Anda di halaman 1dari 1

Beranda Berita Layanan Mimbar Agama Unit

Search

Nasional Versi Audio

Esensi Ihram, Tanggalkan


Semua Sifat Duniawi

Sabtu, 8 November 2008 · 10:27 WIB

Jeddah, 8/11 (MCH) - Meski telah mendapat


pembekalan cara mengenakan pakaian ihram,
serombongan jemaah haji dari tanah air yang
mengambil miqat (tempat dan waktu
pelaksanaan umroh/haji) di Bandara King Abdul
Aziz tetap saja merasa belum pas atau sempurna
lantaran tak terbiasa mengenakan pakaian
berwarna putih dan tanpa jahitan di kawasan
berudara panas gurun pasir Arab Saudi. Seorang
jemaah dari tanah air bertanya-tanya kepada
rekan sekitarnya di kamar kecil Bandara tersibuk
saat musim haji 1429 H/2008 M ini.

Katanya, apakah pakaian ihram yang


dikenakannya itu sudah benar. Rekan lainnya
bertanya pula kepada rekan di sebelahnya,
apakah sudah pas. Sebab, jika terlalu rapat seperti
mengenakan kain sarung akan terasa langkah
kaki terserimpet. Dalam pelaksanaan ritual haji,
mengenakan ihram terasa unik. Pakaian ini tak
berjahit dan berwarna putih. Cara
mengenakannya cukup dililitkan, dan bagi yang
tak terbiasa tentu akan merasa asing. Terlebih
terkena udara panas terik dan kadang dingin di
kawasan padang pasir yang iklimnya cepat
berubah secara ekstrim. Bagi calon jemaah haji
dari tanah air, seperti pada tahun-tahun
sebelumnya, di kawasan Masjidil Haram
tergolong paling sering terlihat mengenakan
pakaian ihram.

Meski sudah menunaikan umroh begitu tiba di


Makkah, seolah merasa ketagihan jika tak
melaksanakan umroh berulang-ulang. Seperti
dikemukakan Sidik. Orang tua uzur ini begitu tiba
Madinah, untuk melaksanakan Arbain (sholat 40
waktu dalam 8 hari tanp terputus di Masjid
Nabawi) sudah berjanji akan melakukan umroh
bukan sekedar sebagai pelengkap dalam rangka
rangkaian ibadah haji bagi dirinya sendiri. Tetapi
yang dilakukan itu sebagai membakdalkan umtoh
untuk kalangan keluarga terdekat. Seperti juga
seorang anak, yang sudah berhaji, membadalkan
haji orangtuanya. "Ini kan kesemaptang langka,"
kata Sidik dengan nada optimis bahwa dirinya
mampu melaksanakan itu semua. Faturahman,
calon jemaah haji lainnya, juga mengaku akan
melaksanakan demikian. Ia akan mengambil
miqat di masjid Bir Ali, selepas keluar dari kota
Madinah. "Doakan saya biar bisa melaksanakan
umroh isteri," ungkapnya.

Apakah membadalkan umroh memiliki hadits


kuat, yang jelas dalam Islam, baik lelaki maupun
perempuan, wajib hukumnya menutup aurat saat
ihram. Kaum lelaki, ketika mengenakan ihram
yang bersangkutan tak boleh memakai pakaian
berjahit. Antara lain seperti celana atau pun dua
sisi belahan kain yang dipertemukan dengan
jahitan. Bagi kaum perempuan, wajib
mengenakan pakaian putih tanpa penutup muka
dan telapak tangan. Dasar larangan mengenakan
pakaian berjahit ketika mengenakan ihram adalah
hadits Nabi yang diterima ibnu Umar. Nabi
Muhammad SAW pernah bersabda,"Tidak boleh
orang yang sedang ihram memakai kemeja,
serban, kopiah, celana dan pakaian yang dicelup
dengan wangi-wangian." Ihram merupakan niat
untuk melaksanakan haji dan/umroh.

Dengan mengenakan ihram, maka yang


bersangkutan memasuki saat berlakunya
larangan haji. Ihram dilakukan dengan
melafazkan niat. Secara umum niat itu dapat
berupa bahwa ia telah berniat melaksanakan
ibadah haji, dan untuk itu pula berihram dengan
ikhlas karena Allah semata. Calon jemaah haji
yang sudah mengenakan ihram dikenai larangan
sampai yang bersangkutan melakukan tahallul
(potong rambut) usai tawaf dan sa`i. Apa saja
larangan tersebut. Biasanya bagi calon jemaah
haji larangan tersebut sudah disosialisasikan
sebelum bertolak ke tanah suci, seperti: pakaian
berjahit, menutup kepala bagi lelaki. Dan
menutup muka dan telapak tangan bagi wanita,
tak dibenarkan memakai wangi-wangian,
memakai pacar, makan atau minum yang
mengandung wangi-wangian, tak boleh memakai
minyak rambut atau badan, memotong
rambut/kuku. Dengan berihram itu berarti calon
haji sudah harus membuang jauh-jauh segala
macam perbedaan, keangkuhan. Bahkan, bagi
pejabat dari tanah air sudah harus melepaskan
status sosialnya. Ihram menggambarkan bahwa
seseorang di hadapan Allah sama. Yang
membedakan manusia satu dan lainnya hanya
ketakwaannya. Dalam kontek urusan duniawi,
pakaian keram kali dijadikan simbol perbedaan
dan menggambarkan status sosialnya.

Sementara dalam urusan ibadah haji, seorang


tidak boleh melekatkan simbol status sosial. Apa
lagi berupa kesombongan. Lagi pula saat
menunaikan haji itu, manusia tidak boleh
memiliki kesibukan lain kecuali kesibukan dalam
rangka mencari ridho Allah SWT. Sejatinya ihram
adalah simbol persamaan derajat manusia saat
menghadap Allah SWT. Dalam Islam, pakaian
seperti itulah yang dikenakan bagi setiap orang
muslim tatkala menghadap Allah SWT. Yaitu,
sesudah kematiannya. Sejatinya pulalah, menurut
pimpinan pondok pesantren Gontor, KH Abdullah
Syukri Zarkasih, setiap muslim memiliki kesiapan
yang lebih dalam bentuk amal saleh yang banyak
untuk menghadapi kematian, kapan, dimana,
dalam keadaan bagaimanapun.

Allah berfirman,"Barang siapa mengharap


perjumpaan dengan Tuhannya, makahendaklah ia
beramal saleh dan janganlah ia
mempersekutukan seorang pun dalam beribadah
kepada Tuhannya. AI Kahf (18): 110. Kain ihram
yang berwarna putih juga menggambarkan
bahwa seseorang yang menunaikan haji adalah
orang yang datang menyahut panggilan Allah.
Karenanya harus dilakukan dengan khusyuk dan
tawaduk serta menyerah diri kepada Allah seperti
mayat (yang dikafankan dengan kain putih).
Menyadari hakikat tersebut, kata KH Syukri,
manusia sejatinya yang dipandang Allah bukan
harta atau perhiasan zahirnya melainkan
kebersihan hati dan takwa. Perintah
menanggalkan pakaian kemudian mengenakan
kain ihram pada esensinya adalah perintah
membuang sifatnya duniawi, ia menjelaskan. (Edy
S)

Tags: # Haji

Share:    

Terpopuler Lihat Semua

Siap-siap, Manasik Haji 2024 Diisi Juga


1 Latihan Fisik

2.123 Sanggahan Calon ASN Kemenag


2 Diterima dan Dinyatakan Lulus Seleksi
Administrasi Pasca Sanggah

Kemenag Gelar Seleksi Terbuka Enam


3 Calon Pejabat Eselon II, Ini Syaratnya

Kutuk Serangan di Gaza, Indonesia akan


4 Kirim Bantuan untuk Palestina

Minta Maaf dalam Persidangan, Prayitno


5 Cabut Gugatan Katering Haji Rp1,1 M

Ikhtiar Mempersiapkan Haji Sehat,


6 Nyaman, dan Mabrur di 2024

Informasi

Pemberitahuan Maintenance Perangkat


Data Center

Pengumuman Seleksi Terbuka Jabatan


Pimpinan Tinggi Pratama Kementerian
Agama Tahun 2023

Pengumuman Hasil Seleksi


Administrasi Pasca Sanggah CPPPK
Kementerian Agama 2023

Nasional Lainnya

Nasional
Kemenag Perkuat Gerakan Keluarga
Maslahat, Apa saja Programnya?
Jumat, 3 November 2023

Nasional
Terbit, Al-Qur’an Terjemahan Bahasa
Melayu Jambi!
Jumat, 3 November 2023

Nasional
Kemenag Gelontorkan 1,3 M Bantu
Penelitian Dosen PTK Kristen
Kamis, 2 November 2023

Nasional
Terima BPJS, Sekjen Jelaskan Upaya
Kemenag Optimalkan Kepesertaan
JKN
Kamis, 2 November 2023

Nasional
145 Artikel Guru Madrasah Menulis
Terpilih Dapat Pendampingan
Penulisan Jurnal
Kamis, 2 November 2023

Nasional
Ini Pesan Wamenag pada Millenial
Buddhis Peserta Lomba Baca
Tripitaka
Kamis, 2 November 2023

Pojok Gusmen

● Pemuda dan Kemajuan

● Jihad Santri, Jayakan Negeri

Indonesia, Budaya Toleransi, dan


● Demokrasi

● Terima Kasih Petugas Haji

Lihat Semua

Berita Lainnya

Daerah
Bermula dari Sekolah PGA, MAN 1
Sukabumi Terus Bertumbuh
Sabtu, 4 November 2023

Internasional
Presiden Jokowi Lepas Pengiriman
Bantuan Kemanusiaan BAZNAS ke
Palestina
Sabtu, 4 November 2023

Pers Rilis
Ikhtiar Mempersiapkan Haji Sehat,
Nyaman, dan Mabrur di 2024
Rabu, 1 November 2023

Internasional
Dua Bersaudara Siswa Madrasah
Pembangunan Juara IISRO di
Malaysia
Selasa, 31 Oktober 2023

Internasional
Kutuk Serangan di Gaza, Indonesia
akan Kirim Bantuan untuk Palestina
Selasa, 31 Oktober 2023

Pers Rilis
Buka STQH XXVII Nasional, Wapres
Minta Generasi Muda Dekat dengan
Al-Qur'an
Senin, 30 Oktober 2023

Tentang

Ini adalah website resmi Kementerian Agama Republik


Indonesia.

Alamat
Jalan Lapangan Banteng Barat No. 3-4 Jakarta Pusat 10710

Media Sosial

   

Bimbingan Masyarakat

Islam Hindu Kristen Katolik

Buddha Khonghucu

Lainnya

Tentang

Super App Pusaka

Layanan Ibadah

Rerformasi Birokrasi

© 2023, Kementerian Agama RI

Oleh Biro HDI Kemenag

Anda mungkin juga menyukai