Anda di halaman 1dari 4

Siklus daur hidup produk adalah konsep yang menggambarkan tahapan-tahapan

yang dilalui oleh suatu produk sejak diperkenalkan ke pasar hingga ditarik dari
pasar. Siklus daur hidup produk terdiri dari empat tahap utama, yaitu pengenalan,
pertumbuhan, kedewasaan, dan penurunan. PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
Daop II Bandung dapat dikatakan berada pada tahap penurunan dalam siklus daur
hidup produk. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu:

• Penjualan produk menurun secara signifikan akibat adanya produk


pengganti yang lebih diminati oleh konsumen, yaitu jalan tol Cipularang
yang memungkinkan transportasi darat lainnya seperti kendaraan pribadi,
travel, dan bus menjadi lebih cepat dan murah.
• Pangsa pasar produk mengecil karena adanya persaingan yang ketat dari
produk sejenis atau substitusi, yaitu moda transportasi darat lainnya yang
menawarkan keunggulan-keunggulan seperti waktu tempuh, harga, dan
kedekatan tempat tujuan.
• Laba produk menurun atau bahkan merugi karena biaya produksi dan
operasional yang tinggi, sementara pendapatan yang diperoleh dari
penjualan produk tidak sebanding.
• Produk tidak lagi sesuai dengan kebutuhan dan selera konsumen yang
berubah seiring dengan perkembangan teknologi, infrastruktur, dan gaya
hidup.

Kemudian strategi pemasaran yang dapat dilakukan oleh PT. Kereta Api Indonesia
berdasarkan tahap daur hidup produk diantaranya sebagai berikut:

• Tahap pengenalan (introduction)

Pada tahap ini, produk jasa angkutan umum kereta api baru diperkenalkan
ke pasar dengan tujuan menciptakan kesadaran dan minat konsumen.
Strategi pemasaran yang dapat dilakukan antara lain adalah:

o Menentukan segmen pasar yang sesuai dengan karakteristik produk,


misalnya kalangan menengah ke atas, pelajar, mahasiswa, pekerja,
dan wisatawan yang mengutamakan kenyamanan, keamanan, dan
kecepatan dalam berpergian.
o Menetapkan harga yang kompetitif dan sesuai dengan nilai produk,
misalnya dengan memberikan diskon, subsidi, atau paket hemat
untuk menarik konsumen awal.
o Melakukan promosi yang intensif dan kreatif melalui berbagai
media, misalnya dengan membuat iklan yang menonjolkan
keunggulan produk, mengadakan event atau kontes yang
berhubungan dengan produk, atau menggandeng influencer atau
tokoh publik yang dapat memberikan testimoni positif tentang
produk.
o Membangun saluran distribusi yang mudah dan luas, misalnya
dengan menyediakan loket, mesin tiket, atau agen penjualan di
berbagai tempat strategis, atau dengan memanfaatkan teknologi
digital seperti website, aplikasi, atau media sosial untuk
memudahkan pemesanan dan pembayaran tiket.
o Meningkatkan kualitas produk dan pelayanan, misalnya dengan
menggunakan sarana dan prasarana yang modern, bersih, dan
nyaman, atau dengan memberikan fasilitas tambahan seperti wifi,
hiburan, atau makanan dan minuman.

• Tahap pertumbuhan (growth)

Produk kereta api mulai mengalami peningkatan penjualan dan pangsa pasar
karena sudah dikenal dan diterima oleh konsumen. Strategi pemasaran yang
dapat dilakukan antara lain adalah:

o Mempertahankan atau meningkatkan harga produk sesuai dengan


permintaan dan persaingan pasar, misalnya dengan memberikan
harga khusus untuk pelanggan setia, pelanggan korporat, atau
pelanggan tertentu seperti lansia, anak-anak, atau penyandang
disabilitas.
o Melakukan promosi yang lebih selektif dan efektif melalui media
yang tepat sasaran, misalnya dengan membuat iklan yang
menekankan manfaat dan diferensiasi produk, mengadakan program
loyalitas atau referral yang memberikan insentif atau hadiah bagi
pelanggan, atau dengan mengoptimalkan penggunaan media sosial
untuk berinteraksi dan mendapatkan feedback dari pelanggan.
o Meningkatkan saluran distribusi yang lebih luas dan efisien, misalnya
dengan menambah jumlah loket, mesin tiket, atau agen penjualan di
berbagai daerah, atau dengan mengembangkan fitur-fitur baru pada
website, aplikasi, atau media sosial yang dapat memberikan
kemudahan dan kenyamanan bagi pelanggan.
o Mengembangkan produk dan pelayanan yang lebih bervariasi dan
berkualitas, misalnya dengan menambah jenis dan kelas kereta api,
menyesuaikan jadwal dan rute kereta api dengan kebutuhan dan
preferensi pelanggan, atau dengan memberikan layanan tambahan
seperti asuransi, fasilitas kesehatan, atau bantuan darurat.
• Tahap kedewasaan (maturity)

Kemudian pada tahap ini, produk kereta api sudah mencapai titik jenuh atau
stagnan dalam penjualan dan pangsa pasar karena sudah banyak pesaing
yang menawarkan produk serupa atau pengganti. Strategi pemasaran yang
dapat dilakukan antara lain adalah:

o Menyesuaikan atau menurunkan harga produk sesuai dengan


kondisi pasar, misalnya dengan memberikan diskon, kupon, atau
bundling untuk meningkatkan volume penjualan, atau dengan
melakukan segmentasi harga berdasarkan waktu, tempat, atau
kondisi tertentu.
o Melakukan promosi yang lebih agresif dan kompetitif melalui media
yang beragam, misalnya dengan membuat iklan yang menunjukkan
perbandingan atau komparasi produk dengan pesaing, mengadakan
kampanye atau sponsorship yang berhubungan dengan isu atau tren
yang sedang populer, atau dengan melakukan kerjasama atau
kemitraan dengan pihak lain yang dapat memberikan nilai tambah
bagi produk.
o Mempertahankan atau memperluas saluran distribusi yang lebih
kompetitif dan inovatif, misalnya dengan melakukan penetrasi pasar
ke daerah-daerah baru atau potensial, atau dengan menciptakan
saluran distribusi alternatif atau unik yang dapat menarik perhatian
atau memberikan kejutan bagi pelanggan.
o Memodifikasi atau memperbarui produk dan pelayanan yang lebih
unggul dan berbeda, misalnya dengan melakukan perbaikan atau
peningkatan pada fitur, desain, atau kemasan produk, atau dengan
memberikan pelayanan yang lebih personal, profesional, atau
eksklusif bagi pelanggan.

• Tahap penurunan (decline)

Dan yang terakhir produk kereta api mulai mengalami penurunan penjualan
dan pangsa pasar karena sudah kalah bersaing dengan produk pesaing atau
pengganti, atau karena sudah tidak sesuai dengan kebutuhan dan selera
pelanggan. Strategi pemasaran yang dapat dilakukan antara lain adalah:

o Menetapkan atau meningkatkan harga produk sesuai dengan biaya


produksi dan operasional, misalnya dengan memberikan harga
premium untuk produk yang masih memiliki permintaan tinggi, atau
dengan melakukan rasionalisasi harga untuk produk yang sudah
tidak diminati.
o Melakukan promosi yang lebih hemat dan efisien melalui media
yang sesuai, misalnya dengan membuat iklan yang menekankan
loyalitas atau nostalgia pelanggan, mengadakan promosi bersama
dengan produk lain yang masih berkembang, atau dengan
mengurangi penggunaan media yang kurang efektif atau relevan.
o Menyederhanakan atau mengurangi saluran distribusi yang lebih
fokus dan produktif, misalnya dengan menutup atau mengalihkan
loket, mesin tiket, atau agen penjualan yang tidak menguntungkan,
atau dengan mengintegrasikan website, aplikasi, atau media sosial
dengan produk lain yang masih berkembang.
o Menjaga atau menghentikan produk dan pelayanan yang lebih
efektif dan efisien, misalnya dengan melakukan pemeliharaan atau
perbaikan rutin pada produk yang masih layak, atau dengan
melakukan eliminasi atau penghapusan produk yang sudah tidak
layak.

Kesimpulannya, strategi pemasaran PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop II


Bandung harus disesuaikan dengan tahap daur siklus hidup produk kereta api, yaitu
pengenalan, pertumbuhan, kedewasaan, dan penurunan. Setiap tahap memiliki
karakteristik, tantangan, dan tujuan yang berbeda, sehingga memerlukan
pendekatan yang berbeda pula dalam hal penetapan harga, promosi, distribusi, dan
pengembangan produk dan pelayanan. Strategi pemasaran yang tepat dan efektif
dapat membantu PT. KAI (Persero) Daop II Bandung untuk meningkatkan
penjualan dan pangsa pasar, mempertahankan loyalitas dan kepuasan pelanggan,
serta menghadapi persaingan dengan moda transportasi darat lainnya.

Sumber referensi:

• BMP EKMA4216
• Sari, R. (2012). Analisis Strategi Pemasaran PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) Daop II Bandung. Jurnal Ilmiah Manajemen Bisnis, 12(1), 1-14.
• Tjiptono, F. (2008). Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi.
• Kotler, P., & Keller, K. L. (2016). Marketing Management. New Jersey:
Pearson Education.

Anda mungkin juga menyukai