SKRIPSI
NADINDA ALFIANNA
200205315
SKRIPSI
NADINDA ALFIANNA
200205315
2022
ii
PENGESAHAN SKRIPSI
OLEH:
NADINDA ALFIANNA
200205315
Skripsi ini telah dibimbing dan diperiksa oleh pembibing dan layak untuk
Dipersentasikan didalam sidang skripsi
Pada : Agustus 2022
Dosen Pembimbing :
Disetahui oleh
Ketua Program Studi Sarjana
Farmasi Fakultas Farmasi dan Ilmu
Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT karena berkat rahmat dan
Pendidikan Sarjana (SI) Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara
Indonesia..
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini tidak lepas dari
dukungan, bantuan dan bimbingan dari beberapa pihak. Oleh karena itu peneliti
1. Bapak Dr. Parlindungan Purba, S.H, M.M, selaku Ketua Yayasan Sari Mutiara
Indonesia
2. Ibu Dr. Ivan Elisabeth Purba, M. Kes, selaku Rektor Universitas Sari Mutiara
Indonesia.
3. Ibu Taruli Rohana Sinaga, SP, M.KM, selaku Dekan Fakultas Farmasi dan
4. Ibu apt. Cut Masyithah Thaib, M.Si selaku Ketua Prodi Fakultas Farmasi dan
yang telah memberikan bimbingan arahan serta saran hingga selesainya skripsi
ini.
5. Ibu apt. Supartiningsih, Mars selaku penguji I yang telah memberikan arahan
iv
6. Ibu apt Monica Suryani,S.Farm., M.farm, selaku penguji II yang telah
7. Seluruh Dosen dan Staf Pegawai Program Studi Sarjana Farmasi Universitas
Sari Mutiara Indonesia yang telah memberikan ilmu, petunjuk dan nasihat
8. Teristimewa kepada kedua orang tua, Ayahanda Affifuddin dan Ibunda Cut
skripsi ini.
10. Teman-teman Angkatan 2020 Program Ekstensi Fakultas Farmasi dan Ilmu
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk ini
kesempurnaan Skripsi ini. Akhir kata terimakasih atas segala bantuan serta
Nadinda Alfianna
v
GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN
ABSTRAK
Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai
akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya, setelah pasien
membandingkannyan dengan apa yang diharapkannya. Pelayanan kesehatan yang
dilakukan harus mengutamakan kebutuhan dan kepuasan pasien yang dilayani.
Pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan terpadu untuk mengidentifikasi,
mencegah dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan obat. Variabel-
variabel yang digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan pasien adalah variabel
kehandalan, ketanggapan, jaminan, empati dan penampilan. Penelitian ini
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien rawat jalan
terhadap pelayanan kefarmasian di UPT Puskesmas Peureumeu Kabupaten Aceh
Barat tahun 2022. Jenis penelitian adalah deskriptif, dengan menggunakan lembar
kuesioner sebagai instrumen penelitian, kemudian dihitung persentase rata-rata
tingkat kepuasan pasien dan diklasifikasikan. Berdasarkan analisis data hasil
penelitian yang dilakukan oleh peneliti terhadap 95 responden maka diperoleh
kesimpulan, tingkat kepuasan pasien terhadap variabel kehandalan 79,89%,
variabel ketanggapan 89,94%, variabel jaminan 88,98%, variabel empati 89,26%
dan variabel penampilan 87,21%, sehingga rata-rata tingkat kepuasan pasien rawat
jalan terhadap pelayanan kefarmasian di UPT Puskesmas Peureumeu Kabupaten
Aceh Barat tahun 2022 secara keseluruhan sebesar 87,05% dengan klasifikasi
kepuasan yaitu sangat puas.
vi
DESCRIPTION OF PATIENT SATISFACTION
ABSTRACT
goal is a level of feeling that arises as a result of the performance of health services
obtained, after comparing it with what is expected. The health services provided
must prioritize the needs and satisfaction of the patients served. Pharmaceutical
services are integrated activities to identify, prevent and resolve drug-related
problems. The variables used to measure the level of patient satisfaction are the
variables of reliability, responsiveness, assurance, empathy and appearance. This
study was conducted with the aim of knowing the level of satisfaction of outpatients
with pharmaceutical services at UPT Puskesmas Peureumeu, Aceh Barat Regency
in 2022. The type of research is descriptive, using a questionnaire sheet as a research
instrument, then the percentage of patient satisfaction is calculated and classified.
Based on the research data analysis of the results of research conducted on 95
respondents, the conclusion is obtained, the level of patient satisfaction with the
reliability variable is 79.89%, the responsiveness variable is 89.94%, the assurance
variable is 88.98%, the empathy variable is 89.26% and the appearance variable is
87 ,21%, the average level of satisfaction of outpatients with pharmaceutical
services at UPT Puskesmas Peureumeu, Aceh Barat Regency in 2022 was 87.05%
overall with a satisfaction classification of very satisfied.
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv
ABSTRAK .......................................................................................................... vi
ABSTRACK ........................................................................................................ vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL................................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii
viii
3.4 Definisi Operasional......................................................................... 27
3.5 Pengamatan dan Pengukuran Variabel Penelitian ............................ 27
3.6 Pengumpulan Data ........................................................................... 28
3.7 Analisis Data Penelitian ................................................................... 28
3.8 Prosedur Penelitian........................................................................... 30
3.9 Penyajian Data.................................................................................. 30
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Range Skala Tingkat Kepuasan Pasien ....................................................30
Tabel 11. Hasil Perolehan Nilai Pada Tiap Dimensi Pelayanan Kefarmasian......41
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Diagram Persentase Berdasarkan Jenis Kelamin .............................. 32
Gambar 2. Diagram Persentase Berdasarkan Usia ............................................. 33
Gambar 3. Diagram Persentase Berdasarkan Pendidikan ................................ 34
Gambar 4. Diagram Persentase Berdasarkan Pekerjaan ..................................... 35
Gambar 5. Diagram Persentase Dimensi Kehandalan ....................................... 37
Gambar 6. Diagram Persentase Dimensi Ketanggapan ...................................... 39
Gambar 7. Diagram Persentase Dimensi Jaminan .............................................. 41
Gambar 8. Diagram Persentase Dimensi Empati ................................................ 43
Gambar 9. Diagram Persentase Dimensi Penampilan......................................... 45
Gambar 10. Diagram Rata-rata Dimensi Pelayanan Kefarmasian ...................... 47
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Lembar Permohonan Menjadi Responden ..................................... 52
Lampiran 2. Kuesioner Penelitian ..................................................................... 53
Lampiran 3. Surat Permohonan Izin Penelitian ................................................ 56
Lampiran 4. Surat Izin Penelitian........................................................................ 57
Lampiran 5. Surat Selesai Penelitian ................................................................. 58
Lampiran 6. Dokumentasi ................................................................................... 59
Lampiran 7. Master Tabel ................................................................................... 61
Lampiran 8. Lembar Revisi................................................................................. 62
Lampiran 9. Bukti Bimbingan Skripsi ................................................................ 63
xii
BAB I
PENDAHULUAN
jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud
memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan sesuai dengan tingkat kepuasan pasien,
serta penyelenggaranya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan yang telah
meliputi standar pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai serta
kefarmasian adalah tolak ukur yang dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga
tenaga kefarmasian serta melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat
yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien (Ramadhan, 2020). Mutu
pelayanan pasien diukur dari tujuh indikator, yaitu rata-rata waktu penyiapan obat,
rata-rata waktu penyerahan obat , persentase jumlah obat yang diserahkan sesuai
1
resep, persentase jumlah jenis obat yang diserahkan sesuai resep, persentase
pergantian resep, persentase etiket dan label yang lengkap, dan persentase
Pelayanan yang baik akan memberikan dampak yang lebih banyak selain
pelayanan kesehatan. Salah satu fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
dekat dengan masyarakat dan mampu dijangkau oleh berbagai kalangan yaitu
merupakan pusat kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat
sebulan yaitu 2.080 pasien, petugas kefarmasian yang terdiri dari 3 org.
kebutuhan dan keinginan pasien. Pasien yang puas merupakan aset yang sangat
berharga karena apabila pasien puas mereka akan terus melakukan pemakaian
2
terhadap jasa pilihannya. Kepuasan merupakan tingkat perasaan dimana seseorang
menyatakan hasil perbandingan atas kinerja produk atau jasa yang diterima dan
kepuasan pasien terhadap kualitas pelayanan kamar obat dipuskesmas berada pada
90,9% dan di puskesmas 96,6%. Persentase terbesar pasien rawat jalan di RS dan
ketanggapan, jaminan, empati, dan bukti langsung terhadap kepuasan pasien (Hafiz
M,dkk.,2021).
Berdasarkan data penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti yang lain,
maka peneliti kali ini dilakukan di UPT Puskesmas Peureumeu karena pada instansi
membutuhkan waktu lama, petugas Apotek tidak melayani dengan ramah, kurang
merupakan salah satu pelayanan publik untuk itu sebaiknya perlu dilakukan
3
kefarmasian yang cukup besar sebagai target menyukseskan program kesehatan
masyarakat maka sudah selayaknya pihak puskesmas menaruh perhatian lebih besar
terhadap peningkatan mutu pelayanan kefarmasian. Hal ini ditujukan agar tingkat
kualitas kesehatan masyarat dapat tercapai. Berdasarkan hal di atas maka peneliti
Aceh Barat.
4
1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
2. Bagi Masyarakat
Hasil dari penelitian ini dapat membawa pengaruh positif bagi masyarakat
Hasil penelitian ini dapat membawa manfaat bagi petugas pengelola unit
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pelayanan kesehatan (health care service) merupakan hak setiap orang yang
tentang kesehatan ialah sertiap upaya suatu organisasi untuk memelihara dan
(Anggraeni, 2019).
maka semakin berkembang juga aturan dan peranan hukum dalam mendukung
kesehatan, yaitu:
6
b. Pelayanan kesehatan masyarakat ditujukan untuk memelihara dan
masyarakat.
lainnya.
kesehatan yang baik yaitu dapat diterima oleh masyarakat dan tidak
3. Mudah Dicapai
yang baik, maka dari itu pelayanan kesehatan yang baik harus mudah dicapai
oleh masyarakat.
4. Mudah Dijangkau
7
Pengertian keterjangkauan yang dimaksud di sini dari sudut biaya. Untuk dapat
mewujudkan keadaan seperti ini harus dapat diupayakan biaya pelayanan kesehatan
5. Bermutu
sesuai dengan kode etik serta standar yang telah ditetapkan (Anggraeni, 2019).
Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan termasuk tata
cara dan metode yang disusun berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait
serta perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh
1. Prosedur Pelayanan
2. Waktu Penyelesaian
8
Harus ditetapkan standar waktu penyelesaian pelayanan yang ditetapkan
pengaduan.
3. Biaya Pelayanan
Dalam hal ini harus ditetapkan standar biaya atau tarif pelayanan termasuk
4. Produk Pelayanan
Ditetapkan standar produk atau jasa pelayanan yang akan diterima dengan
ketentuan yang telah ditetapkan. Jenis pelayanan yang didapatkan sesuai dengan
6. Kompetensi Petugas
kesehatan merupakan ketentuan jenis dan mutu pelayanan dasar yang harus diikuti
9
kualitas hidup pasien. Menurut PP 51 tahun 2009 pelayanan kefarmasian adalah
suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan
dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
tujuan akhir pengobatan, agar pengobatan dapat diterima untuk terapi, agar
Puskesmas adalah Apoteker dan Asisten apoteter atau disebut sebagai Tenaga
10
1. Mampu menyediakan dan memberikan pelayanan kefarmasian yang bermutu.
lainnya dengan menggunakan bahasa verba, non verbal, maupun bahasa lokal.
4. Selalu belajar sepanjang karier baik pada jalur formal, informal, sehingga ilmu
dan keterampilan yang dimiliki selalu baru (up to date) (Anggraeni, 2019).
a. Perencanaan Obat
kesehatan untuk menentukan jenis dan jumlah obat dalam rangka pemenuhan
b. Permintaan Obat
yang jenisnya telah ditetapkan oleh menteri kesehatan dengan merujuk pada daftar
obat esensial nasional. Selain itu, sesuai dengan kesepakatan global maupun
keputusan Menteri Kesehatan No. 085 tahun 1989 tentang kewajiban menuliskan
c. Penerimaan obat
pengecekan terhadap obat yang diserah terimakan, meliputi kemasan, jenis, dan
jumlah obat, bentuk sediaan obat sesuai dengan isi dokumen (LPOP), dan
11
ditandatangani oleh petugas penerima serta diketahui oleh kepala puskesmas,
petugas penerima dapat menolak apabila terdapat kekurangan dan kerusakan obat.
Setiap penambahan obat, dicatat dan dibukukan pada buku penerimaan obat atau
kartu stok.
d. Penyimpanan obat
yang diterima agar aman (tidak hilang) dan terhindar dari kerusakan fisik maupun
kimia sehingga mutunya tetap terjamin aturan dalam penyimpanan obat meliputi:
mutu.
1. Persyaran gudang
a. Luas minimal 3x4 m2 dan disesuaikan dengan jumlah obat yang disimpan
j. Tersedia lemari atau laci khusus untuk narkotika dan psikotropika yang selalu
12
k. Harus ada pengukur suhu atau hygrometer ruangan
j. Serum vaksin dan suposistoria disimpan dalam wadah yang tertutup rapat dan
k. Obat injeksi disimpan dalam tempat yang terhindar dari cahaya matahari
langsung.
l. Bentuk dragee (tablet salut) disimpan dalam wadah tertutup rapat dan
3. Pengamatan mutu
setiap pengelola obat perlu melakukan pengamatan mutu obat secara berkala
e. Distribusi Obat
Dan alat kesehatan dari tempat penyimpanan sampai kepada unit pelayanan/ pasien.
13
1. Menjamin kesinambungan penyaluran/penyerahan
2. Mempertahankan mutu
f. Pengawasan Obat
Pemerintah perlu membina upaya-upaya dibidang obat agar tercapai tujuan dan
dari:
3. Pengadaan produksi
8. Peraturan perundang-undangan
14
g. Monitoring dan Evaluasi Obat
adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan
yang diselenggarakan telah sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi ataupun
15
Peningkatan efisiensi yang dimaksud erat hubungannya dengan dapat
Biaya tambahan karena harus menangani efek samping atau komplikasi karena
pelayanan kesehatan dibawah standar dapat dihindari. Demikian pula hal nya
untuk pemakaian sumber daya yang tidak pada tempatnya yang ditemukan pada
penerimaan ini dapat diwujudkan, pada gilirannya pasti akan berperan besar
tumbuhnya gugatan hukum. Pada saat ini sebagai akibat makin baiknya tingkat
sebaik-baiknya.
Menjurut Elly Megasari (2018), terdapat lima dimensi utama yang disusun
melakukan pelayanan sesuai waktu yang telah ditetapkan, secara cepat, tepat,
16
2. Daya Tanggap (Responsiveness), merupakan kemampuan petugas farmasi untuk
tanggap terhadap masalah pasien dan memberikan informasi yang jelas kepada
atau secara individual kepada pasien, perhatian terhadap keluhan pasien dan
ekstensinya kepada pihak eksternal dalam hal ini adalah pasien, meliputi
penampilan secara fisik pada ruang farmasi berupa peralatan yang bersih,
keadaan ruangan yang bersih dan nyaman, dan kerapian berpakaian petugas yang
perubahan, yaitu :
17
Di samping harus memiliki tujuan yang jelas dan komprehensif, pelayanan
kesehatan yang harus berfokus pada pelanggan. Pengalaman pasien dan masyarakat
sehingga kebutuhan, harapan dan nilai pelanggan dapat dipenuhi oleh organisasi
harapan, dan nilai pelanggan perlu ada dalam pengelolaan organisasi pelayanan
Pelayanan yang bermutu dapat dilihat, salah satunya dengan melihat dari
tingkat kepuasan konsumen atau pasien. Kepuasan pasien menjadi bagian yang
Kepuasan adalah tingkat keadaan yang dirasakan seseorang yang merupakan hasil
tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran atas pendapat
Mengingat jenis pelayanan publik sangat beragam dengan sifat dan karakteristik
18
yang berbeda, maka survei kepuasan masyarakat dapat menggunakan metode dan
mencakup perbedaan antara tingkat kepentingan dan kinerja atau hasil yang
dirasakan (Ramadhan,2020).
Pelayanan dan kepuasan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan,
karena dengan adanya kepuasan maka pihak terkait dapat saling mengoreksi sampai
dimana pelayanan yang diberikan apabila bertambah baik atau justru semakin
buruk. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh setiap aparat petugas dalam
memberikan pelayanan, dengan cara lain pelayanan yang dapat memuaskan adalah
memahami apa yang diminta masyarakat dari jurusan pelayanan itu sendiri
(Siagian,2019)
pembeli jasa kepada pasien sesuai dengan apa yang dipersepsikan pelanggan.
Persepsi ini dipengaruhi oleh faktor subjektifitas yang dapat membuat perbedaan
persepsi atau kesenjangan antara pelanggan dan pemberi jasa, ada lima kesenjangan
19
a. Kesenjangan antara persepsi manajemen tentang harapan konsumen dan
konsumen.
e. Kesenjangan antara jasa yang diharapkan dan jasa aktual yang diterima
Kepuasan pasien dipengaruhi atas dua aspek yakni aspek pelanggan dan
pendidikan dan lain-lain. Sedangkan aspek pelayanan kesehatan terdiri dari dua
faktor yaitu, aspek medis, seperti tersedianya peralatan yang memadai dan aspek
non medis yang mencakup layanan petugas kesehatan, kenyamanan dan kebersihan
Kepuasan pasien dalam menilai mutu atau pelayanan yang baik, merupakan
pengukuran penting yang mendasar bagi mutu pelayanan. Hal ini tentu akan
nilai dan harapan pasien yang mempunyai wewenang sendiri untuk menetapkan
senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara kinerja
(Bessie, 2018).
20
Pengukuran tingkat kepuasan erat hubungannya dengan mutu produk
(barang atau jasa). Pengukuran aspek mutu bermanfaat bagi pimpinan bisnis, yaitu:
2. Tidak memuaskan.
3. Cukup memuaskan.
4. Memuaskan.
5. Sangat memuaskan
Pasien akan merasa sangat tidak puas apabila hasil pelayanan yang
diberikan/ didapatkan pasien jauh dibawah harapannya, jika hasil pelayanan yang
diberikan belum memenuhi harapan pasien maka pasien akan merasa tidak puas
terhadap pelayanan yang diterima pasien. Pelayanan akan cukup memuaskan jika
akan memuaskan apabila pelayanan yang diberikan sudah memenuhi harapan rata-
rata pasien, sedangkan pasien akan merasa sangat puas apabila pelayanan yang
21
2.5 Puskesmas
masyarakat dalam satu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan
pokok.
Artinya masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Depkes RI, 2004).
kerjanya.
22
Puskesmas selalu berupaya mengerakkan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia udsaha di wilayah
kerjanya.
keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan
kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif
kesehatan.
salah satu kecamatan yang berada diwilayah kabupaten Aceh barat. UPT puskesmas
peureumeu berdiri tahun 1976 dengan luas bangunan 520.1 M dan luas tanah 1231
Adapun batas wilayah kerja UPT Puskesmas Peureumeu adalah sebagai berikut:
Ceureumen.
23
3. Sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Bubon dan Samatiga
Pelayanan kesehatan yang ada di UPT Puskesmas Peureumeu yaitu UGD, rawat
inap. Poned, poli umum, poli anak, poli gigi, poli KIA, pelayanan Imunisasi,
24
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April 2022 di UPT Puskesmas
3.3.1 Populasi
Kabupaten Aceh barat dan mendapatkan resep dokter serta mengambil obat di
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah pasien rawat jalan yang mendapatkan
inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi adalah kriteria atau standar yang ditetapkan
yaitu pasien yang bersedia menjadi responden, pasien yang mengambil obat di
25
Apotek UPT Puskesmas Peureumeu , dapat berkomunikasi dengan bahasa
Kriteria eksklusi atau kriteria pengecualian adalah kriteria atau standar yang
harus dikecualikan, seperti pasien yang kurang kooperatif, dan pasien dengan usia
> 60 tahun.
2.080 pasien, sebagai dasar untuk penentuan sampel penelitian. Sampel dalam
penelitian ini sebagian dari populasi, yang diperoleh dengan menggunakan rumus
sugyono (2010)
N
n=
N (d2 ) +1
Keterangan :
n : Jumlah sampel
N : Jumlah populasi
2.080
n=
2.080 (0,12 ) + 1
2.080
n=
21,8
n = 95,45 95 responden
26
Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh jumlah sampel yang digunakan
a. Tingkat kepuasan adalah tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat
Aceh Barat.
jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner yang telah
tersusun baik untuk dijawab oleh responden. Kuesioner terdiri dari 18 buah
pertanyaan yang dibagi ke dalam lima bagian. Bagian pertama terdiri dari 4 buah
keempat terdiri dari 3 buah pertanyaan mengenai empati (emphaty). Dan bagian
Likert yang digunakan menggunakan 5 (lima) alternatif jawaban, yaitu sangat puas
(SP), puas (P), cukup puas (CP), tidak puas (TP), dan sangat tidak puas (STP).
27
3.6 Pengumpulan Data
Likert 5 poin :
a. SP (Sangat Puas) =5
b. P (Puas) =4
c. CP (Cukup Puas) =3
d. TP (Tidak Puas) =2
kuesioner kepada pasien yang berkunjung dan sedang menunggu pengambilan obat
Data yang telah didapat akan diolah dan dianalisis secara kuantitatif lalu
1. Scoring, yaitu pemberian nilai berupa angka pada jawaban pertanyaan untuk
28
1) Untuk jawaban sangat puas mendapat skor 5
2. Tabulating, yaitu pengumpulan data atas jawaban – jawaban dengan teratur dan
teliti, kemudian dihitung dan dijumlahkan serta disajikan dalam bentuk tabel.
Hasil Skor
Tingkat Kepuasan = ∑ x 100%
Maksmimal Skor
29
Dari perhitungan berdasarkan rumus di atas dapat disesuaikan dengan range
4. Puas 61 – 80%
5. Analisa data
30
BAB IV
4.1 Hasil
persentase 63,2 %. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa pasien yang
31
Jenis Kelamin
70.0
60.0
50.0
40.0
30.0
20.0
10.0
0.0
Presentase
Laki – Laki 36.8
Perempuan 63.2
Berdasarkan kriteria inklusi yaitu berumur 17-60 tahun pada bulan april
2022 yaitu sebanyak 95 responden. Jumlah responden yang berumur 17-25 tahun
sebanyak 6 orang dengan presentase 6,9%. Responde dengan umur 26-35 tahun
sebanyak 38 orang dengan presentase 40,0%. Jumlah responden yang berumur 56-
32
60 sebanyak 15 orang dengan persentase 15,8%. Berdasarkan tabel 3, diketahui
bahwa responden yang berumur 46-55 tahun menjadi pasien dengan jumlah
Usia
45.0
40.0
35.0
30.0
25.0
20.0
15.0
10.0
5.0
0.0
Presentase
17 – 25 6.3
26 – 35 12.6
36 – 45 25.3
46 – 55 40.0
56-65 56 – 65 15.8
33
orang dengan persentase 42,1%. Dan yang paling sedikit adalah pasien dengan
Pendidikan
45.0
40.0
35.0
30.0
25.0
20.0
15.0
10.0
5.0
0.0
Presentase
SD 6.3
SMP 13.7
SMA 37.9
Diploma/Perguruan Tinggi 42.1
5 IRT 22 23,2%
6 Wirausaha 4 4,4%
Jumlah 95 100%
Pada tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang
petani yaitu sebanyak 24 orang dengan persentase 25,3%. Responden yang paling
34
pedagang yaitu sebanyak 13 orang dengan persentase 13,7%.
Pekerjaan
30.0
25.0
20.0
15.0
10.0
5.0
0.0
Presentase
PNS 17.9
Pegawai Swasta 15.8
Petani 25.3
Pedagang 13.7
IRT 23.2
Wiraswasta 4.2
Salah satu faktor yang menentukan kepuasan pasien adalah persepsi mengenai
melakukan pelayanan sesuai waktu yang telah ditetapkan, secara cepat, tepat, dan
merupakan salah satu faktor yang menentukan kepuasan pasien terhadap pelayanan
dimensi ini rata-rata tingkat kepuasan pasien dapat dilihat pada tabel 6.
35
Tabel 6. Rata-rata tingkat kepuasan pasien di UPT Puskesmas Peureumeu
Terhadap Dimensi Kehandalan
Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa yang dinilai pada dimensi ini adalah
kehandalan. Hasil penelitian diperoleh skor tertinggi yaitu 83,36% yaitu masuk
dalam kategori sangat puas ditujukan pada indikator petugas selalu siap membatu.
Sedangkan skor terendah sebesar 76,63% yaitu masuk dalam kategori puas,
ditujukan pada indikator petugas apotek melayani dengan ramah dan tersenyum.
dikategorikan puas dengan rentang 61-80%. Berdasarkan hasil tersebut dimensi ini
diasumsikan dalam kategori puas oleh pasien, terhadap pelayanan yang diberikan
oleh petugas apotek belum terlalu efektif sehingga petugas yang melayani pasien
harus mempercepat proses pelayanan agar pasien tidak menunggu terlalu lama. Hal
ini sesuai dengan penelitian (Kontrius Yan Kurniawan, 2018) pada dimensi
36
kehandalan dengan persentase 79,25% semakin cepat pasien dilayani semakin cepat
Kehandalan
84
82
80
78
76
74
72
Kecepatan
Obat tersedia melayani
dalam selalu siap
dengan dengan ramah
melakukan membantu
lengkap dan tersenyum
pelayanan obat
Kehandalan 79.15 80.42 76.63 83.36
tanggap terhadap masalah pasien dan memberikan informasi yang jelas kepada
pasien tentang obat yang diresepkan. Dimensi ini merupakan salah satu faktor yang
Peureumeu. Berdasarkan data yang diperoleh dari dimensi ini rata-rata tingkat
37
Tabel 7. Rata-rata tingkat kepuasan pasien di UPT Puskesmas Peureumeu
pelanggan dan memberikan jasa cepat. Hasil penelitian yang dilakukan pada
dimensi ini diperoleh skor tertinggi 91,57%, yaitu termasuk kedalam kategori
sangat puas, hasil ditunjukan pada indikator petugas mendapatkan informasi yang
jelas dan mudah dimengerti tentang resep atau obat yang ditebusnya, sedangkan
skor terendah sebesar 88,42% termasuk kedalam kategori sangat puas ditunjukan
38
Rata-rata hasil yang diperoleh pada dimensi ini adalah sebesar 89,94%
memuaskan oleh pasien, dikarekan sifat cepat dan tanggap dari petugas terhadap
keluhan pasien sehingga pasien mendapatkan informasi dengan jelas dan mudah
dimengerti. Hal ini sesuai dengan penelitian (Nyimas, Dwiyana, 2018) pada
kepuasan pasien dapat dilihat dari presedur pelayanan yang cepat, tanggap dan
Ketanggapan
92
91.5
91
90.5
90
89.5
89
88.5
88
87.5
87
86.5
Peasien
cepat tanggap
mampu Terjadi mendapatkan
terhadap
memberikan komunikasi informasi
keluhan
pelayanan yang baik yang jelas dan
pasien
mudah
Ketanggapan 88.42 89.68 90.10 91.57
bahwa obat yang diserahkan terjamin kualitas dan kesesuaiannya. Dimensi ini
39
merupakan salah satu faktor yang menentukan kepuasan pasien terhadap pelayanan
dimensi ini rata-rata tingkat kepuasan pasien dapat dilihat pada tabel 8.
Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat bahwa hal yang dinilai pada dimensi
jaminan terhadap pelayanan yang diberikan Apotek sebagai pemberi jasa untuk
diperoleh skor tertinggi 92,84% yaitu termasuk kedalam kategori sangat puas,
keterampilan yang baik dalam bekerja, sedangkan skor terendah sebesar 84,63%
yaitu termasuk kedalam kategori sangat puas ditunjukan pada indikator obat yang
40
sangat puas dengan rentang hasil 81-100%. Berdasarkan hasil tersebut pada dimensi
mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang baik dalam bekerja untuk dapat
menimbulkan kepercayaan dan keyakinan pasien. Hal ini sesuai dengan penelitian
(Nyimas Dwiyana 2016) pada dimensi jaminan dengan persentase 82,84%. Bahwa
pengetahuan dan kemampuan petugas dalam memberikan obat yang sesuai dengan
Jaminan
94
92
90
88
86
84
82
80
Petugas mempunyai
Obat yang diberikan
pengetahuan dan Obat yang diperoleh
sesuai dengan yang
keterampilan yang terjamin kualitasnya
dibutuhkan
baik
Jaminan 92.84 84.63 89.47
perhatian terhadap keluhan pasien dan keluarganya, pelayanan kepada pasien tanpa
41
adalah dimensi yang memiliki peluang besar untuk menciptakan pelayanan yang
memuaskan sehingga pasien merasa senang karena dilayani dengan baik tanpa
memdang status sosial. Berdasarkan data yang diperoleh dari dimensi ini ini, rata-
Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat bahwa yang dinilai pada dimensi empati adalah
perhatian pribadi yang diberikan petugas apotek kepada pasien. Skor penelitian
tertinggi diperoleh sebesar 90,10% yaitu termasuk kedalam kategori sangat puas,
dimengerti oleh pasien pada saat berkomunikasi sedangkan skor terendah 87,78%
yaitu termasuk kedalam kategori sangat puas ditunjukan pada indikator petugas
42
apotek memberikan pelayanan kepada semua pasien tanpa memandang status
sosial.
Rata- rata hasil yang didapatkan pada dimensi ini adalah sebesar 89,26%
pada dimensi ini diasumsikan dalam kategori sangat memuaskan dikarenakan sikap
peduli dan perlakuan baik yang diberikan oleh petugas kepada pasien membuat
pasien kembali berkunjung untuk berobat. Hal ini sesuai dengan penelitian (Trio
Aditya, 2020) pada dimensi empati dengan persentase 85,19%, bahwa memberikan
rasa simpati dan memberikan informasi terhadap keluhan yang diderita pasien,
dengan ini pasien akan merasa ada yang memperdulikan dan akan menimbulkan
Empati
90.5
90
89.5
89
88.5
88
87.5
87
86.5
Petugas Apotek
memberikan
memberikan menggunakan
pelayanan kepada
perhatian terhadap bahasa yang mudah
semua pasien tanpa
keluhan pasien dimengerti
menmandang status
sosial
Empati 89.89 87.78 90.10
43
4.2.5. Kepuasan Berdasarkan Dimensi Penampilan (Tangible)
fasilitas yang ada, kebersihan ruangan, termasuk kerapihan dan penampilan petugas
dasar dari sebuah pelayanan. Hal ini dinilai pada dimensi penampilan adalah bukti
fisik dari suatu Puskesmas. Skor penilaian tertinggi diperoleh sebesar 88,21% yaitu
dalam kategori sangat puas ditunjukan pada indikator petugas apotek berpakaian
bersih dan rapi, sedangkan skor terendah 85,26% yaitu dalam kategori sangat puas,
ditunjukan pada indikator kenyamanan ruang tunggu. Hasil rata-rata yang diperoleh
pada dimensi ini adalah 87,21% dikategorikan sangat puas dengan rentang 80-
44
100%, berdasarkan hasil tersebut dimensi ini diasumsikan dalam kategori sangat
puas oleh pasien terhadap penampilan yang diberikan oleh petugas tentang
Peureumeu. Hal ini membuktikan bahwa kebersihan dan kenyamanan ruang tunggu
di UPT Puskesmas Peureumeu harus dipertahankan dan ditingkatkan lagi. Hal ini
sesuai dengan penelitian (Dwi Lestari, 2019) pada dimensi penampilan dengan
tunggu sangatlah penting, sehingga pasien yang berobat merasa nyaman dan akan
Penampilan
88.5
88
87.5
87
86.5
86
85.5
85
84.5
84
83.5
Penataan Petugas
Apotek
Kenyamanan eksterior dan Apotek
terlihat bersih
ruang tunggu interior berpakaian
dan rapi
ruangan bersih dan rapi
Penampilan 87.78 85.26 87.57 88.21
45
4.3 Hasil Perolehan Nilai Pada Tiap Dimensi Pelayanan Kefarmasian
Tabel 11. Hasil Perolehan Nilai Pada Tiap Dimensi Pelayanan Kefarmasian.
diperoleh nilai rata-rata sebesar 89,94% ini menunjukan bahwa responden merasa
sangat puas pada ketanggapan petugas apotek dalam memberikan informasi yang
jelas dan mudah dimengerti oleh pasien. Pada dimensi Assurance diperoleh nilai
rata-rata sebesar 88,98% ini menunjukan bahwa responden merasa sangat puas pada
jaminan yang diberikan berupa kualitas obat yang diberikan oleh petugas apotek.
Pada dimensi emphaty diperoleh nilai rata-rata sebesar 89,26% ini menunjukan
bahwa responden merasa sangat puas pada empati yang diberikan petugas apotek
berupa perhatian terhadap keluhan pasien. Pada dimensi kelima tangible atau
46
diperoleh nilai rata-rata sebesar 87,21% ini menunjukan bahwa responden merasa
sangat puas dengan bukti langsung yang diberikan seperti Apotek terlihat bersih
dan bagian dalam ruangan tertata dengan rapi sehingga pasien merasa nyaman.
47
BAB V
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
pasien serta terus meningkatkan mutu kualitas pelayanan yang ada di UPT
Puskesmas Peureumeu
2. Bagi Peneliti
48
mengetahui kepuasan pasien yang kemudian dibandingkan dengan harapan
49
DAFTAR PUSTAKA
Alfiana AT. (2019). Analisis Mutu Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Tingkat
IV Kota Madiun Tahun 2019. Skripsi. Madiun : Stikes Bhakti Husada Mulia
Madiun. Hal 16-22
Anggaraeni R. (2019). Mutu Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Yogyakarta:
CV budi Utama. hal 1-60
Anggaraeni R.(2018). Mutu Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Kecamatan
Medan Denai Kota Medan. Jurnal Ilmu Keperawatan Imelda.4(1): hal.415-
420.
Bupu MS. (2018). Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas Oepoi Kota Kupang.Karya Tulis Ilmiah. Kupang : Poltekkes
Kemenkes Kupang.
Chusna N, Fetriana T, Adawiyah R.,(2018) Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Pahandut Kota Palangka Raya. Borneo
Jurnal of pharmacy. 1(2): hal.89-92
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 74 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.(2004). Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia tentang Kebijakan dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.
Jakarta : Departemen Kesehatan RI
Faramita Ni, Lestari D. Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kefarmasian
Di Puskesmas Lambruk Kidul Lumajang. 2019.
Hafizh M,P.A., Irawan Y., Irawan A.(2021). Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap
Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas Madurejo Dan Dipuskesmas
Mendawai Kecamatan Arut Selatan Kabupaten Kota Waringin Barat. Jurnal
Boerneo Cendekia. 1(2): hal 78-84.
Hafizurrachman H.(2009) Kepuasan Pasien dan Kunjungan Rumah Sakit. Kesmas
National Public Health Journal.4(1): hal.10-17.
Hidayana, Susilawati. (2016) Evaluasi Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap
50
Pelayanan Apotek Pelengkap Rumah Sakit Umum Daerah Arusoka Solok.
Jurnal Farmasi dan Kesehatan 6 (1), 59-65.
Kontrius Yan Kurniawan . 2018. Tingkat Kepuasan Pasien Dalam Pelayanan
Kefarmasian di Apotek Wae Laku Ruteng Kabupaten Mangarai. Politekhnik
Kesehatan Kemenkes. Kupang
Megasari E, Victoria. Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan Terhadap Pelayanan
Kefarmasian Di Puskesmas Ngronggo Kota Kediri Elly. :1-7.
Nyimas Dwiyana. 2016. Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan
Resep di Beberapa Apotek Kimia Farma di Kota Meda. Universitas
Sumatera Medan
Prihandiwati E, Muhajir M, Alfian R, Feteriyani R.(2018). Tingkat Kepuasan
Pasien Puskesmas Pekauman Banjarmasin Terhadap Pelayanan Kefarmasian.
Journal Current Pharmaceutical Science.1(2): hal 63-68.
Pruhartini N, Yuniar Y, dkk. (2019). Kepuasan Pasien Rawat Jalan Terhadap
Pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit Dan Puskesmas di 11 Provinsi di
Indonesia. Jurnal Kefarmasian Indonesia.10(1): hal 42-49.
Ramadhan SD. (2020) Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan Terhadap Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas Batu Kota Batu. Skripsi. Malang : Universitas
Islam Negeri Maulanan Malik Ibrahim.
Siringoringo V, Lukas S, Marzini S. Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas Cempaka Putih, Jakarta Pusat Tahun 2016. Social
Clinical Pharmacy Indonesia. 2016;1(2): hal.68-76.
Stevani H, Putri AN, Side S.(2018). Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan
Kefarmasian Di Puskesmas Doi-Doi Kecamatan Pujananting Kabupaten
Barru. Media Farm.14(1): hal 1.
Sugiyono. 2010. Metode penelitian administrasi.Bandung: Alfa Beta
51
Lampiran 1. Lembar Permohonan Menjadi Responden
Dengan Hormat
Peneliti
Nadinda Alfianna
200205315
52
Lampiran 2. Kuesioner Penelitian
KUISIONER PENELITIAN
persyaratan tugas akhir di Program Studi Farmasi Fakultas farmasi dan Ilmu
A. Nama Responden :
Tgl :
No. Responden :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Pekerjaan :
B. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda (√) pada salah satu
pertanyaan pilihan yang paling sesuai menurut anda
Keterangan:
SP : Sangat Puas
P : Puas
CP : Cukup Puas
TP : Tidak Puas
STP : Sangat Tidak Puas
53
I. N DAFTAR PERNYATAAN KEPUASAN
o
1 KEHANDALAN SP P CP TP STP
1 Kecepatan petugas Apotek dalam
melakukan pelayanan obat
2 Obat tersedia dengan lengkap
3 Petugas Apotek Melayani dengan ramah
dan tersenyum
4 Petugas selalu siap membantu
2 KETANGGAPAN SP P CP TP STP
1 Petugas Apotek cepat tanggap terhadap
keluhan pasien
3 JAMINAN SP P CP TP STP
1 Petugas Apotek mempunyai
pengetahahuan dan keterampilan yang
baik dalam bekerja
2 Obat yang diperoleh terjamin
kualitasnya
3. Obat yang diberikan sesuai dengan yang
dibutuhkan
4 EMPATI SP P CP TP STP
1 Petugas apotek memberikan perhatian
terhadap keluhan pasien
2 Petugas apotek memberikan pelyanan
kepada semua pasien tanpa memandang
status sosial
3 Petugas Apotek menggunakan bahasa
yang mudah dimengerti oleh pasien pada
saat berkomunikasi
54
5 PENAMPILAN SP P CP TP STP
1 Apotek terlihat bersih dan rapi
55
Lampiran 3. Surat Permohonan Izin Penelitian
56
Lampiran 4. Surat Izin Penelitian
57
Lampiran 5. Surat Selesai Penelitian
58
Lampiran 6. Dokumentai
59
60
Lampiran 7. Master Tabel
MASTER TABEL
61
Lampiran 8. Lembar Revisi
LEMBAR REVISI
SARAN PARAF
NO HARI/TANGGAL MATERI
PEMBIMBING PEMBIMBING
Selasa,
07 Desember 2021 Konsul
2. Acc judul
Judul
Perbaikan
Rabu Konsul Bab penulisan,
3. 15 Desember 2021 1-3 perbaikan lembar
kuisioner.
Perbaikan,
Kamis Konsul Bab 4-5 Penambahan
5 5 Agustus 2022 Diagram
62
Lampiran 10. Bukti bimbingan Skripsi
63