Laporan Hasil Asesmen PKP
Laporan Hasil Asesmen PKP
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Praktik Konseling dan Psikoterapi
Dosen Pengampu :
Dra. Tri Esti Budiningsih, S. Psi., M. A.
Fatma Kusuma Mahanani, S. Psi., M. Psi.
Disusun oleh :
Nanda Diaz Giscka
1511419011
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2022
1. IDENTIFIKASI KASUS
Data Subjek
Nama / Inisial MY
Tempat, Tanggal Lahir Perak , Malaysia 23 Juni 2002
Usia 20 tahun
Jenis Kelamin Laki-laki
Status Mahasiswa
Identifikasi Masalah
Subjek MY merupakan seorang mahasiswa semester empat yang sedang menempuh
studi pada bidang komunikasi disalah satu universitas negeri di daerah Bandung. Subjek MY
sendiri merupakan seorang anak rantau, keluarganya tinggal di luar pulau Jawa. Selain kuliah
dan belajar subjek MY juga mempunyai aktivitas lain yakni bekerja menjadi barista di sebuah
kedai kopi yang terletak di sekitar kampusnya. Hal ini dilakukan subjek untuk membantu
meringankan biaya kuliah yang sedang dijalani olehnya. Tetapi beberapa minggu terakhir ini
aktivitas yang biasa dijalani oleh subjek MY mulai terganggu. Alasannya adalah karena
subjek MY mengalami suatu permasalahan.
Permasalahan itu adalah subjek MY baru saja ditinggal nikah oleh mantan pacar nya.
Setelah ditanya mengenai hubungan yang subjek MY jalani dengan mantan pacarnya
diketahui bahwa hubungan tersebut telah berlangsung cukup lama yakni 4 tahun. Subjek MY
telah mengenal mantan pacarnya sedari mereka bersekolah dibangku SMP. Subjek MY
mengaku bahwa dia sangat menyayangi mantan pacarnya, karena hubungan yang mereka
jalani sudah lama subjek MY pun berkeinginan untuk membawa hubungan ini lebih serius.
Dia merasa bahwa pacarnya adalah orang terbaik yang selalu support dan sabar
menghadapinya. Subjek MY sangat kaget dan kecewa saat tiba-tiba mantan pacar nya
memutuskan hubungan yang telah mereka jalani secara sepihak. Setelah ditanya alasan
mantan pacarnya memutuskan untuk menikah adalah karena dia ingin menikah muda dan
sudah ada orang lain yang siap menikahinya. Faktor lamanya hubungan dan alasan ini lah
yang membuat subjek MY masih sulit untuk merelakan mantan pacarnya yang sudah
menikah.
Subjek MY mengaku akibat dari permasalahan nya itu dia mengalami kesulitan tidur,
lebih sering menangis dan mengurung diri, stress yang berlebihan, tidak bersemangat
melakukan aktivitas sehari-hari, bahkan mulai sering merokok. Hal ini sudah dirasakan
subjek MY selama kurang lebih 2 minggu. Keadaan ini bertambah parah saat kesehatan
subjek MY terganggu yang menyebabkan dia harus dirawat di rumah sakit selama 3 hari.
Simpulan Identifikasi Masalah
Berdasarkan wawancara awal yang telah dilakukan bersama subjek MY menunjukan
bahwa subjek mengalami gejala depresi. Gejala depresi yang muncul diantaranya terdapat
perubahan mood yang signifikan dirasakan oleh subjek. Subjek MY mengatakan masih sering
merasa sedih jika mengingat tentang mantan pacarnya yang telah menikah. Akan tetapi
subjek MY juga merasa marah karena dia tidak bisa berbuat banyak untuk mencegah
pernikahan tersebut terjadi. Gejala depresi lainnya yang subjek MY rasakan adalah perubahan
pola tidur dan pola makannya. Subjek MY menyadari bahwa dia menjadi sering tidur larut
malam bahkan terkadang tidak bisa tidur karena memikirkan banyak hal. Subjek juga
mengaku mengalami penurunan nafsu makan setelah kejadian tersebut. Ketika diwawancara
subjek MY menjelaskan bahwa saat ini banyak teman dan orang disekitarnya mulai khawatir
dengan kesehatannya karena mereka merasa subjek MY lebih sering menyendiri dan terlihat
sering melamun di beberapa kesempatan seperti saat kuliah dan melakukan aktivitas lainnya.
Subjek MY mengaku hal tersebut dia lakukan karena dia merasa malas untuk beraktivitas dan
suasana hatinya juga sering buruk. Jika merujuk pengertian depresi dalam DSM-IV-TR™
(2000) menyatakan bahwa gangguan depresi termasuk dalam gangguan suasana hati (mood
disorder). Menurut dsm seseorang dapat dinyatakan mengalami gangguan depresi apabila
individu tersebut setidaknya dalam dua minggu terakhir mengalami lima atau lebih dari
gejala berikut: adanya perubahan pada nafsu makan atau berat badan, adanya perubahan pola
tidur, aktivitas seksual, dan irama biologis lainnya. Perubahan ini hampir selalu menyebabkan
gangguan fungsi interpersonal, sosial, dan pekerjaannya. Berdasarkan kesamaan gejala yang
telah disebutkan oleh subjek maka konselor menyimpulkan sementara bahwa subjek
mengalami gangguan depresi.
2. TEORI YANG RELEVAN
Definisi Depresi
Davidson G Neale (2002) menjelaskan depresi sebagai suatu keadaan emosi yang
ditandai dengan kesedihan yang sangat, perasaan tidak. Depresi menurut Nevid, dkk (Nevid
et al., 2005), merupakan periode kesedihan dari waktu ke waktu, merasa sangat terpuruk,
sering menangis, kehilangan minat pada berbagai hal, sulit untuk berkonsentrasi, berharap
hal terburuk akan terjadi, atau bahkan berpikiran mempertimbangkan untuk bunuh diri.
Leitenberg & Wilson (1986) menyatakan bahwa mereka yang depresi menunjukkan kontrol
diri rendah, yaitu evaluasi diri yang negatif, harapan terhadap performance rendah, suka
menghukum diri dan sedikit memberikan hadiah terhadap diri sendiri.
Sedangkan Beck (2006) berpendapat bahwa depresi sebagai suatu keadaan abnormal
pada seseorang yang ditunjukkan dengan tanda-tanda dan gejala-gejala seperti suasana hati
yang murung, sikap pesimistik dan nihilistik, kehilangan spontanitas, serta tanda-tanda
vegetatif yang spesifik, seseorang yang mengalami depresi akan cenderung membandingkan
diri dengan orang lain, meyakinkan diri dengan evaluasi diri yang negatif, pikiran-pikiran
yang negatif atau disebut dengan kognitif depresif. Clark & Beck (dalam Santrock, 2003)
bahwa individu yang mengalami depresi karena pada awal perkembangannya ia
memperoleh skema kognitif dengan karakteristik berupa rendahnya penilaian terhadap diri
sendiri dan tidak adanya keyakinan mengenai masa depannya.
Kesimpulannya depresi adalah suatu gangguan mood yang biasanya disertai dengan
tidak adanya perasaan kendali dan pengalaman subjektif, dan juga mengalami penderitaan
yang dirasa berat. Individu yang mengalami depresi biasanya karena suatu kejadian atau
keadaan. Depresi merupakan suatu masalah serius. Ketika individu terkena gangguan
depresi maka akan mengganggu aktivitas sehari-hari yang dia lakukan.
Faktor Penyebab Depresi
Beck (1976) mengemukakan bahwa mencela diri sendiri (self deprecating) dan cara
berfikir yang menyimpang (berpikir negatif) merupakan inti dari ciri depresi orang dewasa.
Beck dkk. (dalam Leitenberg dkk., 1986) selanjutnya menjelaskan sebenarnya ada tujuh
kesalahan kognitif (cognitive error) yang terdapat pada orang yang depresi, yaitu:
1. Overgeneralization yaitu percaya bahwa jika hasil negatif terjadi dalam suatu
kejadian maka hasil negatif tersebut juga akan terjadi pada kejadian yang sama
bahkan untuk kejadian yang belum terjadi
2. Selective abstraction yaitu mengarahkan pemikiran hanya pada hal-hal yang negatif.
3. Assuming excessive responsibility atau personal kausalitas yaitu menyalahkan diri
sendiri sebagai penyebab semua kegagalan atau suatu kejadian negatif.
4. Temporal causality atau predicting without sufficient evidence yaitu percaya bahwa
jika suatu kejadian buruk terjadi masa lalu, pasti hal tersebut juga akan terjadi lagi.
5. Making self reference yaitu percaya diri sendiri khususnya performance yang buruk
menjadi pusat dari pusat perhatian dari semua orang.
6. Catastrophizing yaitu selalu berpikir tentang hal-hal buruk yang akan terjadi.
7. Thinking dichotomously yaitu melihat sesuatu sebagai sesuai yang ekstrim (hitam atau
putih)
Gejala Depresi
a) Simtom emosional diartikan sebagai perubahan pada perasaan penderita atau pada
perilaku luar yang disebabkan perasaannya, manifestasinya berupa kesedihan,
berkurang bahkan hilangnya kesenangan, apatis, berkurang bahkan hilangnya
perasaan cinta terhadap orang lain, kecemasan, hilangnya respon terhadap
kegembiraan.
b) Simtom kognitif mengandung tiga bagian yang berbeda. Bagian pertama sikap
penderita yang menyimpang terhadap diri, pengalaman dan masa depannya. Simtom
ini termasuk menilai jelek diri sendiri, distorsi citra tubuh dan harapan negatif.
Bagian kedua adalah penempatan kesalahan kepada diri sendiri. Penderita meyakini
bahwa dirinya adalah sumber berbagai permasalahan. Bagian ketiga ditandai dengan
ketidakmampuan penderita dalam mengambil keputusan.
c) Simtom motivasional diartikan dengan tidak adanya keinginan untuk melakukan
berbagai aktivitas seperti makan dan minum obat, timbulnya hasrat untuk mati dan
meningkatnya ketergantungan pada orang lain.
d) Simtom perilaku dan vegetatif merupakan refleksi dari simtom-simtom diatas,
meliputi gangguan tidur, kepasifan seperti tiduran selama berjam-jam, menarik diri
dari hubungan dengan orang lain, retardasi dan agitasi pada perilakunya, gangguan
nafsu makan/ anoreksia, gangguan aktivitas seksual.
Selain itu terdapat pedoman untuk mendiagnosis gangguan depresi menurut PPDGJ III
gejala utama (pada derajat ringan, sedang, dan berat) :
1. Afek depresif
3. Berkurang energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang
nyata sesudah kerja sedikit saja) dan aktivitas menurun.
Gejala lainnya :
Gangguan tidur
Untuk episode depresif dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan masa
sekurang- kurangnya dua minggu untuk penegakan diagnosis, akan tetapi periode lebih
pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat. Kategori
diagnosis episode depresif ringan , sedang, dan berat hanya digunakan untuk episode depresi
tunggal (yang pertama). Episode depresif berikutnya harus diklasifikasi pada salah satu
diagnosis gangguan depresi berulang.
3. METODE ASESMEN
Metode Non-Tes
Wawancara
Wawancara merupakan suatu bentuk interaksi yang bertujuan untuk memperoleh suatu
informasi. Keunggulan dari metode wawancara adalah mampu memperoleh informasi
secara lebih mendalam dari narasumber yang diwawancarai, sehingga diharapkan data
yang diperoleh dapat lebih detail serta mendalam. Jenis wawancara yang dipilih adalah
wawancara semi terstruktur karena dalam pelaksanaannya narasumber akan dimintai
pendapat, atau ide-idenya sehingga memberikan kesempatan untuk mendapatkan data
yang mendalam. Pada rancangan asesmen ini proses wawancara menggunakan
pedoman wawancara untuk membantu dalam mendapatkan data, interview guide
disusun dengan pertanyaan-pertanyaan yang berusaha mengungkap mengenai gangguan
depresi yang dirasakan oleh narasumber.
Observasi
Metode Test
Skala BDI (The Beck Depression Inventory)
Skala Beck Depression Inventory (BDI, BDI-II), yang dibuat oleh Dr. Aaron T. Beck.
Skala BDI terdiri dari 21 kelompok item yang menggambarkan 21 kategori sikap dan
gejala depresi, yaitu : sedih, pesimis, merasa gagal, merasa tidak puas, merasa bersalah,
merasa dihukum, perasaan benci pada diri sendiri, menyalahkan diri sendiri,
kecenderungan bunuh diri, menangis, mudah tersinggung, menarik diri dari hubungan
sosial, tidak mampu mengambil keputusan, merasa dirinya tidak menarik secara fisik,
tidak mampu melaksanakan aktivitas, gangguan tidur, merasa lelah, kehilangan selera
makan, penurunan berat badan, preokupasi somatik dan kehilangan libido seks (dalam
Lestari, 2003). BDI asli, pertama kali diterbitkan pada tahun 1961, terdiri dari dua puluh
satu pertanyaan tentang bagaimana perasaan subjek dalam seminggu terakhir. Setiap
pertanyaan memiliki satu set setidaknya empat pilihan jawaban yang mungkin dirasakan
oleh narasumber. Skala BDI digunakan untuk mengukur tingkat depresi yang dialami
oleh subjek. Sehingga peneliti dapat mengetahui apakah subjek mengalami depresi
ringan, sedang, atau berat. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk membangun diagnosis
yang tepat.
sampai dengan
3. Emosi apa yang paling sering Anda rasakan dan sudah berapa
lama Anda merasakan perubahan emosi ini?
6. Saat Anda merasa sedih atau marah, hal apa yang Anda
lakukan untuk menghibur diri Anda?
Kognitif 1. Selain alasan dari mantan Anda bahwa dia ingin menikah
muda, apakah menurut Anda ada alasan lain mengapa dia
memilih menikah dengan orang lain?
Tabel Observasi
No. PERILAKU YANG Jumat, 18 Sabtu, 19 Minggu, 20 Senin, 21
DIOBSERVASI Maret 2022 Maret 2022 Mart 2022 Maret 2022
1. Kesulitan tidur
2. Makan tidak teratur
3. Kurang konsentrasi
( Pilihlah salah satu penyataan yang anda anggap sesuai dengan diri anda saat ini,
dengan memberi tanda silang (x) pada huruf di depan penyataan yang anda pilih )
3.
0. Saya tidak merasa gagal
1. Saya merasa lebih banyak mengalami kegagalan daripada rata – rata
orang
2. Kalau saya meninjau kembali hidup saya, yang dapat saya lihat hanyalah
banyak kegagalan
3. Saya merasa sebagai seorang pribadi yang gagal total
4.
0. Saya memperoleh kepuasan atas segala sesuatu seperti biasanya
1. Saya tidak dapat menikmati segala sesuatu seperti biasanya
2. Saya tidak lagi memperoleh kepuasan yang nyata dari segala sesuatu
3. Saya merasa tidak puas atau bosan terhadap apa saja
5.
0. Saya tidak merasa bersalah
1. Saya cukup sering merasa bersalah
2. Saya sering merasa sangat bersalah
3. Saya merasa bersalah sepanjang waktu
6.
0. Saya tidak merasa bahwa saya sedang dihukum
1. Saya merasa bahwa saya mungkin dihukum
2. Saya mengharapkan agar dihukum
3. Saya merasa bahwa saya sedang dihukum
8. 0. Saya tidak merasa bahwa saya lebih buruk daripada orang lain
1. Saya selalu mencela diri saya sendiri karena kelemahan atau kekeliruan
saya
14. 0. Saya tidak merasa bahwa saya kelihatan lebih jelek daripada
sebelumnya
1. Saya merasa cemas jangan – jangan saya tua atau tidak menarik
2. Saya merasa bahwa ada perubahan – perubahan tetap pada penampilan
saya yang membuat saya kelihatan tidak menarik
3. Saya yakin bahwa saya kelihatan jelek
19. 0. Saya tidak banyak kehilangan berat badan akhir - akhir ini
1. Saya telah kehilangan berat badan 2,5 kg lebih
2. Saya telah kehilangan berat badan 5 kg lebih
3. Saya telah kehilangan berat badan 7,5 kg lebih.
21. 0. Saya tidak merasa ada perubahan dalam minat saya terhadap seks pada
akhir – akhir ini
1. Saya kurang berminat terhadap seks kalau dibandingkan dengan
biasanya
2. Sekarang saya sangat kurang berminat terhadap seks
3. Saya sama sekali kehilangan minat terhadap seks
Skoring Skala BDI :
1-10 : Naik turunnya perasaan ini tergolong normal
11-16 : Gangguan mood ringan atau perasaan murung ringan
17-20 : Batas depresi
21-30 : Depresi rendah
31-40 : Depresi sedang
Lebih dari 40 : Depresi ekstrem
5. HASIL ASESMEN
Hasil Wawancara
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap subjek MY diperoleh beberapa informasi
sebagai berikut:
Subjek MY sudah menjalin hubungan sangat lama yakni 4 tahun. Dia merasa bahwa
mantannya adalah perempuan yang baik, penyayang, dan sangat cocok dengan dirinya.
Karena hal ini lah membuat subjek MY mempunyai impian untuk bisa menikahinya kelak
setelah lulus dan mendapat pekerjaan. Subjek MY mengaku bahwa banyak hal positif yang
dia dapat dan pelajari dari mantannya seperti kesabaran, pengertian, tekun beribah, setra agar
berhati-hati saat bergaul. Subjek MY sendiri mempunyai anggapan bahwa alasan mantannya
menikah adalah karena keinginan orang tua bukan keinginannya sendiri. Dia juga mengaku
bahwa semenjak mantannya menikah dia sudah tidak pernah lagi berhubungan atau bertukar
kabar.
Selain itu subjek MY juga mempunyai kepribadian yang tertutup. Dia jarang bercerita
mengenai masalah yang dialami pada keluarganya karena takut membuat khawatir. Subjek
MY juga mengaku bahwa dia hanya mempunyai beberapa lingkaran pertemanan seperti
teman kuliah, teman kerja, serta dua orang sahabat meskipun begitu subjek MY meilai
hubungan pertemanan yang dia miliki ini cukup dekat walau tidak banyak. Jika mempunyai
masalah subjek MY akan menceritakannya pada mantan nya hal ini membuat subjek MY
mempunyai ketergantungan yang besar terhadap sosok mantannya. Saat mengetahui
mengenai kejadian yang menimpa subjek MY keluarga dan teman terdekatnya menjadi
prihatin dan meminta dia untuk bersabar dan ikhlas.
Setelah mengalami kejadian itu subjek MY mengaku merasakan beberapa perubahan
dalam dirinya, seperti dari aspek emosional, kognisi, perilaku, dan motivasi. Dari aspek
emosional sendiri setelah mengetahui mantannya menikah dengan orang lain tentunya dia
merasa sedih, kecewa, dan marah. Emosi tersebut sering sekali mendominasi perubahan mood
dari subjek MY, selain itu dia juga menjadi sangat sensitif ketika teman atau orang
disekitarnya membahas mengenai kejadian tersebut. Untuk mengalihkan kesedihan yang dia
rasakan subjek MY lebih memilih untuk mendengarkan musik dan sesekali pergi berolahraga.
Jika dilihat dari aspek kognitif, subjek MY merasa bahwa alasan mantannya menikah
adalah karena keinginan orang tua dan kebiasaan adat di daerah mereka yang memandang
bahwa perempuan lebih baik jika cepat menikah. Subjek MY juga sangat menyesal dan
cenderung berpikir bahwa hal ini terjadi karena kesalahannya. Dia yang terlahir dari keluarga
sederhana dan belum juga mapan membuat dia tidak bisa menikah dengan mantannya. Dia
juga merasa bahwa hal ini terjadi karena dia belum punya keberanian untuk berbicara dengan
orang tua mantannya. Karena tidak bisa berbuat banyak untuk mencegah hal itu terjadi
menjadikan subjek MY sulit untuk mengikhlaskan kejadian kemarin.
Pada aspek perilaku teradapat beberapa perubahan yang dirasakan oleh subjek MY
seperti sulit berkonsentrasi saat kuliah maupun bekerja akibatnya subjek mendapat teguran
dari teman maupun atasan di tempat kerja. Selain itu subjek juga mengalami penurunan nafsu
makan yang berakibat pada tidak teraturnya pola makan dan harus dirawat di rumah sakit
selama 2 hari. Subjek MY juga kerap kali mengalami kesulitan tidur karena terus memikirkan
kejadian kemarin. Pola tidur yang berantakan ini membuat subjek sering tidak masuk kuliah
dan gampang merasa lelah di tempat kerja. Subjek MY menjadi lebih sering mengurung diri
di kamar dengan alasan dia malas untuk keluar dan lebih nyaman di kamarnya. Saat sendirian
di kamar subjek MY kerap teringat tentang kejadian yang dialaminya untuk menghilangkan
pemikiran tersebut subjek MY akan merokok dan bermain game. Teman-teman disekitarnya
mulai khawatir akan perubahan perilaku yang dialami oleh subjek MY ini beberapa teman
juga sering menasehati agar jangan terlalu larut dalam kesedihan.
Hasil Skala BDI (The Beck Depression Inventory)
Nama / Inisial : MY
Jenis kelamin : L
Tanggal lahir : 23 Juni 2002
Tanggal tes : 23 Maret 2022
NO 0 1 2 3 NILAI
1 √ 2
2 √ 1
3 √ 1
4 √ 2
5 √ 3
6 √ 1
7 √ 1
8 √ 2
9 √ 0
10 √ 1
11 √ 1
12 √ 2
13 √ 1
14 √ 2
15 √ 1
16 √ 1
17 √ 2
18 √ 1
19 √ 1
20 √ 1
21 √ 2
JUMLAH TOTAL 29
1. Kesulitan tidur √ √ √ -
3. Kurang konsentrasi √ √ √ √
4. Mengurung diri di √ √ - √
kamar
5. Bersosialisasi - - √ -
6. Terlihat sedih / √ √ √ √
murung
Esensi Masalah
Berdasarkan hasil dari berbagai metode asesmen yang telah dilakukan seperti
wawancara, observasi, dan pengisian skala maka dapat disimpulkan bahwa subjek
MY mengalami gangguan depresi. Hal yang menjadi bahan pertimbangan konselor
dalam mendiagnosis kasus ini adalah karena subjek MY menampilkan beberapa
gejala seperti berikut:
1) Subjek MY sering mengalami perubahan suasana hati atau emosional seperti
sedih, marah, dan kecewa.
2) Subjek MY mengalami penurunan nafsu makan dan kesulitan tidur pada
malam hari.
3) Subjek MY kehilangan motivasi dan semangat untuk menjalani aktivitas
sehari-hari pasca mantan pacarnya menikah dengan orang lain.
4) Subjek MY sering terlihat murung dan tidak berkonsentrasi saat kuliah
maupun bekerja.
5) Subjek MY mempunyai penyesalan yang besar dan kecenderungan untuk
menyalahkan dirinya sendiri atas kejadian yang telah terjadi.
6) Subjek MY melakukan penarikan diri dari lingkungan sosial hal ini ditunjukan
dengan lebih sering mengurung diri di kamar dan enggan pergi bermain
bersama teman-temannya.
Berbagai gejala tersebut merujuk pada gangguan depresi. Konselor juga telah
meminta subjek MY untuk mengisi skala BDI (Beck Depression Inventory) untuk
mengetahui sejauh mana tingkatan depresi yang dialami oleh subjek MY. Hasil skor
dari skala yang diberikan adalah 29 yang dalam panduan scoring berada pada kategori
depresi rendah.
Berdasarkan hasil dari diagnosis yang telah dilakukan pada kasus subjek MY, maka
dapat disimpulkan bahwa kasus gangguan depresi tingkat rendah yang dialami subjek MY
memiliki prognosis positif. Pernyataan ini didukung oleh adanya faktor internal yakni
keinginan yang kuat dari dalam diri subjek MY untuk dapat kembali menjalankan aktivitas
sehari-harinya seperti biasa serta tidak lagi terbayang-bayang dengan masa lalu bersama
mantannya. Selain itu adanya faktor eksternal seperti dukungan dari keluarga dan teman-
teman disekitar subjek MY untuk bisa bangkit dari masalah yang dialaminya membuat subjek
MY lebih semangat dan bertekat untuk bisa kembali hidup normal dan bahagia.
8. RANCANGAN INTERVENSI
Davison, G. C., Neale, J. M., Blankstein, K. R., & Flett, G. L. (2002). Abnormal psychology:
Canadian edition.
Kendall, PC, Hollon, SD, Beck, AT, Hammen, CL, & Ingram, RE (1987). Isu dan
rekomendasi mengenai penggunaan Beck Depression Inventory. Terapi dan penelitian
kognitif , 11 (3), 289-299.
Leitenberg, H., Yost, LW, & Carroll-Wilson, M. (1986). Kesalahan kognitif negatif pada
anak-anak: pengembangan kuesioner, data normatif, dan perbandingan antara anak-anak
dengan dan tanpa gejala depresi yang dilaporkan sendiri, harga diri rendah, dan kecemasan
evaluasi. Jurnal Konsultasi dan Psikologi Klinis , 54 (4), 528.
Maslim, R. (2013). Diagnosis gangguan jiwa rujukan ringkas dari PPDGJ-III dan DSM-
5. Jakarta: PT Nuh Jaya.
Nevid, J. S., Rathus, S. A., & Greene, B. (2005). Psikologi abnormal. Jakarta: Erlangga, 96-
101.
Ni Nyoman Wistya Tri Mayasari. (2020). Gambaran Umum Depresi. SMF Psikiatri , 1–19.