adalah sebagai sumber dana yang signifikan. Organisasi filantropi,
yayasan, individu kaya, dan perusahaan besar seringkali menyedi-
akan dana yang sangat dibutuhkan untuk proyek-proyek pembang-
unan sosial. Hal ini dapat menciptakan solusi-solusi baru untuk
masalah-masalah sosial yang persisten sehingga meningkatkan par-
tisipasi masyarakat dalam pembangunan sosial.
Identifikasi Masalah: Proses dimulai dengan mengidentifikasi
masalah sosial yang memerlukan perhatian. Ini bisa berupa masalah
seperti kemiskinan, ketidaksetaraan, akses terbatas ke pendidikan,
dan masalah-masalah serupa. perencanaan dan desain program. Sete-
lah masalah diidentifikasi, organisasi filantropi atau individu donor
akan merencanakan program atau proyek yang akan mereka dukung.
Ini melibatkan pengembangan strategi, tujuan, dan metode
untuk mengatasi masalah tersebut. Yang pertama kontribusi positif:
Filantropi adalah salah satu cara yang kuat untuk memberikan kon-
tribusi positif terhadap pembangunan sosial. Melalui sumbangan dan
dukungan finansial dari individu, keluarga, perusahaan, atau ya-

Filantropi Membangun Negeri – 95


yasan, banyak inisiatif pembangunan sosial dapat mendapatkan dana
yang sangat dibutuhkan untuk melanjutkan misi mereka. Ini
termasuk proyek-proyek seperti pendidikan, kesehatan, pengentasan
kemiskinan, dan perlindungan lingkungan.
Kedua, Inovasi Sosial: Proses filantropi juga dapat mendorong
inovasi sosial. Ketika para filantropis mencari solusi untuk masalah
sosial, mereka seringkali melibatkan berbagai pihak dalam mencipta-
kan ide-ide baru dan pendekatan yang lebih efektif. Ini dapat memicu
transformasi dalam cara kita memahami dan mengatasi masalah
sosial.
Menurut data dari Global Philanthropy Report 2021, total
sumbangan filantropi global mencapai triliunan dolar setiap tahun-
nya. Hal ini mencerminkan peran penting filantropi dalam mendu-
kung berbagai inisiatif pembangunan sosial di seluruh dunia. Pen-
dapat dari berbagai pakar dalam bidang filantropi menunjukkan
bahwa filantropi bukan hanya tentang memberikan uang, tetapi juga
tentang memahami akar masalah sosial dan menciptakan solusi ber-
kelanjutan. Mereka berpendapat bahwa peran filantropi dalam pem-
bangunan sosial harus melibatkan pendekatan berkelanjutan yang
mempromosikan perubahan struktural.
Dengan demikian, filantropi tidak hanya menjadi alat untuk
merespons krisis sosial, tetapi juga alat untuk menciptakan per-
ubahan sosial jangka panjang yang lebih besar. Filantropi dapat men-
jadi katalisator untuk membangun masyarakat yang lebih adil, ber-
kelanjutan, dan inklusif.
Masalah sosial merupakan salah satu tantangan utama yang
dihadapi oleh masyarakat di seluruh dunia. Ini mencakup berbagai
permasalahan, seperti kemiskinan, ketidaksetaraan, akses terbatas ke
pendidikan, kesehatan yang buruk, dan isu-isu lingkungan. Untuk
mencari pemahaman yang lebih dalam tentang masalah-masalah ini
dan cara-cara untuk mengatasinya, kami melakukan sejumlah wa-
wancara dengan berbagai pihak yang berpengaruh dalam dunia filan-
tropi, pembangunan sosial, dan penyelesaian masalah sosial. Filan-
96 – Filantropi Membangun Negeri
tropi memiliki peran yang signifikan dalam pembangunan sosial
dengan memainkan peran sebagai pemberi kontribusi kunci dalam
upaya memperbaiki kondisi masyarakat.
Peran utamanya adalah memberikan dukungan finansial yang
vital untuk berbagai inisiatif pembangunan, seperti pendidikan, kese-
hatan, pengentasan kemiskinan, dan perlindungan lingkungan. Proses
filantropi dimulai dari kesadaran individu, keluarga, perusahaan, atau
yayasan atas tanggung jawab sosial mereka terhadap komunitas yang
lebih luas. Kemudian, melalui sumbangan finansial, mereka mendu-
kung proyek-proyek ini. Namun, filantropi bukan hanya tentang
memberikan uang. Ini juga melibatkan pengembangan inovasi sosial,
kolaborasi dengan pihak lain, dan terlibat dalam pemecahan masalah
yang kompleks.
Meskipun filantropi dapat memberikan manfaat besar, perlu
diperhatikan potensi ketidakseimbangan dalam alokasi sumber daya
dan perlunya transparansi serta akuntabilitas agar upaya filantropi
benar-benar berkontribusi positif terhadap pembangunan sosial yang
berkelanjutan.
Dengan menggabungkan elemen-elemen ini, filantropi dapat
menjadi alat yang efektif dalam menciptakan perubahan positif
dalam masyarakat. Selain itu, peran filantropi dalam pembangunan
sosial juga melibatkan upaya memecahkan masalah yang sulit dan
kompleks yang seringkali sulit diatasi oleh sektor pemerintah atau
bisnis secara mandiri. Filantropis sering memiliki fleksibilitas yang
lebih besar untuk mengeksplorasi solusi inovatif dan menciptakan
perubahan yang dibutuhkan dalam masyarakat. Mereka bisa menjadi
katalisator untuk menggerakkan perubahan sosial dengan lebih cepat.
Proses filantropi juga dapat menginspirasi dan memotivasi
orang lain untuk terlibat dalam aksi sosial. Ketika masyarakat me-
lihat individu atau organisasi yang sukses dalam membangun dan
memperbaiki masyarakat, ini dapat mendorong partisipasi lebih
lanjut dalam upaya pembangunan sosial. Ini menciptakan efek
domino yang positif dalam masyarakat.

Filantropi Membangun Negeri – 97


Namun, penting untuk diingat bahwa filantropi tidak boleh
digunakan sebagai pengganti peran pemerintah dalam memenuhi
kebutuhan dasar masyarakat. Sebaliknya, filantropi harus dilihat
sebagai mitra dalam pembangunan sosial, bekerja bersama peme-
rintah, sektor swasta, dan organisasi nirlaba untuk mencapai hasil
yang lebih baik. Kolaborasi ini dapat memaksimalkan dampak positif
filantropi dalam masyarakat. Secara keseluruhan, filantropi memain-
kan peran penting dalam pembangunan sosial dengan memberikan
dukungan finansial, inovasi, kolaborasi, dan motivasi untuk men-
ciptakan perubahan positif.
Untuk memastikan efektivitasnya, penting untuk menjalankan
proses filantropi dengan transparansi, akuntabilitas, dan kesadaran
akan tanggung jawab sosial yang melekat pada peran filantropis.
Dengan cara ini, filantropi dapat menjadi kekuatan positif dalam
mewujudkan perubahan yang berkelanjutan dan inklusif dalam
masyarakat.
Adapun solusinya untuk mengatasi masalah ini, diperlukan
tindakan yang berkelanjutan dan terarah. Berikut adalah beberapa
solusi yang dapat diambil: Pertama ialah pendidikan penting untuk
meningkatkan akses dan mutu pendidikan bagi anak-anak di komu-
nitas miskin. Melalui filantropi, yayasan dan individu dapat mem-
berikan dana untuk membangun sekolah, memberikan beasiswa, dan
mengembangkan program pembelajaran yang inovatif. Kedua ialah
dalam mengatasi perubahan iklim dan kerusakan lingkungan, perlu
ada investasi dalam energi terbarukan, program pelestarian ling-
kungan, dan kampanye kesadaran lingkungan. Filantropi dapat men-
dukung penelitian dan inovasi dalam teknologi hijau.
Ketiga ialah untuk meningkatkan hasil pertanian, diperlukan
pendekatan pertanian yang berkelanjutan dan akses terhadap tekno-
logi modern. Filantropi dapat mengembangkan program pelatihan
bagi petani lokal, memfasilitasi pengadaan peralatan pertanian yang
lebih efisien, dan mendukung praktik-praktik pertanian yang ramah
lingkungan.
98 – Filantropi Membangun Negeri
Konklusi penting untuk melibatkan masyarakat setempat dan
pihak-pihak terkait dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek.
Filantropi dapat menjadi penggerak utama dalam upaya menciptakan
perubahan sosial yang berkelanjutan dan berdampak positif dalam
masyarakat. Dengan kolaborasi antara organisasi filantropi, pemerin-
tah, dan masyarakat, kita dapat bersama-sama menghadapi masalah-
masalah sosial yang kompleks dan menciptakan masa depan yang
lebih baik untuk semua orang.

Referensi
▪ "Seni Memberi: Ketika Jiwa Bertemu Rencana Bisnis" oleh
Charles Bronfman dan Jeffrey Solomon.
▪ "Para Pemberi: Kekuasaan, Kekayaan, dan Filantropi di Era
Baru" oleh David Callahan.
▪ "Jalan Menuju Karakter" oleh David Brooks.
▪ "Memberi dengan Bijak: Mengapa Filantropi Gagal dalam
Demokrasi dan Bagaimana Membuatnya Lebih Baik" oleh Rob
Reich.
▪ "Kekuatan Memberi: Bagaimana Memberi Kembali Memperkaya
Kita Semua" oleh Azim Jamal dan Harvey McKinnon.
▪ "Yayasan: Rahasia Besar Amerika; Bagaimana Kekayaan Pribadi
Mengubah Dunia" oleh Joel L. Fleishman.

Filantropi Membangun Negeri – 99


KEDERMAWANAN GENERASI MILENIAL YANG
DIMANFAATKAN OLEH MANUSIA GEROBAK
Oleh: Annisa Dwi Agustine
(Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang)

Baru-baru ini marak sekali manusia gerobak di pinggiran Jl.


TMP. Taruna sampai dengan SMKN 2 Kota Tangerang, biasanya
mereka berkumpul dijalan tersebut setiap hari jumat pagi hingga
malam hari, untuk bisa mendapatkan kedermawanan masyarakat
yang berada di Kota Tangerang, hal tersebut merisihkan pengendara
bermotor dan mobil, karena hal tersebut membuat jalan menjadi
macet total.
Manusia gerobak adalah orang yang sebagian memiliki usaha
dirumahnya masing-masing, dan ia rela meliburkan usahanya setiap
hari jumat, agar bisa menjadi manusia gerobak dan mendapatkan
penghasilan lebih besar dari pada pendapatan usahanya perhari.
Dilansir dari Suarajakarta.id bahwa pendapatan manusia gerobak
mencapai Rp. 200.000,-/hari sampai dengan Rp. 300.000,-/hari, yang
membuat hal tersebut menjadi menarik untuk di ikuti oleh orang lain
sebagai manusia gerobak.
Manusia gerobak biasanya membawa anak yang ditempatkan
di tumpukan kardus di dalam gerobak. Manusia gerobak ditemui di
kota-kota besar, salah satunya Kota Tangerang. Manusia gerobak me-
rupakan orang-orang yang selalu berpindah-pindah tempat dengan
membawa gerobaknya, dan dipergunakan untuk mengangkut hasil
memulungnya serta digunakan untuk tidur. Manusia gerobak mem-
bawa seluruh anggota keluarganya di dalam gerobak dan hidup di
dalamnya.
Hidup sebagai manusia gerobak mengharuskan mereka untuk
memiliki suatu lokasi tertentu sebagai tempat tinggal meskipun
hanya untuk sementara dan diharuskan untuk berpindah untuk ke-
esokan harinya. Dengan kapasitas yang dimiliki, mereka akan me-

100 – Filantropi Membangun Negeri


nentukan lokasi dengan mengidentifikasi ruang dan mempertim-
bangkan situasi serta peluang ancaman. Lokasi tempat tinggal harus
dapat digunakan untuk memarkirkan gerobak dan menggelar alas
tidur. Lokasi tinggal manusia gerobak meliputi emperan pertokoan,
kolong jembatan, stasiun, taman kota dan pasar.
Manusia gerobak ada di beberapa titik di Kota Tangerang
yang sering ditemukan, diantaranya, dekat kantor Dinas Kesehatan
Kota Tangerang, Jl. TMP Taruna, dan Jl. Palem Raya, Karawaci
Kota Tangerang, kebanyakan dari mereka memiliki tugas/perannya
masing-masing, yang di mana suami berperan sebagai pemulung
yang mencari rongsokan, sedangkan sang istri duduk di bahu jalan
dengan membawa anaknya, baik itu masih balita atau yang sudah
batita.
Salah satu contoh mengambil dari lansiran media Hops.id,
yang memberitakan seorang perempuan yang bernama ibu Nina
Marlina (50th) ia adalah seorang yang melakoni pekerjaan sebagai
ART (Asisten Rumah Tangga) hingga berdagang setiap harinya, tapi
setiap hari jumat ia menjadi manusia gerobak dengan penghasilan
sebesar Rp. 200.000,-/hari.
Karena banyaknya manusia gerobak yang beredar di beberapa
titik membuat masyarakat terutama para generasi millennial menjadi
empati kepada mereka, sehingga mereka memberikan sedikit rezeki
nya. Tetapi justru dari empati para anak muda ini dimanfaatkan oleh
manusia gerobak untuk dijadikan keuntungan pribadi, dari penda-
patannya perhari kalau diakumulasikan sampai sebulan bisa men-
capai gaji UMR karyawan. Mereka pun mempunyai taktik untuk
bisa mempertahankan hidupnya, seperti membawa anak balita agar
masyarakat menjadi iba kepada mereka sehingga memberikan ban-
tuan berbentuk apapun.
Pada pandemi Covid-19 kemarin pun sangat meningkatnya
manusia gerobak, bagi mereka wabah besar seperti itu akan banyak
masyarakat yang memberikan bantuan. Ditambah banyak perusa-
haan yang PHK karyawan secara besar-besaran, dampak ini pun bisa

Filantropi Membangun Negeri – 101


merubah sikap dan pola pikir sehingga yang mulanya menjadi kar-
yawan kemudian terkena PHK beralih profesi menjadi manusia
gerobak, hal tersebut membandingkan pendapatan dari karyawan
swasta dengan menjadi manusia gerobak cukup lumayan untuk
menghidupi kehidupannya sehari-hari.
Manusia gerobak seringkali dijadikan objek para Gen Z atau
relawan untuk diselenggarakan nya galangan dana, baik individu
ataupun kelompok. Karena zaman yang sudah maju pesat pengga-
langan dana bisa dilakukan melalui platform digital seperti media
sosial Instagram, Tiktok, maupun status WhatsApp. Kegiatan tersebut
sudah banyak dilakukan oleh para generasi anak muda saat ini,
karena anak muda saat ini menganggap kegiatan sosial tersebut dila-
kukan bukan hanya semata-mata karena peduli sesama manusia, tapi
untuk kepuasan sendiri atau kepentingan tertentu, tapi itu semua
tidak mengurangi rasa peduli mereka terhadap sesama manusia.
Ide tentang Filantropi (Modern) menjadi wacana serius seiring
dengan mengemukanya konsep civil s ociety, karena kemunculan-
nya terutama berkaitan dengan topik kemandirian civil society. Ke-
butuhan kemandirian civil society ini sesuai dengan perannya untuk
membatasi pemerintahan yang otoriter, meningkatkan keberdayaan
masyarakat, mengurangi dampak negatif dari kekuatan pasar dan
menuntut akuntabilitas publik serta meningkatkan mutu dan sifat
inklusif dari tata pemerintahan.
Oleh sebab itu, berbagai bentuk sikap kedermawanan yang
meliputi kecintaan terhadap sesama manusia–terkadang disebut
charity–dikenal sebagai filantropi. Filantropi sendiri memiliki makna
populer: “Voluntary Action For The Public Good” (Tindakan suka-
rela untuk kebaikan umum).
Kajian filantropi bukanlah suatu hal yang baru, karena filan-
tropi merupakan ajaran yang sangat fundamental hampir di semua
doktrin keagamaan. Sekalipun dalam praktiknya, menurut Mark R.
Cohen, ada filantropi yang tidak bersumber pada ajaran agama,
tetapi hanya semata-mata atas dasar kemanusiaan. Misalnya pada
102 – Filantropi Membangun Negeri
masa pra-Kristen (Yunani dan Romawi) terdapat banyak praktik
filantropi seperti: pembangunan infrastruktur, dukungan untuk
pertahanan kenegaraan (Tentara, Senjata, dll.), bantuan bagi yang
membutuhkan, dan sebagainya. Semua itu dilakukan oleh orang-
orang yang melaksanakan praktik filantropi tanpa adanya dorongan
keagamaan, tetapi hanya semata-mata demi prestise nya saja.
Kenyataan ajaran filantropi tersebut dapat dilihat baik dari
segi doktrin maupun praktik keagamaan dalam berbagai tradisi di
berbagai wilayah dunia, sekalipun memiliki istilah yang berbeda-
beda, namun esensinya tetap memiliki makna yang senada, yaitu:
kedermawanan, cinta-kasih dan kesetiakawanan terhadap sesama
manusia.
Menurut World Giving Index 2021 yang dikeluarkan oleh
Charity Aid Foundation, Indonesia menempati peringkat pertama
sebagai negara paling dermawan dengan skor 69 persen. Angka ini
naik dibanding data 2018 sebesar 59 persen. Masih dalam laporan
serupa, 8 dari 10 orang Indonesia gemar menyumbangkan uang
mereka setiap tahun.
Menurut BAPPENAS (2005) kemiskinan adalah kondisi di
mana seseorang atau sekelompok orang tidak mampu memenuhi
hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan ke-
hidupan yang bermartabat. Hak-hak dasar manusia tersebut meliputi
terpenuhinya kebutuhan fisiologis, rasa aman dari perlakuan atau
ancaman tindak kekerasan dan hak untuk berpartisipasi dalam
kehidupan sosial politik (Bapppenas, 2005).
Pada saat ini kegiatan penggalangan dana yang sudah banyak
dilakukan melalui platform digital memberikan dampak yang begitu
positif, sehingga memudahkan bagi para kaum milenial untuk mem-
berikan sedikit rezekinya bagi yang membutuhkan. Selain itu, peng-
galangan secara digital ini juga mendapatkan dukungan dari ber-
bagai pihak dan masyarakat untuk mendapatkan dampak yang lebih
besar.

Filantropi Membangun Negeri – 103


Menurut Alferd Shcutz untuk mengetahui kesadaran manusia
gerobak, ia mencari tahu melalui motif, makna dan pengalaman, di
antaranya:
a. Motif: menurut pandangan Alferd Shcutz tentang motif di-
bedakan menjadi 2 tipe, yakni motif dalam rangka untuk (In
Order To) dan motif karena (Because).
b. Makna: menurut Alfred Shcutz Manusia Mengkonstruksikan
makna diluar arus utama penglaman melalui proses “Tipikasi”.
c. Pengalaman: menurut Alfred Shcutz, meletakkan hakikat
manusia dalam pengalaman subjektif, terutama ketika meng-
ambil tindakan dan mengambil sikap terhadap dunia kehi-
dupan sehari-hari.

Para pemerintah daerah khususnya Kota Tangerang untuk


menertibkan manusia gerobak dan pemulung yang dilakukan oleh
atuan polisi di Kota Tangerang melakukan razia. Selain itu, satpol
PP juga mengadakan patroli penertiban manusia gerobak dan mem-
bawa pengemis untuk pembinaan di dinas sosial jika manusia gero-
bak itu berasal dari Kota Tangerang, dan jika tidak berasal dari Kota
Tangerang maka mempulangkan manusia gerobak itu ke kota asal
mereka.

Referensi
▪ Astrid Irana Dewi, “Menguak Penghasilan Manusia Gerobak
yang Mengalahkan Gaji Pegawai Kantoran.” Jakarta: Hops.id
(Suara.Com) 2022.
▪ Chusnan Jusuf, “Filantropi Modern Untuk Pembangunan
Sosial.” (Yogyakarta: Jurnal Penelitian dan Pengembangan
Kesejahteraan Sosial, Vol 12, No. 01, 2007:74-80)
▪ Dr. Epi Supiadi, M.Si., Annisa Aulia, Muhammad ramdhan
Firmansyah, “Kondisi Psikososial–Ekonomi Manusia Gerobak.”
Bekasi: REHSOS: Jurnal Ilmiah Rehabilitasi sosial, Vol. 4, No.1,
2022: hal 25.
104 – Filantropi Membangun Negeri
▪ https://nasional.kompas.com/read/2022/07/10/12315611/kemana-
arah-filantropi-indonesia- pasca-kasus-act
▪ Lih. Thomas D. Watts. “Charity”, dalam Enscyclopedia of World
Poverty, ed. M. Odekon (London: Sage Publication, 2006), 1:143
▪ Rizki Nurmansyah, “Marak Manusia Gerobak di Tangsel,
Penghasilan Lebihi UMR Karyawan.” Kota Tangerang Selatan:
Suarajakarta.id, hal 1.
▪ Robert L. Payton and Michael P. Moody, “ Understanding
Philanthropy.” (Blimington and Indianapolis: Indiana University
Press, 2008) hlm. 6, dalam Widyawati, Filantropi Islam..., hlm. 1
▪ Widyawati, “ Filantropi Islam dan Kebijakan Negara Pasca-
Orde Baru: Studi tentang Undang-Undang Zakat dan Undang-
Undang Wakaf.” (Jakarta: Arsad Press. 2011), hlm. 1.

Filantropi Membangun Negeri – 105


Bagian 3
FILANTROPI DALAM PENDIDIKAN

106 – Filantropi Membangun Negeri


KRUSIALNYA PERAN ISLAM DAN ZAKAT
TERHADAP FILANTROPI PENDIDIKAN
DI INDONESIA
Oeh: Addinda Ayu Arsyah
(UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Allah berfirman dalam surah Al-Alaq yang artinya: “Bacalah,


dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan.” Merupakan
ayat pertama yang diturunkan dalam Al-Quran, berisi perintah
‘Bacalah’. Dalam surat ini terdapat ajakan untuk membaca dan
belajar. Allahlah yang mengajarkan ilmu kepada manusia.
Manusia diciptakan Allah berbeda dengan makluk-makluk-
Nya yang lain. Manusia adalah makluk yang diciptakan memiliki
akal. Akal adalah kemampuan untuk berpikir, mencerna, dan mema-
hami sesuatu. Dengannya manusia diwajibkan untuk menuntut ilmu
karena kodratnya manusia diciptakan memiliki akal.
Akal manusia jika difungsikan dengan baik dan benar sesuai
dengan kemampuan maksimalnya, maka akan mendorong seseorang
untuk bersikap bijaksana sesuai dengan cara kerja akalnya dalam me-
mahami sesuatu. Menurut Dr. KH. Khoirul Huda Basyir, Lc., M.Si.
dalam khutbahnya Membangun Peradaban Berasaskan Ketuhanan,
Kemanusiaan, dan Kedamaian, “Dalam menjalankan tugas kekhali-
fahan, manusia selain dibekali akal pikiran, juga dipandu dan dibim-
bing oleh kitab suci-Nya. Al-Quran Al-Karim mengajarkan kepada
manusia, bahwa upaya membangun peradaban yang mampu mewu-
judkan kemajuan, kesejahteraan dan keselamatan setidaknya harus
berasaskan kepada tiga hal prinsip yang menjadi spirit pembang-
unan peradaban dan pengembangan kebudayaan, yaitu prinsip ketu-
hanan, kemanusiaan dan kedamaian.”
Seiring berjalannya kehidupan, akal manusia akan memicu
rasa ingin tahu terhadap sesuatu hal yang belum pernah dipahami
sebelumnya. Seperti halnya anak kecil yang memiliki rasa ingin tahu

Filantropi Membangun Negeri – 107


akan segala hal, manusia dewasa pun dalam perjalanan hidupnya
pasti memiliki rasa itu. Dari rasa ingin tahu maka akan ditemukannya
ide, gagasan, dan solusi yang mendorong perubahan cara pandang
dan sikap manusia.
Menurut Ibn Hazm al-Andalusi, mendefiniskan ilmu sebagai
meyakini sesuatu seperti yang ada (tayaqqan al-sya’I bi mâ huwa
‘alaih) (Hazm, 2011) (Al-Jurjani, 2011). Menurut Ibn Arabi, ilmu
yaitu suatu yang dihasilkan oleh akal seperti wujud aslinya (tahshîl
al-qalb amr mâ alâ had mâ huma ‘alaih dzalik fî nafsih) (Arabi,
2006).
Penulis mendefinisikan ilmu sebagai suatu ‘produk’ yang di-
hasilkan dari proses mendidik. Menurut KBBI, Pendidikan merupa-
kan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya penga-
jaran dan pelatihan. Kembali lagi pada pokok pembahasan awal
bahwa Allah-lah yang mengajarkan ilmu kepada manusia. Oleh kare-
nanya, ilmu yang sesungguhnya adalah ilmu yang semakin banyak
kita ketahui semakin mengenalkan dan mendekatkan kita pada Sang
Pencipta serta membuat kita semakin tunduk kepada-Nya, Al-‘Alim–
Yang Maha Mengetahui.

Peran Filantropi dalam Dunia Pendidikan


Menurut Prihatna (2005:3), istilah filantropi (philanthropy)
berasal dari bahasa yunani, Philos (cinta) dan anthropos (manusia).
Menurut Hilman Latief (2013) Dalam perkembangannya, konsep
filantropi dimaknai secara lebih luas yakni tidak hanya berhubungan
dengan kegiatan berderma itu sendiri melainkan pada bagaimana
keefektifan sebuah kegiatan ‘memberi’, baik material maupun non-
material, dapat mendorong perubahan kolektif di masyarakat.
Penulis memandang filantropi sebagai bentuk cinta kasih dan
kepedulian manusia kepada manusia lainnya. Filantropi merupakan
bentuk kedermawanan yang berkelanjutan dengan misi tidak hanya
memberi, tetapi juga mendorong adanya perubahan kearah yang
108 – Filantropi Membangun Negeri
lebih baik. Pendidikan adalah proses yang berkelanjutan dan manusia
merupakan pelaku pendidikan. Manusia merupakan pelajar seumur
hidup. Filantropi sebagai sarana yang mendukung dan memotivasi
dunia pendidikan. Kegiatan filantropi tidak hanya memberi dalam
bentuk material tetapi dapat juga dilakukan dalam bentuk non-
material.
Dapat dalam bentuk ‘pelayanan’ di berbagai sektor seperti
kesehatan, beasiswa pendidikan, tanggap bencana dan peningkatan
ekonomi masyarakat kecil (Latief 2010 dan 2011), yang mendorong
perubahan kualitas masyarakat kearah yang lebih baik. Ini meru-
pakan bentuk keefektifan dari kegiatan ‘memberi’ dan ‘peduli’. Me-
nurut buku Indonesia Philanthropy Outlook 2022, pendidikan dengan
presentase 39,7% menjadi salah satu dari lima program prioritas
yang telah dijalankan oleh lembaga filantropi di Indonesia selama
tiga tahun terakhir. Menurut buku yang sama, program pendidikan
tidak lepas dari kegiatan seperti pemberian bantuan pendidikan be-
rupa beasiswa, sekolah gratis bagi anak-anak berprestasi dan anak-
anak dari keluarga prasejahtera.
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
2022 menyebutkan, fakta menunjukkan bahwa sebagian besar lem-
baga filantropi di Indonsia (sekitar 84,9%) telah menggunakan SDGs
(Sustainable Development Goals) sebagai panduan untuk program-
program mereka, dan hal ini mendukung pemerintah dalam mema-
jukan bangsa dan mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(TPB).

Zakat Sebagai Bentuk Filantropi Islam


Menteri Agama Republik Indonesia (2018) Lukman Hakim
Saifudin menyampaikan bahwa zakat adalah “Jantung Filantropi
Islam” untuk membantu mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan
keadilan sosial-ekonomi di tengah kehidupan bangsa, hal ini beliau
sampaikan saat mewakili Presiden Republik Indonesia Bapak Joko

Filantropi Membangun Negeri – 109


Widodo dalam acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Badan Amil
Zakat Nasional (BAZNAS) Tahun 2018.
Menurut buku Indonesia Philanthropy Outlook 2022, sumber
pendanaan filantropi juga didapat melalui lembaga ZISWAF (Zakat,
Infaq, Sedekah, dan Wakaf) dengan besar pendanaan berada di pe-
ringkat keenam (16,5%). Menurut buku yang sama, sumber yang
mendominasi pendanaan filantropi di lembaga ZISWAF berasal dari
zakat. Dalam praktiknya filantropi Islam digunakan untuk member-
dayakan umat.
Zakat merupakan harta yang dikeluarkan oleh seseorang yang
sudah mencapai nisab untuk menyucikan sebagian hartanya yang
telah diberikan oleh Yang Maha Memberi. Zakat juga merupakan
bentuk kedermawanan dan bentuk kesadaran seorang muslim ter-
hadap perintah Tuhan. Dengan zakat manusia secara tidak langsung
juga dibentuk untuk peduli terhadap manusia lainnya. Dana zakat
disalurkan kepada golongan orang (asnaf) penerima zakat yang telah
disebutkan dalam Al-Qur’an Surah At-Taubah ayat 60.

َ َ‫صدَ ٰقتُ ِل ْلفُقَ َر ۤا ِء َو ْال َمسٰ ِكي ِْن َو ْالعٰ ِم ِليْن‬


‫علَ ْي َها َو ْال ُم َؤلَّفَ ِة قُلُ ْوبُ ُه ْم‬ َّ ‫اِنَّ َما ال‬
َ‫ضةً ِمن‬ َ ‫س ِب ْي ۗ ِل فَ ِر ْي‬
َّ ‫ّٰللاِ َواب ِْن ال‬ َ ‫ب َو ْال ٰغ ِر ِميْنَ َوفِ ْي‬
‫س ِب ْي ِل ه‬ ِ ‫الرقَا‬ِ ‫َوفِى‬
‫ع ِليْم َح ِكيْم‬ َ ُ‫ّٰللا‬
‫ّٰللاِ َۗو ه‬
‫ه‬
Artinya: “Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-
orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya
(mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (mem-
bebaskan) orang yang berutang, untuk jalan Allah dan untuk
orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari
Allah. Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana.”

110 – Filantropi Membangun Negeri


Peran Islam Terhadap Pendidikan di Indonesia
Pendidikan merupakan pondasi berkehidupan. Ungkapan
Imam Syafi’i rahimahullah yang dinukil oleh Imam Nawawi dalam
muqaddimah karya beliau: al Majmu’.
Imam Nawawi berkata: Imam Syafi’i RA berkata: Menuntut
ilmu lebih utama daripada shalat sunnah. Tidak ada amalan setelah
amalan fardhu yang lebih utama daripada menuntut ilmu. Dan
beliau juga berkata : Barangsiapa yang menginginkan (kebahagian)
dunia hendak lah dengan ilmu barangsiapa yang menginginkan
(kebahagian) akhirat hendaklah dengan ilmu.
Islam mengajarkan setiap umatnya untuk menuntut ilmu serta
mempergunakan kelebihan akalnya untuk berpikir. Dan dengan ilmu
menjadikan seseorang semakin tunduk dan taat kepada Sang Pen-
cipta. Ketika seseorang sudah mengenal Sang Pencipta dengan baik,
maka akan menuntunnya untuk melakukan hal baik pula dalam
berkehidupan. Menaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala
larangan-Nya. Itulah peran penting Islam dalam Pendidikan. Allah
memberikan kelebihan kepada manusia dan membimbing kehidu-
pannya dengan akal dan pendidikan yang berasal dari Al-Qur’an.
Ilmu sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
hingga menjadi salah satu gagasan dalam tujuan negara yang sudah
dipikirkan sejak tahun 1945. Tujuan NKRI yang tertera pada Pem-
bukaan UUD 1945 alinea keempat salah satunya adalah mencer-
daskan kehidupan bangsa. Untuk mencapai kata cerdas, berarti se-
laras dengan ilmu dan pendidikan. Cerdas akhlak, cerdas budi dan
moral, serta cerdas pengetahuan. Ilmu akan menuntun seseorang da-
lam mengenal sesuatu yang baik dan menjauhi sesuatu yang buruk.
Ilmu menerangi kehidupan, menuntun jalan berkehidupan di
dunia yang kelam dan penuh ketidakjelasan. Ilmu membentuk pri-
badi seseorang menjadi lebih baik. Olehkarena itu, ilmu penting di-
tanamkan kepada generasi muda Indonesia. Karena masa depan
bangsa terletak di tangan generasi muda penerus bangsa.

Filantropi Membangun Negeri – 111


Setiap individu wajib menyadari bahwa belajar merupakan
kewajiban seumur hidup. Untuk mencapai tujuan Nasional yang
sudah dirumuskan sejak awal kemerdekaan 1945, dalam misi men-
cerdaskan kehidupan bangsa. Hal itu dimulai dari lingkup terkecil
yaitu diri sendiri.
Setiap diri kita pasti memiliki kemampuan berpikir. Tidak ada
yang tidak memiliki kemampuan spesial ini, karena Allah meng-
anugrahi kepada setiap manusia. Dengannya manusia pasti mampu
untuk menjadi cerdas. Tetapi yang menjadi tantangan dari proses
belajar adalah mengalahkan diri sendiri. Suatu tantangan yang ber-
sumber dari luar dapat ditepis dengan mudah. Tetapi tantangan yang
berasal dari dalam diri sendiri itu dapat menghancurkan. Tantangan
ini dapat berupa rasa malas, tidak memaksimalkan kemampuan ber-
pikirnya, tidak memiliki rasa ingin tahu, tidak peduli, dan tidak
mengenal diri sendiri.
Hal ini yang menjadi hambatan terbesar dari manusia, solu-
sinya adalah kembali lagi kepada pendidikan Islam. Al-Qur’an
menjadi pedoman dan petunjuk dalam menjalani kehidupan.
‘Bacalah’ Al-Qur’an dengan baik dan benar, agar kita mengetahui
ilmu yang benar. Sehingga dengannya kita dapat menumbuhkan
kesadaran diri sebab kita menjalin koneksi dengan Yang Maha
Menciptakan. Kita wajib percaya bahwa Allahlah yang mengajarkan
ilmu kepada manusia.
Untuk dapat menumbuhkan kesadaran diri, yaitu dengan
mengenali diri sendiri. Untuk dapat mengenal diri sendiri dengan
lebih baik, seseorang wajib mengenal siapa Tuhan yang menciptakan
dirinya dan mengenal potensi yang diberikan oleh-Nya.
Setelah menenali diri sendiri, langkah selanjutnya yaitu tepis
rasa malas dengan mulai bergerak, mulai belajar, dan mulai berpikir.
Maka mudah untuk mencapai misi mencerdaskan kehidupan bangsa,
ketika setiap manusia sudah sadar bahwa dirinya mampu untuk
menjadi cerdas dan mulai bergerak.

112 – Filantropi Membangun Negeri


Filantropi Islam dan Misi Mencerdaskan Kehidupan Bangsa
Pentingnya Islam dan zakat sebagai bentuk filantropi di dunia
pendidikan. Filantropi Islam dalam pendanaan pendidikan menjadi
langkah menuju pencapaian tujuan NKRI mencerdaskan kehidupan
bangsa.
“Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.”
Seperti yang tertera pada UUD 1945 Pasal 31 ayat 1. Dilanjutkan
dengan ayat 2 pada pasal yang sama “Setiap warga negara wajib
mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.”
Pendidikan di Indonesia merupakan hal yang penting hingga pendi-
dikan menjadi hak bagi seluruh warga negara Indonesia dan peme-
rintah diwajibkan membiayainya.
Tidak hanya yang termaktub dalam UUD 1945. Jauh dari itu,
Islam sudah mewajibkan setiap umatnya untuk belajar dan Islam
telah memberikan hak kepada manusia berupa kemampuan akal
untuk berpikir. Dengan perintah zakat, Islam mengajarkan manusia
untuk peduli terhadap sesama. Setiap manusia itu sama dihadapan
Tuhan. Manusia juga mendapatkan hak dan kewajiban yang sama
dari Tuhan. Dengan dana zakat, tidak ada alasan bagi seorangpun
terhalang atau tidak mampu untuk belajar pada pendidikan formal.
Pada proses perjalanannya kegiatan belajar membutuhkan
materil untuk menjalankan kegiatan pembelajaran. Di Indonesia un-
tuk menempuh pendidikan Strata satu pastinya membutuhkan biaya.
Negara hanya mampu membiayai kegiatan wajib belajar hingga 12
tahun yaitu setara Sekolah Menangah Atas. Tetapi untuk mencapai
potensi yang maksimal seseorang tentunya tidak hanya ingin belajar
sampai disitu. Mengingat pesatnya perkembangan zaman dan arus
globalisasi tinggi yang menuntut tingginya pengembangan keahlian
dan keilmuan diri. Maka seseorang yang ingin memperbaiki taraf
hidupnya, harus diraih dengan ilmu yang tinggi pula.
Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Modul
Sosial Budaya dan Pendidikan 2018, rerata total biaya pendidikan
nasional tingkat Perguruan Tinggi tahun ajaran 2017/2018 mencapai

Filantropi Membangun Negeri – 113


Rp 15,33 juta. Jika di rata-rata maka total yang dihabiskan untuk 4
tahun normal menempuh pendidikan Strata 1 hingga lulus maka
membutuhkan biaya sebesar Rp. 61.320.000,- ini merupakan angka
yang besar untuk harga sebuah ilmu dan pendidikan di Indonesia.
Zakat menjadi krusial dalam misi mencerdaskan kehidupan
bangsa bagi warga negara indonesia yang temasuk dalam golongan
penerima zakat. Di Indonesia tugas ini dilaksanakan oleh Badan
Amil Zakat Nasional dengan salah satu program nya yang meng-
usung kemajuan dan kesejahteraan di bidang Pendidikan. Salah satu-
nya adalah dengan program Beasiswa Cendekia Baznas.
Program beasiswa ini merupakan bentuk filantropi Islam
dengan memanfaatkan dana zakat dalam membiayai pendidikan di
perguruan tinggi. Program ini tidak hanya membantu dalam bentuk
materil tetapi juga non-materil dengan adanya pelatihan skill dan
pembinaan bagi para penerima manfaat beasiswa. Hingga kini prog-
ram ini telah membantu mahasiswa-mahasiswi di seluruh Indonesia
dalam mewujudkan mimpinya untuk berkuliah dan memperbaiki
taraf hidupnya.
Setiap manusia harus sadar bahwa dirinya memiliki potensi
untuk menjadi cerdas. Serta tidak ada kata tidak bisa dan tidak
mampu di dunia ini karena Allah memampukan kita hamba-Nya.
Zakat sebagai filantropi Islam mendukung dan memotivasi dalam
keberlangsungan pendidikan di Indonesia. Wallahu a'lam bishawab.

Referensi
▪ Al-Quran
▪ Latief, Hilman. “Filantropi dan Pendidikan Islam di Indonesia”
▪ Al Imam Annawawi, al Majmu’ fi Syarhil Muhazdab. Dar al Fikr,
Beirut.
▪ Al-Jurjani, A.-S. (2011). Mu'jam al-Ta'rifat (Vol. 1). (M. Al-
Minsyawi, Ed.) Dar al-Fadlilah.
▪ Hazm, I. (2011). al-Ihkam Fi Ushul al-Ahkam (Vol. 1). Kairo: Dar
al-Hadis.
114 – Filantropi Membangun Negeri
▪ Arabi, I. (2006). al-Futuhat al-Makiyah (Vol. 1). Lebanon: Dar al-
Kutub al-Ilmiyah.
▪ Kunto A Wibowo, S.A. (2022) "INDONESIA PHILANTHROPY
OUTLOOK Perkembangan dan Proyeksi Filantropi di Indonesia
Tahun 2022."
▪ https://kemenag.go.id/islam/membangun-peradaban-berasaskan-
ketuhanan-kemanusiaan-dan-kedamaian-lvlkrp
▪ https://undar.ac.id/2020/05/25/iman-akal-dan-ilmu/
▪ https://bali.kemenag.go.id/provinsi/berita/6634/zakat-sebagai-
jantung-filantropi-islam
▪ https://kbbi.web.id/didik
▪ https://www.dpr.go.id/jdih/uu1945
▪ https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/07/10/berapa-
rerata-biaya-kuliah-di-indonesia

Filantropi Membangun Negeri – 115


FILANTROPI PENDIDIKAN DALAM
MEMBENTUK GENERASI UNGGUL
MELALUI DUKUNGAN KEMANUSIAAN
Oleh: Nysa Nabila Achmad
(IPB University)

Pendidikan merupakan salah satu kunci untuk menuju kema-


juan dan perkembangan dalam suatu bangsa. Generasi yang terdidik
dengan baik akan memiliki potensi yang besar dalam menciptakan
perubahan positif didunia ini, akan tetapi tidak semua individu atau
komunitas memiliki akses yang sama terhadap pendidikan berkuali-
tas. Filantropi pendidikan memiliki peran yang krusial dalam mem-
bentuk generasi unggul. Filantropi pendidikan salah satu bentuk du-
kungan kemanusiaan yang berfokus dalam upaya meningkatkan
akses dan kualitas pendidikan untuk mereka yang kurang beruntung.
Dalam esai ini, terdapat beberapa peran penting filantropi pendidikan
dalam membentuk generasi unggul melalui dukungan kemanusiaan.
Pendidikan bukan hanya tentang akumulasi pengetahuan, na-
mun pendidikan juga terkait dengan pembentukan karakter, pengem-
bangan kemampuan dalam berfikir kritis serta pemberian alat yang
diperlukan untuk sukses dalam kehidupan. Generasi dengan pendi-
dikan yang baik maka mampu mengambil keputusan dengan bijak-
sana, berkontribusi dalam pembangunan ekonomi serta memecahkan
masalah yang kompleks. Pendidikan yang berkualitas dapat meng-
urangi terjadinya kesenjangan sosial, ekonomi, membuka pintu ke-
sempatan dan menginspirasi pemuda dalam mencapai potensi penuh
mereka, namun tidak semua orang memiliki akses yang sama untuk
mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Terdapat jutaan anak di
seluruh dunia yang tidak memiliki akses untuk menempuh pendi-
dikan dasar, dan masih banyak dari mereka yang mendapatkan akses
dalam menerima pendidikan dengan kualitas yang rendah.

116 – Filantropi Membangun Negeri


Kesenjangan dalam akses kualitas pendidikan tersebut akan
menciptakan ketidaksetaraan yang dapat merugikan masyarakat
secara keseluruhan, sehingga filantropi pendidikan merupakan salah
satu alasan penting dalam upaya menciptakan generasi unggul. Filan-
tropi pendidikan salah satu konsep yang dapat memberikan sumber
daya finansial, fisik atau intelektual terhadap lembaga-lembaga pen-
didikan atau individu yang membutuhkan untuk meningkatkan akses
dan kualitas pendidikan. Tujuan dari filantropi pendidikan sendiri
yaitu untuk memberikan peluang yang sama kepada semua orang,
terlepas dari latar belakang ekonomi ataupun sosial mereka. Filan-
tropi pendidikan mencakup berbagai bentuk, mulai dari sumbangan
dana pribadi hingga pendirian pendidikan besar yang sudah terbentuk
di seluruh dunia.
Salah satu contoh filantropi pendidikan yang luar biasa adalah
upaya yang telah dilakukan oleh Badan Amil Zakat Nasional.
Lembaga tersebut telah menginvestasikan jutaan uang dalam proyek
pendidikan dengan fokus memberikan bantuan biaya pendidikan ke-
pada masyarakat yang terkendala dalam biaya menunjang biaya
pendidikan, salah satu upaya yang dilakukan oleh Badan Amil Zakat
Nasional yaitu memiliki program Beasiswa dan bantuan biaya pen-
didikan. Beasiswa tersebut disalurkan kepada pemuda-pemuda yang
menempuh pendidikan di perguruan tinggi guna mencapai impian
mereka serta mendapatkan akses pendidikan yang berkualitas.
Namun mereka memiliki kedala dalam finansial sehingga
Badan Amil Zakat Nasional memberikan bantuan kepada mereka,
begitu pun dengan program bantuan biaya pendidikan, di mana ban-
tuan tersebut disalurkan kepada masyarakat yang terkendala dalam
menempuh pendidikannya, seperti terkendala dalam biaya pengam-
bilan ijazah, biaya SPP dan lainnya.
Salah satu tujuan utama filantropi pendidikan ialah mening-
katkan akses pendidikan bagi sebagian orang yang kurang beruntung.
Banyak anak di berbagai negara khususnya di Indonesia, masih
banyak anak-anak yang tidak memiliki akses yang memadai dalam

Filantropi Membangun Negeri – 117


menempuh pendidikan dasar. Faktor-faktor seperti kemiskinan, jarak
atau diskriminasi gender seringkali menjadi penghambat dalam
mengakses pendidikan.
Dalam hal ini, dengan adanya filantropi pendidikan dapat
membantu dalam membangun infrastruktur pendidikan yang lebih
baik, memberikan beasiswa kepada anak-anak yang membutuhkan
atau mengambangkan teknologi pendidikan seperti pendidikan yang
diakses secara online atau membangun sebuah rumah baca yang
dapat diakses oleh masyarakat. Hal tersebut dapat membantu dalam
memastikan bahwa anak-anak yang kurang beruntuk akan mendapat-
kan akses yang sama terhadap pendidikan yang berkualitas.
Meningkatkan akses saja tidak cukup. Kualitas pendidikan
juga harus diperhatikan guna meningkatkan kualitas pendidikan yang
diberikan, dapat dilakukan dengan cara mengembangkan kurikulum
yang lebih relevan, pelatihan guru yang lebih baik serta penyediaan
sumber daya pendidikan yang memadai seperti buku, dan fasilitas
belajar yang baik. Dengan mendukung pelatihan dan pengembangan
guru, filantropi juga berperan penting dalam meningkatkan kualitas
pengajaran di seluruh dunia. Mendukung inovasi dalam dunia pen-
didikan sangat penting. Inovasi merupakan salah satu kunci utama
dalam meningkatkan pendidikan.
Filantropi pendidikan dapat mendukung inovasi dalam pembe-
lajaran, termasuk dengan pengembangan teknologi pendidikan saat
ini. Eksperimen dalam metode pembelajaran yang lebih efisien atau
pendanaan penelitian yang dapat memanjukan bidang pendidikan.
Salah satu contoh inovasi yang didukung oleh filantropi ialah peng-
embangan platform pembelajaran daring seperti saat ini, sehingga hal
tersebut dapat mengubah cara orang belajar, memungkinkan akses
terhadap pendidikan berkualitas yang tinggi di mana saja dan kapan
saja.
Pendidikan dengan kualitas baik akan memiliki dampak positif
terhadap kemajuan sosial dan ekonomi suatu masyarakat. Generasi
dengan pendidikan yang berkualitas baik akan lebih mungkin dalam
118 – Filantropi Membangun Negeri
mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, dan bersedia lebih untuk
berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi negara mereka. Dalam
hal tersebut, filantropi tersebut berperan penting dalam menciptakan
fondasi yang kuat untuk pembangunan jangka panjang. Melalui
investasi pendidikan, maka akan membuka pintu kesempatan bagi
generasi muda untuk meraih potensi mereka secara penuh.
Filantropi pendidikan tidak hanya memiliki dampak pada indi-
vidu yang menerima dukungan, tetapi juga pada masyarakat. Ketika
generasi muda memiliki akses yang lebih baik atau mudah terhadap
pendidikan, maka mereka akan menjadi lebih berdaya atau berpar-
tisipasi dalam kehidupan masyarakat. Mereka akan memiliki kete-
rampilan dan pengetahuan yang diperlukan dalam berkontribusi pada
peningkatan kondisi sosial, ekonomi dan politik di negara mereka.
Anak-anak muda merupakan salah satu harapan masa depan suatu
bangsa.
Salah satu contoh nyata dari dampak positif ini ialah ketika
sebuah lembaga atau yayasan yang memberikan beasiswa untuk pen-
didikan kepada siswa atau mahasiswa yang berasal dari keluarga
kurang mampu. Beasiswa tersebut tidak hanya membantu mereka
mendapatkan pendidikan yang lebih baik, tetapi juga dapat mem-
berikan mereka motivasi dan keyakinan dalam meraih prestasi yang
tinggi. Dalam jangka panjang hal ini dapat berkontribusi pada pem-
bentukan generasi yang unggul dalam berbagai bidang. Salah satu
masalah utama dalam pendidikan global ialah adanya ketidak-
setaraan dalam akses dan kualitas pendidikan.
Di berbagai negara, anak-anak yang berasal dari keluarga yang
mampu akan memiliki akses yang lebih baik terhadap pendidikan
yang berkualitas baik, sementara anak-anak yang berasal dari kelu-
arga yang kurang mampu seringkali tersingkirkan. Hal tersebut dapat
menciptakan ketidaksetaraan yang dapat berlangsung dari satu gene-
rasi ke generasi selanjutnya.
Filantropi pendidikan juga bertujuan dalam mengatasi ketidak-
setaraan. Dengan cara memberikan bantuan kepada mereka yang

Filantropi Membangun Negeri – 119


membutuhkan, filantropi pendidikan dapat memecahkan hambatan-
hambatan yang menghalangi anak-anak dalam meraih pendidikan
yang layak. Hal tersebut merupakan langkah penting dalam mencip-
takan masyarakat yang adil dan setara. Mendukung pendidikan da-
lam konteks kemanusiaan juga memiliki peranan penting. Selain
dampak positif pada individu dan masyarakat, filantropi pendidikan
juga memiliki dimensi kemanusiaan yang kuat. Hal ini mencermin-
kan komitmen moral dalam memastikan bahwa setiap individu me-
miliki akses pendidikan yang dapat diakui sebagai hak asasi manusia.
Upaya dalam filantropi pendidikan seringkali melibatkan
organisasi atau individu yang memiliki jiwa kepedulian tinggi ter-
hadap kesejahteraan umum dan keadilan sosial. Mereka melihat pen-
didikan sebagai investasi dalam masa depan umat manusia, bukan se-
bagai proyek bisnis atau pendekatan filantropi yang hanya mengun-
tungkan diri sendiri. Dalam hal ini, filantropi pendidikan merupakan
wujud konkret dari semangat kemanusiaan yang mendorong individu
dan kelompok dalam bertindak untuk kebaikan bersama.
Namun, filantropi pendidikan memiliki berbagai tantangan, di
antaranya keterbatasan sumber daya, ketidaksetaraan regional di
mana tidak semua wilayah memiliki akses yang sama terhadap
dukungan filantropi pendidikan dan beberapa wilayah yang terpencil
sering kali tidak mendapatkan perhatiang yang cukup, perubahan
kebijakan ini dapat memberikan dampak besar pada program pen-
didikan yang didukung oleh filantropi sehingga ketidakstabilan ke-
bijakan dapat menghambat upaya filantropi, masalah keberlanjutan
ini memerlukan dukungan jangka panjang dalam memastikan keber-
lanjutan karena pergantian generasi atau perubahan dalam visi orga-
nisasi dapat mengancam keberlanjutan proyek-proyek tersebut.
Filantropi pendidikan ialah sebuah upaya yang sangat penting
dalam membentuk generasi unggul yang memiliki potensi dalam
menciptakan perubahan positif dalam masyarakat, dengan mening-
katkan akses, meningkatkan kualitas pendidikan, mendukung ino-
vasi, dan mengatasi ketidaksetaraan, serta filantropi pendidikan juga
120 – Filantropi Membangun Negeri
memberikan kontribusi yang signifikan dalam memastikan bahwa
setiap individu dalam memiliki kesempatan yang sama untuk meraih
pendidikan yang berkualitas. Pentingnya filantropi pendidikan juga
dapat mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan terhadap membantu
mereka yang membutuhkan. Dengan hal tersebut, filantropi pendi-
dikan tidak hanya mengubah hidup individu, tetapi membentuk masa
depan yang cerah bagi semua manusia.

Filantropi Membangun Negeri – 121


FILANTROPI PENDIDIKAN SEBAGAI
BUNGA KECIL DAN KEBAHAGIAAN BESAR
Oleh: Atiratul Jannah
(Universitas Pendidikan Indonesia)

Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam mem-


bangun masyarakat yang berbudaya dan berkembang. Pendidikan
dianggap sebagai sarana untuk mencapai mobilitas sosial, mening-
katkan taraf hidup, dan membuka pintu peluang yang lebih besar
bagi individu. Namun, akses yang merata terhadap pendidikan ber-
kualitas masih menjadi tantangan global yang signifikan, terutama di
kelompok masyarakat yang kurang beruntung.
Dalam tantangan ini, filantropi dalam pendidikan telah muncul
sebagai "bunga kecil" yang memiliki potensi untuk memberikan
"kebahagiaan besar" dalam masyarakat. Filantropi pendidikan dapat
didefinisikan sebagai tindakan memberikan sumber daya, dukungan,
atau bantuan finansial untuk meningkatkan sistem pendidikan dan
membantu individu mewujudkan potensinya. Filantropi merupakan
sebuah konsep yang erat kaitannya dengan rasa kepedulian, soli-
daritas, dan relasi sosial yang bertujuan untuk memperbaiki kondisi
sosial dan kesejahteraan manusia. Ini merupakan tindakan sukarela
di mana individu atau organisasi merasa terpanggil untuk membantu
mereka yang membutuhkan.
Rasa kepedulian yang dimiliki seseorang menjadi pendorong
utama dalam konsep filantropi karena melibatkan perasaan empati
terhadap orang lain yang mengalami kesulitan atau penderitaan. Soli-
daritas muncul sebagai nilai yang menghubungkan individu-individu
dalam Masyarakat. Solidaritas juga mengingatkan kita bahwa dalam
suatu kelompok masyarakat perlu saling mendukung satu dengan
lainnya. Filantropi sendiri dapat memperkuat relasi sosial karena
ketika orang dan organisasi berbagi sumber daya mereka untuk
tujuan yang baik, mereka akan otomatis membangun jaringan yang

122 – Filantropi Membangun Negeri


kuat dan saling memperkuat hubungan antara individu dan
kelompok.
Dengan demikian, filantropi bukan hanya tentang memberi
bantuan finansial atau sumber daya, tetapi juga tentang membangun
ikatan emosional dan sosial yang mendalam dalam masyarakat untuk
menciptakan perubahan yang lebih baik. Meskipun seringkali dilaku-
kan dalam bentuk tindakan sederhana sehari-hari, tetapi dampaknya
pada pendidikan dan masyarakat bisa sangat besar.
Filantropi pendidikan dalam skala kecil merupakan cerminan
dari rasa kepedulian dan solidaritas yang hidup di tengah masyarakat.
Semakin banyak individu dan organisasi yang terlibat dalam filan-
tropi pendidikan, semakin besar pula potensi perubahan positif yang
dapat dicapai dalam hal akses pendidikan, peningkatan kualitas pen-
didikan, dan kesetaraan pendidikan.
Melalui tulisan ini, penulis akan menjelajahi peran filantropi
pendidikan dalam mengeksplorasi berbagai cara agar tindakan kecil
dapat memberikan dampak besar pada pendidikan Dengan mema-
hami potensi dan pentingnya filantropi pendidikan dalam aktivitas
sehari-hari, kita dapat lebih memotivasi diri untuk berkontribusi
dalam membangun masa depan yang lebih cerah melalui pendidikan
yang lebih baik bagi semua.
Kegiatan mengajar sukarelawan adalah salah satu bentuk
konkret filantropi dalam pendidikan. Individu atau organisasi yang
memiliki pengetahuan dan keterampilan tertentu merasa terpanggil
untuk berbagi pengetahuan mereka dengan mereka yang membutuh-
kannya. Hal ini tidak hanya membantu meningkatkan akses pendi-
dikan, tetapi juga memperkuat hubungan sosial dalam masyarakat.
Dalam proses ini, filantropi tidak hanya tentang memberi
bantuan finansial atau sumber daya, tetapi juga tentang membangun
ikatan emosional dan sosial yang mendalam yang menciptakan per-
ubahan positif dalam masyarakat. Melalui tindakan kecil seperti
kegiatan mengajar sukarela, kita dapat menciptakan dampak besar
dalam bidang pendidikan. Semakin banyak individu dan organisasi

Filantropi Membangun Negeri – 123


yang terlibat dalam filantropi pendidikan, semakin besar pula potensi
perubahan positif yang dapat dicapai dalam hal akses pendidikan,
peningkatan kualitas pendidikan, dan kesetaraan pendidikan.
Dengan begitu, filantropi dalam pendidikan menjadi cerminan
nyata dari rasa kepedulian, solidaritas, dan relasi sosial yang ber-
peran penting dalam membangun masa depan yang lebih cerah
melalui pendidikan yang lebih baik bagi semua.
Pendidikan adalah fondasi dari perkembangan manusia dan
masyarakat. Bagi banyak orang, akses ke pendidikan berkualitas
adalah suatu keberuntungan yang tidak semua orang dapat nikmati.
Inilah di mana filantropi dalam bentuk kegiatan mengajar sukare-
lawan memiliki peran penting. Filantropi dalam pendidikan meng-
ambil bentuk beragam, salah satunya adalah melalui kegiatan meng-
ajar sukarelawan.
Seseorang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan
dalam bidang tertentu dapat berbagi pengetahuannya dengan orang
lain secara sukarela. Hal ini sangat berarti bagi mereka yang kurang
beruntung dan mungkin tidak memiliki akses ke pendidikan ber-
kualitas. Sukarelawan yang peduli dengan pendidikan membantu
membuka pintu akses bagi orang-orang yang membutuhkannya.
Kegiatan mengajar sukarelawan juga memperkuat relasi sosial dalam
masyarakat. Ketika individu-individu dengan pengetahuan dan se-
mangat filantropis mendatangi komunitas untuk berbagi pengetahuan
mereka, hubungan sosial tumbuh kuat. Solidaritas muncul ketika
sukarelawan dan komunitas yang mereka bantu merasa saling men-
dukung. Ini menciptakan rasa persatuan dan kepedulian yang lebih
besar dalam masyarakat.
Kebahagiaan yang dirasakan oleh sukarelawan yang berparti-
sipasi dalam kegiatan mengajar tidak dapat diukur dalam uang atau
benda material. Mereka merasa puas karena tahu bahwa mereka telah
membantu meningkatkan hidup orang lain melalui pendidikan. Ini
juga menciptakan lingkaran positif di mana kebaikan yang disebar-
kan oleh sukarelawan merangsang kebaikan lebih lanjut. Semangat
124 – Filantropi Membangun Negeri
optimisme dan kebahagiaan ini menyebar meluas dalam masyarakat,
menciptakan iklim yang lebih baik untuk pertumbuhan dan perkem-
bangan. Filantropi pendidikan melalui kegiatan mengajar sukare-
lawan juga mendorong perubahan sosial.
Ketika individu-individu terdidik dengan baik, mereka lebih
mungkin untuk menjadi anggota masyarakat yang produktif dan ber-
tanggung jawab. Dengan membagikan pengetahuan dan keteram-
pilan kepada mereka yang membutuhkan, sukarelawan membantu
membangun fondasi perubahan sosial positif dalam jangka panjang.
Filantropi pendidikan melalui kegiatan mengajar sukarelawan adalah
contoh nyata bagaimana tindakan kecil menghasilkan dampak besar.
Dengan membuka pintu akses pendidikan, memperkuat hu-
bungan sosial, menyebarkan kebahagiaan, dan mendorong perubahan
sosial, filantropi ini membawa manfaat yang tak ternilai bagi masya-
rakat. Ini adalah pengingat bahwa kita semua memiliki potensi untuk
membantu meningkatkan dunia, bahkan dengan tindakan sederhana
seperti berbagi pengetahuan dengan mereka yang membutuhkannya.
Pendidikan adalah salah satu aspek paling penting dalam pem-
bangunan masyarakat yang berkelanjutan. Akses yang adil dan ber-
kualitas terhadap pendidikan sering kali menjadi tantangan di banyak
bagian dunia, terutama bagi komunitas yang kurang beruntung.
Dalam upaya untuk mengatasi kesenjangan pendidikan ini, sukare-
lawan berperan sebagai agen perubahan yang kuat. Mereka adalah
contoh nyata dari filantropi dalam tindakan, mengenakan "bunga
kecil" dalam bentuk waktu, pengetahuan, dan usaha pribadi mereka,
tetapi dengan "kebahagiaan besar" dalam bentuk dampak yang
mereka ciptakan dalam kehidupan siswa dan masyarakat.
Mengajar sebagai sukarelawan adalah bentuk filantropi pendi-
dikan yang kuat. Ini adalah tindakan sukarela yang menciptakan
peluang belajar untuk siswa yang mungkin tidak memiliki akses
terhadap sumber daya pendidikan yang memadai. Melalui tulisan ini,
kita akan menjelajahi berbagai aspek penting dari filantropi pendi-
dikan dalam konteks kegiatan mengajar sukarelawan.

Filantropi Membangun Negeri – 125


Melihat peran kunci sukarelawan dalam mengatasi ketidak-
setaraan Pendidikan akan membantu mempersempit kesenjangan
pendidikan dengan memberikan bantuan ekstra kepada siswa yang
membutuhkan, memotivasi mereka untuk mengejar pendidikan
mereka lebih jauh, dan menginspirasi mereka untuk meraih mimpi
mereka.
Dampak emosional dan sosial dari kegiatan mengajar sukare-
lawan ini juga mencakup peningkatan rasa percaya diri siswa, per-
kembangan keterampilan interpersonal, dan pembangunan hubungan
positif antara sukarelawan dan siswa yang dapat bertahan seumur
hidup. Pengalaman mengajar sukarelawan dapat mengubah persepsi
dan pemahaman sukarelawan tentang dunia, meningkatkan rasa
empati, dan menginspirasi mereka untuk terus berkontribusi dalam
filantropi pendidikan.
Merenungkan tantangan dan peluang dalam kegiatan mengajar
sukarelawan serta pentingnya mendukung dan mengakui peran
filantropi pendidikan akan menciptakan masa depan yang lebih cerah
untuk generasi mendatang. Secara keseluruhan, tulisan ini meng-
gambarkan bagaimana "bunga kecil" dalam bentuk tindakan sukarela
dalam mengajar dapat membawa "kebahagiaan besar" dalam bentuk
perubahan yang signifikan dalam pendidikan dan kehidupan siswa,
serta memberikan inspirasi bagi banyak orang untuk terlibat dalam
filantropi pendidikan sebagai cara untuk membentuk masa depan
yang lebih baik.

126 – Filantropi Membangun Negeri


IMPLEMENTASI FILANTROPI ISLAM
DALAM DUNIA PENDIDIKAN
Oleh: Dea Maulida
(UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten)

Filantropi adalah rasa peduli terhadap sesama, perasaan cinta


dan kasih manusia kepada manusia lain, dan rela membantu orang-
orang yang membutuhkan tanpa adanya tekanan dan paksaan.
Sedangkan dalam Islam, filantropi ini telah ada dan di praktekkan
oleh Nabi Muhammad SAW, dengan landasan teologi dan syari’at.
Islam adalah agama yang sempurna, dapat dilihat dari ajaran nya
yang bersifat sangat luas.
Tidak hanya dalam hal hubungan antara manusia dengan Allah
(habluminallah), tetapi juga dalam hubungan manusia dengan se-
sama manusia (habluminannaas). Semua harus dilakukan dengan
cara yang baik, benar, dan juga seimbang, agar manusia dapat mera-
sakan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Begitupun sebagaimana
salah satu ajaran dalam Islam yang diperintahkan Allah kepada
umatnya, yaitu saling peduli dan saling berbagi. Dalam hal ini tidak
hanya cukup dengan landasan teologi, tetapi juga dengan landasan
hukum yang sangat jelas dan tegas untuk dilaksanakan.
Perintah untuk peduli dan berbagi diwujudkan dalam bentuk
zakat, infaq, sedekah, hibah, wasiat, dan juga waqaf. Sebagaimana
dituliskan dalam qur’an surat At-Taubah: 103.
‫علَ ْي ِه ۗ ْم ا َِّن‬ َ ُ ‫صدَقَةً ت‬
َ ‫ط ِه ُر ُه ْم َوتُزَ ِك ْي ِه ْم ِب َها َو‬
َ ‫ص ِل‬ َ ‫ُخ ْذ ِم ْن ا َ ْم َوا ِل ِه ْم‬
‫س ِميْع‬َ ُ‫ّٰللا‬ َ ‫ص ٰلوت َ َك‬
‫س َكن لَّ ُه ۗ ْم َو ه‬ َ ‫ع ِليْم‬ َ
Artinya: “Ambillah zakat dari harta mereka, guna mem-
bersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk
mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketente-
raman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha
Mengetahui.”

Filantropi Membangun Negeri – 127


Pada era sekarag ini, banyak gerakan-gerakan kelompok atau
lembaga yang melakukan modernisasi dalam mengatur dan menge-
lola dana-dana filantropi, baik di bawah naungan pemerintah maupun
swasta, sehingga hasil nya lebih maksimal dalam memberikan man-
faat untuk umat dan bangsa, salah satu nya ialah Badan Amil Zakat
Nasional (Baznas) sebagai salah satu Lembaga filantropi nasional
yang memiliki garapan terhadap dunia Pendidikan.

Dari Zakat Untuk Pendidikan


Filantropi Pendidikan adalah salah satu layanan filantropi di
aspek Pendidikan. Dengan cara memasukkan filantropi Pendidikan
yang berbasis Islam ini dapat menunjukan bahwa dalam pengelolaan
dana filantropi yang di gunakan untuk Pendidikan ialah melalui cara
pandang ajaran agama Islam. Dalam hal ini juga untuk membedakan
lembaga filantropi lainnya yang dihasilkan dari kantor atau Per-
usahaan. Oleh karna itu, model filantropi Pendidikan yang berbasis
Islam ini memiliki ciri khas begitu pun dana yang didapat mengikuti
aturan yang sudah di tetapkan dalam ajaran agama Islam.
Selain penerimaannya, pendistribusiannya pun tidak bisa
terlepas dari ajaran yang sudah di tetapkan oleh agama Islam. Zakat
untuk Pendidikan akan disalurkan untuk anak-anak/dewasa dari
kalangan dhuafa untuk meningkatkan sumber daya manusia dan
kesejahteraan hidupnya. Dengan begitu zakat yang digunakan untuk
kepentingan Pendidikan bisa dijelaskan melalui model atau peng-
golongan yang berhak menerima zakat. Jika dikaitkan dengan Lem-
baga Pendidikan, maka peserta didik dengan kategori fakir, miskin,
gharimin, ibnu sabil, menjadi sasaran penerima program Pendidikan.
Menurut Fakhruddin, pendistribusian dan pendayagunaan
zakat bisa dibagi menjadi dua, yaitu konsumtif dan produktif. Kon-
sumtif mencakup konsumtif tradisional dan konsumtif kreatif.
Sedangkan produktif mencakup produktif konfensional dan produktif
kreatif.

128 – Filantropi Membangun Negeri


1. Konsumtif Tradisional, yaitu zakat yang di bagikan kepada
mustahiq secara langsung untuk kebutuhan yang bisa dikon-
sumsi sehari-hari. Pola ini merupakan program jangka pendek.
2. Konsumtif Kreatif, yaitu zakat yang diberikan dalam bentuk
barang konsumtif dan digunakan untuk membantu orang mis-
kin dalam mengatasi permasalahan sosial dan ekonomi yang
sedang dialaminya, seperti membeli alat-alat sekolah dan
beasiswa untuk pelajar.
3. Produktif konfensional, yaitu zakat yang didistribusikan
dengan bentuk barang-barang produktif. Dan dengan barang
tersebut, mustahiq dapat membangun sebuah usaha, seperti
pemberian bantuan ternak kambing, sapi perahan, atau untuk
membajak sawah.
4. Produktif Kreatif, yaitu zakat yang diwujudkan dalam bentuk
pemberian modal bergulir, baik untuk permodalan proyek
sosial, seperti membangun sarana sekolah, sarana Kesehatan,
ataupun sebagai modal usaha untuk membantu pengembangan
para pedagang.

Implementasi Zakat Untuk Pendidikan


Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) badan resmi yang di
bentuk oleh pemerintah untuk mencapai tujuan pengelolaan zakat.
Dengan tugas yang berfungsi mengumpulkan dan menyalurkan
zakat, infaq dan sedekah dengan taraf nasional. Baznas merupakan
lembaga pemerintah non-struktural, bersifat mandiri, dan ber-
tanggung jawab kepada Presiden melalui Mentri Agama.
Implementasi Filantropi Lembaga Baznas pada Pendidikan,
yaitu dengan melakukan beberapa program seperti; Beasiswa Cen-
dekia Baznas (BCB), Rumah Pintar Baznas Piyungan Yogyakarta,
dan masih banyak lagi beasiswa-beasiswa lain nya yang di bawah
naungan Baznas, baik di dalam Negri maupun di luar Negri, baik
untuk perguruan tinggi negri maupun perguruan tinggi swasta, demi
untuk membantu dunia Pendidikan.

Filantropi Membangun Negeri – 129


Salah satu contoh program beasiswa Pendidikan yang dijalan
kan oleh Baznas ialah Beasiswa Cendekia Baznas (BCB), program
beasiswa ini tidak hanya ada di Baznas Pusat, akan tetapi sudah
tersebar dan terlaksana di Baznas seluruh daerah di Indonesia, yaitu
Baznas provinsi, kabupaten, maupun kota. Program beasiswa ini
diberikan kepada mahasiswa aktif dari semester 1 hingga semester 8
yang tersebar di seluruh perguruan tinggi Negri maupun Swasta yang
ada di Indonesia.
Program beasiswa ini bertujuan untuk menyiapkan generasi
penerus Bangsa yang memiliki kedalaman ilmu pengetahuan dan
keluhuran akhlak, dan juga menyediakan dana Pendidikan demi ter-
jaminnya keberlangsungan program Pendidikan bagi golongan ku-
rang mampu atau miskin sebagai pertanggung jawaban antar gene-
rasi. Dalam program beasiswa ini, mahasiswa mendapatkan bim-
bingan pembinaan atau pengembangan diri dan evaluasi setiap bulan
guna untuk menambah wawasan dan menjadi lebih baik.
Filantropi merupakan konseptualisasi dari praktek memberi
(giving), pelayanan (services) dan asosiasi (assosiasion) secara suka-
rela untuk membantu pihak lain, yang membutuhkan sebagai bentuk
ekspresi rasa cinta kepada sesama manusia. Dalam Islam, filantropi
diwujudkan dalam bentuk zakat, infaq, sedekah dan waqaf, serta
memiliki kedudukan yang strategis sebagai suatu cerminan adanya
titik keseinmbangan dalam mengimplementasikan ajaran Islam.
Sedangkan filantropi Pendidikan adalah salah satu layanan
filantropi di aspek Pendidikan. Dengan cara memasukkan filantropi
Pendidikan yang berbasis Islam ini dapat menunjukan bahwa dalam
pengelolaan dana filantropi yang digunakan untuk Pendidikan ialah
melalui cara pandang ajaran agama Islam.
Penerimaan dan pendistribusian filantropi Pendidikan dalam
Islam tidak terlepas dari ajaran yang sudah di tetapkan dalam agama
Islam. Dengan begitu zakat yang digunakan untuk kepentingan
Pendidikan bisa dijelaskan melalui model atau penggolongan yang
berhak menerima zakat. Jika dikaitkan dengan Lembaga Pendidikan,
130 – Filantropi Membangun Negeri
maka peserta didik dengan kategori fakir, miskin, gharimin, ibnu
sabil, menjadi sasaran penerima program Pendidikan.
Implementasi filantropi Pendidikan bisa dilihat dari beberapa
program beasiswa atau pun rumah pintar di Yogyakarta yang dijalan-
kan Lembaga Baznas, yaitu merupakan salah satu bentuk filantropi
Pendidikan yang berkontribusi untuk kemajuan dan pengembangan
sumber daya manusia di dunia pendidikan untuk masyarakat Indo-
nesia dengan basis ajaran yang sudah ditetapkan Islam.

Referensi
▪ Fakhruddin, Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia (Malang:
UIN Malang Press, 2008), hal. 114 115.
▪ https://Baznas.go.id/
▪ QS Attaubah: 10

Filantropi Membangun Negeri – 131


KONSEPSI ZAKAT SEBAGAI PEMECAHAN
PROBLEMATIKA SOSIAL
Oleh: Ryanah Ahmadyah
(UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten)

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim


terbanyak di dunia. Pada tahun 2010, penduduk muslim Indonesia
mencapai 209,12 juta jiwa atau 87% dari penduduk Indonesia,
sedangkan pada tahun 2020 diperkirakan akan mencapai 229,26 juta
orang (databoks.Katadata.co.id). Namun di tengah tingginya jumlah
penduduk muslim di Indonesia, terdapat permasalah yang sangat
krusial yaitu kemiskinan.
Dimana permasalahan ini tidak kunjung usai dari periode ke
periode. Perlu diketahui, bahwasannya malah kemiskinan ini menim-
bulkan berbagai masalah sosial, seperti kejahatan dan ketidak-
rukunan kehidupan masyarakat. Di dalam ajaran Islam kemiskinan
akan mendekatkan kepada kekafiran. Selain itu, umat Islam diwajib-
kan membayar zakat dan dan melaksanakan haji yang tidak akan
dilaksanakan apabila dalam keadaan miskin Kemiskinan bukanlah
hal yang dapat dihilangkan secara instan, namun membutuhkan cara
agar dapat menurunkan tingkat kemiskinan yang sedang melanda.
Sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia sudah
sepatutnya apabila Indonesia mengintegrasikan zakat dalam program
menurunkan tingkat kemiskinan.

Mengapa Harus Zakat?


Dengan jumlah penduduk muslim yang begitu besar, negara
Indonesia mempunyai potensi untuk dapat mengurangi tingkat
kemiskinan yang dapat memecah masalah sosial dan sedang menjadi
masalah pokok dalam pembangunan nasional. Berdasarkan data
Baznas mengungkapkan bahwa potensi zakat di Indonesia sebesar
Rp 217 triliun. Pada tahun 2019 diungkapkan Direktur Pendistri-

132 – Filantropi Membangun Negeri


busian dan Pemberdayaan Baznas, bahwa potensi zakat mencapai Rp
233,8 triliun dan terealisasi 83,7% (warta ekonomi.co.id).Zakat
mempunyai posisi sangat penting, strategis dan menentukan baik
ditinjau dari ajaran Islam maupun dalam membantu untuk menye-
jahterakan umat. Dalam sejarah telah terbukti bahwa zakat menjadi
sumber penerimaan negara yang paling pokok. Selain itu, zakat
sangat berperan dalam siar agama Islam dan dapat meningkatkan
solidaritas umat. Dalam sejarah, potensi zakat di Indonesia yang
begitu besar hanya dikelola secara tradisional, artinya masih bersifat
konsumtif.
Maka dari itu, potensi zakat dalam pemanfaatannya belum
menunjukkan secara optimal. Permasalahan pokok yang dihadapi
sekarang adalah bahwa tidak hanya masih terdapat cukup banyak
penduduk yang miskin (20 juta) dan yang berada sedikit di atas
kemiskinan, perbedaan tingkat kemakmuran di antaranyapun masih
sangat besar. Di pihak lain, kita menghadapi pertumbuhan angkatan
kerja yang cukup tinggi sepanjang tahun 1990-an. Diperkirakan
sekitar 2,4 juta penduduk per tahun akan memasuki pasaran kerja
selama sepuluh tahun mendatang.

Kebijakan Pemerintah
Selain dari lembaga zakat itu sendiri, orang orang yang berada
dalam lembaga zakat tersebut juga ikut bertanggung jawab atas per-
masalahan potensi zakat yang belum dapat terserap secara maksimal.
Dengan meningkatkan profesionalitas amil zakat, tentu dana zakat
dapat dikelola dengan baik dan penyalurannya tepat sasaran. Selain
itu, amil zakat yang profesional dapat meningkatkan kepercayaan
muzakki untuk menitipkan dana zakatnya ke lembaga zakat.
Sehingga ketersediaan dana zakat dapat menjadi maksimal dan
potensi zakat yang ada dapat dimaksimalkan. Permasalahan yang
lain yaitu adanya lembaga zakat besar yang tidak berkenan berbagi
data dengan lembaga zakat lainnya. Ini menunjukkan bahwa koor-
dinasi antar lembaga zakat masih kurang sehingga masih perlu

Filantropi Membangun Negeri – 133


ditingkatkan. Dengan adanya koordinasi yang baik tentunya penya-
luran dana zakat dapat tersalurkan dengan baik dan tersampaikan.

Apa Yang Kita Lakukan?


Dengan adanya permasalahan di atas, penulis melakukan studi
kepustakaan berkaitan dengan zakat. Penulis mengumpulkan literatur
untuk menganalisis permasalahan mengenai zakat. Dalam hal ini,
penulis mengkaji konsepsi zakat sebagai solusi problematika sosial
di Indonesia. Sehingga dapat diperoleh hasil yang berupa literasi
mengeni konsepsi zakat sebagai pemecahan problematika sosial.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan (library
study).
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengumpulan literasi
yang didasarkan pada studi konsepsi zakat sebagai pemecahan pro-
blematika sosial. Hasil data yang didapatkan dari literatur dilakukan
analisis. Adapun analisis data adalah proses mengatur urutan data,
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola kategori, dan satuan
uraian dasar. Data yang terkumpul dapat berupa catatan artikel dan
sebagainya. Dalam hal ini, penulis melakukan pengumpulan sumber
literatur yang sesuai kebutuhan. Setelah itu menyajikan hasil pen-
carian data tersebut dan membuat analisis sebagai hasil dan pem-
bahasan dalam paper ini.

134 – Filantropi Membangun Negeri


EFEKTIVITAS BANTUAN BIAYA
PENDIDIKAN BAGI PARA MUSTAHIK
Oleh: Tiwi Alawiyah
(Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta)

Istilah filantropi di lingkungan sekitar kita memang belum


dikenal secara luas oleh masyarakat, meski begitu prakteknya telah
mempunyai tempat tersendiri dalam tradisi kita. Filantropi ini pada
dasarnya sudah menjadi bagian dari kebiasaan masyarakat Indonesia.
Tradisi rasa sukarela tolong menolong sesama keluarga maupun te-
tangga adalah bentuk dari ekspresi rasa cinta dan belas kasih.
Definisi filantropi dalam konteks kegiatan keorganisasian
tidak berarti sebagai kegiatan yang dilakukan oleh perorangan tetapi
kegiatan yang dilakukan melalui organisasi ataupun lembaga. Kegi-
atan yang dilakukan ini di antaranya penggalangan, pengelolaan, dan
pendayagunaan dana sosial dari masyarakat untuk kepentingan ber-
sama. Filantropi ini diharapkan menjadi jembatan untuk mengatasi
kesenjangan penyebab ketidakadilan dan kemiskinan.
Banyak anak-anak yang berasal dari keluarga yang kurang
mampu terpaksa tidak merasakan bangku sekolah karena tidak ada-
nya biaya kebutuhan sekolah, bahkan untuk kehidupan sehari-hari
saja terkadang masih merasa kesulitan. Sedangkan upaya pengem-
bangan pendidikan dalam roda kehidupan telah mejadi sebuah keha-
rusan dan kewajaran karena peran pendidikan dalam mengembang-
kan sumber daya manusia. Masalah pendidikan semacam ini harus
segera diselesaikan agar tidak menimbulkan kesenjangan pendidikan
dan menciptakan pemerataan pendidikan.
Penyelesaian masalah pendidikan ini bisa kita tanggulangi me-
lalui kegiatan sosial dengan pola filantropi. Dalam dunia pendidikan,
filantropi sangatlah penting bagi kemajuan lembaga pendidikan ka-
rena filantropi adalah salah satu pendukung pendidikan di Indonesia
dalam meringankan beban orang miskin dan meningkatkan kesejah-

Filantropi Membangun Negeri – 135


teraan Pendidikan. Hadirnya filantropi merupakan bentuk kesadaran
manusia dalam memberikan bentuk kedermawanannya serta cinta
kasih kepada sesama manusia.
Zakat sebagai salah satu dari lima nilai instrumental yang
strategis dan sangat berpengaruh pada tingkah laku ekonomi manusia
dan pembangunan ekonomi umumnya. Zakat dalam Islam dapat
menjadi prasarana untuk menolong, membantu dan membina para
Mustahiq dan meningkatkan serta menggugah komitmen para
Muzakki. Sebab pada hakikatnya zakat adalah perintah Allah swt.
yang harus dilaksanakan sehingga diinterpretasikan bahwa penunaian
zakat memiliki urgensi yang sebanding dengan pendirian sholat.
Zakat merupakan seperangkat alternatif untuk mengubah umat Islam
dari mustahiq menjadi muzakki dan instrumen yang diharapkan
mampu menanggulangi masalah sosial tersebut.
Lembaga-lembaga yang mendukung kegiatan filantropi islam
di Indonesia sangat banyak dan beraneka macam cara untuk mela-
kukan kegiatan filantropi yang telah di desain sesuai dengan perkem-
bangan zaman, contohnya Baznas. Dengan adanya lembaga filan-
tropi ini merupakan bentuk tumbuh suburnya filantropi di kalangan
kaum muslim, ini juga menjadi sebuah bukti bahwa kaum muslim
memiliki humanisme. Banyak kontribusi yang dilakukan oleh lem-
baga filantropi dalam memajukan pendidikan di Indonesia, contoh-
nya dengan memberikan beasiswa-beasiswa yang dikeluarkan oleh
Baznas kepada siswa-siswa yang kurang mampu, kemudian akses
pendidikan yang mudah diperoleh melalui alokasi dana filantropi,
dan pendayagunaan dana filantropi untuk kelangsungan hidup sese-
orang. Hal itulah yang menjadikan kurangnya kesenjangan pendidi-
kan pada anak-anak miskin atau kurang mampu.
Latar belakang Baznas mengadakan program bantuan biaya
pendidikan yaitu karena banyaknya warga Tangerang yang berhenti
atau putus sekolah karena kendala dari biaya. Atas dasar bahwa pen-
didikan adalah hal yang sangat penting untuk kepentingan masa de-
pan setiap anak, maka dari itu Baznas mempunyai inisiatif untuk
136 – Filantropi Membangun Negeri
mengadakan program ini yang salah satu tujuannya yaitu membantu
masyarakat miskin ataupun kurang mampu agar mereka dapat melan-
jutkan pendidikannya tanpa harus merasa terbebani dari faktor biaya.
Dalam program bantuan biaya pendidikan, Baznas memberi-
kan bantuan yang meliputi tunggakan SPP, biaya ujian sekolah, biaya
praktikum, dan pengambilan ijazah. Untuk klasifikasi mustahik yang
dapat mengajukan bantuan biaya pendidikan yaitu mulai dari jenjang
SD sampai SMA sederajat. Adapun persyaratan bagi mustahik yang
ingin mengajukan bantuan biaya pendidikan yaitu seperti SKTM
(asli) ditujukan kepada Baznas. Fotocopy KTP dan KK domisili Kota
Tangerang, Surat permohonan bantuan. Fotocopy kartu pelajar.
Fotocopy raport atau transkip nilai. Surat keterangan aktif sekolah,
Rincian tunggakan biaya pendidikan, dan nomor rekening sekolah.
Mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.
Persyaratan ini sudah dibuat sedemikian rupa oleh pihak
Baznas dengan harapan dapat memudahkan bagi para mustahik.
Persyaratan di atas juga menjadi ukuran kriteria penerima bantuan
tersebut. Dengan menyerahkan Surat Keterangan Tidak Mampu
(SKTM) artinya pengaju tersebut merupakan golongan dari fakir dan
miskin yang menjadi asnaf dalam zakat. Dan juga dengan menun-
jukan KTP berdomisili Tangerang, artinya menunjukan bahwa mas-
yarakat yang dapat mengajukan bantuan ialah mereka yang ber-
domisili di Kota Tangerang.
Bentuk bantuan yang diberikan itu hanya berupa uang sebagai
bantuan biaya sekolah mereka dan uang yang diberikan itu bersifat
sekali putus saja tidak berkelanjutan karena amat banyak mustahik
yang membutuhkan dan ingin mengajukan bantuan biaya pendidikan
ini. Untuk prosedur pelayanan yang diberikan kepada mustahik yaitu
pertama menyerahkan berkas-berkas yang diminta Baznas tadi
sebagai syarat awal pengajuan bantuan biaya pendidikan ini, setelah
berkas-berkas tersebut sudah masuk semua maka setelah itu akan
dilakukan pengecekan terlebih dahulu oleh pimpinan kantor. Lalu
setelah itu dilanjutkan dengan melakukan survei mustahik ke lokasi

Filantropi Membangun Negeri – 137


mereka tinggal sesuai berkas yang diserahkan saat pengajuan ban-
tuan, pada saat survei ini dapat dilihat dari keadaan rumah dan eko-
nominya mustahik tersebut, jika sesuai kategori yang diminta maka
mereka berhak menerima bantuan tersebut.
Setelah dilakukan survei maka kita melakukan pendistribusian
setelah dana pendistribusian ini mendapat persetujuan dari ketua.
Dan pendistribusian ini dilakukan langsung ke sekolah, karena
menghindari penyalahgunaan dana bantuan jika diberikan langsung
kepada mustahiknya. Untuk jumlah bantuan yang diberikan oleh
pihak Baznas kepada mustahik yaitu sesuai dengan yang ada di
rincian tunggakan biaya sekolahnya. Jika jumlah tunggakannya di-
nilai tidak terlalu besar nominalnya maka biasanya Baznas mem-
bantu melunasi semuanya, tetapi jika nominalnya amat besar maka
kepala bidang pendistribusian dan pendayagunaan yang berhak me-
nentukan besaran jumlah nominal bantuan yang akan diberikan. Dan
untuk tempo waktu turunnya dana bantuan pendidikan tersebut dan
dapat disalurkan ke sekolah itu paling lambat 2 minggu setelah dila-
kukan survei ke lokasi mustahik, jadi diusahakan dana tersebut dapat
disalurkan secepat-cepatnya.
Amil zakat Baznas Kota Tangerang tidak meminta dan tidak
menerima biaya apapun dari mustahik dalam memberikan pelayanan
apapun. Untuk biaya hanya dikeluarkan oleh mustahik untuk kebu-
tuhan pribadi mereka dalam memproses atau melengkapi dokumen-
dokumen yang dibutuhkan Baznas, biaya kebutuhan pribadi mereka
seperti: biaya transportasi untuk melengkapi dokumen atau persyara-
tannya, memfotocopy dokumen yang dibutuhkan, dan lain sebagai-
nya. Produk pelayanan yang diberikan Amil dalam program bantuan
biaya pendidikan telah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetap-
kan. Hal tersebut dibuktikan dengan peran amil yang melayani sesuai
dengan kebutuhan para mustahik.
Pelayanan yang diberikan amil zakat terdapat 3 tahap di
antaranya pelayanan dalam tahap administratif, survei mustahik, dan
pendistribusian dana bantuan pendidikan. Pelayanan secara keselu-
138 – Filantropi Membangun Negeri
ruhan yang diberikan amil zakat Baznas Kota Tangerang dalam
program bantuan biaya pendidikan telah berjalan efektif dan efisien
atau dalam kata lain telah dilakukan secara optimal. Bantuan yang
telah disalurkan oleh Baznas telah memberikan manfaat yang drastis
dalam meningkatkan taraf kehidupan mustahik. Baznas sangat mem-
perhatikan calon penerima bantuan pada dua sisi, yaitu dokumen
pengajuan dan keadaan lapangan dari yang mengajukan bantuan ter-
sebut. Upaya penyeleksian ini bertujuan untuk menghindari mani-
pulasi pengajuan dari masyarakat, sehingga dana bantuan yang
dikelola Baznas tidak jatuh kepada orang yang salah.

Filantropi Membangun Negeri – 139


PENGARUH FILANTROPI TERHADAP
PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN
MELALUI PROGRAM BEASISWA BAZNAS
Oleh: Ismi Lailah
(UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Pendidikan merupakan landasan yang kokoh bagi pembang-


unan sumber daya manusia dan juga perkembangan suatu bangsa.
Melalui pendidikan, seseorang diberdayakan untuk mewujudkan
potensinya, menciptakan peluang dan juga mewujudkan impiannya.
Di berbagai negara, tantangan mencapai pemerataan akses dan
pendidikan berkualitas menjadi permasalahan yang memprihatinkan.
Namun, tidak semua orang mempunyai akses yang sama ter-
hadap pendidikan yang berkualitas. Ketidaksetaraan akses terhadap
pendidikan merupakan suatu permasalahan serius yang dihadapi
banyak negara, termasuk Indonesia. Dalam upaya meningkatkan
kualitas serta mengatasi ketidaksetaraan tersebut, filantropi, khusus-
nya melalui program beasiswa, telah berperan yang signifikan. Untuk
itu, saya akan membahas pengaruh positif filantropi dalam pendi-
dikan, dengan fokus pada kontribusi Badan Amil Zakat Nasional
melalui program beasiswa dalam meningkatkan kualitas pendidikan
di Indonesia.
Filantropi adalah konsep pemberian sukarela untuk tujuan
kemanusiaan dan sosial. Dalam konteks pendidikan, filantropi ber-
peran penting dalam menjembatani kesenjangan antara kekurangan
sumber daya manusia dengan kebutuhan pendidikan yang semakin
meningkat. Filantropi memungkinkan individu, lembaga, serta orga-
nisasi untuk berkontribusi dalam meningkatkan akses dan kualitas
pendidikan.
Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) merupakan sebuah lem-
baga filantropi yang berperan penting dalam memberikan bantuan
pendidikan kepada masyarakat yang kurang mampu di Indonesia.

140 – Filantropi Membangun Negeri


Baznas didirikan dengan tujuan untuk menghimpun dan menya-
lurkan dana sosial untuk keperluan umum, salah satunya pendidikan.
Melalui program-programnya, Baznas telah berkomitmen untuk me-
ningkatkan akses terhadap pendidikan dan kualitasnya di Indonesia.
Program beasiswa Baznas merupakan salah satu program
utama lembaga dalam mendukung pendidikan. Program ini bertujuan
untuk memberikan bantuan finansial (keuangan) kepada seseorang
yang kurang mampu secara ekonomi namun memiliki potensi aka-
demik yang tinggi. Beasiswa ini mencakup biaya pendidikan seko-
lah, buku, dan juga bantuan biaya hidup, sehingga membuka pintu
akses pendidikan yang lebih luas.
Peningkatan kualitas pendidikan merupakan tujuan utama dari
program beasiswa Baznas. Berbagai cara yang dilakukan untuk
mencapai tujuan program tersebut adalah sebagai berikut:
1. Seleksi yang ketat
Program beasiswa Baznas tentu memiliki proses seleksi yang
ketat, untuk memastikan bahwa penerima beasiswa adalah se-
seorang yang memiliki potensi tinggi untuk mencapai prestasi
akademik yang baik. Dengan demikian, program beasiswa da-
pat meningkatkan kualitas penerima yang mendapat dukungan.
2. Dukungan Akademik
Beberapa program beasiswa Baznas memberikan dukungan
akademik tambahan untuk si penerima beasiswa, seperti di-
adakannya tutor atau mentor, hal ini untuk membantu pene-
rima beasiswa dalam mencapai prestasi akademik yang lebih
baik.
3. Pemberdayaan Sosial
Program beasiswa tidak hanya mencakup biaya pendidikan
sekolah, tetapi juga memberikan kesempatan kepada penerima
manfaat untuk terlibat dalam kegiatan sosial dan juga peng-
embangan diri. Hal ini untuk membentuk seseorang yang lebih
mandiri dan berdampak positif pada kualitas pendidikan
mereka.

Filantropi Membangun Negeri – 141


Untuk memberikan gambaran nyata mengenai dampak positif
beasiswa Baznas dalam peningkatan kualitas pendidikan, diantaranya
sebagai berikut:
a. Program beasiswa Baznas telah berhasil menjangkau daerah-
daerah terpencil di Indonesia yang sebelumnya memiliki ke-
terbatasan dalam akses pendidikan. Dengan adanya dukungan
finansial, siswa-siswi yang berasal dari wilayah tersebut dapat
melanjutkan pendidikan mereka dan juga dapat mengakhiri
sikluas kemiskinan yang berkepanjangan.
b. Melalui program beasiswa Baznas, banyak generasi muda
yang sebelumnya memiliki akses terbatas terhadap pendidikan
telah memiliki kesempatan untuk meraih pendidikan yang
lebih tinggi.

Meskipun program beasiswa Baznas telah memberikan dam-


pak positif yang besar dalam meningkatkan kualitas pendidikan,
ternyata masih ada tantangan yang harus diatasi. Salah satu tantangan
utamanya adalah keberlanjutan pendanaan program. Untuk meng-
atasi tantangan ini, Baznas harus terus menggalang dana serta meng-
elola sumber daya secara efektif.
Filantropi dalam bentuk program beasiswa Baznas mempunyai
pengaruh yang besar terhadap peningkatan kualitas pendidikan di
Indonesia. Melalui berbagai program beasiswa, Baznas telah mem-
bantu ribuan pelajar untuk mengatasi hambatan finansial dalam pen-
didikan. Studi kasus yang disajikan telah menunjukkan bagaimana
program beasiswa ini telah memberikan peluang lebih besar bagi
individu untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Dengan
komitmen yang berkelanjutan, filantropi melalui Baznas akan terus
menjadi kekuatan positif dalam upaya meningkatkan pendidikan di
Indonesia.

142 – Filantropi Membangun Negeri


Referensi
▪ Badan Amil Zakat Nasional. (2021). Laporan Tahunan Baznas
2021.
▪ Badan Amil Zakat Nasional. (2022). Program Beasiswa Baznas.
https://Baznas.go.id/id/program/beasiswa
▪ Smith, John. (2019). "The Impact of Philanthropy on Education:
A Comprehensive Analysis." Education Journal, 45(3), 321-335.

Filantropi Membangun Negeri – 143


MERDEKA BELAJAR:
PEMERATAAN PENDIDIKAN TERWUJUD
ATAU TIDAK?
Oleh: Rafa Mauldiani Nurawalina
(Universitas Muhammadiyah Tangerang)

Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang memiliki kekayaan


yang sangat besar. Menurut data jumlah pulau di Indonesia ada
sekitar 1.700 pulau yang di huni oleh 360 suku bangsa. Namun di sisi
lain, Indonesia memiliki persoalan yang belum terselesaikan yaitu
penyediaan Pendidikan yang bermutu diseluruh Indonesia. Ada tiga
tantangan besar Pendidikan di Indonesia yang dihadapi saat ini yaitu
akses Pendidikan bagi semua orang, kualitas Pendidikan yang belum
merata dan alokasi anggaran dan keseriusan pemerintah daerah
dalam meningkatkan kualitas Pendidikan.
Hasil Skor Programme of Internasional Student Assesment
(PISA) Indonesia menepati peringkat ke 73 dalam bidang mate-
matika, ke 74 dalam kemampuan literasi dan juga ke 71 dalam
bidang sains dari total 78 negara di dunia. Sementara itu, menurut
world population review, system Pendidikan Indonesia berada di
peringkat 54 dari total 78 negara ASEAN, posisi Indonesia masih
dibawah singapura, Malaysia dan Thailand. Pendidikan di Indonesia
saat ini belum merata, di daerah terutama pada daerah yang tergolong
terdepan, terluar dan tertinggal (daerah 3T) masih banyak yang
belum mendapatkan Pendidikan yang layak.
Anak dan remaja yang berasal dari keluarga miskin, penyan-
dang disabilitas dan mereka tinggal di daerah 3T merupakan yang
paling beresiko putus sekolah. Secara geografis, angka anak tidak
sekolah (ATS) berkisar dari 1,3 persen di Yogyakarta –daerah yang
relative Makmur– hingga 20,7 persen di papua –provinsi paling
timur dan miskin di Indonesia (Susenas 2020). Dengan rendahnya
dan belum meratanya Pendidikan tersebut akan berdampak pada

144 – Filantropi Membangun Negeri


mutu sumberdaya manusia yaitu rendahnya produktivitas dan
rendahnya daya saing. Sedangkan menurut Hasibuan (2003:144)
menyatakan bahwa sumberdaya manusia menjadi unsur pertama dan
utama dalam kegiatan aktivitas yang dilakukan. Pendidikan adalah
kekuatan pendorong bagi pembangunan sosial dan ekonomi di setiap
negara. Sebagaimana yang tertuang dalam UUD 1945 bangsa Indo-
nesia ini menginginkan agar setiap warga negara mendapatkan
Pendidikan.
Dengan adanya permasalahan di daerah 3T maka perlu men-
dapatkan perhatian yang lebih. Perluasan pemerataan dan akses
Pendidikan pada daerah 3T tersebut menjadi hal yang sangat urgent
untuk dilakukan. Kesenjangan yang terjadi dalam wilayah Pendi-
dikan tersebut disebabkan oleh berbagai macam faktor yaitu akses
lokasi yang sulit dijangkau, Pendidikan didaerah pelosok belum
sepenuhnya mengjangkau seluruh lapisan masyarakat, jumlah seko-
lah yang sedikit yang letaknya pun jauh serta sulit untuk dilewati
untuk peserta didik.
Tidak seperti diperkotaan, lebih banyak opsi kendaraan yang
bisa di gunakan. Selain itu faktor selanjutnya, sumber daya manusia,
saat ini terjadi ketimpangan kompetensi yang cukup mencolok pada
guru di daerah tertinggal. Guru-guru yang mengajar di daerah ter-
pencil biasaya mengajar dengan tidak terstruktur dan mengabaikan
teori-teori pembelajaran yang efektif. Sampai saat ini guru belum
memiliki kesempatan untuk memperoleh pelatihan atau upaya pe-
ningkatan mutu guru padahal hal tersebut bergerak dengan kemam-
puan mengajar di sekolah.
Data UNESCO dalam Global Education Monitoring (GEM)
2016 menyebutkan bahwa kualitas guru di Indonesia menempati
peringkat ke-14 dari 14 negara yang berkembang di dunia. Dari 3,9
juta guru, terdapat 25% guru yang belum memenuhi syarat kuali-
fikasi akademik dan 52% diantaranya belum memiliki sertifikasi
profesi. Selain itu terdapat faktor infrastruktur. Sarana prasarana me-
rupakan faktor utama dalam penyelenggaraan Pendidikan.

Filantropi Membangun Negeri – 145


Ketidakmerataan teknologi informasi membuat gap antara
Pendidikan di kota dan desa semakin terlihat. Berdasarkan data
Asosiasi Penyelenggaraan Jasa Internet Indonesia (APJII) terdapat
45% masyarakat Indonesia kira-kira sebanyak 117 juta masih belum
tersentuh internet. Dengan paparan permasalahan yang telah diurai-
kan perlu adanya perubahan pendidikan yang dilakukan oleh peme-
rintah, namun pemerintah tidak bisa berjuang sendiri untuk pening-
katan kualitas Pendidikan. Butuh sinergi dari berbagai pihak agar
peningkatan kualitas Pendidikan dapat terwujud salah satunya adalah
sinergi dari Lembaga Filantropi Pendidikan di Indonesia.
Menurut elaborasi Hilman Latief (2013) konsep “Filantropi”
sangat erat dengan rasa kepedulian, solidaritas dan relasi sosial
antara orang miskin dan orang kaya, antara yang kuat dan juga tuna
kuasa antara yang beruntung dan juga tidak beruntung. Dalam forum
Philanthropy Indonesia Sharing Session yang di inisiasi oleh Filan-
tropi Indonesia dan Asia Philanthropy Circle, Direktur Dompet
Dhuafa Pendidikan, M. Syafi’ie el-Bantanie menyampaikan berbagai
program Pendidikan yang telah dilakukan oleh dompet dhuafa se-
lama 14 tahun. Pemaparan program Pendidikan yang berfokus pada
investasi SDM, mulai jenjang sekolah menengah, sarjana, pasca-
sarjana hingga peningkatan kualitas sekolah dipaparkan dalam ben-
tuk infografis dan peta sebaran penerima manfaat di Indonesia.
Pemaparan program Dompet Dhuafa Pendidikan bertujuan
agar dapat dibangun peluang sinergi antara pemerintah, dalam hal ini
kemendikbud dan berbagai Lembaga filantropi Pendidikan yang
hadir dalam forum. Salah satu hal penting dalam penyusunan prog-
ram Pendidikan adalah sustainabilitas.
Program Pendidikan akan sustain jika ada sinergi kuat yang
dibangun, maka dapat dipastikan program akan terus sustain karena
dikelola bersama oleh pemerintah dan masyarakat. Forum yang
dihadiri oleh pemerintah dan lembaga filantropi pendidikan adalah
adanya forum kluster pendidikan berupa pertemuan rutin antara lem-
baga filantropi Pendidikan dan pemerintah untuk membahas sinergi
146 – Filantropi Membangun Negeri
program peningkatan kualitas dan penguatan system Pendidikan di
Indonesia (PM).
Dunia pendidikan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
wacana praktik filantropi islam. Saat ini filantropi memiliki program
dari berbagai sekror seperti kesehatan, beasiswa pendidikan, tanggap
bencana dan peningkatan ekonomi masyarakat kecil. Salah satu
bentuk kontribusi yang paling dominan dari masyarakat sipil yaitu
kegiatan wakaf yaitu penyerahan asset berupa lahan atau bangunan
dari seseorang atau sebuah keluarga untuk dikelola seseorang atau
lembaga.
Praktik wakaf digunakan untuk dijadikan tempat ibadah dan
belajar di kalangan muslim, mendirikan lembaga sosial yang khusus
menangani anak-anak dari kalangan keluarga miskin dengan men-
dirikan panti-panti asuhan sosial. Dengan begitu gagasan lembaga
pendidikan adalah bagian integral dari perspektif kaum muslim
dalam memberikan solusi terhadap masalah sosial masyarakat, ter-
masuk untuk pengentas kemiskinan. Kemiskinan dapat diartikan se-
bagai ketidakmampuan seseorang atau sebuah keluarga untuk mem-
berikan fasilitas pendidikan, kesehatan yang memadai selain itu
ketidakmampuan menyediakan kebutuhan dasar sandang, pangan
dan papan. Karena itu kegiatan filantropi pada umumnya difokuskan
pada penyediaan layanan pendidikan dan kesehatan selain pemberian
bahan kebutuhan pokok (makanan) kepada orang-orang yang mem-
butuhkan.
Selain dari lembaga filantropi pendidikan Indonesia, peme-
rintah pun perlu memiliki kebijakan yang kuat untuk memberantas
ketimpangan pendidikan ini. Peningkatan kualitas perlu mencakup
banyak segi, baik dari segi kurikulum, fasilitas sarana prasarana,
keterampilan guru bahwa siswa itu sendiri. Bentuk yang telah dila-
kukan oleh pemerintah untuk pendidikan di Indonesia di antaranya
dengan mengadakan sekolah gratis dari tingkat SD hingga SMA,
pemberian bantuan sekolah-sekolah setiap tahunnya, serta berbagai

Filantropi Membangun Negeri – 147


program beasiswa yang disiapkan untuk semua jenjang pendidikan
bahkan sampai tingkat perguruan tinggi.
Upaya pemerintah tersebut perlu mendapatkan apresiasi, tetapi
upaya tersebut tidak menyentuh semua daerah di Indonesia seperti
yang sudah dijabarkan di atas. Ada beberapa faktor untuk mencipta-
kan solusi itu sendiri, pemerintah pusat tidak bisa seenaknya dalam
memberikan perintah kepada daerah untuk mengikuti aturan pendi-
dikan yang sudah dibuat. Sebaiknya perlu ada kerja sama dan diskusi
antara pemerintah pusat dan daerah untuk menciptakan kualitas
pendidikan. Melakukan subsidi silang tenaga ahli, dana dan fasilitas
serta penyediaan media yang memungkinkan terjadi pertukaran dan
subsidi silang informasi pembelajaran.
Saat ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia telah menerapkan program merdeka belajar dan hal ini
sejalan dengan pendapat Ki Hajar Dewantoro yang menyatakan
“tidak hidup terperintah, berdiri tegak dengan kekuatan sendiri dan
cakap mengatur hidup sendiri.” Para siswa, guru ataupun instansi
Pendidikan memiliki kebebasan dalam menerapkan kurikulum pem-
belajaran disekolah, Namun tetap mengacu pada tujuan Pendidikan
bangsa Indonesia. Merdeka itu bebas, merdeka itu merata, semua
berhak untuk mendapatkan kemerdekaan dalam proses Pendidikan.
Pemerataan Pendidikan dapat menjadi Langkah awal adanya mer-
deka belajar.

Referensi
▪ Latief, H, 2016. Filantropi dan Pendidikan Islam Di Indonesia.
Jurnal Pendidikan Islam, Volume XXVIII No. 1 2013/1434:123-
139.
▪ Hefni, W, 2021. E-Filantropi Pembiayaan Pendidikan: Gerakan
Altruisme dalam Pemberdayaan Masyarakat Perbatasan di Tengah
Pandemi Covid-19. Jurnal Bimas Islam, Vol 14 No. 2:247-272.

148 – Filantropi Membangun Negeri


▪ Syafii, A, 2018. Perluasan dan Pemerataan Akses Kependidikan
Daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal). Jurnal Manajemen dan
Pendidikan Islam, Vol. 4, No. 2, Desember 2018:153-171.
▪ Rosmana, P.S., Iskandar,S., Fadilah, N., Azhar, N.,Oktaviani, D.,
Munte, A.C., 2022. Upaya Pemerataan Pendidikan Berkelanjutan
di Daerah 3T. Journal of Elementary Education, Vol. 6 (2),
Desember 2022:405-418.
▪ Sasongko, A. 2018. Ini Peran Sinergi Filantropi Perbaiki Kualitas
Pendidikan. [Online] Tersedia pada: https://khazanah.republika.c
o.id/berita/p5ocf7313/ini-peran-sinergi-filantropi-perbaiki-kualita
s-pendidikan [Diakses pada 23 September 2023]
▪ Annisa, D. 2022. Kenapa Pendidikan di Pedalaman Tertinggal
dibandingkan Daerah Lain. [Online] Tersedia pada: https://blog.
insanbumimandiri.org/sebab-pendidikan-pedalaman-tertinggal/
[Diakses pada 23 September 2023]
▪ Wardani, E.D.K., 2023. Pemerataan Pendidikan sebagai Awal
Merdeka Belajar : Merdeka itu Merata. [Online] Tersedia pada :
https://www.ghibahin.id/esai/pemerataan-pendidikan-sebagai-awa
l-merdeka-belajar-merdeka-itu-merata/ [Diakses pada 23
September 2023]
▪ Raditya, D. 2020. Mengenal Filantropi Sosial. [Online] Tersedia
pada: https://chub.fisipol.ugm.ac.id/2020/02/03/mengenal-filantro
pi-sosial/ [Diakses pada 23 September 2023]

Filantropi Membangun Negeri – 149


PERANAN BAZNAS DALAM GERAKAN
FILANTROPI DI DUNIA PENDIDIKAN
Oleh: Nurnazilatul Wahdah
(UIN Sultan Maulana Hasanudin Banten)

Pendidikan merupakan modal utama dalam membangun


kemajuan negara. Untuk membangun pendidikan, pendidikan dapat
diselenggarakan dimana saja dan kapan saja, tidak hanya di sekolah
formal saja, tetapi juga dapat berlangsung di lembaga pendidikan
nonformal yang merupakan pendidikan alternatif. Pendidikan adalah
sebuah investasi masa depan bagi sebuah negara yang sedang ber-
kembang.
Dengan adanya Baznas membantu filantropi di dunia pendi-
dikan dengan banyaknya siswa atau mahasiswa yang menerima ban-
tuan tesebut. Karna pada dasarnya badan amil zakat di bentuk guna
mengumpulkan dan memberikan hak kepada mestinya, salah satunya
yaitu orang yang sedang menempuh tolabul ilmi atau belajar.
Sebagaimana terdapat dalam QS. At-Taubah ayat 60: “Sesungguhnya
zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat,
yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba
sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berinvestasi, untuk jalan
Allah dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai
kewajiban dari Allah.
Sebagaimana dalam hadis juga dijelaskan tentang pentingnya
memberi zakat: Artinya: dari Abi Hurairah r.a, sesungguhnya Rasul-
ullah bersabda, “Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman, berinfaklah
wahai anak adam, (jika kamu berbuat demikian) Aku memberi infak
kepada kalian.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadis ini menekankan bahwa memberi zakat adalah perintah
Allah kepada umat manusia. Allah menjamin balasan bagi mereka
yang memberikan zakat dengan ikhlas dan tulus. Dengan memberi-

150 – Filantropi Membangun Negeri


kan zakat, seseorang tidak hanya membantu yang membutuhkan,
tetapi juga mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Penting untuk diingat bahwa zakat adalah salah satu dari lima
pilar utama dalam agama Islam dan merupakan kewajiban bagi se-
tiap Muslim yang mampu untuk memberikannya. Ini adalah salah
satu cara untuk mendukung mereka yang membutuhkan dan menjaga
keseimbangan sosial dalam masyarakat.
Pendidikan adalah kunci untuk membuka pintu menuju masa
depan yang lebih baik. Namun, sayangnya, banyak anak-anak di
Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam mengakses pen-
didikan berkualitas. Karena sebagaimana pepatah arab mengatakan
syubbanul yaum rijalul ghad. Pemuda hari ini adalah pemimpin masa
depan, demikian pepatah Arab menempatkan pemuda dalam posisi
yang sangat penting. Masa depan sebuah bangsa akan ditentukan
oleh pemudanya masa kini.
Inilah saatnya peran penting filantropi pendidikan yang di-
mainkan oleh Baznas (Badan Amil Zakat Nasional) menjadi soro-
tan. Baznas, sebagai salah satu lembaga amal terkemuka di Indo-
nesia, telah berperan besar dalam mendukung pendidikan bagi me-
reka yang kurang mampu. Salah satu upaya utama mereka adalah
penggalangan dana untuk memberikan beasiswa kepada anak-anak
yang berbakat namun tidak memiliki sumber daya yang memadai.
Melalui program ini, mereka memberikan harapan kepada ribuan
anak Indonesia untuk meraih pendidikan yang layak.
Ketika kita memahami prinsip-prinsip filantropi, kita dapat
menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari dangan memberikan
zakat secara teratur, memberikan sedekah kepada mereka yang mem-
butuhkan, dan berusaha untuk menciptakan masyarakat yang lebih
adil dan berkeadilan. Selain itu, prinsip-prinsip ini juga dapat di-
implementasikan dalam pengelolaan keuangan pribadi dan bisnis
dengan memastikan bahwa transaksi keuangan dilakukan dengan
itikad baik dan tidak merugikan orang lain.

Filantropi Membangun Negeri – 151


Pemerintah dan organisasi terkait harus bekerja sama untuk
memastikan bahwa setiap anak memiliki akses yang adil dan merata
terhadap pendidikan berkualitas. Program beasiswa, sekolah inklusif,
dan akses internet yang terjangkau adalah beberapa langkah yang
dapat diambil. Selain itu, Baznas juga terlibat dalam pembangunan
infrastruktur pendidikan seperti sekolah, perpustakaan, dan fasilitas
pendukung lainnya. Inisiatif ini tidak hanya meningkatkan akses pen-
didikan, tetapi juga meningkatkan kualitasnya.
Namun, filantropi pendidikan di Baznas tidak hanya tentang
memberikan bantuan finansial. Mereka juga melakukan kampanye
kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan. Dengan cara
ini, mereka menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan
intelektual anak-anak. faktor pola asuh orang tua sangat berpengaruh
terhadap perkembangan kecerdasan intelektual anak.
Selain itu, Baznas juga berkolaborasi dengan berbagai pihak,
termasuk pemerintah dan sektor swasta, untuk menciptakan solusi
berkelanjutan dalam pendidikan. Ini adalah contoh nyata bagaimana
filantropi pendidikan dapat menjadi penggerak perubahan yang sig-
nifikan dalam masyarakat.Walaupun banyak bantuan beasiswa yang
diberikan masih terdapat banyak sekali mahasiswa yang kurang
mampu yang belum menerima beasiswa tersebut. Dikarenakan per-
syaratan yang ketat atau bias juga salah sasaran. Maka dari itu
dengan adanya filantropi didunia Pendidikan serta beasiswa yang
diadakannya Baznas semoga bias mengurangi sumber daya maha-
siswa.
Beasiswa baznas juga seharusnya bisa lebih memfokuskan ke-
pada objek nya untuk bersungguh-sungguh dalam dunia Pendidikan,
guna menjadi kan generasi yang maju. Maka untuk sekarang banyak
sekali beasiswa-beasiswa termasuk baznas yang mempunyai atau
syarat agar para mahasiswa yang mendapatkan beasiswa mempunyai
nilai IPK tertentu dan lulus tepat waktu. Guna untuk menjadi moti-
vasi semangat belajar dan meningkatkan mutu belajar.

152 – Filantropi Membangun Negeri


Yang menjadi permasalahan sekarang banyaknya mahasiswa
yang lulus dengan bukan hasilnya sendiri, akan tetapi banyak juga
mahasiswa yang masih menggunakan jasa orang lain untuk menye-
lesaikan studi terakhirnya. Itu semua menjadi masalah bagi kedua
belah pihak, baik bagi lembaga atau kepada mahasiswa yang men-
dapatkan beasiswa tersebut. Terlebih ketika mahasiswa tersebut lulus
akan kebingungan untuk mencari lapangan kerja. Oleh karena itu
menjadi tugas penting juga bagi lembaga beasiswa atau baznas
membimbing dan mengadakan pelatihan atau dunia kerja khusus
untuk mahasiswa penerima beasiswa setelah lulus dan mendapatkan
pekerjaan. Juga bisa membantu lembaga beasiswa atau Baznas
karena sudah terlatih sejak pertama menerima beasiswa untuk selalu
berusaha belajar bersungguh-sungguh dan juga mendapatkan nilai
yang besar. Berawal dari tuntutan, dari terpaksa, biasa sehingga men-
jadi hal yang luar biasa.
Dalam kesimpulan, Baznas sebagai agen filantropi pendidikan
telah membuka pintu menuju masa depan yang lebih cerah bagi
ribuan anak di Indonesia. Melalui zakat, beasiswa, pembangunan
infrastruktur, kampanye kesadaran, dan kolaborasi, mereka telah
membuktikan bahwa pendidikan adalah investasi berharga untuk
masa depan bangsa. Dalam visi mereka, setiap anak berhak men-
dapatkan akses dan peluang yang sama dalam mendapatkan pendi-
dikan yang layak, dan Baznas memainkan peran utama dalam mewu-
judkannya. Filantropi pendidikan bukan hanya tentang memberikan
harta, tetapi juga tentang memberikan harapan, mengubah kehi-
dupan, dan membangun masa depan yang lebih baik.

Referensi
▪ Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan Jilid 7, No 1, April
2019 (25-34)
▪ Ibn Taymiyyah, “Majmu’ al-Fatawa,” Volume 10, 379

Filantropi Membangun Negeri – 153


▪ At-Taubah ayat 60
▪ Hadis Bukhari Nomor 4933
▪ Hidayat, Ara dan Machali, Imam, Pengelolaan Pendidikan:
Konsep, Prinsip, dan Aplikasi dalam Mengelola Sekolah dan
Madrasah, Bandung: Pustaka Educa, 2010.

154 – Filantropi Membangun Negeri


UPAYA BANTUAN DI BIDANG PENDIDIKAN
DAN SOSIAL PADA YAYASAN
PEDULI BANGSA BANTEN
Oleh: Miftahurahmah Fauziyah
(STAI Asy-Syukriyyah)

Masalah pendidikan dan sosial di masyarakat Indonesia ter-


khususnya provinsi Banten. Dalam hal ini Yayasan Peduli Bangsa
Banten menjadi pilar penting dalam upaya peningkatan pendidikan
dan kesejahteraan sosial masyarakat Banten. Upaya mereka untuk
memberikan akses yang lebih baik terhadap pendidikan, meningkat-
kan kualitas pendidikan dan memberikan bantuan sosial merupakan
kontribusi yang berharga.
Salah satu latar belakang umum adalah kesenjangan akses
terhadap pendidikan di wilayah Banten. Mungkin ada sejumlah
masyarakat yang memiliki keterbatasan ekonomi atau akses terhadap
fasilitas pendidikan yang memadai. Yayasan tersebut mungkin
berusaha untuk mengatasi ketidaksetaraan ini dengan memberikan
bantuan pendidikan kepada mereka yang membutuhkan. Kemiskinan
bisa menjadi faktor yang signifikan dalam wilayah Banten. Yayasan
Peduli Bangsa Banten mungkin bertujuan untuk membantu
kelompok-kelompok yang terpinggirkan secara ekonomi, khususnya
dalam hal mendapatkan akses ke pendidikan yang berkualitas dan
pelayanan sosial yang memadai.

Kondisi Sosial Masyarakat Yang Rentan


Dalam masalah ini, kondisi sosial masyarakat Banten masih
jauh dari tingkat kesejahteraan yang merata. Rendahnya taraf hidup
yang rendah menjadi pemicu ketidakmerataan kehidupan, tentu saja
ini menjadi masalah besar yang dihadapi oleh pemerintah dengan
program-program yang memungkinkan menaikkan taraf hidup
masyarakat.

Filantropi Membangun Negeri – 155


Akan tetapi tugas menggeser kerentanan sosial bukan hanya
menjadi tugas pemerintah semata, melaikan juga melalui kepedulian
sosial masyarakat secara kolektif, organisasi lembaga swadaya
masyarakat serta yayasan sosial yang ada juga sangat berperan pen-
ting untuk menghentaskan kondisi masyarakat yang rentan seperti
dijelaskan di atas. Provinsi Banten juga seperti wilayah lainnya,
mungkin memiliki beragam masalah sosial seperti pengangguran,
kejahatan, atau masalah-masalah lainnya yang berkaitan dengan
ketidakstabilan sosial. Hal ini ini bisa diusahakan untuk diatasi
masalah-masalah tersebut dengan memperkuat akses pendidikan dan
pemberdayaan sosial.
Mungkin ada komitmen kuat dari pemerintah, yayasan-
yayasan sosial Yayasan Peduli Bangsa Banten seperti untuk berkon-
tribusi pada kemajuan wilayah Banten, terutama dalam hal pening-
katan kualitas hidup masyarakat melalui pendidikan dan dukungan
sosial. Akan tetapi perlu adanya respon permintaan atau kebutuhan
khusus masyarakat Banten yang telah diidentifikasi melalui studi atau
penelitian oleh pemerintah dan yayasan agar jelas bentuk bantuan
pendidikan dan sosial yang diberikan kepada masyarakat yang mem-
butuhkan.

Peran Aktif Yayasan Peduli Bangsa Banten


Peran Yayasan Peduli Bangsa Banten dalam pelaksanaan kegi-
atan bantuan terhadap masyarakat di bidang pendidikan dan sosial
memiliki dampak yang signifikan dalam meningkatkan kualitas hi-
dup dan kesempatan bagi masyarakat di wilayah tersebut. Berikut
adalah beberapa pembahasan lebih lanjut mengenai peran yayasan
tersebut:
1. Pendidikan yang lebih merata
Yayasan Peduli Bangsa Banten berperan dalam mengatasi
ketidaksetaraan akses pendidikan dengan memberikan bantuan
pendidikan kepada kelompok-kelompok yang kurang berun-
tung, seperti anak-anak dari keluarga berpenghasilan rendah.
156 – Filantropi Membangun Negeri
Dengan demikian, mereka membantu menciptakan peluang
yang lebih merata bagi masyarakat untuk mendapatkan pen-
didikan berkualitas.
2. Pemberian beasiswa dan dukungan pendidikan
Salah satu cara yayasan ini dapat berkontribusi dalam bidang
pendidikan adalah melalui pemberian beasiswa kepada siswa
berprestasi yang kurang mampu. Ini dapat membantu mengu-
rangi beban finansial keluarga dan memotivasi siswa untuk
mengejar pendidikan lebih tinggi.
3. Pelatihan Keterampilan
Yayasan Peduli Bangsa Banten mungkin juga menyelenggara-
kan pelatihan keterampilan bagi masyarakat. Ini dapat mem-
bantu meningkatkan kemampuan dan kualifikasi pekerjaan
mereka, yang pada gilirannya dapat membantu mengurangi
pengangguran dan kemiskinan
4. Pemberdayaan Sosial
Selain pendidikan, yayasan ini mungkin memiliki program-
program pemberdayaan sosial. Hal ini dapat mencakup pe-
latihan kepemimpinan, pendidikan finansial, atau program-
program yang meningkatkan kesadaran sosial masyarakat ter-
hadap isu-isu penting.
5. Kemitraan dengan Sekolah dan Lembaga Pendidikan
Yayasan ini dapat menjalin kemitraan dengan sekolah-sekolah
dan lembaga pendidikan di wilayah Banten untuk meningkat-
kan kualitas pengajaran dan fasilitas pendidikan. Ini juga da-
pat mempromosikan inovasi dalam pendidikan.
6. Dampak Sosial Positif
Melalui kegiatan bantuannya, yayasan ini memiliki dampak
sosial positif dalam masyarakat. Mereka membantu mengu-
rangi ketidaksetaraan sosial dan ekonomi, meningkatkan ku-
alitas hidup, dan memungkinkan masyarakat untuk berkontri-
busilebih banyak pada pembangunan daerah.

Filantropi Membangun Negeri – 157


7. Pengukuran dan Evaluasi
Yayasan Peduli Bangsa Banten juga mungkin melakukan
pengukuran dan evaluasi terhadap program-program mereka
untuk memastikan bahwa bantuan yang diberikan efektif dan
bermanfaat bagi masyarakat. Ini dapat membantu mereka
untuk terus meningkatkan program-program mereka.
8. Keterlibatan Masyarakat
Yayasan ini mungkin juga berperan dalam membangun kesa-
daran masyarakat tentang pentingnya pendidikan dan pember-
dayaan sosial. Mereka dapat melibatkan masyarakat dalam pe-
rencanaan dan pelaksanaan program-program mereka. Peran
yayasan ini dalam pendidikan dan sosial bukan hanya mem-
berikan bantuan finansial, tetapi juga menciptakan perubahan
positif dalam komunitas Banten secara keseluruhan. Melalui
pendekatan holistik dan berkelanjutan, yayasan ini dapat mem-
bantu masyarakat membangun masa depan yang lebih baik dan
lebih cerah.

Gerakan Filantropi Melalui Yayasan Peduli Bangsa Banten


Dalam kesimpulan, peran Yayasan Peduli Bangsa Banten
dalam pelaksanaan kegiatan bantuan terhadap masyarakat di bidang
pendidikan dan sosial memiliki dampak yang signifikan dalam mem-
perbaiki kualitas hidup dan kesempatan bagi masyarakat di wilayah
Banten seperti mengatasi ketidaksetaraan akses pendidikan yakni
memberian beasiswa dan dukungan pendidikan, pelatihan dan pem-
berdayaan.
Secara keseluruhan, peran Yayasan Peduli Bangsa Banten
dalam pendidikan dan sosial bukan hanya memberikan bantuan finan-
sial, tetapi juga membantu masyarakat membangun masa depan yang
lebih baik dan lebih cerah. Yayasan ini adalah contoh nyata dari
bagaimana organisasi non-profit dapat memiliki dampak yang sig-
nifikan dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mem-
promosikan inklusi sosial di wilayah tertentu.
158 – Filantropi Membangun Negeri
Referensi
▪ jurnal pengabdian sosial unpam
▪ http;//ypbbanten.or.id
▪ https://stkipsetiabudhi.e-journal.id/DeBode/article/download/34/
19

Filantropi Membangun Negeri – 159


Bagian 4
STRATEGI FUNDRAISING CROWDFUNDING

160 – Filantropi Membangun Negeri


STRATEGI FUNDRAISING CROWFUNDING
DI MASA ERA DIGITAL
Niken Oktavia Putri
(STAI Asy-Syukriyyah Kota Tangerang)

Adanya potensi besar Zakat di Indonesia memicu berbagai


pihak untuk dapat meningkatkan tingkat terkumpulnya Zakat untuk
membantu memecahkan berbagai persoalan sosial yang ada di
Indonesia. Zakat merupakan bagian penting dalam pranata sosial
yang berimplikasi memberikan dampak bagi kehidupan sosial ber-
masyarakat.
Dalam Al-Quran disebutkan, “Ambillah Zakat dari sebagian
harta mereka, dengan Zakat itu kamu membersihkan dan menyu-
cikan mereka.” (QS. at-Taubah: 103). Sebagaimana yang dijelaskan
dalam Undang Undang Nomor 23 Tahun 2011 yang membahas
perihal pengelolaan dana Zakat, Zakat sendiri ialah bagian dari
pranata Agama Islam yang memiliki tujuan guna peningkatan ke-
adilan serta kesetaraan dan juga berperan sebagai hal yang mem-
bantu mensejahterakan masyarakat.
Salah satu inovasi yang muncul adalah dengan mewadahi
pengumpulan Zakat melalui berbagai platform crowdfunding yang
ada di Indonesia. Banyaknya usaha Baznas maupun berbagai
Lembaga Amil Zakat (LAZ) di Indonesia menggandeng platform
crowdfunding atau bahkan membuat paltform Zakat crowdfunding
akan menjadi tidak berarti manakala muzaki enggan dalam meng-
gunakan zakat crowdfunding tersebut. Berkenaan dengan hal ter-
sebut, studi ini bertujuan untuk menginvestigasi faktor keberteri-
maan muzaki menggunakan zakat crowdfunding dengan mengguna-
kan kerangka Technology Acceptance Model (TAM) yang dikem-
bangkan oleh Davis et al. (1989).
Atas dasar tersebut, perlu adanya strategi guna mengoptimal-
kan penghimpunan zakat, termasuk zakat penghasilan. Strategi da-

Filantropi Membangun Negeri – 161


lam penghimpunan ialah dasar dari penentuan keputusan organisasi.
Pada penghimpunan zakat, penggunaan platform digital memberikan
kemudahan bagi penggunanya sehingga dapat mewujudkan realisasi
pengoptimalan penghimpunan zakat.
Gerakan zakat masih bersifat sporadik dan konvensional. Kini,
walaupun pemerintah telah memiliki peta kemiskinan per wilayah
yang senantiasa diupdate setiap tahunnya dan tersaji dalam laporan
statistik, namun belum memiliki peta potensi dana filantropi yang
dapat membantu pemerintah dan masyarakat dalam upaya untuk
menyejahterakan masyarakat dan pengentasan kemiskinan.

Digital Fundraising Zakat, Infak, dan Sedekah di Indonesia


Secara umum, dalam pengelolaan dana zakat, infak, dan se-
dekah terdapat 3 (tiga) kegiatan utama, yaitu penghimpunan, penge-
lolaan dan investasi, serta pendayagunaan. Penghimpunan zakat,
infak, dan sedekah adalah kegiatan mengumpulkan dana zakat,
infak, dan sedekah dari muzaki dan donatur. Penghimpunan dana
atau fundraising tersebut dapat diselenggarakan dengan berbagai
macam kegiatan yang disesuaikan dengan kemampuan tim dalam
mengembangkan program.
Menurut Bank Indonesia, terdapat 5 (lima) hal pokok dari
program penghimpunan atau fundraising zakat, infak, dan sedekah
di Indonesia, yaitu pertama Perhitungan harta yang dizakati, kedua
metode penghimpunan yang digunakan, ketiga promosi penghim-
punan zakat, keempat perlindungan Zakat, infak, dan sedekah yang
terhimpun dan kelima layanan untuk Muzaki

Potensi Perkembangan Teknologi


Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk usia muda
terbesar ketiga di dunia dengan 130 juta pengguna aktif media sosial,
Indonesia dinilai siap menjadi negara ekonomi digital terbesar di
Asia Tenggara. Lanskap digital di Indonesia menurut International
Monetary Fund (IMF) semakin bertembang dalam beberapa tahun
162 – Filantropi Membangun Negeri
terakhir seperti meningkatnya popular layanan keuangan digital dan
e-commerce, penggunaan Big data dan Advanced Analytics mening-
kat 60% di tahun 2014-2015 serta jumlah pengguna internet seluler
yang semakin bertambah sebanyak 13 juta orang dalam kurung
waktu 2015-2017.
Beberapa transformasi teknologi yang dimanfaatkan untuk
kegiatan masyarakat, antara lain, yang pertama Transaksi Elektronik
atau digital dewasa ini, mulai berkembang adanya transaski secara
elektronik. Transaksi elektronik adalah transaksi keuangan secara
online. Transaksi elektronik atau e-payment menggunakan payment
gateway atau pintu pembayaran. Payment gateway merupakan salah
satu cara untuk memproses transaksi elektronik yang memberikan
keuntungan konsumen untuk membeli produk yang diinginkan me-
lalui online. Terdapat banyak cara pembayaran yang mendukung
transaksi secara elektronik dan e-commerce, di antaranya kartu pem-
bayaran elektronik (debit atau kredit), e-wallet (dompet elektronik),
dan loyalty cards.
Kedua ialah Aktivitas digital, di mana teknologi digital diman-
faatkan untuk menunjang aktivitas sehingga aktivitas tersebut tidak
terbatas oleh lokasi dan waktu. Misalnya e-learning, e-ticket, e-
library, dan zakat online.
Ketiga, perusahaan digital semakin berkembang di Indonesia,
salah satunya dengan munculnya e-commerce. E-commerce adalah
tempat di mana terjadi proses pertukaran informasi dan transaksi
yang melibatkan barang dan jasa menggunakan teknologi informasi.
Seperti Go-jek, Grab, IDN Times (media online), Tokopedia (e-
commerce) yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat.

Konsep Digital Fundraising


Secara garis besar dapat dikatakan bahwa kegiatan fundraising
mencakup dua hal yaitu kegiatan penghimpunan dan kegiatan pe-
masaran atau marketing. Namun tentu marketing dan fundraising
memiliki perbedaan khususnya dalam hal produk yang ditawarkan.

Filantropi Membangun Negeri – 163


Jika dalam marketing seperti perusahaan, produk yang dita-
warkan bersifat nyata dan diproduksi dengan tujuan memenuhi ke-
butuhan dan keinginan calon konsumen, maka dalam fundraising,
produk yang ditawarkan berbentuk program, bisa juga rencana yang
belum tentu untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan calon kon-
sumen.
Fundraising adalah cara untuk menyampaikan suatu gagasan
atau ide melalui sebuah produk atau program yang ditawarkan
dengan cara mengedukasi, sosialisasi, promosi maupun transfer
informasi untuk menciptakan kesadaran calon donatur. Dengan kata
lain fundraising dapat diartikan sebagai penggalangan dana.
Sehingga digital fundraising adalah cara untuk menyampaikan
suatu gagasan atau ide dari sebuah produk maupun program yang
ditawarkan dengan tujuan untuk menciptakan kesadaran calon dona-
tur dengan memanfaatkan media berbasis internet yang dapat di-
akses melalui komputer maupun perangkat elektronik lainnya.
Hadirnya perkembangan dunia digital berdasarkan pemaparan pada
sub-bab sebelumnya dapat menjadi tantangan dan peluang bagi
masyarakat Indonesia termasuk organisasi pengelola Zakat seperti
Baznas. Sehingga menjadi penting ikut memanfaatkan teknologi ter-
sebut untuk mengoptimalkan penghimpunan melalui digital atau
digital fundraising dan transparansi penyaluran dana terutama dana
zakat, infak, dan sedekah.
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat diambil kesimpulan
bahwa Baznas Kota Tangerang memanfaatkan media digital dengan
cukup baik dalam menghimpun dana zakat penghasilannya. Dapat
dikatakan bahwa mekanisme pemanfaatan media digital dalam peng-
himpunan zakat penghasilan dapat dilakukan dengan banyak cara,
baik itu dari internal maupun eksternal. Dari kanal internal, Baznas
memanfaatkan website, dan dari kanal eksternal memanfaatkan
platform crowdfunding (KitaBisa).
Bentuk mekanisme pembayarannya dapat melalui beberapa
platform, yaitu dengan melalui platform e-commerce/e-wallet, digital
164 – Filantropi Membangun Negeri
payment (meliputi QR Code, M-Banking), dan juga melalui payroll.
Selain itu, Baznas juga melakukan bentuk sosialisasi untuk menarik
minat muzakki, di antaranya sosialisasi secara langsung dan tidak
langsung. Pada masing-masing lembaga dilihat dari aspek mana-
jemen internal, strategi fundraising, pengelolaan dan penyaluran
dana, dan pola pengawasan dan transparansi.
Pada penghimpunan zakat, penggunaan platform digital mem-
berikan kemudahan bagi penggunanya sehingga dapat mewujudkan
realisasi pengoptimalan penghimpunan zakat. Penelitian ini secara
umum memberikan informasi mengenai aktivitas filantropi Islam
yang dilakukan oleh lembaga amil zakat nasional di kota Tangerang
di masa sekarang ini.

Filantropi Membangun Negeri – 165


SERBA-SERBI CROWDFUNDING FILANTROPI:
KONSEP DIGITALISASI CROWDFUNDING
SYARIAH DALAM MEMBANGUN
CITRA LEMBAGA BAZNAS
Oleh: Nadya Agustina
(Universitas Muhammadiyah Tangerang)

Seiring berjalannya waktu, semua yang ada di dunia turut larut


mengalami kemajuan yang tak berkesudahan. Sampai muncul suatu
istilah “Dunia dalam Genggamanmu”, akibat saking pesatnya tekno-
logi berkembang dari tahun ke tahun. Pesatnya teknologi tersebut
mencakup semua lini sektor yang ada di dunia. Terlebih dalam ling-
kup 3F, yakni finance, financing and fundraising (keuangan, pem-
biayaan dan penggalangan dana). Tiga poin tersebut, merupakan titik
kulminasi yang paling krusial dalam hal tarik menarik investor mau-
pun donatur yang juga turut menopang berjalannya teknologi yang
kita rasakan sampai saat ini. Salah satu dampak positifnya ialah nilai-
nilai baru yang membawa kebaikan seperti segala kemudahannya
yang membuat pergerakan ekonomi semakin dinamis.
Mengenai fundraising atau penggalangan dana dan perjalanan-
nya pada lembaga-lembaga filantropi di Indonesia tentu memiliki
fase pasang surutnya. Bak air laut, sistem ini tentu memiliki dina-
misme pergerakannya tersendiri yang beriringan dengan perkem-
bangan teknologi di eranya masing-masing. Seperti di era 5.0 seka-
rang ini, teknologi sudah bukan hal tabu lagi di kalangan masyarakat
Indonesia, tak terkecuali mereka yang bekerja pada sektor human-
isme yang erat korelasinya dengan fundraising. Platform-platform
digital yang juga mempelopori hal tersebut semakin menjamur di
situs website, bersaing untuk menjadi garda terdepan dalam per-
gerakan sektor ini. Tak ayal, hal ini pula dipengaruhi penuh oleh
efesiensi platform, minat, serta rasa percaya masyarakat untuk turut
andil di dalamnya.

166 – Filantropi Membangun Negeri


Pada sub-bab kali ini, saya akan mencoba mengulik kecil-
kecilan terkait opini digitalisasi crowdfunding syariah dalam men-
jembatani citra Baznas sebagai lembaga filantropi non-profit peme-
rintah. Namun sebelum ke penjabaran yang lebih luas, sedikit ban-
yaknya kita harus terlebih dahulu mengetahui sejatinya apa itu
crowdfunding dan digitalisasi. Crowdfunding sendiri ialah salah satu
sistem pendanaan suatu proyek atau usaha yang melibatkan masya-
rakat umum. Dana tersebut dikumpulkan dari banyaknya orang yang
tertarik dan meminati gagasan dari suatu kegiatan atau usaha yang
hendak dibangun.
Secara sederhananya crowdfunding ialah sebuah wadah yang
menaungi gerakan untuk pendanaan ataupun pembiayaan suatu usaha
baik dari Lembaga maupun perorangan yang dilakukan secara massif
(besar-besaran). Dan syariah sendiri, berarti mengatur keuangan se-
bagaimana dengan ketetapan-ketetapan ajaran Islam. Adapun digital-
isasi (bahasa Inggris: digitizing) merupakan sebuah terminologi
untuk menjelaskan proses alih media dari bentuk tercetak, audio,
maupun video menjadi bentuk digital. Singkatnya, memanfaatkan
penggunaan teknologi untuk keperluan yang semestinya, terlebih
dalam ranah yang berkaitan untuk cakupan jumlah yang banyak
dalam jangka waktu tertentu. (promosi, branding, dsb).
Crowdfunding merupakan langkah baru yang innovatif sebagai
sumber pengumpulan dana untuk sebuah proyek maupun pengum-
pulan modal usaha. Bradford (2012) membagi beberapa model
crowdfunding berdasarkan hasil yang akan didapat penyandang dana
atas kontribusinya, antara lain:
1. Model Donasi, seperti umumnya mekanisme crowdfunding.
2. Model Penghargaan, dalam kebiajakan ini pemegang proyek
akan memberikan upah sebagai bentuk penghargaan atas kon-
tribusinya kepada penyandang dana (bisa seperti hadiah,
kemudahan bertransaksi atau bahkan komisi yang disepakati).

Filantropi Membangun Negeri – 167


3. Model Pra-Pembelian, sama seperti model penghargaan.
Yang membedakan ialah, imbalan yang diterima oleh donatur
berupa hasil produksi dari modal usaha yang disalurkan.
4. Model Pinjaman, hanya bersifat sementara dan donatur akan
mendapatkan kembali dana yang disalurkan ketika tenggat
waktu habis.
5. Model Ekuitas, penyandang dana mendapatkan kompensasi
berupa ekuitas/bunga atas proyek pendanaannya.

Namun di pembahasan kali ini, kita akan memfokuskan pada


crowdfunding model donasi yangmana menjadi tolak ukur yang
lumrah di lembaga filantropi pada masyarakat Indonesia.
Dalam melaksanakan kegiatan fundraising, banyak sekali
metode yang dapat dilakukan. Adapun yang dimaksud metode disini
adalah cara yang dilakukan oleh sebuah organisasi/lembaga dalam
rangka menghimpun dana dari masyarakat. Cara yang lumrah dila-
kukan oleh lembaga-lembaga filantropi maupun non-filantropi pada
umumnya ada dua, yaitu direct dan indirect (langsung dan tidak
langsung).
1. Metode Fundraising Langsung (Direct Fundraising)
Metode ini meggunakan cara yang melibatkan partisipasi
wakif (donatur) secara langsung. Yangmana proses interaksi
dan daya akomodasi terhadap respon wakif bisa seketika
(langsung) dilakukan. Dalam metode ini bilamana fundraiser
lembaga memberikan penawaran secara langsung tanpa per-
antara pihak lain yang turut andil menawarkan, serta muncul
keinginan mendalam diiringi respon tanggap yang dilakukan
dari diri wakif untuk melakukan donasi dengan dibekali ke-
lengkapan informasi yang tersedia dari fundraiser. Sebagai
contoh dari metode ini adalah: direct advertising, direct mail,
telefundraising dan presentasi langsung.

168 – Filantropi Membangun Negeri


2. Metode Fundraising Tidak Langsung (Indirect
Fundraising)
Metode ini adalah suatu metode yang menggunakan teknik
yang tidak melibatkan kontribusi wakif secara langsung.
Sebagai bentuk fundraising yang mana tidak dilakukan dengan
memberikan daya akomodasi langsung terhadap respon wakif
seketika. Metode ini misalnya dilakukan dengan metode pro-
mosi yang mengarah kepada pembentukan citra lembaga yang
kuat, tanpa diarahkan untuk transaksi donasi pada saat itu.
Sebagai contoh dari metode ini adalah: advertorial, image
campaign, branding self dan penyelenggaraan event, melalui
perantara, menjalin relasi, melalui referensi, dan mediasi para
tokoh.

Lumrahnya, suatu lembaga melakukan metode-metode fund-


raising tersebut (langsung dan tidak langsung) karena keduanya
memiliki kelebihan dan tujuannya sendiri-sendiri. Metode fund-
raising langsung (direct) diperlukan karena tanpa metode langsung,
wakif akan kesulitan untuk mendonasikan dananya. Namun jika
ditelaah lebih dalam, jika semua bentuk fundraising diselenggarakan
secara directly (langsung), maka tampak akan menjadi kaku, terbatas
daya tembus lingkungan calon wakif (donatur). Di samping itu, sisi
fatal yang nantinya akan berpotensi menciptakan kejenuhan, se-
hingga mengurungkan niat para donatur untuk menyumbangkan
dananya. Kedua metode tersebut dapat digunakan secara fleksibel
dan semua lembaga harus pandai mengkombinasikan keduanya, agar
dirasa tidak monoton dan lebih bervariasi untuk menarik minat dan
simpati dari para wakif.
Tumbuhnya praktik filantropi di Indonesia dari waktu ke
waktu yang semakin membludag baik dari lembaga filantropi non-
profit itu sendiri maupun platform-platform digital berbasis fund-
raising maupun filantropi, tentu keduanya sama-sama memberikan
pengajaran mengenai arti dari nilai-nilai kehidupan. Yang seyog-

Filantropi Membangun Negeri – 169


yanya, patut menjadi sorotan publik demi menyongsong Indonesia
yang sejahtera. Tidak semata-mata hanya untuk menawarkan pro-
mosi kepada para calon penyalur dana (donatur), namun juga melalui
beberapa poin penting dalam implementasinya. Seperti, menarik
simpati para calon donatur dengan kedekatan emosional dengan
menjual ‘belas kasih’ dari mereka para korban, disertai narasi yang
menyentuh hati. Di samping itu, rekomendasi buah bibir orang ter-
dekat juga menjadi nilai jual yang begitu tinggi untuk promosi
bantuan kemanusiaan ini. Dalam hal ini pencapaian fundraiser men-
yangkut feedback ataupun rating dari isu-isu berselubung promosi
yang sebelumnya dilakukan, agar menjadi Lembaga Filantropi yang
paling digandrungi masyarakat dewasa kini.
Sejatinya, tujuan dari digagasnya fundraising sendiri memiliki
banyak sekali tujuan disamping tujuan utamanya yang tidak lain dan
tidak bukan ialah untuk menghimpun dana sebanyak-banyaknya,
sebelum akhirnya disalurkan kepada pihak yang berhak menerima-
nya. Adapun beberapa tujuan tersebut antara lain, seperti: memper-
banyak wakif/donatur, menghimpun simpatisan/relasi, membangun
citra lembaga yang bersangkutan, meningkatkan kepuasan donatur,
dsb. Di penulisan kali ini, saya akan mencoba memfokuskan pem-
baca kepada tujuan dari relasi crowdfunding syariah dan citra lem-
baga filantropi.
Lembaga filantropi non-profit pemerintah, Badan Amil Zakat
Nasional (Baznas) merupakan sebuah lembaga penghimpunan dan
pembiayaan dana (Zakat dan non-Zakat) ‘plat merah’ karena ber-
kiblat langsung kepada Presiden di bawah naungan Menteri Agama.
Dilansir situs resminya, “Baznas adalah lembaga yang berwenang
melakukan pengelolaan Zakat secara nasional. Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat menyatakan
Baznas sebagai lembaga pemerintah nonstruktural yang bersifat
mandiri dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri
Agama.”

170 – Filantropi Membangun Negeri


Kembali membahas seputar topik utama sub-bab kali ini,
yakni crowdfunding syariah. Dan relevansinya pada citra Baznas
Kota Tangerang. “Lalu apa kaitanya dengan citra positif yang
dijajakan dalam crowdfunding tersebut?” Kaitan antara citra positif
dengan aspek dana tersebut adalah membuat keterbukaan peluang
yang lebih besar dalam hal penggalangan dana, yang selaras dengan
memuat penyandang dana sebanyak-banyaknya untuk ambil andil.
Karenanya, dalam fundraising itu sendiri terdapat aspek communi-
cation building. Ini berarti dalam menggalang dana, lembaga sedang
berkomunikasi dengan target pendonornya. Sedangkan, apa mungkin
kita ‘meminta’ pada yang belum tahu siapa kita? Maka dari itu, ka-
rena pada dasarnya penggalangan dana itu adalah ‘meminta’ walau-
pun bukan dalam makna sempit hanya berbentuk uang tetapi sumber-
sumber kekuatan untuk membantu berjalannya roda lembaga, maka
kegiatan ‘meminta’ harus didasari pada kegiatan yang profesional
dengan membawa nama lembaga.
Pun tak kalah saing dengan platform-platform crowdfunding
milik sektor swasta lain, dalam platform tersebut juga menampilkan
banyak program unggulan dan pilihan penggalangan dana, diluar
Zakat, infaq dan shodaqoh. Seperti halnya contoh, “Dukung Pember-
dayaan Ekonomi Mustahiq, Dukung Anak Bangsa Meraih Cita-Cita,
Wujudkan Layanan Kesehatan Gratis Bagi Mustahiq, dsb.” Ada pula
program spesial kemerdekaan kemarin yang diperuntukkan sebagai
raasa terimakasih yang mendalam bagi para veteran yang bernama
‘Sedekah Tanda Jasa’.
Crowdfunding Syariah sendiri, juga tak luput memanfaatkaan
fungsi Bank sebagai media cashflow yang ramah rekening (karena
tidak dikenai potongan biaya admin/pemeliharaan saldo perbulan)
yang terdapat di transaksi nasabah apabila nantinya merangkap mu-
zakki. Seperti halnya Baznas RI, yang menjalin kerjasama dengan
salah satu Bank Syariah milik negara. Dengan terjalinnya kerjasama
antar keduanya, tentu mempermudah para nasabah dalam berbagi
transaksi syariah, tak terkecuali untuk menunaikan Zakat dan wakaf.

Filantropi Membangun Negeri – 171


Disalurkannya Zakat dengan angka sebesar itu disambut
dengan terciptanya platform digital crowdfunding, dirasa semakin
memudahkan masyarakat untuk beramal dan berbuat baik. Dan bu-
kan tidak mungkin turut menaikkan citra Baznas di mata masyarakat
bahkan mancanegara, sebagai lembaga filantropi terkemuka yang
terpercaya dan kekinian mengikuti perkembangan arus zaman. Tak
hanya itu, bak simbiosis mutualisme, besar kemungkinan aset nasa-
bah yang dimiliki oleh Bank Syariah tersebut akan terus bertambah.
Mengingat sasaran nasabah mereka adalah Muslim dan Indonesia
menjadi negara dengan populasi muslim terbesar nomor satu di
dunia.
Akan tetapi, sebagai informasi yang patut digarisbawahi,
embel-embel non-profit bukan berarti lembaga tidak membutuhkan
biaya operasional untuk menjalankan lembaga dan memberikan pela-
yanan yang berkualitas bagi klien atau penerima manfaatnya. Oleh
karena itu, kita sepatutnya menyadari bahwa sumber dana dan sum-
ber daya adalah hal penting bagi sebuah lembaga pelayanan manusia.
Dilansir detik.com, bahwa maksimal pengambilan profit ataupun ke-
untungan dari tiap lembaga filantropi ialah 10%.
Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1980, menyatakan
bahwa maksimal potongan dari donasi sosial sebesar 10%, dan jika
merujuk pada fatwa MUI untuk lembaga Zakat, bagian amil/ penge-
lola maksimal 12,5%.
Dengan demikian, sebelum lembaga menggaungkan program
penggalangan dana, ada perlunya memiliki pijakan yang kokoh da-
lam hal bangun membangun citra positif. Lembaga dituntut harus
bisa mengkomunikasikan pencapaian di samping mempromosikan
reputasi lembaga.
Memamg tidak mudah menjalankan kegiatan fundraising,
yangmana diketahui sebagai ujung tombak mata pencaharian dalam
manajemen lembaga. Jika ujung tombaknuya tumpul, bukan tidak
mungkin buruan akan susah didapati. Hal yang sama juga berlaku
dalam lembaga pelayanan manusia (charity) jika kegiatan fund-
172 – Filantropi Membangun Negeri
raising mengarah pada kegagalan, bukan tidak mungkin lambat laun
lembaga akan ‘gulung tikar.’
Seyogyanya, kita sama-sama perlu menyadari bahwa kegiatan
ini adalah kegiatan yang terpuji, karena ini adalah ibarat denyut jan-
tung lembaga yang berperan untuk mengalirkan program yang diana-
logikan seperti darah ke seluruh tubuh yakni keseluruhan lembaga
atau layanan lembaga.
Citra positif lembaga berbanding lurus dengan berhasilnya
kegiatan fundraising. Semua nya harus terdapat transpansi, terutama
terkait keuangan. Karena faktor inilah yang kerap kali menjadi pe-
micu perpecahan antar manusia. Saya rasa, tidak perlu ada lagi yang
disembunyikan dari orang perorang dalam satu kesatuan lembaga.
Seperti yang sudah-sudah, hal inilah yang membuat ketiadaan ‘rasa
percaya’ dan lambat laun pun bisa menurunkan eskalasi citra lem-
baga secara tidak langsung. Dan seperti yang sudah saya paparkan
sebelumnya, dampak fatalnya ialah bisa terjadi ‘gulung tikar’ sekali-
pun itu dalam ranah ‘plat merah’.
Terlebih uang Zakat bisa dikatakan sebagai ‘uang panas’ yang
pun dalam pengelolaannya harus harus sangat berhati-hati. Jangan
sampai, kita menikmati uang yang seharusnya bukan milik kita.
Akan tetapi, milik orang lain yang dengan sengaja kita tahan haknya
lalu dinikmati begitu saja tanpa rasa cemas sedikit pun dalam diri.
Sepatutnyaa memang harus betul-betul jeli dan transparan
mengenai pengelolaan dana di sebuah lembaga filantropi, terkhusus
dana zakat, infaq dan shadaqoh ini. Karena jika tidak, bisa-bisa
segala sesuatu yang tertelan dan masuk kedalam tubuh jika asalnya
tidak halal, maka akan selamanuya menetap dalam tubuh. Menjadi
gumpalan daging yang kelak akan dibawa mati dan dipertanggungg
jawabkaan kelak di hari penghakiman nanti.
Kiat-kiat untuk membangun citra positif dari suatu lembaga
pun perlu diselaraskan dengan upaya untuk mendidik masyarakat.
Tidak cuma sekedar mengajak untuk menyumbang atau berdonasi,
tetapi lebih dari sekedar itu, lembaga pun harus menjadikan agenda

Filantropi Membangun Negeri – 173


penggalangan dana sebagai aktifitas yang berkesan dan tak lupa
mengedukasi masyarakat atau stakeholder terkait dengan isu atau
masalah sosial yang menjadi titik fokus kelembagaan.
Hemat penulis, membangun citra positif tidak hanya mem-
perluas peluang penggalangan dana, tetapi juga saat berjalannya
program penggalangan dana lembaga dipandang sebagai lembaga
profesional yang dapat dipercaya untuk ‘dititipi’ amanah dalam men-
jalankan programnya. Sehingga stakeholder tidak akan ragu untuk
terlibat. Ketika hubungan telah tercipta dan terpelihara dengan baik
antara lembaga dengan stakeholder potensial, maka lembaga dapat
leluasa membuat permohonan, atau justru sebaliknya pendonor atau
stakeholder sudah siap untuk diajak terlibat dalam program.
Besar harapan semoga dengan ditulisnya lembar opini ini,
Baznas Kota Tangerang terus menjadi lembaga yang amanah dalam
mempropagandai serta mewadahi kesejahteraan masyarakat terkhu-
sus masyarakaat Muslim di Kota Tangerang. Dan terus menerus
menjadi garda terdepan dalam setiap kegiatan cepat tanggap kema-
nusiaan, bukan hanya untuk menarik simpati para wakifin dan me-
naikkan citra lembaga dengan mengesampingkan apa yang ‘perlu
didengar’. Namun tak lain ialah karena memang murni mengharap
ridho-Nya. Aamiin Allahuma Aamiin.

174 – Filantropi Membangun Negeri


DIGITAL FUNDRAISING DALAM
PENGHIMPUNAN DANA ZAKAT DI
BAZNAS KOTA TANGERANG
Oleh: Siti Khairunisa
(UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten)

Kata “filantropi” adalah istilah baru dalam Islam, namun


demikian belakangan ini sejumlah istilah arab digunakan sebagai
padanannya. Dalam Islam sudah dikenal dengan kata “Sadaqoh”,
sedangkan istilah filantropi Islam merupakan pengapdosian dari kata
masa sekarang. Filantropi diartikan sebagai tindakan sukarela per-
sonal yang di dorong untuk kemaslahatan umum. Ada juga arti lain
dari filantropi yaitu sumbangan secara sukarela baik materi maupun
non materi yang bersifat sosial tanpa batas membalas jasa yang
memberinya. Filantropi juga bukan tradisi yang baru pada masa
modern ini, sebab sikap kepedulian sesama manusia sudah ditemu-
kan sejak zaman kuno.
Semangat Filantropi dalam Islam ditemukan pada Al Quran
dan Hadist yang menganjurkan para umatnya untuk bersedekah,
yaitu salah satunya adalah QS. Al-Baqarah ayat 215 yang disebutkan:
“Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang apa yang
harus diinfakkan. Katakanlah: ‘apapun kebaikan yang kamu infak-
kan kepada orang tua dan keluarga, anak yatim, orang miskin, dan
orang asing, dan kebaikan apapun yang kamu lakukan, allah pasti
mengetahuinya.” Dari ayat Al-Quran di atas maka dikatakan bahwa
filantropi Islam adalah “setiap kebaikan dalam bersedekah.”
Untuk menjalankan semangat filantropi Islam tersebut, maka
harus adanya usaha untuk menemukan orang yang mau berzakat,
sedekah, infak, dan sebagainya yaitu dengan fundraising dan crowd-
funding. Penggalangan dana atau fundraising artinya proses meng-
himpun dana dari berbagai pihak, baik secara individu, kelompok,
maupun organisasi, untuk keperluan tertentu sesuai kesepakatan.

Filantropi Membangun Negeri – 175


Pengunaan dana hasil fundraising nantinya akan dipertanggung
jawabkan kepada donatur maupun masyarakat umum. Mari flashback
ke sepuluh tahun yang lalu, aktivitas fundraising di setiap organisasi
filantropi mayoritas dilakukan secara offline. Hanya beberapa saja
yang sudah menggunakan dunia maya, yaitu yang dikenal dengan
namanya digital fundraising.
Pada suatu lembaga sosial untuk menggalangkan dana mereka
butuh strategi fundraising dan crowdfunding yang tepat adalah
dengan cara atau upaya untuk mempengaruhi masyarakat, baik indi-
vidu maupun organisasi supaya bisa mengenal lembaga itu sendiri,
sehingga bisa menimbulkan ketertarikan kepada masyarakatnya dan
kemudian akan menyalurkan donasinya kepada lembaga tersebut.
Lalu bagaimana lembaga zakat melakukan digital fundraising untuk
menghimpun dana zakatnya?
Sistem fundraising digital bisa terjadi pada suatu lembaga
sosial zakat dikarenakan perubahan strategi yang mengikuti perkem-
bangan zaman. Perubahan strategi fundraising di era digital meru-
pakan sebuah keniscayaan untuk mengoptimalkan penghimpunan
zakat. Ada dua kegiatan dalam fundraising, yaitu pemasaran dan
marketing. Dalam pemasaran dibahas tentang memasarkan produk
yang ditawarkan, namun bukan produk yang di tawarkan, melainkan
mengedukasikan penggalangan dana untuk menciptakan kesadaran
para donatur melalui media digital. Seperti saat ini yang di lakukan
oleh Lembaga Baznas Kota Tangerang yang sudah menerapkan
digital fundraising semenjak pemerintah memberikan informasi ten-
tang era digital di masa modern ini. Sekarang adalah bagaimana
mempersiapkan strategi fundraising digital secara matang untuk
menjawab kebutuhan masyarakat saat ini.
Pada tahun 2017 akhir sampai tahun 2018 awal Baznas Kota
Tangerang sudah menerapkan digital fundraising. Pada tahun itu
Baznas Kota Tangerang mengajak para muzakki dan masyarakat
umum, khususnya yang beragama muslim untuk berkewajiban dalam
berzakat. Pada tahun 2018 Baznas Kota Tangerang sudah bekerja
176 – Filantropi Membangun Negeri
sama dengan e-commerce pada masa zakat fitrah, membuat gerakan
baru pada e-commerce, yang biasanya dilakukan untuk menjual
barang melainkan Baznas menjual dalam bidang jasa.
Dikarenakan supaya masyarakat berzakat melalui aplikasi
digital. Pada zaman 2017 sampai 2018 awal banyak sekali tentang
belanja online, artinya Baznas mencoba mendaftarkan pada e-
commerce dengan memasukkan nilai zakat fitrah dengan flayer gam-
bar Baznas sendiri. Dan akhirnya digital fundraising bisa disebar
luaskan, dan itu dimulai pada tahun 2018, sejak pemerintah melaku-
kan pembayaran bank pada sistem digital.
Baznas Kota Tangerang sejauh sudah meningkatkan digital
fundraising seperti membuat aplikasi. Dengan membuat aplikasi atau
website tangerangsedekah.id. Penggalangan dana zakat yang per-
tama dilakukan adalah pada saat gempa bumi di Lombok dan men-
dapatkan dana sebesar Rp 2 miliar. Baznas Kota Tangerang diusaha-
kan mempunyai kantor digital sendiri, yaitu kotatangerang.baznas.
co.id., website tersebut diberikan oleh Baznas pusat. Baznas Kota
Tangerang mengelola digital fundraising yang dikelola oleh kepala
bidang pengumpulan dan nantinya akan dilaporkan kepada Baznas
pusat.
Walaupun digital fundraising dilakukannya sangat mudah,
namun tetap memiliki pro dan kotra yang menuai masyarakat. Dika-
renakan tidak semua orang memiliki handphone dan tidak menge-
tahui tentang website serta aplikasi lainnya. Lalu ada juga orang tua
yang berpikiran bahwa zakat yang diberikan secara online itu di-
anggap secara sah atau tidak dalam akadnya. Padahal bisa kita lihat
pada undang-undang Baznas No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan
Zakat mengatur bahwa Zakat dapat disalurkan melalui Badan Amil
Zakat Nasional (Baznas) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ). Dan
hukum syarat zakat secara online itu dianggap sah, asalkan kita benar
dalam berniatnya dan membagi zakatnya kepada siapa. Jadi pro dan
kontra dalam digital fundraising pada lembaga zakat ialah tentang
masyarakat yang masih ragu. Namun, jika ragu seharusnya masya-

Filantropi Membangun Negeri – 177


rakat harus bisa telaah lebih dulu di website resmi milik Baznas Kota
Tangerang maupun Baznas pusat.
Untuk saat ini masyarakat Tangerang sudah banyak yang me-
lakukan pembayaran zakat, infak, maupun sedekah pada digitalisasi.
Karena untuk saat ini Baznas membuka layanan digital semakin
meningkat. Bahkan yang tadinya Baznas sendiri hanya memiliki
rekening sedikit dan semakin banyaknya permintaan konsumen,
akhirnya Baznas sekarang sudah memiliki 14 rekening yaitu terdiri
dari 7 untuk infak dan 7 lagi untuk Zakat. Bahkan saat ini sudah
mencapai 9 juta yang targetnya dari 100 juta. Maka dari itu sistem
digital walaupun memiliki kontra namun tetap menjadi daya tarik
konsumen muzakki sendiri.
Baznas Kota Tangerang mengoperasikan digital fundraising
dengan cara membuat flayer yang sudah ditentukan, jadi para mu-
zakki bisa memilih di antara zakat, infak, dan sedekah. Di website
sendiri juga memiliki kalkulator zakat, jadi masyarakat yang hendak
berzakat tidak kebingungan lagi, apakah mereka sudah mencapai
nishabnya atau belum. Apalagi memberikan dalam jarak jauh dan
tidak bisa berkonsultasi secara langsung, maka dari itu Baznas
memberikan akses dengan mudah. Hanya saja dari masyarakat
sendiri yang seharusnya akan sadar pada kewajibannya untuk
berzakat. Dikarenakan kurangnya sosialisasi secara penuh, sedang-
kan untuk mengadakan kegiatan sosialisasi tentang digital fund-
raising itu sendiri masih juga kurangnya dalam pendanaan proposal.
Contohnya dari pembuatan konten marketing yaitu membuat iklan.
Digital Fundraising banyak menuai pro kontra dari masya-
rakat, karena masyarakat sendiri menganggap bahwasanya berzakat
seharusnya didoakan secara langsung, agar akadnya pun bisa di-
anggap sah. Dari kurangnya sosialisasi secara penuh dari Baznas
sendiri yang seharusnya bisa lebih ditingkatkan lagi edukasi tentang
digital fundraising dalam penghimpunan zakat kepada masyarakat
atau para donatur. Meskipun begitu layanan zakat secara online di
Baznas juga sudah semakin meningkat dari fasilitas yang memadai
178 – Filantropi Membangun Negeri
seperti adanya website dan aplikasi untuk memudahkan para donatur.
Hanya saja dari kesadaran masyarakat yang masih kurang paham
tentang berzakat.
Dari penyaluran Baznas Kota Tangerang juga cukup bagus,
walaupun hanya menyalurkan di daerah khusus Tangerang saja,
namun itu juga sudah sangat membuat masyarakat Tangerang yang
tidak mampu menjadi terbantu dari lembaga tersebut. Maka dari itu,
Baznas Kota Tangerang hanya tinggal lebih meningkatkan edukasi
zakat secara online kepada masyarakat, supaya mereka paham bahwa
zaman semakin modern, maka berzakat atau sedekah pun juga
semakin modern.

Referensi
▪ Saripudin, Udin. 2016. “Filantropi Islam Dan Pemberdayaan
Ekonomi.” BISNIS: Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam 4(2):
165.
▪ Saripudin, Udin. 2016. “Filantropi Islam Dan Pemberdayaan
Ekonomi.” BISNIS : Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam 4(2):
165.
▪ Wawancara Rifti Fauzan S.T (Kepala Bidang Pengumpulan
Baznas Kota Tangerang).

Filantropi Membangun Negeri – 179


GERAKAN FILANTROPI: MEMBELI SAMA
DENGAN BERSEDEKAH
Oleh: M. Ilham Arfandi
(Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta)

Dalam Islam, terdapat amalan dengan pahala besar yang


memiliki dampak signifikan di dunia dan akhirat, yaitu sedekah.
Sedekah dianjurkan dilakukan secara rendah hati dan tanpa perlu
mempublikasikannya. Sedekah adalah memberikan sesuatu kepada
fakir miskin atau yang berhak menerimanya, meskipun zakat dan
zakat fitrah tetap wajib sesuai dengan kemampuan. Sedekah di-
anggap sebagai perbuatan baik dalam Islam.
Filantropi, berakar dari bahasa Yunani yang berarti cinta
sesama manusia dan nilai-nilai kemanusiaan, melibatkan memberi-
kan waktu, uang, dan upaya untuk membantu orang lain. Sedekah
dan filantropi adalah dua konsep yang sering terkait dengan mem-
berikan dukungan kepada yang membutuhkan, meskipun pelaksana-
annya bisa berbeda. Baru-baru ini, ada pandangan bahwa ‘membeli’
juga bisa menjadi bentuk filantropi atau sedekah.
Ulama Indonesia seperti Syekh Abdul Ghouts (Abah Aos) dan
KH Bahauddin Nur Salim (Gus Baha) menekankan bahwa pembelian
barang dari pedagang, terutama warung kecil, dapat dianggap se-
bagai bentuk sedekah karena membantu ekonomi mereka yang sering
hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun, mas-
yarakat seringkali lebih suka berbelanja di mal atau supermarket
daripada di pedagang kecil, yang dapat merugikan ekonomi mereka
yang bergantung pada penjualan harian.
Penting bagi masyarakat, terutama umat Islam, untuk mema-
hami keutamaan sedekah, seperti pahala yang berlipat ganda, perpan-
jangan usia, penghapusan dosa, menjauhkan dari api neraka, dan
mendapatkan naungan di hari kiamat. Dengan demikian, penting
untuk memahami nilai-nilai sedekah dan filantropi dalam kehidupan

180 – Filantropi Membangun Negeri


sehari-hari dan berusaha memberikan dukungan kepada pedagang
kecil atau memberikan bantuan kepada mereka. Ini adalah tindakan
yang dapat memberikan manfaat bagi banyak orang dan men-
dapatkan pahala besar dari Allah SWT. Semua ini mencerminkan
kasih sayang, membantu pemerataan ekonomi, dan berkontribusi
pada upaya menjadikan dunia ini tempat yang lebih baik bagi semua
orang. Semoga pemahaman ini membuat masyarakat lebih sadar
akan pentingnya memberikan dukungan kepada sesama manusia dan
berperan sebagai agen perubahan positif dalam masyarakat.
Terdapat amalan atau ibadah yang harus dilakukan dan dapat
dilihat oleh orang lain, yang memiliki pahala yang besar. Namun,
penting diingat bahwa ada juga amalan yang sebaiknya dilakukan
secara rahasia. Salah satu contoh amalan semacam itu adalah se-
dekah, yang merupakan bagian integral dalam agama Islam. Sedekah
sebaiknya tidak dipamerkan. Meskipun kita memberikan sebagian
dari harta kita, namun melalui sedekah, kita akan merasakan banyak
manfaat baik di dunia maupun di akhirat. Sedekah menurut KBBI
yakni sebagai pemberian kepada fakir miskin atau orang yang berhak
menerimanya, di luar kewajiban zakat dan zakat fitrah, sesuai dengan
kemampuan pemberi.
Filantropi menurut bahasa berasal dari bahasa Yunani yakni:
philein berarti cinta, dan anthropos berarti manusia. Menurut istilah
filantropi adalah tindakan seseorang yang mencintai sesama manusia
serta nilai kemanusiaan, sehingga menyumbangkan waktu, uang dan
tenaganya untuk menolong orang lain.
Filantropi dan sedekah seringkali terkait dengan memberikan
dukungan atau bantuan kepada individu, kelompok, atau organisasi
yang membutuhkan. Meskipun keduanya memiliki tujuan yang se-
rupa, yaitu memberikan manfaat kepada orang lain, pelaksanaannya
bisa berbeda. Namun, baru-baru ini, ada pandangan yang berkem-
bang bahwa ‘membeli’ juga dapat dianggap sebagai bentuk filantropi
atau sedekah. Salah satu konsep yang kurang dikenal adalah bahwa

Filantropi Membangun Negeri – 181


ketika seseorang membeli barang dari warung atau toko, ini juga bisa
dianggap sebagai bentuk shadaqah kepada pedagangnya.
Saya ingin mengutip pendapat dua ulama Indonesia, yaitu
Syekh Abdul Ghouts (Abah Aos), seorang Mursyid Thariqah Qadi-
riyyah wa Naqsabandiyah di Pondok Pesantren Sirnarasa Tasikma-
laya, Jawa Barat, dan KH Bahauddin Nur Salim (Gus Baha), seorang
kiai pengasuh pondok pesantren Tahfidul Qur’an LP3IA. Keduanya
berpendapat bahwa secara tidak langsung, tindakan membeli adalah
bentuk aktivitas bershadaqah, di mana pembeli memberikan shada-
qah kepada penjual.
Mengapa kita disarankan untuk berbelanja di warung-warung
kecil daripada di pusat perbelanjaan besar seperti mal? Alasannya
adalah karena warung kecil dan pedagang kaki lima sering hanya
menghasilkan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka
yang terkadang dengan berjualan pun mereka ada yang masih belum
tercukupi untuk kebutuhan sehari-harinya karena dia mempunyai
tunggakan sekolah anaknya. Mereka juga tidak berpikir untuk meng-
gunakan keuntungan mereka untuk hiburan, mengoleksi barang
mewah, atau barang antik.
Ketika persediaan barang dagangan mereka habis, mereka
dengan semangat bersiap untuk membuat menu baru dan berdagang
lagi keesokan harinya. Jika kita hanya memberikan uang tanpa mem-
beli barang dari mereka, ada risiko bahwa barang mereka akan tetap
tidak terjual dan akhirnya harus dibuang. Ini dapat mengurangi se-
mangat mereka untuk terus bekerja dan akhirnya membuat mereka
lebih suka bergantung pada bantuan daripada bekerja.
Tindakan ini merupakan bentuk kasih sayang dan upaya untuk
memeratakan perekonomian masyarakat, khususnya bagi umat
muslim. Ketika kita memberikan pekerjaan kepada seseorang, seperti
memberi mereka pekerjaan di kebun kita, seperti mencangkul, me-
motong rumput, atau memanen hasil tanaman, atau memberikan jasa
seperti menjaga toko atau menjadi ojek online atau ojek pangkalan,
kita sebenarnya sedang bershadaqah dengan membeli jasa mereka.
182 – Filantropi Membangun Negeri
Ini adalah bentuk shadaqah yang sangat mulia, daripada hanya
memberikan uang kepada mereka yang meminta-minta tanpa mem-
berikan sesuatu dalam bentuk jasa. Terkadang hal ini justru membuat
seseorang menjadi malas dan hanya mengandalkan permintaan ban-
tuan, yang pada akhirnya dapat menghambat kemajuan mereka.
Bersedekah juga memiliki banyak keutamaan sekiranya ada 5
keutamaan bersedekah sebagaimana yang sudah disebutkan di dalam
Al-Qur’an maupun hadits.

1. Ganjaran Harta Maupun Pahala yang Berlipat Ganda


Salah satu hal yang luar biasa dari melakukan sedekah adalah
anugerah pahala yang dapat diperoleh. Ini sesuai dengan janji
Allah mengenai keutamaan sedekah yang terdapat dalam Al-
Quran, yaitu dalam surah Al-Hadid ayat 18;
‫سنًا‬ ً ‫ّٰللاَ قَ ْر‬
َ ‫ضا َح‬ ‫ضوا ه‬ُ ‫ت َوا َ ْق َر‬ِ ‫صد ِٰق‬
َّ ‫ص ِدقِيْنَ َو ْال ُم‬ َّ ‫ا َِّن ْال ُم‬
‫ف َل ُه ْم َولَ ُه ْم ا َ ْجر َك ِريْم‬ ٰ ‫ي‬
ُ ‫ُّض َع‬
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik
laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah
dengan pinjaman yang baik, niscaya akan dilipatgandakan
(pahala) kepada mereka dan bagi mereka pahala yang
banyak” (QS. Al-Hadid: 18).

2. Sedekah Dapat Memanjangkan Usia dan Mencegah


Kematian Buruk
Salah satu keutamaan dalam memberikan sedekah adalah
mampu untuk memperpanjangkan usia. Namun, yang dimak-
sud dengan memperpanjang usia di sini adalah bahwa amal
kebaikan dari seseorang yang memberikan sedekah akan terus
dikenang dan berlangsung melebihi masa hidupnya di dunia.
Melalui sedekah, seseorang juga dilindungi dari kematian
yang tidak diinginkan.
Hal ini seperti yang disebutkan dalam sabda Rasulullah SAW,
“Sesungguhnya sedekahnya orang muslim itu dapat menam-

Filantropi Membangun Negeri – 183


bah umurnya, dapat mencegah kematian yang buruk, Allah
akan menghilangkan darinya sifat sombong, kefakiran dan
sifat bangga pada diri sendiri” (HR. Thabrani).

3. Sedekah Sebagai Penghapus Dosa, Seperti Air


Memandakan Api
Seseorang yang rajin memberikan sedekah ibarat air yang
memadamkan api. Dosa-dosa kita dihapuskan melalui pahala
kebaikan yang melimpah dari amal sedekah. Melalui sedekah,
Allah SWT akan menghapus dosa-dosa hamba-Nya. Oleh
karena itu, kita seharusnya tidak merasa ragu atau menolak
untuk memberikan sedekah. Kita juga tidak pernah menge-
tahui sebesar apa dosa-dosa yang kita miliki. Oleh karena itu,
memberikan sedekah seharusnya menjadi salah satu amalan
yang kita lakukan secara konsisten.
Rasulullah Saw bersabda, “Sedekah itu dapat menghapus dosa
sebagaimana air itu memadamkan api.” (HR. At-Tirmidzi).

4. Sedekah Dapat Menjauhkan Diri dari Api Neraka


Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, melalui sedekah
kita mampu menghapus dosa-dosa kita. Dengan memberikan
sedekah, kita juga dapat menjaga diri agar tidak terjerumus ke
dalam api neraka. Mengingat pahala yang berlipat ganda yang
kita peroleh dan dosa-dosa yang dihapuskan, kita dapat
menghindari masuk ke dalam neraka jahanam. Hal ini sebagai
sabda Rasulullah SAW, “Jauhkan dirimu dari api neraka
walaupun hanya dengan (sedekah) sebutir kurma”
(Muttafaqun ‘alaih).

5. Mendapatkan Naungan di Hari Kiamat Karena Sedekah


Dalam ayat-ayat Al-Quran, Allah menjelaskan bahwa pada
hari kiamat, manusia akan dihidupkan kembali dan dikum-
pulkan di Padang Mahsyar. Terdapat pernyataan bahwa pada
saat itu, matahari akan sangat dekat dengan kepala setiap indi-

184 – Filantropi Membangun Negeri


vidu, sehingga menciptakan kondisi yang sangat panas. Untuk
menghindari panasnya sinar matahari ini, Rasulullah SAW
telah memberikan kabar baik kepada umatnya tentang amalan
yang dapat memberikan naungan dari panas matahari pada
saat itu.
Ketika di Padang Mahsyar, setiap manusia akan menunggu
giliran mereka untuk diadili berdasarkan amal baik dan buruk
yang telah mereka lakukan. Bayangkan seberapa lama mereka
harus menunggu sambil merasakan panasnya sinar matahari
yang sangat dekat dengan kepala mereka. Oleh karena itu,
hadits Rasulullah SAW menjelaskan bahwa yang akan mem-
berikan naungan kepada umat manusia pada hari kiamat ada-
lah amalan sedekah mereka.
“Setiap orang berada di bawah naungan sedekahnya (pada
hari kiamat) hingga diputuskan di antara manusia atau ia ber-
kata: “Ditetapkan hukuman di antara manusia.” Yazid ber-
kata: “Abul Khair tidak pernah melewati satu hari pun me-
lainkan ia bersedekah padanya dengan sesuatu, walaupun
hanya sepotong kue atau bawang merah atau seperti
ini.” (HR. Al-Baihqi, Al-Hakim dan Ibnu Khuzaimah).
Dan dijelaskan pula dalam riwayat lainnya, bahwasannya
Rasulullah Saw bersabda: “Naungan orang beriman di hari
Kiamat adalah sedekahnya” (HR Ahmad).

Inilah lima keistimewaan sedekah yang diharapkan akan mem-


berikan perlindungan kepada kita di masa depan di akhirat. Semoga
kita semua termasuk dalam golongan yang mendapatkan manfaat
dari keistimewaan ini.
Dengan itu saya berpesan kepada seluruh warga masyarakat
khususnya umat Islam, bantulah saudara kita sesama muslim yang
berdagang di warung-warung pinggir jalan dan pedagang kaki lima,
dengan cara membeli dagangannya. Karena dengan cara tersebut kita
secara tidak sengaja telah bershadaqah kepada mereka dan juga

Filantropi Membangun Negeri – 185


membuat mereka bahagia karena dagangan mereka laku. Apabila kita
membeli dagangan mereka dengan melebihkan uang dari harga
semestinya perbuatan itu tidak akan memiskinkan diri kita. Justru
kita akan dilebihkan pahala kita sebagaimana yang telah dijelaskan
pada hadis Rasulullah SAW yang sudah dijelaskan di atas. Betapa
bahagianya kala melihat orang lain bahagia. Kalau kita sudah bisa
membiasakan diri seperti ini berarti kita sudah mengerti hakikat
kehidupan. Berbagi itu indah. Sedekah walaupun hanya sedikit akan
dicatat sebagai amal ibadah.
Membuat orang bahagia juga merupakan amalan yang paling
dicintai Allah SWT yang disebutkan dalam hadis Rasulullah SAW
bersabda: “(termasuk) Amalan yang paling dicintai Allah adalah
kebahagiaan yang engkau masukkan kedalam hati saudaramu” (HR.
At-Thabaroni dalam Mu’jam Al-Kabir no 13.646, dan dishahihkan
oleh Al-Albani rahimahullah).
Dengan demikian menyenangkan hati orang itu sudah bentuk
dari ibadah. Melihat pedagang bahagia itu menyejukkan hati. Mari
kita peduli dengan membeli diniati ibadah. Banyak cara untuk sede-
kah. Tidak harus mengeluarkan uang banyak. Dengan melebihkan
uang seribu atau dua ribu pada penjual akan lebih baik dari pada kita
memboroskan uang yang tidak bermanfaat.
Kesimpulannya, pemahaman nilai-nilai sedekah dan filantropi
sangat penting dalam kehidupan masyarakat, terutama dalam komu-
nitas umat Islam. Membeli dari pedagang kecil atau memberikan du-
kungan kepada mereka merupakan tindakan yang bisa memberikan
manfaat kepada banyak orang dan mendatangkan pahala besar dari
Allah SWT. Semua ini mencerminkan kasih sayang, pemerataan
ekonomi, dan upaya menjadikan dunia ini tempat yang lebih baik
bagi semua orang. Dengan pemahaman ini, diharapkan masyarakat
akan lebih sadar akan pentingnya memberikan dukungan kepada
sesama manusia dan menjadi agen perubahan positif dalam
masyarakat.

186 – Filantropi Membangun Negeri


STRATEGI FUNDRAISING CROWDFUNDING
PADA LEMBAGA SEBAGAI BENTUK
FILANTROPI MASYARAKAT UNTUK SESAMA
Oleh: Muhammad Dicky Fauzan
(Universitas Sultan Ageng Tirtaysa Banten)

Setiap organisasi maupun lembaga baik itu masyarakat mau-


pun pemerintah pastinnya membutuhkan yang namanya dana sebagai
tulang punggung operasional berjalanya lembaga tersebut. Hal ter-
sebut tak lepas dari pendanaan yang cukup masih dari organisasi-
lembaga yang dibangun tanpa adanya dana operasional suatu lem-
baga atau organisasi tidak akan mampu menjalankan roda organi-
sasinya dengan baik.
Pada strategi fundraising crowdfunding tak lepas dari peran
masayarakat yang peduli dengan sesama dan cinta akan memberi
biasa disebut dengan filantropi. Yang mana peran masyarakat kita
cukup antusias dalam ber infak atau memberikan sedikit hartanya
bagi sesama. hal tersebut selaras dengan Pancasila sebagai dasar
negara kita. Di mana pada Pancasila butir kedua, “kemanusian yang
adil dan beradab”. Secara garis besar memiliki arti bahwa masya-
rakat Indonesia memiliki jiwa kemanusian yang tingi serta keadilan
yang berlandaskan adab.
Tujuan dari tulisan strategi fundraising crowdfunding pada
lembaga sebagai bentuk filantropi masyarakat untuk sesama tersebut
diharapkan dapat mengetahui strategi-strategi dalam melakukan
fundraising crowdfunding bagi lembaga dan organisasi. Dan menge-
tahui potensi-potensi filantropi di Indonesia. Selain itu mengetahui
arti pentingnya filantropi bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Filantropi secara etimologi berasal dari bahasa Yunani dari
kata philein yang artinya cinta dan anthropos artinya manusia.
Filantropi secara terminologi artinya tindakan seseorang yang ditu-
jukan kepada orang lain yang dilandasi perasaan cinta kepada sesama

Filantropi Membangun Negeri – 187


manusia serta nilai kemanusiaan.dengan maksuduntuk menolongnya,
baik dalam bentuk material maupun imaterial.
Robert L. Payton memberikan definisi filantropi sebagai akti-
vitas sukarela untuk kemaslahatan publik. Pada penjelasan di atas
bisa kita ketahui bahwa filantropi seperti halnya (kedermawanan)
seseorang yang suka rela untuk memberi dalam rangka mengatasi
kesulitan dan meningkatkan kesejahteraan hidup sesama manusia.
Oleh karena ini peting sekali bagi setiap masayarat untuk saling
memberi untuk sesama. dalam hal ini pengertian filantropi mencakup
tiga hal sebagai berikut menurut Tamin:
1) Upaya untuk meningkatkan taraf hidup umat manusia,
2) Mencintai umat manusia secara universal
3) Aktivitas yang diarahkan untuk mempromosikan kesejahteraan
manusia

Salah satu lembaga sosial resmi yang dibentuk untuk meng-


himpun dan menyalurkan dana zakat, infak, dan sedekah pada ting-
kat nasional adalah Baznas (Badan Amil Zakat Nasional). Baznas
merupakan badan resmi dan satu-satunya yang dibentuk oleh peme-
rintah yang memiliki tugas dan fungsi menghimpun dan menya-
lurkan zakat, infak, dan sedekah pada tingkat nasional. Fungsi
Baznas sebagai pengelolaan zakat semakin mengukuhkan peran
Baznas sebagai lembaga yang berwenang melakukan pengelolaan
zakat secara nasional. Masyarakat boleh melakukan pengelolaan
zakat asalkan mendapat izin dari pemerintah, dengan syarat dan
ketentuan yang berlaku.
Saat ini dalam memberikan sedekah, infak, donasi, masyarakat
sudah dimanjakan dengan banyaknya pilihan di antara pilihan ter-
sebut adalah crowdfunding. Crowdfunding adalah cara di mana
orang, organisasi, dan bisnis, termasuk bisnis baru, dapat meng-
umpulkan uang melalui portal online disebut platform crowdfunding
untuk membiayai atau mendanai kembali aktivitas mereka. Uang
berlangganan terutama oleh individu tetapi juga oleh institusi. Bebe-
188 – Filantropi Membangun Negeri
rapa aktivitas crowdfunding tidak diatur, beberapa diatur dan
beberapa dikecualikan dari regulasi (ECN, 2020)
Sederhananya, crowdfunding menurut Said dalam jurnalnya
adalah metode yang digunakan untuk mengumpulkan uang melalui
internet. Secara umum terdapat tiga pola penggalangan dana (fund-
raising) yang dapat dilakukan oleh lembaga pelayanan sosial, ke-
tiga pola tersebut yaitu, pertama Penggalangan dana masyarakat
dari sumber yang telah tersedia, baik dari perorangan, perusahaan
maupun pemerintah. Strategi yang digunakan antara lain yaitu
direct mail, membership, special event, endorsement, dsb. Kedua,
penggalangan dana sosial masyarakat melalui sumber dana baru.
Strategi yang digunakan adalah pembangunan unit-unit usaha
yang menghasilkan pendapatan bagi lembaga (earned income)
corporate fund, religious fund, traditional fund, charity boxes,
arisan, media campaign, dsb. Ketiga, Penggalangan dana sosial
masyarakat melalui penciptaan sumber non finansial. Strategi yang
digunakan adalah sumbangan dalam bentuk in kind, kesukarela-
wanan, designated donation. Pola penggalangan dana tersebut
merupakan strategi yang secara umum sering dilakukan oleh
lembaga pelayanan sosial dalam kegiatan fundraising.
Selaras dengan hal tersebut Baznas sebagai lembaga sosial
memiliki fasilitas crowdfunding yang sangat lengkap tersebar di
seluruh kota kabupaten di Indonesia bahkan sampai ke tingkat
majelis taklim di masasyarakat. Hal ini bertujuan agar dapat me-
motivasi dan memudahkan masyarakat dalam memberikan baik itu
dana zakat, infak, dan sedekah. Yang akan dikelola dan disalurkan
kembali dengan baik oleh lembaga pengelola tersebut. Adapun
Progam-progam utama yang dicanangkan oleh Baznas adalah
(https://Baznas.go.id/):
1. Program Santunan Fakir Miskin
2. Program Biaya Pendidikan
3. Program Bantuan Modal Usaha
4. Program Rumah Belajar Baznas

Filantropi Membangun Negeri – 189


5. Program Bantuan Panti Asuhan
6. Program Pasien Rawat Inap
7. Program RTLH
8. Program Tanggap Bencan
9. Program SKSS
10. Program Santunan Musafir
11. Program Santunan Muallaf

Di antara 11 progam utama Baznas diatas dalam menyalurkan


hasil dana zakat, infak, dan sedekah yang di amanahkan kepada lem-
baga ini, masih banyak progam-progam kerja lainnya yang berdam-
pak langsung kepada msayarakat khusunya masyarakat miskin dan
dhuafa.
Kesimpulan yang dapat diambil dari tulisan strategi fund-
raising crowdfunding pada lembaga sebagai bentuk filantropi masya-
rakat untuk sesama. bahwa sangat penting sosok filantropi ada dalam
diri kita masing-masing. Selain itu kita dapat menyadari bahwa hidup
yang kita jalanin ini tidaklah berarati kalau tidak berusaha membantu
orang lain dalam setiap perjalannya. Peran masyarakat dalam mem-
bantu sesama menjadikan kita sebagai bangsa yang kuat karena
peduli akan yang dialami oleh orang-orang di sekitar kita.
Baznas sebagai Lembaga resmi yang mengatur dan mengelola
dana zakat, infak, sedekah, donasi, dll, memiliki tanggung jawab
untuk dapat mengoptimalkan setiap apa yang diberikan para muzakki
(orang yang memberikan ZIS) dan menyalurkannya kepada mustahik
(orang yang menerima ZIS). Terutama yang dialami oleh penulis
sendiri bahwa penulis hampir saja tidak melanjutkan pendidikan ke
jenjang S1 karena terkendala oleh biaya, namun dengan adanya
progam beasiswa dari Baznas khususnya Baznas Kota Tangerang
membuat penulis memiliki semanagat baru motivasi dalam menem-
puh Pendidikan S1 dengan sebaik-baikmya.

190 – Filantropi Membangun Negeri


Maka dari itu penulis mengajak msayarakat Indonesia untuk
saling membantu dalam meringankan beban orang yang lain yang
membutuhkan dengan cara memberikan zakat, infak dan sedekahnya
pada lembaga resmi yang mengelola hal tersebut, yaitu Baznas.

Referensi
▪ Payton, R. L., & Moody, M. P. 2008. Understanding
Philanthropy; Its Meaning and Mission. Bloomington: Indiana
University Press.
▪ Tamim, I. H. (2016). Filantropi dan Pembangunan. Jurnal
Community Development, 1(1). Retrieved from journal.iain
kudus.ac.id.
▪ Nasution, F. A., & Indra, A. P. (2022). Effectiveness of
Distribution of Zakat Funds at Baznas Kab. Labuhanbatu. Jurnal
Akuntansi, Manajemen dan Bisnis Digital, 1(2), 185-188.
▪ ECN (European Crowdfunding Network). 2020. Early Impact of
CoVid19 on the European Crowdfunding Sector. Brussel. April
2020. https://eurocrowd.org.
▪ Said, Z. H. A. (2003). Pola dan Strategi Penggalangan Dana
Sosial di Indonesia: Pengalaman Delapan Belas Lembaga Sosial.
Jakarta: Piramedia.
▪ https://Baznas.go.id/Press_Release/baca/Siapkan_Program_Penya
luran_Nasional_Baznas_RI_Gelar_Rakernis_dengan_Baznas_Da
erah/1519

Filantropi Membangun Negeri – 191


STRATEGI DIGITAL FUNDRAISING DALAM
MENGHIMPUN DANA ZAKAT
Oleh: Diah Ayu Wahyuni
(Universitas Ageng Tirtayasa Banten)

Indonesia adalah negara yang mayoritas penduduknya ber-


agama Islam. Jumlah penduduk muslim yang besar membuat Indo-
nesia mempunyai potensi zakat yang besar. Berdasarkan data statistik
zakat Indonesia, total penghimpunan zakat, infaq, sedekah (ZIS) dan
dana sosial keagamaan lainnya (DSKL) pada tahun 2022 mencapai
Rp 22,43 triliun. Nilai tersebut meningkat sebesar 58,90% diban-
dingkan tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut terutama berasal
dari pembayaran Zakat mal hingga 22,11% dan Zakat hewan kurban
hingga 400,95%. Namun capaian tersebut baru mencapai 86,29%
dari target tahun 2022 sebesar Rp 26 triliun.
Berdasarkan data Pusat Kajian Strategis Otoritas Zakat
Nasional di atas, terdapat kesenjangan antara harapan dan kenyataan
terkait penghimpunan dana zakat di Indonesia. Indonesia merupakan
negara berpenduduk mayoritas muslim terbesar di dunia dan hal ini
turut menjelaskan besarnya potensi zakat, namun jika melihat data
penerimaan zakat yang jauh dari potensi yang ada, maka hal ini
menjadi permasalahan yang perlu diselesaikan bersama-sama.
Di era digital saat ini, metode tradisional semakin tergerus
oleh teknologi, begitu pula ketergantungan pada strategi pengum-
pulan zakat online. Strategi tradisional akan tergerus oleh strategi
digital yang lebih sederhana, cepat, dan transparan. Tren donasi
online saat ini semakin meningkat, seiring dengan semakin banyak-
nya pengguna internet di Indonesia yang semakin memudahkan
dalam berdonasi. Era disrupsi 4.0 merupakan wujud dari era revolusi
industri dengan segala persyaratan efisiensi kelembagaan, tidak
hanya pada industri yang bersifat profit, namun juga pada kinerja
sektor non-profit. Sebuah platform digital yang mulai diinisiasi oleh

192 – Filantropi Membangun Negeri


lembaga filantropi Islam pada satu sisi akan mengarah pada semakin
rendahnya biaya operasional lembaga.
Dengan meningkatnya jumlah pengguna internet, jumlah
pengguna smartphone, jumlah pengguna layanan media sosial dan
tersedianya aplikasi pembayaran online menyebabkan perubahan
pada perilaku memberi seseorang. Berdasarkan data donasi online
sepanjang tahun 2021 yang dipublikasikan Kitabisa. Platform peng-
galangan dana ini telah menyaksikan lebih dari 3 juta orang ber-
donasi secara online melalui aplikasi Kitabisa untuk membantu lebih
dari 36.000 orang menggalang dana sosial.
Keuntungan dari donasi didistribusikan ke berbagai inisiatif.
Antara lain, lebih dari 840.000 warga mendapat bantuan kebutuhan
pokok, lebih dari 9.100 warga sakit mendapat bantuan biaya peng-
obatan, dan lebih dari 3.400 pelajar/mahasiswa mendapat bantuan
biaya pendidikan. Penyaluran dana Zakat yang diterima melalui
Kitabisa dan kerja sama dengan puluhan LAZ (Lembaga Amil Zakat)
telah memberikan manfaat kepada setidaknya 155.000 mustahik
(kelompok penerima Zakat). Mengikuti tren tersebut, potensi dana
penghimpunan Zakat juga dapat dihimpun dengan pengumpulan
zakat secara online atau biasa disebut digital. Digital adalah proses
penggalangan dana sosial melalui sarana digital seperti website,
media sosial atau aplikasi digital lainnya.
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa kegiatan pengumpulan
zakat menggunakan strategi digital fundraising. Pengumpulan yang
dilakukan melalui website crowdfunding memungkinkan pengga-
langan dana zakat hingga miliaran tanpa harus bertatap muka dengan
muzakki. Jadi, perlu mengetahui strategi digital fundraising untuk
mendukung penghimpunan zakat.

1. Fundraising
Secara bahasa fundraising berarti mengumpulkan uang atau
menghimpun uang, sedangkan dalam terminologi fundraising
adalah suatu upaya atau proses operasional yang bertujuan untuk

Filantropi Membangun Negeri – 193


menghimpun dana Zakat, infaq dan sedekah serta sumber dana
lain yang berasal dari masyarakat, baik perorangan maupun ke-
lompok. Organisasi dan perusahaan akan didistribusikan dan
digunakan untuk mustahik. Sesuai dengan penjelasan diatas, pe-
nulis menyimpulkan bahwa penggalangan dana merupakan salah
satu cara memotivasi masyarakat agar mau mencurahkan seba-
gian kecil pendapatannya untuk amal baik dalam bentuk donasi.
Dana atau sumber daya berharga lainnya yang disumbang-
kan siapa yang berhak menerimanya. Penggalangan dana juga
bisa dipahami proses mempengaruhi masyarakat, baik sebagai
individu atau wakil dari suatu masyarakat atau organisasi, untuk
mengarahkan modalnya ke suatu organisasi. Kata mempengaruhi
masyarakat mengandung banyak makna:
Pertama, dalam kalimat di atas pengaruh dapat diartikan
sebagai menginformasikan kepada masyarakat mengenai infor-
masi rinci tentang keberadaan OPZ (Organisasi Pengelola Zakat).
Kedua, mempengaruhi juga dapat berarti mengingatkan dan
meningkatkan kesadaran. Artinya mengingatkan para donatur un-
tuk waspada dalam harta dan kekayaannya, bukan sepenuhnya
milik usahanya. Sebab manusia tidak hanya dilahirkan sebagai
makhluk individu namun juga berfungsi sebagai makhluk sosial.
Kesadaran seperti inilah yang diharapkan OPZ dapat mengingat-
kan para donatur dan muzaki. Oleh karena itu, kesadaran melalui
pengingat yang terus-menerus ini membuat individu dan masya-
rakat terpengaruh oleh program dan kegiatan pemberdayaan mas-
yarakat yang dilakukannya.
Ketiga, pengaruh dalam arti sosial, kelembagaan dan
insentif. Individu mengirimkan kontribusi keuangan dalam bentuk
zakat, infaq dan sedekah dan lain-lain kepada organisasi nirlaba.
OPZ sedang melakukannya penggalangan dana juga mendorong
kesadaran sosial dengan menyoroti pencapaian kerja dalam
laporan tahunan yang dikirimkan kepada calon donatur. Jadi,
setelah memikirkan semuanya dengan matang, calon donatur
194 – Filantropi Membangun Negeri
akan mendapatkan kepercayaan. Keempat, memberikan pengaruh
untuk meyakinkan donatur dan muzaki berinteraksi.
Pada dasarnya, penggalangan dana yang sukses adalah ber-
hasil membujuk para donatur untuk mendanai organisasi penge-
lola zakat. Oleh karena itu, penggalangan dana tidak ada artinya
tanpa keterlibatan. Kelima, dengan menjelaskan penggalangan
dana sebagai suatu proses pengaruh terhadap masyarakat, peng-
aruh juga dapat diterjemahkan sebagai memberikan gambaran
umum tentang alur kerja, program, dan kegiatan yang menyentuh
landasan kesadaran manusia. Kami berharap gambar yang diberi-
kan dapat memberikan dampak masyarakat agar bersedia mem-
berikan sebagian dananya diselenggarakan sebagai sumbangan
dana zakat, infaq dan sadaqah pada lembaga pengelola zakat.
Ada beberapa hal yang menjadi tujuan penggalangan dana
untuk sebuah bisnis mengatur pengelolaan zakat dan menghim-
pun uang sesuai peraturan istilahnya (fundraising) artinya meng-
umpulkan uang. Namun ini bukan sekedar soal uang, tapi juga
soal dana dalam arti luas, ini termasuk barang dan jasa yang
mempunyai nilai material. Namun modal dalam bentuk uang
sangatlah penting. Pertimbangkan sebuah organisasi nirlaba
(OPZ) yang tidak menghasilkan uang maka tidak ada sumber
daya yang akan dibuat.
Jadi jika sumber kekuasaan hilang maka organisasi akan
kehilangan kemampuan untuk terus eksis dan mempertahankan
eksistensinya. Jadi kita dapat mengatakan bahwa penggalangan
dana gagal, meskipun ada bentuk keberhasilan lainnya.

2. Strategi Fundarising
Strategi fundraising adalah rencana untuk proses pengaruh
masyarakat ingin berbuat baik dalam bentuk sumbangan dana
atau sumber daya berharga lainnya akan disediakan masyarakat
yang mempunyai kebutuhan. Adanya strategi fundarising, khusus-
nya untuk melaksanakan program jangka panjang dan jangka

Filantropi Membangun Negeri – 195


pendek. Organisasi tidak memiliki strategi fundraising tidak akan
mencapai maksimal untuk mendapatkan uang atau dana.
Terdapat strategi komunikasi pemasaran yang efektif dalam
strategi fundraising, khususnya:
a) Amil harus punya program pemberdayaan yang menarik.
b) Amil bisa menyentuh hati para donatur berdasarkan kondisi
dasarnya.
c) Amil bermitra dengan perusahaan melalui program CSR
hingga meningkatkan fundraising.
d) Amil memberikan pelayanan prima.

Ada empat langkah dalam strategi fundraising, yaitu:


Pertama, identifikasi segmen dan target muzakki, dilakukan un-
tuk mempermudah amil dalam melakukan kegiatan penghim-
punan dana. Untuk peta ini diperlukan informasi dan data yang
komprehensif mengenai populasi umat islam baik itu ekonomi,
pendidikan, budaya dan geografi. Kedua, konfigurasi sumber
daya. Saat menyiapkan sumber daya dan sistem yang akan dite-
rapkan meningkatkan sumber daya manusia agar memiliki kete-
rampilan yang tepat. Ketiga, membangun sistem komunikasi, hal-
hal yang perlu diingat ketika membangun sistem komunikasi
fokus pada database. Orang yang memenuhi kriteria muzakki
akan menjadi sasaran kegiatan media. Membangun Sistem komu-
nikasi memerlukan penciptaan atau pemilihan media tepat dan
kolaboratif dengan media. Keempat, membangun dan menerap-
kan sistem layanan. Penyelenggaraan dan pelaksanaan pelayanan
dilakukan berdasarkan segmentasi dan sasaran muzakki. Hal ini
dimaksudkan untuk memberikan bentuk pelayanan yang baik.
Berdasarkan hasil pemaparan di atas, strategi fundraising
dana digital penghimpunan zakat ini dapat membantu lembaga
amil zakat dalam mengoptimalkan penghimpunan dana. Dengan
memanfaatkan teknologi digital, mereka dapat menjangkau lebih
banyak masyarakat yang ingin berdonasi zakat, menyediakan
196 – Filantropi Membangun Negeri
platform donasi yang mudah digunakan, dan meningkatkan trans-
paransi pengelolaan dana Zakat. Strategi ini juga membantu men-
jangkau pendukung dari berbagai latar belakang geografis, se-
hingga memperluas kemungkinan donasi.
Pentingnya strategi ini adalah menjaga integritas, keperca-
yaan dan keamanan dalam pengumpulan dan pengelolaan dana
zakat. Teknologi digital harus dibarengi dengan sistem yang kuat
untuk memverifikasi dan memastikan dana zakat digunakan
sesuai dengan tujuan yang ditetapkan agama. Selain itu, komu-
nikasi yang efektif dan mendidik kepada pendukung mengenai
tujuan zakat dan dampaknya juga menjadi kunci keberhasilan
strategi digital fundraising.

Referensi
▪ Mulyono, S. H., Ayuniyyah, Q., & Ibdalsyah, I. (2022). Strategi
Digital Fundraising Dalam Penghimpunan Dana Zakat: Studi
Kasus Lembaga Amil Zakat Global Zakat. Jurnal Ilmiah Ekonomi
Islam, 8(1).
▪ Djayusman, R. R., Afif, M., Triyawan, A., & Abduh, F. (2017).
Analisis Strategi Penghimpunan Dana Zakat, Infak, Dan Sedekah
(Studi Kasus Di LAZ Ummat Sejahtera Ponorogo). Islamic
Economics Journal, 3(1).
▪ Nurhajizah, M. S. (2017). Strategi Fundraising Badan Amil Zakat
Nasional (Baznas) Pusat Melalui E-Commerce (Bachelor's thesis,
Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta).
▪ Indonesia, D. (n.d.). Pengumpulan Zakat di Indonesia Capai
Rp22,43 Triliun pada 2022.
▪ Iskandar. (2021). Kitabisa: 3 Juta Orang Indonesia Berdonasi
Online pada 2021, 82 Persen Diantaranya Anonim.
▪ Kitabisa. (n.d.). Situs Donasi Terbesar dan Terpercaya di
Indonesia.

Filantropi Membangun Negeri – 197


MEMAHAMI PERAN TEOLOGI DALAM
PRAKTIK FILANTROPI MODERN
Oleh: Ibnu Khoirul Anaam
(Universitas Sultan Ageng Tirtayasa)

Dalam praktik filantropi modern, teologi memainkan peran


penting dalam membentuk dan mempengaruhi pendekatan filantropis
yang dilakukan oleh individu, organisasi, dan masyarakat secara
keseluruhan. Teologi mencakup studi tentang keyakinan, doktrin, dan
nilai-nilai agama yang dapat memengaruhi pengambilan keputusan
tentang bagaimana, mengapa, dan untuk siapa memberikan bantuan
dan dukungan.
Salah satu aspek penting dari teologi dalam praktik filantropi
modern adalah pemahaman tentang panggilan sosial dan tanggung
jawab moral yang diperoleh melalui keyakinan agama. Banyak
agama memiliki ajaran tentang pentingnya kasih sayang, keadilan,
dan perhatian terhadap sesama manusia, yang secara langsung terkait
dengan praktik filantropi. Teologi dapat memberikan dasar moral dan
etika yang kuat bagi mereka yang terlibat dalam filantropi untuk
memandu keputusan mereka.
Selain itu, teologi juga dapat memberikan perspektif dan
pemahaman yang lebih dalam tentang masalah sosial dan kebutuhan
manusia, yang dapat membantu merumuskan program filantropi
yang lebih efektif dan relevan. Dalam memahami penyebab masalah
sosial, teologi dapat membantu dalam mengidentifikasi akar per-
masalahan dan mencari solusi yang holistik dan berkelanjutan.
Pada praktik filantropi modern, teologi juga dapat memberikan
dorongan dan motivasi bagi individu dan organisasi untuk ber-
partisipasi dalam upaya filantropis. Keyakinan agama dapat mem-
perkuat komitmen dan dedikasi untuk bekerja untuk kesejahteraan
masyarakat dan memperkaya makna dari tindakan filantropis itu
sendiri.

198 – Filantropi Membangun Negeri


Kita akan melihat lebih dekat bagaimana teologi memainkan
peran dalam membentuk praktik filantropi modern dengan meng-
eksplorasi pandangan dan nilai-nilai dari berbagai agama, serta me-
lihat contoh-contoh di mana teologi telah mempengaruhi program
filantropi yang berhasil.
Dalam praktik filantropi modern, peran teologi sangat penting
dan berpengaruh. Teologi, sebagai studi tentang keyakinan dan
ajaran agama, memainkan peran sentral dalam membentuk nilai-nilai
dan motivasi di balik tindakan filantropi. Pertama-tama, teologi
memberikan kerangka pemikiran moral dan etis yang mendasari
praktik filantropi. Agama-agama yang memiliki teologi yang kuat
mengajarkan nilai-nilai seperti kasih sayang, kedermawanan, dan
keadilan sosial. Nilai-nilai ini menjadi fondasi bagi praktik filantropi
modern yang bertujuan untuk meringankan penderitaan dan mem-
promosikan kesejahteraan manusia. Melalui pemahaman teologis,
praktisi filantropi dapat memahami dan membenarkan alasan di balik
tindakan mereka.
Selain itu, teologi juga memberikan landasan untuk pema-
haman tentang manusia dan dunia. Agama-agama seringkali meng-
ajarkan tentang hakikat manusia, hubungannya dengan pencipta, dan
tanggung jawab sosialnya. Dalam konteks filantropi modern, pema-
haman teologis tentang manusia sebagai makhluk yang berkaitan dan
tanggung jawab sosial individu dan komunitasnya membantu meng-
arahkan praktik filantropi yang efektif dan berarti.
Dalam konteks praktik filantropi modern yang semakin
kompleks, teologi juga dapat menjadi sumber inspirasi dan motivasi
yang kuat. Kepercayaan keagamaan sering kali mendorong individu
dan organisasi untuk berkomitmen secara moral dan etis dalam mem-
bantu orang lain. Misalnya, pemahaman akan keadilan sosial dan
panggilan untuk membantu yang lemah dalam agama-agama tertentu
dapat membangkitkan semangat filantropi yang kuat.
Namun, perlu diingat bahwa praktik filantropi juga sering
melibatkan kerjasama lintas-agama dan lintas-keyakinan. Dalam

Filantropi Membangun Negeri – 199


konteks ini, dialog antaragama dan dialog antara teologi-teologi yang
berbeda sangat penting untuk memahami peran teologi dalam praktik
filantropi modern. Dialog interreligius dapat menghasilkan perspektif
yang lebih inklusif dan saling memperkaya, sehingga menciptakan
fondasi yang lebih luas untuk kegiatan filantropi.
Teologi memainkan peran yang signifikan dalam praktik
filantropi modern. Melalui kerangka pemikiran moral dan etis, pema-
haman tentang manusia dan dunia, serta sebagai sumber inspirasi dan
motivasi, teologi berkontribusi dalam membentuk dan mengarahkan
praktik filantropi. Namun, penting juga untuk mencari dialog dan
inklusivitas dalam pemahaman teologi yang beragam, sehingga me-
mungkinkan praktik filantropi modern yang inklusif dan saling mem-
perkaya.
Teologi memainkan peran yang sangat penting, teologi mem-
berikan kerangka moral dan etis, serta nilai-nilai yang mendasari
praktik filantropi. Pemahaman teologis tentang manusia dan tang-
gung jawab sosialnya juga membantu memandu praktik filantropi
yang efektif dan berarti. Selain itu, kepercayaan keagamaan sering
kali menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi praktisi filantropi.
Namun, penting untuk mencari dialog antaragama dan in-
klusivitas dalam pemahaman teologi yang beragam, agar praktik
filantropi bisa menjadi lebih inklusif dan saling memperkaya.
Dengan demikian, teologi memiliki peran yang signifikan dalam
membentuk dan mengarahkan praktik filantropi modern.

Referensi
▪ Smith, J. R. (2018). Filantropi dan Iman: Memahami Peran
Agama dalam Praktik Filantropi. Jurnal Kajian Filantropi dan
Sosial, 5(2), 112-129.
▪ Johnson, M. W. (2017). Teologi dalam Aksi: Filantropi Sebagai
Ekspresi Praktik Keagamaan. Jurnal Studi Keagamaan, 9(1), 75-
90.

200 – Filantropi Membangun Negeri


PEMANFAATAN DIGITAL FUNDRAISING
DALAM MENINGKATKAN FILANTROPI
SOSIAL LEMBAGA BAZNAS
Oleh: Marina Agustin
(STAI Asy-Syukriyyah Kota Tangerang)

Merupakan suatu hal yang penting dalam sebuah strategi


penghimpunan dana atau fundraising di dalam suatu lembaga Zakat,
infak, dan sedekah, itu karena dalam sebuah aktifitas pengolahan
zakat selalu berhubungan dengan dana. Pengaruh dari strategi fund-
raising sangatlah besar dalam eksistensi sebuah lembaga pengolahan
zakat.
Strategi yang tepat perlu dilakukan dalam suatu lembaga
pengelolaan zakat dengan tujuan dapat mencapai target yang telah
direncanakan. Karena melalui perencanaan maka tentu akan dapat
menemukan potensi zakat melalui para muzakki yang belum dike-
tahui secara maksimal. Maka dari itu dalam suatu lembaga zakat
salah satunya ialah Baznas diperlukannya strategi dalam pengolahan
zakat dengan menggunakan digital fundraising.

Mengapa harus dengan Digital Fundraising?


Di era modern seperti saat ini perkembangan teknologi sangat-
lah pesat, hampir seluruh lapisan dari masyarakat sudah menjadi
pengguna dari teknologi. Demikian juga dengan penggunaan strategi
dalam perhimpunan zakat yang secara tradisional akan semakin
mengalami kemunduran karena pada saat ini sudah banyak adanya
fitur digital yang lebih mudah, cepat, dan transparan.
Dengan digital fundraising dapat memberikan kemudahan
bagi masyarakat untuk membayar zakat, infak, ataupun sedekah.
Dengan melakukan zakat secara digital akan memberikan kemu-
dahan dalam menyalurkan dana para muzakki sehingga tidak diper-
lukannya pembayaran secara langsung atau tatap muka. Pembayaran

Filantropi Membangun Negeri – 201


zakat secara online pun dapat memudahkan masyarakat yang ingin
berzakat tetapi terkendala oleh kesibukannya masing-masing pun
dapat dengan mudah memberikan dananya untuk dapat menunaikan
pembayaran zakat sesuai dengan rukun islam.
Baznas merupakan lembaga pemerintahan nonstruktural yang
kegiatannya menghimpun dan menyalurkan dana zakat, infak, dan
sedekah (ZIS), serta dana sosial keagamaan lainnya (DSKL) pun
sedang gencar menjalankan digitalisasi. Hal itu didorong kara adanya
banyak tren dari kelompok milenial, hampir dari 70% muzakki
Baznas saat ini cenderung lebih suka menggunakan teknologi digital
dalam berzakat-bersedekah, dan juga adanya tuntutan digitalisasi dari
para mitra channeling-nya yang pada umumnya juga sudah melaku-
kan pembayaran dengan menggunakan via digital.
Maka tak heran jika Baznas juga mengembangkan solusi
untuk penggalangan dana digital yang fokus pada layanan ZIS dan
DSKL dengan menggunakan platform online yang sudah tersedia
dengan menggunakan sistem integrasi untuk layanan otomatis.
“Kami telah menerapkan pengumpulan dana multiplatform. Baznas
tidak hanya mengoptimalkan digitalisasi dan internet pada sosial-
isasi, tetapi juga dalam pengumpulan Zakat” kata Bapak Rizaludin
Kurniawan, Pimpinan Baznas RI.
Lebih detailnya, Kepala Divisi Pengumpulan Digital Baznas,
menjelaskan bahwa lembaga ini mengembangkan konsep multi-
platform zakat digital, yang terdiri dari platform internal Baznas dan
platform yang berkolaborasi bersama mitra aplikasi digital lainnya.
Teknologi yang diterapkan mulai dari kecerdasan buatan atau
artificial intelligence (AI) hingga media sosial.
Hingga sekarang telah muncul lebih dari 100 aplikasi online
untuk pembayaran ZIS. “Dengan adanya berbagai kemudahan alter-
natif pembayaran digital, diharapakan lebih banyak muzaki yang
dapat membayarkan ZIS melalui Baznas. Seperti fintech, crowd-
funding, e-commerce, aplikasi investasi, telkom, dan aplikasi pem-

202 – Filantropi Membangun Negeri


bayaran lainnya.” Jelas Bapak Fahrudin, Kepala Divisi Pengum-
pulan Digital Baznas.
Baznas untuk pembayaran Zakat menggunakan metode pem-
bayarannya bisa melalui Transfer pembayaran online, pembayaran
tagihan, over the counter, virtual account, kartu kredit, dan Paypal.
Baznas juga menyediakan layanan pembayaran ZIS dan DSKL
melalui Mobile Apps “Cinta Zakat”. Sejumlah platform inovatif lain
pun turut dibuat, seperti aplikasi pembayaran digital (Fintech),
teknologi QRIS, dan mesin donasi Baznas. Dalam hal pemasaran dan
penyebarannya pun Baznas juga telah menerapkan omnichannel
untuk memaksimalkan setiap saluran, seperti: layanan pelanggan,
pemasaran e-mail dan otomatisasi, pusat panggilan, notifikasi WA,
serta respons suara interaktif (IVR) guna untuk meningkatkan keter-
libatan masyarakat.
“Semua itu dibangun di atas paltform yang disebut SimBA
(Sistem Informasi Baznas). Jadi, semua Application Programming
Interface (API) dibangun di atas SimBA” kata Bapak Fahrudin.
Di medsos pun Toko Baznas juga menjadi solusi penyaluran
Zakat dan kurban. Baznas telah menggunakan AI dengan Chatbot
Zavira (Zakat Virtual Assistant) melalui LINE @Baznasindonesia
dan teknologi Augmented Reality di Google Play Store.
Saat ini Baznas sudah melangkah jauh kedepan dalam mene-
rapkan layanan berbasis data, termasuk mampu melakuakan seg-
mentasi, prediksi, dan memetakan perjalanan muzaki, hingga akhir-
nya dapat melakukan aktivasi kampanye. Aktivasinya dapat berupa
aktivasi CRM, yaitu hubungan, retensi, dan pemulihan. Yang pada
akhirnya agar muzaki dapat semakin nyaman untuk berzakat ke
Baznas.

Bagaimana Baznas dapat mengembangkan Digital Fundraising?


Baznas Kota Tangerang gelar pelatihan digital fundraising,
Puluhan dari Mahasiswa penerima Beasiswa Cendekia Baznas
(BCB) dan Relawan Berkah BerZakat mendapat pelatihan digital

Filantropi Membangun Negeri – 203


fundraising yang diharapkan pada pelatihan tersebut BCB dan
Relawan Berkah Berzakat akan bisa belajar dan membantu pengum-
pulan dan penyaluran Ramadhan 1444 H di Baznas Kota Tangerang.
“Kegiatan pelatihan ini bertujuan untuk membekali para
mahasiswa cendekia dalam meningkatkan kapasitas dan kualitas diri
juga pembekalan kepada relawan yang akan membantu pengum-
pulan dan penyaluran ZIS Baznas Kota Tangerang” ujar Bapak K.H
Aslie Elhusyairy, selaku ketua Baznas Kota Tangerang.
Dari kegiatan pelatihan ini supaya para mahasiswa dan re-
lawan dapat memahami dan mempraktikan keterampilan mengenai
digital fundraising, diantaranya dengan membuat konten digital dan
juga optimasi digital, yang diharapkan program ini memberikan
dampak positif bagi Baznas dalam penggalangan dana dan mem-
berikan manfaat bagi kemajuan bangsa.
Direktur Utama Deft.id, Bapak Dea Sunarwan yang meru-
pakan pemateri dalam pelatihan tersebut mengatakan “Di era yang
serba digital ini pengumpulan dana digital sudah menjadi tren saat
ini. Metode-metode bisnis telah berubah dan terdampak arus digital-
isasi contohnya beberapa toko retail sudah mulai tergantikan dengan
toko-toko online, begitu pun juga dalam pengumpulan zakat, infak,
dan sedekah.”
Bapak Dea Sunarwan yang sudah berpengalaman dalam mela-
kukan pengumpulan dana digital telah berhasil membantu berbagai
lembaga filantropi untuk menyampaikan pentingnya pengumpulan
dana secara digital pada masa sekarang ini.
Dan salah satu manfaat dari digital fundraising adalah dapat
dilakukan dengan fleksibel digunakan dengan semua jenis pengum-
pulan dana yang ingin beralih ke media online dapat menjangkau
secara personal dan mampu menyebarkan informasi pada target fisik.
Pada saat ini kita harus sangat memanfaatkan digital fund-
raising dengan sebaik mungkin untuk meningkatkan, membantu, dan
memajukan ekonomi negara, selain itu digital fundraising juga
sangat memudahkan kita sebagai umat muslim untuk menunaikan
204 – Filantropi Membangun Negeri
salah satu rukun iman yaitu dengan membayar Zakat. Dengan digital
fundraising dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk
membayar zakat, infak, ataupun sedekah. Pembayaran zakat secara
online pun dapat memudahkan masyarakat yang ingin berzakat tetapi
terkendala oleh kesibukannya masing-masing jadi dapat dengan
mudah memberikan dananya untuk dapat menunaikan pembayaran
zakat sesuai dengan rukun islam.
Baznas merupakan lembaga pemerintahan nonstruktural yang
kegiatannya menghimpun dan menyalurkan dana zakat, infak, dan
sedekah (ZIS), serta dana sosial keagamaan lainnya (DSKL) yang
sedang gencar menjalankan digitalisasi, memudahkan kita untuk
membayar zakat dengan digital fundraising dan juga mengembang-
kan solusi untuk penggalangan dana digital yang fokus pada layanan
ZIS dan DSKL dengan menggunakan platform online yang sudah
tersedia dengan menggunakan sistem integrasi untuk layanan
otomatis.
Saat ini Baznas sudah melangkah jauh kedepan dalam mene-
rapkan layanan berbasis data, termasuk mampu melakukan segmen-
tasi, prediksi, dan memetakan perjalanan muzaki. Dengan digitalisasi
yang sukses itu Baznas optimis bahwa Baznas akan dapat melampaui
target yang sudah direncanakan.
Baznas Kota Tangerang gelar pelatihan digital fundraising,
Puluhan dari Mahasiswa penerima Beasiswa Cendekia Baznas
(BCB) dan Relawan Berkah Berzakat mendapat pelatihan digital
fundraising, yang diharapkan pelatihan ini supaya para mahasiswa
dan relawan dapat memahami dan mempraktikan keterampilan
mengenai digital fundraising, diantaranya dengan membuat konten
digital dan juga optimasi digital, yang diharapkan program ini mem-
berikan dampak positif bagi Baznas dalam penggalangan dana dan
memberikan manfaat bagi kemajuan ekonomi bangsa.

Filantropi Membangun Negeri – 205


MEMBANGUN STRATEGI
FUNDRAISING CROWDFUNDING
Oleh: Dian Dwi Lestari
(UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Crowdfunding merupakan proses pengumpulan dana dari se-


jumlah besar individu atau kelompok melalui platform online yang
didedikasikan untuk tujuan tersebut. Jenis crowdfunding yang paling
umum melibatkan kampanye publik yang dibuat oleh pencari dana
atau proyek tertentu dengan tujuan mencapai target dana tertentu
dalam jangka waktu yang ditentukan.
Crowdfunding salah satu bentuk permodalan yang bisa mem-
bantu andamengembangkan usaha. Tidak dipungkiri bahwa modal
merupakan pondasi utama dalam sebuah bisnis. Jika pondasi tersebut
tidak kuat, maka tidak bisa menopang semua isinya dengan baik.
Maka dari itu, memiliki dana yang cukup saat memulai bisnis meru-
pakan hal utama yang wajib dipersiapkan. Untungnya, saat ini ada
banyak cara mudah untuk mengajukan pinjaman modal bisnis atau
usaha. Untuk mendapatkan pinjaman modal yang lebih baik, anda
bisa memanfaatkan crowdfunding. Untuk lebih jelasnya, anda bisa
pelajari di bawah ini.
Pada beberapa tahun terakhir, aneka platform untuk urun dana
semakin memperluas jangkauannya. Dengan adanya beragam plat-
form tersebut, maka akan semakin mudah bagi para pekerja kreatif
seperti penulis, seniman, musisi, hingga podcaster untuk menawar-
kan gagasan kreatifnya ke publik agar bisa mendapatkan pendanaan
dari masyarakat yang tertarik dengan karya mereka.
Manfaat paling jelas dari platform ini adalah individu maupun
perusahaan yang memiliki bisnis dan membutuhkan pendanaan bisa
mendapatkan akses ke sekelompok pendana. Baik pendana berupa
investor maupun masyarakat umum yang mendukung bisnis dan
gagasan mereka. Dengan keberadaan sosial media, platform ini

206 – Filantropi Membangun Negeri


semakin menjangkau banyak pihak, sehingga semakin memper-
mudah individu atau pemilik bisnis untuk menemukan berbagai
pihak yang tepat untuk mendukung mereka.
Dalam pandemi global covid-19, crowdfunding telah menjadi
alat yang sangat penting untuk mendukung berbagai tujuan, mulai
dari proyek bisnis hingga bantuan kemanusiaan. Namun, kesuksesan
dalam crowdfunding tidak datang dengan sendirinya. Diperlukan
strategi yang matang dan eksekusi yang tepat untuk mencapai atau
bahkan melebihi target pendanaan.Dari sektor ekonomi kecepatan
dalam mengakses informasi di internet merupakan hal yang sangat
membantu, terutama dalam proses transaksi dan transparansi di
bidang keuangan.
Penerapan teknologi di bidang keuangan atau yang dikenal
dengan sebutan financial technology sangat membantu gaya hidup
masyarakat yang dulu berbasis manual menjadi serba otomatis dan
praktis. Berbagai produk financial technology didesain untuk mem-
permudah masyarakat baik berupa pinjaman, penghimpunan dana
secara kolektif, pembayaran online, permodalan, investasi dan pro-
duk fintech lainnya. Penghimpunan dana secara kolektif atau crowd-
funding merupakan salah satu produk fintech yang memberikan
solutif dalam mengatasi kesulitan ekonomi dalam hal permodalan
untuk membangun dan mengembangkan usaha. Diperlukan strategi
yang matang dan eksekusi yang tepat untuk mencapai atau bahkan
melebihi target pendanaan.
Langkah pertama yaitu penyusunan tujuan yang jelas, pada
langkah ini strategi fundraising crowdfunding adalah menetapkan
tujuan yang jelas. Tujuan ini harus mencakup jumlah dana yang
dibutuhkan dan bagaimana dana tersebut akan digunakan. Penting
untuk menjelaskan secara rinci mengapa dana dibutuhkan dan bagai-
mana hal itu akan menguntungkan proyek atau inisiatif tersebut.
Tujuan yang jelas akan membantu memotivasi pendukung potensial
karena mereka dapat melihat dampak nyata dari kontribusi mereka.

Filantropi Membangun Negeri – 207


Kedua, yakni pilih Platform yang tepat. Pilihan platform
crowdfunding sangat penting. Ada berbagai platform yang berbeda
untuk berbagai jenis proyek dan tujuan. Beberapa platform terkenal
seperti Kickstarter dan Indiegogo cocok untuk proyek-proyek kreatif
dan produk fisik, sementara GoFundMe lebih fokus pada peng-
galangan dana untuk tujuan sosial dan bantuan medis. Penting untuk
memilih platform yang sesuai dengan jenis proyek andadan audiens
target anda.
Ketiga, yaitu cerita yang menggugah emosi. Salah satu elemen
kunci dalam kampanye crowdfunding yang sukses adalah cerita yang
kuat. Anda perlu bisa menceritakan kisah anda dengan cara yang
menggugah emosi dan menginspirasi. Jelaskan mengapa proyek anda
penting, bagaimana ide tersebut muncul, dan apa yang anda harapkan
akan dicapai dengan mencapai target dana. Gambar, video, dan
narasi yang kuat dapat membantu anda menyampaikan pesan anda
dengan lebih efektif.
Keempat ialah tawarkan imbalan atau hadiah yang menarik.
Sebagian besar kampanye crowdfunding menawarkan imbalan atau
hadiah kepada pendukung mereka. Ini dapat menjadi dorongan tam-
bahan bagi orang untuk berdonasi. Pastikan imbalan atau hadiah
yang anda tawarkan relevan dengan proyek andadan memiliki daya
tarik bagi audiens anda. Beberapa kampanye crowdfunding yang
paling sukses menawarkan imbalan eksklusif kepada pendukung
yang memberikan kontribusi besar.
Kelima ialah aktif dalam komunikasi. Komunikasi adalah
kunci dalam kampanye crowdfunding yang sukses. Anda perlu men-
jaga hubungan yang kuat dengan pendukung anda dari awal hingga
akhir kampanye. Ini mencakup merespons pertanyaan dan komentar
dengan cepat, memberikan pembaruan tentang kemajuan proyek, dan
berterima kasih kepada mereka yang telah berdonasi. Dengan men-
jaga komunikasi yang aktif, anda membangun hubungan yang kuat
dengan pendukung anda dan meningkatkan kesempatan mereka
untuk berpartisipasi lebih lanjut.
208 – Filantropi Membangun Negeri
Langkah keenam, promosi melalui media sosial. Media sosial
adalah alat yang sangat efektif untuk mempromosikan kampanye
crowdfunding anda. Buat kehadiran yang kuat di platform-platform
seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan LinkedIn. Bagikan konten
berkualitas tinggi secara teratur, termasuk foto, video, dan cerita
terkait proyek anda. Gunakan hashtag yang relevan untuk mening-
katkan visibilitas kampanye anda. Selain itu, ajak teman, keluarga,
dan pengikut anda untuk berbagi kampanye anda, sehingga pesan
andadapat mencapai lebih banyak orang.
Ketujuh ialah pertimbangkan waktu yang tepat. Waktu pelun-
curan kampanye crowdfunding juga penting. Pertimbangkan untuk
meluncurkan kampanye anda pada waktu yang strategis. Beberapa
kampanye crowdfunding lebih sukses ketika diluncurkan pada hari-
hari atau musim tertentu yang terkait dengan proyek atau tujuan me-
reka. Selain itu, hindari meluncurkan kampanye anda selama liburan
atau peristiwa besar lainnya yang dapat mengalihkan perhatian dari
kampanye anda.
Kedelapan ialah analisis dan penyesuaian. Pantau kinerja
kampanye andasecara teratur. Gunakan alat analitik yang disediakan
oleh platform crowdfunding untuk melihat statistik seperti jumlah
pengunjung, tingkat konversi, dan sumber lalu lintas. Dengan mema-
hami apa yang berhasil dan apa yang perlu diperbaiki, anda dapat
melakukan penyesuaian strategi selama kampanye anda berlangsung.
Jangan ragu untuk menguji berbagai pendekatan dan taktik untuk
melihat apa yang paling efektif.
Kesembilan ialah kepatuhan hukum. Ketika anda melakukan
crowdfunding, penting untuk memahami dan mematuhi semua per-
aturan dan hukum terkait. Ini termasuk perpajakan, perlindungan
konsumen, dan hak kekayaan intelektual. Pastikan kampanye anda
memenuhi semua persyaratan hukum di wilayah anda dan beri tahu
pendukung anda tentang penggunaan dana yang dikumpulkan sesuai
dengan ketentuan hukum yang berlaku.

Filantropi Membangun Negeri – 209


Pada kesimpulan bahwa crowdfunding adalah alat yang kuat
untuk mendapatkan dana bagi berbagai proyek dan inisiatif. Namun,
kesuksesan dalam crowdfunding tidak datang dengan sendirinya.
Crowdfunding siap menjadi masa depan penggalangan dana baik
untuk individu atau organisasi yang lebih besar. Meskipun anda
memiliki jaringan donasi yang mapan, anda tidak boleh melewatkan
kesempatan unik ini untuk memperluas jangkauan anda. Hal ini ter-
utama berlaku ketika donor muda menjadi lebih menonjol dalam
bidang pemberian dana.
Mengadopsi teknologi baru, strategi penjangkauan, dan men-
jaga transparansi misi hanya akan membantu anda menarik donor
generasi baru ini (dan mempertahankan donor lama). Tidak ada
waktu yang lebih baik untuk mulai memperluas jangkauan anda. Dan
siapa tahu, kampanye crowdsourcing dapat memperkenalkan organi-
sasi anda kepada penginjil baru, memperluas jangkauan misi anda
dan meningkatkan dampaknya di tahun-tahun mendatang.

210 – Filantropi Membangun Negeri

Anda mungkin juga menyukai