Adisra Ahmad Bab 1-5
Adisra Ahmad Bab 1-5
BAB I
PENDAHULUAN
Ulama Besar Islam yang berfaham Ahlussunnah Wal Jama’ah dalam I’tiqat dan
(MTI) mulai tampak maju dan ramai, maka timbullah keinginan Maulana Syekh
Agam Provinsi Sumatra Barat (berdekatan dengan Kota Bukittinggi) pada tanggal
Ranah Minang adalah wilayah yang sangat terkenal kuat hubungan antara
adat dengan agama Islam. Ranah Minang adalah salah satu daerah yang
mengalami proses Islamisasi sangat dalam juga. Namun agak sulit juga dipastikan
kapan Islam itu masuk ke Ranah Minang ini. Ada yang mengatakan abad ke-8,
1
Alaiddin Koto, R. et al, Hasil-hasil Munas-Muktamar Tarbiyah-PERTI, (Jakarta:
Tarbiyah-PERTI) h. 4
2
Deliar Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942, (Jakarta: LP3ES.) h. 241
1
2
ada yang mengatakan abad ke-12, bahkan ada yang mengatakan abad ke-7, karena
adalah Raja Alam Arif sekitar tahun 1600 Masehi. Oleh karena pusat kerajaan ini
jauh dari daratan, dan perkiraannya bahwa dengan masuknya Raja Alam Arif,
berarti Islam telah menyebar di Ranah Minang sekitar tahun 1600 M tersebut. Dan
juga nama Alam itu sebenarnya berasal dari bahasa arab, nama Arif juga berasal
Lebih kurang satu Tahun peneliti merantau ke Bengkulu Selatan ini ada
beberapa Tokoh Agama Bengkulu Selatan yang peneliti temukan berasal dari
1. Buya Drs. H. Muslim adalah alumni MTI kapau dan beliau adalah Ketua
3
Taufik Abdullah, Sejarah dan Masyarakat, Lintas Historis Islam di Indonesia, (Jakarta:
Pustaka Firdaus, 1987), h. 111-112
4
Hamka, Ayahku Riwayat Hidup Dr. H. Abd Karim Amrullah dan Perjuangan Kaum
Agama (Jakarta: Widjaya, 1982), h. 5
5
PD Tarbiyah-PERTI Bengkulu, Surat Keputusan PD Tarbiyah-PERTI Bengkulu
(Bengkulu: 2018), h. 3
3
2. Buya Pitrul Aidi, SE adalah Alumni MTI di Solok yang juga mengajar
3. Buya Budi Putra, SH adalah alumni MTI Pasir Agam Sumatra Barat.7
Bagi Peneliti ini suatu hal yang menarik untuk diteliti, sebab cukup
perhatian bagi Peneliti adalah apa-apa saja peran, kegiatan serta pengaruh orang
Selatan. Oleh karena itu Peneliti berupaya mengambil peran untuk meneliti
Pembangunan Bengkulu Selatan ini, namun juga tak lupa kedepannya juga akan
dikembangkan ke dalam bentuk lembaga yang lain seperti MI, Pesantren dan
sebagainya.
6
Ijazah Pondok Pesantren MTs Swasta TI Solok
7
Ijazah Pondok Pesantren MTI Pasir
4
Selatan ini yang dikelola oleh yayasan Persatuan Tarbiyah Islamiyah Bengkulu
Selatan, dan ini sebenarnya menjadi hal pengetahuan baru bagi Peneliti. Sebab
selama ini yang Peneliti temukan Lembaga Formal yang dikelola oleh Persatuan
Maka dari itu Peneliti ingin sekali untuk menggali lebih mendalam lagi
B. Identifikasi Masalah
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
Periode 2018-sekarang?
E. Tujuan Penelitian
sekarang.
F. Manfaat Penelitian
G. Penelitian Relevan
Islam Fakultas Ushuludin Dakwah dan Adab Intitut Agama Islam Negeri
tahunnya.9
tahunnya.10
4. Pada Cetakan 1, Oktober 2012 Prof. Dr. Alaiddin Koto, M.A. , menulis
5. Pada Cetakan I, Januari 2006 Lili Romli menulis buku dengan judul
(Tarbiyah-PERTI) di daerah-daerah.12
6. Edisi Ke-2 Jakarta 9 Februari 1982 Deliar Noer, menulis buku dengan
Selatan.13
H. Sistematika Penulisan
11
Alaiddin Koto, Persatuan Tarbiyah Islamiyah Sejarah, Paham Keagamaan, Dan
Pemikiran Politik 194-1970, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012)
12
Lili Romli, Islam Yes Partai Islam Yes, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar , 2006)
13
Deliar Noer, Gerakan Moderen Islam di Indonesia 1900-1942, (Jakarta: LP3ES, 1982)
9
tujuan penelitian, manfaat penelitian, penelitian relevan, hipotesis (jika perlu) dan
sistematika penulisan.
BAB III metode penelitian, terdiri dari: pendekatan dan jenis penelitian,
waktu dan tempat penelitian, populasi dan sampel atau subjek penelitian/objek
penelitian/sumber data, data dan instrumen, teknik pengumpulan data, dan teknik
analisis data.
Daftar Pustaka.
BAB II
10
LANDASAN TEORI
(Tarbiyah-PERTI)
organisasi yang bergerak dalam tiga bidang yaitu bidang pendidikan, sosial dan
dakwah. Didirikan oleh Syeikh Sulaiman Arrasuli, Syekh Jamil Jaho, dan para
tokoh ulama Ahlusunnah Wal Jama’ah lainnya pada tanggal 15 Zulqaidah 1346
Hijriah, bertepatan dengan 5 Mei 1928 Masehi di Canduang, Sumatra Barat. Pada
Dan pada tahun 2016 tepat pada tanggal 23 Oktober telah ditetapkan di
diputuskan oleh pimpinan sidang yang diketuai oleh Prof. Dr. Alaiddin Koto,
wakil ketua oleh Prof. Dr. H. Muchtar Latif, M.Pd., sekretaris oleh Drs.
Baharuddin H.T., M.Si. dan Anggota I,II dan III oleh Awerman S.Sn. M.Hum,
Sumatra barat. Tokoh sentralnya dikenal dengan nama Inyiak Canduang (Maulana
Syekh Sulaiman Arrasuli) yang pernah belajar di Mekkah selama tiga setengah
14
Lili Romli, Islam Yes Partai Islam Yes, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar , 2006), h . 41
15
Alaiddin Koto, R. et al, Hasil-hasil Munas-Muktamar Tarbiyah-PERTI, (Jakarta:
Tarbiyah-PERTI) h. 9 10
11
Baru Canduang, pada tahun 1926 atas usulan Syekh Qadhi Ladang Lawas beserta
muridnya melakukan perubahan sistem halaqah mejadi klasikal. Syekh Jamil Jaho
mendirikan MTI Jaho, Syekh Abdul Wahid mendirikan MTI Tabek Gadang, dan
Menyadari semangatnya kaum muda, kaum tua pun tidak mau kalah,
mereka melakukan reaksi yang sama, yaitu sama-sama menerbitkan majalah. Sulu
Sjarikat al-Ihsan dan Suarti (Suara PERTI) tahun 1940, dalam Pendidikan kaum
PGAI.17
Islam datang, sehingga lahirlah aliran-aliran baru yang berbeda-beda. Karena hal
Miskin, Haji Sumanik, Dan Haji Piobang yang baru pulang dari Makkah pada
permulaan abad ke-19 yang beraliran Wahabi. Mereka segera melakukan gerakan
menentang tradisi atau adat istiadat yang bertentangan dengan ajaran Islam yang
sebenarnya. Namun, karena gerakan beliau bertiga dijalankan secara keras, dan
didukung oleh beberapa tokoh muda yang beraliran radikal juga, seperti Tuanku
Nan Renceh dari Kamang, sehingga usaha tersebut melahirkan “Perang Paderi’.18
16
Muhammad Qasim, Tradisi Madrasah Tarbiyah Islamiyah di Sumatra Barat (Sumbar:
at-Tarbiyah, 2013), h. 21-22
17
Ahmad Robihan, Persatuan Tarbiyah Islamiyah, (Wonosobo: UNSIQ, 2012), h. 2
18
Alaiddin Koto, Persatuan Tarbiyah Islamiyah Sejarah, Paham Keagamaan, Dan
Pemikiran Politik 194-1970, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), h. 16
12
Keempat Tokoh di atas adalah para penentang gerakan dan praktik tarekat,
yang mana telah berkembang di Ranah Minang. Tidak hanya tarekat, tetapi juga
terhadap semua amalan yang menurut mereka tidak ada sumbernya baik
datangnya dari Rasulullah SAW maupun yang terdapat dalam ajaran Islam, seperti
berdiri sewaktu membaca kisah Maulid Nabi, masalah ushalli, dan lain
sebagainya.19
mereka juga melihat perbuatan tersebut sebagai bid’ah yang menghantarkan kita
sebagai ulama ahli fikih, beliau pernah menjadi Qadhi dalam mengurusi masalah
nikah, talak dan rujuk (NTR) sejak tahun 1917. Pada tahun 1947-1960, beliau
Tengah di Bukittinggi.21
kelas 1 sampai kelas 9 dengan sistem kelas, karena perkembangan zaman kelas ini
19
Deliar Noer, Gerakan Moderen Islam di Indonesia 1900-1942, (Jakarta: LP3ES, 1982),
h. 38-47
20
Alaiddin Koto, Persatuan Tarbiyah..., h. 21
21
Muhammad Kosim, Syekh Sulaiman Al-Rasuli Tokoh Pendidikan Islam Bercorak
Kultural (Sumbar: Kemenag Sumbar, 2015), h. 23-24
13
sebenarnya tahun 1907 sudah berjalan di Surau Baru, Pada tahun 1953 kurikulum
berubah menjadi 70% pelajaran agama (kitab kuning) dan 30% pelajaran umum.,
disingkat dengan Aswaja yang di kembangkan oleh Abu Al-Hasan Al-Asy’ari dan
aqidah sifat 20, sedangkan dalam bidang ibadah merujuk kepada Mazhab Syafi’i.
Dan tasawuf kepada Imam Al-ghazali dan Junaid Al baghdadi. Sekalipun tidak
tarekat itu ada, yang tentunya di pandang mu’tabarah, dan oleh karena itu sangat
Barat, Dr. Lemen Arjiman M.Pd. Tuan Guru/Kyai Persatuan Tarbiyah Islamiyah
aktif di pengajian umum, pengajian remaja, sebagai khatib dan imam, aktif juga
dalam kegiatan safari Ramadhan, Tuan Guru H. Ms. Uddin, MA, Tuan Guru H.
Azhar Rasidi, Tuan Guru H. Muh. Siddiq dan Tuan Guru H. Ramadhan. Program
22
Gazali, Madrasah Tarbiyah Islamiyah Benteng Sunni di Minangkabau (Indosesia: IAIN
bukittinggi, 2015) h. 2457-2458
23
Alaiddin Koto, Persatuan Tarbiyah..., h. 27
14
Tuan Guru PERTI di Kabupaten Lombok Barat dibuka mulai dari RA, TK, SDI,
Secara jumlah MTI terlihat lebih unggul dari sekolah kaum muda, K.H
Madrasah PERTI yaitu 360 buah di berbagai wilayah, termasuk Aceh, Tapanuli,
Polemik antara kaum tua dengan kaum muda menarik perhatian para
Agama Islam (1929)” dan lainnya. 26 Disamping itu ada beberapa alasan lain bagi
ini adalah Islam menurut Mazhab Syafi’i dalam iktikad Ahlussunnah wal jamaah
dan telah berurat berakar di seluruh umat Islam di Indonesia. Mazhab Syafi’i
adalah benar dan diakui kebenarannya oleh dunia Islam. Berpindah dari Mazhab
Syafi’i yang telah benar kepada mazhab lain, akan berakibat perpecahan di tengah
masyarakat, apalagi orang awam. Tetap dalam Mazhab Syafi’i berarti memelihara
Ukhuwah Islamiyah yang sudah berakar sejak dahulu di Indonesia ini apalagi di
Ranah Minang.27
24
Budi Mansur, Peranan Tuan Guru Persatuan Tarbiyah Islamiyah Nusa Tenggara
Barat dalam menaggulangi Kenakalan Remaja di Kabupaten Lombok Barat (Gersik: STAI al-
Amin), h. 19
25
Saeful Bahri, Intelektualitas Sebagai Akar Persatuan Muslim (Jakarta: Tawazun, 2019),
h. 255
26
Afrianda Putra, Transliterasi dan Analisis Teks Naskah “Sejarah Berdirinya Tarbiyah
Islamiyah Karya Abdul Manaf,(Wacana Etnik, 2011)”h. 192
27
Ketarbiyahan, Materi Munas III, Persatuan Tarbiyah Islamiyah, tanggal 5-9 mei 1984
di Jakarta
15
Islam untuk berijtihad langsung untuk mengambil hukum langsung dari Al-
dibidangnya. Walaupun ummat Islam dari dulu sudah berfaham Sunni alias
Ahlussunnah Wal jamaah (Aswaja), tetapi dalam waktu dekat ini banyak karangan
buku yang berbahasa Indonesia yang menentang ajaran Ahlussunnah Wal jamaah
(Aswaja), sehingga memuji-muji Syiah dan Mu’tazilah, dan bahkan ada yang
taqlid buta kepada Ibnu Taimiyah yang berkata bahwa Allah itu duduk diatas
‘Arasy.28
Gerakan ini berbahaya, karena tidak ada ulama sekarang yang memenuhi
syarat untuk berijtihad langsung ke Alquran dan Hadis tanpa melalui ilmu Ushul
Fiqih alias perlu sanad yang bersambung sampai ke Rasulullah SAW untuk
memahami masalah hukum Islam itu, bukan seenaknya saja. Artinya, kalau cara
seperti ini dibiarkan maka orang akan leluasa melakukan ijtihad, padahal mereka
awam untuk berijtihad, taqlid adalah hal yang wajar, dan bahkan perlu.
َو َم ٓا َاْر َس ْلَنا ِم ْن َقْبِلَك ِااَّل ِر َج ااًل ُّنْو ِح ْٓي ِاَلْيِهْم َفْس َٔـُلْٓو ا َاْهَل الِّذْك ِر ِاْن ُكْنُتْم اَل َتْع َلُم ْو َۙن
28
Siradjuddin Abbas, I’tiqad Ahlussunnah Wal Jamaah, (Jakarta: Radar Jaya Offset) h.xii
29
Rusli A Wahid, Kepertian, DPP PERTI, Jakarta: 1985, hlm 4-5
16
43. Allah menyatakan bahwa Dia tidak mengutus seorang rasul pun sebelum Nabi
bahwa rasul-rasul yang diutus itu hanyalah laki-laki dari keturunan Adam a.s.
sampai Nabi Muhammad saw yang bertugas membimbing umatnya agar mereka
beragama tauhid dan mengikuti bimbingan wahyu. Oleh karena itu, yang pantas
diutus untuk melakukan tugas itu adalah rasul-rasul dari jenis mereka dan
berbahasa mereka. Pada waktu Nabi Muhammad saw diutus, orang-orang Arab
menyangkal bahwa Allah tidak mungkin mengutus utusan yang berjenis manusia
seperti mereka. Mereka menginginkan agar yang diutus itu haruslah seorang
dari sebuah riwayat yang disandarkan kepada Ibnu ‘Abbas bahwa setelah
kenabiannya berkata, “Allah lebih Agung bila rasul-Nya itu bukan manusia.”
Dalam ayat ini, Allah swt meminta orang-orang musyrik agar bertanya
kepada orang-orang Ahli Kitab, baik Yahudi maupun Nasrani, apakah di dalam
kepada mereka. Kalau memang disebutkan di dalam kitab mereka bahwa Allah
bahwa Allah hanya mengirim utusan kepada mereka seorang manusia yang
mengabaikan tingkat teori-teori yang diperlukan, inilah hal yang sangat di cela
oleh Imam Syafi’i. Sikap ini, antara lain, dianggapnya sebagai malas belajar.
diri menjadi orang yang pintar dalam melakukan analisis ilmiah dalam memahami
Islam, lebih-lebih masalah Aqidah. Maka pentingnya kita belajar terus tentang
30
Muchlis M. Hanafi, Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Badan Litbang dan Diklat
Kementerian Agama RI Profil Qur’an Kemenag in Microsoft Word (Jakarta: Lajnah Pentashihan
Mushaf Al-Qur’an, 2019).
31
Alaiddin Koto, Persatuan Tarbiyah..., h. 64-65.
18
sama di kalangan kaum tua. Untuk menyaingi kaum muda Pada bulan Juni 1921
Masehi kaum tua mendirikan organisasi juga dengan nama “ittihad ulama Ranah
Minang” organisasi ini didirikan atas ide Syekh Abbas Padang Lawas, Maulana
madrasah seperti yang dilakukan oleh kaum muda. Nama madrasah yang didirikan
sistem pendidikan di Surau Baru, Canduang yang didirikan tahun 1327 Hijriah
madrasah, yaitu memakai kursi, meja, papan tulis alias belajar didalam kelas. Di
kursi, papan tulis, dan sebagainya. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, langkah
Maulana Syekh Sulaiman Arrasuli (Inyiak Canduang) ini pun diikuti pula oleh
32
Hamka, Muhammadiyah Di Minangkabau, (Jakarta: Yayasan Nurul Islam 1974), h 31-
32.
19
Jaho di Padang Panjang, Syekh Arifin di Batu Hampar, dan lain-lain, sehingga
Islamiyah di Ranah Minang sekitar tahun 1926, seperti tersebut di atas, timbullah
ulama-ulama kaum tua, terutama para pengelola madrasah, dalam suatu wadah
samping untuk membentuk sebuah organisasi, pertemuan itu juga bertujuan untuk
merumuskan kesatuan pola dari madrasah-madrasah yang ada, baik dari segi nama
resmikan secara formal, organisasi ini ternyata tidak hanya mengilhami lahirnya
banyak Madrasah Tarbiyah Islamiyah lainnya, tetapi juga telah membuat semakin
mekarnya gerakan kaum tua di Ranah Minang. Murid madrasah bertambah ramai
dan jama’ah pengajian semakin ramai juga. Melihat realita seperti itu, timbullah
ulama tradisional serta bergerak dalam bidang sosial dan dakwah. Keinginan ini
33
Alaiddin Koto, Persatuan Tarbiyah...,h. 30-31.
20
Islamiyah dalam sebuah rapat di Canduang pada tanggal 20 Mei 1930 Masehi dan
disingkat dengan PTI. Dan pada rapat selanjutnya 11-16 Februari 1935 Masehi di
Bukittinggi, K.H Sirajuddin Abbas terpilih menjadi ketua PTI, dalam masa
dasar dan anggaran rumah tangga Persatuan Tarbiyah Islamiyah. Jika sebelumnya
organisasi ini disingkat dengan PTI, maka dalam anggaran dasar yang baru
singkatan PTI diubah dan diganti dengan singkatan PERTI. 34dan pada Anggaran
dasar yang lebih baru lagi pada tanggal 21-22 oktober 2016 Masehi di Hotel
Tarbiyah-PERTI.35
pleno pengurus besarnya pada tanggal 22 November 1945 Masehi. Dalam rapat
partai politik Islam PERTI atau disingkat dengan sebutan (P.I.PERTI). Keputusan
semula sebagai ketua pengurus besar menjadi ketua dewan partai tertinggi (DPT)
sebagai partai politik, disebabkan para tokoh petinggi Tarbiyah-PERTI saat itu
kaum modernis. Secara moral, keinginan seperti itu memang dapat diwujudkan.
rasa aman menjalankan keyakinan dan paham kegamaannya, tetapi juga mampu
Namun, tidak demikian halnya terhadap gerak langkah mereka melaksanakan cita-
mendalam, terutama dikalangan para pendiri yang masih hidup pada waktu itu.
Atas nama para pendiri, Maulana Syekh Sulaiman Arrasuli (Inyiak Canduang)
Rusli Halil yang isinya meminta agar mereka kembali ke hasil muktamar.
Kemudian, sebagai tindak lanjut dari suratnya itu, pada tanggal 1 Maret 1969
36
Deliar Noer, Partai Islam Di Pentas Nasional..., h. 250-25
22
partai politik dan kembali ke khittah semula, sebagai organisasi sosial dan
terbengkalai. Dekrit sesepuhnya ini hanya diterima oleh sebagian saja yang
dan sebutan nama organisasi adalah “tarbiyah,” bukan PERTI. Adapun sebagian
lainnya pada waktu itu tetap sebagai parpol dan tetap memakai nama P.I. PERTI. 37
Pada tanggal 5 Januari 1973 Masehi P.I. PERTI difusi ke PPP bersama
partai Islam lainnya seperti: Partai Nahdlatul Ulama (NU), Partai Syarikat Islam
Indonesia (PSII), dan Partai muslimin Indonesia (PARMUSI). Hal ini bertujuan
Pemilihan Umum pertama pada masa Orde Baru tahun 1973. Pada tahun 1988 P.I.
PERTI tidak sejalan lagi dengan kebijaksanaan pimpinan PPP dan menanggalkan
“baju politik “ nya kembali lagi ke status organisasi sosial keagamaan Persatuan
37
IAIN Syarif Hidayatullah, Ensiklopedi Islam Indonesia Jilid 3 o-z, (Jakarta: Djambatan
2002), h. 899
38
Alaiddin Koto, Persatuan Tarbiyah..., h. 53-56.
23
antara kalian sesudahku niscaya akan melihat perselisihan yang banyak. Maka
berkata “bahwasanya Bani Israil telah terpecah atas 72 golongan. Dan umatku
akan terpecah atas 73 golongan. Semuanya masuk neraka, kecuali satu. Para
sahabat bertanya, siapakah yang satu itu ya Rasulullah SAW?” Nabi Menjawab:
riwayat Al-Thabrani juga berkata bahwa “demi tuhan yang jiwa Muhammad
SAW berada di tangan-Nya, sungguh umatku akan terpecah 73 firqah. Yang satu
masuk surga, dan yang lainnya masuk neraka. Sahabat bertanya, “siapakah firqah
satu dari 73 golongan tersebut yang benar dan masuk surga. Sementara 73 yang
lainnya adalah sesat, masuk neraka. Golongan yang satu itu adalah kaum
Ahlussunnah wal jamaah, yaitu kaum yang selalu berpegang kepada Sunnah Nabi
Kaum Syi’ah, kaum yang sangat berlebihan memuja Ali bin Abi Thalib. Mereka
24
pemimpin. Kaum ini terpecah menjadi 22 aliran. Kaum Khawarij, kaum yang
berlebihan membenci Ali bin Abi Thalib, bahkan ada yang mengkafirkannya.
Kaum ini berfatwa bahwa orang-orang yang berbuat dosa besar menjadi kafir.
Kaum ini terpecah menjadi 20 aliran. Kaum Mu’tazilah, kaum yanng berpaham
Tuhan tidak bisa dilihat dengan mata dalam syurga, orang yang mengerjakan dosa
besar diletakkan di antara dua tempat, mi’raj Nabi SAW hanya dengan roh, dan
lain sebagainya. Kaum ini terpecah menjadi 20 aliran. Kaum Murji’ah, kaum yang
kalau ia kafir. Kaum ini terpecah menjadi 5 aliran. Najariyah, kaum yang
Tetapi juga berpendapat bahwa sifat Tuhan tidak ada. Kaum ini terpecah menjadi
3 aliran. Kaum Jabariyah, kaum yang menfatwakan bahwa manusia itu majbur,
tidak berdaya apa-apa. Kaum ini hanya 1 aliran. Kaum Musyabbihah, kaum yang
bertangan, berkaki, duduk di kursi, dan lain sebagainya. Kaum ini hanya 1 aliran.
aliran, dan bila di tambah Ahlussunnah wal-jama’ah akan menjadi 73 aliran. Hal
ini dianggap menarik, karena ternyata pihak-pihak lain di luar Ahlussunnah wal-
jama’ah pun mengklaim bahwa iktikad merekalah yang benar, lain dari mereka
25
adalah salah. Ini juga dianggap perlu sebagai usaha studi komparatif bagi pengkaji
ketujuh hal ini adalah ideologi Islam yang menjadi roh perjuangan PERTI. 40 Pada
keputusan untuk tidak berafiliasi lagi dengan Partai Politik apapun. 41 Ketika
Surau-surau berganti dengan Sistem Madrasah, selain MTI Candung, MTI Jaho
dan MTI Tabek Gadang juga dikenal ahli dalam ilmu Alat-nya, MTI Bayur dan
dan STKIP Ahlussunnah Tarok. Ia juga aktif menjadi PB PERTI sejak tahun 1950
Masehi, dan pernah menjadi anggota Konstituante, juga pernah menjadi Penasehat
Gubernur Sumatra Barat selama tiga tahun dan menjadi anggota DPRD Sumatra
39
Alaiddin Koto, Persatuan Tarbiyah..., h. 103
40
Mestika Zed, dkk., Biografi Inyiak Canduang: Perjalanan Hidup dan Perjuangan
Syekh Sulaiman Arrasuli (Depok: Murai Kencana, 2021) h. 143
41
Abd Ghofur, “Kebangkitan Islam di Indonesia”, Jurnal Ilmiah Fakultas Uhuluddin Uin
Sultan Syarif Kasim Riau Vol. 4, No. 2, Juli-Desember 2012
42
Apria Putra, Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal abad XX (Padang, 2011)h. 9
43
Etri Wahyuni, “HJ. Syamsiyah Abbas Tokoh Agama dan Pendidikan Perempuan
Minangkabau”, Jurnal Ilmiah Kajian Gender Vol. V No. 2 yahun 2015, h. 166
26
(Tarbiyah-PERTI)
(Aswaja), dalam Syari’at serta ibadah mengikuti mazhab Imam Syafi’i. 44 K.H.
terdiri atas dua kata: Ahlussunnah dan Jama’ah. Yang disebut pertama berarti
pengikut Nabi, sementara yang kedua berarti pengikut Iktikad sebagai Iktikad
sahabat Nabi. Kaum Aswaja adalah kaum yang menganut iktikad sebagaimana
yang di anut oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Iktikad itu
terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadis Nabi SAW, belum dirumuskan secara
teratur. Iktikad tersebut kemudian, di kumpul dan dirumuskan oleh dua orang
ulama besar Ushuluddin: Abu Hasan Al-Asy’ari dan Abu Mansur Al-Maturiddi.
Karena disusun oleh dua orang ini, maka ajarannya sering pula disebut Asy’ariyah
sering disebut sunni saja, sebagai singkatan dari Ahlussunnah Waljamaah atau
Aswaja.45
(nahwu, syaraf, balaghah, mantiq dan ‘arud), tauhid, fiqh, dan ushul fiqh,
tasawuf, akhlak, sejarah islam (tarikh), tafsir dan ilmu tafsir, serta hadits dan ilmu
hadits. Kitab ilmu syaraf pertama yang dipelajari adalah Matnu al-Bina’ wa al-
44
Hasil-Hasil Muktamar XV Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Persatuan Tarbiyah Islamiyah
(PERTI) Pada Tanggal 1 Juni 2011
45
Sirajuddin Abbas, Iktikad Ahlsunnah Wa Al-Jama’ah, (Jakarta:Pustaka Tarbiyah,
1991), h. 16-25
27
Asas yang ditulis oleh Imam Mulla Abdal-Allah al-Danqazi. Dilengkapi juga
dengan Matnu al-Tasrif li al-‘Izzi karya Ibrahim Abd al-Wahhab bin ‘Imad al-Din
al-Ma’ruf bin al-Zanjani (wafat 665 Hijriah). Syarah al-Kailani ditulis oleh Hasan
Ma’shum bin ‘Ali pada abad ke-19 Masehi, dan masih banyak kitab lainnya yang
kaum sunni itu adalah kaum Asy’ariyah dan Maturidiyah, ternyata orang-orang
Asya’ariyah. Tetapi bila kita ikuti kedua ajaran ini (Asy’ariyah dan Maturidiyah)
lebih jauh, ternyata antara keduanya untuk beberapa hal tidaklah selalu sama.
golongan Maturidiyah berpendapat bahwa adanya kerja sama antara Tuhan dan
daya dalam diri manusia, dan manusia memakai daya itu untuk melakukan
46
Erman, Tradisi Keilmuan Madrasah PERTI (Padang: UIN IB Padang, 2019), h. 39-40
28
itu sendiri. Atas kehendak dan kemauannya pula ia ta’at dan durhaka kepada
Tuhan. Tuhan tidak menciptakan perbuatan manusia, tetapi manusia itu sendirilah
golongan Asy’ariyah. Akan tetapi ketika mereka bicara tentang hubungan antara
daya yang terdapat dalam diri manusia dengan perbuatannya sendiri, terkesan
bahwa mereka lebih dekat kepada kaum Asy’ariyah. Sebab, mereka (Maturidiyah)
berkata bahwa daya itu diciptakan tuhan bersamaan dengan perbuatan itu sendiri.
Hal ini tentu dapat juga di artikan bahwa perbuatan manusia tersebut adalah juga
ciptaan Tuhan.47
sendiri. Kelompok ini terbagi kepada dua golongan, yaitu golongan samarkand
kepada Asy’ariyah). Artinya, perbedaan paham yang terdapat dalam golongan ini
membawa warna dualisme yang beberapa hal terlihat tajam. Dalam hal perbuatan
bahwa adanya kerja sama antara Tuhan dengan manusia dalam mewujudkan
47
Harun Nasution, Filsafat Mistisme Dalam Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1987) h.
68.26
29
perbuatan manusia itu sendiri. Tuhan menciptakan daya, dan manusia memakai
Tuhan dalam penciptaan perbuatan manusia dan bukan penciptaan daya, dan
dalam berkehendak dan perbuatanya, maka dua tokoh yang disebut terakhir
merupakan aliran teologi yang paling banyak pengikutnya di dunia Islam. Aliran
ini didirikan oleh Abu Al-Hasan ‘Ali Ibn Ismail Ibn Abi Basyar Ishak Ibn Salim
Ibn Abdullah Ibn Musa Ibn Bilal Ibn Abi Burdat Amir Ibn Abi Musa Al-Asya’ri.
Sesuai silsilah yang tertera di atas, ahli sejarah mencatat bahwa Al-Asy’ari adalah
48
Alaiddin Koto, Persatuan Tarbiyah..., h. 81-82
30
sengketa Ali Bin Abi Thalib dan Muawiyah ketika perang Siffin tahun 36 Hijriah/
656 Masehi.49
antara mazhab Syafi’i dan mazhab Sunni. Artinya, dari segi mazhab atau firqah-
ambil bukan atas dasar karena mazhab itulah yang paling benar, tetapi karena
Syafi’i dinilai lebih ihtiyah (hati-hati) dalam istinbath (menetapkan) hukum. Lagi
pula, mazhab ini sudah dianut oleh orang-orang Islam Indonesia secara
kehidupan sosial yang akan merugikan masyarakat bersangkutan. Sikap ini sangat
berbeda dengan sikap mereka terhadap paham yang berkaitan dengan masalah
menilai iktikad yang dianut oleh aliran lain selain Ahlussunnah Wal-Jama’ah,
tidak saja kurang dikenal di kalangan umat Islam Indonesia, tetapi berbeda dan
Bengkulu
49
Harun Nasution, Filsafat Mistisme Dalam Islam..., h. 66
50
Alaiddin Koto, Persatuan Tarbiyah..., h. 28
31
Dikutip dari tulisan Anak Siak Tarbiyah Islamiyah dalam Ranah Pertalian
Adat dan Syarak yang menuliskan bahwa Ki Zaidan Burhany adalah murid
Bengkulu.51
Dimulai dari Masjid Jamik Curup, dikatakan bahwa mesjid ini memang
peradaban Islam di Tanah Rejang dengan basis sosial keagamaan yang kental
dengan ajaran Sunni Syafi’i pada masanya. Dari basis sosial ini muncullah salah
satu kader terbaik Masjid Jamik Curup yang menjadi murid Maulana Syekh
Sulaiman Arrasuli (Inyiak Canduang). Pada tanggal 1962 Masehi, Maulana Syekh
Gotong Royong Kabupaten Rejang Lebong dan anggota BPH, bersama Burhan
Dahri (Bupati Rejang Lebong), Abdullah Sani (Pasirah Bermani Ulu) dan Yusuf
tokoh kontak Melayu di Rejang, Minang dan Palembang. Ki Zaidin Burhany juga
Putra dari Burhannuddin dan Encik Hj. Mazenah yang menetap di Pasar Baru
yang berdekatan dengan Masjid Jamik Curup. Ki Zaidin Burhany tercatat sebagai
51
Dedi Mardiansyah, Ki Zaidan Burhany Murid Inyiak Canduang Pejuang Provinsi
Bengkulu,(Bengkulu:Tarbiyah Islamiyah)
52
Dedi Mardiansyah, Ki Zaidan Burhany...,
32
PERTI. Setahun setelah itu, Ki Zaidin Burhany, Partai Islam PERTI Rejang
itu tidak ingin lagi terjun ke dunia politik dan fokus kembali ke Pendidikan
(Tarbiyah). Pada tahun 1938 Masehi Ki Zaidin mendirikan MTI dan Organisasi
Awwaluddin dan Abuya Abdul Muthalib. KI Zaidin Burhany meninggal pada usia
63 tahun, tepat pada tanggal 10 Agustus 1977 Masehi. Salah satu pesan beliau
yang paling diingat Rusydah Zaidin (putri beliau) “toeroetlah masa tetapi djaga
agama”.54
(Inyiak Canduang) sekitar tahun 1934 Masehi, dan beliau langsung aktif di Masjid
mendirikan MTI dan Organisasi PERTI, ajakan KI Zaidin disambut baik oleh para
mewakafkan tanah untuk madrasah yang lokasinya tidak jauh dari Masjid Jamik
Curup. Lalu beririlah MTI di curup tahun 1938 Masehi dan dibentuk
beliau serahkan urusannya kepada Abuya K.H Ramli Burhany (adik Buya Zaidin).
Ummi Kulsum, istrinya Buya Ramli adalah adik perempuan dari Muhammad
Saleh. Secara sosial kultural Pengurus dan Jamaah Masjid Jamik Curup adalah
basis yang mendukung berdirinya MTI Curup dan Organisasi PERTI Curup.
terhenti beroperasi, sedangkan MTI Curup terhenti beroperasi sejak tahun 1980-
an. SDTI Curup diresmikan pada tanggal 23 Juni 1953 Masehi. Awalnya bernama
Sekolah Rakyat (SR) Islam PERTI. Pada tahun 1968 warga Air Rambai
lulusannya.57 Tercatat pada laporan Oktober 2015, SDTI memiliki peserta didik
sebanyak 59 orang (35 lk dan 24 pr). Di kelas I SDTI 6 orang, dikelas II 6 orang,
berjumlah 11 orang. Penti Ariyant (Guru kelas I), Yeni Rahmawati (Guru kelas
55
Dedi Mardiansyah, Basis Perjuangan Itu Masjid Jamik Curup Surau Pendiri MTI,
(Bengkulu:Tarbiyah Islamiyah)
56
Dedi Mardiansyah, Basis Perjuangan...,
57
Dedi Mardiansyah, MTI dan Masjid Jamik Curup (Bengkulu: Tarbiyah Islamiyah)
58
Dedi Mardiansyah, Profil SD Tarbiyah Islamiyah Curup (Bengkulu: Tarbiyah
Islamiyah)
34
II), Ana Mardalena (Guru kelas III), Yulianti (Guru kelas IV), Helmi Safitri (Guru
kelas V/PNS), Rumanilawati (Guru kelas VI/PNS), Hj. Erniwati Husin (Guru
Sumiati (Guru IPA), Rio Febrianto (Guru PENJAS dan Tata Usaha) dan Dedi
BAB III
Metode Penelitian
sebagai penelitian kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih
bersifat kualitatif. Penelitian dilakukan pada objek yang alamiah, objek yang
Dan terkait dengan jenis penelitian tersebut, maka penelitian kualitatif ini
Dalam hal ini, peneliti berusaha agar masuk ke dalam dunia konseptual para
subyek yang diteliti, dan berupaya sedemikian rupa sehingga mereka mengerti apa
60
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung:
Alfabeta, 2006), h.14
61
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif; Edisi Revisi , (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2004), h. 9
36
Penelitian adalah tahun 2021 dalam jangka waktu paling lambat 3 bulan (Juni,
Juli, Agustus).
C. Sumber Data
memberikan data langsung dari tangan pertama) dan sumber sekunder (sumber
yang mengutip dari sumber lain) seperti yang sedang peneliti lakukan.62
mengenai data. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu data
1. Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus
2. Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain
dengan cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder
62
Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan Teknik,
(Bandung: Tersito, 1980), edisi VII, h. 134
37
Selatan.63
1. Wawancara
Menurut Lofland bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah
kata-kata (didapat dari hasil wawancara), dan tindakan, selebihnya adalah data
tambahan seperti dokumen (seperti foto-foto) dan lain- lain.64 Adapun menurut
Suharsimi arikunto sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data
Metode ini digunakan secara langsung untuk berinteraksi dengan kegiatan dan
keadaan fisik dan hal – hal lain yang dapat memberikan data atau informasi bagi
penulis dalam penulisan skripsi. Metode interview atau wawancara yaitu alat
63
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2009), Cet. Ke 8, h. 137
64
J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 157
65
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendeketan Praktek, Edisis Revisi VI,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h.129
38
hal ini penulis melakukan tanya jawab kepada pihak-pihak yang terkait. Adapun
2018-sekarang.67 Buya Pitrul Aidi, SE adalah Alumni MTI di Solok dan juga
arah kiblat, dan juga Qari (Juara I Tingkat Dewasa se-Bengkulu Selatan) dan juga
2. Observasi
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data
66
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hlm. 165.
67
Muslim, Wawancara (Manna: 2020)
68
Pitrul Aidi, Wawancara. (Manna: 2020)
39
lapangan, data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, maka metode yang
digunakan untuk proses pengumpulan data dalam penelitian ini adalah Observasi.
Data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada
tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak. Susan Stainback menyatakan “in
observation the researcher observes what people do, listent to what they say, and
3. Dokumentasi
Dalam buku yang lain disebutkan bahwa sumber data adalah “benda, hal
atau tempat peneliti mengamati, membaca, atau bertanya tentang data. Secara
umum sumber dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis yakni person (orang),
paper (kertas atau dokumen atupun foto-foto), dan place (tempat) yang disingkat
3P.70 Pertama adalah Person (Orang). Sumber data ini adalah , Kepengurusan
69
Sugiyono, Memahami Penelitian...,
70
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003) cet. II, h.
116
40
variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
1. Pengumpulan Data
variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumen bisa berbentuk tulisan,
nisan).75
2. Reduksi Data
hasil catatan lapangan selama proses penelitian berlangsung yang masih bersifat
71
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, hlm. 331.
72
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian . hlm 231.
73
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, hlm. 329.
74
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian . hlm 231.
75
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, hlm. 329.
41
kasar atau acak ke dalam bentuk yang lebih mudah dipahami. Kedua, peneliti
menyusun satuan dalam wujud kalimat factual sederhana berkaitan dengan fokus
dan masalah yang sesuai dengan rumusan masalah yang peneleti angkat. Langkah
ini dilakukan dengan terlebih dahulu peneliti membaca dan mempelajari semua
jenis data yang sudah terkumpul. Penyusunan satuan tersebut tidak hanya dalam
bentuk kalimat faktual saja tetapi berupa paragraf-paragraf penuh. Ketiga, setelah
satuan diperoleh, peneliti membuat koding. Koding berarti memberikan kode pada
setiap satuan. Tujuan koding agar dapat ditelusuri data atau satuan dari sumbernya
dengan jelas. Penyajian data (data display), setelah data direduksi, maka langkah
3. Penyajian Data
Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan tersusun dalam pola
data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,
flowchart dan sejenisnya. Selain itu, dengan adanya penyajian data, maka akan
berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Penyajian data dalam penelitian ini
peneliti paparkan dengan teks yang bersifat naratif yang membahas tentang
77
Nana Sudjana, Tuntunan Penyusunan…,
42
4. Konklusi
didasarkan pada reduksi data yang merupakan jawaban atas masalah yang
bersifat sementara dan suatu saat akan berubah. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
menarik kesimpulan melalui analisa yang sudah dilakukan terhadap masalah yang
sedang diamati.78
78
Nana Sudjana, Tuntunan Penyusunan…,
43
BAB IV
A. Hasil Penelitian
nasional, yang mana sampai saat ini kita masih mengikuti ujian-ujian yang
berskala nasional tentunya, sebab kita maklum juga untuk saat ini cukup banyak
44
swasta tentu tidak ketinggalan juga dalam bereksistensi sekalipun tidak bisa
keringan tentu program kita tidak bisa berjalan dengan normal. Sebenrnya dulu,
SMA Pembangunan Bengkulu Selatan ini cukup eksis, namun di tahun 2000an
sudah mulai mundur, ada sekitar dua tahun Buya Syukri mengajar disana. Kenapa
SMA Pembangunan Bengkulu Selatan mulai mundur? Ya, Karna menurut Buya
Syukri , kita kalah saing dengan sekolah-sekolah lain yang mana sudah pada
berbasis IT juga, dan juga sebab sekolah-sekolah sudah mulai banyak berdiri di
oleh Pak maman, beliau juga pernah menjadi kepala negeri di sebuah instansi
pada waktu itu, kalau sekarang SMA Pembangunan Bengkulu Selatan masih
mengadakan ujian-ujian seperti sekolah yang lain juga yang setingkat SLTA
maksudnya kadang gurunya hadir dan muridnya tidak, dan terkadang muridnya
yang hadir tapi gurunya berhalangan untuk hadir, seperti itulah kira-kira. Menurut
Buya Syukri, Pak Lubis juga termasuk tokoh masyarkat, seperti Pak Misah juga
yang mana rumahnya di depan SMA Negeri 2 Bengkulu Selatan, nama mertuanya
biasa dipanggil Ucok oleh masyarakat. Pak Misah ini juga pernah bekerja di
30
Departemen Agama, tapi itu dulu. Sepenglihatan saya kata Buya Syukri bahwa
Buya Suryadi belum pernah keluar dari Pengurus Cabang Persatuan Tarbiyah
79
Wawancara dengan PC Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Kabupaten
Bengkulu Selatan Buya Syukri Kahar, S.Ag (Buya Syukri) pada hari Sabtu tanggal 18 Juli 2021
pukul 09.00 WIB
45
tua umurnya daripada Buya Syukri kira-kira berumur 58 tahun dan Buya Suryadi
kira-kira berumur 61 tahun, Buya Suryadi dengan Buya Syukri sering bekawan,
sering besatu, Buya Suryadi juga pernah menjadi Imam Masjid Jamik Bengkulu
Selatan. Kata Buya Syukri, Masjid jamik itu statusnya adalah Mesjid Persatuan
dibilang Mesjid NU mereka tidak mau bilang seperti itu, walaupun memang
kakak dengan adik. Kata Buya Syukri, Kalo Masjid NU itu setau beliau belum
ada, namun yang pengurus Masjid nya orang NU ya tentu ada, seperti Masjid di
Batang Bangau yaitu Masjid Musyawarah, tapi kalau dibilang ini Masjid NU tidak
mau pula mereka untuk mengakuinya, mereka cukup bilang ini adalah Masjid
Umat Islam.80
semua. Secara pasti juga tidak selalu orang Minang saja yang ada di kepengurusan
malah banyak juga orang Manna, namun memang rata-rata orang Minang ada
80
Wawancara dengan PC Persatuan Tarbiyah Islamiyah...,
46
dan memang betul juga yang membawa Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-
PERTI) ke Manna ini adalah orang minang awalnya, namun beliau juga sudah
tokohnya, sebab saya cukup kenal dengan beliau kata Buya Syukri, Buya Rusdi
asli orang muko-muko yang jaraknya tidak jauh lagi dengan provinsi Sumbar,
beliau dulu juga Pernah belajar di Sumbar. Kata Buya Syukri, orang-orang
dengan Partai Golkar, Bapak Gubernur sekarang Pak Rohidin itu adalah orang
Bengkulu Selatan ini dulunya. Dulu banyak juga orang-orang Persatuan Tarbiyah
Golkar dari kalangan bawah. Buya Syukri asli dari Palembang sedangkan istrinya
adalah orang sini yaitu orang Manna, Buya Syukri sejak tahun 90an sudah masuk
banyak beredar, cukup lama juga Buya Pitrul belajar di MTI Kabupaten Solok
Muara Labuh nama daerahnya. Dan MTI ini di tahun 1936 Masehi sudah berdiri
sebelum Indonesia ini merdeka, beliau belajar agama dengan pelajaran yang
berbasis pesantren sekitar 3 tahun beliau menuntut ilmu disana, namun di tahun
yang ke 4 MTI Muara Labuh berubah nama menjadi PPATI (Pondok Pesantren
Alhidayah Tarbiyah Islamiyah) Muara Labuh Solok Sumatra Barat. Jadi ada 6
81
Wawancara dengan PC Persatuan Tarbiyah Islamiyah...,
47
di bagian zakat dan wakaf, untuk bekeluarga di Bengkulu Selatan ini 2004 Masehi
sekitar 17 tahun sudah bertempat tinggal di Bengkulu Selatan ini, jadi kalau kita
cukup baik dan bagus ditengah-tengah masyarakat. Kita cukup handil ditengah-
sama dengan NU sebenarnya dan kita tahu bahwa NU ini yang sangat
saja, namun para alumni MTI yang pernah sekolah di Persatuan Tarbiyah
alhamdulillah sama eksis dengan NU, karna proses dan tata cara ibadahnya itu
persis sama, salah satu contoh misalkan dalam masalah di Persatuan Tarbiyah
kita alhamdulillah belajar kitab kuning, belajar nahwu syaraf dan lain sebagainya
pentingnya, sedikit banyaknya memahami tentang ilmu kitab kuning salah satu
48
contoh problem di tengah masyarakat ketika para imam dalam hal membaca doa
ibu bapak misalkan, kalo doa dibaca sendiri dibaca allahummagfirli dan terkadang
ada dari saudara-saudara kita yang kadang belum memahami bahwasaya doa itu
adalah doa sendiri padahal dibaca untuk umum, ini mungkin peran Persatuan
masyarakat, dan juga di dalam dakwah Insya Allah Persatuan Tarbiyah Islamiyah
(Tarbiyah-PERTI) juga punya peran cukup baik, seperti Buya Drs. H. Muslim
kajian ilmu agama atapun ceramah agama di tengah masyarakat baik itu di majlis
taklim ibuk-ibuk, baik itu dalam masalah ta’ziah insyaallah cukup baik Persatuan
melaksanakan beban tugas atau dakwah di Bengkulu Selatan, dimana yang sudah
pendidikan formal masih belum ada yang langsung terjun mendirikan lembaga
Selatan, jadi belum bisa membuat sekolah yang berbasiskan Persatuan Tarbiyah
49
walaupun beda namanya saja. Kalau yang non formal kembali kepada dakwah
tadi mungkin perorangan kepada tokoh agama didalam masalah membacaan doa,
sekarang?
Senin 26 Juli 2021 Masehi di rumah (Buya Drs. H. Muslim) Ketua Umum
Bengkulu Selatan di Jl. Dua Jalur Gunung Ayu Dekat Gang Pondok Pesantren
Makrifatul Ilmi dalam rangka acara konsolidasi organisasi, dll. Ketika itu peneliti
Kabupaten Bengkulu Selatan hampir tidak ada lagi, sepertinya kita kalah saing
dengan NU Bengkulu Selatan ini. Didalam rapat konsolidasi itu juga dibahas
Selatan maupun nasional. Dalam rapat tersebut juga di sebut nama Haji Pudin
yang bertempat tinggal di belakang Arta, di rapat tersebut juga dikatakan bahwa di
SMA Pembangunan Bengkulu Selatan ini bisa kita pakai untuk sementara waktu,
begitu pernyataan dari Buya Dr. M. Alfian Jawal, M. Pd. I yang mana selaku
kita perlu mempertahankannya karena didalamnya juga masih ada salah satu guru
yang setrifikasi kata Buya Drs. H. Muslim. Buya Syukri Kahar juga mengusulkan
Pembangunan Bengkulu Selatan dan akte notarisnya, apakah masih aktif atau
mana langsung terhubung ke Muhammadiyah di pusat. Kita juga perlu untuk rapat
83
Observasi dalam rapat PC Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) Bengkulu
Selatan pada hari Senin tanggal 26 Juli 2021 pukul 20.00-22.00 WIB
84
Observasi dalam rapat PC Persatuan Tarbiyah Islamiyah...,
51
Selatan ini jelas statusnya. Kita juga perlu membentuk team pendiri PAUD anak
usia dini, disamping itu ada yang mengatakan juga sebagusnya kita memantapkan
PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan ini kata Pak Syamsir Mukhtar, SP selaku
Buya Alfian mengatakan juga bahwa facebook dan media sosial lainnya perlu ada
dan sangat bagus di kelola oleh anak muda, maka kita juga perlu mendirikan
Islamiyah (IPTI) di Bengkulu Selatan ini, dan juga Buya Alfian mengatakan
bahwa di daerah Pino sana juga ada dulunya MTI Pino, dan sebenarnya secara
historis organisasi ini sangatlah besar. Dan diakhir rapat ini muncullah usulan
bahwa Buya Alfian selaku Ketua dan Sekretarisnya Pak Syamsir dalam rangka
mendirikan Paud TI atau RA TI, dan juga disampaikan bahwa untuk sementara
sebenarnya kalo saya masih baru kata Buya Syukri sebab Buya Syukri dulu
85
Observasi dalam rapat PC Persatuan Tarbiyah Islamiyah...,
52
Islam yang aktif di Bengkulu Selatan ini ada 3 yaitu NU, Muhammadiyah dan
antar Buya-buya dan Ummi-ummi beserta para anggota yang lain juga. Untuk
pengaruh nya sendiri 3 organisasi ini menurut Buya Syukri, kita cukup
Umat Beragama) yang mana didalamnya juga ada Tokoh-tokoh agama Kristen
PERTI), di Pesantren Pancasila dulunya Buya Syukri pernah belajar, kalau belajar
tentang NU ini sejak Buya Sykuri tinggal di Bengkulu Selatan ini, Pesantren
sekarang ini. Buya Syukri pernah diajari tentang Ahlussunnah wal jamaah buku
yang dikarang oleh K.H. Sirajudddin Abbas, Buya Syukri pernah belajar 6 tahun
lebih kurang 2 tahun saja, yaitu di kelas 2 dan 3 aliyah. Sebab Buya Rusli ketika
itu sebagai Pimpinan Pondok, tentu untuk belajar dengan Buya Rusli harus
menempuh kelas aliyah dulu. Sekitaran ditahun 82 dan 83 Buya Syukri selesai
Bengkulu. Pesanten kala itu ada 3 yaitu Darussalam, Alquraniyah dan Pancasila.
Untuk sekarang Pesantren Pancasila masih menonjol dan eksis dimata masyarakat
Bengkulu, karena saat ini yang dinyatakan sosok seorang Buya seperti nan
terdahulu sudah tidak ada lagi alias wafat, namun kini tinggallah guru-guru muda
mulai dikesampingkan. Kalau Buya Syukri dulunya belajar dari pagi hingga
malam. Pernah belajar Tafsir Jalalain, lebih kurang Buya Syukri belajar 3 sampai
4 halaman saja, sebab Bengkulu ini untuk membaca bahasa arab santrinya masih
agak sukar. Kiai Daraini yang ngajarkan Kitab Kuning, Kiai Daraini dulu
belajarnya di pulau Jawa, Kiai Daraini adalah orang NU tulen, namun beliau tidak
Ada sedikit cerita Buya Syukri dan Buya Rusli, salah satunya ketika kuliah
ilmu kalam, pembahasan tentang Adam dan Hawa. Didalam Alquran Adam yang
dulu diciptakan, Buya Rusli dan Buya Syukri ngotot mengatakan manusia
pertama adalah Adam, namun dosen tersebut ngotot berargumen manusia pertama
87
Wawancara dengan PC Persatuan Tarbiyah Islamiyah...,
54
adalah hawa karna hawa lah yang melahirkan sampai seterusnya, diskusi hangat
itu berlanjut yang mana akhirnya Buya Rusli berpemikiran bahwa Dosennya ini
adalah orang Mu’tazilah, singkat cerita Buya Sukri dan Buya Rusli tidak lulus
pada mata kuliah Ilmu kalam dengan Dosen tersebut. Ditahun 70an Buya Syukri
sudah masuk kuliah di Bengkulu yang sekarang menjadi UIN Fatmawati itu, Buya
Syukri kala itu Sarjana Muda dan Buya Syukri menyelesaikan S1 di STIT
Alquraniyah ditahun 2001. Kata Buya Syukri sampai saat ini, AD/ART Persatuan
2018-sekarang ini cukup baik dan banyak hal-hal yang positif juga, namun untuk
saat ini baru silaturrahmi antar anggota kepengurusan yang terelealisasi, yang
mana baru mengadakan beberapa kali pertemuan, saat ini lebih fokus kepada
sosialisasi kepengurusan dan belum bisa memahaminya, sampai saat ini termasuk
masih fakum pergerakan Persatuan Tarbiyah Islamiyah, entah apa yang terjadi,
namun harapan saya kata Pak Jalian semua rencana-rencana harus betul-betul
88
Wawancara dengan PC Persatuan Tarbiyah Islamiyah...,
55
mana gunanya agar pemuda kita lebih banyak waktu mereka dihabiskan kepada
hal-hal positif dan kreatif bukan hal-hal yang sia-sia, diantaranya belum bisanya
dan tentunya organisasi sangatlah baik untuk dijadikan wadah berekspersi oleh
anak-anak muda.
beliau tekuni, yang mana guna organisasi itu menjadikan diri kita lebih cakap
masyarakat. Organisasi sangat baik untuk masa depan kita, karena dengan
berorganisasi hidup yang hampa ini bisa menjadi lebih berasa berwarna. Untuk
Bengkulu Selatan itu kegiatannya lebih banyak kepada pemahaman tentang agama
islam, untuk kegitan di masyarakat memang belum terlasana secara baik oleh
organisasi, namun secara personal sebenarnya telah terwakili. Pak Jalian saat ini
disiplin, berwibawa. Pak Jalian mengatakan bahwa beliau sangat tertarik dengan
56
sekarang.89
lahir di Padang Jawi, 26 juli 1980 ini, mengatakan bahwa sepengetahuan beliau
belum begitu berkembang di Bengkulu Selatan ini secara organisasi, bisa dibilang
dalam kategotri diam, karna di struktur organisasi pun hanya 2 kali pertemuan
dilaksanakan, ini masih diam menurut beliau, gak ada kegiatan. Namun kegiatan
biasanya yang selama ini berjalan adalah setiap malam Jumat mengadakan
yasinan dan pengajian yang termasuk didalamnya pengurus organisasi dan warga.
Pengaruhnya untuk diri kita sendiri tentunya dan kita bisa belajar juga dalam
89
Wawancara dengan Pengurus PC Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI)
Kabupaten Bengkulu Selatan Pak Jalian Harton pada hari Kamis tanggal 22 Juli 2021 pukul 09.00
WIB
57
bidang keagaman serta juga bisa menghadapi masyarakat yang mungkin belum
Pagi sehabis sekitar jam 07.00 WIB, Peneliti mewawancarai Buya Miki
satu istri dan satu anak gadis, beliau lahir di Desa Sindang bulan Kecamatan
Seginim dan beliau lahir pada tanggal 17 Mei 1989, kemudian untuk pendidikan
kepemudaan beliau sering aktif di organisasi sosial malahan aktif sekali ketika
Muslim Indonesia) di bidang pendidikan non formal beliau cukup lama di Masjid,
waktu SMA beliau sudah tinggal di Masjid, kalau dihitung tahunnya mungkin
Masjid, pengurus-pengurus Masjid dan yang paling lama itu beliau tinggal di
sekarang beliau diamanahkan oleh orang yayasan Affan Alquraniyah, yang mana
kebetulan yayasan ini adalah yayasan keluarga-keluarga Maria Affan, yang pada
90
Wawanacara dengan Pengurus PC Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-PERTI)
Kabupaten Bengkulu Selatan Bapak Rento Mirza,S.Pd pada hari Kamis tanggal 22 Juli 2021 pukul
09.00 WIB
58
bahwa istilah Pesantren itu munculnya dari pulau jawa, sedangkan di sumatra itu
ada namanya surau seperti di Ranah Minang Sumatra barat dan Dayah kalau di
Aceh, orang-orang dahulu belajar agama itu islam di sana, namun sampai saat ini
surau misalnya di Ranah Minang masih menjadi pusat peradaban, atau sumber
pendidikan Islam. Amanah lain yang beliau emban yaitu di Muhammadiyah yang
mana aktif di kegiatan Muhammadiyah juga dan justru malah sampai sekarang
kalo ada kegiatan muhammadiyah beliau juga sering diundang, beliau sempat
satu Ormas Islam yang ada di Bengkulu Selatan ini, dan beliau juga termasuk
Di Bengkulu Selatan ini kan ada organisasi seperti MUI (Majlis Ulama
Indonesia) kata beliau dan MUI ini didalamnya tergabung semua organisasi Islam
dan mereka itu dilibatkan didalam agenda-agenda MUI, termasuk ada tokoh
91
Wawancara dengan Tokoh Masyarakat Bengkulu Selatan Buya Miki Suprianto, M.Pd
pada hari Minggu tanggal 1 Agustus 2021 pukul 07.00 WIB
92
Wawancara dengan Tokoh Masyarakat Bengkulu Selatan...,
59
didalamnya yang mana menjabat sebagai Wakil Ketua MUI Bengkulu Selatan
yaitu Buya Drs. H. Muslim yang mana aktif di Persatuan Tarbiyah Islamiyah
ke Kabupaten Bengkulu Selatan ini, dan paling tidak Buya Muslim dan
organisasi yang mendakwahkan Islam yang lahir di Sumatra dan sudah cukup
lama ada di Indosesia dan malahan tokoh nasional itu banyak juga dari Persatuan
membangun bangsa Indonesia ini, kalau dijawa itu NU dan orang NU itu biasanya
perbedaan sedikit. Selama ini belum ada nampak kegiatan nya kata Buya Miki,
mungkin saya juga tidak tahu. Sepengetahuan Buya Miki, dari 2009 Masehi mulai
dijalankan roda organsiasi ini dengan baik maka sangat berpengaruh di Bengkulu
93
Wawancara dengan Tokoh Masyarakat Bengkulu Selatan...,
60
berpegaruh, karena bisa menjadi ladang dakwah di Bengkulu Selatan ini dan
sangat luas sekali wadahnya, namun masih sangat membutuhkan orang yang
mengerti agama untuk menyampaikan kepada masyarakat maka kalau ini berjalan
PERTI) ini hanya nampak berkegiatan dalam bidang dakwah, secara sistematis ini
kalau bisa ada kerjasama dengan organisasi kepemudaan, maka akan nampak juga
kegiatannya. Karna dakwah ini tidak bisa dilakukan oleh Muhammadiyah sendiri
sendiri, maka kita harus bergandeng tangan untuk mencerdaskan masyarakat kita,
terhadap perintah Allah SWT misalnya, anak-anak muda tidak shalat artinya ini
yang harus kita dakwahkan, maka kita sampaikan kepada masyarakat. Persatuan
Buya Dr. Dedi Irama, M.Pd.I, merupakan salah satu dosen di STIT-Q
Manna Bengkulu Selatan yang saat ini berada diposisi ketua LPM dan beliau
sudah berkeluarga dengan satu orang istri istri bernama Ustadzah Emy Herawati,
M.Pd.I dan alhamdulillah sudah memiliki dua anak yaitu satu orang putra dan satu
orang putri yang saat ini sudah masuk sekolah di MI-Q Manna, beliau memasuki
94
Wawancara dengan Tokoh Masyarakat Bengkulu Selatan...,
61
Kabupaten Bengkulu Selatan itu sendiri merupakan salah satu organisasi atau
wadah untuk berkumpul, khususnya bagi umat islam yang mana Persatuan
sama kita ketahui bahwa asal usulnya dari Ranah Minang dan fungsinya sama
Kalau secara kasat mata Buya Dedi melihat bahwa Persatuan Tarbiyah
organisasi sampai hari ini Buya Dedi belum melihat kegiatannya dan
kemungkinan sudah ada, namun itu sudah diluar jangkauan penglihatan beliau.
atau Ranah Minang saja, kalau misalkan kita lihat Persatuan Tarbiyah Islamiyah
asli Manna misalkan, maka itu belum ada terlihat kata Buya Dedi. Persatuan
95
Wawancara dengan Tokoh Masyarakat Bengkulu Selatan Buya Dr. Dedi Irama, M.Pd.I
pada hari Minggu tanggal 1 Agustus 2021 pukul 16.09 WIB
62
untuk berkumpul dan menyampaikan risalah agama Islam yang sangat baik dan
B. Pembahasan
PERTI) Kabupaten Bengkulu Selatan itu sudah ada secara personal bukan secara
masing-masing.
media sosial, dan akan lebih tampaknya pergerakannya bila memanfaatkan anak-
anak muda milenial, yang bisa dan lebih memahami tentang persaingan di zaman
era industri 4.0 ini dan malahan saat ini orang-orang di luar sana, sudah meranjak
ke era industri 5.0, maka dari itu mestinya kreatifitas anak milenial saat ini bisa
96
Wawancara dengan Tokoh Masyarakat Bengkulu Selatan...,
63
bengkulu selatan ini, yang diketuai oleh Ustadz Julius Hidayat dan sekaligus juga
yang notabenen mereka berdua adalah alumni dari Pondok Pesantren Hidayatullah
Kota Bengkulu. Di akhir bulan september 2021 ini peneliti mulai tertarik dan
Dari apa yang peneliti amati penyakit dari warga Persatuan Tarbiyah
Islamiyah (Tarbiyah-PERTI) itu larut dengan kesuksesan fisik yang dahulu, dan
sampai kurang aksi. Baik dari segi pemikiran sekalipun warga Persatuan Tarbiyah
lalu, lebih banyak menceritakan kesuksesan masa lalu, yang pada akhirnya
untuk berkembang.
64
Memang kita tidak pungkiri sudah banyak Alumni MTI/PPTI yang sukses
baik dari segi akademik muapun non akademik, tapi kesuksesan itu baru untuk
diri sendiri dan masih dangkal untuk mengabdikan diri dan membesarkan
lembaga. Saya teringat kata-kata dari Ustadz Julius yang mengatakan bahwa kita
juga akan ikut besar, beliau juga mengatakan di Hidayatullah kita ada namanya
nikahan massal, yang para santrinya yang sudah siap menikah dan menyelesaikan
pendidikan SLTA nya maka boleh mendaftar, saking menariknya proses ta’aruf
ini dilakukan dengan cara yang sangat unik, yatitu santriwan dan santriwati yang
ingin menikah ini hanya perlu mempersiapkan diri, tanpa perlu tau siapa calon
pasangan nya. Namun kata Ustadz Julius lain halnya dengan para santri yang
mencari jodoh nya sendiri. Dikabarkan juga bahwasanya proses nikahan massal
ini akan berlangsung ditahun depan. Sampai-sampai peneliti juga ditawari untuk
Dapat kita tangkap bahwa hal ini menjadi sangat menarik, di Hidayatullah kami
juga mendapatkan bahwa metode atau manhaj yang dipakai adalah Manhaj
Nubuwwah, yang urutannya mengikuti sistematika wahyu, dari mulai surat al-alaq
1-5 dan surat al mudastsir dan sampai seterusnya sesuai dengan runtutan turunnya
wahyu.
Sempat juga Ustadz Julius dan Ustdaz Maulana ini menyampaikan bahwa
Pendiri gagasan Hidayatullah ini bernama Kiay Abdullah Said yang sejarah
bahwa Kiay Abdullah Said itu bisa diibaratkan seperti Habib Rieziq sekarang kata
65
mereka, yang dulu beliau sempat keras sekali cara dakwah nya ketika melihat
kezaliman yang ada, sampai-sampai beliau mejadi burunan dan akhirnya beliau
Sulawesi, dan beliau mengganti nama beliau, yang sekarang bernama Abdullah
Said.
Banyak juga yang bisa kita ambil pelajaran dari Ustadz Julius dan
Maulana ini, yang mana pada awalnya mereka memulai dengan mengontrak
rumah sampai mendapat tanah di Air Kemang dan saat ini sudah bertambah juga
yayasan Hidayatullah Bengkulu Selatan, dan banyak lagi yang ingin mereka buat,
seperti diwal tahun 2022 ini mereka menargetkan akan berdirinya Rumah Quran,
daspat kita pahami bahwa Hidayatullah yang bergerak dibidang dakwah dan
tarbiyah ini, tidak jauh beda dengan Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-
dan Tarbiyah, bukan politik praktis alias Partai Politik, namun kehebatannya yang
bisa dilihat adalah kader-kadernya yang sangat muda, seperti Ustadz Julius dan
Maulana mereka berdua seusiaan dengan peneliti, yaitu kelahiran 1997 namun
ahlussunnah waljaamh, dan bermazhabkan fiqih, dari imam yang 4 yaitu Imam
As-syafi’i, Imam Hanafi, Imam Maliki dan Imam Hambali. Yang mana kita juga
66
tidak dipaksa dan taqlid buta di Hidayatullah, yang intinya kata beliau adalah
dan bisa menciptakan suasana sendiri atau menciptakan sendiri lingkungan yang
kita inginkan. Hidayatullah juga tidak mengambil bagian dari politik praktis
dalam artian menjadi partai politik namun pergerakan nya sama dengan Persatuan
di Bengkulu Selatan ini, ataupun mungkin di skala nasional juga mungkin belum
ada. Jadi ini ibarat kata Inyiak Canduang teruskan perjuanagan ini seperti apa ilmu
yang sudah diberikan kira-kira seperti itu. Semboyan ini menjadi sangat dalam
Hidayatullah Bengkulu Selatan seperti motor, makan yang cukup 3 kali sehari, air
yang bersih, kendaraan roda dua, kamar dan kasur setra laptop. Tapi yang
orang kaya, orang-orang yang banyak pengetahuan agamanya, apalagi umur yang
sudah tua, malahan jauh dari itu semua, tapi mereka bisa mengadakan tanah,
Ternyata rahasia dibalik itu semua ada hal-hal yang sangat biasa yang
donasi melalui media sosial, dan membayar orang-orang kreatif untuk mengelola
media sosial mereka dengan lebih kurang seharga 10 juta dalam 1 tahun. Dan
untuk bulan oktober 2021 ini Hidayataullah Kota Bengkulu mebuat sebuah
pelatihan media, dalam waktu 1 bulan, makan gratis, suasana Pondok juga
didapati, kasarnya tinggal bawa baju saja, dan alat mandi, seperti komputer dan
wifi sudah disediakan oleh lembaga Hidayatullah Bengkulu, ini suatu hal yang
luar biasa yang mana salah satu kegiatan ini bisa diangkat dengan harga gratis
Dan ternyata hal-hal seperti ini mereka tiru dari cara gaya penggalangan
dana oleh Buya Yahya dalam artian setiap kita mau bikin acara, bikin bangunan
maka layangkan proposal, kotak infak, mencari donatur. Dan ternyata mereka juga
sering mendengar kajian-kajian dari Gus Baha, sehingga kita mendapati bahwa
celah-celah radikal itu inilah pentingnya kita mecari tau sendiri dan tidak cepat
amanah dari Ibu Kami Wirdayati dan Ummi Dwi Warna Komalasari (Ummi Sari)
Ummi Sari adalah guru dari adi kami yang bernama Rizka Rahmawati bin
Syamsuar (Rizka) dan Nisa Arifna bin Syamsuar (Nisa) yang sudah
68
Keberangkatan kami pertama kali adalah ditahun 2019 bersama adik kami
Rizka. Rizka adalah anak ketiga dari datrah daging Bapak Syamsuar. Rizka
kelahiran Sorek (Riau) 18 April 2002, ketika MTs dia bersekolah di Pondok
Makmur ini satu-satunya Pesantren yang ada di kecamatan Baso, yang di asuh
Oleh Buya Marwan Alwi Tuangku Lubuak. Dan di tingkat sma Rizka
yang setara D2, dan saat ini Rizka menyelesaikan S1nya di Padang. Dan
guru pengganti. Saat itu guru yang mengajar sedang berangkat umrah, lebih
kurang 1 bulan kita di kontrak. Pada saat itu Kami baru saja menyelesaikan KKN
(Kuliah Kerja Nyata) IAIN Bukittinggi lebih kurang 40 hari di Provinsi Sumatra
barat Kabupaten Padang Pariaman Kecamatan VII Koto Sungai Sariak Nagari
Lareh Nan Panjang Sungai Sariak Korong Sungai Langkok. Kami saat itu juga
banyak sekali ilmu yang didapat disana sehingga bisa menjadi bekal untuk
merantau ke manapun.
69
Nisa adik kami yang ke 4 lahir di Ujung Guguk, Baso Sumatra Barat pada
tanggal 29 bulan Desember tahun 2004. Sedikit tambahan lagi Ustadz Adi
kebiasaan yang sangat bagus dan menarik yaitu kebiasaan Qiyamullail ataupun
shalat malam seperti shalat Tahajjud dan shalat witir, yang mana hal ini sudah
menjadi budaya bagi mereka, apa keinginan mereka, mereka mintak sama Allah
SWT, kekompakan yang sangat dirawat, patuh dan taat kepada pemimpin juga
lebih menonjol dalam bidang keagamaan seperti sosial, pendidikan dan dakwah.
Untuk kegiatan , kita bisa mencvontoh kerpada organisasi lain, dan hal itu
membuat santri perti tidak puas, sehingga mereka larut dan hanyut terhadap
lembaga, ataupun organisasi lain, misalkan HMI salah satu pergerkana mahasiswa
ini sangat besar, saya dapati begitu bangga nya para senoir sampai-sampai
megatakan bahwa anak-anak perti dengan \hmi itu hampir tidak bisa di pisahkan ,
sehingga merka awalnya mencari ilmu ke tempat ornag tapi rumah senfdiri tak
terurusi, merka bangga memakai atribut \hmi, mereka tidak sadar bahwa hal itu
terhadap sikap ynag dilakukan oleh para senoir sehingga kami juga mecoba paksa
70
masuk ke KAMMI untuk mencari ilmu di organisasi lain dan kami tidak pernah
bangga memakai atribut organisasi lain baik dari segi postingan di media sosial
sekalipun.
Karena untuk saat ini menurut kami hal tersebut adalah identitas kami, hal
ini juga bisa menjadi pembuktian secara jelas bahwa mereka bukan Tarbiyyin
sejadi, yang kata-kata ini mereka lontarka ketika di acara LKTI (Latihan
sempat mebgikuti nya di tahun 2019. Hal itu peneliti dapati karana ada nasehat
dari Ustadz Khairul Miftah ynag mengatakan, nak kalau kamu nantik pergi
kemana –mana gabunglah dengan orang-orang tarbiyah, karana kita itu pada
dasrnya adalah satu sanad keilmuan, yang sanad kita sampai kepada rasulullah
SAW.
Saat ini peneliti juga aktif sebagai koordinator Wilayah Bengkulu Kajian
Buya Dr. Arrazy Hasyim, dan peneliti sebagai admin dan satu admin lagi adalah
admin dari Ribath Noauriyah, yang di asuh langsung oleh Buya arrzay.
Buya Arrazy adalah Ulama asli Minangkabau, ahli hadis dan penghafal
alquran, beliau ahli dalam ilmu aqidah dan filsafat islam, sehingga kajian-kajian
beliau sangan jelas ketika membahas tentang aqidah sifat 20 (aqidah aswaja).
Disamping beliau ada juga K.H Idrus Ramli yang juga dikenal di media sosial
sebagai singanya aswaja, ada lagi Buya Apria Putra yang juga aktif sekali dalam
Disamping itu ada Kaji Surau yang sangat aktif belakangan ini, yang
mejadi wadah juga bagi anak-anak siak Tarbiyah Islamiyah (santri Tarbiyah-
PERTI) dan website yang sudah cukup lama juga yaitu tarbiyah islamiyah.
Ustazah Wiza Novia Rahmi (Pituluik Rimbo) yang sangat lihai juga dalam
menarik untuk dibaca dan sangat aksis juga di media sosial dan ada juga Kamil
Muhammed selaku youtuber (konten kreator) yang konten beliau banyak sekali
Jadi sebenarnya hal ini sudah dimulai oleh kawan-kawan yang lain, namun
santri NU misalnya. Inyiak Ridwan Muzir pernah berucap bahwa anak siak di
Tarbiyah-PERTI ini masih cukup buta dalam hal tulis-menulis, namun untuk
penggagasnya sudah beliau mulai bersama istri beliau dan kawan-kawan yang lain
dan masih belum tampak kekompakan itu dalam hal bereksistensi di media sosial,
dalam artian masih dewean (sendiri-sendiri) itu yang peneliti tangkap dari cara
Ada juga namanya Buya Ronal Andaniy yang sangat dekat dengan para
santri, kita juga sempat berziarah ke makan Angku Saliah, ke makan Syekh
Makmur Sungai Cubadak, ada Hanafi dari Koto Tinggi, ada Arif, Geri dan Khalil
santri dari MTI Candung. Beliau aktif di hadroh (majelis zikir dan sholawat) yang
72
dan ada juga hadroh dari Darul Makmur, dari MTI Pasir, dari Attaqwa, dari MUS
Dayat) salah satu santri Tarbiyah-PERTI yang sangat lantang dan percaya diri
negeri mengenal dengan namanya Tarbiyah-PERTI, beliau juga Alumni dari UIN
sekarang beliau sedang menguiti kegiatan kader ulama di Masjid Istiqlal Jakarta,
yang banyak di isi oleh para profeesor yang ahli dibidang agama islam, dan juga
beliau sempat mendapat ip 4.0 pada tiga semester waktu berkuliah di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Dan beliau juga selaku wakil ketua umum santri mendunia.
Organisasi Santri Mendunia sangat eksis saat ini di instagram dan sosial media
penuh karya.
baru itu muncul pada diri anak-anak muda milenial Tarbiyah-PERTI di Kota
tetap terus berjalan, yang mana akan nantinya muncunl Pengurus Besar Mahaiswa
Tarbiyah-PERTI , dimasa- masa yang akan datang, yang hal itu akan terwuduj
permukaan, dimana amanah-amanah itu para santri bisa tetap bisa mengulang-
Manna, beliau juga mengatakan bahwa ketika beliau di Mahasiswa beliau cukup
aktif di KAMMI itu sekitar 60 % , 40% nya lagi beliau aktif di kampus STIT Al-
KAMMI ini dirintis oleh Ustadz Firmawan, yang awalnya Oragnisasi KAMMI
Bengkulu Selatan beranggotakan 5 orang dan lebih kurang 10 tahun saat ini sudah
hampir beranggotakan 50an. Maka dapat diambil pelajaran, bahwa kita hanya
perlu memulai, maka penerus kita nanti yang akan melanjutkan estafet perjuangan
ini.
Maka dari awal kita berpuya merintis IMTI dan IPTI di Bengkulu Selatan
ini, dan nantik biar anak cucu keturnan kita yang akan melanjutkan. Selama kita di
pengabdian terhadap organisasi, dan merintis organisasi. Bagaimana hal ini bisa
saat ini.
lembaga, kita cukup bisa bergerak leluasa, seperti dalam proses pengkaderan dan
pihak DPW Hidayatullah Bengkulu kemarin itu juga mengatakan bahwa untuk
usia yang sangat muda, begitu juga dengan Imam Alghazali yang bergerak di
bidang pendidikan yang mana pada saat itu orang-orang sangat sibuk untuk
muridnya, namun hal itu tidaklah sia-sia malahan dari proses pengkaderan itu
lahir para Masyaik dan Ulama-ulama ahli Tasawuf yang mana juga menjadi
Kota Konstantinopel.
Kamil selaku ketua IMTI Padang juga telah aktif di Majlis Zikir
Muhibburrasul Kota Padang, dan Tengku Rizki Rahman juga selaku Alumni
Pertama Pondok Pesantren Darul Makmur Sungai Cubadak yang di asuh oleh
Buya Marwan Alwi Tuangku lubak dan Ustadz Datuak Marwan Abbas S.Pd.I
selaku Pimpinan Pondok, Ustadz Irfan Said dan para Ustadz dan Ustazah , Buya
dan Ummi yang lainnya yang sangat cakap sehingga perkembangan Pesantren ini
sangat cepat, dan sokongan dari masyarakat sangatlah banyak dan kuat. Maka hal
75
ini bisa menjadi masukan buat kita bahwa kunci dari Pesantren itu adalah
Sabrun Jamil adalah salah satu sahabat kecil kita yang sudah belajar di
Mesir selama lebih kurang 4 tahun, dan akhirnya pulang dan hal itu membuat
keberkahan tentunya buat sekalian orang sekampung, begitu juga mestinya hal ini
menjadi perhatian masyarakat di Bengkulu Selatan agar bagaimana ada salah satu
diantara anak cucu keponakannya yang bisa masuk dan menimba ilmu agama
islam di Timur Tengah dan akhirnya pulang ke kampung halaman dan membagi-
bagikan ilmu yang didapat dari Luar Negeri kepada masyarakat di kampung
halaman.
Dan ada lagi sahabat kecil kami yang masih di Korea saat ini, yaitu Rizki
Eka Putra. Dan masih banyak lagi teman-teman dan sahabat-sahabat kami yang
berkuliah maupun bekerja di dalam dan luar negeri, Dahulunya belajar ngaji
bersama di lembaga MDTA Alhidayah Sungai Cubadak Baso yang saat ini sangat
pesat perkembangannya sehingga dari alumni MDTA tadi banyak sekali yang
Yang dapat kita ambil pelajaran adalah bagaimana anak cucu keponakan
kita bisa baca quran dan punya dasar agama untuk kelak merantau ke negeri orang
Begitu juga di MTI Kapau saat ini juga sedang membangun pasca
kebakarannya gedung perintisan yang di bikin oleh murid Inyiak Candung yaitu
76
Syekh Rasyidin Kari Bagindo atau lebih dikenal dengan sebutan Inyiak Khatik
Kabupaten Bengkulu Selatan, kalau kita lihat sepintas tentu sangat berpengaruh
waljamaah, tentu pengaruhnya tidak luput dari sosial, pendidikan dan dakwah
juga.
(Tarbiyah-PERTI) Bengkulu Selatan ini yang masih banyak belum tau organisasi
Nahdhatul Ulama itu hampir sama, tapi perlu digaris bawahi, kalau kedua-duanya
adalah sama, lalu kenapa namanya nya berbeda? maka jawaban sederhananya
adalah bahwa pendirinya berbeda, waktu dan wilayah asalnya berbeda berasal dari
minangkabau, dan hal itu sudah sangat menjadi ciri khas bagi bangsa indonesia
ini, berbeda-beda tapi tetap satu tujuan. Awalnya organisasi Persatuan Tarbiyah
seluruh penjuru dunia maka perlu adanya hubungan baik itu anatara murid dengan
77
Kami yang faqir ilmu ini masih berfikir bahwa Persatuan Tarbiyah
Nahdhatul Ulama dan juga Muhammadiyah, karena hal ini menjadi suatu
kebanggaan sendiri bagi diri kami, ormas islam yang didirikan oleh ulama
Salah satu semboyan yang kita kenal “adat basandi syarak, syarak basandi
kitabullah” itu adalah salah satu karya dari Inyiak Canduang, bersama kawan-
kawan beliau dalam menyatukan kaum adat dan kaum agama. Yang mana
pemahaman ini kami dapatkan ketika telah menjadi mahasiswa, apalagi ditambah
ini, sehingga kami menyadari bahwa kami hanya menikamati apa yang sudah ada,
bukan malah menambah apa yang sudah ada namun malah mungkin mengurangi
pemahaman wahabi, media saat ini sangat mencolok telah mereka kuasai,
centang biru tapi followernya sudah ribuan, sedangkan Kaji Surau dan website
78
PERTI) di identik kan dengan kaum tua, seolah-olah mennag harus yang tua-tua
saja ada didalamnya, mungkin bisa jadi ini juga yang membuat Persatuan
memnag tapi masih lambat, kita bisa bandingkan organisasi Hidayatullah ini,
umurnya yang baru setengah abad ini, sudah cukup eksis di media sosial
sedangkan kita hampir 1 abad, tapi masih belum bisa masuk ke dunia maya, kita
apalagi dikalangan orang-orang tua memang mereka tau dan sadar akan organisasi
Namun yang menjadi tugas bagi kita adalah generasi mudanya tadi, jangan
sampai orang lain lebih tau tentang sejarah kita daripada kita sendiri, kita besar
dilingkungan itu, tapi dangkal akan hal itu, dan lebih senang dan bahagia bekerja
Rumah orang di kontrak, padahal rumah sendiri kita punya, maka dalam
hal ini kami dengan beberapa kawan-kawan mulai berusaha semaksimal untuk
79
tetap eksis dan tidak ketinggalan zaman dalam mengadapi era milenial ini,
Yang ingin sekali kami sampaikan adalah bagaimana hal ini memang
PERTI), di lingkungan siswa kita juga punya dikalangan pemuda kita juga punya,
Saya yakin dan percaya ketika pergerakan IMTI ini di jadikan wadah oleh
temen-temen dalam hal apapun itu, maka membesarkan oraganisasi ini kita juga
akan ikut besar. Kita tidak perlu menjadi orang lain untuk dikenal, cukup jadi diri
sendiri, sebab meniru orang boleh-boleh saja, tapi mengaku jadi orang itu
Apa yang kami sampaikan ini adalah rasa semangat yang kuat disebabkan,
PERTI) itu sendiri, karena pemuda adalah agen perubahan, agen kontrol dalam
PERTI) itu memang ada, dan terlihat dipermukaan bumi ini, apalagi di media
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
sudah aktif di MUI, di agenda Dakwah seperti kajian baik di bulan Puasa
81
Ramadhan, mapun khatib jumat, 2 hari raya dan kajian subuh,dan sejenisnya.
Sedangkan dalam dunia Pendidikan sudah ada baik secara formal (SMA
Komunikasi antar umat beragama dan juga Majlis Ulama Indonesia (MUI)
Kabupaten Bengkulu Selatan. Dan sebenarnya hal ini sudah sesuai dengan tujuan
82
awal didirikannya organisasi ini oleh Maulana Syekh Sulaiman Arrasuli (Inyiak
PERTI) itu sendiri dalam kehidupan masyarakat di Bengkulu Selatan ada yang
merasakan dan ada juga yang belum, kalau yang sudah dirasakan tentunya seperti
lingkupnya saja yang perlu diperluas lagi cakupannya dan media sosial ataupun
B. Saran
2. Untuk kegiatanya, perlu dipertahankan saja apa yang sudah ada, dan
sesepuh-sesepuhnya juga.
83
yang perlu dijaga baik dari internal maupun eksternal, agar hubungan
silaturrahim yang sudah terjalin masih tetap kokoh sampai hari kiamat.