RKS
(RENCANA KERJA DAN SYARAT)
KEGIATAN
PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM
DRAINASE YANG TERHUBUNG LANGSUNG
DENGAN SUNGAI DALAM DAERAH
KABUPATEN/KOTA
PEKERJAAN
PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE
DESA LALANG KEC. MANGGAR
LOKASI
KECAMATAN MANGGAR
VOLUME
1 (SATU) PAKET
SUMBER DANA
APBD KABUPATEN BELITUNG TIMUR
TAHUN 2023
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PASAL 1
STANDAR YANG BERLAKU
Semua pekerjaan dalam Syarat-syarat ini harus dilaksanakan dengan mengikuti dan
memenuhi persyaratan-persyaratan teknis yang tertera dalam persyaratan SK SNI, SNI, dan
Standar Industri Indonesia (SII) dan peraturan-peraturan setempat lainnya yang berlaku atas
jenis-jenis pekerjaan yang bersangkutan antara lain :
Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standar-standar yang tersebut diatas.
maupun standar-standar Nasional lainnya, maka diberlakukan standar-standar internasional
yang berlaku atas pekerjaan-pekerjaan tersebut atau setidak-tidaknya berlaku standar-standar
Persyaratan Teknis dan Negara-negara asal bahan/pekerjaan yang bersangkutan.
PASAL 2
LOKASI PEKERJAAN
Lokasi Pekerjaan ini berada di Desa Lalang, Kecamatan Manggar, Kabupaten Belitung Timur.
PASAL 3
JENIS DAN MUTU BAHAN
1
PASAL 4
PEMBERITAHUAN UNTUK MEMULAI PEKERJAAN
Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan yang sifatnya permanen
tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari PPTK dan Pengawas. Pemberitahuan
yang lengkap dan jelas harus terlebih dahulu disampaikan kepada PPTK dan Pengawas dan
dalam jangka waktu yang cukup, bila dipertimbangkan bahwa perlu mengadakan penelitian
dan pengujian terlebih dahulu atas persiapan pekerjaan tersebut.
PASAL 5
PERINTAH UNTUK PELAKSANAAN
Bila Pemborong tidak berada ditempat pekerjaan dimana PPTK dan Pengawas bermaksud
untuk memberikan petunjuk-petunjuknya, maka petunjuk-petunjuk harus diturut dan
dilaksanakan oleh Pelaksana atau orang-orang yang ditunjuk untuk itu oleh Pemborong.
PASAL 6
ADMINISTRASI DAN DOKUMENTASI
6.1. Administrasi
1. Pelaksana wajib menyediakan buku direks dan buku tamu.
2. Membuat request sheet untuk menerima persetujuan direksi/Pengawas tentang
kesiapan untuk melaksanakan suatu pekerjaan.
3. Membuat laporan harian tentang pelaksanaan kegiatan harian pekerjaan.
4. Bila pelaksanaan pekerjaan berlangsung ditemui hal-hal yang melibatkan perubahan
kontrak (addendum) dalam variasi volume pekerjaan, maka pelaksana wajib membuat
perhitungan tambah/kurang dengan memperoleh persetujuan dari pihak pemilik
kegiatan dan hasil perhitungan terlebih dahulu harus diperiksa oleh konsultan
pengawas.
6.2. Dokumentasi
Pelaksana wajib mengambil rekaman pekerjaan pada kondisi 0% (Nol Persen), 50% (lima puluh
persen), dan 100% (Seratus Persen).
PASAL 7
PENGUKURAN
Pemborong harus memulai pekerjaan pengukuran dari garis-garis dasar yang telah disetujui
oleh PPTK dan Pengawas dan bertanggung jawab penuh atas pengukuran pengukuran yang
dibuatnya. Pemborong harus menyediakan semua bahan, peralatan dan tenaga kerja,
termasuk juru-juru ukur (Surveyor) yang dibutuhkan sehubungan dengan pengukuran untuk
setiap bagian pekerjaan yang memerlukannya. Dasar ukuran tinggi + 0,00 adalah dasar tinggi
permukaan lantai bangunan induk, seperti yang dinyatakan dalam gambar, dan selanjutnya
menurut petunjuk Pelaksana, Tinggi lantai ini harus disesuaikan dengan tinggi lantai saluran
yang telah ada/selesai dibangun, sehingga dalam pekerjaan ini, termasuk pula pekerjaan
pengurugan tanah.
2
PASAL 8
PAPAN NAMA KEGIATAN
Pelaksana harus memasang papan nama kegiatan pada lokasi kegiatan dengan ukuran 120x80
cm2 sebagai papan nama pemberitahuan yang berisikan informasi pekerjaan yang
dilaksanakan, pembiayaan, jangka waktu pelaksanaan, dan nama kontraktor pelaksana. Papan
nama kegiatan ini dipasang sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai dan seluruh beban yang
timbul menjadi beban dan kewajiban pelaksana.
PASAL 9
PEKERJAAN TANAH, GALIAN DAN URUGAN KEMBALI
9.2 Pembersihan
Pemborong harus membersihkan dan menyingkirkan semua puing-puing di dalam daerah
pekerjaan.
3
PPTK dan pengawas, harus dari bahan galian pekerjaan ini.
Bahan timbunan harus bebas dari kotoran-kotoran, tumbuh-tumbuhan, batu-batuan
atau bahan lain yang dapat merusak pekerjaan.
c. Perlindungan Terhadap Air
Selama pekerjaan berlangsung Pemborong harus dengan semua cara yang disetujui
PPTK dan Pengawas, menjamin agar tidak terjadi genangan-genangan air yang dapat
mengganggu atau merusak semua pekerjaan galian atau urugan.
d. Penghamparan dan Pernadatan
Tanah harus dihamparkan dalam lapisan-lapisan setebal tidak lebih dari 20 cm
gembur, agar dapat mengatur kepadatan yang merata untuk seluruh ketebalannya.
Tanah urugan harus dibasahi secukupnya (sebelum dipadatkan) untuk mencapai
kepadatan yang dipersyaratkan.
PASAL 10
PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI
10.2 Bahan-bahan
1. Batu
Batu-batu harus keras dengan permukaan kasar tanpa cacat/retak. Dan cara
pengerjaannya harus dilakukan menurut cara terbaik yang dikenal.
2. Pasir
Galian pondasi harus diurug dengan pasir setebal 5 cm dan dipadatkan dengan alat
timbris tangan terbuat dari logam atau stamper.
3. Adukan
Adukan yang dipakai terdiri dari campuran 1 semen : 4 pasir.
4. Air
Air harus bersih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak seperti, minyak, asam,
dan unsur organik kecuali ditunjukkan lain, Pemborong harus menyediakan air kerja
atas biaya sendiri.
10.3 Pemasangan
Pekerjaan pasangan batu dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan bentuk-bentuk yang
ditunjukkan dalam gambar. Tiap-tiap batu harus dipasang penuh dengan adukan sehingga
semua hubungan batu melekat satu sama lain dengan sempurna. Setiap batu harus dipasang
4
diatas lapisan adukan dan diketok ke tempatnya hingga teguh. Adukan harus mengisi penuh
rongga-rongga antar batu untuk mendapatkan massa yang kuat dan integral di beberapa sisi
luar dan dalam. batu yang akan dipasang dibasahi dahulu, lalu dibentuk menjadi bidang luar
sesuai dengan gambar rencana atau petunjuk Ahli. Ankor/Stek dipasang dengan cara
dibungkus campuran batu kali dengan adukan 10 cm sekelilingnya, sedalam 20 cm tiap 1 m
dengan diameter anker/stek minimum 10 mm.
PASAL 11
PLESTER DAN ADUKAN
11.2 Bahan-bahan
Semua bahan yang digunakan dalam pekerjan ini terdiri dari:
1. Pasir
Pasir yang dipakai harus kasar. tajam, bersih dan bebas dari tanah liat, lumpur atau
campuran-campuran lain.
2. Portland cement
Portland cement yang dipakai harus baru, tidak ada bagian-bagian yang membantu
dan dalam zak yang tertutup seperti yang disyaratkan. Hanya sebuah merk dari satu
jenis semen yang boleh dipakai dalam pekerjaan.
3. Air
Air harus bersih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak seperti, minyak, asam,
dan unsur organik kecuali ditunjukkan lain, Pemborong harus menyediakan air kerja
atas biaya sendiri.
11.3 Perencanaan
1. Campuran Adukan dan Plester
Perbandingan adukan dan pengetesannya dapat dilaksanakan dalam waktu 1
minggu dan tidak ada penambahan waktu lagi untuk itu.
Plester/adukan dengan campuran 1 pc : 4 ps digunakan pada daerah-daerah seluruh
dinding bata seperti ditunjukkan dalam gambar.
11.4 Pelaksanaan
1. Umum
Pergunakan peralatan yang memadai. Bersihkan semua permukaan yang akan
diplester dari bahan-bahan yang akan merusak plesteran dan disiram air hingga jenuh.
Pekerjaan plesteran harus rata sesuai perintah PPTK dan Pengawas, dengan tebal
plesteran, kecuali bila dinyatakan lain < adalah 15 mm dengan toleransi minimum 13
mm dan maksimum 25 mm.
2. Pencampuran
Membuat campuran adukan/plester tanpa mesin pengaduk hanya dapat dilaksanakan
bila ada izin dari PPTK dan Pengawas.
3. Pelaksanaan Adukan/Plesteran
a. Adukan pasangan batu: lihat Pekerjaan Pemasangan Batu.
b. Plesteran: Plesteran ke dinding batu kali.
5
PASAL 12
PEKERJAAN BETON
6
kubus. Bila ada butir yang pipih maka jumlahnya tidak boleh melebihi 20 % dari
volume dan tidak boleh mengalami pembekuan hingga melebihi 50 % kehilangan
berat menurut test mesin Los Angeles (L A).
c. Bahan harus bersih dari zat-zat organik, zat-zat reaktif alkali atau substansi yang
merusak beton dan tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % serta mempunyai
gradasi seperti berikut:
Saringan Ukuran % Lewat Saringan
1” 25,00 mm 100
¾” 20,00 mm 90 - 100
3/8” 95,00 mm 20 – 55
No.4 4,76 mm 0–1
Hasil “crushing test” dari laboratorium yang berwenang terhadap kubus-kubus beton
yang berumur 7, 14, dan 21 hari harus dilaporkan kepada PPTK dan Pengawas
untuk dimintakan persetujuannya.
3. Agregat Halus :
a. Dapat menggunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari mesin pemecah
batu dan harus bersih dari bahan organik, lumpur, zat-zat alkali dan tidak
mengandung lebih dari 50% substansi-substansi yang merusak beton atau S NI -
2 pasal 3 bab 3.
b. Pasir laut tidak diperkenankan dipergunakan dan pasir harus terdiri dan partikel-
partikel yang tajam dan keras mempunyai gradasi seperti tabel berikut:
4. Air :
Air yang digunakan harus bersih dan jernih tidak mengandung minyak atau garam serta
zat-zat yang dapat memsak beton baja bertulang. Dalam hal ini sebaiknya digunakan air
bersih yang dapat diminum. atau seperti SNI - 2 pasal 6 Bab 3.
5. Tulangan :
a. Baja tulangan yang digunakan adalah Besi Wiremesh M10 dengan jarak antara
tulangan 150 mm.
b. Batang-batang tulangan harus disimpan tidak menyentuh tanah secara langsung dan
penimbunan baja tulangan diudara terbuka harus dihindari.
c. Kawat ikat berukuran. minimal Ø 1 mm.
d. Batang-batang tulangan yang berlainan ukurannya harus ditimbun pada tempat
terpisah dan diberi tanda yang jelas.
6. Bahan pencampur:
a. Penggunaan bahan pencampur (admixture) tidak dijinkan tanpa persetujuan tertulis
dari PPTK dan Pengawas dan Konsultan Perencana.
b. Apabila akan digunakan bahan pencampur, pemborong harus mengadakan
7
percobaani-percobaan perbandingan berat dan W/C ratio dari penambahan
bahan pencampur (admixture) tersebut.
7. Cetakan Beton:
Dapat menggunakan kayu kelas II dengan ketebalan minimal 3 cm, atau multiplek tebal
minimal 12 mm atau plat baja, dengan syarat memenuhi ketentuan-ketentuan yang
tersebut dalam SK SNI jarak rangka kayu harus disetujui PPTK dan Pengawas.
8
12.6 PERSIAPAN PENGECORAN
1. Sebelum pengecoran dimulai, semua bagian-bagian yang akan dicor harus bersih dan
bebas dari kotoran-kotoran dan bagian beton yang lepas.
2. Cetakan atau pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton harus
dibasahi dengan air sampai jenuh dan tulangan harus sudah terpasang dengan baik.
Bidang-bidang beton lama yang akan dicor harus dibuat kasar terlebih dahulu dan
kemudian dibersihkan dari segala kotoran yang lepas.
3. Sesaat sebelum beton dicor, maka bidang-bidang tersebut harus disapu dengan spesi
mortar dengan susunan yang sama seperti adukan beton dan air harus dibuang dari
semua bagian-bagian yang akan dicor.
4. Pemborong harus tetap menjaga kondisi bagian-bagian tersebut sampai ijin pengecoran
diberikan oleh PPTK dan Pengawas.
5. Apabila pengecoran tidak memakai bekisting kayu maka dasar permukaan yang akan
dicat harus diberi beton dengan adukan 1 pc : 3 ps : 5 krk setebal 5 cm.
9
cetakan.
7. Pembongkaran cetakan harus dilaksanakan dengan hati-hati sehingga tidak
menyebabkan cacat pada permukaan beton dan dapat menjamin keselamatan penuh
atas struktur-struktur yang dicetak.
8. Dalam hal terjadi bentuk beton yang tidak sesuai dengan gambar rencana,
Pemborong wajib mengadakan perbaikan atau pembentukan kembali.
9. Permukaan beton harus bersih dari sisa-sisa kayu cetakan dan pada bagian-bagian
konstruksi yang terpendam dalam tanah, cetakan harus dicabut dan dibersihkan
sebelum pengurugan dilakukan.
10. Untuk permukan beton yang diharuskan exposed, maka pemborong wajib
memfinishnya tanpa pekerjaan tambah.
10
12.9 PEMADATAN BETON
1. Pemborong bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan guna pengangkutan
penuangan beton dengan kekentalan secukupnya agar didapat beton yang padat
tanpa perlu penggetaran secara berlebih.
2. Pemadatan beton seluruhnya harus dilaksanakan dengan "Mechanical Vibrator" dan
dioperasikan oleh orang yang berpengalaman.
3. Penggetaran dilakukan secukupnya agar tidak mengakibatkan "Over Vibration" dan
tidak diperkenankan melakukan penggetaran dengan maksud untuk mengalirkan
beton.
4. Hasil beton harus merupakan masa yang utuh, bebas dari lubang-lubang, segregasi
atau keropos.
5. Pada daerah penulangan yang rapat, penggetaran dilakukan dengan alat penggetar
yang mempunyai frekwensi tinggi (rpm tinggi) untuk menjamin pengisian beton dan
pemadatan yang baik.
6. Dalam hal penggunaan vibrator, maka slump dari beton boleh melebihi 12,5.
7. Jarum penggetar harus dimasukkan ke dalam adukan vertikal, tetapi dalam keadaan
khusus boleh miring 45 derajat dan jarum vibrator tidak boleh digerakkan secara
horizontal.
8. Alat penggetar tidak boleh disentuh pada tulangan-tulangan, terutama pada
tulangan yang telah masuk pada beton yang telah mulai mengeras, serta berjarak
minimal 5 cm dari bekisting.
9. Setelah sekitar jarum nampak mengkilap, maka secara perlahan-lahan harus ditarik,
hal ini tercapai setelah bergetar 30 detik (maksimal).
PASAL 13
PEKERJAAN PELAPIS LANTAI/PEKERJAAN LANTAI KERJA
11