Anda di halaman 1dari 22

TEORI DIALEKTIKA

RELASIONAL
Mahasiswa Dosen
Marzalia Raisa (0803622005) dari Leslie Baxter & Mikhail Bakhtin PINCKEY TRIPUTRA
Btari Sekar Ayu (0803622015) Irwa Rochimah
TEORI DIALEKTIKA RELASIONAL

Teori dialektika relasional menyatakan bahwa hidup berhubungan dicirikan ketegangan


ketegangan yang berkelanjutan antara impuls – impuls yang kontradiktif. Manusia tidak
selalu dapat menyelesaikan elemen – elemen kontradiktif dalam kepercayaan mereka
dan mereka memiliki kepercayaan yang tidak konsisten mengenai hubungan.
TEORI DIALEKTIKA RELASIONAL
Leslie Baxter dan Barbara Montgomery (1996) merumuskan pendekatan monologis
pernyataan teori yang paling lengkap dalam buku mereka menggambarkan kontradiksi sebagai hubungan hanya/atau.
Relating: Dialogues and Dialectics, meskipun keduanya Dengan kata lain, dua bagian kontradiksi saling eksklusif
telah menulis tentang pemikiran dialektis selama beberapa dalam pemikiran monologis, dan saat Anda bergerak menuju
tahun sebelum buku itu diterbitkan. Karya Baxter dan satu ekstrem, Anda mundur dari yang lain
Montgomery secara langsung dipengaruhi oleh Mikhail
Bakhtin, seorang filsuf Rusia yang mengembangkan teori pendekatan dualistic
dialog personal. melihat dua bagian dari sebuah kontradiksi sebagai dua
bagian yang terpisah dan tidak berhubungan satu sama lain.
Berangkat dari pemikiran Bakhtin, Baxter dan Montgomery Pemikir dualistik mungkin memilih untuk mengevaluasi
juga membentuk pemikiran Visi Dialectis. Kita dapat dengan cara dipisahkan dan saling menilai seberapa dekat
menjelaskan visi dari perilaku manusia ini dengan masing – masing individu ini merasa di bandingkan dengan
membandingkan dengan dua pendekatan yang bisa yang lainnya, pendekatan dualisme memungkinkan ide
digunakan. bahwa hubungan dapat di evaluasi secara berbeda dalam
skala pada waktu yang berbeda.
TEORI DIALEKTIKA RELASIONAL
Pada pendekatan dialektik, secara sederhana adalah bahwa pemikiran dialektika menggantikan keduanya/dan untuk
baik/atau, mengakui bahwa orang menginginkan banyak tujuan (dan seringkali bertentangan) dalam kehidupan relasional
mereka. Jadi, dalam RDT, seringkali ada lebih dari dua elemen yang berbeda terlibat dalam situasi relasional.

Dapat disimpulkan, Teori Dialektika Relasional menggambarkan kehidupan relasional sebagai proses yang konstan dan
bergerak. Orang-orang dalam hubungan terus merasakan dorongan dan tarikan keinginan yang bertentangan sepanjang
hubungan. Pada dasarnya, orang ingin memiliki keduanya/dan, bukan salah satu/atau, ketika berbicara tentang tujuan
yang berlawanan. Misalnya, orang-orang dalam hubungan ingin terhubung dan otonom, terbuka dan protektif, serta
memiliki prediktabilitas dan spontanitas dalam interaksi mereka. Ketika orang berkomunikasi dalam hubungan, mereka
berusaha untuk mendamaikan keinginan yang saling bertentangan ini, tetapi mereka tidak pernah menghilangkan
kebutuhan mereka untuk kedua keingingan yang bertentangan tersebut.
ASUMSI DALAM TEORI Hubungan tidak bersifat linear
DIALEKTIKA RELASIONAL Asumsi yang paling mendasar adalah hubungan
tidak terdiri atas bagian-bagian yang bersifat
Teori dialektika relasional didasarkan pada linear sebaliknya hubungan terdiri dari fluktuasi
empat asumsi pokok yang merefleksikan yang terjadi antara keinginan-keinginan yang
argumennya mengenai hidup berhubungan : kontradiktif. Bahkan Baxter dan Montgomery
(1996) menyatakan bahwa kita harus
memikirkan ulang akan bahasa kita mengenai
hubungan. Mereka melihat bahwa frase
“pengembangan hubungan” memunculkan
konotasi mengenai sebuah pergerakan linear
atau kemajuan ke arah depan, ketika, pada
kenyataannya, hubungan tidak terus-menerus
bergerak ke satu arah.
ASUMSI DALAM TEORI Hidup berhubungan ditandai dengan
DIALEKTIKA RELASIONAL adanya perubahan.

Asumsi yang kedua mengajukan pemikiran


akan proses atau perubahan, walaupun tidak
sepenuhnya membingkai proses ini sebagai
kemajuan yang linear. Baxter dan
Montgomery mengamati proses atau
perubahan suatu hubungan merujuk pada
pergerakan kuantitatif dan kualitatif sejalan
dengan waktu dan kontraksi yang terjadi, di
seputar mana suatu hubungan yang dikelola
(1996, hal.52).
Kontradiksi merupakan fakta fundamental
ASUMSI DALAM TEORI (mendasar) dalam berhubungan.

DIALEKTIKA RELASIONAL
Asumsi yang ketiga ini menekankan bahwa kontradiksi
atau ketegangan yang terjadi antara dua hal yang
berlawanan tidak pernah hilang dan tidak pernah
berhenti menciptakan ketegangan. Manusia
mengelola ketegangan dan oposisi ini dengan cara
yang berbeda, tetapi hal ini selalu ada dalam hidup
berhubungan. Tarikan dan dorongan yang
dipresentasikan oleh dialektika mengontruksi hidup
berhubungan dan salah satu tugas komunikasi kita
adalah mengelola ketegangan-ketegangan ini,
Pendekatan ini berbeda dengan teori hubungan
lainnya karena pendekatan ini menganggap keadaan
homeostatis sebagai hal yang tidak wajar: perubahan
dan transformasi merupakan ciri utama dari interaksi
yang bersifat relasi dalam perspektif ini.
ASUMSI DALAM TEORI Komunikasi itu penting untuk mengelola dan
DIALEKTIKA RELASIONAL menegosiasikan kontradiksi dalam suatu
hubungan.

Secara khusus tahap ini memberikan posisi


utama pada komunikasi. Sebagaimana diamati
oleh Baxter “dari dialektika relasi, aktor sosial
memberikan kehidupan melalui praktek
komunikasi mereka pada kontradiksi yang
mengelola hubungan mereka. Realitas sosial dari
kontradiksi diproduksi dan direproduksi oleh
tindakan komunikatif dari aktor-aktor sosial”.
Melalui komunikasi, praktik bahwa orang
mencapai kesatuan dialektis, atau cara di mana
orang mampu untuk membuat kontradiksi terasa
lengkap dan memuaskan.
TOTALITAS KONTRADIKSI
Menyatakan bahwa orang-orang di dalam suatu Merujuk pada oposisi dua elemen yang bertentangan.
hubungan saling ketergantungan. Ini berarti bahwa Kontradiksi juga merupakan cirri utama dari
ketika terjadi pada salah satu anggota dalam pendekatan dialektika. Ketika ada seorang yang
hubungan, maka anggota lain akan terpengaruh, mencintai orang lain namun tidak ia menyatakan
mengakui saling ketergantungan pada orang lain dalam dikarenakan tidak ingin merusak hubungan
sebuah hubungan persahabatan yang sudah ada.

KONSEP INTI TEORI DIALEKTIKA RELASIONAL

PERGERAKAN PRAKSIS
Berarti manusia adalah pembuat keputusan. Walaupun
Merujuk pada sifat berproses dari hubungan tidak sepenuhnya memiliki kebebasan dalam setiap
dan perubahan yang terjadi pada hubungan keputusan dan kita dibatasi oleh pilihan-pilihan kita
itu seiring dengan berjalanya waktu sebelumnya, pilihan orang lain, dan kondisi sosial
budaya, kita tetap merupakan pengambil keputusan
yang sadar sepenuhnya dan aktif.
DASAR DIALEKTIKA RELASIONAL

Banyak dialektika spesifik yang berbeda telah


didiskusikan berkaitan dengan hidup berhubungan.
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, tiga yang
paling relevan dengan hubungan adalah dialektika otonomi
dan keterikatan, keterbukaan dan perlindungan, serta
kebaruan dan prediktabilitas (Baxter, 1990).
DASAR DIALEKTIKA RELASIONAL
01 Otonomi dan Keterikatan

Dialektika otonomi dan keterikatan merujuk pada keinginan-keinginan kita yang selalu muncul untuk
menjadi independen dari orang-orang yang penting bagi kita, dan juga untuk menemukan keintiman
dengan mereka. Mengamati akan adanya otonomi maupun kedekatan sebagai sesuatu yang
konstan di dalam kehidupan berhubungan adalah salah satu ciri utama dari RDT, yang membuatnya
unik dibandingkan banyak teori komunikasi lainnya mengenai hubungan.

Para peneliti komunikasi tertarik dengan pemikiran dialektik karena implikasi-implikasi komunikasi
dari teori ini. Baxter dan Montgomery (1996) mendiskusikan bagaimana kode-kode komunikasi
pribadi pasangan-pasangan menggambarkan kehadiran baik keterikatan maupun otonomi dalam
hubungan. Misalnya, nama julukan merupakan sesuatu yang bersifat individual karena nama julukan
menunjukan kedekatan hubungan artinya teman yang tidak akan memberikan panggilan sayang bagi
satu sama lain. Dengan adanya sebuah hal sederhana, seperti memanggil seseorang dengan
julukan, kita melihat adanya kekhususan dan kedekatan.
DASAR DIALEKTIKA RELASIONAL
02 Keterbukan dan Perlindungan

Keterbukan dan Perlindungan berfokus yang pertama pada kebutuhan-kebutuhan kita untuk
terbuka dan menjadi rentan, membuka semua informasi personal pada pasangan/mitra hubungan
kita, dan yang kedua untuk bertindak strategis dan melindungi diri sendiri dalam komunikasi kita.

Posisi dialektika menonjolkan baik dalam hal keterusterangan maupun penyembunyian. Misalnya
Leslie Baxter dan Erin Sahlstein (2000) menyebutkan bagaimana bergosip dapat mencapai
keseimbangan baik antara keterbukaan dan privasi karena penggosip biasanya membuka hal
tentang orang lain sementara tetap diam mengenai diri mereka sendiri. Angela Hoppe-Nagao dan
Stella Ting-Toomey (2002) menemukan enam cara pasangan menikah mengelola ketegangan
antara keterbukaan dan ketertutupan: (1) pemilihan topik, (2) pergantian waktu, (3) penarikan diri,
(4) penyelidikan, (5 ) strategi antisosial, (6) kebohongan.
DASAR DIALEKTIKA RELASIONAL
02 Keterbukan dan Perlindungan
Pemilihan topik adalah keadaan di mana beberapa topik dijadikan hal yang tabu atau tidak
boleh dibahas, sehingga melindungi privasi sekaligus memungkinkan adanya keterbukaan
pada topik-topik lainnya.
Pengubahan waktu berarti menyediakan waktu tertentu untuk membicarakan topik-topik
yang sensitif.
Penarikan diri dan penyelidkan adalah menghentikan pembicaraan atau menanyakan
informasi lebih jauh dari pasangan.
Berteriak, menangis, atau cemberut adalah contoh komunikasi anti sosial.
Kebohongan adalah penyimpangan kecil dari sebuah kebenaran atau menghilangkan
beberapa fakta untuk membuat beberapa hal privat terjaga dan untuk menghindari konflik
dalam hubungan tersebut.
DASAR DIALEKTIKA RELASIONAL
03 Kebaruan dan Prediktabilitas

Kebaruan dan Prediktabilitas merujuk pada konflik antar kenyamanan stabilitas dan
keasyikan perubahan, misalnya yang berasumsi bahwa orang bergerak mendekati
kepastian dan menjauhi ketidakpastian ketika sejalan dengan perkembangan hubungan
mereka. Posisi dialektik ini melihat interaksi antara kepastian dan ketidakpastian dalam
hubungan. Kebaruan dan Prediktabilitas adalah ketegangan relasional yang penting
yang menunjukkan keinginan kita yang saling bertentangan untuk memiliki keduanya,
yaitu stabilitas dan perubahan.
DASAR DIALEKTIKA RELASIONAL
04 Dialektika Konstektual
William Rawlins, menyebut dialektika konstektual yang berarti bahwa dialektika ini muncul dari
tempat hubungan tersebut di dalam budaya.
Dialektika kontekstual terbentuk dari ketegangan antara definisi publik tentang hubungan tertentu
—persahabatan, misalnya—dan interaksi pribadi dalam persahabatan tertentu. Rawlins membahas
dua dialektika kontekstual—antara publik dan privat dan antara yang nyata dan yang ideal.
Meskipun mungkin sedikit kurang penting bagi kita daripada dialektika interaksional, keduanya
mempengaruhi komunikasi interpersonal dalam hubungan.

Dialektik publik dan privat berinteraksi dengan dialektik antara yang nyata dan yang ideal. Selain itu
dialektik ini menunjukan kontradiksi akan semua harapan yang dimiliki sesorang mengenai hubungan
dengan kenyataan yang sedang di jalani, secara umum, harapan mengenai hubungan biasanya
memiliki standar yang tinggi dan ideal. Persahabatan dipandang sebagai tempat munculnya kasih
sayang, kesetiaan, dan kepercayaan , keluarga digambarkan sebagai tempat berlindung di dalam
dunia yang penuh kesulitan. Orang-orang yang dicintai dipercaya akan memberikan kasih sayang dan
dukungan tanpa batas dan pamrih.
RESPONS TERHADAP DIALEKTIKA

Walaupun ketegangan dialektika merupakan hal


yang berlangsung terus menerus, orang
melakukan usaha untuk mengelola hal ini.
Beberapa penelitian (Jameson, 2004),
mengamati kesopanan sebagai metode umum
untuk mengelola ketegangan dialektika. Baxter
(1988) mengidentifikasi empat strategi spesifik
untuk tujuan ini : Pergantian bersiklus,
segmentasi, seleksi, dan integrasi
a. Pergantian Bersiklus b. Segmentasi

Terjadi ketika orang memilih satu dari dua hal Adalah memisahkan beberapa arena untuk
yang berlawanan pada waktu tertentu, menekankan tiap-tiap dari dua hal yang
bergantian dengan yang lain contohnya ketika berlawanan misalnya suami istri yang bekerja
dua gadis yang bersaudara yang masih kecil, sama dalam sebuah bisnis usaha keluarga
mereka mungkin tak terpisahkan, menyoroti mungkin akan menekankan hal yang dapat
kutub kedekatan dialektika. Sebagai remaja, diprediksi dalam hubungan kerja mereka dan hal
mereka mungkin menyukai otonomi dalam yang baru untuk saat-saat mereka di rumah.
hubungan mereka, mencari identitas yang
terpisah. Sebagai orang dewasa, ketika mereka
mungkin tinggal di kota yang sama, mereka
mungkin menyukai kedekatan lagi.
c. Seleksi

Merujuk pada pembuatan keputusan antara dua hal yang berlawanan. Pasangan yang memilih untuk
selalu dekat setiap waktu dan tidak mengindahkan kebutuhan mereka akan otonomi, menggunakan
seleksi.

d. Integrasi

Melibatkan suatu sintesis dari kedua hal yang berlawanan. Integrasi dapat terjadi dalam tiga bentuk:
menetralisasi, membingkai ulang dan mendiskualifikasikan polaritas.
d. Integrasi

MENETRALISASI MEMBINGKAI ULANG MENDISKUALIFIKASI


Merujuk pada mentransformasi dialektika Menetralkan dialektika dengan
Membutuhkan adanya kompromi yang ada dengan cara tertentu sehingga
memberikan pengecualian pada
dialektika itu seperti tidak memiliki oposisi.
antara dua kutub. Orang-orang yang beberapa isu dari pola umum.
Julia Wood dan koleganya(1994),
memilih strategi ini mencoba mendiskusikan bagaimana pasangan- Sebuah keluarga mungkin sangat
menemukan media yang pasangan membingkai ulang dengan terbuka dalam komunikasi mereka
menyenangkan di antara yang mendefinisikan keterikatan sebagai hal yang
secara umum tetapi memiliki
mencakup perbedaan yang ada. Oleh karena
berlawanan beberapa topik tabu yang tidak akan
itu, dialektika antara otonomi dan keterikatan
dianggap sebagai kesatuan daripada sebagai didiskusikan sama sekali seperti
oposisi. seks dan keuangan.
PENUTUP
Baxter dan Montgomery (1996) mengamati bahwa dialektika bukanlah teori tradisional yang tidak
menawarkan aksioma atau argumen proposisional. Alih-alih, ini menggambarkan contoh, strategi koping apa
yang mungkin digunakan orang untuk menghadapi ketegangan dialektika utama dalam hubungan mereka.

Banyak peneliti setuju bahwa pendekatan dialektika adalah cara yang menarik untuk memahami komunikasi
dalam kehidupan relasional. Meskipun cukup banyak penelitian telah dilakukan dengan menggunakan RDT,
berharap untuk melihat lebih banyak penyempurnaan dari teori ini dan lebih banyak penelitian yang menguji
premis-premisnya. Leslie Baxter (2011) menggarisbawahi sentimen ini dengan mencatat bahwa
"menumbuhkan teori adalah proses yang mirip dengan membesarkan anak" (hal. 1). Dalam nada itu, RDT adalah
teori yang melanjutkan perjalanan eksplorasi dan investigasi.
CONTOH
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui strategi dialektika relasional
pasangan suami isteri di masa pandemi Covid-19. Terdapat dua

KASUS
pasangan sebagai narasumber, pasangan pertama mengalami work
from home (WFH) dan pasangan kedua yang suaminya telah work from
office (WFO). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
metode studi kasus dan teori dialektika relasional. Berdasarkan temuan
Strategi Dialektika Relasional data yang diperoleh menunjukkan pasangan WFH lebih mengarah pada
Pasangan Suami Isteri di autonomy, stability dan closedness sedangkan pasangan WFO merujuk
Masa Pandemi Covid-19 pada connection, change dan openness.
Ditemukan lima hal yang dapat menimbulkan tegangan dialektika bagi
Elisha Kristiani Putri , Fanny Lesmana , pasangan di masa pandemi. Pertama, kedekatan pasangan dipengaruhi
Desi Yoanita oleh usia dan karakter anak. Kedua, pekerjaan menentukan interaksi
Universitas Kristen Petra pasangan di masa pandemi. Ketiga, latar belakang keluarga membentuk
Alamat: Jl. Siwalankerto 121-131 hubungan dalam keluarga. Keempat, karakter dan preferensi pribadi
Surabaya (60236), Indonesia membentuk respon dalam hubungan. Terakhir, adaptasi dan alternatif
Email: putri.elisha1998@gmail.com komunikasi dalam menghadapi masa pandemi. Mayoritas strategi yang
digunakan kedua pasangan adalah segmentasi dan integrasi. Dapat
http://repository.petra.ac.id/19429/1/Publikasi1_
07008_7939.pdf
disimpulkan komunikasi adalah kunci dalam membentuk kesepakatan
dengan menyesuaikan diri antar pasangan.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai