OVOC NEWS
ONE VILLAGE ONE CEO
ovoc@apps.ipb.ac.id @ovocipb 0859180418676 One Village One CEO
IPB University melalui program MBKM One Village One CEO (OVOC) 2022 mengadakan pelatihan
selama 3 hari untuk masyarakat Kabupaten Bengkalis, tepatnya di 5 desa tempat peserta OVOC
bertugas diantaranya Desa Air Putih, Desa Kuala Alam, Desa Penampi, Desa Temeran, Desa Sekodi, dan
turut mengundang desa lain seperti Desa Sungai Alam. Hari pertama pelatihan dilaksanakan pada
Jumat, 7 Oktober 2022 dengan fokus pelatihan pembuatan produk Pop Mie Sagu dan Mie Kremes Sagu.
Pelatihan ini dipandu langsung oleh Bapak Ir. Subarna, M.Si selaku tim ahli dari Departemen Ilmu dan
Teknologi Pangan IPB yang menjelaskan serta mendemonstrasikan tahap-tahap pembuatan Pop Mie
Sagu dan Mie Kremes Sagu. Para peserta pelatihan sangan antusias dalam kegiatan ini, dikarenakan
mereka juga langsung ikut mempraktikkan apa yang didemonstrasikan oleh narasumber. Dimulai dari
pembekalan materi, pengeringan mie, perebusan mie, serta penggorengan mie menjadi Mie Kremes.
Adapun tujuan dari diadakannya pelatihan ini adalah untuk membuat inovasi produk baru yang
berbahan dasar dari sumber daya alam yang melimpah di Bengkalis, yaitu Sagu. Kegiatan ini
harapannya dapat meningkatkan dan mengasah kemampuan masyarakat dalam memproduksi Sagu
menjadi produk turunan seperti Pop Mie dan Mie Kremes agar setelah selesai pelatihan produk tersebut
dapat dikembangkan dan diperjualbelikan secara luas. Sehingga berdampak positif membuka lapangan
pekerjaan dan meningkatkan perekonomian masyarakat Bengkalis.
Pepaya yang dikembangkan oleh IPB ada beberapa jenis yaitu IPB 1 (pepaya arum), IPB 2 (pepaya
california) dan IPB 3 (pepaya carisya), namun diantara 3 jenis pepaya tersebut lebih dikenal oleh
masyarakat pepaya california. Ciri-ciri pepaya california yaitu memiliki daun seperti bendera, buahnya
lonjong, warna buahnya jika masih muda warna hijau tua dan jika sudang matang berwarna orange atau
kuning langsat dan pertulangan daunnya yang banyak.
Pada hari rabu 5 Oktober peserta OVOC dari Bogor 2 berkesempatan mengunjungi kebun pepaya
calina dari salah satu mitra IPB yang beralamat di Desa Petir Dramaga. Kondisi lahan pada kebun
pepaya dibangun cukup tinggi dengan tujuan untuk mengoptimalkan pertumbuhan sehingga
menghasilkan produksi yang maksimal. Selain itu mencegah agar tanaman jenuh air mengingat intensitas
curah hujan Bogor yang tinggi. Dalam budidaya pepaya calina, perlakuan jarak tanam juga menjadi
perhatian penting dikarenakan pepaya membutuhkan sinar matahari yang tinggi. Adapun serangan OPT
yang sering ditemukan adalah serangan virus PRSV atau biasa disebut virus cincin. Ciri-ciri terkena virus
tersebut terdapat bintik bintik pada buah pepaya. Apabila buah pepaya terkena virus tersebut, maka
kualitas rasanya menjadi pahit dan tidak dapat untuk diperjual belikan. Alternatif mengatasi penyakit
tersebut pelakukan penyemprotan dengan bahan kimia.
Untuk mengefektifkan pekerjaan, peserta kegiatan One Village One CEO membagi tugas, mulai dari
menyiapkan makanan, menjamu tamu, menjadi kasir, serta memperkenalkan produk. Dengan
pembagiam tugas dengan efektif, kegiatan menjadi lebih efisien dan dapat mencapai target. Yaitu
total penjualanan yang sangat memuaskan.
Hal tersebut dikarenakan antusias pelanggan terhadap produk olahan sorghum. Euphoria yang
dirasakan sangat kuat. Banyak pelanggan tertarik dengan sorghum juga produk olahannya. Bahkan
terdapat beberapa pelanggan yang tertarik untuk mencoba menanam sorghum, karena baru
mengetahui bahwa budidaya sorghum yang tergolong sangat mudah dengan hasil yang melimpah
juga manfaatnya yang sangat menguntungkan.
Tim OVOC (One Village One CEO) IPB University melakukan Focus Group Discussion (FGD) bersama
kelompok sasaran program breeding domba Desa Purwasari. Dilaksanakan pada Jum'at, 30
September 2022, kegiatan ini diikuti oleh sembilan orang peternak setempat yang merupakan anggota
kelompok sasaran.
Focus Group Discussion ini dilaksanakan dalam rangka menyatukan visi bersama dan penyampaian
aspirasi serta pendapat peternak untuk program breeding domba kedepannya. Dalam kesempatan ini
dilaksanakan pula perkenalan mengenai MBKM OVOC kepada kelompok peternak.
Dibantu Ketua RW 07, Pak Hatta, kegiatan ini melibatkan tidak hanya kelompok peternak tetapi juga
pemerintah desa dan anggota Karang Taruna. Diharapkan dengan banyaknya aktor yang terlibat dari
berbagai sektor akan menciptakan program yang berkelanjutan bagi Desa Purwasari.
Dalam sesi FGD dibahas berbagai macam masalah yang kini dihadapi oleh para peternak. Peternak yang
tergabung dalam kelompok sasaran mayoritas merupakan peternak yang melakukan usaha ternak hanya
untuk penggemukan dan bukan pemilik domba.
Selain itu, dalam sesi diskusi ini pula ditampilkan desain kandang beserta rancangan sistem peternakan
yang diusulkan Tim OVOC. Respons peternak sangat baik ketika melihat desain kandang yang ada dan
menambahkan beberapa hal yang dirasa perlu ditambahkan berdasarkan pengalaman mereka.
Peternak berpendapat bahwa walaupun sudah beternak cukup lama, tetapi masih banyak hal yang ingin
mereka ketahui agar usaha ternak mereka nantinya menjadi lebih efisien. Salah satunya adalah cara
menangani penyakit dan merawat domba yang selama ini mereka lakukan dengan belajar otodidak serta
sistem trial-and-error.
Diharapkan dengan adanya diskusi ini dapat membangun komunikasi antara Tim OVOC dan kelompok
sasaran sehingga nantinya akan tercipta program yang berkelanjutan. Kelompok ternak juga sangat
berharap bahwa dengan adanya program breeding domba berbasis masyarakat ini dapat menciptakan
sistem peternakan yang efisien dan memberdayakan masyarakat lokal.
Pupuk organik didefinisikan sebagai pupuk yang sebagian atau seluruhnya berasal dari tanaman
dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang
digunakan mensuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah
(Peraturan Menteri Pertanian Nomor 2 Tahun 2006). Pupuk organik mempunyai beragam jenis dan
varian. Jenis-jenis pupuk organik dibedakan dari bahan baku, metode pembuatan dan wujudnya.
Dari sisi bahan baku ada yang terbuat dari kotoran hewan, hijauan atau campuran keduanya. Dari
metode pembuatan ada banyak ragam seperti kompos aerob, bokashi, dan lain sebagainya.
Sedangkan dari sisi wujud ada yang berwujud serbuk, cair maupun granul atau tablet.
Berdasarkan hasil observasi yang kelompok kami lakukan di Desa Tumbang Baloi ini, didapatkan
hasil bahwa petani kopi yang ada di desa ini tidak menggunakan pupuk sama sekali untuk proses
budidaya kopinya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya karena harga pupuk yang
terlalu mahal, jarak tempuh yang cukup jauh, dan jenis tanah yang subur di Desa ini bisa membuat
tanaman tetap tumbuh walau tidak dirawat sekalipun. Walaupun tanah di Desa Tumbang Baloi ini
bisa tetap berproduksi dengan baik tanpa menggunakan pupuk, akan tetapi produktivitas kopi yang
dihasilkan tidak sebagus yang menggunakan pupuk. Maka dari itu, kami memberikan solusi untuk
membuat pupuk organik.
Pada akhirnya kami melakukan uji coba pembuatan pupuk organik pada hari Sabtu (01/10/2022)
dengan menggunakan bahan baku yang mudah didapatkan. Bahan tersebut yaitu pelepah pisang,
sekam bakar, kotoran itik dan buah – buahan manis yang busuk. Adapun proses pembuatan pupuk
oraganik ini yaitu (1) Siapkan buah – buahan manis seperti nanas dan pisang, lalu potong – potong
buah – buahan tersebut dengan ukuran kecil; (2) Siapkan pelepah pisang yang sudah di cacah –
cacah; (3) Siapkan sekam bakar 3 karung dan kotoran itik yang sudah kering serta tidak berbau 1
karung; (4) Langkah selanjutnya campurkan semua bahan – bahan tersebut lalu masukkan kedalam
wadah (drum) tambahkan air setengah dari bahan – bahan pupuk tersebut, aduk hingga teksturnya
berubah menyerupai bubur; (5) Tahap yang terakhir yaitu fermentasi pupuk tersebut selama kurang
lebih 3 – 5 hari, setelah ini pupuk organik ini siap untuk digunakan.
Goa Wayang ini didalamnya terdapat tiga bagian lorong (ruangan), yang mana setiap ruangan itu
memiliki semacam pintu. Kemudian ada gapura serta ruang yang sangat luas, sehingga wisatawan
bisa leluasa untuk melihat keindahan di dalam. Menurut warga sekitar, penamaan goa wayang
dilatar belakangi karena terdapat beberapa hiasan stalaktit yang menyerupai wayang. Bahkan ada
yang mirip dengan wayang hanoman.
Destinasi wisata goa lainnya adalah Goa Awi dengan pemandangan yang tidak kalah menarik untuk
pecinta wisata kunjungi. Pasalnya, wisatawan dapat melihat sumber mata air yang jernih keluar dari
dalam goa, serta mengalir menuju perkampungan. Goa Awi ini memiliki pintu masuk yang kecil
semacam lorong yang berukuran kecil. Aapabila hendak memasuki goa tersebut, maka kita harus
berjalan dengan posisi jongkok serta beruurutan satu persatu.
Adapun panjang lorong yang harus ditempuh mencapai 10 meter. Setelah melewatinya, wisatawan
akan disuguhkan sebuah ruangan besar dengan hiasan stalaktit yang sangat indah didalamnya.
Bahkan dalam goa ini terdapat sebuah saluran yang mana airnya tidak pernah kering. Sehingga
menjadi salah satu sumber mata air yang dimanfaatkan oleh warga sekitar khususnya saat memasuki
musim kemarau panjang. Namun sayangnya, saat ini keberadaan Goa Wayang dan Goa Awi jarang
diketahui oleh para wisatawan asing maupun lokal. Salah satu penyebabnya dikarenakan terdapat
banyak lumut dan rumput yang membuat akses jalan menuju Goa Wayang dan Goa Awi cukup sulit.
Kamis, (6/10/22) satu mahasiswa peserta program MBKM sociopreneur One Village One CEO (OVOC)
2022 yang ditugaskan di Desa Penyengat bersama ketua UMKM Ratu Penyengat, Kabupaten Siak,
Provinsi Riau, menghadiri pelatihan penguatan pelayanan publik kekayaan intelektual yang di
selenggarakan oleh kementerian Hukum & Hak Asasi Manusia untuk “Menumbuhkan Nilai Ekonomi
Generasi Muda di Era Digital” yang di seleggarakan di Hotel Grand Mempura, Siak.
Pelatihan Penguatan Pelayanan Publik Kekayaan Intelektual di buka resmi oleh asisten 1 Bupati Siak di
Hotel Mempura Siak. Kegiatan pelatihan ini narasumbernya langsung dari staf khusus Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia bidang Transformasi Digital yaitu bapak Fajar Lase. Beliau menyampaikan materi
tentang hak milik nama produk, hak cipta, cara mendaftarkan merek, dan beberapa hal terkait tentang
Hukum dan Hak Asasi Manusia terkait produk UMKM.
Dari sekian banyak produk UMKM yang ada di Kabupaten Siak hanya 71 Produk yang dapat undangan
dalam pelatihan penguatan public kekayaan intelektual dan hanya 3 produk UMKM yang ada di
Kecamatan Sungai Apit yang terpilih dan salah satu nya adalah produk nastar UMKM Ratu Penyengat
dan itu menjadi kebanggaan bagi UMKM Ratu Penyengat karena terpilih menjadi salah satu dari sekian
banyak UMKM untuk menghadiri pelatiahan tersebut.
Dengan adanya Pelatihan Penguatan Pelayanan Publik Kekayaan Intelektual ini para pelaku UMKM jadi
lebih mengenal dan mengetahui hak cita, hak milik merek terhadap usahanya, di mana ketika kita ingin
mendaftarkan merek UMKM kita ke Kementerian Hukum & Hak Asasi Manusia merek yang kita ajuin
tidak boleh sama dengan merek orang lain yang sudah dari dulu mendaftarkan merek nya, dan dengan
pelatihan ini para pelaku usaha lebih me,mahami dan mengetahui bagaimana tata cara pendaftaran
merek dan juga mengetahui cara pengecekan merek UMKM nya apakah merek itu sudah di pakai sama
usaha lain atau belum.
Pengurus BUMdes beserta 7 peserta One Village One CEO (OVOC) telah melakukan pembuatan
kandang Black Soldier Fly (BSF). Pembuatan kandang tersebut bertujuan sebagai tempat Black
Soldier Fly (BSF) kawin dan bertelur. Kandang lalat yang dibuat berukuran 2 x 1 m 2 dengan
attraction box berisikan makanan pengikat dengan bau yang menyengat didalamnya guna
memancing lalat indukan agar mempercepat perkawinan supaya bertelur di tempat tersebut. Lalat
BSF melakukan kawin kurang lebih 20 menit dan lalat jantan setelah melakukan perkawinan, lalat
tersebut akan langsung mati, sedangkan untuk lalat betina akan menghasilkan telur dan meletakkan
telur di kayu yang sudah disediakan.
Desa Kayu Ara Permai yang terletak di Kabupaten Siak, Provinsi Riau memiliki potensi pertanian
yang berlimpah salah satunya yaitu komoditas nanas. Banyaknya hasil komoditas nanas membuat
harga jual buah nanas yang cukup murah, masyarakat setempat biasanya langsung menjual buah
nanas tanpa mengolahnya terlebih dahulu.
Sabtu, 1 Oktober 2022, mahasiswa IPB yang sedang melaksanakan program One Village One CEO
(OVOC) bersama Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Kayu Ara Permai melakukan pengolahan buah
nanas menjadi produk turunan berupa sirup dan selai nanas. Saat ini ibu-ibu dari KWT sudah mahir
untuk membuat selai dan sirup nanas, tetapi belum sampai kepada tahap penjualan. Hal ini karena
pembuatan sirup dan selai nanas tidak menggunakan pengawet sehingga belum bisa bertahan lama.
Proses pembuatan dimulai dengan mengupas nanas terlebih dahulu kemudian dilanjut dengan
memarutnya atau dapat menggunakan blender. Setelah itu hasil parutan disaring menggunakan kain
tipis untuk memisahkan ampas dan juga sarinya. Ampas nanas digunakan untuk bahan utama selai
nanas sedangkan sarinya digunakan untuk sirup nanas. Dilanjut dengan proses pemasakan selai
yaitu memasak ampas nanas yang ditambahkan air dan gula kemudian dimasak hingga mengering.
Proses pemasakan sirup nanas yaitu dengan merebus sari nanas dan menambahkan gula kemudian
direbus hingga matang.
Dengan adanya program One Village One CEO (OVOC) yang diselenggarakan oleh IPB University
diharapkan dapat memberikan nilai tambah produk unggulan desa. Program OVOC akan
menyelenggarakan pelatihan untuk pengawetan selai dan sirup nanas serta pelatihan pembuatan
nata de pina. Selanjutnya juga akan dilakukan pendampingan dalam pemasaran produk mulai dari
pembuatan merek, label, hingga produk siap untuk dijual ke pasaran. Harapannya potensi pertanian
desa setempat dapat menghasilkan produk berdaya saing tinggi yang dapat meningkatkan ekonomi
dan kesejahteraan masyarakat.
Ketahanan Keripik ini tahan 5 bulan asal tempat nya tidak terkena sinar matahari langsung dan
yang menyebabkan tidak awet yaitu pantulan kaca.
Bahan baku utama pada keripik khanza ini adalah sayuran dan tepung. Sayuran yang dipotong
secara tipis tipis dan digoreng. Bahan baku ini dari lahan sendiri tidak membeli dari pasar atau dari
lahan lain. Kemudian keripik ini tidak mengandung banyak minyak Ketika dikonsumsi karena keripik
ini dikeringkan memakai spinner sehingga minyak terperas dan memilik rasa yang renyah dan gurih.
perizinan halal-nya pun masih dalam tahap proses dan bahan bahan nya sudah terjamin halal. Omset
perbulan pada usaha ini bisa mencapai 50-60 juta perbulan.
Tim Mahasiswa dari program OVOC Malang 2 melakukan peninjauan ke lahan di daerah Bantur dan
sukoanyar bersama Pak Wiwin Kurniadhi dan pak sairoji dari pihak Badan Penyuluhan Pertanian
(BPP) dalam rangka penanggulangan Hama dan Jamur, Pada Sabtu, 1 Oktober 2022 silam. Bermula
tim OVOC malang 2 yang ingin berdiskusi bersama pihak BPP terkait kondisi kacang di daerah
sekitar,kemudian melakukan obeservasi mengenai hama dan jamur apa saja yang bisa merusak
kacang tunggak/ kacang tolo.
Dengan menempuh jarak kurang lebih 55 menit perjalanan, Tim OVOC Malang 2 bertemu dengan
petani setempat melakukan pengecekan hama dan jamur yang didampingi oleh Pak Wiwin dan pak
sairoji. Kemudian, melanjutkan perjalanan dengan medan yang ditempuh adalah jalan Raya dengan
Aspal yang lumayan bagus sehingga lebih memudahkan bagi para pengendara menuju tempat.
Peran yang cukup penting dapat dilakukan oleh Tim OVOC Malang 2 dalam bekerja sama dengan
BPP mengenai pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dengan berbahan dasar urine kelinci dan
didukung oleh limbah-limbah seperti tetes tebu, buah nanas, pisang, dan pepaya dan masih banyak
bahan lain nya yang diperlukan untuk membuat Pupuk Organik Cair. sudah di uji sebelum nya
mengenai Pupuk tersebut dan hasilnya sangat baik untuk tanaman kacang tunggak.
Dengan Pupuk Organik Cair (POC) ini, harapan kami Tim OVOC Malang 2 dan Badan Penyuluhan
Pertanian (BPP) ingin memperkenalkan kepada petani khususnya daerah malang dan sekitarnya
bahwa Pupuk Organik Cair itu sangat baik di bandingkan dengan pupuk kimia yang banyak sekali
dipasaran, baik untuk tanamanya dan baik untuk lahan yang digunakan, karena efek pupuk kimia
lambat laun akan merusak apa saja yang ada disekitarnya dan jika digunakan secara berkelanjutan
dapat merusak tanah menjadi tidak subur kembali beda halnya dengan Pupuk Organik Cair (POC)
yang dapat menyuburkan tanah dan menyehatkan tanaman.
Mahasiswa IPB University melakukan salah satu program Merdeka Belajar kampus merdeka (MBKM)
yaitu One Village One CEO (OVOC). Pada Senin (3/10/2022) salah satu tim perwakilan OVOC
Bololali bersama para pemuda Kelompok Tani Ikan (KTI) JSN Cengkir Gading di Desa Sawahan,
Kec. Ngemplak, Kab. Boyolali melakukan pembuatan kolam pemijahan untuk ikan lele yang
kedepannya akan dibudidayakan oleh para anggota KTI Banyu Mili.
Pemijahan yang di pilih adalah pemijahan secara alami, dengan seleksi induk jantan dan betina,
setelah diperoleh maka kedua induk tersebut dijadikan satu kolam dengan media telurnya adalah
kakaban (ijuk yang dijepit bambu). Alasan memilih ikan lele sebagai komoditas ikan yang akan di
budidayakan adalah tahan terhadap serangan penyakit, ikan lele juga memiliki daya tahan hidup
yang kuat. Ikan lele dapat hidup di berbagai kondisi. Dengan daya tahan hidup yang kuat, maka
risiko kerugian karena ikan lele mati menjadi rendah.
Pemilihan kolam terpal kotak dikarenakan biaya pembuatan yang lebih murah, tidak memakan
banyak ruang, pengelohan kolam lebih mudah, serta pembuatan kolam yang sederhana. Pembuatan
kolam di awali dengan menentukan ukuran rangka bambu yang dibuat serta menyiapkan terpal
yang sesuai dengan ukuran rangka. Lalu, siapkan pipa saluran pembuangan merupakan hal yang
perlu diperhatikan dalam pembuatan kolam pemijahan ikan lele. Hal lain yang perlu diperhatikan
adalah pemilihan indukan yang berkualitas dan sudah dalam kondisi siap untuk dipijah.
Pembuatan kolam pemijahan ikan lele ini dijadikan media pemberlajaran bagi mahasiswa dan warga
sekitar dalam tahapan awal dalam memulai budidaya ikan lele, serta diharapkan akan terus
berkembang hingga hasil budidaya komoditas ikan lele KTI Banyu Mili dapat dijual dan dipasarkan di
sekitar maupun luar kota Boyolali.
Tim OVOC Bandung Barat melakukan kunjungan ke green house Rock melon milik Bapak Alo, salah
satu anggota kelompok Tani Sinar Mukti di Desa Tugumukti (7 September 2022) yang telah berdiri
dari tahun 2020 ketika pandemi Covid’19. Pada awalnya Pak Alo hanya membudidayakan tanaman
paprika namun ketika tahun 2020 permintaan akan paprika menurun dan beliau melihat peluang dari
komoditas Rock melon yang cukup potensial. “Permintaan terhadap komoditas Rock melon tinggi dan
juga budidaya komoditas ini lebih mudah dibanding dengan paprika,”ujar Pak Alo. Pak Alo memulai
budidaya melon ini secara otodidak, ia mempelajari pembibitan Rock melon hingga teknik budidaya
secara langsung dengan mempraktekan di green house nya.
Budidaya Rock melon yang dilakukan oleh Pak Alo dimulai dari perendaman biji dengan
menggunakan fungisida minimal 4 jam dan dilakukan pemeraman ditempat yang gelap dengan
menggunakan kain selama dua hari sampai kecambah pecah. Kemudian, dilakukan penyemaian
dengan menggunakan pot tray dan dilakukan pemupukan menggunakan pupuk ab mix dengan
perbandingan 1:2, serta dilakukan dua kali penyiraman dalam satu hari. Setelah itu, pada usia tiga
minggu benih melon yang sudah disemai dipindahkan ke polybag dengan media tanamnya arang
sekam dan kokopit dan langsung diberikan nutrisi ab mix yaitu 500 cc - 1 liter per pohon untuk sekali
penyiraman sampai di usia panen. Pada musim kemarau penyiraman dilakukan dua kali dalam satu
hari dan pada musim hujan dilakukan satu kali dalam satu hari. Lalu, dilakukan penyemprotan
fungisida/insektisida dalam 5-7 hari di musim hujan dan 7-10 hari di musim kemarau. Sistem polinasi
juga dilakukan saat tanaman berusia 40 hari dengan menempelkan atau mengoleskan serbuk sari
bunga jantan ke kepala putik. Satu bunga jantan dapat digunakan untuk 2-3 bunga betina atau
bakal buah dan pada ketiak sembilan sampai dua belas. Kemudian, pada usia 60 hari dilakukan
penggantungan buah. Pada usia 75-85 hari melon sudah siap untuk dipanen dengan ciri-ciri buah
yang bagus yaitu memiliki banyak nett di kulitnya dan bentuknya seperti telur.
Pemasaran buah Rock melon hasil dari kebun Pak Alo langsung dijual ke supermarket yang telah
bekerjasama dengan kriteria Rock melon yang akan diterima hanya yang memiliki bobot pada
rentang 850 - 950 gram. Adapun Rock melon yang tidak memunuhi kriteria tersebut akan dikonsumsi
prbadi.
Kecamatan Pule merupakan salah satu kecamatan yang berada di kabupaten Trenggalek, Jawa
Timur. Daerah ini tergolong dataran tinggi karena letaknya di ketinggian 700 mdpl. Curah hujan di
Pule mencapai rata-rata 23,52 mm/hari dengan suhu berkisar antara 15-33°C. Dengan kondisi
demikian, banyak komoditas pertanian yang dibudidayakan seperti padi, palawija, alpukat, durian,
pinus, dan jahe merah. Namun, petani kerap menuai hasil panen yang belum maksimal yang
mengakibatkan turunnya pendapatan hingga kerugian.
Jumat, 30 September 2022, tim 1 Trenggalek melakukan survei permasalahan budi daya dengan
mengunjungi lahan jahe merah milik beberapa petani pemasok BUMDesma Sari Bumi. Pertama, lahan
milik Bapak Tardi yang terletak di Desa Pule dengan luas 0,27 Ha. Dengan pola tanam tumpangsari,
tidak hanya ditemui jahe merah, namun juga terdapat tanaman jagung. Lahan hanya diberikan
pupuk kandang dengan sistem pengairan tergantung hujan. Adapun permasalahan utama yang
ditemui, yaitu perbandingan input output yang tidak maksimal, yaitu 1:2. Hal ini diperkuat dengan
penampakan rimpang jahe merah yang kecil. “Kami tanam 400 kg bibit dari BUMDesma dan kirim
900 kg bulan lalu.” Jelas Bapak Tardi. Selain itu, beliau mengaku di lahannya tidak ditemukan
penyakit ataupun hama, sehingga tidak digunakan obat-obatan pertanian.
Serupa dengan permasalahan lahan pertama milik Bapak Tardi, terdapat lahan kedua dimiliki oleh
Bapak Jito yang terletak di Desa Jombok. Keduanya merupakan pemasok jahe merah untuk
pengolahan simplisia BUMDesma. Meskipun hasil panen yang didapat sama-sama tidak maksimal,
Bapak Jito mengatakan bahwa salah satu penyebabnya berasal dari bibit BUMDesma yang tidak
cocok ditanam di tanah dataran Kecamatan Pule. Diketahui bahwa bibit yang dimiliki BUMDesma
berasal dari daerah Simalungun, Sumatera Utara. “Kami dulu semangat saat diimingi perbandingan
hasil panen 1:10, tapi kenyatannya sangat rendah.” Keluh Bapak Jito.
Kegiatan survei lahan ini bertujuan untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi para petani
jahe merah. Permasalahan tersebut akan berpengaruh terhadap perekenomian petani jahe merah
Kecamatan Pule. Kualitas dan kuantitas jahe merah yang baik akan mendorong produktivitas
simplisia di BUMDesma Sari Bumi serta meningkatkan daya jual di pasar. Dengan permasalahan itu
juga, Tim Trenggalek 1 tertarik untuk merancang program pelatihan dan pendampingan petani jahe
merah guna mencapai hasil maksimal dan berkelanjutan.
Acara ini berlangsung meriah dengan total pengunjung sebanyak 190 orang. Kelompok 54 yang
terdiri dari Muhammad Azzam Dzulhilmi, Imam Baihaqhy dan Paresty Adiningsih berhasil
memperkenalkan hasil produk pertanian yaitu beras jagung yang diproduksi di Desa Bojong,
Kecamatan Cikembar Sukabumi Jawa Barat kepada para pengunjung di event tersebut dengan
menjual habis produknya. Produk beras jagung merupakan salah satu produk unggulan di Desa
Bojong serta produk binaan OVOC. Produk ini mampu menjadi solusi inovatif bagi konsumen yang
sedang menjalani program diet karena kadar gula yang terkandung masih tergolong rendah
dibandingkan beras pada umumnya.
Sukses dengan packaging berbentuk pouch dan berhasil dikenal oleh masyarakat luas membuat
Mahasiswa IPB University tertarik untuk menciptakan inovasi baru untuk produk Yu Kaji agar dapat
menarik konsumen secara maksimal. Yu Kaji sendiri memegang komitmen untuk mewujudkan
segmentasi pasar yang baru khususnya pada kalangan menengah ke atas.
Dalam 4 tahun terakhir, Yu Kaji memasarkan produk dengan kemasan berbentuk plastik dan fokus
pada target pasar menengah hingga menengah ke-bawah. Mulai Oktober 2022, Mahasiswa IPB
University berhasil membuat ide baru untuk meluncurkan kemasan premium berbentuk pet can
berukuran 84*60 dengan bahan dasar plastik, yang dibalut dengan stiker dan ditutup dengan
penutup aluminium. “Abon Lele Yu Kaji dengan kemasan premium tentunya dikemas dengan
sepraktis mungkin dan lebih menarik untuk menambah value product melalui kemasan premium.” ujar
pemilik Yu Kaji, Choirul Wahyudi.
Hadirnya kemasan baru Abon Lele Yu Kaji ini rencananya akan dipasarkan ke pasar-pasar modern
dan mall yang terdapat di beberapa kota di Indonesia salah satunya area Jabodetabek, Surabaya,
dan lain-lain dengan segmentasi konsumen kalangan menengah ke-atas.
Melalui product development pada packaging premium Abon Lele Yu Kaji, harapannya mampu
mengembangkan usaha Yu Kaji ke depan dengan membuka segmentasi pasar baru dan
meningkatkan volume penjualan Abon Lele Yu Kaji.
Tim OVOC Garut, Purwakarta, dan Sukabumi berkolaborasi untuk memperkenalkan dan
memasarkan produk unggulan dari masing-masing desa binaannya. Garut Indonesian Coffee
menjadi salah satu produk unggulan Desa Cikandang, Margamulya, Mekarsari, dan Simpang yang
berada di Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut, yang kami pasarkan pada event tersebut. Selain
itu, produk yang kami jual adalah produk olahan kopi, seperti kopi susu, cold brew, coffee powder
dan cascara tea.
Event seperti Festival Bogorpreneur ini sangat baik untuk memberdayakan produk UMKM sehingga
dapat dikenal masyarakat luas dan meningkatkan hasil penjualan. Menurut panitia Bogorpreneur,
kegiatan promosi merupakan salah satu proses yang penting bagi alur pemasaran barang dan jasa,
atas dasar itu kegiatan ini merupakan wujud nyata adanya tekad yang kuat dari para pelaku UMKM
untuk mempromosikan produk produk barang dan jasa termasuk potensi makanan, minuman,
handicraft, dan kerajinan.
Penjualan Produk Garut Indonesian Coffee mendapatkan antusiasme yang cukup tinggi dari peserta
dan masyarakat, terlebih produk ini memiliki kualitas yang sangat baik dan produk yang inovatif.
Coffee powder process wine dan cascara tea menjadi incaran masyarakat karena memiliki
karakteristik yang unik dan memiliki daya tarik yang tinggi. Festival ini sangat membantu Tim OVOC
dalam penjualan produk dan mendukung pelaku UMKM agar dapat terus melebarkan cakupan
pemasarannya.
Berawal dari tujuan mulia untuk membantu meningkatkan perekonomian para petani, Ibu Henda
salah-satu ketua kelompok tani yang tergabung dalam Paguyuban Sunda Hejo dengan sabar
membina para petani kopi yang ada di Desa Sirnajaya, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut.
Dengan kesabaran, ketelatenan dan pantang menyerah yang dilakukan oleh beliau, akhirnya
komoditas kopi di desa tersebut menjadi mata pencaharian utama para petani. Ibu Henda memiliki
moto “Melak Kopi, Top Kopi, Bakal Katepi”.
Ibu Henda juga menjelaskan mengenai perawatan kopi yang baik diantaranya mulai dari
penyiangan, pembubunan, pemupukan, pemangkasan hingga pemanenan. Dalam penerapannya
tidak cukup hanya teori, namun harus ada praktek dan contoh dikarenakan para petani berorientasi
pada hasil dengan waktu yang singkat demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya. Awal mula
anggota kelompok tani tersebut berjumlah 53 petani namun sekarang jumlahnya mencapai 370
petani. Sebagai ketua kelompok tani di Sunda Hejo, beliau pernah menerima hasil panen kopi hingga
delapan ton perhari dan penghasilan petani mencapai seratus lima puluh juta pertahun. Lahan kopi
seluas satu hektar tersebut dapat menanam kurang lebih empat ribu pohon.