Disusun Oleh :
JAKARTA
2023
A. PERENUNGAN KEFILSAFATAN ?
Secara sederhana tujuan filsafat adalah mengumpulkan pengetahuan manusia
sebanyak mungkin, dan menerbitkan serta mengatur semua itu didalam bentuk
yang sistematis. filsafat membawa kita kepada pemahaman, dan pemahaman
membawa kita kepada tindakan yang lebih layak. keinginan filsafat ialah
pemikiran secara ketat, filsafat merupakan suatu analisa secara hati-hati terhadap
penalaran mengenai suatu masalah dan penyusunan secara sengaja serta sistematis
atas suatu sudut pandangan yang menjadi dasar suatu tindakan, dan hendaknya
diingat bahwa kegiatan yang kita namakan kegiatan filsafat itu sesungguhnya
merupakan perenungan atau pemikiran. filsafat sebagai perenungan mengusahakan
kejelasan, keruntutan , dan keadaan memadai pengetahuan, agar kita dapat
memperoleh pemahaman.
Seorang filsuf dianggap sebagai memandang segala sesuatu dari sudut keabadian
dan karenanya menemukan ketiadaan sifat pentingnya segala sesuatu atau
dianggap sebagai orang yang memandang manusia sebagai sesuatu yang tidak
bearti, dan karenanya bersikap acuh tak acuh terhadap segala hal. maka ada
gambaran bahwa sorang filsuf merupakan mesin yang berpikir tanpa suatu
perasaan apapun, apapun yang dilupakan ialah, bahwa mereka yang memandang
seorang filsuf dalam hubungan yang demikian ini dan karenanya memandang
filsafat sebagai sesuatu yang membawa orang kepada sikap yang demikian itu,
sesungguhnya tidaklah berbicara tentang filsafat, melainkan tentang filsafat
khusus. ada filsafat yang cendrung memuja akal.
Ada sistem filsafat yang didasarkan pada pandangan yang mengutamakan
kehendak. dan dewasa ini ada sistem filsafat yang menegaskan bahwa pengetahuan
yang mendalam dalam arti yang sebenarnya diperoleh melalui perasaan. dengan
cara yang sama, banyak filsuf memberikan tekanan pada ketiadaan sifat pentingnya
manusia, tetapi para filsuf memberikan tekanan pada ketiadaan sifat pentingnya
manusia, tetapi para filsuf yang lain mengaskan tentang keunggulan manusia.
filsafat merupakan pemikiran secara sistematis. Kegiatan filsafat ialah merenung
tetapi merenung bukanlah melamun juga bukan berpikir secara kebetulan yang
bersifat untung-untungan. Perenungan filsafat ialah percobaan untuk menyusun
suatu sistem pengetahuan yang rasional yang memadai untuk memahami diri kita
sendiri. Perenungan filsafat dapat merupakan karya satu orang yang dikerjakannya
sendiri ketika ia dengan pikiranya berusaha keras menemukan alasan dan
penjelasan dengan cara semacam bertanya kepada diri sendiri atau perenungan itu
dapat pula dilakukan oleh dua atau lebih dari dalam suatu percakapan ketika
mereka menghubungkan pikiran mereka secara timbal balik.
Sesungguhnya tidak ada filsafat yang disusun dari ketiadaan dan tanpa hal – hal
yang mendahuluinya yang telah dipelajari, dan oleh rekan – rekan semasa hidupnya
yang mengajukan kritik terhadapnya. sejumlah karya filsafat yang besar terulis
dialog yakni dalam bentuk percakapan diantara dua orang atau lebih yang memiliki
penyelesaian yang berupa alternatif dan yang dengan pembicaraan secara rasional
berusaha memperoleh kesimpulan yang memuaskan.
Perenungan filsafat ialah sejenis percakapan yang dilakukan dengan diri sendiri
atau dengan orang lain dalam hal ini berupa intropeksi diri ketika mengalami suatu
kejadian yang tanpa sadar melibatkan kita dan terjerumus kedalam suati
permasalahan yang membuat kita begitu kalut dan tertekan maka ada dimana suatu
titik kita berpikir ulang atau merefresh apakah benar yang saya lakukan ini dan
memikirkan apa sebab akibat mengapa semua ini bisa terjadi, itulah sebabnya
mengapa sorang filsuf tampak selalu berhubungan dengan polemik dan tampak
lebih menaruh perhatian kepada usaha merusak dan menetang dibandingkan
dengan usaha membangun.
Dalam arti lain perenungan dapat dipandang sebagai pertentangan diantara
alternatif yang masing – masing berpegangan pada unsur atau segi yang penting
dan kemudian mencoba untuk mengujinya pada pengalamanya kenyataan empirik
dan akal. Banyak filsuf sudah puas dengan sekedar mengerjakan karya – karya
rintisan bagi orang lain, mereka sudah puas dengan menunjukan kesalahan –
kesalahan dan hal – hal yang tidak runtut dan menyerahkan pekerjaan untuk
menciptakan sistem – sistem seperti hegel kepada orang lain. Sebenarnya, memang
lebih mudah untuk bersikap destruktif secara kritis, ketimbang bersikap kontrukstif
secara koheren. perenungan filsafat berusaha untuk menyusun suatu bagan
konsepsional. konsepsi merupakan hasil generalisasi dan abstraksi dari
pengalaman tentang hal – hal serta proses – proses dalam hubungan yang umum.
Filsafat merupakan hasil menjadi – sadarnya manusia mengenai dirinya sendiri
sebagai pemikir, dan menjadi – kritisnya manusia terhadap diri sendiri sebagai
pemikir didalam dunia yang dipikirkanya.
Sebagai konsekuensinya seorang filsuf tidak hanya membicarakan dunia yang ada
dalam dirinya sendiri melainkan juga mebicarakan perbuatan berpikir itu sendiri.
Ia tidak hanya ingin mengetahui hakekat kenyataan dan ukuran – ukuran untuk
mengenai segala sesuatu melainkan ia berusaha menemukan kaidah – kaidah
berpikir itu sendiri. Saling hubungan antar jawaban filsafat kesukaran yang
menyangkut pertanyaan yang membutuhkan pemikiran tentang proses pemikiran
akan segera muncul setelah seseorang berusaha menjawab salah satu diantaranya,
sebab usaha untuk menjawab petanyaan yang satu bersangkutan dengan
pertanyaan yang lain dalam usaha mengetakan apakah yang dinamakan kebenaran
orang harus berusaha menemukan apakh yang dinamakan kenyataan.
Perenungan filsafat mencari atau menyusun suatu bagan yang koheren dan
konsepsional yang bersifat runtut. Suatu perenungan filsafat tidak boleh
mengandung pernyataan yang saling bertentangan. Jika orang mulai menyukai
perenungan filsafat maka ia akan bertanya, mengapa tidak boleh? Filsuf berusaha
memperoleh penyelesaian atau jawaban terhadap pertanyaan yang terbukti benar,
atau yang terbukti kebenaranya daripada kenyataan. Munculnya kotradiksi
merupakan tanda yang pasti tentang kelemahan yang terkandung di dalam suatu
sistem kefilsafatan karena itu perenungan filsafat berusaha untuk menghindari
kotradiksi – kontradiksi dan menyusun suatu sistem pengetahuan yang koheren.
Dalam perenungan filsafat kita berusaha mencari dasar – dasar bagi kepercayaan
kita dengan mengingat ciri – ciri perenungan filsafat mudahlah bagi kita untuk
memberikan definisi pertama tentang filsafat. Filsafat merupakan hasil perenungan
yang tidak berusaha menemukan fakta – fakta. Tetapi filsafat selalu menunjukan
fakta – fakta untuk mengkaji apakah penjelasanya sudah memadai. Seorang filsuf
tidak pernah menerima suatu fakta secara dangkal, bahkan seorang ilmuwan yang
baik tidak hanya berbicara mengenai fakta-fakta, ia juga mempunya pandangan
dunia dan dalam hubunganya dengan pandanganya itu ia memandang fakta-fakta
yang dimilikinya. Filsafat spekulatif sebagai penyusun sistem, bagi filsafat
spekulatif tidak ada bahaya yang lebih besar ketimbang tidak diketahuinya
lapangan – lapangan pengetahuan manusia tertentu sintesa ialah untuk mencari
kesatuan dalam keragaman itu.
Perenungan filsafat merupakan usaha untuk memperoleh pengetahuan dan
demikian usaha ini hanya berakhir apabila telah ditemukan jawaban terhadap
masalah yang telah diteliti. Kesimpulan dapat bermacam – macam bentuknya,
mungkin masalah tersebut merupakan masalah yang tidak bermakna, masalah
kemungkinan mengandung makna namun tidak terjawab oleh pemikiran manusia
misalnya tentang ketuhanan yang menciptakan manusia dari tanah. walaupun
dijelaskan dalam kitab suci alquran telah dijelaskan tapi tetap saja kita bingung
tanah yang bagaimana yang dapat diajadikan manusia? apakah betul hanya dari
tanah manusia bisa terbentuk
f. Psikologi kefilsafatan
Selanjutnya didalam cabang filsafat terdapat ilmu psikologi filsafat,
kemajuan ilmu jiwa psikologi dan ilmu kedokteran dewasa ini menunjukkan
bahwa jiwa berpengaruh terhadap raga. proses-proses kejiwaan
mempengaruhi proses yang semata-mata bersifat ragawi. Begitulah emosi
berpengaruh terhadap pencernaan makanan dan amarah menimbulkan
kegiatan-kegiatan kelenjar. Suara musik dapat menggerakkan emosi
sementara itu kurang makan yang berkepanjangan akan mengakibatkan
mundurnya hasrat seksual. Juga telah diketahui bahwa derajat kesembuhan
dalam sejumlah penyakit tertentu dapat dipengaruhi oleh sikap kejiwaan dari
mereka yang sakit. bahkan ada bukti yang menunjukkan bahwa derajat
pertumbuhan ragawi seorang anak tergantung pada suasana emosional
dimana ia hidup. Penyelidikan mengenai hubungan antara jiwa dengan raga
itu dalam istilah ilmuan modern disebut “Psikosomatika”.
g. Antropologi kefilsafatan
Antropologi sebagai cabang filsafat yang mencari sebab mengapa manusia
itu ada. Pertanyaan ini telah lama menjadi pertanyaan yang belum terjawab
dalam kitab injil yang akibatnya dapat membuat kita gelisah. pada abad 2
SM setelah melalui penyelidikan yang lama yang pada pokoknya bersifat
ontologis dan kosmologis, scorates tampil kedepan dengan semboyang
kenalilah diri sendiri. Antropologi kefilsafatan juga membicarakan tentang
makna sejarah manusia. Apakah sejarah itu dan kemanakah arah
kecendrunganya. Filsafat antropologi adalah bagian metafisika khusus yang
mempersoalkan apakah manusia itu? apakah hakikat manusia? dan
bagaimana hubungan dengan alam dan sesamanya? Maka filsafat
antropologi berupaya menemukan jawaban atas pertanyaan tersebut
sebagaimana adanya, baik menyangkut esensi, eksistensi, status maupun
relasi-relasinya.
h. Etika
Etika adalah ilmu yang membahas perbuatan manusia baikdan perbuatan
buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Etika
disebut pula akhlak atau disebut pulamoral. Apabila disebut akhlak berasal
dari bahasa arab. Apabila disebut moral berarti adat kebiasaan. Istilah moral
berasal dari bahasa latin “Mores” Tujuan mempelajari etika adalah untuk
mendapatkan konsep yang sama mengenai penilaian baik dan burukbagi
semua manusia dalam ruang dan waktu tertentu. Etika biasanya disebut ilmu
pengetahuan normatif sebab etika menetapkan ukuran bagi perbuatan
manusia dengan penggunaan norma tentang baik dan buruk Etika secara
etimologi berasal dari kata Yunani Ethos yang berarti watak kesusilaan atau
adat. Secara terminology etika adalah cabang filsafat yang membicarakan
tingkah laku atau perbuatan manusia dalam hubungannya dengan baik dan
buruk.
i. Estetika
Estetika adalah cabang filsafat yang membicarakan definisi, susunan, dan
peranan keindahan khususnya dalam seni. Estetika adalah cabang filsafat
yang membicarakan masalah seni (art) dan keindahan (beauty) Istilah ini
berasal dari bahasa Yunani aesthesis yang berarti penyerapan inderawi,
pemahaman intelektual atau bisa juga berarti pengamatan spritual. dengan
kata lain, estetika merupakan studi Filsafat yang mempersoalkan atau
mengkaji hal-hal nilai keindahan. Keindahan mengandung arti bahwa di
dalam diri segala sesuatu terdapat unsur-unsur yang tertata secara tertib dan
harmonis dalam satu kesatuan hubungan yang utuh dan menyeluruh. bagi
ilmu pengetahuan yang beraneka ragam itu,filsafat berfungsi sebagai
pengikat ke arah keseragaman dan kesatuan. Estetika dapat dibagi menjadi
dua, yaitu estetika deskriptif yang menguraikan dan melukiskan fenomena-
fenomena pengalaman keindahan, dan estetika normative yang
mempersoalkan dan menyelidiki hakikat, dasar dan ukuran pengalaman
keindahan.
j. Filsafat agama
Filsafat agama bukanlah cabang theologi, karenanya bukan merupakan
pembelaan filosofis terhadap dogma, ajaran teologis tertentu dan keyakinan
religius. Filsafat agama adalahcabang filsafat yang baru muncul pada abad
ke-18 . Filsafat agama ini seringkali dikacaukan dengan theologi natural
istilah yang telah dikenal sejak abad pertengahan – namun permasalahannya
telah dipersoalkan sejak zaman yunani kuno
F. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian materi di atas maka dapat disimpulkan bahwasanya filsafat ilmu
memiliki peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan serta dan memiliki
kontribusi besar terhadap ilmu pengetahuan. filasafat merupakan pemikiran secara
sistematis , Perenungan filsafat ialah percobaan untuk menyusun suatu sistem
pengetahuan yang rasional yangmemadai untuk memahami diri kita sendiri.
Perenungan filsafat dapatmerupakan karya satu orang yang dikerjakannya sendiri
ketika ia dengan pikiranya berusaha keras menemukan alasan dan penjelasan dengan
cara semacam bertanya kepada diri sendiri atau perenungan itu dapat pula dilakukan
oleh dua atau lebih dari dalam suatu percakapan ketika mereka menghubungkan
pikiran mereka secara timbal balik. Perenungan filsafatialah menyadari adanya
masalah-masalah yang kita hadapi mungkin seluas masalah mengenai adanya
kebenaran atau sesempit kesadaran manusia bahwa suatu istilah yang diajukan
memerlukan penjelasan.