Nanda Rinalya
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Indonesia
Article Info ABSTRACT
This study aims to examine the effect of Self
Article history:
Efficacy And Adversity Quotient On Students Tahfidz
Received May 10th, Qur’an Learning Achievement. This research is a field
201x research with a correlational quantitative approach, the
Revised Sept 10th, sample of this research is students at MTs Anshor Al
201x Sunnah Kampar Regency, with a total of 173 students.
Accepted Oct 12th, Data collection techniques use questionnaires and
201x documentation. Data analysis techniques use linear and
multiple regression. The results of this study indicate that
Self Efficacy has a significant influence on students
Keyword: tahfidz qur’an learning achievement at madrasah
Self Efficacy, tsanawiyah anshor al-sunnah islamic boarding school
Adversity Quotient, kampar regency. This is indicated by the results of t count
Tahfidz Qur’an greater than t table (9,345 > 1,974) with a sig value of
Learning Achievement 0.000<0.05. With a large contribution of 33,8%.
adversity quotient not have a significant influence on
students tahfidz qur’an learning achievement. This is
indicated by the results of the t count which is leesser
than t table (-1,835 < 1,974) with a sig value. 0,068 >
0,05. With a contribution of 1,9%. There is a significant
influence of self efficacy and adversity quotient together
on students tahfidz qur’an learning achievement at
madrasah tsanawiyah anshor al-sunnah islamic boarding
school kampar regency. This is indicated by the results of
f count greater than f table (43,630 > 3,05), with a
contribution of 33.9%. this means that the contribution of
the independent variable to the dependent variable is
33,9%.
1
2 AL-USWAH: Jurnal Riset dan Kajian Pendidikan Agama Islam
Vol. X, No. X (20XX)
A. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan hal yang Keberhasilan dari kegiatan pembelajaran
sangat penting dalam mengembangkan dapat dibuktikan dengan prestasi belajar.
kemampuan dan keterampilan yang Prestasi belajar adalah penilaian
dimiliki oleh setiap individu. Seseorang pendidikan tentang perkembangan dan
dapat melepaskan diri dari kemajuan peserta didik yang berkenaan
keterbelakangan melalui pendidikan. dengan penguasaan bahan pelajaran yang
Sumber daya manusia yang berkualitas disajikan kepada mereka serta nilai yang
dapat diciptakan dengan pendidikan yang terdapat dalam kurikulum. Tolok ukur
berkualitas dan bermutu tinggi pula. suatu prestasi belajar yakni berupa nilai.
Pendidikan adalah usaha yang dilakukan Pembelajaran yang berkualitas dilihat
dengan sengaja dan sistematis untuk dengan prestasi belajar yang tinggi.
memotivasi, membina, membantu, serta Terdapat tiga aspek kompetensi yang
membimbing seseorang untuk perlu diukur dalam suatu pembelajaran,
mengembangkan segala potensinya yakni aspek kognitif (pengetahuan),
sehingga ia mencapai kualitas diri yang aspek afektif (sikap), dan aspek
lebih baik. Inti pendidikan adalah usaha psikomotor (ketrampilan).3
pendewasaan manusia seutuhnya (lahir Prestasi adalah hasil kegiatan usaha
dan batin), baik oleh dirinya sendiri belajar yang dinyatakan dalam bentuk,
maupun orang lain.1 angka, huruf, maupun kalimat yang dapat
Tujuan pendidikan nasional yang mencerminkan hasil yang telah dicapai
telah dirumuskan dalam Undang-undang oleh setiap siswa.4 Sementara Siti Pratini
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem berpendapat pestasi adalah suatu hasil
Pendidikan Nasional akan terwujud yang dicapai seseorang dalam melakukan
melalui proses pembelajaran. kegiatan belajar.5 Berdasarkan beberapa
Pembelajaran merupakan suatu proses pendapat di atas, dapat disimpulkan
yang dilakukan oleh individu untuk bahwa prestasi belajar adalah serangkaian
memperoleh suatu perubahan perilaku dari kegiatan jiwa raga yang telah
yang baru secara keseluruhan, sebagai dilakukan oleh seseorang dari suatu hasil
hasil dari pengalaman individu itu sendiri yang telah dicapai sebagai perubahan dari
dalam interaksi dengan lingkungannya.2 tingkah laku yang dilalui dengan
Pada kegiatan proses pembelajaran terjadi pengalaman serta wawasan untuk bisa
interaksi antara peserta didik dengan berinteraksi dengan lingkungan yang
guru. Pembelajaran adalah suatu proses menyangkut ranah kognitif, afektif dan
yang dilakukan oleh individu untuk psikomotorik yang telah dinyatakan
memperoleh perubahan perilaku secara dalam hasil akhir/raport.
keseluruhan, sebagai hasil dari Untuk meraih kesuksesan dalam
pengalaman individu itu sendiri, dalam mencapai tujuan pendidikan, manusia
proses pembelajaran terjadi interaksi telah diberikan pedoman hidup yang
antara guru dengan peserta didik. diturunkan kepada nabi Muhammad Saw
3
Djamarah, S. B. Prestasi Belajar dan
Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional
1
Tatang, S. Ilmu Pendidikan. Bandung: Gufron, dkk, 2012, hlm 21
4
Pustaka Setia, 2012, hlm 14 Djamaroh, S. B. Strategi Belajar
2
Surya, M. Psikologi Pembelajaran dan Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. 2002, h. 231
5
Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy, Pratini, S. Psikologi Pendidikan.
2004, hlm 7 Yogyakarta: Studing. 2005, h. 34
hafalan untuk memenuhi target yang telah wajib menyetorkan hafalan nya minimal
ditetapkan. 1 halaman per hari dan untuk muroja’ah
Pondok Pesantren Anshor Al-sunnah hafalan yang telah di hafal minimal 2
merupakan salah satu pesantren yang lembar per hari.
mewadahi siswa nya dalam menghafalkan Jadi dapat disimpulkan setiap siswa
al Qur’an. Siswa yang menjadi anggota memiliki 2 orang mentor yang
Tahfidzul Qur’an bisa menyetorkan mengontrol hafalan al-qur’annya saat jam
hafalannya kepada ustadz atau ustadzah pembelajaran di sekolah maupun di luar
yang merupakan hafidz al-qur’an. jam sekolah dan dengan harapan hafalan
Menjadi siswa penghafal al Qur’an tidak siswa terlaksana sesuai dengan yang di
semudah yang kita bayangkan. Selain harapkan.
menjadi siswa dengan segudang Tetapi kenyataannya, dalam
kesibukan di dunia santri, seorang menghafal al-qur’an masih terdapat siswa
penghafal al Qur’an juga harus bisa yang belum dapat mencapai target
membagi waktunya untuk menambah hafalannya dalam 1 semester bahkan saat
hafalannya. Namun tidak jarang pada saat ujian semester tahfidz dan juga kenaikan
setoran ayat yang disetorkan tidak sesuai kelas masih banyak siswa ang berhutang
dengan target yang telah ditentukan. hafalan dengan target hafalannya
Setoran hafalan siswa dilakukan setiap tersebut, bahkan ada juga yang
hari pada kelompok halaqoh masing memberikan setoran kepada guru hanya
masing siswa. sekali seminggu dengan jumlah setoran
Menghafal al-qur’an/ tahfizul qur’an yang sedikit. Dengan tertinggal nya
bukan pembelajaran di luar jam sekolah hafalan tersebut siswa tidak yakin dengan
saja akan tetapi pembelajaran tahfidz ini hafalannya dan juga patah semangat dan
juga termasuk dalam kurikulum yang tidak mau meneruskan hafalan yang
merupakan mata pelajaran wajib juga di tertinggal.
pondok. Dan untuk ujian dari Siswa beranggapan bahwa menghafal
pembelajaran tahfidz ini dilaksanakan al-qur’an adalah pelajaran yang sulit dan
tersendiri yaitu selama seminggu sebelum memerlukan suatu pemikiran keras, otak
ujian semester dilaksanakan. Dan juga yang cerdas, serta daya ingat yang kuat
menjadi salah satu syarat kelulusan bagi dan sangat banyak godaan nya. Mulai
kelas 3 tsanawiyah dan aliyah. Kadang susah bagi waktu buat nambah
Di pondok pesantren santri di tuntut hafalan. Seringkali setoran tidak
untuk menghafal al-qur’an dan sebagian mencapai target juga, karena sibuk
kegiatan di luar jam sekolah itu hampir dengan belajar dan tugas-tugasnya.
semua waktu di jadwal kan untuk Anggapan ini yang menyebabkan mereka
menghafal al-qur’an. Setelah sholat tidak meyakini kemampuan mereka
subuh, sholat magrib dan juga sholat dalam belajar tahfidz al-qur’an. Ia sangat
ashar digunakan siswa untuk menghafal kesulitan dalam membagi waktu antara
dan menyetorkan hafalan nya ke ketua belajar dan menambah hafalan. Tak
holaqoh atau pun ustadz/ustadzah yang jarang karena kesibukannya di pesantren,
menjadi mentor untuk mengontrol dan ia jadi kesulitan untuk mencapai target
membimbing hafalan para siswa. tidak setoran yang telah ditetapkan
hanya itu, siswa juga wajib untuk sebelumnya. Hal ini menyebabkan ia
menyetorkan hafalannya kepada guru menjadi pesimis terhadap kelanjutan
bidang studi yang mengampu studinya maupun penyelesaian hafalan al
pembelajaran tahfidz di kelas saat jam Qur’annya. Ia sering merasa tidak mampu
pembelajaran tahfidz tersebut. Siswa
Misbahul Munir, 2013. ilmu dan seni Noviyana, I. N. et al. 2019. Analisis
Qira’atil Qur’an, pedoman bagi Kemampuan Komunikasi
Qari-Qari‟ah hafidhhafidhoh dan Matematis Siswa Ditinjau dari
hakim dalam MTQ Self-Confidence. PRISMA,
(semarang:Binawan) Prosiding Seminar Nasional
Matematika. 2(94).
Mohamad Surya, 2013. Psikologi Guru:
Konsep dan Aplikasi, Bandung: Nur Listiawati, 2016. “Persepsi Siswa
Alfabeta. Terhadap Daya Juang Mereka
Mu’awanah, 2004. “Hubungan Keaktifan Guru
Serta Pola Asuh Orangtua dan
Dalam Mengajar Motivasi Berprestasi Guru Di SD Berakreditasi A dan
Dengan Prestasi Belajar Siswa di C di Kabupaten Bantul dan Bone