Anda di halaman 1dari 83

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam Anggaran Dasar Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI)

Bab I Pasal 3 dituliskan bahwa Organisasi Persatuan Tarbiyah Islamiyah

(Tarbiyah-PERTI) ini didirikan pada tanggal 15 Dzulkaidah 1346 H bertepatan

dengan tanggal 5 Mei 1928 M di Canduang Bukittinggi Sumatra Barat oleh

Ulama Besar Islam yang berfaham Ahlussunnah Wal Jama’ah dalam I’tiqat dan

Mazhab Imam Assyafi’i.1

Pada tahun 1930, perkembangan madrasah-madrasah Tarbiyah Islamiyah

(MTI) mulai tampak maju dan ramai, maka timbullah keinginan Maulana Syekh

Sulaiman Arrasuli (Inyiak Canduang) untuk menyatukan ulama-ulama kaum tua

di Minangkabau, terkhusus para pengelola madrasah yang tergabung dalam suatu

wadah organisasi Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI). Untuk itu,

beliau mengumpulkan kembali ulama-ulama kaum tua di Canduang Kabupaten

Agam Provinsi Sumatra Barat (berdekatan dengan Kota Bukittinggi) pada tanggal

20 Mei 1930 Masehi.2

Ranah Minang adalah wilayah yang sangat terkenal kuat hubungan antara

adat dengan agama Islam. Ranah Minang adalah salah satu daerah yang

mengalami proses Islamisasi sangat dalam juga. Namun agak sulit juga dipastikan

kapan Islam itu masuk ke Ranah Minang ini. Ada yang mengatakan abad ke-8,

1
Alaiddin Koto, R. et al, Hasil-hasil Munas-Muktamar Tarbiyah-PERTI, (Jakarta:
Tarbiyah-PERTI) h. 4
2
Deliar Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942, (Jakarta: LP3ES.) h. 241

1
2

ada yang mengatakan abad ke-12, bahkan ada yang mengatakan abad ke-7, karena

menurut sejarah sudah ditemukannya suatu kelompok masyarakat Arab di

Sumatera Barat pada tahun 674 Masehi.3

Buya Hamka mengatakan bahwa raja Islam pertama di Ranah Minang

adalah Raja Alam Arif sekitar tahun 1600 Masehi. Oleh karena pusat kerajaan ini

jauh dari daratan, dan perkiraannya bahwa dengan masuknya Raja Alam Arif,

berarti Islam telah menyebar di Ranah Minang sekitar tahun 1600 M tersebut. Dan

juga nama Alam itu sebenarnya berasal dari bahasa arab, nama Arif juga berasal

dari bahasa arab.4

Lebih kurang satu Tahun peneliti merantau ke Bengkulu Selatan ini ada

beberapa Tokoh Agama Bengkulu Selatan yang peneliti temukan berasal dari

Ranah Minang yang mana beliau-beliau pernah belajar di Pondok Pesantren

Madrasah Tarbiyah Islamiyah di Sumatra Barat, yaitu :

1. Buya Drs. H. Muslim adalah alumni MTI kapau dan beliau adalah Ketua

Umum Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Kabupaten

Bengkulu Selatan dan Ketua Yayasan Persatuan Tarbiyah Islamiyah di

SMA Pembangunan Bengkulu Selatan dan juga Wakil ketua MUI

Kabupaten Bengkulu Selatan.5

3
Taufik Abdullah, Sejarah dan Masyarakat, Lintas Historis Islam di Indonesia, (Jakarta:
Pustaka Firdaus, 1987), h. 111-112
4
Hamka, Ayahku Riwayat Hidup Dr. H. Abd Karim Amrullah dan Perjuangan Kaum
Agama (Jakarta: Widjaya, 1982), h. 5
5
PD Tarbiyah-PERTI Bengkulu, Surat Keputusan PD Tarbiyah-PERTI Bengkulu
(Bengkulu: 2018), h. 3
3

2. Buya Pitrul Aidi, SE adalah Alumni MTI di Solok yang juga mengajar

Tilawah serta mengisi kajian-kajian jugadi Bengkulu Selatan ini.6

3. Buya Budi Putra, SH adalah alumni MTI Pasir Agam Sumatra Barat.7

Bagi Peneliti ini suatu hal yang menarik untuk diteliti, sebab cukup

banyaknya populasi suku Minangkabau di Bengkulu Selatan. Namun menjadi

perhatian bagi Peneliti adalah apa-apa saja peran, kegiatan serta pengaruh orang

minangkabau yang pernah belajar di Tarbiyah Islamiyah terhadap islam di

Bengkulu Selatan ini, dan juga Kontribusi Persatuan Tarbiyah Islamiyah

(Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan itu sendiri terhadap Bengkulu

Selatan. Oleh karena itu Peneliti berupaya mengambil peran untuk meneliti

tentang Organisasi Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Bengkulu

Selatan dari tahun 2018-sekarang.

Kabar baiknya dalam beberapa hari setelah kedatangan Peneliti ke SMA

Pembangunan Bengkulu Selatan. Pihak Pengurus Cabang Persatuan Tarbiyah

Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan serta Yayasan

Persatuan Tarbiyah Islamiyah langsung merespon dengan baik. Pengurus Cabang

Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan

mengungkapkan juga bahwa mereka juga akan berupaya kedepannya untuk

mengembangkan lembaga pendidikan Tarbiyah-PERTI, salah satunya SMA

Pembangunan Bengkulu Selatan ini, namun juga tak lupa kedepannya juga akan

dikembangkan ke dalam bentuk lembaga yang lain seperti MI, Pesantren dan

sebagainya.

6
Ijazah Pondok Pesantren MTs Swasta TI Solok
7
Ijazah Pondok Pesantren MTI Pasir
4

Dan tak kalah menariknya ternyata Pendidikan Islam versi Pengurus

Cabang Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu

Selatan bukan berbentuk Pesantren ataupun Madrasah yang bernaung kepada

Kementrian Agama, namun ternyata lebih bergerak di Sekolah Umum yang

dinaungi oleh Kemendikbud, seperti halnya di SMA Pembangunan Bengkulu

Selatan ini yang dikelola oleh yayasan Persatuan Tarbiyah Islamiyah Bengkulu

Selatan, dan ini sebenarnya menjadi hal pengetahuan baru bagi Peneliti. Sebab

selama ini yang Peneliti temukan Lembaga Formal yang dikelola oleh Persatuan

Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) seperti di Kabupaten Agam, Sumatra Barat

berbentuk Madrasah dan Pesantren, sedangkan di Bengkulu cukup banyak juga

lembaga Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) yang berbentuk

Sekolah seperti TK, SD ataupun MI.

Maka dari itu Peneliti ingin sekali untuk menggali lebih mendalam lagi

tentang Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) di Bengkulu Selatan ini

khususnya dari tahun 2018-sekarang sesuai Periode Pengurus Cabang Persatuan

Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan yang

dikeluarkan SK nya oleh Pengurus Daerah Persatuan Tarbiyah Islamiyah

(Tarbiyah-PERTI) Provinsi Bengkulu.

B. Identifikasi Masalah

1. Kurangnya tampaknya kontribusi Pengurus Cabang Persatuan Tarbiyah

Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan itu sendiri.


5

2. Kehadiran Pengurus Cabang Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-

PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan yang kurang tampak pengaruhnya di

tengah-tengah masyarakat di Kabupaten Bengkulu Selatan.

C. Batasan Masalah

Meneliti tentang Peranan Pengurus Cabang Persatuan Tarbiyah Islamiyah

(Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan Periode 2018-sekarang

pada bidang Pendidikan dan Dakwah.

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Peranan Pengurus Cabang Persatuan Tarbiyah Islamiyah

(Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan Periode 2018-sekarang?

2. Apa saja kegiatan organisasi Peranan Pengurus Cabang Persatuan

Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan

Periode 2018-sekarang?

3. Apa saja pengaruh Pengurus Cabang Peranan Persatuan Tarbiyah

Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan Periode 2018-

sekarang dalam kehidupan masyarakat?

E. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui bagaimana Peranan Pengurus Cabang Persatuan Tarbiyah

Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan Periode 2018-

sekarang.

2. Mengetahui apa saja kegiatan organisasi PC Persatuan Tarbiyah Islamiyah

(Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan Periode 2018-sekarang.


6

3. Mengetahui apa saja pengaruh Kepengurusan PC Persatuan Tarbiyah

Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan Periode 2018-

sekarang dalam kehidupan masyarakat di Bengkulu Selatan.

F. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis, untuk memberikan pemahaman dan menambah wawasan

tentang Organisasi Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI).

2. Secara praktis, pihak-pihah yang memperoleh manfaat dari hasil penelitian

ini adalah STIT Al-quraniyah Manna Bengkulu Selatan dan Organisasi

Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) yang berbentuk hasil-

hasil dari dokumentasi, wawancara dan Observasi dilapangan.

G. Penelitian Relevan

Untuk dapat memecahkan persoalaan dan mencapai tujuan di atas, maka

perlu dilakukan tinjauan pustaka guna mendapatkan kerangka berfikir dan

mendapatkan hasil sebagaimana yang diharapkan oleh peneliti. Adapun penelitian

yang sejenis dan relevan dengan penelitian ini adalah:

1. Skripsi Sahirin NIM: 1516430072 Program Studi Sejarah Pearadaban

Islam Jurusan Adab Fakultas Ushuluddin Adab Dan dakwah Institut

Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu 2020 M/1441 H yang berjudul:

“Sejarah Dan Perkembangan Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI) Di

Kabupaten Seluma Tahun 1950-2019”. Persamaannya ialah sama-sama

meneliti tentang Organisasi Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-

PERTI). Perbedaannya, ialah tempatnya di Kabupaten Bengkulu Selatan

dan waktunya Tahun 2018-sekarang, pembahasannya yaitu meneliti


7

tentang Peranan Kepengurusan Pimpinan Cabang Persatuan Tarbiyah

Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Bengkulu Selatan Periode 2018-sekarang.8

2. Skripsi Indah Rumaeza NIM: 112400282 Jurusan Sejarah Kebudayaan

Islam Fakultas Ushuludin Dakwah dan Adab Intitut Agama Islam Negeri

Sultan Maulana Hasanuddin Banten 2016 yang berjudul: ”Perjuanagan

Maulana Syekh Sulaiman Ar-rasuli Dalam Mengembangkan PERTI Di

Minangkabau Tahun 1930-1970”. Persamaannya adalah sama-sama

membahas tentang PERTI namun perbedaannya adalah tempat dan

tahunnya.9

3. Skripsi Suhaimi NIM: 140501048 Program Studi Sejarah Dan Kebudayaan

Islam Fakultas Adab Dan Humaniora Universitas Islam Negeri Ar-raniry

Darussalam Banda Aceh 2019 yang berjudul, “Sejarah Perkembangan

Organisasi Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI) Di Kabupaten Aceh

Barat Daya Tahun 2003 – Sekarang”. Persamaannya adalah sama-sama

meneliti tentang PERTI sedangkan perbedaannya adalah tempat dan

tahunnya.10

4. Pada Cetakan 1, Oktober 2012 Prof. Dr. Alaiddin Koto, M.A. , menulis

buku yang berjudul “Persatuan Tarbiyah Islamiyah Sejarah, Paham

Keagamaan, dan Pemikiran Politik 1945-1970”, buku ini menjelaskan

profil organisasi Tarbiyah-PERTI, baik sejarah lahir dan pergerakannya,

maupun paham keagamaannya dan keikut sertaannya dalam dunia politik


8
Sahirin, Sejarah Dan Perkembangan Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI) Di
Kabupaten Seluma Tahun 1950-2019 (Bengkulu: IAIN Bengkulu, 2020)
9
Indah Rumaeza, Perjuangan M Syekh Sulaiman Ar-rasuli Dalam Mengembangkan
PERTI Di Minangkabau Tahun 1930-1970 (Banten: IAIN Banten, 2016)
10
Suhaimi, Sejarah Perkembangan Organisasi Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI)
Di Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2003 – Sekarang (Aceh: UIN Ar-raniry, 2019)
8

di indonesia. Perbedaannya adalah buku ini tidak menjelaskan tentang

perkembangan organisasi Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI)

di daerah-daerah lainnya seperti di Bengkulu Selatan ini.11

5. Pada Cetakan I, Januari 2006 Lili Romli menulis buku dengan judul

“Islam Yes Partai Islam Yes Sejarah Perkembangan Parta-partai Islam di

Indonesia”, yang menjelaskan tentang sejarah perkembangan partai-partai

Islam di Indonesia dan termasuk juga didalamnya organisasi Persatuan

Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI). Perbedaanya adalah tidak adanya

penjelasan tentang peranan Organisasi Persatuan Tarbiyah Islamiyah

(Tarbiyah-PERTI) di daerah-daerah.12

6. Edisi Ke-2 Jakarta 9 Februari 1982 Deliar Noer, menulis buku dengan

judul “Gerakan Moderen Islam di Indonesia 1900-1942”, di buku ini

menjelaskan hubungan antar golongan modern yaitu para pembawa paham

pemurnian Islam (kaum muda) dengan (kaum tuo) Ulama Persatuan

Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI). Perbedaannya adalah buku ini

tidak ada menjelaskan tentang Peranan Organisasi ataupun Kepengurusan

Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) di Kabupaten Bengkulu

Selatan.13

H. Sistematika Penulisan
11
Alaiddin Koto, Persatuan Tarbiyah Islamiyah Sejarah, Paham Keagamaan, Dan
Pemikiran Politik 194-1970, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012)
12
Lili Romli, Islam Yes Partai Islam Yes, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar , 2006)
13
Deliar Noer, Gerakan Moderen Islam di Indonesia 1900-1942, (Jakarta: LP3ES, 1982)
9

BAB I merupakan bab pendahuluan yang didalamnya terdiri dari: Latar

belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, penelitian relevan, hipotesis (jika perlu) dan

sistematika penulisan.

BAB II landasan teoritis yang relevan, terdiri dari: sejarah munculnya

organisasi Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI), paham keagamaan

Organisasi Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI), dan Sejarah

Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) masuk ke Bengkulu.

BAB III metode penelitian, terdiri dari: pendekatan dan jenis penelitian,

waktu dan tempat penelitian, populasi dan sampel atau subjek penelitian/objek

penelitian/sumber data, data dan instrumen, teknik pengumpulan data, dan teknik

analisis data.

BAB IV hasil penelitian dan pembahasan, terdiri dari Bagaimana Peranan

Kepengurusan Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Kabupaten

Bengkulu Selatan Periode 2018-sekarang, Apa kegiatan dan Pengaruhnya.

BAB V penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran

Daftar Pustaka.

BAB II
10

LANDASAN TEORI

A. Sejarah Munculnya Organisasi Persatuan Tarbiyah Islamiyah

(Tarbiyah-PERTI)

Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) merupakan sebuah

organisasi yang bergerak dalam tiga bidang yaitu bidang pendidikan, sosial dan

dakwah. Didirikan oleh Syeikh Sulaiman Arrasuli, Syekh Jamil Jaho, dan para

tokoh ulama Ahlusunnah Wal Jama’ah lainnya pada tanggal 15 Zulqaidah 1346

Hijriah, bertepatan dengan 5 Mei 1928 Masehi di Canduang, Sumatra Barat. Pada

tahun ini nama Organisasi ini adalah Persatuan Tarbiyah Islamiyah.14

Dan pada tahun 2016 tepat pada tanggal 23 Oktober telah ditetapkan di

Jakarta dalam MUNAS dan MUKTAMAR Persatuan Tarbiyah Islamiyah yang

disingkat menjadi PERTI sudah ditambah dengan kata Tarbiyah-PERTI yang

diputuskan oleh pimpinan sidang yang diketuai oleh Prof. Dr. Alaiddin Koto,

wakil ketua oleh Prof. Dr. H. Muchtar Latif, M.Pd., sekretaris oleh Drs.

Baharuddin H.T., M.Si. dan Anggota I,II dan III oleh Awerman S.Sn. M.Hum,

Ph.D., Salahuddin Alfata, S.E., Dr. H. Uk. Amiruddin Yusuf.15

Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) yang bercorak Pesantren lahir di

Sumatra barat. Tokoh sentralnya dikenal dengan nama Inyiak Canduang (Maulana

Syekh Sulaiman Arrasuli) yang pernah belajar di Mekkah selama tiga setengah

tahun dengan Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi. Setelah kembali di

Mekkah, Inyiak Canduang (Maulana Syekh Sulaiman Arrasuli) mendidik di Surau

14
Lili Romli, Islam Yes Partai Islam Yes, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar , 2006), h . 41
15
Alaiddin Koto, R. et al, Hasil-hasil Munas-Muktamar Tarbiyah-PERTI, (Jakarta:
Tarbiyah-PERTI) h. 9 10
11

Baru Canduang, pada tahun 1926 atas usulan Syekh Qadhi Ladang Lawas beserta

muridnya melakukan perubahan sistem halaqah mejadi klasikal. Syekh Jamil Jaho

mendirikan MTI Jaho, Syekh Abdul Wahid mendirikan MTI Tabek Gadang, dan

di tahun-tahun berikutnya, MTI-MTI di daerah lain pun mulai tumbuh juga.16

Menyadari semangatnya kaum muda, kaum tua pun tidak mau kalah,

mereka melakukan reaksi yang sama, yaitu sama-sama menerbitkan majalah. Sulu

Melaju di Padang (1013), al-Mizan di Maninjau (1918) yang diterbitkan oleh

Sjarikat al-Ihsan dan Suarti (Suara PERTI) tahun 1940, dalam Pendidikan kaum

tua mengaktifkan lembaga surau, membentuk Ittihadul sebagai tandingan untuk

PGAI.17

Dulu di Ranah Minang banyak terjadi praktik-praktik kesyirikan sebelum

Islam datang, sehingga lahirlah aliran-aliran baru yang berbeda-beda. Karena hal

itu timbullah kegelisahan beberapa tokoh ulama Ranah Minang untuk

membersihkan Islam dari unsur-unsur kesyirikan. Ulama-ulama itu adalah Haji

Miskin, Haji Sumanik, Dan Haji Piobang yang baru pulang dari Makkah pada

permulaan abad ke-19 yang beraliran Wahabi. Mereka segera melakukan gerakan

menentang tradisi atau adat istiadat yang bertentangan dengan ajaran Islam yang

sebenarnya. Namun, karena gerakan beliau bertiga dijalankan secara keras, dan

didukung oleh beberapa tokoh muda yang beraliran radikal juga, seperti Tuanku

Nan Renceh dari Kamang, sehingga usaha tersebut melahirkan “Perang Paderi’.18

16
Muhammad Qasim, Tradisi Madrasah Tarbiyah Islamiyah di Sumatra Barat (Sumbar:
at-Tarbiyah, 2013), h. 21-22
17
Ahmad Robihan, Persatuan Tarbiyah Islamiyah, (Wonosobo: UNSIQ, 2012), h. 2
18
Alaiddin Koto, Persatuan Tarbiyah Islamiyah Sejarah, Paham Keagamaan, Dan
Pemikiran Politik 194-1970, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), h. 16
12

Keempat Tokoh di atas adalah para penentang gerakan dan praktik tarekat,

yang mana telah berkembang di Ranah Minang. Tidak hanya tarekat, tetapi juga

terhadap semua amalan yang menurut mereka tidak ada sumbernya baik

datangnya dari Rasulullah SAW maupun yang terdapat dalam ajaran Islam, seperti

berdiri sewaktu membaca kisah Maulid Nabi, masalah ushalli, dan lain

sebagainya.19

Menurut mereka, praktik-parktik seperti itu membuat umat Islam beku,

mandek, dan kehilangan dinamikanya alias tidak maju-maju. Di samping itu,

mereka juga melihat perbuatan tersebut sebagai bid’ah yang menghantarkan kita

ke neraka jahannam yang perlu untuk di bumi hanguskan. Di Ranah Minang

banyak anggota masyarakat yang sudah merasa tenang dengan mempraktikkan

Tarekat Naqsabandiyah salah satunya, ataupun tarikat-tarikat lainnya yang diakui

oleh ulama-ulama Ahlussunnah wal jamaah.20

Nama besar Inyiak Canduang (Maulana Syekh Sulaiman Arrasuli) terkenal

sebagai ulama ahli fikih, beliau pernah menjadi Qadhi dalam mengurusi masalah

nikah, talak dan rujuk (NTR) sejak tahun 1917. Pada tahun 1947-1960, beliau

menjabat sebagai kepala pertama Mahkamah Syar’iyyah Provinsi Sumatera

Tengah di Bukittinggi.21

Pengelolaan MTI Canduang pada masanya dapat menampung santri dari

kelas 1 sampai kelas 9 dengan sistem kelas, karena perkembangan zaman kelas ini

19
Deliar Noer, Gerakan Moderen Islam di Indonesia 1900-1942, (Jakarta: LP3ES, 1982),
h. 38-47
20
Alaiddin Koto, Persatuan Tarbiyah..., h. 21
21
Muhammad Kosim, Syekh Sulaiman Al-Rasuli Tokoh Pendidikan Islam Bercorak
Kultural (Sumbar: Kemenag Sumbar, 2015), h. 23-24
13

menjadi kelas 1 sampai kelas 7 atas penyampaian dari H. Syaruddin ar-Rasuli,

sebenarnya tahun 1907 sudah berjalan di Surau Baru, Pada tahun 1953 kurikulum

berubah menjadi 70% pelajaran agama (kitab kuning) dan 30% pelajaran umum.,

dan tahun 1961 berdirilah yayasan Syekh Sulaiman ar-Rasuli.22

Pada hakikatnya kaum tua adalah kelompok kaum muslimin di Ranah

Minang yang dalam bidang aqidah berpahamkan Ahlussunnah WalJama’ah yang

disingkat dengan Aswaja yang di kembangkan oleh Abu Al-Hasan Al-Asy’ari dan

Abu Muslim Al-Maturidi yang dikenal aqidah asy’ariyah maturidiyyah atau

aqidah sifat 20, sedangkan dalam bidang ibadah merujuk kepada Mazhab Syafi’i.

Dan tasawuf kepada Imam Al-ghazali dan Junaid Al baghdadi. Sekalipun tidak

semua jamaah Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) yang

mengamalkan ajaran tarekat, namun secara prinsip mereka mengakui kebenaran

tarekat itu ada, yang tentunya di pandang mu’tabarah, dan oleh karena itu sangat

wajar mereka untuk mempertahankannya sampai akhir hayat mereka.23

Tercatat juga di Nusa Tenggara Barat tepatnya di kabupaten Lombok

Barat, Dr. Lemen Arjiman M.Pd. Tuan Guru/Kyai Persatuan Tarbiyah Islamiyah

aktif di pengajian umum, pengajian remaja, sebagai khatib dan imam, aktif juga

dalam kegiatan safari Ramadhan, Tuan Guru H. Ms. Uddin, MA, Tuan Guru H.

Azhar Rasidi, Tuan Guru H. Muh. Siddiq dan Tuan Guru H. Ramadhan. Program

22
Gazali, Madrasah Tarbiyah Islamiyah Benteng Sunni di Minangkabau (Indosesia: IAIN
bukittinggi, 2015) h. 2457-2458
23
Alaiddin Koto, Persatuan Tarbiyah..., h. 27
14

Tuan Guru PERTI di Kabupaten Lombok Barat dibuka mulai dari RA, TK, SDI,

MI, SMP Islam, MTs, SMK, MA dan Perguruan Tinggi.24

Secara jumlah MTI terlihat lebih unggul dari sekolah kaum muda, K.H

Sirajuddin Abbas menyampaikan bahwa pada tahun 1954 Masehi jumlah

Madrasah PERTI yaitu 360 buah di berbagai wilayah, termasuk Aceh, Tapanuli,

Bengkulu dan Palembang juga.25

Polemik antara kaum tua dengan kaum muda menarik perhatian para

peneliti, yaitu: H. Abadul Malik Karim Amrullah ”Sejarah Minangkabau dan

Agama Islam (1929)” dan lainnya. 26 Disamping itu ada beberapa alasan lain bagi

Jama’ah Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) untuk melakukan aksi

mempertahankan itu. Alasan-alasannya itu adalah Islam yang masuk ke Indonesia

ini adalah Islam menurut Mazhab Syafi’i dalam iktikad Ahlussunnah wal jamaah

dan telah berurat berakar di seluruh umat Islam di Indonesia. Mazhab Syafi’i

adalah benar dan diakui kebenarannya oleh dunia Islam. Berpindah dari Mazhab

Syafi’i yang telah benar kepada mazhab lain, akan berakibat perpecahan di tengah

masyarakat, apalagi orang awam. Tetap dalam Mazhab Syafi’i berarti memelihara

dan mempertahankan keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa serta keutuhan

Ukhuwah Islamiyah yang sudah berakar sejak dahulu di Indonesia ini apalagi di

Ranah Minang.27
24
Budi Mansur, Peranan Tuan Guru Persatuan Tarbiyah Islamiyah Nusa Tenggara
Barat dalam menaggulangi Kenakalan Remaja di Kabupaten Lombok Barat (Gersik: STAI al-
Amin), h. 19
25
Saeful Bahri, Intelektualitas Sebagai Akar Persatuan Muslim (Jakarta: Tawazun, 2019),
h. 255
26
Afrianda Putra, Transliterasi dan Analisis Teks Naskah “Sejarah Berdirinya Tarbiyah
Islamiyah Karya Abdul Manaf,(Wacana Etnik, 2011)”h. 192
27
Ketarbiyahan, Materi Munas III, Persatuan Tarbiyah Islamiyah, tanggal 5-9 mei 1984
di Jakarta
15

Alasan kaum tua mengembangkan mazhab Syafi’i dan Ahlussunnah wal

jamaah adalah untuk membendung arus modernisasi yang menganjurkan umat

Islam untuk berijtihad langsung untuk mengambil hukum langsung dari Al-

Qur’an dan Hadis tanpa mempergunakan pendapat-pendapat ulama yang ahli

dibidangnya. Walaupun ummat Islam dari dulu sudah berfaham Sunni alias

Ahlussunnah Wal jamaah (Aswaja), tetapi dalam waktu dekat ini banyak karangan

buku yang berbahasa Indonesia yang menentang ajaran Ahlussunnah Wal jamaah

(Aswaja), sehingga memuji-muji Syiah dan Mu’tazilah, dan bahkan ada yang

taqlid buta kepada Ibnu Taimiyah yang berkata bahwa Allah itu duduk diatas

‘Arasy.28

Gerakan ini berbahaya, karena tidak ada ulama sekarang yang memenuhi

syarat untuk berijtihad langsung ke Alquran dan Hadis tanpa melalui ilmu Ushul

Fiqih alias perlu sanad yang bersambung sampai ke Rasulullah SAW untuk

memahami masalah hukum Islam itu, bukan seenaknya saja. Artinya, kalau cara

seperti ini dibiarkan maka orang akan leluasa melakukan ijtihad, padahal mereka

bukanlah ahlinya. Akibatnya, agama Islam akan rusak dan kacau.29

Imam Syafi’i hanya melarang taqlid terutama bagi mereka yang

berkemampuan melakukan upaya-upaya ijtihad. Sedang bagi yang tergolong

awam untuk berijtihad, taqlid adalah hal yang wajar, dan bahkan perlu.

Sebagaimana yang terkandung dalam Surat Al-Nahl Ayat 4 :

‫َو َم ٓا َاْر َس ْلَنا ِم ْن َقْبِلَك ِااَّل ِر َج ااًل ُّنْو ِح ْٓي ِاَلْيِهْم َفْس َٔـُلْٓو ا َاْهَل الِّذْك ِر ِاْن ُكْنُتْم اَل َتْع َلُم ْو َۙن‬

28
Siradjuddin Abbas, I’tiqad Ahlussunnah Wal Jamaah, (Jakarta: Radar Jaya Offset) h.xii
29
Rusli A Wahid, Kepertian, DPP PERTI, Jakarta: 1985, hlm 4-5
16

Tafsir Lengkap Kemenag

43. Allah menyatakan bahwa Dia tidak mengutus seorang rasul pun sebelum Nabi

Muhammad kecuali manusia yang diberi-Nya wahyu. Ayat ini menggambarkan

bahwa rasul-rasul yang diutus itu hanyalah laki-laki dari keturunan Adam a.s.

sampai Nabi Muhammad saw yang bertugas membimbing umatnya agar mereka

beragama tauhid dan mengikuti bimbingan wahyu. Oleh karena itu, yang pantas

diutus untuk melakukan tugas itu adalah rasul-rasul dari jenis mereka dan

berbahasa mereka. Pada waktu Nabi Muhammad saw diutus, orang-orang Arab

menyangkal bahwa Allah tidak mungkin mengutus utusan yang berjenis manusia

seperti mereka. Mereka menginginkan agar yang diutus itu haruslah seorang

malaikat, seperti firman Allah swt:

Dan mereka berkata, ”Mengapa Rasul (Muhammad) ini memakan

makanan dan berjalan di pasar-pasar? Mengapa malaikat tidak diturunkan

kepadanya (agar malaikat) itu memberikan peringatan bersama dia.” (al-

Furqan/25: 7);Dan firman-Nya:

Pantaskah manusia menjadi heran bahwa Kami memberi wahyu kepada

seorang laki-laki di antara mereka, ”Berilah peringatan kepada manusia dan

gembirakanlah orang-orang beriman bahwa mereka mempunyai kedudukan yang

tinggi di sisi Tuhan.” Orang-orang kafir berkata, ”Orang ini (Muhammad)

benar-benar penyihir.” (Yunus/10: 2);Mengenai penolakan orang-orang Arab

terhadap kerasulan Muhammad karena ia seorang manusia biasa, dapat dibaca

dari sebuah riwayat yang disandarkan kepada Ibnu ‘Abbas bahwa setelah

Muhammad saw diangkat menjadi utusan, orang Arab yang mengingkari


17

kenabiannya berkata, “Allah lebih Agung bila rasul-Nya itu bukan manusia.”

Kemudian turun ayat-ayat Surah Yunus di atas.

Dalam ayat ini, Allah swt meminta orang-orang musyrik agar bertanya

kepada orang-orang Ahli Kitab, baik Yahudi maupun Nasrani, apakah di dalam

kitab-kitab mereka terdapat keterangan bahwa Allah pernah mengutus malaikat

kepada mereka. Kalau memang disebutkan di dalam kitab mereka bahwa Allah

pernah menurunkan malaikat sebagai utusan Allah, mereka boleh mengingkari

kerasulan Muhammad. Akan tetapi, apabila disebutkan di dalam kitab mereka

bahwa Allah hanya mengirim utusan kepada mereka seorang manusia yang

sejenis dengan mereka, maka sikap mereka meng-ingkari kerasulan Muhammad

saw itu tidak benar.30

Maka bertanyalah kepada ahlinya, namun taqlid buta, dengan

mengabaikan tingkat teori-teori yang diperlukan, inilah hal yang sangat di cela

oleh Imam Syafi’i. Sikap ini, antara lain, dianggapnya sebagai malas belajar.

Untuk itu, Imam Syafi’i mengajak jamaah Persatuan Tarbiyah Islamiyah

(Tarbiyah-PERTI) untuk berusaha keluar dari taqlid buta, berusaha menempatkan

diri menjadi orang yang pintar dalam melakukan analisis ilmiah dalam memahami

Islam, lebih-lebih masalah Aqidah. Maka pentingnya kita belajar terus tentang

Islam ini sampai akhir hayat.31

30
Muchlis M. Hanafi, Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Badan Litbang dan Diklat
Kementerian Agama RI Profil Qur’an Kemenag in Microsoft Word (Jakarta: Lajnah Pentashihan
Mushaf Al-Qur’an, 2019).
31
Alaiddin Koto, Persatuan Tarbiyah..., h. 64-65.
18

Pada bulan April 1916 Masehi kaum muda membentuk organisasi

“perkumpulan guru agama Hindia Belanda” sehingga menimbulkan reaksi yang

sama di kalangan kaum tua. Untuk menyaingi kaum muda Pada bulan Juni 1921

Masehi kaum tua mendirikan organisasi juga dengan nama “ittihad ulama Ranah

Minang” organisasi ini didirikan atas ide Syekh Abbas Padang Lawas, Maulana

Syekh Sulaiman Arrasuli (Inyiak Canduang), dan ulama lainnya.32

Pada tahun 1926 Masehi Maulana Syekh Sulaiman Arrasuli (Inyiak

Canduang) mengubah sistem pendidikan halaqah di Pesantren Canduang menjadi

madrasah seperti yang dilakukan oleh kaum muda. Nama madrasah yang didirikan

oleh Maulana Syekh Sulaiman Arrasuli (Inyiak Canduang) pada awalnya di

usulkan bernama Tarbiyatul al-tullab, tetapi karena menggunakan nama agak

mirip dengan Sumatra Thawallib, akhirnya diganti namanya menjadi “Tarbiyah

Islamiyah”. Selanjutnya, sejak tahun 1926 Masehi Maulana Syekh Sulaiman

Arrasuli (Inyiak Canduang) telah mengambil langkah penting untuk memperbarui

sistem pendidikan di Surau Baru, Canduang yang didirikan tahun 1327 Hijriah

(1908 Masehi). Cara berhalaqah di surau diubahnya menjadi kelas berbentuk

madrasah, yaitu memakai kursi, meja, papan tulis alias belajar didalam kelas. Di

samping itu, Maulana Syekh Sulaiman Arrasuli (Inyiak Canduang) juga

melengkapi madrasah dengan berbagai sarana pendidikan modern, seperti meja,

kursi, papan tulis, dan sebagainya. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, langkah

Maulana Syekh Sulaiman Arrasuli (Inyiak Canduang) ini pun diikuti pula oleh

kawan-kawannya sesama kaum tua yang memiliki surau tempat pendidikan,

32
Hamka, Muhammadiyah Di Minangkabau, (Jakarta: Yayasan Nurul Islam 1974), h 31-
32.
19

seperti Syekh A.Wahid Tabek Gadang di Payakumbuh, Syekh Muhammad Jamil

Jaho di Padang Panjang, Syekh Arifin di Batu Hampar, dan lain-lain, sehingga

Ranah Minang menjadi ramai dengan tumbuhnya Madrasah Tarbiyah Islamiyah.33

Melihat pertumbuhan dan perkembangan madrasah-madrasah Tarbiyah

Islamiyah di Ranah Minang sekitar tahun 1926, seperti tersebut di atas, timbullah

hasrat Maulana Syekh Sulaiman Arrasuli (Inyiak Canduang) untuk menyatukan

ulama-ulama kaum tua, terutama para pengelola madrasah, dalam suatu wadah

organisasi. Untuk itu, Maulana Syekh Sulaiman Arrasuli (Inyiak Canduang)

memprakarsai sebuah pertemuan besar di Canduang pada tanggal 5 Mei 1928. Di

samping untuk membentuk sebuah organisasi, pertemuan itu juga bertujuan untuk

merumuskan kesatuan pola dari madrasah-madrasah yang ada, baik dari segi nama

maupun sistem pengajarannya dan kurikulumnya juga. Pertemuan inilah yang

melahirkan organisasi Persatuan Madrasah Tarbiyah Islamiyah, sebagai organisasi

yang bertanggung jawab untuk membina, memperjuangkan, dan mengembangkan

madrasah-madrasah Tarbiyah Islamiyah yang ada. Walaupun tidak pernah di

resmikan secara formal, organisasi ini ternyata tidak hanya mengilhami lahirnya

banyak Madrasah Tarbiyah Islamiyah lainnya, tetapi juga telah membuat semakin

mekarnya gerakan kaum tua di Ranah Minang. Murid madrasah bertambah ramai

dan jama’ah pengajian semakin ramai juga. Melihat realita seperti itu, timbullah

keinginan berikutnya dikalangan kaum tua untuk menjadikan Persatuan Tarbiyah

Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) ini juga menampung dan mempersatukan segenap

ulama tradisional serta bergerak dalam bidang sosial dan dakwah. Keinginan ini

33
Alaiddin Koto, Persatuan Tarbiyah...,h. 30-31.
20

diwujudkan dengan melahirkan organisasi baru yang bernama Persatuan Tarbiyah

Islamiyah dalam sebuah rapat di Canduang pada tanggal 20 Mei 1930 Masehi dan

disingkat dengan PTI. Dan pada rapat selanjutnya 11-16 Februari 1935 Masehi di

Bukittinggi, K.H Sirajuddin Abbas terpilih menjadi ketua PTI, dalam masa

kepengurusan ini berhasil diterbitkan majalah Soerati dan disusunnya anggaran

dasar dan anggaran rumah tangga Persatuan Tarbiyah Islamiyah. Jika sebelumnya

organisasi ini disingkat dengan PTI, maka dalam anggaran dasar yang baru

singkatan PTI diubah dan diganti dengan singkatan PERTI. 34dan pada Anggaran

dasar yang lebih baru lagi pada tanggal 21-22 oktober 2016 Masehi di Hotel

Menara Peninsula Jakarta bahwa nama sebelumnya sudah disatukan menjadi

Tarbiyah-PERTI.35

Pada tanggal 5 November 1945 Masehi Wakil Presiden Republik

Indonesia Muhammad Hatta, mengeluarkan maklumat tentang pemberian

kesempatan bagi seluruh bangsa Indonesia untuk mendirikan partai-partai politik.

Maklumat ini segera disambut oleh Tarbiyah-PERTI dengan mengadakan rapat

pleno pengurus besarnya pada tanggal 22 November 1945 Masehi. Dalam rapat

pleno tersebut pengurus besar menyepakati untuk meningkatkan perjuangan

Tarbiyah-PERTI dari hanya sebatas organisasi sosial keagamaan menjadi sebuah

partai politik Islam PERTI atau disingkat dengan sebutan (P.I.PERTI). Keputusan

itu dikukuhkan kembali oleh muktamar IV yang di adakan di Bukittinggi tanggal

24-26 Desember 1945 Masehi. Muktamar tersebut juga mangadakan sedikit

perubahan struktur kepemimpinan, yaitu diangkatnya K.H. Sirajuddin Abbas yang


34
Alaiddin Koto, Persatuan Tarbiyah..., h.31-36
35
Alaiddin Koto, R. et al, Hasil-hasil Munas-Muktamar Tarbiyah-PERTI, (Jakarta:
Tarbiyah-PERTI)
21

semula sebagai ketua pengurus besar menjadi ketua dewan partai tertinggi (DPT)

dan Rusli A. Wahid menggantikan Sirajuddin sebagai ketua dewan pimpinan

pusat (DPP), sedangkan Maulana Syekh Sulaiman Arrasuli (Inyiak Canduang)

duduk sebagai ketua majelis penasihat pusat (MPP). Munculnya Tarbiyah-PERTI

sebagai partai politik, disebabkan para tokoh petinggi Tarbiyah-PERTI saat itu

merasa semakin kukuh mempertahankan keagamaannya dari semua serangan

kaum modernis. Secara moral, keinginan seperti itu memang dapat diwujudkan.

Dekatnya mereka dengan penguasa pemerintahan, tidak saja membawa dampak

rasa aman menjalankan keyakinan dan paham kegamaannya, tetapi juga mampu

mengangkat pamor di gelanggang perebutan pengaruh dikalangan umat beragama.

Namun, tidak demikian halnya terhadap gerak langkah mereka melaksanakan cita-

cita utama dilahirkannya Persatuan Tarbiyah Islamiyah. Kiprahnya di panggung

politik, membuat mereka berhadap-hadapan dengan masalah lain yang langsung

atau tidak langsung menjadikan mereka “jauh” dari khittah semula.36

Melihat kenyataan-kenyataan seperti itu timbullah kekhawatiran yang

mendalam, terutama dikalangan para pendiri yang masih hidup pada waktu itu.

Atas nama para pendiri, Maulana Syekh Sulaiman Arrasuli (Inyiak Canduang)

menyatakan bahwa tindakan mengubah hasil muktamar tersebut adalah

inkonstitusional. Oleh karenannya, ia mengirim surat kepada Rusli A. Wahid dan

Rusli Halil yang isinya meminta agar mereka kembali ke hasil muktamar.

Kemudian, sebagai tindak lanjut dari suratnya itu, pada tanggal 1 Maret 1969

Masehi, Maulana Syekh Sulaiman Arrasuli (Inyiak Canduang) mengelurakan

36
Deliar Noer, Partai Islam Di Pentas Nasional..., h. 250-25
22

dekrit yang menghimbau agar Tarbiyah-PERTI menanggalkan statusnya sebagai

partai politik dan kembali ke khittah semula, sebagai organisasi sosial dan

keagamaan. Maulana Syekh Sulaiman Arrasuli (Inyiak Canduang) melihat kiprah

Tarbiyah-PERTI di dunia politik lebih banyak melahirkan konflik sehingga tugas

utamanya meninggikan syiar agama dan membina pendidikan menjadi

terbengkalai. Dekrit sesepuhnya ini hanya diterima oleh sebagian saja yang

dipimpin oleh putranya K.H. Bahruddin Ar-Rasuli, dan kemudian dalam

menyalurkan aspirasi politiknya bergabung dengan Golkar. Mereka juga

Mengukuhkan Dekrit Maulana Syekh Sulaiman Arrasuli (Inyiak Canduang)

dengan menjadikan Persatuan Tarbiyah Islamiyah sebagai organisasi nonpolitik,

dan sebutan nama organisasi adalah “tarbiyah,” bukan PERTI. Adapun sebagian

lainnya pada waktu itu tetap sebagai parpol dan tetap memakai nama P.I. PERTI. 37

Pada tanggal 5 Januari 1973 Masehi P.I. PERTI difusi ke PPP bersama

partai Islam lainnya seperti: Partai Nahdlatul Ulama (NU), Partai Syarikat Islam

Indonesia (PSII), dan Partai muslimin Indonesia (PARMUSI). Hal ini bertujuan

untuk penyederhanaan sistem kepartaian di Indonesia dalam menghadapi

Pemilihan Umum pertama pada masa Orde Baru tahun 1973. Pada tahun 1988 P.I.

PERTI tidak sejalan lagi dengan kebijaksanaan pimpinan PPP dan menanggalkan

“baju politik “ nya kembali lagi ke status organisasi sosial keagamaan Persatuan

Tarbiyah Islamiyah dengan sebutan nama organisasi PERTI.38

37
IAIN Syarif Hidayatullah, Ensiklopedi Islam Indonesia Jilid 3 o-z, (Jakarta: Djambatan
2002), h. 899
38
Alaiddin Koto, Persatuan Tarbiyah..., h. 53-56.
23

Hadis riwayat Abu Dawud mengatakan bahwa “ siapa yang hidup di

antara kalian sesudahku niscaya akan melihat perselisihan yang banyak. Maka

hendaklah kalian berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah

khulafaurrasyidin, dan genggamlah dengan erat. Hadis riwayat At-Tirmizi juga

berkata “bahwasanya Bani Israil telah terpecah atas 72 golongan. Dan umatku

akan terpecah atas 73 golongan. Semuanya masuk neraka, kecuali satu. Para

sahabat bertanya, siapakah yang satu itu ya Rasulullah SAW?” Nabi Menjawab:

“orang yang berpegang dengan sunnahku dan sunnah sahabat-sahabatku. Hadis

riwayat Al-Thabrani juga berkata bahwa “demi tuhan yang jiwa Muhammad

SAW berada di tangan-Nya, sungguh umatku akan terpecah 73 firqah. Yang satu

masuk surga, dan yang lainnya masuk neraka. Sahabat bertanya, “siapakah firqah

(yang tidak masuk neraka) itu ya Rasulullah SAW?” Nabi menjawab,

“ahlussunnah wal jamaah. Dari beberapa hadis di atas, oleh ulama-ulama

Tarbiyah-PERTI, ditarik kesimpulan bahwa Nabi Muhammad SAW, meramalkan

akan terjadi perbedaan pendapat dikalangan umat sepeninggalannya, yang

jumlahnya mencapai 73 golongan (paham yang berkaitan dengan iktikad). Hanya

satu dari 73 golongan tersebut yang benar dan masuk surga. Sementara 73 yang

lainnya adalah sesat, masuk neraka. Golongan yang satu itu adalah kaum

Ahlussunnah wal jamaah, yaitu kaum yang selalu berpegang kepada Sunnah Nabi

SAW dan Khulafaurrasyidin. Selanjutnya, dengan mengutip kitab Buqhyat al-

Mustarsyidin, karangan Syeikh Sayyid “Abdurrahman Ba’alwi, para ulama

Tarbiyah-PERTI memerinci 73 golongan tersebut ke dalam tujuh kelompok besar.

Kaum Syi’ah, kaum yang sangat berlebihan memuja Ali bin Abi Thalib. Mereka
24

tidak mengakui khalifah-khalifah Abu Bakar, Umar, dan Usman sebagai

pemimpin. Kaum ini terpecah menjadi 22 aliran. Kaum Khawarij, kaum yang

berlebihan membenci Ali bin Abi Thalib, bahkan ada yang mengkafirkannya.

Kaum ini berfatwa bahwa orang-orang yang berbuat dosa besar menjadi kafir.

Kaum ini terpecah menjadi 20 aliran. Kaum Mu’tazilah, kaum yanng berpaham

bahwa Tuhan tidak mempunyai sifat, manusia membuat pekerjaannya sendiri,

Tuhan tidak bisa dilihat dengan mata dalam syurga, orang yang mengerjakan dosa

besar diletakkan di antara dua tempat, mi’raj Nabi SAW hanya dengan roh, dan

lain sebagainya. Kaum ini terpecah menjadi 20 aliran. Kaum Murji’ah, kaum yang

menfatwakan bahwa pembuat maksiat tidak memberi mudharat kalau sudah

beriman, sebagaimana halnya pembuat kebajikan tidak akan memberi manfaat

kalau ia kafir. Kaum ini terpecah menjadi 5 aliran. Najariyah, kaum yang

menfatwakan bahwa perbuatan manusia adalah makhluk, yakni dijadikan Tuhan.

Tetapi juga berpendapat bahwa sifat Tuhan tidak ada. Kaum ini terpecah menjadi

3 aliran. Kaum Jabariyah, kaum yang menfatwakan bahwa manusia itu majbur,

tidak berdaya apa-apa. Kaum ini hanya 1 aliran. Kaum Musyabbihah, kaum yang

menfatwakan bahwa ada keserupan Tuhan dengan manusia. Umpamanya

bertangan, berkaki, duduk di kursi, dan lain sebagainya. Kaum ini hanya 1 aliran.

Kemudian secara rekapitulatif jumlah aliran pada kaum diatas, semuanya 72

aliran, dan bila di tambah Ahlussunnah wal-jama’ah akan menjadi 73 aliran. Hal

ini dianggap menarik, karena ternyata pihak-pihak lain di luar Ahlussunnah wal-

jama’ah pun mengklaim bahwa iktikad merekalah yang benar, lain dari mereka
25

adalah salah. Ini juga dianggap perlu sebagai usaha studi komparatif bagi pengkaji

ajaran keislaman secara mendalam.39

PERTI berideologis pada tujuh pilar gerakan, yaitu: Ketuhanan

(rabbaniyyah), kesetiaan pada Islam (sabat), menyeluruh (syumul), keseimbangan

(tawazun), kepastian (ijabiyyah), pragmatisme (waqiyyah), keesaan (tauhid),

ketujuh hal ini adalah ideologi Islam yang menjadi roh perjuangan PERTI. 40 Pada

Munas ke IV Tarbiyah tahun 1999 Masehi di Cisarua Bogor, PERTI mengambil

keputusan untuk tidak berafiliasi lagi dengan Partai Politik apapun. 41 Ketika

Surau-surau berganti dengan Sistem Madrasah, selain MTI Candung, MTI Jaho

dan MTI Tabek Gadang juga dikenal ahli dalam ilmu Alat-nya, MTI Bayur dan

MTI Lampasi dengan Tasawuf-nya, dan masih bnyak yang lainnya.42

Hj. Syamsiyah di bantu oleh kakak kandungnya K.H Sirajuddin Abbas

untuk mendirikan MTI Putri dikampungnya di Bangkaweh, dan mendirikan

Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Abdi Pendidikan Bangkaweh

dan STKIP Ahlussunnah Tarok. Ia juga aktif menjadi PB PERTI sejak tahun 1950

Masehi, dan pernah menjadi anggota Konstituante, juga pernah menjadi Penasehat

Gubernur Sumatra Barat selama tiga tahun dan menjadi anggota DPRD Sumatra

Barat selama 5 tahun.43

39
Alaiddin Koto, Persatuan Tarbiyah..., h. 103
40
Mestika Zed, dkk., Biografi Inyiak Canduang: Perjalanan Hidup dan Perjuangan
Syekh Sulaiman Arrasuli (Depok: Murai Kencana, 2021) h. 143
41
Abd Ghofur, “Kebangkitan Islam di Indonesia”, Jurnal Ilmiah Fakultas Uhuluddin Uin
Sultan Syarif Kasim Riau Vol. 4, No. 2, Juli-Desember 2012
42
Apria Putra, Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal abad XX (Padang, 2011)h. 9
43
Etri Wahyuni, “HJ. Syamsiyah Abbas Tokoh Agama dan Pendidikan Perempuan
Minangkabau”, Jurnal Ilmiah Kajian Gender Vol. V No. 2 yahun 2015, h. 166
26

B. Paham Keagamaan Organisasi Persatuan Tarbiyah Islamiyah

(Tarbiyah-PERTI)

Dalam anggaran dasar (AD) pasal 2 tentang azas, organisasi PERTI

berazaskan Islam, dalam aqidah menurut faham Ahlussunnah Waljama’ah

(Aswaja), dalam Syari’at serta ibadah mengikuti mazhab Imam Syafi’i. 44 K.H.

Sirajuddin Abbas dalam bukunya I’tikad Aswaja mengatakan bahwa, Aswaja

terdiri atas dua kata: Ahlussunnah dan Jama’ah. Yang disebut pertama berarti

pengikut Nabi, sementara yang kedua berarti pengikut Iktikad sebagai Iktikad

sahabat Nabi. Kaum Aswaja adalah kaum yang menganut iktikad sebagaimana

yang di anut oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Iktikad itu

terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadis Nabi SAW, belum dirumuskan secara

teratur. Iktikad tersebut kemudian, di kumpul dan dirumuskan oleh dua orang

ulama besar Ushuluddin: Abu Hasan Al-Asy’ari dan Abu Mansur Al-Maturiddi.

Karena disusun oleh dua orang ini, maka ajarannya sering pula disebut Asy’ariyah

dan Maturiddiyah. Tetapi dalam perkembangan dan penulisan sejarah berikutnya

sering disebut sunni saja, sebagai singkatan dari Ahlussunnah Waljamaah atau

Aswaja.45

Tradisi kitab kuning di Madrasah Tarbiyah-PERTI seperti ilmu alat

(nahwu, syaraf, balaghah, mantiq dan ‘arud), tauhid, fiqh, dan ushul fiqh,

tasawuf, akhlak, sejarah islam (tarikh), tafsir dan ilmu tafsir, serta hadits dan ilmu

hadits. Kitab ilmu syaraf pertama yang dipelajari adalah Matnu al-Bina’ wa al-

44
Hasil-Hasil Muktamar XV Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Persatuan Tarbiyah Islamiyah
(PERTI) Pada Tanggal 1 Juni 2011
45
Sirajuddin Abbas, Iktikad Ahlsunnah Wa Al-Jama’ah, (Jakarta:Pustaka Tarbiyah,
1991), h. 16-25
27

Asas yang ditulis oleh Imam Mulla Abdal-Allah al-Danqazi. Dilengkapi juga

dengan Matnu al-Tasrif li al-‘Izzi karya Ibrahim Abd al-Wahhab bin ‘Imad al-Din

al-Ma’ruf bin al-Zanjani (wafat 665 Hijriah). Syarah al-Kailani ditulis oleh Hasan

bi Hisyam al-Kailani, al-Amtsilah al-Tasrifiyyah diltulis oleh Muhammad

Ma’shum bin ‘Ali pada abad ke-19 Masehi, dan masih banyak kitab lainnya yang

setiap kelasnya ada tingkatannya.46

Hanya perlu di catat, sekalipun mengatakan bahwa yang dimaksud dengan

kaum sunni itu adalah kaum Asy’ariyah dan Maturidiyah, ternyata orang-orang

Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) lebih menfokuskan ikutannya

terhadap asy’ariyah. Hampir disetiap pembicaraan yang menyangkut teologi,

orang-orang Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) hanya merujuk

Asya’ariyah. Tetapi bila kita ikuti kedua ajaran ini (Asy’ariyah dan Maturidiyah)

lebih jauh, ternyata antara keduanya untuk beberapa hal tidaklah selalu sama.

Memang, kehadiran Maturidiyah mempunyai motif yang sama dengan

Asy’ariyah, yaitu menentang ajaran-ajaran Mu’tazilah. Tetapi dalam

mengemukakan pendapat-pendapatnya terdapat perbedaan-perbedaan tertentu

antara keduanya. Contohnya Mengenai “perbuatan” manusia, Asy’ariyah

berpendapat bahwa segala yang di kerjakan manusia sebenarnya, bukanlah

perbuatan-perbuatan manusia itu sendiri, melainkan perbuatan Tuhan. Sedangkan

golongan Maturidiyah berpendapat bahwa adanya kerja sama antara Tuhan dan

Manusia dalam mewujudkan perbuatan manusia itu sendiri. Tuhan menciptakan

daya dalam diri manusia, dan manusia memakai daya itu untuk melakukan

46
Erman, Tradisi Keilmuan Madrasah PERTI (Padang: UIN IB Padang, 2019), h. 39-40
28

perbuatannya. Kedua pendapat ini muncul sebagai bantahan terhadap pendapat

Mu’tazilah yang mengatakan bahwa perbuatan manusia diciptakan oleh manusia

itu sendiri. Atas kehendak dan kemauannya pula ia ta’at dan durhaka kepada

Tuhan. Tuhan tidak menciptakan perbuatan manusia, tetapi manusia itu sendirilah

yang mewujudkan perbuatannya. Pendapat golongan Maturidiyah memberi kesan

bahwa mereka berusaha untuk mengompromikan antara paham Mu’tazilah dan

golongan Asy’ariyah. Akan tetapi ketika mereka bicara tentang hubungan antara

daya yang terdapat dalam diri manusia dengan perbuatannya sendiri, terkesan

bahwa mereka lebih dekat kepada kaum Asy’ariyah. Sebab, mereka (Maturidiyah)

berkata bahwa daya itu diciptakan tuhan bersamaan dengan perbuatan itu sendiri.

Hal ini tentu dapat juga di artikan bahwa perbuatan manusia tersebut adalah juga

ciptaan Tuhan.47

Hal lain yang agaknya membuat orang-orang Persatuan Tarbiyah

Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) dekat kepada Asy’ariyah, adalah berkaitan dengan

faktor perbedaan pendapat yang terjadi di dalam tubuh golongan Al-Maturidiyah

sendiri. Kelompok ini terbagi kepada dua golongan, yaitu golongan samarkand

(pengikut-pengikut almaturidi yang pahamnya lebih dekat kepada Mu’tazilah) dan

golongan Bukhara (pengikut-pengikut Al-Bazdawi yang pahamnya lebih dekat

kepada Asy’ariyah). Artinya, perbedaan paham yang terdapat dalam golongan ini

membawa warna dualisme yang beberapa hal terlihat tajam. Dalam hal perbuatan

manusia seperti disebut di atas, misalnya, golongan Samarkand berpendapat

bahwa adanya kerja sama antara Tuhan dengan manusia dalam mewujudkan

47
Harun Nasution, Filsafat Mistisme Dalam Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1987) h.
68.26
29

perbuatan manusia itu sendiri. Tuhan menciptakan daya, dan manusia memakai

daya tersebut untuk mewujudkan perbuatannya. Artinya, manusia berdiri sendiri

dalam mewujudkan perbuatannya. Sedangkan golongan bukhara berpendapat

bahwa dalam perbuatan manusia tersebut terdapat dua perbuatan: perbuatan

Tuhan dalam penciptaan perbuatan manusia dan bukan penciptaan daya, dan

perbuatan manusia melakukan perbuatan yang di ciptakan Tuhan. Karena

rumitnya memahami beberapa pandangan kelompok Maturidiyah, orang-orang

Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) cenderung lebih mengutamakan

paham Asy’ariyah sebagai pegangan kesunniannya. Memang, seperti diketahui,

kalangan Asy’ariyah juga terdapat sedikit perbedaan pendapat, antara Asy’ari

dengan Al-Baqillani dan Al-Juwaini, terutama tentang perbuatan manusia. Bila

yang disebut pertama berpendapat bahwa manusia tidak mempunyai kebebasan

dalam berkehendak dan perbuatanya, maka dua tokoh yang disebut terakhir

berpendapat bahwa manusia masih mempunyai kebebasan dalam berkehendak

dan perbuatannya itu.48

Alasan lain yang mungkin dijadikan Persatuan Tarbiyah Islamiyah

(Tarbiyah-PERTI) untuk lebih memilih Asya’ariyah adalah karena (Asy’ariyah)

merupakan aliran teologi yang paling banyak pengikutnya di dunia Islam. Aliran

ini didirikan oleh Abu Al-Hasan ‘Ali Ibn Ismail Ibn Abi Basyar Ishak Ibn Salim

Ibn Abdullah Ibn Musa Ibn Bilal Ibn Abi Burdat Amir Ibn Abi Musa Al-Asya’ri.

Sesuai silsilah yang tertera di atas, ahli sejarah mencatat bahwa Al-Asy’ari adalah

keturunan Abu Musa Al-Asy’ari, salah seorang sahabat terkemuka Nabi

48
Alaiddin Koto, Persatuan Tarbiyah..., h. 81-82
30

Muhammad SAW. Yang pernah bertugas sebagai perantara (arbitrase) dalam

sengketa Ali Bin Abi Thalib dan Muawiyah ketika perang Siffin tahun 36 Hijriah/

656 Masehi.49

Ada perbedaan sikap yang cukup esensial dari orang-orang Persatuan

Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) dalam sistem panutan mazhab mereka,

antara mazhab Syafi’i dan mazhab Sunni. Artinya, dari segi mazhab atau firqah-

firqah fiqhliyah, Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) masih

mengakui kebenaran pendapat-pendapat mazhab lain. Mazhab Syafi’i mereka

ambil bukan atas dasar karena mazhab itulah yang paling benar, tetapi karena

Syafi’i dinilai lebih ihtiyah (hati-hati) dalam istinbath (menetapkan) hukum. Lagi

pula, mazhab ini sudah dianut oleh orang-orang Islam Indonesia secara

mentradisi. Mengubah paham itu dengan yang lainnya, menurut orang-orang

Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI), akan menimbulkan kegalauan

masyarakat. Sedangkan kegalauan itu sendiri akan menimbulkan instabilitas

kehidupan sosial yang akan merugikan masyarakat bersangkutan. Sikap ini sangat

berbeda dengan sikap mereka terhadap paham yang berkaitan dengan masalah

i’tiqadiyah. Orang-orang Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI)

menilai iktikad yang dianut oleh aliran lain selain Ahlussunnah Wal-Jama’ah,

tidak saja kurang dikenal di kalangan umat Islam Indonesia, tetapi berbeda dan

bahkan menyimpang dari ajaran Islam yang sesungguhnya:50

C. Sejarah Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) masuk ke

Bengkulu
49
Harun Nasution, Filsafat Mistisme Dalam Islam..., h. 66
50
Alaiddin Koto, Persatuan Tarbiyah..., h. 28
31

Dikutip dari tulisan Anak Siak Tarbiyah Islamiyah dalam Ranah Pertalian

Adat dan Syarak yang menuliskan bahwa Ki Zaidan Burhany adalah murid

Maulana Syekh Sulaiman Arrasuli (Inyiak Canduang) yang berjuang di Provinsi

Bengkulu.51

Dimulai dari Masjid Jamik Curup, dikatakan bahwa mesjid ini memang

bukan masjid resmi kepunyaan warga Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-

PERTI). Walaupun begitu Masjid Jamik Curup merupakan sebuah peninggalan

peradaban Islam di Tanah Rejang dengan basis sosial keagamaan yang kental

dengan ajaran Sunni Syafi’i pada masanya. Dari basis sosial ini muncullah salah

satu kader terbaik Masjid Jamik Curup yang menjadi murid Maulana Syekh

Sulaiman Arrasuli (Inyiak Canduang). Pada tanggal 1962 Masehi, Maulana Syekh

Sulaiman Arrasuli (Inyiak Canduang), Ki Zaidin Burhany sebagai Ketua DPRD

Gotong Royong Kabupaten Rejang Lebong dan anggota BPH, bersama Burhan

Dahri (Bupati Rejang Lebong), Abdullah Sani (Pasirah Bermani Ulu) dan Yusuf

Rahman, SH., menyampaikan dukungan pertama kali terhadap gagasan

pembentukan Provinsi Bengkulu yang tercetus sehari sebelumnya.52

Didalam tulisan tersebut juga dikatakan bahwa Ki Zaidin Burhany adalah

tokoh kontak Melayu di Rejang, Minang dan Palembang. Ki Zaidin Burhany juga

Putra dari Burhannuddin dan Encik Hj. Mazenah yang menetap di Pasar Baru

yang berdekatan dengan Masjid Jamik Curup. Ki Zaidin Burhany tercatat sebagai

anggota DPRD GR Kabupaten Rejang Lebong yang mewakili Partai Islam

51
Dedi Mardiansyah, Ki Zaidan Burhany Murid Inyiak Canduang Pejuang Provinsi
Bengkulu,(Bengkulu:Tarbiyah Islamiyah)
52
Dedi Mardiansyah, Ki Zaidan Burhany...,
32

PERTI. Setahun setelah itu, Ki Zaidin Burhany, Partai Islam PERTI Rejang

Lebong bersama organisasi politik dan organisasi masa lainnya di wilayah

Bengkulu, melayangkan surat pernyataan resmi kepada pengurus pusat. Guna

menekankan kepada DPR-GR dan Pemerintahan Pusat dapat mengesahkan

Rancangan Undang-Undang tentang Provinsi Bengkulu yang disahkan pada 12

September 1967 Masehi dan direalisasikan melalui Peraturan Pemerintah No. 20

Tahun 1968 tertanggal 18 November 1968 Masehi.53

Pada saat yang sama Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) kala

itu tidak ingin lagi terjun ke dunia politik dan fokus kembali ke Pendidikan

(Tarbiyah). Pada tahun 1938 Masehi Ki Zaidin mendirikan MTI dan Organisasi

PERTI di Curup. Sejak tahun 1968 Masehi Ki Zaidin lebih fokus

mengembangkan Organisasi PERTI bersama Abuya Adnan Ilyas, Abuya

Awwaluddin dan Abuya Abdul Muthalib. KI Zaidin Burhany meninggal pada usia

63 tahun, tepat pada tanggal 10 Agustus 1977 Masehi. Salah satu pesan beliau

yang paling diingat Rusydah Zaidin (putri beliau) “toeroetlah masa tetapi djaga

agama”.54

Ki Zaidin pulang dari mengaji dengan Maulana Syekh Sulaiman Arrasuli

(Inyiak Canduang) sekitar tahun 1934 Masehi, dan beliau langsung aktif di Masjid

Jamik Curup dan menyampaikan pesan guru beliau tentang pentingnya

mendirikan MTI dan Organisasi PERTI, ajakan KI Zaidin disambut baik oleh para

tokoh termasuk Muhammad Saleh (Mentri hewan yang bertugas di Kantor

Pemerintahan Belanda di Kepahiang), sehingga muncullah mufakat untuk


53
Dedi Mardiansyah, Ki Zaidan Burhany...,
54
Dedi Mardiansyah, Ki Zaidan Burhany...,
33

mewakafkan tanah untuk madrasah yang lokasinya tidak jauh dari Masjid Jamik

Curup. Lalu beririlah MTI di curup tahun 1938 Masehi dan dibentuk

kepengurusan Organisasi PERTI Curup untuk mengurusi MTI Curup, dan

Muhammad Saleh sebagai Ketua Cabangnya.55

Karena kesibukan Buya Zaidin mengurusi Pemerintahan Bengkulu, MTI

beliau serahkan urusannya kepada Abuya K.H Ramli Burhany (adik Buya Zaidin).

Ummi Kulsum, istrinya Buya Ramli adalah adik perempuan dari Muhammad

Saleh. Secara sosial kultural Pengurus dan Jamaah Masjid Jamik Curup adalah

basis yang mendukung berdirinya MTI Curup dan Organisasi PERTI Curup.

Seperti di Ranah Minang, tempat asalnya sejarah berawal dari surau.56

Sekitar Tahun 2000-an MI-TI (Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyah Islamiyah)

terhenti beroperasi, sedangkan MTI Curup terhenti beroperasi sejak tahun 1980-

an. SDTI Curup diresmikan pada tanggal 23 Juni 1953 Masehi. Awalnya bernama

Sekolah Rakyat (SR) Islam PERTI. Pada tahun 1968 warga Air Rambai

mendirikan MTI Air Rambai, Buya HM Arsyad Thahara, BA salah satu

lulusannya.57 Tercatat pada laporan Oktober 2015, SDTI memiliki peserta didik

sebanyak 59 orang (35 lk dan 24 pr). Di kelas I SDTI 6 orang, dikelas II 6 orang,

di kelas III 5 orang, di kelas IV 17 orang, di kelas V 14 orang, dikelas VI 11

orang.58 Sedangkan Tenaga pendidik dan tenaga kependidikan SDTI Curup

berjumlah 11 orang. Penti Ariyant (Guru kelas I), Yeni Rahmawati (Guru kelas

55
Dedi Mardiansyah, Basis Perjuangan Itu Masjid Jamik Curup Surau Pendiri MTI,
(Bengkulu:Tarbiyah Islamiyah)
56
Dedi Mardiansyah, Basis Perjuangan...,
57
Dedi Mardiansyah, MTI dan Masjid Jamik Curup (Bengkulu: Tarbiyah Islamiyah)
58
Dedi Mardiansyah, Profil SD Tarbiyah Islamiyah Curup (Bengkulu: Tarbiyah
Islamiyah)
34

II), Ana Mardalena (Guru kelas III), Yulianti (Guru kelas IV), Helmi Safitri (Guru

kelas V/PNS), Rumanilawati (Guru kelas VI/PNS), Hj. Erniwati Husin (Guru

PAI/Mantan Kepsek/Pensiunan PNS), Dewi Mulyani,S.Pd.I (Guru PAI/PNS),

Sumiati (Guru IPA), Rio Febrianto (Guru PENJAS dan Tata Usaha) dan Dedi

Mardiansyah (Kepala Sekolah).59

BAB III

Metode Penelitian

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan untuk mengkaji mengenai Kepengurusan

Cabang Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu

Selatan adalah Penelitian Kualitatif. Penelitian kualitatif sering disebut penelitian

naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alami. Disebut


59
Dedi Mardiansyah, Profil SD...,
35

sebagai penelitian kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih

bersifat kualitatif. Penelitian dilakukan pada objek yang alamiah, objek yang

alamiah adalah objek yang berkembang apa adanya, tidak dibuat-buat

(manipulasi) oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi

dinamika pada objek yang diteliti.60

Dan terkait dengan jenis penelitian tersebut, maka penelitian kualitatif ini

bertumpu pada penelitian fenomenologis, yaitu usaha agar memahami arti

peristiwa dan kaitan-kaitannya bagi orang-orang biasa dalam situasi tertentu.61

Dalam hal ini, peneliti berusaha agar masuk ke dalam dunia konseptual para

subyek yang diteliti, dan berupaya sedemikian rupa sehingga mereka mengerti apa

dan bagaimana suatu pengertian yang dikembangkan oleh mereka disekitar

peristiwa dalam kehidupannya sehari-hari dapat dipahami dengan baik. Dengan

penelitian ini diharapkan dapat mengetahui tentang Bagaimana Peranan

Kepengurusan Pimpinan Cabang Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI)

Kabupaten Bengkulu Selatan Periode 2018-sekarang. Apa saja kegiatan organisasi

Kepengurusan Pimpinan Cabang Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI)

Kabupaten Bengkulu Selatan Periode 2018-sekarang. Apa pengaruh organisasi


35
Kepengurusan Pimpinan Cabang Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI)

Kabupaten Bengkulu Selatan Periode 2018-sekarang.

B. Tempat dan Waktu

60
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung:
Alfabeta, 2006), h.14
61
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif; Edisi Revisi , (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2004), h. 9
36

Tempat penelitian adalah di Sekretariat Kepengurusan Cabang Persatuan

Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan. Waktu

Penelitian adalah tahun 2021 dalam jangka waktu paling lambat 3 bulan (Juni,

Juli, Agustus).

C. Sumber Data

Sumber data menurut sifatnya (ditinjau dari tujuan penyelidikan) dapat

digolongkan menjadi dua golongan. Sumber primer (sumber-sumber yang

memberikan data langsung dari tangan pertama) dan sumber sekunder (sumber

yang mengutip dari sumber lain) seperti yang sedang peneliti lakukan.62

Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi

mengenai data. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu data

primer dan data sekunder.

1. Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus

menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Data

dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau

objek penelitian dilakukan yaitu Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-

PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan Periode 2018-sekarang.

2. Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain

menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan

dengan cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder

adalah literatur, artikel, jurnal serta situs di internet yang berkenaan

62
Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan Teknik,
(Bandung: Tersito, 1980), edisi VII, h. 134
37

dengan Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI). Dan responden

yang tidak terjun langsung di dalam organisasi, seperti tokoh masyarakat

Bengkulu Selatan dan tokoh masyarakat Minang di Manna Bengkulu

Selatan.63

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Menurut Lofland bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah

kata-kata (didapat dari hasil wawancara), dan tindakan, selebihnya adalah data

tambahan seperti dokumen (seperti foto-foto) dan lain- lain.64 Adapun menurut

Suharsimi arikunto sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data

dapat diperoleh. Apabila peneliti menggunakan wawancara dalam pengumpulan

datanya, maka sumber data disebut responden. Dan Respondennya adalah

Kepengurusan Cabang Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI)

Kabupaten Bengkulu Selatan Periode 2018-sekarang, Tokoh masyarakat Minang

di Bengkulu Selatan dan tokoh masyarakat Bengkulu Selatan.65

Metode ini digunakan secara langsung untuk berinteraksi dengan kegiatan dan

peristiwa alami yang terjadi pada Kepengurusan Pimpinan Cabang Persatuan

Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan Periode

2018-sekarang yang berkaitan dengan ketarbiyahan serta untuk mengetahui

keadaan fisik dan hal – hal lain yang dapat memberikan data atau informasi bagi

penulis dalam penulisan skripsi. Metode interview atau wawancara yaitu alat
63
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2009), Cet. Ke 8, h. 137
64
J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 157
65
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendeketan Praktek, Edisis Revisi VI,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h.129
38

pengumpulan informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara

lisan untuk dijawab secara lisan juga kepada informan.66

Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh informasi tentang Bagaimana

Peranan Kepengurusan Pimpinan Cabang Persatuan Tarbiyah Islamiyah

(Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan Periode 2018-sekarang. Apa saja

kegiatan organisasi Kepengurusan Pimpinan Cabang Persatuan Tarbiyah

Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan Periode 2018-

sekarang. Apa pengaruh Kepengurusan Cabang Persatuan Tarbiyah Islamiyah

(Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan Periode 2018-sekarang. Dalam

hal ini penulis melakukan tanya jawab kepada pihak-pihak yang terkait. Adapun

pihak –pihak yang di wawancarai adalah Kepengurusan Cabang Persatuan

Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan Periode

2018-sekarang.67 Buya Pitrul Aidi, SE adalah Alumni MTI di Solok dan juga

Honorer di Kantor Kemenag Bengkulu Selatan bertugas pada bagian mengukur

arah kiblat, dan juga Qari (Juara I Tingkat Dewasa se-Bengkulu Selatan) dan juga

Pendakwah selaku Tokoh Minang di Manna Bengkulu Selatan.68

2. Observasi

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data

yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Dalam penelitian kualitatif

66
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hlm. 165.
67
Muslim, Wawancara (Manna: 2020)
68
Pitrul Aidi, Wawancara. (Manna: 2020)
39

lapangan, data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, maka metode yang

digunakan untuk proses pengumpulan data dalam penelitian ini adalah Observasi.

Data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada

tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak. Susan Stainback menyatakan “in

observation the researcher observes what people do, listent to what they say, and

participates in their activities” maksudnya dalam observasi, peneliti mengamati

apa yang dikerjakan orang (subjek/personnya), mendengarkan apa yang mereka

ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktivitas mereka seperti berdakwah,

silaturrahim dan mengajar di kelas.69

3. Dokumentasi

Dalam buku yang lain disebutkan bahwa sumber data adalah “benda, hal

atau tempat peneliti mengamati, membaca, atau bertanya tentang data. Secara

umum sumber dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis yakni person (orang),

paper (kertas atau dokumen atupun foto-foto), dan place (tempat) yang disingkat

3P.70 Pertama adalah Person (Orang). Sumber data ini adalah , Kepengurusan

Cabang Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu

Selatan Periode 2018-sekarang, Tokoh masyarakat Minang di Bengkulu Selatan

dan tokoh masyarakat Bengkulu Selatan. Yang Kedua adalah paper

(kertas/dokumen). Sumber ini berupa dokumen dokumen yang bersangkutan

69
Sugiyono, Memahami Penelitian...,
70
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003) cet. II, h.
116
40

dengan Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) termasuk foto-foto juga.

Dan yang ketiga adalah i (tempat).71

Metode dokumentasi adalah mencari data-data mengenai hal-hal atau

variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,

notulen, rapat, lengger, agenda, foto-foto dan sebagainya.72

Studi dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumen

bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang

seperti kuburan (batu nisan).73

E. Teknik Analisi Data

1. Pengumpulan Data

Metode dokumentasi adalah mencari data-data mengenai hal-hal atau

variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,

notulen, rapat, lengger, agenda, foto-foto dan sebagainya.74 Studi dokumen

merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumen bisa berbentuk tulisan,

gambar atau karya-karya monumental dari seseorang seperti kuburan (batu

nisan).75

2. Reduksi Data

Proses reduksi data dalam penelitian yang pertama, peneliti merangkum

hasil catatan lapangan selama proses penelitian berlangsung yang masih bersifat

71
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, hlm. 331.
72
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian . hlm 231.
73
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, hlm. 329.
74
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian . hlm 231.
75
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, hlm. 329.
41

kasar atau acak ke dalam bentuk yang lebih mudah dipahami. Kedua, peneliti

menyusun satuan dalam wujud kalimat factual sederhana berkaitan dengan fokus

dan masalah yang sesuai dengan rumusan masalah yang peneleti angkat. Langkah

ini dilakukan dengan terlebih dahulu peneliti membaca dan mempelajari semua

jenis data yang sudah terkumpul. Penyusunan satuan tersebut tidak hanya dalam

bentuk kalimat faktual saja tetapi berupa paragraf-paragraf penuh. Ketiga, setelah

satuan diperoleh, peneliti membuat koding. Koding berarti memberikan kode pada

setiap satuan. Tujuan koding agar dapat ditelusuri data atau satuan dari sumbernya

dengan jelas. Penyajian data (data display), setelah data direduksi, maka langkah

selanjutnya adalah mendisplaykan data.76

3. Penyajian Data

Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan tersusun dalam pola

hubungan, sehingga akan mudah dipahami. Dalam penelitian kualitatif, penyajian

data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,

flowchart dan sejenisnya. Selain itu, dengan adanya penyajian data, maka akan

memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya

berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Penyajian data dalam penelitian ini

peneliti paparkan dengan teks yang bersifat naratif yang membahas tentang

Peranan Kepengurusan Cabang Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI)

Kabupaten Bengkulu Selatan Periode 2018-sekarang.77


76
Nana Sudjana, Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah, (Bandung: Sinar Baru, 1996)

77
Nana Sudjana, Tuntunan Penyusunan…,
42

4. Konklusi

Penarikan kesimpulan atau verification, setelah dilakukan penyajian data,

maka langkah selanjutnya adalah penarikan kesimpulan atau verification ini

didasarkan pada reduksi data yang merupakan jawaban atas masalah yang

diangkat dalam penelitian tentang bagaimana Peranan Kepengurusan Cabang

Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan

Periode 2018-sekarang. Apa saja kegiatan organisasi dalam Kepengurusan

Cabang Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu

Selatan Periode 2018-sekarang. Apa saja pengaruh Peranan Kepengurusan

Cabang Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu

Selatan Periode 2018-sekarang. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih

bersifat sementara dan suatu saat akan berubah. Tetapi apabila kesimpulan yang

dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan

konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel dan dapat

dipertanggung jawabkan. Membuat Conclusion Drawing/verification, yaitu

menarik kesimpulan melalui analisa yang sudah dilakukan terhadap masalah yang

sedang diamati.78

78
Nana Sudjana, Tuntunan Penyusunan…,
43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Bagaimana Peranan Kepengurusan Cabang Persatuan Tarbiyah Islamiyah

(Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan Periode 2018-sekarang?

Untuk pendidikan SMA Pembangunan sendiri menurut Buya Syukri

adalah wadahnya organisisi Pengurus Cabang Persatuan Tarbiyah Islamiyah

(Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan Periode 2018-sekarang secara

nasional, yang mana sampai saat ini kita masih mengikuti ujian-ujian yang

berskala nasional tentunya, sebab kita maklum juga untuk saat ini cukup banyak
44

sekolah negeri yang aksis di Bengkulu Selatan ini, namun di sekolah-sekolah

swasta tentu tidak ketinggalan juga dalam bereksistensi sekalipun tidak bisa

banyak keringanan-keringanan seperti halnya sekolah negeri, sebab kalo banyak

keringan tentu program kita tidak bisa berjalan dengan normal. Sebenrnya dulu,

SMA Pembangunan Bengkulu Selatan ini cukup eksis, namun di tahun 2000an

sudah mulai mundur, ada sekitar dua tahun Buya Syukri mengajar disana. Kenapa

SMA Pembangunan Bengkulu Selatan mulai mundur? Ya, Karna menurut Buya

Syukri , kita kalah saing dengan sekolah-sekolah lain yang mana sudah pada

berbasis IT juga, dan juga sebab sekolah-sekolah sudah mulai banyak berdiri di

Bengkulu Selatan ini.79

Untuk kemajuan SMA Pembangunan itu sendiri yaitu ketika di pimpin

oleh Pak maman, beliau juga pernah menjadi kepala negeri di sebuah instansi

pada waktu itu, kalau sekarang SMA Pembangunan Bengkulu Selatan masih

mengadakan ujian-ujian seperti sekolah yang lain juga yang setingkat SLTA

tentunya, menurut Buya Syukri proses pembelajarannya kembang kempis,

maksudnya kadang gurunya hadir dan muridnya tidak, dan terkadang muridnya

yang hadir tapi gurunya berhalangan untuk hadir, seperti itulah kira-kira. Menurut

Buya Syukri, Pak Lubis juga termasuk tokoh masyarkat, seperti Pak Misah juga

yang mana rumahnya di depan SMA Negeri 2 Bengkulu Selatan, nama mertuanya

biasa dipanggil Ucok oleh masyarakat. Pak Misah ini juga pernah bekerja di

30
Departemen Agama, tapi itu dulu. Sepenglihatan saya kata Buya Syukri bahwa

Buya Suryadi belum pernah keluar dari Pengurus Cabang Persatuan Tarbiyah
79
Wawancara dengan PC Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Kabupaten
Bengkulu Selatan Buya Syukri Kahar, S.Ag (Buya Syukri) pada hari Sabtu tanggal 18 Juli 2021
pukul 09.00 WIB
45

Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan, Buya Suryadi lebih

tua umurnya daripada Buya Syukri kira-kira berumur 58 tahun dan Buya Suryadi

kira-kira berumur 61 tahun, Buya Suryadi dengan Buya Syukri sering bekawan,

sering besatu, Buya Suryadi juga pernah menjadi Imam Masjid Jamik Bengkulu

Selatan. Kata Buya Syukri, Masjid jamik itu statusnya adalah Mesjid Persatuan

Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan, sebab kalau

dibilang Mesjid NU mereka tidak mau bilang seperti itu, walaupun memang

secara amaliyah NU dengan Pengurus Cabang Persatuan Tarbiyah Islamiyah

(Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan Periode 2018-sekarang seperti

kakak dengan adik. Kata Buya Syukri, Kalo Masjid NU itu setau beliau belum

ada, namun yang pengurus Masjid nya orang NU ya tentu ada, seperti Masjid di

Batang Bangau yaitu Masjid Musyawarah, tapi kalau dibilang ini Masjid NU tidak

mau pula mereka untuk mengakuinya, mereka cukup bilang ini adalah Masjid

Umat Islam.80

Masjid Jamik Bengkulu Selatan itu Pengurus Cabang Persatuan Tarbiyah

Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan yang punya, tidak mau

mereka bilang Masjid NU, untuk pengurus Masjidnya adalah orang-orang

Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan

semua. Secara pasti juga tidak selalu orang Minang saja yang ada di kepengurusan

Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan ini,

malah banyak juga orang Manna, namun memang rata-rata orang Minang ada

dikepengurusan Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) secara nasional,

80
Wawancara dengan PC Persatuan Tarbiyah Islamiyah...,
46

dan memang betul juga yang membawa Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-

PERTI) ke Manna ini adalah orang minang awalnya, namun beliau juga sudah

meninggal. Kalau di Provinsi Bengkulu atau di Kotanya ya tentu Buya Rusdi

tokohnya, sebab saya cukup kenal dengan beliau kata Buya Syukri, Buya Rusdi

asli orang muko-muko yang jaraknya tidak jauh lagi dengan provinsi Sumbar,

beliau dulu juga Pernah belajar di Sumbar. Kata Buya Syukri, orang-orang

Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) ini dulu banyak yang bergabung

dengan Partai Golkar, Bapak Gubernur sekarang Pak Rohidin itu adalah orang

Muhammadiyah, sebab beliau juga pernah menjadi Ketua Muhammadiyah di

Bengkulu Selatan ini dulunya. Dulu banyak juga orang-orang Persatuan Tarbiyah

Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) menyatu dengan kosgoro, yang katanya membantu

Golkar dari kalangan bawah. Buya Syukri asli dari Palembang sedangkan istrinya

adalah orang sini yaitu orang Manna, Buya Syukri sejak tahun 90an sudah masuk

ke daerah Manna ini.81

Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) di Sumatra ini cukup

banyak beredar, cukup lama juga Buya Pitrul belajar di MTI Kabupaten Solok

kalau sekarang Kabupatennya sudah Solok Selatan namanya, lenih tepatnya di

Muara Labuh nama daerahnya. Dan MTI ini di tahun 1936 Masehi sudah berdiri

sebelum Indonesia ini merdeka, beliau belajar agama dengan pelajaran yang

berbasis pesantren sekitar 3 tahun beliau menuntut ilmu disana, namun di tahun

yang ke 4 MTI Muara Labuh berubah nama menjadi PPATI (Pondok Pesantren

Alhidayah Tarbiyah Islamiyah) Muara Labuh Solok Sumatra Barat. Jadi ada 6

81
Wawancara dengan PC Persatuan Tarbiyah Islamiyah...,
47

tahun disana beliau menyelesaikan pendidikan agamanya, setelah itu dilanjutkan

ke UIN IB Padang dengan Fakultas Syariah Jurusan Perbandingan Hukum dan

Mazhab. Untuk pekerjaan beliau bekerja di Kementrian Agama Bengkulu Selatan

di bagian zakat dan wakaf, untuk bekeluarga di Bengkulu Selatan ini 2004 Masehi

sekitar 17 tahun sudah bertempat tinggal di Bengkulu Selatan ini, jadi kalau kita

perhatikan Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) ini alhamdulillah

cukup baik dan bagus ditengah-tengah masyarakat. Kita cukup handil ditengah-

tengah masyarakat apalagi tentang kegiatan-kegiatan keagamaan seperti tahlilan

ketika orang meninggal dunia Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) itu

sama dengan NU sebenarnya dan kita tahu bahwa NU ini yang sangat

berkembang di pulau Jawa. Sekarang di Bengkulu Selatan cukup banyak NU dan

bahkan ada gedungnya yaitu dilapamgan sekundang, Persatuan Tarbiyah

Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) bukan hanya yang termasuk dalam kepengurusan

saja, namun para alumni MTI yang pernah sekolah di Persatuan Tarbiyah

Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) itu sudah termasuk orang Persatuan Tarbiyah

Islamiyah (Tarbiyah-PERTI). Dan peran Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-

PERTI) di tengah masyarakat, dan kenyataannya di Bengkulu Selatan,

alhamdulillah sama eksis dengan NU, karna proses dan tata cara ibadahnya itu

persis sama, salah satu contoh misalkan dalam masalah di Persatuan Tarbiyah

Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) ataupun di Pondok Pesantren Tarbiyah Islamiyah itu

kita alhamdulillah belajar kitab kuning, belajar nahwu syaraf dan lain sebagainya

jadi Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) ditengah masyarakat begitu

pentingnya, sedikit banyaknya memahami tentang ilmu kitab kuning salah satu
48

contoh problem di tengah masyarakat ketika para imam dalam hal membaca doa

ibu bapak misalkan, kalo doa dibaca sendiri dibaca allahummagfirli dan terkadang

ada dari saudara-saudara kita yang kadang belum memahami bahwasaya doa itu

adalah doa sendiri padahal dibaca untuk umum, ini mungkin peran Persatuan

Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) mengingatkan kepada imam ataupun tokoh

agama didalam masalah pelafalan doa tadi, bagaimana pembenarannya, yang

tadinya allahummaghfirli diganti dengan allahummaghfirlana. Itulah terkadang

salah satu peran Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) ditengah

masyarakat, dan juga di dalam dakwah Insya Allah Persatuan Tarbiyah Islamiyah

(Tarbiyah-PERTI) juga punya peran cukup baik, seperti Buya Drs. H. Muslim

beliau juga sebagai ketua di Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI)

Bengkulu Selatan, alhamdulillah didalam masalah dakwah dalam menyampaikan

kajian ilmu agama atapun ceramah agama di tengah masyarakat baik itu di majlis

taklim ibuk-ibuk, baik itu dalam masalah ta’ziah insyaallah cukup baik Persatuan

Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) di Bengkulu Sealatan didalam

melaksanakan beban tugas atau dakwah di Bengkulu Selatan, dimana yang sudah

berpengaruh sekali terhadap masyarakat. Dalam dunia pendidikan kalau Persatuan

Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) memang untuk mendirikan suatu

pendidikan formal masih belum ada yang langsung terjun mendirikan lembaga

ataupun pendidikan sekolah-sekolah mungkin di Bengkulu Selatan belum masih

begitu banyak alumni-alumni yang sanad keilmuannya mengambil kepada guru-

guru di Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) yang ada di Bengkulu

Selatan, jadi belum bisa membuat sekolah yang berbasiskan Persatuan Tarbiyah
49

Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) kalau kita perhatikan, di STIT-Q ini sebenarnya

sudah ada yang beramalkan cara Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI)

walaupun beda namanya saja. Kalau yang non formal kembali kepada dakwah

tadi mungkin perorangan kepada tokoh agama didalam masalah membacaan doa,

fiqih dan sebagainya mungkin seperti itu.82

2. Apa saja kegiatan organisasi Kepengurusan Cabang Persatuan Tarbiyah

Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan Periode 2018-

sekarang?

Senin 26 Juli 2021 Masehi di rumah (Buya Drs. H. Muslim) Ketua Umum

Pengurus Cabang Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Kabupaten

Bengkulu Selatan di Jl. Dua Jalur Gunung Ayu Dekat Gang Pondok Pesantren

Makrifatul Ilmi dalam rangka acara konsolidasi organisasi, dll. Ketika itu peneliti

ikut langsung menyaksikan kegiatan tersebut yang mana diantara pembahasannya

adalah ada rencana dari Pengurus Cabang Persatuan Tarbiyah Islamiyah

(Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan untuk mendirikan TK/PAUD,

mencari personil-personil orang minang yang berfahamkan Persatuan Tarbiyah

Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) sekitar 80% untuk di ajak berkontribusi bersama.

Disela-sela perbincangan muncul pernyataan dari Buya Syukri Kahar bahwa

gaungnya Pengurus Cabang Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI)

Kabupaten Bengkulu Selatan hampir tidak ada lagi, sepertinya kita kalah saing

dengan NU Bengkulu Selatan ini. Didalam rapat konsolidasi itu juga dibahas

tentang kunjungan terhadap basis-basis Orang PERTI atau warga Persatuan


82
Wawancara dengan Tokoh Masyarakat Minangkabau di Bengkulu Selatan dengan Buya
Pitrul Aidi,SE pada hari Jumat tanggal 23 Juli 2021 pukul 11.00 WIB
50

Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan dan juga para

tokoh yang sudah lama berkecimpung didalamnya.83

Didalam rapat ini juga dikatakan bahwa pergerakan Persatuan Tarbiyah

Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan ini bisa juga dimulai

dari pengajian-pengajian, disamping itu juga dikenalkan juga para tokoh

Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) baik secara Kabupaten Bengkulu

Selatan maupun nasional. Dalam rapat tersebut juga di sebut nama Haji Pudin

yang bertempat tinggal di belakang Arta, di rapat tersebut juga dikatakan bahwa di

sore harinya MDTA/TPQ di munculkan juga, yang mana untuk bangunannya

SMA Pembangunan Bengkulu Selatan ini bisa kita pakai untuk sementara waktu,

begitu pernyataan dari Buya Dr. M. Alfian Jawal, M. Pd. I yang mana selaku

Sekretaris Umum Pengurus Cabang Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-

PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan 2018-sekarang.84

Sekalipun SMA Pembangunan Bengkulu Selatan ini hampir mati, tetapi

kita perlu mempertahankannya karena didalamnya juga masih ada salah satu guru

yang setrifikasi kata Buya Drs. H. Muslim. Buya Syukri Kahar juga mengusulkan

bahwa SMA Pembangunan Bengkulu Selatan tetap mengikuti ujian berskala

nasional, disamping itu kita juga menelusuri Pengurus Yayasan SMA

Pembangunan Bengkulu Selatan dan akte notarisnya, apakah masih aktif atau

bagaimana, atau sama halnya dengan yayasan Muhammadiyah lainnya , yang

mana langsung terhubung ke Muhammadiyah di pusat. Kita juga perlu untuk rapat

83
Observasi dalam rapat PC Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Bengkulu
Selatan pada hari Senin tanggal 26 Juli 2021 pukul 20.00-22.00 WIB
84
Observasi dalam rapat PC Persatuan Tarbiyah Islamiyah...,
51

serta konsultasi dengan pakar pendidikan agar SMA Pembangunan Bengkulu

Selatan ini jelas statusnya. Kita juga perlu membentuk team pendiri PAUD anak

usia dini, disamping itu ada yang mengatakan juga sebagusnya kita memantapkan

konsolidasi dulu Pengurus Cabang Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-

PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan ini kata Pak Syamsir Mukhtar, SP selaku

Bendahara umum Pengurus Cabang Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-

PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan 2018-sekarang. Dan disamping itu juga

Buya Alfian mengatakan juga bahwa facebook dan media sosial lainnya perlu ada

dan sangat bagus di kelola oleh anak muda, maka kita juga perlu mendirikan

Ikatan Mahasiswa Tarbiyah Islamiyah (IMTI) dan ikatan Pemuda Tarbiyah

Islamiyah (IPTI) di Bengkulu Selatan ini, dan juga Buya Alfian mengatakan

bahwa di daerah Pino sana juga ada dulunya MTI Pino, dan sebenarnya secara

historis organisasi ini sangatlah besar. Dan diakhir rapat ini muncullah usulan

bahwa Buya Alfian selaku Ketua dan Sekretarisnya Pak Syamsir dalam rangka

mendirikan Paud TI atau RA TI, dan juga disampaikan bahwa untuk sementara

sekretariat Pengurus Cabang Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI)

Kabupaten Bengkulu Selatan adalah di SMA Pembangunan Bengkulu Selatan.85

Buya H. Suryadi Saimin (Buya Suryadi) beliau yang lebih paham

sebenarnya kalo saya masih baru kata Buya Syukri sebab Buya Syukri dulu

pernah jadi pengurus NU di Bengkulu Selatan ini. Menurut Buya Syukri

Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Bengkulu Selatan ini lebih

banyak bergerak dibidang keagamaan, seperti para Buya-buyanya mengisi

85
Observasi dalam rapat PC Persatuan Tarbiyah Islamiyah...,
52

pengajian-pengajian, untuk pertemuan nya menurut Buya Syukri sekitar 3 kali

beliau sempat mengikuti pertemuan-pertemuan para ulama-ulama Persatuan

Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI). Menurut pandangan Buya Syukri, Ormas

Islam yang aktif di Bengkulu Selatan ini ada 3 yaitu NU, Muhammadiyah dan

Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI), kata Buya Syukri untuk

dilingkungan Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) sendiri tentu

aktifitas organisasi tetap jalan, seperti arisan dan kegiatan-kegiatan silaturrahmi

antar Buya-buya dan Ummi-ummi beserta para anggota yang lain juga. Untuk

pengaruh nya sendiri 3 organisasi ini menurut Buya Syukri, kita cukup

diperhitungkan juga di daerah Bengkulu Selatan oleh Pemerintah Daerah. Seperti

disatukannya para Ulama dan sesepuh NU, Muhammadiyah dan Persatuan

Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) dalam FKAUB (Forum Komunikasi Antar

Umat Beragama) yang mana didalamnya juga ada Tokoh-tokoh agama Kristen

dan Protestan Bengkulu Selatan.86

Untuk perkenalan dengan Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-

PERTI), di Pesantren Pancasila dulunya Buya Syukri pernah belajar, kalau belajar

tentang NU ini sejak Buya Sykuri tinggal di Bengkulu Selatan ini, Pesantren

Pancasila itu Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) dulunya, tapi

sekarang menjadi NU walaupun tidak begitu ditonjolkan NU nya untuk sekarang-

sekarang ini. Buya Syukri pernah diajari tentang Ahlussunnah wal jamaah buku

yang dikarang oleh K.H. Sirajudddin Abbas, Buya Syukri pernah belajar 6 tahun

di Pesantren Pancasila, sedangkan untuk belajar langsung dengan Buya Rusli


86
Wawancara dengan PC Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Kabupaten
Bengkulu Selatan Buya Syukri Kahar, S.Ag (Buya Syukri) pada hari Sabtu tanggal 18 Juli 2021
pukul 09.00 WIB
53

lebih kurang 2 tahun saja, yaitu di kelas 2 dan 3 aliyah. Sebab Buya Rusli ketika

itu sebagai Pimpinan Pondok, tentu untuk belajar dengan Buya Rusli harus

menempuh kelas aliyah dulu. Sekitaran ditahun 82 dan 83 Buya Syukri selesai

menempuh pendidikan di Pesantren Pancasila. Kata Buya Syukri, Bapak

Kasubang TU Kemenag Bengkulu Selatan juga alumni dari Ponpes Pancasila

juga, kata Buya Syukri dulunya Pesantren Pancasila termasuk no 1 seprovinsi

Bengkulu. Pesanten kala itu ada 3 yaitu Darussalam, Alquraniyah dan Pancasila.

Untuk sekarang Pesantren Pancasila masih menonjol dan eksis dimata masyarakat

Bengkulu, karena saat ini yang dinyatakan sosok seorang Buya seperti nan

terdahulu sudah tidak ada lagi alias wafat, namun kini tinggallah guru-guru muda

penerus perjuangan para Buya-buya terdahulu, penyebabnya juga menurut Buya

Syukri adalah banyak dituntutnya kurikulum kemenag jadi kurikulum pondok

mulai dikesampingkan. Kalau Buya Syukri dulunya belajar dari pagi hingga

malam. Pernah belajar Tafsir Jalalain, lebih kurang Buya Syukri belajar 3 sampai

4 halaman saja, sebab Bengkulu ini untuk membaca bahasa arab santrinya masih

agak sukar. Kiai Daraini yang ngajarkan Kitab Kuning, Kiai Daraini dulu

belajarnya di pulau Jawa, Kiai Daraini adalah orang NU tulen, namun beliau tidak

anti dengan Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI).87

Ada sedikit cerita Buya Syukri dan Buya Rusli, salah satunya ketika kuliah

ilmu kalam, pembahasan tentang Adam dan Hawa. Didalam Alquran Adam yang

dulu diciptakan, Buya Rusli dan Buya Syukri ngotot mengatakan manusia

pertama adalah Adam, namun dosen tersebut ngotot berargumen manusia pertama

87
Wawancara dengan PC Persatuan Tarbiyah Islamiyah...,
54

adalah hawa karna hawa lah yang melahirkan sampai seterusnya, diskusi hangat

itu berlanjut yang mana akhirnya Buya Rusli berpemikiran bahwa Dosennya ini

adalah orang Mu’tazilah, singkat cerita Buya Sukri dan Buya Rusli tidak lulus

pada mata kuliah Ilmu kalam dengan Dosen tersebut. Ditahun 70an Buya Syukri

sudah masuk kuliah di Bengkulu yang sekarang menjadi UIN Fatmawati itu, Buya

Syukri kala itu Sarjana Muda dan Buya Syukri menyelesaikan S1 di STIT

Alquraniyah ditahun 2001. Kata Buya Syukri sampai saat ini, AD/ART Persatuan

Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) belum didapati, sehingga Buya Syukri

belum banyak tau tentang program-pogram Persatuan Tarbiyah Islamiyah

(Tarbiyah-PERTI) ini dan hal-hal yang berbau Tarbiyah-PERTI yaitu Ormas

Islam yang lahir di daerah yaitu di Ranah Minang. 88

Menurut Pak Jalian, peranan Kepengurusan Pengurus Cabang Persatuan

Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan Periode

2018-sekarang ini cukup baik dan banyak hal-hal yang positif juga, namun untuk

saat ini baru silaturrahmi antar anggota kepengurusan yang terelealisasi, yang

mana baru mengadakan beberapa kali pertemuan, saat ini lebih fokus kepada

sosialisasi kepengurusan dan belum bisa memahaminya, sampai saat ini termasuk

masih fakum pergerakan Persatuan Tarbiyah Islamiyah, entah apa yang terjadi,

namun harapan saya kata Pak Jalian semua rencana-rencana harus betul-betul

dilaksanakan sebagaimana di daerah lain juga dilaksanakan.

Pak Jalian berpendapat bahwa sebagusnya setiap tahun kita di Tarbiyah

merekrut pemuda-pemudi dan masyarakat serta memberikan pemahaman apa itu

88
Wawancara dengan PC Persatuan Tarbiyah Islamiyah...,
55

Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI), dan hal-hal yang perlu

dilakukan diantaranya adalah menyampaikan maksud dari tujuan Persatuan

Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) itu sendiri. Pengaruhnya Persatuan

Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) untuk pemuda sangat besar juga, yang

mana gunanya agar pemuda kita lebih banyak waktu mereka dihabiskan kepada

hal-hal positif dan kreatif bukan hal-hal yang sia-sia, diantaranya belum bisanya

memanfaatkan tegnologi menjadi sebuah karya positif, namun dengan adanya

program organisasi mudah-mudahan bisa mengubah keadaan menjadi lebih baik,

dan tentunya organisasi sangatlah baik untuk dijadikan wadah berekspersi oleh

anak-anak muda.

Pak Jalian Hartono, S. Pd berasal dari Jeranglah Tinggi Kecamatan

Manna, yang bertempat tinggal di Desa Batu Lambang, mengatakan bahwa

pengalaman beliau di organisasi cukuplah banyak, ada beberapa organisasi yang

beliau tekuni, yang mana guna organisasi itu menjadikan diri kita lebih cakap

dalam bermasyarakat serta bisa mementingkan hubungan sosial dalam

masyarakat. Organisasi sangat baik untuk masa depan kita, karena dengan

berorganisasi hidup yang hampa ini bisa menjadi lebih berasa berwarna. Untuk

Pimpinan Cabang Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Kabupaten

Bengkulu Selatan itu kegiatannya lebih banyak kepada pemahaman tentang agama

islam, untuk kegitan di masyarakat memang belum terlasana secara baik oleh

organisasi, namun secara personal sebenarnya telah terwakili. Pak Jalian saat ini

lebih menekuni pengkaderan untuk mencetak kepribadian anak muda yang

disiplin, berwibawa. Pak Jalian mengatakan bahwa beliau sangat tertarik dengan
56

Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI), cukup baik untuk ditekuni dan

akhirmya beliau memutuskan untuk bergabung di PC Persatuan Tarbiyah

Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan Periode 2018-

sekarang.89

Ketika peneliti memawancarai Pak Retno Mirza S. Pd. (Pak Retno) di

MA-Q Manna selaku anggota Pengurus PC Persatuan Tarbiyah Islamiyah

(Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan Periode 2018-sekarang yang

lahir di Padang Jawi, 26 juli 1980 ini, mengatakan bahwa sepengetahuan beliau

Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) sudah terkenal di bidang

pendidikan sebenarnya, yaitu di SMA Pembangunan Bengkulu Selatan dibawah

naungan yayasan Persatuan Tarbiyah Islamiyah, Peran PC Persatuan Tarbiyah

Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan Periode 2018-sekarang

belum begitu berkembang di Bengkulu Selatan ini secara organisasi, bisa dibilang

dalam kategotri diam, karna di struktur organisasi pun hanya 2 kali pertemuan

dilaksanakan, ini masih diam menurut beliau, gak ada kegiatan. Namun kegiatan

biasanya yang selama ini berjalan adalah setiap malam Jumat mengadakan

yasinan dan pengajian yang termasuk didalamnya pengurus organisasi dan warga.

Pengaruhnya untuk diri kita sendiri tentunya dan kita bisa belajar juga dalam

89
Wawancara dengan Pengurus PC Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI)
Kabupaten Bengkulu Selatan Pak Jalian Harton pada hari Kamis tanggal 22 Juli 2021 pukul 09.00
WIB
57

bidang keagaman serta juga bisa menghadapi masyarakat yang mungkin belum

banyak tau tentang pengetahuan dibidang keagamaan islam ini.90

3. Apa pengaruh PC Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI)

Kabupaten Bengkulu Selatan Periode 2018-sekarang?

Pagi sehabis sekitar jam 07.00 WIB, Peneliti mewawancarai Buya Miki

Suprianto, M. Pd yang merancak usia sudah 32 tahun, udah berkepala 3

(maksudnya sudah berumur 30 tahunan) kata beliau, beliau sudah mempunyai

satu istri dan satu anak gadis, beliau lahir di Desa Sindang bulan Kecamatan

Seginim dan beliau lahir pada tanggal 17 Mei 1989, kemudian untuk pendidikan

beliau SD-SMP-SMA dan S1 di STIT-Q Manna sedangkan S2 di IAIN Bengkulu

yang sekarang UIN Fatmawati Soekarno Bengkulu, kalau untuk kegiatan

kepemudaan beliau sering aktif di organisasi sosial malahan aktif sekali ketika

menjadi mahasiswa yaitu aktifnya beliau di KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa

Muslim Indonesia) di bidang pendidikan non formal beliau cukup lama di Masjid,

waktu SMA beliau sudah tinggal di Masjid, kalau dihitung tahunnya mungkin

sudah 10 tahunan, itulah lingkungan bergaul beliau, seperti masyarkat sekitar

Masjid, pengurus-pengurus Masjid dan yang paling lama itu beliau tinggal di

Masjid Mujahidin Manna Bengkulu Selatan (Masjidnya Muhammadiyah),

sekarang beliau diamanahkan oleh orang yayasan Affan Alquraniyah, yang mana

kebetulan yayasan ini adalah yayasan keluarga-keluarga Maria Affan, yang pada

90
Wawanacara dengan Pengurus PC Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI)
Kabupaten Bengkulu Selatan Bapak Rento Mirza,S.Pd pada hari Kamis tanggal 22 Juli 2021 pukul
09.00 WIB
58

saat ini diamanhkan kepada beliau untuk mengelola Pondok Pesantren

Alquraniyah Manna Bengkulu Selatan dan sudah 2 tahun berjalan. 91

Saya sebagaimana peneliti juga menyamaikan argumen saya kepada beliau

bahwa istilah Pesantren itu munculnya dari pulau jawa, sedangkan di sumatra itu

ada namanya surau seperti di Ranah Minang Sumatra barat dan Dayah kalau di

Aceh, orang-orang dahulu belajar agama itu islam di sana, namun sampai saat ini

surau misalnya di Ranah Minang masih menjadi pusat peradaban, atau sumber

pendidikan Islam. Amanah lain yang beliau emban yaitu di Muhammadiyah yang

mana aktif di kegiatan Muhammadiyah juga dan justru malah sampai sekarang

kalo ada kegiatan muhammadiyah beliau juga sering diundang, beliau sempat

menjadi Sekretaris Cabang Muhammadiyah Pasar Manna di tahun 2015, karena

ini adalah penelitian tentang Peranan Kepengurusan Pimpinan Cabang Persatuan

Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan Periode

2018-sekarang dan Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) adalah salah

satu Ormas Islam yang ada di Bengkulu Selatan ini, dan beliau juga termasuk

bergabung di Ormas yaitu di Muhammadiyah, menurut peneliti beliau cukup

sering bertemu dengan pengurus Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI)

Kabupaten Bengkulu Selatan dan cukup bagus dijadikan sumber wawancara.92

Di Bengkulu Selatan ini kan ada organisasi seperti MUI (Majlis Ulama

Indonesia) kata beliau dan MUI ini didalamnya tergabung semua organisasi Islam

dan mereka itu dilibatkan didalam agenda-agenda MUI, termasuk ada tokoh

91
Wawancara dengan Tokoh Masyarakat Bengkulu Selatan Buya Miki Suprianto, M.Pd
pada hari Minggu tanggal 1 Agustus 2021 pukul 07.00 WIB
92
Wawancara dengan Tokoh Masyarakat Bengkulu Selatan...,
59

Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan

didalamnya yang mana menjabat sebagai Wakil Ketua MUI Bengkulu Selatan

yaitu Buya Drs. H. Muslim yang mana aktif di Persatuan Tarbiyah Islamiyah

(Tarbiyah-PERTI), menurut penglihatan Buya Miki bahwa Buya Muslim adalah

salah satu tokoh yang membawa Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI)

ke Kabupaten Bengkulu Selatan ini, dan paling tidak Buya Muslim dan

rombongan bisa mendakwahkan Islam di Kabupaten Bengkulu Selatan ini seperti

Organisasi Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI),NU, Muhammadiyah

yang tergabung di dalam MUI.93

Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) ini juga sebuah

organisasi yang mendakwahkan Islam yang lahir di Sumatra dan sudah cukup

lama ada di Indosesia dan malahan tokoh nasional itu banyak juga dari Persatuan

Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI). Itu menandakan bahwa Persatuan

Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) ini cukup berperan dan berpengaruh dalam

membangun bangsa Indonesia ini, kalau dijawa itu NU dan orang NU itu biasanya

kalau mendengar Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI), kami tu sama

dengan Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) walaupun mungkin ada

perbedaan sedikit. Selama ini belum ada nampak kegiatan nya kata Buya Miki,

mungkin saya juga tidak tahu. Sepengetahuan Buya Miki, dari 2009 Masehi mulai

masuk dikampus, kalau kegiatan NU banyak beliau lihat. Sebenarnya kalau

dijalankan roda organsiasi ini dengan baik maka sangat berpengaruh di Bengkulu

Selatan ini apalagi strukturalnya berjalan, dakwahnya jalan, maka sangat

93
Wawancara dengan Tokoh Masyarakat Bengkulu Selatan...,
60

berpegaruh, karena bisa menjadi ladang dakwah di Bengkulu Selatan ini dan

sangat luas sekali wadahnya, namun masih sangat membutuhkan orang yang

mengerti agama untuk menyampaikan kepada masyarakat maka kalau ini berjalan

dengan baik sangatlah bagus. Organisasi Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-

PERTI) ini hanya nampak berkegiatan dalam bidang dakwah, secara sistematis ini

sangat baik untuk membangun Kabupaten Bengkulu Selatan, jadi sebenarnya

kalau bisa ada kerjasama dengan organisasi kepemudaan, maka akan nampak juga

kegiatannya. Karna dakwah ini tidak bisa dilakukan oleh Muhammadiyah sendiri

ataupun NU sendiri, ataupun Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) itu

sendiri, maka kita harus bergandeng tangan untuk mencerdaskan masyarakat kita,

mengajarkan kepada masyarakat kita agar tidak terjadi pelanggaran-pelanggaran

terhadap perintah Allah SWT misalnya, anak-anak muda tidak shalat artinya ini

yang harus kita dakwahkan, maka kita sampaikan kepada masyarakat. Persatuan

Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) tentu sangat mendukung Pemerintah

Daerah Bengkulu Selatan dalam membangun daerah, kalau seandainya dakwah

Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) berjalan dengan baik.94

Buya Dr. Dedi Irama, M.Pd.I, merupakan salah satu dosen di STIT-Q

Manna Bengkulu Selatan yang saat ini berada diposisi ketua LPM dan beliau

sudah berkeluarga dengan satu orang istri istri bernama Ustadzah Emy Herawati,

M.Pd.I dan alhamdulillah sudah memiliki dua anak yaitu satu orang putra dan satu

orang putri yang saat ini sudah masuk sekolah di MI-Q Manna, beliau memasuki

daerah manna ini sudah 8 tahun. Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI)

94
Wawancara dengan Tokoh Masyarakat Bengkulu Selatan...,
61

Kabupaten Bengkulu Selatan itu sendiri merupakan salah satu organisasi atau

wadah untuk berkumpul, khususnya bagi umat islam yang mana Persatuan

Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan itu sama-

sama kita ketahui bahwa asal usulnya dari Ranah Minang dan fungsinya sama

dengan organisasi lain seperti Muhammadiyah, NU dan lainnya yang peranannya

sama-sama menjalankan dakwah, amal makruf nahi mungkar di kalangan umat

Islam yang Insyaallah dengan melalui organisasi Persatuan Tarbiyah Islamiyah

(Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan ini umat Islam khususnya dapat

belajar atau mengamalkan ajaran agama Islam yang sebenarnya .95

Kalau secara kasat mata Buya Dedi melihat bahwa Persatuan Tarbiyah

Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan itu sendiri baru

bergerak dibidang dakwah seperti ceramah agama. Namun secara kegiatan

organisasi sampai hari ini Buya Dedi belum melihat kegiatannya dan

kemungkinan sudah ada, namun itu sudah diluar jangkauan penglihatan beliau.

Pengaruh Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu

Selatan baru terlihat di dunia dakwah. Namun pengaruhnya kalau secara

masyarakat luas belum terlihat, beliau melihat bahwa Persatuan Tarbiyah

Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan baru berpengaruh

dilingkungan Tokoh-tokoh atau Ulama-ulama yang berasal dari Sumatra Barat

atau Ranah Minang saja, kalau misalkan kita lihat Persatuan Tarbiyah Islamiyah

(Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan itu berpengaruh ke masyarakat

asli Manna misalkan, maka itu belum ada terlihat kata Buya Dedi. Persatuan

95
Wawancara dengan Tokoh Masyarakat Bengkulu Selatan Buya Dr. Dedi Irama, M.Pd.I
pada hari Minggu tanggal 1 Agustus 2021 pukul 16.09 WIB
62

Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) secara keseluruhan merupakan ladang

untuk berkumpul dan menyampaikan risalah agama Islam yang sangat baik dan

sangat bagus serta mudah-mudahan Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-

PERTI) kedepannya terutama di wilayah Manna Bengkulu Selatan semakin

berkembang, kemudian rihlah dakwahnya semakin maju, kemudian bisa

meninggkatkan amalan-amalan sesuai Alquran dan Hadits.96

B. Pembahasan

1. Analisis Kami terhadap Bagaimana Peranan Persatuan Tarbiyah Islamiyah

(Tarbiyah-PERTI) di Bengkulu Selatan

Kalau dilihat dari pernyataan orang-orang yang telah peneliti wawancara

dan hasil observasi bahwa Peran PC Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-

PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan itu sudah ada secara personal bukan secara

kepengurusan organisasi di semua bidang sesuai ketentuan SK kepengurusannya

masing-masing.

Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) ini mesti lebih

menunjukkan lagi identitasnya seperti memasang atribut atau lambang-lambang

Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) pada baju, peci, dan tampil di

media sosial, dan akan lebih tampaknya pergerakannya bila memanfaatkan anak-

anak muda milenial, yang bisa dan lebih memahami tentang persaingan di zaman

era industri 4.0 ini dan malahan saat ini orang-orang di luar sana, sudah meranjak

ke era industri 5.0, maka dari itu mestinya kreatifitas anak milenial saat ini bisa

96
Wawancara dengan Tokoh Masyarakat Bengkulu Selatan...,
63

menjadikan Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) juga sebagai wadah

untuk mereka berkarya .

Di Hidayatullah Bengkulu selatan misalnya, yayasan Hidayatullah

bengkulu selatan ini, yang diketuai oleh Ustadz Julius Hidayat dan sekaligus juga

ketua DPD Hidayatullah Bengkulu Selatan dengan sahabatnya Ahmad Maulana,

yang notabenen mereka berdua adalah alumni dari Pondok Pesantren Hidayatullah

Kota Bengkulu. Di akhir bulan september 2021 ini peneliti mulai tertarik dan

penasaran dengan lembaga Hidayatullah ini, sambil memperlajari dan tambahan

referensi dan observasi terhadap pendidikan Islam, yang mudah-mudahan bisa

menjadi acuan ataupun dorongan untuk orang-orang Persatuan Tarbiyah

Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) untuk tidak ketinggalan di zaman ini.

Dari apa yang peneliti amati penyakit dari warga Persatuan Tarbiyah

Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) itu larut dengan kesuksesan fisik yang dahulu, dan

takut membuat trbosan-trobosan baru, serta terlalu lamanya berdiskusi sampai-

sampai kurang aksi. Baik dari segi pemikiran sekalipun warga Persatuan Tarbiyah

Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) sendiri masi belum banyak tau tentang sejarahnya

dan mungkin sedikit sekali yang mempunyai buku-buku karya anak-anak

Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI). Didapati juga bahwa Persatuan

Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) masih larut dengan kesuksesan dimasa

lalu, lebih banyak menceritakan kesuksesan masa lalu, yang pada akhirnya

membuat Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) itu sendiri lambat

untuk berkembang.
64

Memang kita tidak pungkiri sudah banyak Alumni MTI/PPTI yang sukses

baik dari segi akademik muapun non akademik, tapi kesuksesan itu baru untuk

diri sendiri dan masih dangkal untuk mengabdikan diri dan membesarkan

lembaga. Saya teringat kata-kata dari Ustadz Julius yang mengatakan bahwa kita

di Hidayatullah besar di Hidayatullah, kita membesarkan Hidayatullah, maka kita

juga akan ikut besar, beliau juga mengatakan di Hidayatullah kita ada namanya

nikahan massal, yang para santrinya yang sudah siap menikah dan menyelesaikan

pendidikan SLTA nya maka boleh mendaftar, saking menariknya proses ta’aruf

ini dilakukan dengan cara yang sangat unik, yatitu santriwan dan santriwati yang

ingin menikah ini hanya perlu mempersiapkan diri, tanpa perlu tau siapa calon

pasangan nya. Namun kata Ustadz Julius lain halnya dengan para santri yang

mencari jodoh nya sendiri. Dikabarkan juga bahwasanya proses nikahan massal

ini akan berlangsung ditahun depan. Sampai-sampai peneliti juga ditawari untuk

mau menikah dengan orang-orang Hidayatullah dengan syarat adanya keta’atan.

Dapat kita tangkap bahwa hal ini menjadi sangat menarik, di Hidayatullah kami

juga mendapatkan bahwa metode atau manhaj yang dipakai adalah Manhaj

Nubuwwah, yang urutannya mengikuti sistematika wahyu, dari mulai surat al-alaq

1-5 dan surat al mudastsir dan sampai seterusnya sesuai dengan runtutan turunnya

wahyu.

Sempat juga Ustadz Julius dan Ustdaz Maulana ini menyampaikan bahwa

Pendiri gagasan Hidayatullah ini bernama Kiay Abdullah Said yang sejarah

singkatnya didapati melalui obrolan singkat kami, beliau berdua mengatakan,

bahwa Kiay Abdullah Said itu bisa diibaratkan seperti Habib Rieziq sekarang kata
65

mereka, yang dulu beliau sempat keras sekali cara dakwah nya ketika melihat

kezaliman yang ada, sampai-sampai beliau mejadi burunan dan akhirnya beliau

melarikan diri ke Kalimantan, dikatakan juga bahwa beliau adalah orang

Sulawesi, dan beliau mengganti nama beliau, yang sekarang bernama Abdullah

Said.

Banyak juga yang bisa kita ambil pelajaran dari Ustadz Julius dan

Maulana ini, yang mana pada awalnya mereka memulai dengan mengontrak

rumah sampai mendapat tanah di Air Kemang dan saat ini sudah bertambah juga

di Padang Kapuk yang mana sudah mendaftarkan Lembaga LKSA Almanna

Bengkulu Selatan (Panti Asuhan) di Air Kemang yang yayasannya bernama

yayasan Hidayatullah Bengkulu Selatan, dan banyak lagi yang ingin mereka buat,

seperti diwal tahun 2022 ini mereka menargetkan akan berdirinya Rumah Quran,

dan peneliti juga dimasukkan salah satu didalam kepengurusannya, sehingga

daspat kita pahami bahwa Hidayatullah yang bergerak dibidang dakwah dan

tarbiyah ini, tidak jauh beda dengan Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-

PERTI) visi misinya maksudnya adalah sama-sama bergerak dibidang dakwah

dan Tarbiyah, bukan politik praktis alias Partai Politik, namun kehebatannya yang

bisa dilihat adalah kader-kadernya yang sangat muda, seperti Ustadz Julius dan

Maulana mereka berdua seusiaan dengan peneliti, yaitu kelahiran 1997 namun

mereka berdua sudah memliki 2 anak dan satu 1 istri.

Tarbiyahnya Hidayatullah Bengkulu Selatan ini, juga beraqidah

ahlussunnah waljaamh, dan bermazhabkan fiqih, dari imam yang 4 yaitu Imam

As-syafi’i, Imam Hanafi, Imam Maliki dan Imam Hambali. Yang mana kita juga
66

tidak dipaksa dan taqlid buta di Hidayatullah, yang intinya kata beliau adalah

berdakwah melalui lembaga pendidikan (Pesantren) insyaallah kita lebih aman

dan bisa menciptakan suasana sendiri atau menciptakan sendiri lingkungan yang

kita inginkan. Hidayatullah juga tidak mengambil bagian dari politik praktis

dalam artian menjadi partai politik namun pergerakan nya sama dengan Persatuan

Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) yaitu dibidang sosial, pendidikan , dakwah

dan juga ekonomi.

Namun sekali lagi di Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) kita

belum melihat ada Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Mart atau

sejenisnya, ataupun rumah sakit Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI)

di Bengkulu Selatan ini, ataupun mungkin di skala nasional juga mungkin belum

ada. Jadi ini ibarat kata Inyiak Canduang teruskan perjuanagan ini seperti apa ilmu

yang sudah diberikan kira-kira seperti itu. Semboyan ini menjadi sangat dalam

bagi orang-orang Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) apalagi

lembaga MTI Candung sendiri.

Saat ini peneliti mendapati juga fasilitas yang sangat cukup di

Hidayatullah Bengkulu Selatan seperti motor, makan yang cukup 3 kali sehari, air

yang bersih, kendaraan roda dua, kamar dan kasur setra laptop. Tapi yang

menariknya di Hidayatullah Bengkulu Selatan ini mereka bukan berasal dari

orang kaya, orang-orang yang banyak pengetahuan agamanya, apalagi umur yang

sudah tua, malahan jauh dari itu semua, tapi mereka bisa mengadakan tanah,

bangunan, makanan, sampai-sampai pasangan hidup juga dipersiapkan.


67

Ternyata rahasia dibalik itu semua ada hal-hal yang sangat biasa yang

mereka lakukan adalah menjalankan kontak infak Hidayatullah Bengkulu Selatan,

kepengurusan di dalam Hidayatullah tidak sebagai pegawai negeri, dan mebuat

donasi melalui media sosial, dan membayar orang-orang kreatif untuk mengelola

media sosial mereka dengan lebih kurang seharga 10 juta dalam 1 tahun. Dan

untuk bulan oktober 2021 ini Hidayataullah Kota Bengkulu mebuat sebuah

pelatihan media, dalam waktu 1 bulan, makan gratis, suasana Pondok juga

didapati, kasarnya tinggal bawa baju saja, dan alat mandi, seperti komputer dan

wifi sudah disediakan oleh lembaga Hidayatullah Bengkulu, ini suatu hal yang

luar biasa yang mana salah satu kegiatan ini bisa diangkat dengan harga gratis

yang penting setahun dikontrak dulu.

Dan ternyata hal-hal seperti ini mereka tiru dari cara gaya penggalangan

dana oleh Buya Yahya dalam artian setiap kita mau bikin acara, bikin bangunan

maka layangkan proposal, kotak infak, mencari donatur. Dan ternyata mereka juga

sering mendengar kajian-kajian dari Gus Baha, sehingga kita mendapati bahwa

kawan-kawan di Hidayatullah Bengkulu Selatan hampir tidak ditemukannya

celah-celah radikal itu inilah pentingnya kita mecari tau sendiri dan tidak cepat

menerima berita-berita yang asal muasalnya tidak jelas.

Begitu juga halnya ketika peneliti datang ke Bengkulu ini, memalui

amanah dari Ibu Kami Wirdayati dan Ummi Dwi Warna Komalasari (Ummi Sari)

selaku selaku pengasuh di Rumah Quran Cahaya Diatas Cahaya Bukittinggi.

Ummi Sari adalah guru dari adi kami yang bernama Rizka Rahmawati bin

Syamsuar (Rizka) dan Nisa Arifna bin Syamsuar (Nisa) yang sudah
68

menyelesaikan hafalan Alqurannya sebanyak 30 juz dibawah asuhan Ummi sari,

Alhamdulillah mereka bisa menyelesaikan hafalannya lebih kurang 1 tan lebih.

Keberangkatan kami pertama kali adalah ditahun 2019 bersama adik kami

Rizka. Rizka adalah anak ketiga dari datrah daging Bapak Syamsuar. Rizka

kelahiran Sorek (Riau) 18 April 2002, ketika MTs dia bersekolah di Pondok

Pesantren Darul Makmur Sungai Cubadak Kecamatan Baso. Ponpes Darul

Makmur ini satu-satunya Pesantren yang ada di kecamatan Baso, yang di asuh

Oleh Buya Marwan Alwi Tuangku Lubuak. Dan di tingkat sma Rizka

menyelesaikan SLTAnya di Sekolah Paket. Dan setelah tamat, Rizka

menyambung ke Akademi Dakwah Islam Aqabah Bukittinggi selama 1 tahun

yang setara D2, dan saat ini Rizka menyelesaikan S1nya di Padang. Dan

mendapat beasiswa full Tahfidz.

Kami bersama Rizka di utus dari Bukittinggi ke Kabupaten Kaur Provinsi

Bengkulu, tepatnya di Desa Cahaya Batin Kecamatan Semidang Gumay selaku

guru pengganti. Saat itu guru yang mengajar sedang berangkat umrah, lebih

kurang 1 bulan kita di kontrak. Pada saat itu Kami baru saja menyelesaikan KKN

(Kuliah Kerja Nyata) IAIN Bukittinggi lebih kurang 40 hari di Provinsi Sumatra

barat Kabupaten Padang Pariaman Kecamatan VII Koto Sungai Sariak Nagari

Lareh Nan Panjang Sungai Sariak Korong Sungai Langkok. Kami saat itu juga

diamanahkan selaku ketua kelompok 35 KKN IAIN Bukittinggi tahun 2019,

banyak sekali ilmu yang didapat disana sehingga bisa menjadi bekal untuk

merantau ke manapun.
69

Nisa adik kami yang ke 4 lahir di Ujung Guguk, Baso Sumatra Barat pada

tanggal 29 bulan Desember tahun 2004. Sedikit tambahan lagi Ustadz Adi

Hidayat didalam ceramahnya juga mengatakan bahwa di Hidayatullah punya

kebiasaan yang sangat bagus dan menarik yaitu kebiasaan Qiyamullail ataupun

shalat malam seperti shalat Tahajjud dan shalat witir, yang mana hal ini sudah

menjadi budaya bagi mereka, apa keinginan mereka, mereka mintak sama Allah

SWT, kekompakan yang sangat dirawat, patuh dan taat kepada pemimpin juga

sangat diasah di lembaga Hidayatullah ini.

2. Analisis kami terhadap Apa saja kegiatan organisasi Persatuan Tarbiyah

Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan

Secara sederhana bahwa kegiatan PC Persatuan Tarbiyah Islamiyah

(Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan sudah banyak terlaksana namun

lebih menonjol dalam bidang keagamaan seperti sosial, pendidikan dan dakwah.

Untuk kegiatan , kita bisa mencvontoh kerpada organisasi lain, dan hal itu

membuat santri perti tidak puas, sehingga mereka larut dan hanyut terhadap

lembaga, ataupun organisasi lain, misalkan HMI salah satu pergerkana mahasiswa

ini sangat besar, saya dapati begitu bangga nya para senoir sampai-sampai

megatakan bahwa anak-anak perti dengan \hmi itu hampir tidak bisa di pisahkan ,

sehingga merka awalnya mencari ilmu ke tempat ornag tapi rumah senfdiri tak

terurusi, merka bangga memakai atribut \hmi, mereka tidak sadar bahwa hal itu

semakin membesarkan lembaga atapun organunsasi HMI itu sendiri, padahal

dalam pergerajkan mahasiswa ada IMTI namanya, karena kekesalan peneliti

terhadap sikap ynag dilakukan oleh para senoir sehingga kami juga mecoba paksa
70

masuk ke KAMMI untuk mencari ilmu di organisasi lain dan kami tidak pernah

bangga memakai atribut organisasi lain baik dari segi postingan di media sosial

sekalipun.

Karena untuk saat ini menurut kami hal tersebut adalah identitas kami, hal

ini juga bisa menjadi pembuktian secara jelas bahwa mereka bukan Tarbiyyin

sejadi, yang kata-kata ini mereka lontarka ketika di acara LKTI (Latihan

Kepemimpinan Tarbiyah Islamiyah) yang diadaklan dicandung, dan penelioti

sempat mebgikuti nya di tahun 2019. Hal itu peneliti dapati karana ada nasehat

dari Ustadz Khairul Miftah ynag mengatakan, nak kalau kamu nantik pergi

kemana –mana gabunglah dengan orang-orang tarbiyah, karana kita itu pada

dasrnya adalah satu sanad keilmuan, yang sanad kita sampai kepada rasulullah

SAW.

Saat ini peneliti juga aktif sebagai koordinator Wilayah Bengkulu Kajian

Buya Dr. Arrazy Hasyim, dan peneliti sebagai admin dan satu admin lagi adalah

admin dari Ribath Noauriyah, yang di asuh langsung oleh Buya arrzay.

Buya Arrazy adalah Ulama asli Minangkabau, ahli hadis dan penghafal

alquran, beliau ahli dalam ilmu aqidah dan filsafat islam, sehingga kajian-kajian

beliau sangan jelas ketika membahas tentang aqidah sifat 20 (aqidah aswaja).

Disamping beliau ada juga K.H Idrus Ramli yang juga dikenal di media sosial

sebagai singanya aswaja, ada lagi Buya Apria Putra yang juga aktif sekali dalam

mengisi acara-acara seminar baik di zoom dan media sosial lainnya.


71

Disamping itu ada Kaji Surau yang sangat aktif belakangan ini, yang

mejadi wadah juga bagi anak-anak siak Tarbiyah Islamiyah (santri Tarbiyah-

PERTI) dan website yang sudah cukup lama juga yaitu tarbiyah islamiyah.

Ustazah Wiza Novia Rahmi (Pituluik Rimbo) yang sangat lihai juga dalam

membuat caption-caption serta kata-kata yang disusun dengan sangat menarik

sehingga cerita-cerita ataupun isah-kisah perjalanan beliau menjadi sangat

menarik untuk dibaca dan sangat aksis juga di media sosial dan ada juga Kamil

Muhammed selaku youtuber (konten kreator) yang konten beliau banyak sekali

menceritakan tentang santri-santri Tarbiyah-PERTI maupun guru-guru beliau dan

beliau juga aktif di radio, dan koran haluan di kota Padang.

Jadi sebenarnya hal ini sudah dimulai oleh kawan-kawan yang lain, namun

jumlah personilnya yang belum membuming dibandingkan konten kreator dari

santri NU misalnya. Inyiak Ridwan Muzir pernah berucap bahwa anak siak di

Tarbiyah-PERTI ini masih cukup buta dalam hal tulis-menulis, namun untuk

penggagasnya sudah beliau mulai bersama istri beliau dan kawan-kawan yang lain

dan masih belum tampak kekompakan itu dalam hal bereksistensi di media sosial,

dalam artian masih dewean (sendiri-sendiri) itu yang peneliti tangkap dari cara

beliau yang selalu memotivasi adik-adinya di Tarbiyah-PERTI.

Ada juga namanya Buya Ronal Andaniy yang sangat dekat dengan para

santri, kita juga sempat berziarah ke makan Angku Saliah, ke makan Syekh

Burhanuddin Ulakan bersama dengan santri-santri Pondok Pesantren Darul

Makmur Sungai Cubadak, ada Hanafi dari Koto Tinggi, ada Arif, Geri dan Khalil

santri dari MTI Candung. Beliau aktif di hadroh (majelis zikir dan sholawat) yang
72

membuming di kalangan para santri Tarbiyah-PERTI dengan nama Syifa Alqulub

dan ada juga hadroh dari Darul Makmur, dari MTI Pasir, dari Attaqwa, dari MUS

Candung, dan mereka semua dikumpulkan dengan nama organisasi PASTI

(Persatuan Anak Siak Tarbiyah Islamiyah).

Begitu juga di tingkat mahasiswa ada Muhammad Hidayatullah (Bang

Dayat) salah satu santri Tarbiyah-PERTI yang sangat lantang dan percaya diri

dengan ketarbiyahannya, sehingga anak-anak milenial se-indonesia sampai luar

negeri mengenal dengan namanya Tarbiyah-PERTI, beliau juga Alumni dari UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Institut Darussunnah Internasional Jakarta, dan

sekarang beliau sedang menguiti kegiatan kader ulama di Masjid Istiqlal Jakarta,

yang banyak di isi oleh para profeesor yang ahli dibidang agama islam, dan juga

beliau sempat mendapat ip 4.0 pada tiga semester waktu berkuliah di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Dan beliau juga selaku wakil ketua umum santri mendunia.

Organisasi Santri Mendunia sangat eksis saat ini di instagram dan sosial media

lainnya. Yang sering mengadakan obrolan-obrilan inpiratif untuk para santri

diseluruh dunia. Dengan jargon Santri Mendunia terkoneksi, berbudaya, dan

penuh karya.

Bang Dayat juga menjadi ketua pertama IMTI Jabodetabek, bersama

Tarmidzi dan santri-santri Tarbiyah-PERTI lainnya yang berkuliah di sekitaran

Jabodetabek. Dengan adanya kemunculan gerakan di Jakarta membuat semangat

baru itu muncul pada diri anak-anak muda milenial Tarbiyah-PERTI di Kota

Bukittinggi, Kota Padang, dan Batu Sangkar, sehingga munculnya IMTI di

Padang, IMTI Batu Sangkar, dan IMTI Bukittinggi-Agam.


73

Dan saat ini pergerakan santri Tarbiyah-PERTI di lingkup mahasiswa

tetap terus berjalan, yang mana akan nantinya muncunl Pengurus Besar Mahaiswa

Tarbiyah-PERTI , dimasa- masa yang akan datang, yang hal itu akan terwuduj

bila mana di setiap daerah organisasi Mahasiswa Tarbiyah-PERTI bermunculan di

permukaan, dimana amanah-amanah itu para santri bisa tetap bisa mengulang-

ulang Kaji yang sudah didapat selama di Pesantren Tarbiyah-PERTI.

Peneliti juga sempat mengobrol dengan Ustadz Rifa’i, beliau ahli

khaligrafi tingkat nasional, yang berdomisili di Bengkulu Selatan yang mengajar

di SDIT Al Qalam Manna Bengkulu Selatan, dan Pondok Pesantren Al-quraniyah

Manna, beliau juga mengatakan bahwa ketika beliau di Mahasiswa beliau cukup

aktif di KAMMI itu sekitar 60 % , 40% nya lagi beliau aktif di kampus STIT Al-

quraniyah Manna Bengkulu Selatan, yang mana pada mulanya Organisasi

KAMMI ini dirintis oleh Ustadz Firmawan, yang awalnya Oragnisasi KAMMI

Bengkulu Selatan beranggotakan 5 orang dan lebih kurang 10 tahun saat ini sudah

hampir beranggotakan 50an. Maka dapat diambil pelajaran, bahwa kita hanya

perlu memulai, maka penerus kita nanti yang akan melanjutkan estafet perjuangan

ini.

Maka dari awal kita berpuya merintis IMTI dan IPTI di Bengkulu Selatan

ini, dan nantik biar anak cucu keturnan kita yang akan melanjutkan. Selama kita di

Hidayatullah, kita dapati juga ilmu tentang pemerintahan, menjaga amanah,

pengabdian terhadap organisasi, dan merintis organisasi. Bagaimana hal ini bisa

menjamur keseluruh santri Tarbiyah-PERTI di dunia, untuk menjadi perintis


74

perjuangan Inyiak Canduang dan ulama-ulama Tarbiyah-PERTI terdahulu dan

saat ini.

Karena Ustadz Julius juga pernah mengatakan bahwa berdakwah melalui

lembaga, kita cukup bisa bergerak leluasa, seperti dalam proses pengkaderan dan

pihak DPW Hidayatullah Bengkulu kemarin itu juga mengatakan bahwa untuk

menaklukkan Kota Konstantinopel itu sudah di impikan dan direncakan ribuan

tahun sebelum Muhammad Alfatih ada, namun penaklukan Kota Konstantinopel

itu ditakdirkan di masa Muhammad Alfatih terwujudnya ketika beliau masih di

usia yang sangat muda, begitu juga dengan Imam Alghazali yang bergerak di

bidang pendidikan yang mana pada saat itu orang-orang sangat sibuk untuk

persiapan perperangan, dan beliau malah memilih untuk mengkader murid-

muridnya, namun hal itu tidaklah sia-sia malahan dari proses pengkaderan itu

lahir para Masyaik dan Ulama-ulama ahli Tasawuf yang mana juga menjadi

sokongan besar terhadap keberhasilan dari Muhammad Alfatih sang penakluk

Kota Konstantinopel.

Kamil selaku ketua IMTI Padang juga telah aktif di Majlis Zikir

Muhibburrasul Kota Padang, dan Tengku Rizki Rahman juga selaku Alumni

Pertama Pondok Pesantren Darul Makmur Sungai Cubadak yang di asuh oleh

Buya Marwan Alwi Tuangku lubak dan Ustadz Datuak Marwan Abbas S.Pd.I

selaku Pimpinan Pondok, Ustadz Irfan Said dan para Ustadz dan Ustazah , Buya

dan Ummi yang lainnya yang sangat cakap sehingga perkembangan Pesantren ini

sangat cepat, dan sokongan dari masyarakat sangatlah banyak dan kuat. Maka hal
75

ini bisa menjadi masukan buat kita bahwa kunci dari Pesantren itu adalah

kepercayaan orang banyak terhadap pengasuhan dan perkembangan Pesantren.

Sabrun Jamil adalah salah satu sahabat kecil kita yang sudah belajar di

Mesir selama lebih kurang 4 tahun, dan akhirnya pulang dan hal itu membuat

keberkahan tentunya buat sekalian orang sekampung, begitu juga mestinya hal ini

menjadi perhatian masyarakat di Bengkulu Selatan agar bagaimana ada salah satu

diantara anak cucu keponakannya yang bisa masuk dan menimba ilmu agama

islam di Timur Tengah dan akhirnya pulang ke kampung halaman dan membagi-

bagikan ilmu yang didapat dari Luar Negeri kepada masyarakat di kampung

halaman.

Dan ada lagi sahabat kecil kami yang masih di Korea saat ini, yaitu Rizki

Eka Putra. Dan masih banyak lagi teman-teman dan sahabat-sahabat kami yang

berkuliah maupun bekerja di dalam dan luar negeri, Dahulunya belajar ngaji

bersama di lembaga MDTA Alhidayah Sungai Cubadak Baso yang saat ini sangat

pesat perkembangannya sehingga dari alumni MDTA tadi banyak sekali yang

melanjutkan pendidikannya ke Pondok Pesantren Darul Makmur Sungai Cubadak.

Yang dapat kita ambil pelajaran adalah bagaimana anak cucu keponakan

kita bisa baca quran dan punya dasar agama untuk kelak merantau ke negeri orang

agar kebutaan terhadap agama ini tidak begitu dangkal di tengah-tengah

masyarakat di Bengkulu Selatan dimasa yang akan datang.

Begitu juga di MTI Kapau saat ini juga sedang membangun pasca

kebakarannya gedung perintisan yang di bikin oleh murid Inyiak Candung yaitu
76

Syekh Rasyidin Kari Bagindo atau lebih dikenal dengan sebutan Inyiak Khatik

oleh masyarakat di Nagari Kapau.

3. Analisis kami terhadap Pengaruh Organisasi Tarbiyah-PERTI dalam

kehidupan masyarakat di Bengkulu Selatan

Pengaruh Organisasi Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI)

Kabupaten Bengkulu Selatan, kalau kita lihat sepintas tentu sangat berpengaruh

terutama dalam membentengi umat islam untuk beraqidah ahlussunnah

waljamaah, tentu pengaruhnya tidak luput dari sosial, pendidikan dan dakwah

juga.

Dilihat dari daftar anggota kepengurusan Persatuan Tarbiyah Islamiyah

(Tarbiyah-PERTI) Bengkulu Selatan ini yang masih banyak belum tau organisasi

Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) secara organisasi, namun secara

pemahaman mereka rata-rata sudah tau.

Memang benar Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) dengan

Nahdhatul Ulama itu hampir sama, tapi perlu digaris bawahi, kalau kedua-duanya

adalah sama, lalu kenapa namanya nya berbeda? maka jawaban sederhananya

adalah bahwa pendirinya berbeda, waktu dan wilayah asalnya berbeda berasal dari

minangkabau, dan hal itu sudah sangat menjadi ciri khas bagi bangsa indonesia

ini, berbeda-beda tapi tetap satu tujuan. Awalnya organisasi Persatuan Tarbiyah

Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) ini adalah wadah untuk menyatukan ulama ulama

yang ada di minangkabau, dan dari murid-muridnya yang sudah menyebar ke

seluruh penjuru dunia maka perlu adanya hubungan baik itu anatara murid dengan
77

guru, maka berkembanglah organisasi Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-

PERTI) dari tingkat santri sampai mahasantri.

Kami yang faqir ilmu ini masih berfikir bahwa Persatuan Tarbiyah

Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) itu adalah organisasi yang sangat berbeda dengan

Nahdhatul Ulama dan juga Muhammadiyah, karena hal ini menjadi suatu

kebanggaan sendiri bagi diri kami, ormas islam yang didirikan oleh ulama

minangkabau, yang karya-karya beliau sangat berpengaruh di peradaban

minangkabau, menjadikan ranah minang yang islami lagi berbudaya.

Salah satu semboyan yang kita kenal “adat basandi syarak, syarak basandi

kitabullah” itu adalah salah satu karya dari Inyiak Canduang, bersama kawan-

kawan beliau dalam menyatukan kaum adat dan kaum agama. Yang mana

pemahaman ini kami dapatkan ketika telah menjadi mahasiswa, apalagi ditambah

dengan meneliti organisasi Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) ini.

Kami dan kawan-kawan terkadang merasa layu, disebabkan kurang nya

pengetahuan tentang organisasi Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI)

ini, sehingga kami menyadari bahwa kami hanya menikamati apa yang sudah ada,

bukan malah menambah apa yang sudah ada namun malah mungkin mengurangi

apa yang sudah ada ini.

Hampir disetiap sudut media sosial di ranah miang dipeuhi oleh

pemahaman wahabi, media saat ini sangat mencolok telah mereka kuasai,

sehingga instagram-instagram mereka sudah pada centang biru, sekalipun tidak

centang biru tapi followernya sudah ribuan, sedangkan Kaji Surau dan website
78

Tarbiyah Islmaiyah masih belum terlalu diminati oleh masyarakat, seolah-olah

kita gagal dalam menghadapi tantangan zaman di era milenial ini.

Bisa diibaratkan bahwa pemikiran anak muada milenial di tubuh

organisasi Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) belum terpakai, bisa

jadi penyebabnya memang organisasi Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-

PERTI) di identik kan dengan kaum tua, seolah-olah mennag harus yang tua-tua

saja ada didalamnya, mungkin bisa jadi ini juga yang membuat Persatuan

Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) ini sendiri lambat untuk berkembang.

Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) tetap berkembang

memnag tapi masih lambat, kita bisa bandingkan organisasi Hidayatullah ini,

umurnya yang baru setengah abad ini, sudah cukup eksis di media sosial

sedangkan kita hampir 1 abad, tapi masih belum bisa masuk ke dunia maya, kita

akui di dunia nyata Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) diakui

apalagi dikalangan orang-orang tua memang mereka tau dan sadar akan organisasi

ini,tapi bagaimana dengan nak-anak mudanya.

Namun yang menjadi tugas bagi kita adalah generasi mudanya tadi, jangan

sampai orang lain lebih tau tentang sejarah kita daripada kita sendiri, kita besar

dilingkungan itu, tapi dangkal akan hal itu, dan lebih senang dan bahagia bekerja

dengan orang lain, tapi ladang sendiri tidak tersiangi.

Rumah orang di kontrak, padahal rumah sendiri kita punya, maka dalam

hal ini kami dengan beberapa kawan-kawan mulai berusaha semaksimal untuk
79

tetap eksis dan tidak ketinggalan zaman dalam mengadapi era milenial ini,

sehingga kita memang bener-bener bisa berlayar di muka bumi ini.

Yang ingin sekali kami sampaikan adalah bagaimana hal ini memang

bener-benar menjadi bahan pertimbangan kita generasi muda, seperti temen-temen

dimahasiswa kita punya organisasi di Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-

PERTI), di lingkungan siswa kita juga punya dikalangan pemuda kita juga punya,

begitu juga dikalangan ibuk-ibuk kita juga punya.

Saya yakin dan percaya ketika pergerakan IMTI ini di jadikan wadah oleh

temen-temen dalam hal apapun itu, maka membesarkan oraganisasi ini kita juga

akan ikut besar. Kita tidak perlu menjadi orang lain untuk dikenal, cukup jadi diri

sendiri, sebab meniru orang boleh-boleh saja, tapi mengaku jadi orang itu

sangatlah sadis seolah-olah miskin akan idealismenya.

Apa yang kami sampaikan ini adalah rasa semangat yang kuat disebabkan,

hubungan antar santri Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) itu sangat

kuat, jadi dimapaun kita berada rasa itu tetaplah ada.

Jadi bicara pengaruh Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) ini

adalah bicara perannya anak muda Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-

PERTI) itu sendiri, karena pemuda adalah agen perubahan, agen kontrol dalam

tatanan bermasyarakat terkhusus di badan organisasi Persatuan Tarbiyah

Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) itu sendiri.

Maka dari iu kami mengajak para pemuda, santri, mahasiswa Persatuan

Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) untuk ikut andil dan mensukseskan setiap


80

agenda-ageda yang ada. Dan memberikan kontribusinya agar masyarakat tau

bahwa pemuda, santri dan mahasiswa Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-

PERTI) itu memang ada, dan terlihat dipermukaan bumi ini, apalagi di media

siosial saat ini.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan tahapan dan penelitian, maka penulis mengambil

kesimpulan tentang bagaimana peranan kepengurusan Cabang Persatuan Tarbiyah

Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan Periode 2018-2023,


81

kemudian apa saja kegiatan organisasi Pengurus Cabang Persatuan Tarbiyah

Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan Periode 2018-2023

dan apa saja pengaruh kepengurusan Cabang Persatuan Tarbiyah Islamiyah

(Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan Periode 2018-2023 dalam

kehidupan masyarakat di Bengkulu Selatan.

Hasilnya diketahui bahwa peranan kepengurusan Cabang Persatuan Tarbiyah

Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan Periode 2018-2023

belum tampak di masyarakat, namun untuk lingkungan kepengurusan sendiri

sudah tampak perananya dan saling merasakan, seperti kepengtahuan tentang

keagamaan. Kalau kita lihat secara personal sudah berperan ditengah-tengah

masyarakat, tinggal lagi kemunculan agenda-agenda bersama yang dirasakan oleh

masyarakat. Disamping itu atas nama MUI Kabupaten Bengkulu Selatan

Pimpinan Cabang Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Kabupaten

Bengkulu Selatan Periode 2018-2023 juga ikut berperan aktif.

Kemudian untuk kegiatan organisasi Pengurus Cabang Persatuan Tarbiyah

Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan Periode 2018-2023

sudah aktif di MUI, di agenda Dakwah seperti kajian baik di bulan Puasa
81
Ramadhan, mapun khatib jumat, 2 hari raya dan kajian subuh,dan sejenisnya.

Sedangkan dalam dunia Pendidikan sudah ada baik secara formal (SMA

Pembangunan Bengkulu Selatan) dan non formal melalui kajian-kajian dan

halaqoh-halaqoh. Sedangkan didalam dunia sosial juga ikut berperan dan

Komunikasi antar umat beragama dan juga Majlis Ulama Indonesia (MUI)

Kabupaten Bengkulu Selatan. Dan sebenarnya hal ini sudah sesuai dengan tujuan
82

awal didirikannya organisasi ini oleh Maulana Syekh Sulaiman Arrasuli (Inyiak

Canduang) dan kawan-kawan beliau.

Sedangkan pengaruhnya kepengurusan Cabang Persatuan Tarbiyah Islamiyah

(Tarbiyah-PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan Periode 2018-2023 maupun

Ulama-ulama ataupun Tokoh-tokoh Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-

PERTI) itu sendiri dalam kehidupan masyarakat di Bengkulu Selatan ada yang

merasakan dan ada juga yang belum, kalau yang sudah dirasakan tentunya seperti

kajian-kajian keislaman, sedangkan yang belum sebenarnya adalah masalah ruang

lingkupnya saja yang perlu diperluas lagi cakupannya dan media sosial ataupun

sejenisnya yang perlu untuk mendokumentasikan, agar memang masyarakat bisa

tau kegiatan-kegiatannya terbarunya.

B. Saran

Dalam penelitian ini, penulis menuangkan beberapa saran sebagai berikut:

1. Peranannya lebih diperluas lagi, dan juga memanfaatkan anak-anak muda

dalam menghadapi pergolakan di media sosial salah satunya.

2. Untuk kegiatanya, perlu dipertahankan saja apa yang sudah ada, dan

mungkin tinggal lagi memperbanyak massanya (anggotanya) atau lebih

tepatn istilahnya dengan pengkaderan, agar personil-personil dimasing-

masing bidang serta jenjang-jenjang disetiap lini kehidupan masyarakat,

baik itu dari tinggat pelajar, mahasiswa, pemuda, perempuannya, serta

sesepuh-sesepuhnya juga.
83

3. Untuk pengaruhnya agar dirasakan oleh masyarakat luas tentu kerjasama

yang perlu dijaga baik dari internal maupun eksternal, agar hubungan

silaturrahim yang sudah terjalin masih tetap kokoh sampai hari kiamat.

Anda mungkin juga menyukai