UEU Article 21609 5 - 0792
UEU Article 21609 5 - 0792
JUDUL :
TEKNOLOGI FERMENTASI DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
PANGAN HASIL KARYA SISWA YPGB KABUPATEN BOGOR
Gambar 3
Pelaksanaan praktek pembuatan ragi alami
dan eko enzim dengan metode fermentasi
membuat roti bisa menggunakan ragi Pembuatan eko enzim dari fermentasi
buatan sendiri. Ragi dari kismis ini limbah buah – buahan. Limbah merupakan
mempunyai pengaruh terhadap peningkatan buangan yang dihasilkan dari suatu proses
pengembangan volume adonan roti manis produksi baik industri maupun domestik
(Pangesthi & Indrawati, 2018). Kandungan seperti rumah tangga, pasar dan lain –lain
mikroba dalam ragi alami didominasi oleh (Galintin et al., 2021). Enzim dari “sampah”
mikroba baik dari kelompok bakteri dan ini adalah salah satu cara manajemen sampah
yeast. Ragi alami, selain didominasi oleh yang memanfaatkan sisa-sisa dapur untuk
khamir jenis Saccharomyces cerevisiae, sesuatu yang sangat bermanfaat. Cairan ini
serta dari genus yang sama seperti bisa menjadi pembersih rumah, maupun
Saccharomyces exigous, Saccharomyces sebagai pupuk alami dan pestisidia yang
fibuligera, dan genus lain seperti Candida efektif. Limbah kulit buah yang tidak
milleri, sedangkan dari kelompok organisme termanfaatakan dipasar ini akan diolah
prokariotik seperti bakteri asam laktat yang menjadi eko enzim. Eko enzim ini dapat
berasal dari genus Lactobacillus dan bakteri dijual setelah diberi kemasan yang lebih baik
dari genus Acetobacter yang saling sehingga dapat dikembangkan sebagai produk
bekerjasama dalam suatu simbiosis yang unggulan kewirausahaan. Selain itu kegiatan
saling menguntungkan (mutualisme) atau ini juga bermanfaat dalam membantu
saling tidak merugikan satu sama lain pemerintah menanggulangi masalah limbah
(netralisme). Ragi alami dapat diekstrak dan dengan membuat model pengolahan sampah
dikembangkan dari kismis organik. organik berbasis pasar.
Penggunaan ragi alami ini memiliki banyak Pembuatan eko enzim
manfaat dibandingkan dengan ragi komersil, Limbah : Gula : Air = 3 : 1 : 10 sebagai
dimana ragi alami ini dapat menambah contoh : 300g kulit buah : 100g gula : 1000
kandungan gizi dan karakteristik mL air
organoleptik pangan seperti kue dan roti Cara Kerja
(Poutanen et al., 2009). Para siswa dapat Berikut ini cara membuat eko enzim
menerapkannya pembuatan roti yang sederhana:
mengganti fermifan dengan ragi alami. 1. Gunakan gula apapun selain gula putih
2. Gunakan sisa-sisa dapur seperti kulit
Pembibitan Ragi Alami Kismis apel, jeruk, nanas, pir, semangka,
Bahan yang digunakan adalah Kismis lemon, tapi jangan durian! jangan pakai
100 gr, air steril 250 ml, 1 -2 sendok madu dagingnya. Biji bisa dimasukkan asalah
atau gula organik, toples kaca steril (500 ml) jangan yang besar seperti biji mangga.
Berikut ini cara membuat ragi alami kismis
3. Tuang semua bahan ke dalam botol, bisa
(Ko, 2012)
1. Cuci toples dengan sabun dan bilas juga menggunakan blender untuk
dengan air beberapa kali sampai mencacah limbah, kemudian campur
tidak ada sisa sabun dalam toples gula dan air dalam botol.
karena dapat menggangu proses 4. Simpan di tempat yang kering dan sejuk
fermentasi. (jangan menggunakan dengan suhu dalam rumah
spons saat mencuci toples karena
5. Biarkan selama 3 bulan, dan buka setiap
mengandung banyak bakteri
2. Siapkan panci berisi air, masukan hari di 2 minggu pertama, kemudian 2-3
hari sekali, kemudian seminggu sekali.
LPPM UNIVERSITAS ESA UNGGUL 6
(Profil Ringkasan LITABMAS)
toples yang sudah dicuci tadi untuk Di minggu pertama akan ada banyak gas
tahapan proses sterilisasi, rebus yang dihasilkan.
hingga mendidih. Setelah itu tiriskan 6. Kadang ada lapisan putih di permukaan
di tempat yang bersih
larutan. Jika cacing muncul tambahkan
3. Timbang buah kismis sebanyak 100
gr, masukkan ke dalam toples steril gula segenggam, aduk rata kemudian
dan tambahkan 250 ml air yang tutup
sudah dimasak (kondisi dingin). 7. Setelah 3 bulan, saring eco enzyme
Aduk dengan rata dan tutup toples. menggunakan kain kasa atau saringan.
Jangan tutup toples terlalu rapat 8. Sisa residu bisa dijadikan stater kembali
karena dapat meledak atau pecah dnegan menambahkan buah segar.
akibat banyaknya gas karbon
Residu juga bisa dikeringkan, kemudian
dioksida yang dihasilkan selama
fermentasi diblender dan dikubur di dalam tanah
4. Aduk perlahan – lahan sehari sekali, sebagai pupuk
jangan diaduk lagi setelah fermentasi Kegiatan abdimas ini berjalan lancar
dimulai. Tanpa pengadukan, ragi dan para peserta sangat bersemangat dalam
akan menjadi bulukan. Namun, jika mendengarkan materi tentang fermentasi dan
terus diaduk selama fermentasi melaksanakan praktikum tentang pembuatan
berlangsung dapat membuat rasanya ragi alami dan eco enzim dari fermentasi
lebih asam karena munculnya bakteri buah. Selama kegiatan berlangsung, para
phatogen. siswa juga aktif bertanya mengenai materi
5. Fermentasi selama 4 – 6 hari pada yang di berikan. Berdasarkan dari feedback
suhu ruang (25 – 27 oC) dan cek ragi yang diberikan peserta, dapat diketahui bahwa
setiap hari. Lebih baik ragi disimpan semua siswa ingin diadakan kegiatan lanjutan
dalam kotak sterofoam sehingga untuk praktek teknologi fermentasi. Hasil
suhu tidak banyak berubah. Ragi feedback ini bisa menjadi acuan bagi
kismis telah siap jika semua kismis pengabdi untuk melakukan kegiatan abdimas
mengapung dipermukaan dan ada berikutnya. Kegiatan ini diakhiri dengan foto
banyak gelembung udara. Simpan bersama dengan para siswa dan guru SMA
dalam lemari es. (dapat disimpan YPGB Kabupaten Bogor (Gambar 4)
selama 2 minggu)
6. Saring kismis yang telah
terfermentasi sehingga diperoleh
cairannya
7. Anda dapat membuat ragi kembali
dengan menggunakan 1% ragi
kismis yang sudah jadi.
LPPM UNIVERSITAS ESA UNGGUL 7
(Profil Ringkasan LITABMAS)
DAFTAR PUSTAKA
1. Ahmad A. 2014. Diktat Bioteknologi Dasar. Program Studi Kimia, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Hasanuddin. Makasar
2. Kumala AT. 2015. Pembuatan Sistem Keputusan Jurusan bagi Siswa SMA Berbasis
WEB dengan Metode Promethee. Calyptra Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas
Surabaya. Vol.4 No.1
3. Prayoko, Riki MHB. 2013. Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Jurusan Pada
Sekolah Menengah Atas SMA Setia Budi Abadi Perbaungan Dengan Menggunakan
Metode Simple Additive Weighting (SAW), Jurnal Ilmiah Pelita Informatika Budi
Darma Vol. V No. 2
4. Pujiati AM, Suhermin A, Astuti. 2008. Sistem Pengambilan Keputusan Pemilihan
Jurusan di Perguruan Tinggi. Surabaya
5. Sangjin Ko. 2012. Rahasia Membuat Roti Sehat dan Lezat dengan Ragi Alami. Indonesia
Tera. Yogyakarta. ISBN.979-775-164-3
6. Rasit N. 2019. Production And Characterization Of Eco Enzyme Produced From
Tomato And Orange Wastes And Its Influence On The Aquaculture Sludge. International
Journal of Civil Engineering and Technology (IJCIET). Vol.10 No.3.
http://www.iaeme.com/ijciet/issues.asp?JType=IJCIET&VType=10&IType=03.
LPPM UNIVERSITAS ESA UNGGUL 8
(Profil Ringkasan LITABMAS)