Anda di halaman 1dari 18

Prolapsus uteri

Dosen Pengampu:
Helpi Nelwatri, S.Si.T, M.kes
Anggota Kelompok

Deandra fornica Dinda Mutiara Fanny Divani Salsabil


(234110676) (234110677) (234110678)
Prolapsus uteri
Prolaps uteri adalah keadaaan yang terjadi ketika ligamen
kardinal yang mendukung rahim dan vagina tidak kembali
normal setelah melahirkan (Bobak LM; 2002: 1270)

Prolapsus uteri adalah keadaan dimana turunnya uterus melalui


hiatus genitalis yang disebabkan kelemahan ligamen-ligamen
(penggantung), fasia (sarung) dan otot dasar panggul yang
menyokong uterus.

Prolaps uteri merupakan turun atau keluarnya sebagian atau


seluruh uterus dari tempat asalnya melalui vagina sampai
mencapai atau melewati introitus vagina.
Klasifikasi
Turunnya uterus dari tempat yang biasa disebut desensus uteri
dan ini dibagi dalam 3. tingkat yaitu:

a. Tingkat I apabila serviks belum keluar dari vulva atau bagian


prolapsus masih di atas introitus vagina.
b. Tingkat II apabila serviks sudah keluar dari vulva,
akan tetapi korpus uteri belum
c. Tingkat III apabila korpus uteri atau bagian prolapsus sudah
berada diluar vulva atau introitus vagina
Gejala Prolaps Uteri
1. Gejala prolaps uteri pada area vagina
a. Terasa seperti menduduki bola kecil
b. Terasa seperti ada yang keluar dari vagina
c. Vagina terasa berat
d. Vagina seperti ada tekanan
2. Muncul gangguan buang air kecil
a. Sulit buang air kecil atau retensi urine
b. Tidak dapat menahan buang air kecil atau
inkontinensia urine
c. Buang air kecil lebih sering
d. Merasa tidak tuntas setelah buang air kecil
e. Ketika sudah ada benjolan pada vagina, perlu
memasukkannya sebelum dan setelah buang air kecil
Gejala Prolaps Uteri
3. Muncul gangguan buang air besar
a. Feses terlalu padat atau cair
b. Kentut tidak bisa ditahan
c. Merasa tidak tuntas saat buang air besar
d. BAB perlu mengejan dan feses perlu dikeluarkan
menggunakan bantuan jari.
4. Gangguan seksual
a .Terasa nyeri ketika berhubungan seksual
b. Kurang bergairah ketika berhubungan seksual
Penyebab prolaps uteri
1. Kehamilan
2. Otot panggul mengalami cedera saat melahirkan
3. Proses persalinan sulit
4. Melahirkan normal dengan bayi yang besar
5. Obesitas atau kelebihan berat badan
6. Menopause karena kadar hormon estrogen
menjadi lebih rendah dan hilangnya tonus otot
7. Kebiasaan mengejan terlalu sering ketika buang
air besar atau disebut konstipasi kronik
8. Batuk kronis atau bronkitis
9. Sering angkat beban berat.
Manifestasi klinis
Keluhan-keluhan yang hampir selalu dijumpai:
a. Perasaan adanya suatu benda yang mengganjal atau
menonjol di genetalia eksterna.
b. Rasa sakit di pinggul dan pinggang (Backache). Biasanya jika
penderita berbaring, keluhan menghilang atau menjadi kurang.
c. Sistokel dapat menyebabkan gejala-gejala:
1) Miksi sering dan sedikit-sedikit. Mula-mula pada siang hari,
kemudian lebih berat juga pada malam hari
2) Perasaan seperti kandung kencing tidak dapat dikosongkan
seluruhnya.
3) Stress incontinence yaitu tidak dapat menahan kencing jika
batuk mengejan. Kadang-kadang dapat terjadi retensio urine
pada sistokel yang besar sekali.
Manifestasi klinis
d. Retokel dapat menjadi gangguan pada defekasi:
1) Obstipasi karena feces berkumpul dalam rongga retrokel.
2) Baru dapat defekasi setelah diadakan tekanan pada retrokel
dan vagina.
e. Prolapsus uteri dapat menyebabkan gejala sebagai berikut:
1) Pengeluaran serviks uteri dari vulva menggangu penderita
waktu berjalan dan bekerja. Gesekan portio uteri oleh celana
menimbulkan lecet sampai luka dan dekubitus pada portio uteri.
2) Lekores karena kongesti pembuluh darah di daerah serviks dan
karena infeksi serta luka pada portio uteri.
f. Enterokel dapat menyebabkan perasaan berat di rongga
panggul dan rasa penuh di vagina.
Komplikasi
a. Keratinisasi mukosa vagina dan portio uteri Mukosa vagina dan
serivks uteri menjadi tebal serta berkerut, dan berwarna keputih- putihan.

b. Dekubitus
Jika serviks uteri terus keluar dari vagina, ujungnya bergeser dengan paha
dan. pakaian dalam, hal itu dapat menyebabkan luka dan radang, lambat laun
timbul ulkus dekubitus.

c. Hipertropi serviks uteri dan elongasioa koli


karena tarikan ke bawah di bagian uterus yang turun serta pembendungan
pembuluh darah serviks uteri mengalami hipertrofi dan menjadi panjang
dengan periksa lihat dan periksa raba. Pada elangasio kolli serviks uteri pada
periksa raba lebih panjang dari biasa.
Komplikasi
d. Gangguan miksi dan stress inkontinensia
Pada sistokel berat- miksi kadang-kadang terhalang, sehingga
kandung kencing tidak dapat dikosongkan sepenuhnya.

e. Infeksi saluran kencing


Adanya retensi air kencing mudah menimbulkan infeksi. Sistitis yang
terjadi dapat meluas ke atas dan dapat menyebabkan pielitis dan
pielonefritis. Sehingga hal tersebut dapat menyebabkan gagal ginjal.

f. Infertilitas Karena serviks uteri turun sampai dekat pada


introitus vaginae atau sama sekali keluar dari vagina, tidak mudah
terjadi kehamilan.
g. Gangguan partus
Komplikasi
Jika wanita dengan prolapsus uteri hamil, maka pada waktu
persalinan dapat timbul kesulitan di kala pembukaan, sehingga
kemajuan persalinan terhalang

h. Hemoroid
Feses yang terkumpul dalam rektokel memudahkan adanya
obstipasi dan timbul hemoroid,

i. Inkarserasi usus
Usus halus yang masuk ke dalam enterokel dapat terjepit
dengan kemungkinan tidak dapat direposisi lagi.
Pemeriksaan Penunjang
a. Penderita pada posisi jongkok diminta untuk mengejan dan
ditemukan dengan pemeriksaan jari, apakah portio pada normal
atau portio sampai introitus vagina atau apakah serviks uteri sudah
keluar dari vagina.
b. Penderita berbaring pada posisi litotomi, ditentukan pula
panjangnya serviks uteri. Serviks uteri yang lebih panjang dari
biasanya dinamakan Elongasio kolli.
c. Pada sistokel dijumpai di dinding vagina depan benjolan kistik
lembek dan tidak nyeri tekan. Benjolan ini bertambah besar jika
penderita mengejan
Faktor risiko prolaps uteri
1. Melahirkan normal satu kali atau lebih
2. Melahirkan bayi dengan berat badan
berlebih atau bayi besar
3. Penuaan
4. Obesitas
5. Pernah operasi panggul
6. Konstipasi kronis
7. Keluarga punya riwayat jaringan ikat lemah
8. Ras kulit putih atau keturunan Amerika Latin.
Pencegahan prolaps uteri
Pencegahan prolaps uteri
Berikut ini cara-cara mencegah agar tidak terjadi
prolaps uteri atau turun peranakan:
1. Mencegah agar tidak sembelit yang menyebabkan
harus mengejan terus. Konsumsi banyak cairan dan
makanan berserat.
2. Senam kegel secara rutin agar otot dasar panggul
kuat apalagi setelah melahirkan.
3. Jaga berat badan tetap ideal
4. Jangan mengangkat berat
5. Tidak merokok
Pengobatan prolaps uteri
Cara mengobati prolaps uteri ini tergantung derajat keparahannya,
ada tiga jenis pengobatan yang biasa dokter sarankan, antara lain:
1. Pengobatan mandiri
Pengobatan mandiri di rumah ini untuk prolaps uteri ringan dan
tidak menimbulkan gejala. Caranya dengan senam kegel untuk
menguatkan otot panggul, mengobati konstipasi dan menurunkan
berat badan.
2. Pemakaian pessary
Ada alat khusus untuk mengobati prolaps uteri yakni pessary. Alat
ini berbentuk cincin dari karet atau plastik. Cara menggunakannya
dengan memasukkannya ke dalam vagina. Fungsinya untuk
menyangga rahim turun
Pengobatan prolaps uteri
3. Operasi
Pada level prolaps uteri parah maka harus dilakukan tindakan
operasi. Ada operasi untuk memperbaiki kelemahan jaringan
panggul atau juga operasi pengangkatan rahim jika kondisi
prolaps uteri derajat berat. Hanya saja operasi tidak disarankan
untuk wanita yang masih ingin memiliki anak. Hal ini karena
kehamilan dan persalinan bisa memberikan tekanan besar pada
otot dasar panggul yang bisa menyebabkan jahitan operasi
robek.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai