Anda di halaman 1dari 3

DISKUSI KE-3

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Nama Mata Kuliah : Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank


Kode Mata Kuliah : EKSI 4205
Jumlah sks : 4 (empat)
Nama Pengembang :
Status Pengembangan : Baru/Revisi*
Tahun Pengembangan :
Edisi Ke- :

Sumber
Skor
No Tugas Tutorial Tugas
Maksimal
Tutorial
1 Latar Belakang: 100 BMP Bank
Dalam menghadapi krisis keuangan global yang dan Lembaga
berpotensi mempengaruhi stabilitas sistem Keuangan
keuangan domestik, koordinasi antara Bank Non Bank
Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Modul 3
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menjadi sangat
penting. Ketiganya memiliki peran yang berbeda
namun saling terkait erat dalam menjaga stabilitas
dan kepercayaan pada sistem keuangan Indonesia.

- Bank Indonesia: bertanggung jawab atas kebijakan


moneter dan stabilitas sistem pembayaran.
- Otoritas Jasa Keuangan: mengawasi dan mengatur
lembaga keuangan non-bank, asuransi, pasar modal,
dan lembaga keuangan lainnya.
- Lembaga Penjamin Simpanan: menjamin
simpanan nasabah di bank dan berperan dalam
penanganan bank gagal bayar untuk menjaga
kepercayaan masyarakat.

Kasus untuk Diskusi:


Misalkan, terjadi suatu krisis keuangan global yang
menyebabkan aliran modal keluar yang besar dari
negara-negara berkembang, termasuk Indonesia,
menyebabkan depresiasi mata uang yang tajam dan
kelangkaan likuiditas dalam sistem keuangan. Hal
ini meningkatkan tekanan terhadap bank dan
lembaga keuangan, serta menimbulkan risiko
peningkatan gagal bayar kredit yang dapat
mengganggu stabilitas sistem keuangan.
Pertanyaan Diskusi:
1. Peran dan Respons Bank Indonesia: Bagaimana
Bank Indonesia seharusnya merespons situasi ini
dalam konteks kebijakan moneter dan stabilitas
sistem pembayaran? Apa langkah-langkah konkret
yang dapat diambil untuk menjaga likuiditas dalam
sistem keuangan dan stabilisasi nilai tukar mata
uang?

2. Tugas dan Aksi Otoritas Jasa Keuangan: Dalam


menghadapi tekanan pada lembaga keuangan,
langkah-langkah apa yang seharusnya dilakukan
oleh OJK untuk memastikan stabilitas dan
kepercayaan terhadap sistem keuangan, terutama
terhadap lembaga keuangan non-bank dan pasar
modal?

3. Peranan Lembaga Penjamin Simpanan: Dengan


meningkatnya risiko bank gagal bayar, bagaimana
LPS dapat memainkan perannya dalam menjaga
kepercayaan masyarakat terhadap sistem
perbankan? Apakah ada strategi atau mekanisme
khusus yang seharusnya diterapkan oleh LPS dalam
kondisi ini?

4. Koordinasi antar Lembaga: Bagaimana ketiga


lembaga ini seharusnya berkoordinasi untuk
menangani krisis ini secara efektif? Diskusikan
pentingnya sinergi dan koordinasi antara BI, OJK,
dan LPS dalam memitigasi dampak krisis keuangan
terhadap ekonomi domestik.

* coret yang tidak sesuai


Kunci Jawaban

1. Peran dan Respons Bank Indonesia:


- Kebijakan Moneter: Bank Indonesia dapat menggunakan instrumen kebijakan moneter
seperti penurunan suku bunga untuk menstimulasi ekonomi dan menjaga likuiditas sistem
keuangan. Penurunan suku bunga dapat menurunkan biaya pinjaman, mendorong
peminjaman dan investasi.
- Operasi Pasar Terbuka: Melakukan operasi pasar terbuka dengan membeli surat
berharga pemerintah untuk menyuntikkan likuiditas ke dalam sistem perbankan.
- Intervensi Nilai Tukar: BI dapat melakukan intervensi di pasar valuta asing untuk
menstabilkan nilai tukar rupiah, baik melalui penjualan maupun pembelian mata uang
asing.
- Relaksasi Kebijakan: Memberikan relaksasi atau kelonggaran pada persyaratan
cadangan likuiditas bagi bank untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam memberikan
kredit.

2. Tugas dan Aksi Otoritas Jasa Keuangan:


- Pengawasan dan Evaluasi: Memperketat pengawasan terhadap lembaga keuangan,
khususnya yang menunjukkan indikasi risiko likuiditas atau solvabilitas, dan melakukan
evaluasi secara berkala.
- Restrukturisasi Kredit: Mendorong dan memfasilitasi restrukturisasi kredit bagi debitur
yang terdampak oleh krisis untuk mencegah meningkatnya kredit macet.
- Transparansi Informasi: Meningkatkan transparansi informasi pasar untuk memastikan
investor dan publik mendapatkan informasi yang akurat dan tepat waktu mengenai kondisi
keuangan lembaga.

3. Peranan Lembaga Penjamin Simpanan:


- Menjamin Simpanan: Menyampaikan pesan yang jelas kepada masyarakat bahwa
simpanan mereka dijamin oleh LPS hingga batas tertentu, untuk menjaga kepercayaan
terhadap sistem perbankan.
- Penanganan Bank Gagal Bayar: Mempercepat proses penanganan bank gagal bayar,
termasuk restrukturisasi atau penutupan bank yang tidak viable secara ekonomi, untuk
meminimalisir dampak terhadap sistem keuangan.
- Likuiditas untuk Bank: Menyediakan fasilitas pinjaman likuiditas bagi bank yang
mengalami kesulitan likuiditas namun masih memiliki solvabilitas yang baik, untuk
mencegah gagal bayar yang lebih luas.

4. Koordinasi antar Lembaga:


- Mekanisme Koordinasi Formal: Mengaktifkan mekanisme koordinasi formal seperti
Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang melibatkan BI, OJK, LPS, dan
Kementerian Keuangan untuk memastikan respons yang terkoordinasi.
- Kebijakan Terpadu: Mengembangkan dan mengimplementasikan kebijakan terpadu
yang mencakup aspek moneter, keuangan, dan pengawasan untuk menangani krisis secara
efektif.
- Komunikasi Publik: Melakukan komunikasi publik yang konsisten dan transparan
mengenai langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah dan lembaga-lembaga terkait
untuk menjaga kepercayaan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai