Teori Dialektika Relasional Marzalia Btari
Teori Dialektika Relasional Marzalia Btari
RELASIONAL
Mahasiswa Dosen
Marzalia Raisa (0803622005) dari Leslie Baxter & Mikhail Bakhtin PINCKEY TRIPUTRA
Btari Sekar Ayu (0803622015) Irwa Rochimah
TEORI DIALEKTIKA RELASIONAL
Dapat disimpulkan, Teori Dialektika Relasional menggambarkan kehidupan relasional sebagai proses yang konstan dan
bergerak. Orang-orang dalam hubungan terus merasakan dorongan dan tarikan keinginan yang bertentangan sepanjang
hubungan. Pada dasarnya, orang ingin memiliki keduanya/dan, bukan salah satu/atau, ketika berbicara tentang tujuan
yang berlawanan. Misalnya, orang-orang dalam hubungan ingin terhubung dan otonom, terbuka dan protektif, serta
memiliki prediktabilitas dan spontanitas dalam interaksi mereka. Ketika orang berkomunikasi dalam hubungan, mereka
berusaha untuk mendamaikan keinginan yang saling bertentangan ini, tetapi mereka tidak pernah menghilangkan
kebutuhan mereka untuk kedua keingingan yang bertentangan tersebut.
ASUMSI DALAM TEORI Hubungan tidak bersifat linear
DIALEKTIKA RELASIONAL Asumsi yang paling mendasar adalah hubungan
tidak terdiri atas bagian-bagian yang bersifat
Teori dialektika relasional didasarkan pada linear sebaliknya hubungan terdiri dari fluktuasi
empat asumsi pokok yang merefleksikan yang terjadi antara keinginan-keinginan yang
argumennya mengenai hidup berhubungan : kontradiktif. Bahkan Baxter dan Montgomery
(1996) menyatakan bahwa kita harus
memikirkan ulang akan bahasa kita mengenai
hubungan. Mereka melihat bahwa frase
“pengembangan hubungan” memunculkan
konotasi mengenai sebuah pergerakan linear
atau kemajuan ke arah depan, ketika, pada
kenyataannya, hubungan tidak terus-menerus
bergerak ke satu arah.
ASUMSI DALAM TEORI Hidup berhubungan ditandai dengan
DIALEKTIKA RELASIONAL adanya perubahan.
DIALEKTIKA RELASIONAL
Asumsi yang ketiga ini menekankan bahwa kontradiksi
atau ketegangan yang terjadi antara dua hal yang
berlawanan tidak pernah hilang dan tidak pernah
berhenti menciptakan ketegangan. Manusia
mengelola ketegangan dan oposisi ini dengan cara
yang berbeda, tetapi hal ini selalu ada dalam hidup
berhubungan. Tarikan dan dorongan yang
dipresentasikan oleh dialektika mengontruksi hidup
berhubungan dan salah satu tugas komunikasi kita
adalah mengelola ketegangan-ketegangan ini,
Pendekatan ini berbeda dengan teori hubungan
lainnya karena pendekatan ini menganggap keadaan
homeostatis sebagai hal yang tidak wajar: perubahan
dan transformasi merupakan ciri utama dari interaksi
yang bersifat relasi dalam perspektif ini.
ASUMSI DALAM TEORI Komunikasi itu penting untuk mengelola dan
DIALEKTIKA RELASIONAL menegosiasikan kontradiksi dalam suatu
hubungan.
PERGERAKAN PRAKSIS
Berarti manusia adalah pembuat keputusan. Walaupun
Merujuk pada sifat berproses dari hubungan tidak sepenuhnya memiliki kebebasan dalam setiap
dan perubahan yang terjadi pada hubungan keputusan dan kita dibatasi oleh pilihan-pilihan kita
itu seiring dengan berjalanya waktu sebelumnya, pilihan orang lain, dan kondisi sosial
budaya, kita tetap merupakan pengambil keputusan
yang sadar sepenuhnya dan aktif.
DASAR DIALEKTIKA RELASIONAL
Dialektika otonomi dan keterikatan merujuk pada keinginan-keinginan kita yang selalu muncul untuk
menjadi independen dari orang-orang yang penting bagi kita, dan juga untuk menemukan keintiman
dengan mereka. Mengamati akan adanya otonomi maupun kedekatan sebagai sesuatu yang
konstan di dalam kehidupan berhubungan adalah salah satu ciri utama dari RDT, yang membuatnya
unik dibandingkan banyak teori komunikasi lainnya mengenai hubungan.
Para peneliti komunikasi tertarik dengan pemikiran dialektik karena implikasi-implikasi komunikasi
dari teori ini. Baxter dan Montgomery (1996) mendiskusikan bagaimana kode-kode komunikasi
pribadi pasangan-pasangan menggambarkan kehadiran baik keterikatan maupun otonomi dalam
hubungan. Misalnya, nama julukan merupakan sesuatu yang bersifat individual karena nama julukan
menunjukan kedekatan hubungan artinya teman yang tidak akan memberikan panggilan sayang bagi
satu sama lain. Dengan adanya sebuah hal sederhana, seperti memanggil seseorang dengan
julukan, kita melihat adanya kekhususan dan kedekatan.
DASAR DIALEKTIKA RELASIONAL
02 Keterbukan dan Perlindungan
Keterbukan dan Perlindungan berfokus yang pertama pada kebutuhan-kebutuhan kita untuk
terbuka dan menjadi rentan, membuka semua informasi personal pada pasangan/mitra hubungan
kita, dan yang kedua untuk bertindak strategis dan melindungi diri sendiri dalam komunikasi kita.
Posisi dialektika menonjolkan baik dalam hal keterusterangan maupun penyembunyian. Misalnya
Leslie Baxter dan Erin Sahlstein (2000) menyebutkan bagaimana bergosip dapat mencapai
keseimbangan baik antara keterbukaan dan privasi karena penggosip biasanya membuka hal
tentang orang lain sementara tetap diam mengenai diri mereka sendiri. Angela Hoppe-Nagao dan
Stella Ting-Toomey (2002) menemukan enam cara pasangan menikah mengelola ketegangan
antara keterbukaan dan ketertutupan: (1) pemilihan topik, (2) pergantian waktu, (3) penarikan diri,
(4) penyelidikan, (5 ) strategi antisosial, (6) kebohongan.
DASAR DIALEKTIKA RELASIONAL
02 Keterbukan dan Perlindungan
Pemilihan topik adalah keadaan di mana beberapa topik dijadikan hal yang tabu atau tidak
boleh dibahas, sehingga melindungi privasi sekaligus memungkinkan adanya keterbukaan
pada topik-topik lainnya.
Pengubahan waktu berarti menyediakan waktu tertentu untuk membicarakan topik-topik
yang sensitif.
Penarikan diri dan penyelidkan adalah menghentikan pembicaraan atau menanyakan
informasi lebih jauh dari pasangan.
Berteriak, menangis, atau cemberut adalah contoh komunikasi anti sosial.
Kebohongan adalah penyimpangan kecil dari sebuah kebenaran atau menghilangkan
beberapa fakta untuk membuat beberapa hal privat terjaga dan untuk menghindari konflik
dalam hubungan tersebut.
DASAR DIALEKTIKA RELASIONAL
03 Kebaruan dan Prediktabilitas
Kebaruan dan Prediktabilitas merujuk pada konflik antar kenyamanan stabilitas dan
keasyikan perubahan, misalnya yang berasumsi bahwa orang bergerak mendekati
kepastian dan menjauhi ketidakpastian ketika sejalan dengan perkembangan hubungan
mereka. Posisi dialektik ini melihat interaksi antara kepastian dan ketidakpastian dalam
hubungan. Kebaruan dan Prediktabilitas adalah ketegangan relasional yang penting
yang menunjukkan keinginan kita yang saling bertentangan untuk memiliki keduanya,
yaitu stabilitas dan perubahan.
DASAR DIALEKTIKA RELASIONAL
04 Dialektika Konstektual
William Rawlins, menyebut dialektika konstektual yang berarti bahwa dialektika ini muncul dari
tempat hubungan tersebut di dalam budaya.
Dialektika kontekstual terbentuk dari ketegangan antara definisi publik tentang hubungan tertentu
—persahabatan, misalnya—dan interaksi pribadi dalam persahabatan tertentu. Rawlins membahas
dua dialektika kontekstual—antara publik dan privat dan antara yang nyata dan yang ideal.
Meskipun mungkin sedikit kurang penting bagi kita daripada dialektika interaksional, keduanya
mempengaruhi komunikasi interpersonal dalam hubungan.
Dialektik publik dan privat berinteraksi dengan dialektik antara yang nyata dan yang ideal. Selain itu
dialektik ini menunjukan kontradiksi akan semua harapan yang dimiliki sesorang mengenai hubungan
dengan kenyataan yang sedang di jalani, secara umum, harapan mengenai hubungan biasanya
memiliki standar yang tinggi dan ideal. Persahabatan dipandang sebagai tempat munculnya kasih
sayang, kesetiaan, dan kepercayaan , keluarga digambarkan sebagai tempat berlindung di dalam
dunia yang penuh kesulitan. Orang-orang yang dicintai dipercaya akan memberikan kasih sayang dan
dukungan tanpa batas dan pamrih.
RESPONS TERHADAP DIALEKTIKA
Terjadi ketika orang memilih satu dari dua hal Adalah memisahkan beberapa arena untuk
yang berlawanan pada waktu tertentu, menekankan tiap-tiap dari dua hal yang
bergantian dengan yang lain contohnya ketika berlawanan misalnya suami istri yang bekerja
dua gadis yang bersaudara yang masih kecil, sama dalam sebuah bisnis usaha keluarga
mereka mungkin tak terpisahkan, menyoroti mungkin akan menekankan hal yang dapat
kutub kedekatan dialektika. Sebagai remaja, diprediksi dalam hubungan kerja mereka dan hal
mereka mungkin menyukai otonomi dalam yang baru untuk saat-saat mereka di rumah.
hubungan mereka, mencari identitas yang
terpisah. Sebagai orang dewasa, ketika mereka
mungkin tinggal di kota yang sama, mereka
mungkin menyukai kedekatan lagi.
c. Seleksi
Merujuk pada pembuatan keputusan antara dua hal yang berlawanan. Pasangan yang memilih untuk
selalu dekat setiap waktu dan tidak mengindahkan kebutuhan mereka akan otonomi, menggunakan
seleksi.
d. Integrasi
Melibatkan suatu sintesis dari kedua hal yang berlawanan. Integrasi dapat terjadi dalam tiga bentuk:
menetralisasi, membingkai ulang dan mendiskualifikasikan polaritas.
d. Integrasi
Banyak peneliti setuju bahwa pendekatan dialektika adalah cara yang menarik untuk memahami komunikasi
dalam kehidupan relasional. Meskipun cukup banyak penelitian telah dilakukan dengan menggunakan RDT,
berharap untuk melihat lebih banyak penyempurnaan dari teori ini dan lebih banyak penelitian yang menguji
premis-premisnya. Leslie Baxter (2011) menggarisbawahi sentimen ini dengan mencatat bahwa
"menumbuhkan teori adalah proses yang mirip dengan membesarkan anak" (hal. 1). Dalam nada itu, RDT adalah
teori yang melanjutkan perjalanan eksplorasi dan investigasi.
CONTOH
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui strategi dialektika relasional
pasangan suami isteri di masa pandemi Covid-19. Terdapat dua
KASUS
pasangan sebagai narasumber, pasangan pertama mengalami work
from home (WFH) dan pasangan kedua yang suaminya telah work from
office (WFO). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
metode studi kasus dan teori dialektika relasional. Berdasarkan temuan
Strategi Dialektika Relasional data yang diperoleh menunjukkan pasangan WFH lebih mengarah pada
Pasangan Suami Isteri di autonomy, stability dan closedness sedangkan pasangan WFO merujuk
Masa Pandemi Covid-19 pada connection, change dan openness.
Ditemukan lima hal yang dapat menimbulkan tegangan dialektika bagi
Elisha Kristiani Putri , Fanny Lesmana , pasangan di masa pandemi. Pertama, kedekatan pasangan dipengaruhi
Desi Yoanita oleh usia dan karakter anak. Kedua, pekerjaan menentukan interaksi
Universitas Kristen Petra pasangan di masa pandemi. Ketiga, latar belakang keluarga membentuk
Alamat: Jl. Siwalankerto 121-131 hubungan dalam keluarga. Keempat, karakter dan preferensi pribadi
Surabaya (60236), Indonesia membentuk respon dalam hubungan. Terakhir, adaptasi dan alternatif
Email: putri.elisha1998@gmail.com komunikasi dalam menghadapi masa pandemi. Mayoritas strategi yang
digunakan kedua pasangan adalah segmentasi dan integrasi. Dapat
http://repository.petra.ac.id/19429/1/Publikasi1_
07008_7939.pdf
disimpulkan komunikasi adalah kunci dalam membentuk kesepakatan
dengan menyesuaikan diri antar pasangan.
THANK YOU