Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH FIQIH

“ MENCURI ”

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
RIHHADATUL AIYSAH
NURHASRI KHURIYYA
NAILAH FADIYAH.N
NUR AINI
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Allah swt karena atas limpahan Rahmat-nya kami
dapat menyelesaikan makalah kami ini dengan judul “MENCURI”. Tanpa
pertolongannya tentu kami tidak akan bisa menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada kekasih Allah yaitu
Nabi Muhammad saw beserta keluarga dan sahabatnya serta kepda kita
ummatnya.
Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada guru
mata pelajaran Fiqih kami yang telah mempercayakan tugas makalah ini kepada
kami. Dan tak lupa pula kami meminta maaf apabila dalam makalah kami ini
banyak kesalahan dan kekurangan.

Maroangin, 10 Oktober 2023

Penulis
PENGERTIAN MENCURI
Aksi pencurian dalam Islam disebut dengan sariqah. Mengutip buku Fiqh
Jinayah oleh Nurul Irfan & Masyarofah, sariqah secara bahasa, artinya
mengambil harta milik seseorang secara sembunyi-sembunyi dan dengan tipuan
daya.
Menurut istilahnya, sariqah adalah mengambil barang atau harta orang
lain secara sembunyi-sembunyi dari tempat penyimpanannya yang biasa
digunakan untuk menyimpan barang atau harta kekayaan tersebut.

PENETAPAN HUKUM
Allah SWT mengutuk orang yang mencuri dan akan memberikan balasan
kepada mereka. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda: “Allah
mengutuk pencuri yang mencuri telur, lalu dipotong tangannya, dan pencuri tali
lalu dipotong tangannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Para ulama mengatakan bahwa sebab diharamkannya mencuri karena
adanya kepemilikan harta dengan cara yang batil. Allah SWT berfirman dalam
Surat Al-Baqarah ayat 188 yang artinya:“Dan janganlah kamu makan harta di
antara kamu dengan jalan yang batil, dan (janganlah) kamu menyuap dengan
harta itu kepada para hakim, dengan maksud agar kamu dapat memakan
sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui.”
Dalam Islam, laki-laki dan perempuan yang mencuri harus dipotong
kedua tangannya. Namun, para ulama berbeda pendapat tentang syarat yang
menyebabkan seorang pencuri harus dipotong tangannya.
Kemudian, perbedaan pendapat tersebut juga mengarah pada bagian
tangan yang harus dipotong dan nisab (batas minimal) barang curian. Namun
didasarkan pada dalil-dalil shahih, mayoritas ulama mengatakan bahwa batas
minimalnya adalah 1/4 dinar atau setara dengan 93,6 gram emas
Dengan ketentuan tersebut, maka dapat dipahami bahwa tidak semua
jenis pencurian bisa dijatuhi hukuman potong tangan. Misalnya ketika seorang
anak mencuri harta bapaknya sendiri yang tidak mencapai nisab, seorang suami
mencuri uang istrinya, dan orang miskin yang mencuri uang di Baitul Mal.
STATUS HUKUM
Pasal 362 pasal ini menjelaskan tentang pencurian, yang terjadi Ketika
seseorang mengambil barang milik orang lain denganmaksud untuk memiliki
barang tersebut secara hukum. Pasal ini juga menyebutkan bahwa pencurian
dapat dihukum dengan pidana pnjara maksimal 5 tahun

HAD PENCURIAN
Disyaratkan pencuri itu sudah baligh, berakal, melakukan pencurian
dengan kehendak sendiri. Bagi anak-anak, orang gila dan orang dipaksa oleh
orang lain, tidak dihukum tangan. Keadaan barang yang dicuri itu sudah
mencapai nishab yaitu seperempat dinar.

HIKMAH LARANGAN PENCURIAN


Hikmah dari larangan mencuri antara lain adalah menjaga harga milik
semua orang yang ada di suatu lingkungan. Mencejah terjadinya pepecahan
atau permusuhan antar sesama. Membuat kehidupan dalam Masyarakat
menjadi lebih damai dan nyaman.

CONTOH PENCURIAN
Polsek bojong sari, depok, kamis(10/3/2022) menangkap dua pencurian
sepeda motor terjadi di Kawasan arco, pengasinan, sawangan. Kasie humas
polres metro depok kampol suprayadi mengatakan, saat itu korban Tengah
berbelanja di sebuah tokoh. Dalam hitungan menit, tiba-tiba motor yang di
perkir di depan tokoh dibawah kabur pelaku berinisial E. polisipun melakukan
penyelidikan dan menangkap pelaku.

Anda mungkin juga menyukai