Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA

KULIAH TUGAS 2

Nama Mahasiswa :

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM :

Kode/Nama Mata Kuliah : PKNI4317 / HAK ASASI MANUSIA

Kode/Nama UPBJJ :

Masa Ujian :

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Perkembangan hukum setelah terjadi penyusunan Magna Carta (1215).
Magna Carta atau Piagam Agung dibuat pada masa raja inggris John Lackland yang bertindak
sewenang-wenang terhadap rakyat dan para bangsawan. Magna Carta dicetuskan pada 15 juli
1215 yang prinsip dasarnya memuat pembatasan kekuasaan raja dan hak asasi manusia lebih
penting daripada kekuasaan raja. Tujuannya untuk agar raja tidak sewenang-wenang terhadap
rakyat dan juga bangsawan. Dan tak seorangpun dari warga negara merdeka dapat ditahan
atau dirampas hartanya atau diasingkan atau diambil hak-hanya, kecuali berdasarkan
keputusan hukum. Piagam Magna Carta menjadi lambang munculnya perlindungan terhadap
hak asasi manusia karena ia mengajarkan bahwa hukum dan undang-undang derajatnya lebih
tinggi daripada kekuasaan raja.
Adapun perkembangan hukum setelah terjadi penyusunan Magna Carta yaitu sistem hukum
menjunjung tinggi HAM, meskipun belum dimaksimalkan. Selain itu adanya hukum yang
membatasi sistem monarki dari para pemimpin dan juga melindungi hak asasi manusia.

2. Pelanggaran HAM ringan : pelanggaran yang terjadi karena adanya orang yang dirugikan, tatapi
tidak mengancam nyawa orang. Contohnya, memukul, mengambil barang atau hak orang lain,
mencemarkan nama baik, menganiaya,perundungan/pembulian baik secara langsung maupun
secara media dan sebagainya.
Pelanggaran HAM berat : adalah pelanggaran tindak pidana yang mengakibatkan dapat
mengamcam nyawa, jiwa, peradaban, martabat, dan sumber daya manusia (SDM). Berdasarkan
Statuta Roma (Pasal 5) disebut bahwa yang termasuk kejahatan HAM berat (the most serious
crimes) ada empat macam, yaitu:
- Kejahatan genosida : kejahatan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan atau
memusnahkan seluruh atau sebagaian kelompok bangsa, kelompok ras, kelompok etnis dan
kelompok agama.
- Kejahatan terhadap kemanusiaan : kejahatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan
yang meluas atau sistemik yang diketahui serangan tersebut ditujukan secara langsung
terhadap penduduk sipil. Contoh : pembunuhan, pemerkosaan, penyiksaan, perbudakan dll.
- Kejahatan perang : kejahatan secara hhukum yang dilakukan oleh militer ataupun sipil. Dan
dilakukannya sebagian dari rancangan atau kebijakan atau bagian dari pelaksanaan skala
besar. Contohnya : pembunuuhan dengan disengaja, penyiksaan atau perlakukan yang tidak
manusiawi seperti ekperimen biologis.
- Kejahatan agresi : kejahatan ini diakibatkan oleh penyerangan dari satu negara ke negara
lain. Kejahatan ini meliputi perencanaan, persiapan, dan eksekusi oleh seseorang dalam
posisi yang efektif untuk mengontrol dan mengarahkan politik atau militer suatu negara dan
merupakan suatu manifestasi pelanggaran piagam PBB. Contoh : penyerangan pasukan Irak
kepada Kuwait beberapa waktu silam.
3. Beberapa sumber hukum internasional terpenting yang dibentuk untuk berbagai kasus
pelanggaran berat HAM :
- Statuta dan praktek pengadilan Nuremberg dan Tokyo;
- ICTY (International Criminal Tribunal for Yugoslavia);
- ICTR (International Criminal Tribunal for Rwanda); dan
- Statuta Roma.

4. Proses penyelidikan kasus pelanggaran HAM dilakukan oleh KOMNASHAM. Melalui ketetapan
MPR Nomor XVII/MPR/1998, menugaskan Presiden dan DPR untuk membentuk lembaga yang
melakukan penyuluhan, pengkajian, pemantauan, penelitian dan mediasi tentang HAM. Maka
dibentuklah Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KOMNAS HAM) melalui Keputusan Presiden
Nomor 50 Tahun 1993.
Penyidik dan penuntut perkara pelanggaran HAM dilakukan oleh Jaksa agung sesuai dengan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi
Manusia Pasal 21 (1) “ penyidikan perkara pelanggaran HAM yang berat dilakukan oleh Jaksa
Agung “ dan pasal 23 (1) “ penuntutan perkara pelanggaran HAM yang berat dilakukan oleh
Jaksa Agung”

5. UU No. 39 tahun 1999, selain mengatur hak yang dijamin, juga menjelaskan tentang tanggung
jawab pemerintah dalam penghormatan, perlindungan dan pemenuhan ham, serta mengatur
tentang KOMNAS HAM sejak tahun 1998 hingga kini, dalam kebijakan yang lebih operasional,
Pemerintahan telah menyusun Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (RANHAM). Dengan
adanya RANHAM ini juga sebagai bentuk komitmen Pemerintah dalam bidang HAM.
Jaminan perlindungan HAM dala berbagai peraturan tersebut, memberikan kewajiban kepada
negara dan utamanya pemerinta terhadap hak-hak yang dijamin. Terlebih, setelah indonesia
merelatifikasi 2 (dua) instrumen internasional pokok HAM (ICCPR dan ICESCR), menambah
komitmen Indonesia dalam perlindungan HAM. Sebagai negara dari pihak Kovenan, Indonesia
mempunyai kewajiban untuk melakukan segala upaya (hukum, legislatif, administratif dan
lainnya) untuk melindungi hak-hak yang dijamin dalam Kovenan.
Berdasarkan pada instrumen Internasional HAM, saat ini ada lebih dari 50 kategori hak yang
dilindungi, yang mencangkup ; hak-hak sipil dan politik, yang menjamin hak-hak individual di
hadapan dan jaminan untuk berpatisipasi aktif dalam kehidupan sipil, politik dan ekonomi. Hak-
hak sipil termasuk hak untuk hidup, kebebasan, keamanan individual, hak persamaan di muka
hukum, hak perlindungan dari penangkapan sewenang-wenang, hak untuk diadili secara adil,
hak untuk kebebasan beragama atau berkeyakinan, hak untuk terlibat dalam masalah-masalah
publik, hak untuk berpendapat dan berekpresi, hak untuk berkumpul dan berasosiasi, dan juga
hak untuk memilih dan partisipasi politik.
Sementara hak ekonomi sosial dan budaya, mencakup kemajuan dan perkembangan individu,
pengembangan sosial dan ekonomi, martabat/ harga diri dan identitasnya. Diantaranya hak-
haka tersebut adalah hak untuk bekeluarga, hak atas pendidikan, hak atas kesehatan, hak atas
pekerjaan dan upah yang layak, hak untuk berserikat dan berasosiasi secara bebas.

Anda mungkin juga menyukai