Anda di halaman 1dari 2

Pak Hendra yang merupakan guru kelas 5 pada suatu sekolah dasar merasa gundah tatkala kepala

sekolahnya meminta dirinya untuk memperbaiki hasil atau prestasi belajar siswa-siswa kelas 5
khususnya pada bidang studi IPA. Hal ini terjadi karena hasil belajar siswa kelas 5 pada bidang IPA
menunjukkan rata-rata hasil yang tidak memuaskan yaitu hanya mencapai skor nilai 5,2 dalam skala
10. Pak Hendra kemudian memutuskan untuk memecahkan masalah tersebut. Ia memulainya
dengan mencoba mengingat kembali beberapa kegiatan pembelajaran IPA yang telah dilaksanakan
sebelumnya. Dalam setiap pembelajaran, ia selalu menjelaskan materi IPA hanya berpatokan
dengan buku paket. Kemudian disetiap akhir penjelasan ia memberikan kesempatan bertanya
kepada para siswanya tentang materi yang belum bisa dipahami. Namun selama ini tak seorang
siswa pun yang memanfaatkan kesempatan tersebut. Walaupun sebagian siswa masih terlihat
bingung, Pak Hendra biasanya langsung memberikan PR yang diambil dari soal-soal yang terdapat
pada buku paket. Pak Hendra menyadari bahwa anak-anak didiknya sebenarnya bosan ketika
mengikuti pembelajaran IPA, namun mereka terpaksa menghafal kalau akan diadakan ulangan.

Identifikasi masalah

Hasil belajar siswa kelas 5 tidak memuaskan yaitu hanya mencapai skor 5,2 dalam skala 10.

Analisis masalah

1. Kurangnya alat peraga dan media pembelajaran yang digunakan guru menyebabkan penjelasan
materi tidak menarik bagi siswa, bahkan sering terlihat abstrak.

2. Guru tidak aktif mengajukan pertanyaan ketika tidak ada siswa yang bertanya, sehingga
pembelajaran terkesan pasif.

3. Guru mungkin jarang mengaitkan materi IPA dengan lingkungan sekitar.

4. Guru jarang membahas PR yang dikumpulkan siswa, sehingga siswa tidak mendapatkan
feedback yang efektif.

Rumusan Masalah

Apakah pendekatan kontekstual dapat meningkatkan keaktifan belajar IPA (SAINS) pada siswa
kelas V ?.

Daur 1

Persiapan

1. Mempersiapkan RPP
2. Membaca kembali bahan pelajaran/buku paket
3. Memeriksa kembali alat peraga yang akan digunakan seperti alat peraga tentang alat
pernafasan manusia dan hewan.

Melaksanakan tindakan perbaikan

1. Menanyakan pada siswa “alat pernafasan yang digunakan oleh manusia”


2. Menanyakan alat pernafasan yang digunakan oleh hewan seperti ikan, burung, ular, tikus,
dan hewan lainnya”.
3. Membagi siswa menjadi 4 kelompok untuk berdiskusi tentang alat pernafasan yang ada pada
hewan berdasarkan tugas yang terdapat pada buku paket.
4. Kemudian meminta siswa menyampaikan hasil diskusi yang telah dilakukan.
5. Setelah kelompok menyampaikan hasil diskusinya, kemudian guru memberikan kesimpulan
tentang hasil diskusi tadi.

Refleksi

1. Guru menghabiskan waktu dengan membagi siswa secara berkelompok, dan menata ruang
kelas sesuai dengan kelompok.
2. Ketuntasan hasil belajar siswa meningkat 7,8 dari skor 10 dibandingkan dengan sebelum
dilakukannya penelitian tindakan kelas yaitu 5,2 dari skor 10.

Daur 2

Persiapan

1. Melanjutkan topik yang lalu yaitu organ pencernaan pada manusia dan hewan
2. Meminta siswa bekerja dengan kelompoknya.
3. Merancang pertanyaan singkat kepada siswa
4. Memeriksa dan mempersiapkan alat peraga

Melaksanakan Tindakan perbaikan

1. Mengambil alat peraga berupa stuktur organ percernaan manusia dan hewan, kemudian
menunjuk beberapa organ pencernaan dan bertanya pada siswa. Hanya 7 siswa yang
menjawab benar, 6 siswa menjawab salah, dan 5 siswa menjawab 3 pertanyaan dengan
benar.
2. Siswa diminta ke depan kelas untuk menunjukkan organ pencernaan yang disebutkan oleh
guru.
3. Guru memberikan tes tertulis

Refleksi

1. Setelah menjawab soal, kemudian guru mengoreksi hasil jawaban siswa dan menemukan
hasil yang cukup memuaskan. Hasil belajarnya meningkat dari daur 1 yang 7,8 dari skor 10,
pada daur 2 meningkat 8,9 dari skor 10.

Anda mungkin juga menyukai