Anda di halaman 1dari 17

BAB 14

MENGEMBANGKAN DAN MENETUKAN HARGA PRODUK DAN JASA

Pengembangan produk dan penawaran produk total


Pengembangan produk melibatkan serangkaian langkah untuk memperbaiki dan meningkatkan
kualitas produk yang sudah ada atau menciptakan produk baru. Penawarkan produk total mengacu pada
segala hal yang dievaluasi oleh konsumen saat mereka memutuskan untuk membeli suatu barang. Ini
mencakup aspek-aspek seperti harga, merek, kenyamanan, kemasan, layanan, akses internet,
pengalaman lampau pembeli, jaminan, dan kecepatan pengantaran. strategi pengembangan produk
dan penawaran produk total juga dapat melibatkan faktor-faktor seperti kemampuan penelitian dan
pengembangan perusahaan, daur hidup produk, perkembangan teknologi, dan persaingan di pasar.

Mengembangkan penawaran produk total

Untuk mengembangkan penawaran produk total, perlu dievaluasi segala hal yang menjadi
pertimbangan konsumen saat memutuskan untuk membeli suatu barang. Ini mencakup penawaran
produk dasar dan penambah nilai seperti harga, nama merek, kenyamanan, kemasan, lingkungan toko,
layanan, akses internet, pengalaman lampau pembeli, dan lainnya. Dalam pengembangan penawaran
produk total, diferensiasi produk juga penting untuk menciptakan perbedaan yang nyata atau
dipersepsikan antara produk dengan produk pesaing.
Tahapan dalam mengembangan penawaran produk total:
1.Pengumpulan ide : Berdasarkan keinginan dan kebutuhan konsumen, pengembang membuat ide
produk baru
2.Seleksi produk : Dari ide-ide yang dihasilkan, beberapa ide akan dipilih untuk dikembangkan lebih
lanjut
3.Analisis produk : Setelah seleksi produk, dilakukan analisis untuk memunculkan kemungkinan dan
perkiraan penjualan dari ide-ide produk
4.Pengembangan : Membuat prototipe produk dan melakukan pengujian
5.Komersialisasi : Memasarkan produk ke pasar

Lini produk dan Baruan produk

Lini produk adalah sekelompok produk yang erat kaitannya karena mereka mempunyai fungsi
yang sama. Lini produk terdiri dari beberapa jenis produk dengan berbagai variasi ukuran, warna,
kualitas, atau harga. Pengembangan lini produk dapat melibatkan modifikasi bauran produk, perluasan
lini produk, produk komplementer, dan diversifikasi. Sementara itu, bauran produk (product mix) adalah
kumpulan dari semua produk dan unit produk yang ditawarkan oleh suatu perusahaan. Bauran produk
terdiri dari semua lini produk dan barang yang ditawarkan. Bauran produk memiliki dimensi lebar
(width), panjang (length), kedalaman (depth), dan konsistensi (consistency). Lebar bauran produk
berhubungan dengan berapa banyak lini produk yang ditangani oleh perusahaan, panjang bauran
produk mengacu pada banyaknya jenis barang yang dibuat dalam lini produknya, kedalaman bauran
produk berhubungan dengan variasi item dalam satu lini, dan konsistensi bauran produk berhubungan
dengan seberapa erat hubungannya berbagai lini produk dalam pemakaian akhir, kebutuhan produksi,
atau beberapa hal lain.

Diferensiasi produksi
Diferensiasi produk adalah strategi pemasaran yang mendasarkan diri pada modifikasi atau
peningkatan suatu produk atau jasa untuk membedakannya dari pesaing di pasar. Dalam upaya
mencapai keunggulan kompetitif, perusahaan dapat meningkatkan kualitas, menyajikan fitur yang unik,
atau merancang aspek lain yang memberikan nilai tambah. Melalui diferensiasi, tujuan utamanya adalah
menciptakan identitas produk atau jasa yang membedakannya secara signifikan, baik dalam kualitas
maupun karakteristiknya. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk menetapkan harga yang
mencerminkan tingkat keunggulan atau keunikannya di mata pelanggan, menciptakan dasar yang kuat
untuk daya saing di pasar.

Memasarkan Kelas-kelas Barang Konsumsi dan Jasa yangBerbeda

Dalam memasarkan kelas-kelas barang konsumsi dan jasa yang berbeda, strategi pemasaran
harus disesuaikan untuk mencerminkan karakteristik unik dari setiap kategori produk.

1. Analisis Kelas Barang Konsumsi:


- Segmentasi Pasar: Identifikasi dan kelompokkan produk konsumsi ke dalam segmen pasar yang
memiliki preferensi dan kebutuhan yang serupa.
- Fitur dan Kualitas: Fokus pada pengembangan fitur khusus dan peningkatan kualitas yang
membedakan setiap kelas barang.
- Pricing Strategies: Gunakan strategi penetapan harga yang sesuai dengan nilai dan posisi relatif setiap
kelas produk di pasar.
2. Strategi Pemasaran Jasa yang Diferensiasi:
- Pengalaman Pelanggan: Tekankan pada pengalaman unik yang diberikan oleh setiap jenis jasa.
Jelaskan cara jasa tersebut memenuhi kebutuhan pelanggan dengan cara yang produk konsumsi tidak
bisa.
- Cerita Pemasaran: Gunakan narasi pemasaran yang kuat untuk menyoroti keunggulan dan manfaat
kelas-kelas jasa yang berbeda.
- Personalisasi Layanan: Sesuaikan pendekatan pemasaran untuk setiap kelas jasa, mengakui
perbedaan dalam kebutuhan dan preferensi pelanggan.
Dengan demikian, pemasaran kelas-kelas barang konsumsi dan jasa yang berbeda memerlukan
pendekatan yang sangat terfokus. Pemahaman mendalam tentang karakteristik dan preferensi
konsumen dalam setiap kategori produk dapat menjadi kunci keberhasilan dalam menciptakan
kampanye pemasaran yang efektif dan relevan.
Pemasaran Barang dan Jasa Produksi

Dalam pemasaran barang dan jasa industri, fokus utama berbeda dengan pemasaran produk
konsumsi. Berikut adalah penjelasan rinci mengenai kedua aspek ini:
1. Pemasaran Barang Industri:
- Spesifikasi Teknis: Pemasaran barang industri menekankan detail teknis, spesifikasi, dan
fungsionalitas produk. Informasi ini penting bagi pelanggan industri yang sering memiliki kebutuhan
yang sangat spesifik.
- Keandalan Produk: Perusahaan barang industri harus menekankan keandalan dan konsistensi produk
mereka. Ini mencakup jaminan kualitas, tingkat keandalan, dan kepatuhan terhadap standar industri.
- Pendekatan Logistik: Strategi pemasaran melibatkan efisiensi logistik dan pemenuhan pesanan yang
tepat waktu. Kemampuan untuk menyediakan produk secara efisien menjadi pertimbangan penting.
2. Pemasaran Jasa Industri:
- Solusi dan Kemitraan: Dalam pemasaran jasa industri, perusahaan lebih menekankan pada
penyediaan solusi menyeluruh dan membangun kemitraan jangka panjang dengan pelanggan. Ini
melibatkan pemahaman mendalam tentang tantangan dan kebutuhan unik pelanggan.
- Purna Jual dan Dukungan: Pemasaran jasa industri sering kali mencakup penekanan pada layanan
purna jual, dukungan teknis, dan pelatihan. Hal ini memastikan pelanggan merasa didukung setelah
pembelian produk atau implementasi jasa.
- Keterlibatan Pelanggan: Interaksi yang lebih personal dan mendalam dengan pelanggan merupakan
ciri khas pemasaran jasa industri. Proses konsultatif dan pelayanan pelanggan yang proaktif dapat
meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan.
Dengan memahami perbedaan esensial antara pemasaran barang dan jasa industri, perusahaan
dapat mengembangkan strategi yang relevan dengan kebutuhan dan ekspektasi pelanggan di sektor ini.
Ini membantu dalam membangun hubungan yang kuat, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan
memperoleh keunggulan kompetitif.

Kemasan mengubah produk


Berikut ini adalah faktor-faktor yang menyebabkan pengusaha atau produsen mengubah
kemasan produknya :

1. Siklus Hidup Produk


Bukan hanya makhluk hidup saja yang mempunyai siklus hidup, suatu produk pun mempunyai
siklusnya tersendiri. Ibarat seperti makhluk hidup lainnya, produk juga memiliki permulaan, lalu
berkembang mengalami tren kenaikan hingga menjadi produk yang maturity (dewasa) artinya pada fase
ini produk sedang pada masa terkenal-terkenalnya.
Namun saat masyarakat sudah jenuh dengan suatu produk, maka masyarakat akan
meninggalkan produk tersebut dan tak membelinya lagi, hingga akhirnya produk tersebut mengelami
tren penurunan hingga hilang dari pasaran.
Banyak perusahaan mencoba untuk terus bertahan di fase maturity tersebut lebih lama lagi
dengan berbagai strategi dan inovasi, salah satu bentuknya dengan mengganti kemasan produk agar
produk tersebut terlihat seperti baru dan para konsumen tak jenuh untuk membelinya.
2. Konsumen
Tak dapat diragukan lagi bahwa produk yang ada di pasaran tetap eksis karena adanya konsumen,
dengan adanya strategi mengganti kemasan produk yang dilakukan oleh perusahaan, ketika kemasan
suatu produk itu lebih bagus lagi dari kemasan produk sebelumnya, maka konsumen akan tertarik untuk
membelinya.
Seberapa bagus apapun produknya tanpa ada pengemasan yang baik, maka produk perusahaan
tersebut bisa kalah saing dengan produk kompetitor yang memiliki kemasan yang lebih baik, karena
kemasan produk bisa menambah citra bagi produk tersebut. Semakin baik pengemasannya, semakin
baik juga citra suatu produk di mata konsumen.Selain itu, kemasan produk terkadang harus mengikuti
selera konsumen setiap waktunya, desain kemasan produk harus selalu diperbaharui agar tidak
ketinggalan zaman. Desain yang dibuat harus didesain semenarik mungkin agar bisa relevan dengan
target pasar konsumen di zaman sekarang.
3. Kompetitor
Adanya Kompetitor membuat suatu perusahaan harus berpikir keras agar bisa bersaing dalam
memasarkan sebuah produknya. Persaingan pasar sangatlah lazim terjadi, setiap perusahaan berusaha
menciptakan produk yang terbaik dan mengemasnya sebaik mungkin. Dengan mengubah kemasan
produk lebih menarik lagi bukan tak mungkin bisa mengalahkan produk kompetitor.
4. Strategi dan Inovasi Perusahaan
Inovasi merupakan salah satu nyawa bagi perusahaan, tanpa adanya inovasi perusahaan bisa kalah
saing dengan perusahaan lainnya. Banyak produk yang dulunya "Booming" kini seakan hampir tak ada
kabarnya lagi sebagai contohnya produk capuccino cincau dan tahu bulat, tanpa adanya inovasi produk
kini namanya tak lagi beken seperti dulu di masyarakat. Namun berbeda dengan produk perusahaan
besar, nama produknya selalu diingat oleh masyarakat hingga kini mulai dari air minum hingga produk
mie instan. Pergantian kemasan produk merupakan salah satu dari strategi dan inovasi perusahaan.

Semakin pentingnya kemasan

Kemasan berfungsi sebagai wadah, sarana distribusi, dan sarana pemasaran sehingga desain
kemasan harus disesuaikan dengan produk yang dikemas dan segmen pasar yang dituju. Berfungsi
sebagai wadah artinya menempatkan produk ke dalam suatu tempat dan membuatnya layak dan aman.
Selain itu sebagai wadah kemasan juga berfungsi untuk melindungi isi kemasan dari panas, air,
mikroorganisme, dan bahan pencemar tertentu sehingga menjaga kualitas produk tetap awet dan segar
dalam jangka waktu tertentu. Selain berfungsi sebagai wadah, kemasan juga berfungsi sebagai sarana
distribusi, artinya kemasan yang ada harus mampu mempermudah dan ekonomis ketika didistribusikan.
Bentuk kemasan mampu menampung dan melindungi isi ketika didistribusikan. Selain itu kemasan juga
berfungsi sebagai sarana pemasaran karena kemasan dapat menjadi daya tarik yang mampu
meningkatkan penjualan suatu produk. Banyak keputusan pembelian yang dilakukan pembeli karena
melihat kemasan dan informasi-informasi yang tertera di dalamnya.
Membranding produk melalui kemasan berarti menyangkut upaya untuk memperkuat citra produk
melalui desain kemasan. Desain kemasan membutuhkan perhatian khusus karena menyangkut citra
produk yang akan tertanam di benak konsumen begitu melihat kemasan produk yang dijual.
Kemasan produk merupakan suatu elemen penting dalam bisnis, karena memiliki beberapa peran yang
sangat penting, seperti:
1.Melindungi produk: Kemasan berfungsi sebagai pelindungan produk utama, sehingga produk tidak
rusak atau bermasalah ketika dikirimkan ke pelanggan
2.Membuat produk menarik: Kemasan yang unik dan menarik akan lebih mudah dilirik oleh konsumen,
sehingga memperkirakan produk tersebut.
3.Menambah daya tarik produk: Kemasan yang baik dapat meningkatkan daya tarik produk, karena
konsumen lebih percaya dengan produk yang diemas dengan baik.
4.Membangun kepercayaan pelanggan: Kemasan produk yang sesuai dengan harapan konsumen dapat
membangun kepercayaan pelanggan terhadap produk.
5.Meningkatkan nilai jual produk: Kemasan produk yang menarik dan unik dapat meningkatkan nilai jual
produk, karena konsumen lebih disarankan untuk membeli produk tersebut.
6.Mempromosikan produk: Kemasan produk yang menarik dan unik dapat memudahkan pemasaran
melalui media sosial dan rekomendasi pelanggan.
Oleh karena itu, penting bagi pelaku usaha untuk memperhatikan kemasan produk dan menjaga
kualitasnya, serta menyesuaikan desain kemasan dengan tren dan preferensi konsumen

Merek dan Ekuitas merek


Merek dan ekuitas merek memiliki hubungan yang erat dalam dunia pemasaran. Ekuitas merek
merujuk pada nilai suatu merek di mata pelanggan, yang mencakup asosiasi merek, kesadaran merek,
loyalitas pelanggan, dan persepsi nilai merek di pasar. Sementara itu, merek adalah identitas yang
membedakan suatu produk atau jasa dari yang lain. Ekuitas merek dapat meningkatkan persepsi nilai
merek di pasar, dan nilai merek adalah hasil dari ekuitas merek. Dengan mempertahankan dan
meningkatkan ekuitas merek, perusahaan dapat menciptakan pelanggan yang lebih percaya diri untuk
membeli produk atau jasa yang ditawarkan, sehingga akan meningkatkan kepuasan pelanggan dan
dalam jangka panjang akan mempengaruhi loyalitas pelanggan.Menurut David Aaker, ekuitas merek
merupakan sebutan yang digunakan untuk menunjukkan nilai pengakuan dan kepemilikan sebuah
merek. Ekuitas merek juga dapat mempengaruhi harga, pangsa pasar, dan profitabilitas merek
perusahaan. Dengan ekuitas merek yang tinggi, perusahaan akan menerima loyalitas atau kesetiaan
pelanggan karena ekuitas merek mampu membuat konsumen percaya pada kualitas produk.Dalam
bukunya, Philip Kotler dan Keller juga menjelaskan bahwa ekuitas merek adalah nilai tambah yang
diberikan pada produk dan layanan, yang tercermin dalam cara konsumen berpikir, merasakan, dan
bertindak sehubungan dengan merek.
Dengan demikian, ekuitas merek merupakan aset yang sangat penting bagi perusahaan, karena
dapat memengaruhi persepsi pelanggan, loyalitas, dan keberhasilan merek di pasar.

Kategori Merek

1. Nama Merek Produsen (manufacturers' brand names)


Merupakan merek yang diberikan oleh produsen kepaada produk yang dihasilkannya. Merek produsen
ini digunakan untuk membedakan produk tersebut dari produk yang dihasilkan oleh produsen lain.
2. Merek Diler atau Label Privat (dealer [private-label] brands)
Merupakan merek yang digunakan oleh diler atau pengecer untuk produk yang mereka jual. Merek ini
sering kali disesuaikan dengan merek toko atau perusahaan pengecer tersebut.
3. Barang Generic (generic goods)
Merupakan produk yang dijual tanpa merek atau dengan merek generik yang tidak terkait dengan
produsen tertentu. Barang generic umumnya dijual dengan harga lebih rendah daripada merek terkenal.
4. Barang Palsu (knockoff brands)
Merupakan produk yang ilegal dan meniru merek terkenal tanpa izin. Barang palsu sering kali meniru
merek terkenal dengan tujuan untuk menipu konsumen.

Menciptakan ekuitas dan kesetiaan merek

Ekuitas merek, kesetiaan merek, dan kesadaran merek merupakan konsep penting dalam
pemasaran.
Ekuitas merek (brand equity)
Kombinasi faktor- faktor seperti kesadaran, kesetiaan, anggapan kualitas, citra, dan emosi yang
di asosiakan dengan nama merek tertentu. Ekuitas merek merujuk pada nilai tambah yang diberikan
pada produk atau layanan melalui merek.
Kesetiaan merek (brand loyalty)
Tingkatan sampai di mana pelanggan merasa puas, menyukai merek tersebut, dan Derkomitmen
untuk melakukan pembelian lagi. Kesetiaan merek mengacu pada tingkat kecenderungan konsumen
untuk terus memilih merek tertentu dari waktu ke waktu. Loyalitas merek dalam dunia pemasaran
merupakan tujuan utama, di mana pelanggan bersedia membayar harga tinggi untuk merek tertentu.
Perusahaan dengan pelanggan yang memiliki loyalitas terhadap merek akan membawa pada
perusahaan yang memiliki pangsa pasar yang lebih besar dan tingkat pengembalian investasi yang lebih
tinggi.
Beberapa indikator yang dapat menilai tingkat loyalitas pelanggan meliputi:
1) Niat untuk beralih merek (switching intentions)
2) Niat untuk merekomendasikan merek kepada orang lain (advocacy intentions)
3) Kesediaan untuk membayar lebih untuk merek tertentu (willingness to pay more)
Loyalitas merek dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kualitas produk, pengalaman
pelanggan, citra merek, dan nilai merek. Pengaruh merek global juga dapat memengaruhi kesetiaan
merek di berbagai industri.
Kesadaran merek (brand awareness)
Seberapa cepat atau mudah nama merek tertentu timbul dalam pikiran saat satu Kategori
produk disebutkan. kesadaran merek mencakup pemahaman dan pengetahuan konsumen terhadap
merek.

Dalam konteks pembentukan ekuitas merek, kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas,
dan kesetiaan merek memiliki pengaruh positif. Membangun kesadaran merek yang tinggi, asosiasi
merek yang kuat, persepsi kualitas yang baik, dan kesetiaan merek yang solid dapat membantu dalam
menciptakan ekuitas merek yang kuat.

Penelitian juga menunjukkan bahwa citra merek, kesadaran merek, dan kesetiaan merek
berpengaruh positif terhadap pembentukan ekuitas merek. Oleh karena itu, memahami dan mengelola
aspek-aspek ini dengan baik dapat membantu perusahaan dalam membangun dan memperkuat ekuitas
merek mereka.

Berikut adalah beberapa poin penting yang dapat diambil terkait menciptakan ekuitas merek:
1) Pentingnya Merek: Merek yang berhasil adalah produk atau jasa yang hebat, didukung oleh
perencanaan yang seksama, komitmen jangka panjang, dan pemasaran yang kreatif. Merek yang kuat
dapat menghasilkan loyalitas konsumen yang tinggi.
2) Dimensi Ekuitas Merek: Terdapat lima dimensi utama dalam menciptakan brand equity, yaitu
kesadaran merek, persepsi kualitas, asosiasi merek, loyalitas merek, dan aset merek. Membangun
ekuitas merek melalui brand awareness, persepsi kualitas, dan loyalitas merek dapat memberikan nilai
tambah bagi perusahaan dan produknya.
3) Strategi Menciptakan Ekuitas Merek: Salah satu cara menciptakan ekuitas merek adalah melalui
brand awareness, sehingga masyarakat menjadi lebih mudah mengidentifikasi merek produk. Selain itu,
membangun persepsi kualitas dan menciptakan loyalitas merek juga merupakan strategi penting dalam
menciptakan ekuitas merek

Menciptakan Asosiasi merek

Asosiasi merek adalah hubungan mental yang ada antara suatu merek dan konsep tertentu yang
diingat oleh konsumen ketika mereka menemukan merek tersebut. Asosiasi merek memiliki beberapa
manfaat, seperti:
1. Membantu pelanggan mengingat suatu merek karena kualitas unik yang ditawarkannya.
2. Membedakan merek dari pesaingnya.
3. Menjamin pelanggan akan kualitas yang ditawarkannya.
4. Menciptakan citra positif dari merek/produk.
5. Membantu saat mencoba meluncurkan produk baru dengan merek yang sama.
Asosiasi merek dapat diembangkan dengan berbagai jenis kombinasi gambar, kata, grafik, dan materi
pemasaran yang tepat. Beberapa kategori asosiasi merek yang paling umum adalah:

- Berbasis Atribusi: Menyatakan karakteristik produk atau layanan yang diingat oleh konsumen.
- Atribut Produk Tak Berwujud: Menyatakan fitur intang yang diingat oleh konsumen.
- Manfaat Bagi Pelanggan: Menyatakan keuntungan atau kegunaan yang diperoleh oleh konsumen dari
produk atau layanan.
- Gaya Hidup/Kepribadian: Menyatakan cara hidup atau kepribadian yang diingat oleh konsumen.
- Sisi Pesaing: Menyatakan perbedaan antara produk atau layanan dengan pesaing yang sama.

Asosiasi merek juga dapat mempengaruhi perilaku konsumen, membuat mereka lebih sulit terpikirkan
pada pilihan merek yang tidak memiliki asosiasi yang kuat. Selain itu, asosiasi merek yang kuat juga
dapat membantu perusahaan menghasilkan landasan bagi perluasan merek, membedakan merek dari
pesaing, dan meningkatkan keputusan pembelian.
Dalam menciptakan asosiasi merek, perusahaan dapat mencoba beberapa pendekatan, seperti
menciptakan merek baru, memanfaatkan asosiasi dengan merek perusahaan lain, atau membangun
asosiasi sekunder dengan merek yang berbeda. Pengembangan asosiasi merek harus dilakukan secara
berkelanjutan dan dengan memperhatikan persepsi publik tentang merek.

Manajemen Merek

Manajemen merek atau brand management adalah strategi yang dipakai oleh tim pemasaran
untuk merancang suatu merek yang sesuai dengan ekspektasi dan kebutuhan pasar. Tujuan dari brand
management adalah membangun komunitas pelanggan loyal yang akan tetap memakai produk dalam
jangka Panjang dan mengendalikan, membangun, serta mengukur sejauh mana keberhasilan suatu
ekuitas merek. Ekuitas merek atau brand equity adalah suatu nilai perusahaan yang akan diingat oleh
konsumen. Secara umum, fungsi dari manajemen merek atau brand management adalah mendukung
strategi manajemen pemasaran. Berikut di antaranya :

1. Dapat mengenali potensi dan target pasar yang relevan.


2. Menyampaikan pesan dan nilai perusahaan yang sesuai kebutuhan pasar.
3. Dapat menginformasikan manfaat merek kepada pelanggan melalui titik kontak yang tersedia.
4. Membangun ekuitas merek yang lebih optimal seiring waktu.
5. Menjaga keselarasan komunikasi antara merek dan konsumen.
6. Membangun brand identity atau identitas merek.
7. Menangani kebutuhan pada suatu merek baru yang dirilis.

Seseorang yang mengelola manajemen merek adalah manajer merek (brand manager/manajer
produk). Manajer merek memiliki tanggung jawab langsung atas satu merek atau satu lini produk.
Tanggung jawab ini termasuk seluruh unsur bauran pemasaran : produk, harga, tempat, dan promosi.
Salah satu alasan mengapa perusahaan-perusahaan besar barang konsumsi menciptakan posisi manajer
merek adalah untuk memiliki kendali yang lebih besar atas pengembangan produk baru dan promosi
produk.
Proses pengembangan produk baru
Kemungkinan sebuah produk baru akan gagal sangatlah tinggi. Hal ini bisa terjadi karena tidak
mengantarkan apa yang di janjikan, positioning yang buruk, tidak cukup banyak perbedaan dengan
pesaing, dan kemasan yang buruk. Jadi, dilakukan pengembangan produk baru bagi para produsen yang
terdiri atas beberapa tahapan :
1. Pengumpulan ide, berdasarkan keinginan dan kebutuhan konsumen.
2. Seleksi produk.
3. Analisis produk.
4. Pengembangan (termasuk membuat prototipe).
5. Pengujian.
6. Komersialisasi (memasarkan produk).

Mengumpulkan Ide-ide Produk Baru

1.Mengumpulkan Ide-Ide Produk Baru


Ide-ide untuk produk industri baru dapat berasal dari sumber-sumber Perusahaan seperti
karyawan, lalu dapat menggunakan penelitian dan pengembangan, serta Perusahaan juga seharusnya
mendengarkan pemasok mereka.

Seleksi produk

Seleksi produk adalah proses pemilihan atau penentuan produk yang akan dijual atau
ditawarkan kepada konsumen. Proses seleksi produk ini penting dilakukan oleh perusahaan agar dapat
menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.

Langkah-langkah dalam seleksi produk meliputi:


1. Mengidentifikasi kebutuhan pasar: Perusahaan perlu mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan
konsumen melalui riset pasar. Hal ini dapat dilakukan dengan menganalisis tren pasar, melakukan
survei, atau mengadakan focus group discussion (FGD).
2. Menentukan kriteria seleksi: Perusahaan perlu menentukan kriteria seleksi produk seperti harga,
kualitas, fitur, keunggulan produk, dan kebutuhan pasar yang ingin dipenuhi. Kriteria ini akan menjadi
acuan dalam memilih produk yang akan dijual.
3. Menganalisis produk yang ada: Perusahaan perlu menganalisis produk-produk yang sudah ada di
pasar yang sejenis. Dalam analisis ini, perusahaan perlu melihat kelebihan dan kekurangan produk-
produk tersebut serta peluang dan tantangan yang ada.
4. Mengumpulkan informasi tentang produk: Perusahaan perlu mengumpulkan informasi sebanyak
mungkin tentang produk yang akan dipilih. Informasi ini bisa didapatkan dari brosur, katalog, atau
internet. Informasi tentang harga, spesifikasi teknis, dan keunggulan produk perlu dikumpulkan agar
dapat membuat perbandingan.
5. Membuat evaluasi dan perbandingan: Setelah mengumpulkan informasi produk, perusahaan perlu
melakukan evaluasi dan perbandingan. Evaluasi ini dilakukan dengan membandingkan keunggulan dan
kelemahan produk, serta melihat apakah produk tersebut memenuhi kriteria seleksi yang sudah
ditentukan sebelumnya.
6. Pengambilan keputusan: Setelah melalui proses evaluasi dan perbandingan, perusahaan dapat
mengambil keputusan untuk memilih produk yang paling sesuai. Keputusan ini perlu difinalisasi dengan
mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti harga, proses produksi, dan tingkat persaingan.
7. Peluncuran produk: Setelah memilih produk, perusahaan perlu melakukan peluncuran produk. Proses
ini meliputi perencanaan pemasaran, produksi, dan distribusi produk ke pasar.

Dengan melakukan proses seleksi produk yang tepat, perusahaan dapat memastikan bahwa
produk yang mereka hasilkan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Hal ini akan
meningkatkan peluang sukses dan daya saing perusahaan di pasar.

Analisis Produk

Analisis produk merupakan suatu proses untuk menganalisis karakteristik, keunggulan, dan
kelemahan suatu produk. Tujuan dari analisis produk adalah untuk memberikan pemahaman mendalam
tentang produk agar dapat mengidentifikasi potensi keberhasilannya di pasar dan melihat apakah
produk tersebut memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

Langkah-langkah dalam analisis produk meliputi:


1. Identifikasi produk: Langkah pertama adalah mengidentifikasi produk yang akan dianalisis. Hal ini
termasuk mengetahui jenis produk, merek, dan kategori produk.
2. Pencarian informasi: Selanjutnya, mencari informasi tentang produk tersebut. Informasi-informasi
yang perlu dikumpulkan meliputi deskripsi produk, spesifikasi teknis, harga, fitur produk, dan manfaat
yang ditawarkan
3. Analisis karakteristik: Mengidentifikasi karakteristik produk yang unik dan berbeda dari produk
sejenis. Ini meliputi bahan, desain, kualitas, kekuatan, kelemahan, dan keistimewaan produk.
4. Analisis keunggulan dan kelemahan: Mengidentifikasi keunggulan dan kelemahan produk
dibandingkan dengan produk sejenis di pasar. Keunggulan ini dapat berupa fitur-fitur khusus, kualitas
yang lebih baik, harga yang lebih terjangkau, atau desain yang lebih menarik. Kelemahan dapat berupa
masalah kualitas, kurangnya fitur yang relevan, atau harga yang terlalu tinggi.
5. Evaluasi pasar: Mengidentifikasi apakah produk tersebut memiliki potensi pasar yang cukup besar
atau tidak. Melakukan analisis tren pasar, permintaan, dan persaingan untuk mengidentifikasi peluang
dan tantangan dalam memasarkan produk ini.
6. Analisis konsumen: Menganalisis kebutuhan dan keinginan konsumen potensial. Ini dilakukan dengan
melihat perilaku konsumen, preferensi, dan tren pembelian terkini.
7. Evaluasi strategi pemasaran: Mengevaluasi strategi pemasaran yang digunakan untuk memasarkan
produk ini. Apakah strategi pemasaran yang dilakukan efektif atau tidak, dan apakah ada perlu
melakukan perubahan atau penyesuaian dalam strategi pemasaran.
Dengan melakukan analisis produk yang komprehensif, perusahaan dapat mendapatkan
wawasan yang lebih baik tentang potensi keberhasilan dan kegagalan produk di pasar. Hal ini akan
membantu dalam pengambilan keputusan strategi pemasaran dan pengembangan produk di masa
depan.

Pengembangan dan Pengujian Produk

Pengembangan dan pengujian produk adalah proses penting dalam siklus hidup suatu produk.
Tujuan dari pengembangan produk adalah untuk menciptakan produk yang memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen. Pengujian produk dilakukan untuk memastikan kualitas dan kinerja yang baik
sebelum produk tersebut dijual ke pasar.
Langkah-langkah dalam pengembangan produk meliputi:
1. Penelitian dan analisis pasar: Melakukan penelitian pasar untuk identifikasi kebutuhan dan keinginan
konsumen potensial. Menganalisis tren dan permintaan pasar untuk mengidentifikasi peluang dan
kebijakan pesaing.
2. Perencanaan: Menentukan fitur dan spesifikasi yang diinginkan untuk produk tersebut berdasarkan
analisis pasar. Menentukan anggaran, jadwal, dan sumber daya yang dibutuhkan untuk pengembangan
produk.
3. Desain: Membuat desain konsep atau prototipe produk yang memenuhi kriteria yang telah
ditetapkan. Melakukan perubahan dan penyesuaian apabila diperlukan.
4. Produksi: Setelah desain produk diambil, produk tersebut bisa mulai diproduksi dalam jumlah
tertentu sesuai kebutuhan pasar.
5. Pengujian: Melakukan pengujian produk untuk memastikan bahwa produk tersebut memenuhi
standar kualitas dan kinerja yang telah ditetapkan. Pengujian dapat meliputi uji fungsionalitas,
keandalan, keamanan, dan kualitas produk.
6. Evaluasi dan perbaikan: Memeriksa hasil pengujian produk dan menganalisis apakah produk
memenuhi semua persyaratan yang telah ditetapkan. Apabila ditemukan kekurangan, perbaikan harus
dilakukan sebelum produk benar-benar siap dipasarkan.
7. Peluncuran produk: Setelah proses pengembangan dan pengujian selesai, produk dapat diluncurkan
ke pasar. Mulai dari perencanaan pemasaran, distribusi, hingga kampanye promosi dilakukan untuk
memperkenalkan produk kepada konsumen.
Pengembangan dan pengujian produk yang baik sangat penting untuk memastikan produk yang
dihasilkan dapat memenuhi harapan konsumen dan bersaing di pasar. Dengan melibatkan analisis pasar,
desain yang baik, dan pengujian yang teliti, perusahaan dapat menciptakan produk berkualitas tinggi
yang dapat memenangkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan.

Komersialisasi
Komersialisasi adalah proses mengubah produk dan/atau jasa menjadi nilai yang layak dalam
komersial. Berhubungan dengan niaga atau perdagangan; dimaksudkan untuk diperdagangkan; bernilai
niaga tinggi, kadang-kadang mengorbankan nilai-nilai lain (sosial, budaya, dan sebagainya).

Daur Hidup Produk


Siklus hidup produk terbagi menjadi empat tahapan, yakni tahap perkenalan, pertumbuhan,
kedewasaan, dan penurunan. Setiap siklus yang ada akan menghadapi situasi dan kondisi yang berbeda-
beda, sehingga tantangannya pun akan berbeda di setiap tahapan.

Contoh Daur Hidup Produk

Contoh daur hidup produk:


1.Tahap Perancangan: Pada tahap ini, produk direncanakan dan dirancang. Ide produk dikembangkan,
desain dibuat, dan bahan-bahan yang diperlukan untuk produksi dipilih.
2.Tahap Produksi: Setelah perancangan selesai, produk mulai diproduksi. Bahan-bahan yang diperlukan
dikumpulkan, diproses, dan dirakit menjadi produk jadi. Proses produksi ini dapat melibatkan berbagai
tahap seperti pemrosesan, perakitan, dan pengujian kualitas.
3.Tahap Distribusi: Setelah produk diproduksi, tahap distribusi dimulai. Produk dikemas dengan baik dan
dikirim ke distributor atau pengecer yang akan mendistribusikannya ke pasar. Distribusi dapat dilakukan
melalui berbagai saluran seperti toko fisik, e-commerce, atau melalui agen distribusi.
4.Tahap Penggunaan: Tahap ini melibatkan penggunaan produk oleh konsumen akhir. Konsumen
membeli produk, menggunakannya sesuai dengan tujuan awalnya, dan memanfaatkannya sebaik
mungkin. Selama tahap ini, konsumen juga dapat memberikan umpan balik tentang kinerja produk dan
kepuasannya terhadap produk tersebut.
5.Tahap Pemeliharaan dan Perbaikan: Setelah penggunaan, produk mungkin memerlukan pemeliharaan
atau perbaikan. Konsumen dapat melakukan perawatan rutin, seperti membersihkan atau mengganti
suku cadang yang rusak. Jika ada masalah yang lebih serius, konsumen dapat menghubungi pusat
layanan pelanggan atau bengkel untuk memperbaiki produk.
6.Tahap Daur Ulang atau Pembuangan: Pada tahap ini, produk mencapai akhir daur hidupnya. Jika
produk dapat didaur ulang, konsumen dapat mengembalikan produk untuk didaur ulang atau
mengambil bagian-bagian yang dapat digunakan kembali. Jika produk tidak dapat didaur ulang,
konsumen harus membuangnya dengan benar, mengikuti peraturan dan pedoman yang berlaku.
Itulah contoh umum dari daur hidup produk. Namun, perlu diingat bahwa setiap produk memiliki daur
hidup yang unik tergantung pada jenisnya.

Pentingnya Daur Hidup produk

Daur hidup produk sangat penting karena melibatkan siklus lengkap dari produksi hingga
pembuangan produk. Berikut adalah beberapa alasan mengapa daur hidup produk penting:
1.Pengelolaan Sumber Daya: Daur hidup produk membantu dalam pengelolaan sumber daya alam yang
terbatas. Dengan mempertimbangkan siklus hidup produk, kita dapat mengoptimalkan penggunaan
bahan baku dan energi, mengurangi limbah, dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
2.Pengurangan Limbah: Daur hidup produk mempromosikan pengurangan limbah dengan mendorong
praktik seperti daur ulang, penggunaan kembali, dan pemulihan bahan. Ini membantu mengurangi
jumlah limbah yang dikirim ke tempat pembuangan akhir dan mengurangi dampak negatif terhadap
lingkungan.
3.Efisiensi dan Kualitas: Daur hidup produk memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan efisiensi
produksi dan kualitas produk. Dengan mempelajari siklus hidup produk, perusahaan dapat
mengidentifikasi area di mana mereka dapat mengurangi biaya produksi, meningkatkan efisiensi
operasional, dan meningkatkan kualitas produk.
4.Inovasi dan Peningkatan Produk: Daur hidup produk mendorong inovasi dan pengembangan produk
yang lebih baik. Dengan memahami siklus hidup produk, perusahaan dapat mengidentifikasi peluang
untuk meningkatkan desain, kinerja, dan fungsionalitas produk. Ini dapat mengarah pada
pengembangan produk yang lebih ramah lingkungan, tahan lama, dan lebih efisien.
5.Tanggung Jawab Sosial Perusahaan: Daur hidup produk juga merupakan bagian dari tanggung jawab
sosial perusahaan. Perusahaan yang memperhatikan daur hidup produk menunjukkan komitmen
mereka terhadap praktik bisnis yang berkelanjutan dan bertanggung jawab terhadap lingkungan dan
masyarakat.
Secara keseluruhan, daur hidup produk penting karena membantu mengelola sumber daya
dengan lebih efisien, mengurangi limbah, meningkatkan kualitas produk, mendorong inovasi, dan
memenuhi tanggung jawab sosial perusahaan. Dengan memperhatikan daur hidup produk, kita dapat
menciptakan ekonomi yang lebih berkelanjutan dan lingkungan yang lebih sehat.

Harga Bersaing
Harga kompetitif adalah strategi penetapan harga dengan mempertimbangkan harga produk
kompetitor di pasar.
Secara umum, ada tiga jenis harga kompetitif, yakni:
1. Lebih murah dari kompetitor
Pertama-tama, ada harga yang lebih murah dari kompetitor. Tujuannya cukup sederhana, yakni ingin
membuat brand tampak lebih unggul dari segi harga.
Misalnya, kamu menjual kaus kaki. Harga kaus kaki kompetitor adalah Rp20 ribu per pasang. Ada juga
bisnis lainnya yang menjual kaus kaki seharga Rp17 ribu per pasang.
Sementara itu, kamu menjual kaus kaki sebesar Rp15,5 ribu per pasang. Sebab, angkanya lebih murah.
Itu adalah prinsip penerapan jenis harga kompetitif yang satu ini.
2. Lebih mahal dari kompetitor
Jenis competition–based pricing selanjutnya adalah penetapan harga yang lebih mahal dari kompetitor.
Melansir HubSpot, tentu ada alasan di balik keputusan ini.
Tak semua pembeli mementingkan harga yang asal murah. Ada juga pelanggan yang tetap
memperhatikan kualitas barang atau jasa yang dibeli.
Sebagai contoh, kamu menjual jaket seharga Rp150 ribu. Padahal, jaket kompetitormu dijual sebesar
Rp125 ribu.
Meskipun demikian, jaketmu lebih tebal. Ritsleting penutupnya juga lebih berkualitas.
Itulah kelebihan yang bisa ditawarkan. Dengan harga sama, pembeli bisa mendapat produk yang lebih
baik.
3. Sama dengan kompetitor
Ada juga perusahaan yang sengaja menyamakan harganya dengan kompetitor. Nantinya, untuk
memenangkan kompetisi, perusahaan akan menerapkan strategi marketing atau branding.

Kelebihan harga kompetitif


Competition–based pricing adalah strategi yang mudah. Kamu hanya perlu melakukan sedikit riset untuk
mengetahui harga produk sang kompetitor.
Setelah itu, sesuaikan saja harga produkmu dengan harga kompetitor.

Kekurangan harga kompetitif


Saat meriset kompetitor, kamu hanya tahu harga jual mereka. Proses perhitungan harga jual tersebut
tak benar-benar kamu pahami.Jadi, kamu tak bisa menilai tepat atau tidaknya harga yang ditetapkan
kompetitor. Lantas, harga tersebut dijadikan patokan untuk harga produkmu. Itu adalah salah satu
kekurangan harga kompetitif. Ada risiko hargamu kurang tepat karena harga kompetitor juga kurang
tepat.

Apalagi, menurut Price Intelligently, keuntungan bisnis biasanya meningkat karena tiga hal:
penjualan yang meningkat
biaya produksi yang menurun
biaya produksi tambahan (overhead) yang menurun
Semua itu juga bisa memengaruhi harga jualmu. Kalau kamu hanya mempertimbangkan harga
jual kompetitor, untungmu bisa tidak maksimal.
Tujuan Penentuan Harga

Tujuan penentuan harga sangat penting dalam menjalankan bisnis jual-beli dan mempengaruhi
keuangan perusahaan. Salah satu tujuan adanya penetapan harga adalah mencapai harga stabil serta
tidak mudah naik dan turun. Dengan harga yang tetap dan stabil, kamu dapat terhindar dari potensi
perang harga. Perang harga ini bisa terjadi ketika terjadi penurunan permintaan. Harga produk dipaksa
turun agar dapat menarik pembeli.

Harga Berdasarkan Biaya

Metode penetapan harga berdasarkan biaya merupakan pendekatan yang digunakan untuk
menentukan harga jual suatu produk berdasarkan biaya produksi dan pemasaran yang ditambahkan
dengan margin laba. Terdapat beberapa metode penetapan harga berdasarkan biaya, antara lain:
1.Cost-Plus Pricing Method: Metode ini menambahkan laba yang diharapkan ke biaya produksi untuk
menentukan harga jual
2.Markup Pricing: Cara ini melibatkan peningkatan harga atau penambahan jumlah tertentu dari total
biaya ke harga akhirnya
3.Target-Returning Pricing: Metode ini menghitung harga yang akan ditetapkan berdasarkan target laba
yang diinginkan

Harga Berdasarkan Permintaan

Penetapan harga berdasarkan permintaan (demand-based pricing) adalah strategi penetapan


harga berdasarkan seberapa besar keinginan pelanggan untuk membeli suatu produk atau layanan.
Singkatnya, perusahaan membebankan harga berdasarkan nilai yang dirasakan sebagai elemen utama.
Jenis penetapan harga berdasarkan permintaan

Dalam penetapan harga berdasarkan permintaan, perusahaan menganggap pelanggan memiliki respon
yang berbeda terhadap harga produk atau layanan. Mereka mempertimbangkan nilai yang mereka
rasakan sebelum memutuskan untuk membeli.
Selain nilai yang dirasakan pelanggan, faktor lain yang mempengaruhi penetapan harga adalah biaya
produksi, kualitas produk, persaingan, kondisi pasar, dan lokasi pasar.
Macam-macam bentuk penetapan harga berdasarkan permintaan adalah:
Skimming harga (skimming harga)
Diskriminasi harga (diskriminasi harga)
Penetrasi harga (penetration pricing)
Harga Berdasarkan Persaingan

Penetapan harga berdasarkan persaingan merupakan suatu strategi penetapan harga dimana
suatu perusahaan menetapkan harga barang atau jasanya dengan mempertimbangkan harga produk
pesaing di pasar, dengan tujuan untuk menarik konsumen dengan menawarkan nilai yang kompetitif
atau lebih baik.
Metode Penetapan Harga Berbasis Persaingan
Memanfaatkan metode penetapan harga berdasarkan persaingan yang melibatkan penetapan harga
dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti strategi pesaing, biaya, danPenawaran Pasar.
Pelanggan sering menentukan aProduknilai dengan membandingkan harga yang dikenakan bisnis lain
untuk barang serupa.

Analisis Titik Impas

Analisis titik impas atau break even point (BEP) adalah titik di mana total pendapatan sama
dengan total biaya, sehingga perusahaan tidak menghasilkan keuntungan maupun rugi. BEP dihitung
dengan menggunakan data keuangan seperti harga jual produk atau jasa, biaya produksi, biaya tetap,
biaya variabel, dan lain sebagainya. Analisis BEP membantu perusahaan dalam merencanakan strategi
bisnis dan menentukan target penjualan dan keuntungan yang realistis. BEP juga dapat digunakan untuk
mengetahui estimasi balik modal dan menganalisis apakah bisnis benar-benar bisa menghasilkan
keuntungan. Untuk menghitung BEP, perlu diperhatikan beberapa komponen seperti biaya tetap, biaya
variabel, biaya campuran, harga pokok penjualan, dan margin laba. Analisis BEP sering digunakan oleh
perusahaan dalam merencanakan strategi bisnis dan mengoptimalkan keuntungan, namun perlu diingat
bahwa BEP hanya merupakan salah satu aspek dalam analisis bisnis yang lebih luas, dan tidak dapat
digunakan sebagai satu-satunya faktor dalam pengambilan keputusan bisnis.

Strategi Harga Lainnya

Strategi penetapan harga adalah metode yang digunakan oleh perusahaan untuk menentukan
harga produk atau layanan yang mereka tawarkan. Terdapat berbagai jenis strategi penetapan harga,
antara lain:
Loss Leader Pricing: Strategi penetapan harga dengan cara memasang harga barang-barang tertentu
lebih murah dibandingkan harga rata-rata produk yang sudah ada di pasaran
Pricing Based on Market: Perusahaan melakukan riset mendalam terkait permintaan pasar untuk
menetapkan harga.
Competition Based Pricing: Menggunakan harga yang ditawarkan oleh kompetitor untuk produk serupa
sebagai benchmark.
Bundle Pricing: Menjual dua produk terpisah dengan harga yang lebih murah saat digabung.
Selain itu, terdapat juga strategi harga lainnya seperti price skimming, value pricing, dan
dynamic pricing.. Setiap strategi memiliki kelebihan dan kelemahan yang perlu dipertimbangkan sesuai
dengan kondisi pasar dan produk yang ditawarkan

Bagaimana Kekuatan Pasar Mempengaruhi Harga


Kekuatan pasar memengaruhi harga dengan memungkinkan perusahaan untuk mempengaruhi
harga produknya di pasar tanpa adanya pengaruh dari pemerintah. Perusahaan dengan kekuatan pasar
dapat menaikkan harga di atas biaya marjinal dan memperoleh keuntungan ekonomi jangka
panjang. Kekuatan pasar juga memungkinkan perusahaan untuk menetapkan harga yang lebih tinggi
dari harga keseimbangan suatu barang di pasar yang cenderung bersifat kompetitif. Selain itu,
perusahaan dengan kekuatan pasar memiliki pengaruh dalam menetapkan harga dengan cara
menyeimbangkan keluaran (output) sebagai titik di mana penerimaan marginal (MR) sama dengan biaya
marginal (MC). Oleh karena itu, kekuatan pasar merupakan faktor penting yang memengaruhi harga di
pasar persaingan tidak sempurna.

Persaingan Selain Harga

1.Kualitas Produk atau Layanan: Persaingan dapat dipengaruhi oleh kualitas produk atau layanan yang
ditawarkan. Produk yang lebih baik dalam hal kualitas, inovasi, atau fitur tambahan sering kali dapat
menjadi keunggulan kompetitif.
2.Pemasaran dan Branding: Upaya pemasaran yang efektif dan strategi branding yang kuat dapat
memengaruhi persepsi konsumen terhadap suatu merek atau produk. Ini bisa menjadi faktor kunci
dalam menarik pelanggan dan membedakan diri dari pesaing.
3.Pelayanan Pelanggan: Pengalaman pelanggan yang baik, layanan pelanggan yang responsif, dan
dukungan purna jual yang berkualitas bisa menjadi faktor penting dalam mempertahankan pelanggan
dan memenangkan persaingan.
4.Inovasi: Kemampuan untuk terus menerus berinovasi dalam produk, proses, atau model bisnis dapat
memberikan keunggulan jangka panjang di pasar.
5.Diferensiasi Produk: Menawarkan sesuatu yang unik atau berbeda dalam produk atau layanan, seperti
desain, teknologi, atau fitur khusus, dapat menjadi cara untuk menarik pelanggan dari pesaing.
6.Distribusi: Efisiensi dan efektivitas dalam rantai pasokan dan distribusi produk juga dapat
mempengaruhi daya saing di pasar.
7.Kemitraan dan Aliansi: Kolaborasi dengan pihak lain, baik itu mitra industri atau asosiasi bisnis, dapat
memperluas jangkauan atau meningkatkan kekuatan pasar suatu perusahaan.
Semua faktor ini, bersama dengan strategi harga, berkontribusi pada dinamika persaingan di
pasar dan menjadi bagian integral dalam menciptakan keunggulan kompetitif.

Anda mungkin juga menyukai