J1308201001
Disetujui oleh
Pembimbing :
Ima Kusumanti, S.Pi., M.Sc. __________________
Diketahui oleh
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanaahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga proposal Merdeka Belajar Kampus Merdeka
(MBKM) ini berhasil diselesaikan dengan baik. Proposal MBKM ini diberi judul
“Kewirausahaan dan Budidaya Ikan Koi Cyprinus rubrofuscus di Bandung Timur
Koi, Bandung, Jawa Barat”. Proposal Prakerin ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk melaksanakan MBKM pada Program Studi Teknologi dan Manajemen
Pembenihan Ikan Sekolah Vokasi, Institut Pertanian Bogor. Kegiatan MBKM ini
akan dilaksanakan pada 17 Juli hingga 17 Desember 2023.
Pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada
Ibu Ima Kusumanti, S.Pi., M.Sc. selaku pembimbing akademik, juga kepada Bapak
Dr. Wiyoto, S.Pi., M.Sc. Kaprodi Teknologi dan Manajemen Pembenihan Ikan, dan
pimpinan Bandung Timur Koi yang telah memberikan dukungan penuh atas
kegiatan yang akan dilaksanakan, serta rekan-rekan mahasiswa tim Kewirausahaan
dan Budidaya Ikan Koi di bandung Timur Koi yang selalu saling mendorong dan
membantu dalam setiap penyusunan proposal ini. Tak lupa ucapan terima kasih
kepada keluarga, teman, saudara, kerabat, dan pihak-pihak lain yang telah
membantu.
Semoga proposal ini dapat memberikan panduan khususnya bagi penulis
dan tim dalam melaksanakan kegiatan MBKM ini serta dapat memberikan manfaat
bagi pembaca pada umumnya.
PRAKATA iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR LAMPIRAN vii
I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
1.3 Manfaat 2
II METODE 3
2.1 Waktu dan Tempat 3
2.2 Jenis Usaha 3
2.3 Tahapan Pembentukan Usaha 4
2.4 Studi Kelayakan Bisnis 4
III RENCANA DAN JADWAL KEGIATAN 7
3.1 Rencana Kegiatan 7
3.2 Perhitungan Learning Hours 9
3.3 Jadwal kegiatan 12
DAFTAR PUSTAKA 13
LAMPIRAN 14
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan kegiatan MBKM wirausaha dan produksi ikan koi
di Bandung Timur Koi antara lain:
1. Mengikuti dan melakukan kegiatan wirausaha dan produksi ikan koi Cyprinus
rubrofuscus secara langsung di lokasi MBKM;
2. Menambah pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan mengenai kegiatan
wirausaha dan produksi ikan koi Cyprinus rubrofuscus di lokasi MBKM;
3. Mengetahui permasalahan dan solusi dalam kegiatan wirausaha dan produksi
ikan koi Cyprinus rubrofuscus di lokasi MBKM;
4. Menerapkan ilmu yang didapat sewaktu kuliah dalam kegiatan wirausaha dan
produksi ikan koi Cyprinus rubrofuscus di lokasi MBKM.
II METODE
Ikan koi merupakan salah satu ikan yang berasal dari keluarga Cyprinidae.
Menurut Susanto (2007) dalam Lutfika (2012), ikan koi memiliki ciri-ciri umum
seperti bentuk badan yang memanjang, sedikit pipih ke samping (compresed),
mulut berada di ujung tengah (terminal), dan terdapat sungut di kedua ujung
mulutnya. Sedangkan menurut Cahyono (2000), bagian tubuh ikan koi terbagi
menjadi kepala, badan, dan ekor. Pada bagian kepala terdapat sepasang mata,
lubang hidung, mulut, celah insang, tutup insang, dan sungut. Pada bagian mulut
4
ikan koi memiliki sepasang sungut yang berfungsi untuk mencium dan mendeteksi
makanan di bawah lumpur. Pada bagian sisi tubuhnya, ikan koi memiliki gurat sisi
atau garis lateral (lateral line) berupa garis urat dari pertengahan kepala hingga
batang ekor yang berfungsi sebagai sebagai alat deteksi lingkungan sekitarnya
terutama getara suara (Susanto 2000). Ikan koi dapat dilihat pada Gambar 1.
Secara garis besar, morfologi ikan koi tidak banyak berbeda dengan ikan
mas. Dimulai dari bentuk kepala hingga bentuk ekornya. Perbedaan ikan koi dengan
ikan mas terletak pada warnanya (James 2002). Ikan koi memiliki warna dan pola
yang lebih beragam. Jenisnya pun lebih beragam dibanding ikan mas yang hanya
beberapa jenis saja.
Ikan koi merupakan ikan hias yang hidup alami di perairan tawar. Pada
umumnya ikan ini dapat hidup pada suhu 24 – 29ºC dengan pH 6,8 – 7,4. Ikan koi
tidak tahan dalam kondisi perubahan suhu yang drastis. Penurunan suhu hingga 5ºC
sudah dapat membuat ikan koi stres bahkan mati. Namun dalam kondisi tertentu,
ikan koi dapat hidup di daerah dengan suhu rata-rata 2 – 3ºC (James 2002).
Ikan ini pada saat berukuran dewasa dapat diberikan berbagai jenis pakan
berupa pellet komersil, seperti Breeder Pro, Ikushu, dan lainnya. Namun saat ikan
baru mencapai stadia larva, ikan koi biasa diberikan pakan alami. Menurut
Satyantini (2008), pakan alami yang dapat diberikan untuk larva ikan diantaranya
Daphnia sp., Moina sp., Artemia sp., Tubifex sp., dan lainnya.
2.3 Tahapan Pembentukan Usaha
Tahapan pembentukan usaha dari pelaksanaan kegiatan MBKM wirausaha
dan produksi ikan koi di Bandung Timur Koi antara lain:
1. Menentukan tujuan dari kegiatan wirausaha yang akan dilakukan mulai dari
varietas yang dikembangkan, jumlah produksi, dan penjualan;
2. Melakukan komunikasi dengan pihak Bandung Timur Koi sebagai pihak yang
membantu dan menaungi aktifitas MBKM wirausaha untuk menetapkan lokasi
dilaksanakannya wirausaha;
3. Berkonsultasi dengan dosen pembimbing mengenai komoditas yang akan
dikembangkan untuk memenuhi kewajiban MBKM di semester 7;
4. Membentuk struktur organisasi kelompok wirausaha budidaya ikan koi dengan
anggota tujuh orang mahasiswa Prodi Teknologi dan Manajemen Pembenihan
Ikan;
5. Menentukan jumlah minimum produksi per siklus dan penjualan perbulan;
6. Melakukan persiapan fasilitas dan hal-hal yang harus dipenuhi untuk
melaksanakan produksi dan penjualan.
2.4 Studi Kelayakan Bisnis
Studi kelayakan bisnis dari pelaksanaan kegiatan MBKM wirausaha dan
produksi ikan koi di Bandung Timur Koi antara lain:
1. Aspek Keuangan
Kelayakan usaha dari aspek keuangan dapat dilihat dari nilai R/C rasio
yang didapatkan pada perhitungan analisis usaha. Menurut Sajari et al. (2017),
layak atau tidaknya suatu bisnis biasanya dihitung dengan standar R/C rasio >
1. Analisis usaha dapat dilihat pada Lampiran 6. Aspek keuangan kelayakan
usaha ini didapat juga dari hasil perihitungan HPP, Payback Period, BEP, dan
5
lainnya. Analisis usaha bisa didapat setelah menghitung biaya investasi, tetap,
dan variable yang disesuikan dengan target produksi yang dilakukan.
2. Aspek Non Keuangan
Aspek non keuangan dalam melakukan menganalisa kelayakan suatu
bisnis meliputi aspek hukum, lingkungan, pasar, teknis, dan manajemen.
a. Aspek Hukum
Aspek hukum menganalisis kemampuan pelaku bisnis dalam
memenuhi ketentuan hukum dan perizinan yang diperlukan untuk
menjalankan bisnis di wilayah tertentu. Menganalisis aspek hukum dapat
menganalisa kelayakan legalitas suatu usaha yang dijalankan, ketepatan
bentuk badan hukum dengan ide bisnis yang akan dilaksanakan, dan
kemampuan bisnis yang akan diusulkan dalam memnuhi persyaratan
perizinan. Wirausaha mandiri budidaya ikan koi ini belum mendapat
Nomor Induk Berusaha (NIB), namun hal itu dapat menjadi salah satu hal
yang harus dipenuhi kedepannya untuk memenuhi aspek hukum yang ada.
b. Aspek Lingkungan
Aspek lingkungan menganalisis kesesuaian lingkungan sekitar
terhadap proses operasional bisnis yang akan dijalankan. Dalam aspek ini
dampak bisnis bagi lingkungan juga dianalisis. Suatu ide bisnis dinyatakan
layak berdasarkan aspek lingkungan, jika kondisi lingkungan sesuai
dengan kebutuhan ide bisnis dan ide bisnis tersebut mampu memberikan
manfaat yang lebih besar dibandingkan dampak negatifnya. Lingkungan
MBKM di kawasan Bandung Timur Koi dapat dikatakan sesuai dengan
proses operasional yang dijalankan. Usaha yang dijalankan juga tidak
menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan sekitar, sehingga dapat
dikatakan layak dari aspek lingkungan.
c. Aspek Pasar
Aspek pasar dan pemasaran merupakan salah satu hal yang paling
penting dalam menghasilkan suatu produk. Dengan adanya analisa pasar
maka produk yang dihasilkan akan lebih mudah untuk disalurkan. Ikan koi
merupakan salah satu komoditas ikan hias yang memiliki banyak
penggemar dan memiliki pasar yang luas. Ikan koi tidak hanya banyak
dipelihara oleh para penghobi yang rela menggelontorkan banyak uang
untuk ikan berkualitas tinggi, namun ikan ini juga digemari masyarakat
awam untuk mengisi kolam di pekarangan rumah. Ikan koi hasil produksi
dapat disalurkan ke toko-toko ikan hias, dealer ikan koi, market place, dan
menawarkan langsung ke para penghobi ikan koi. Salah satu cara
memasarkan ikan koi yang dihasilkan di kelompok Lelang Koi Bandung.
d. Aspek Teknis
Aspek teknis dilakukan pengamatan dan perhitungan kesiapan
teknis dan teknologi untuk menunjang berjalannya aktifitas budidaya ikan
koi tersebut. Aspek teknis pada usaha ikan koi sudah dapat dikatakan
layak, karena usaha yang dijalankan sudah berjalan pada siklus
sebelumnya. Teknologi untuk menunjang produksi yang dibutuhkan sudah
tersedia pada lokasi usaha. Sarana dan prasarana yang berada dilokasi
6
budidaya memiliki kondisi yang layak pakai dan telah dilakukan pendataan
untuk mengetahui nilai investasi pada kegiatan produksi seperti tertera
pada Lampiran 3.
e. Aspek Manajemen
Pada aspek manajemen dan sumber daya manusia dilakukan analisis
dan pembentukan struktur organisasi sehingga dapat menunjang aktifitas
dengan lebih terstruktur. Setiap bagian dalam organisasi kemudian
diberikan pengarahan mengenai tugas dan tanggungjawabnya dalam
menjalankan kegiatan budidaya ikan koi. Anggota dari kegiatan ini terdiri
tujuh orang mahasiswa Prodi Teknologi dan Manajemen Pembenihan Ikan
seperti yang disajikan pada Lampiran 2.
7
Pemijahan Induk
Induk dalam wadah pemeliharaan induk diseleksi secara visual untuk
mendapat induk yang siap untuk dipijahkan. Induk betina yang siap dipijahkan
terlihat dari bentuk perutnya yg membulat. Menurut Bastian (2018), induk koi
dianggap sudah matang gonad ketika umur ikan berkisar 2 tahun dengan bobot 2
kg/ekor untuk betina dan ikan jantan umur berkisar 1 tahun dengan bobot 1 kg/ekor.
Induk yang terpilih diangkat dari kolam pemeliharaan induk untuk dipindahkan ke
wadah pemijahan. Ikan koi dipijahkan dengan sex ratio 1:1 bobot induk. Ikan yang
akan dipijahkan dimasukan ke dalam wadah pada pagi hari. Pemijahan biasa
dimulai pada malam hari dan berakhir menjelang pagi hari. Pasca pemijahan
dilakukan pengamatan sarang untuk memastikan keberadaan telur.
Telur hasil dari pemijahan dipelihara pada kolam pemeliharaan larva berupa
kolam tanah berukuran 18 m x 15 m, dengan tinggi air 0,5 m. Kakaban diangkat
dari bak pemijahan pada pagi hari setelah pemijahan selesai untuk kemudian ditebar
di wadah pemeliharaan. Kakaban diikatkan pada tambang yang disiapkan dan
dibentangkan di kolam penetasan tersebut.
Penetasan Telur
Penetasan telur dilakukan dikolam tanah berukuran 18 m x 15 m, dengan
tinggi air 0,5 m. Substrat yang sudah ada telur yang menempel akan disimpan
dengan cara dibetangkan menggunakan tali agar kualitas telur yang menempel pada
substrat akan baik pada saat akan menetas. Presentase telur ikan koi yang menetas
dipengaruhi jumlah dan kualitas sperma yang dihasilkan induk jantan untuk
membuahi telur. Menurut Nurhayati et. al. (2022), lalu telur akan menetas setelah
2-3 hari dari pemijahan selesai.
Pemeliharaan Larva
Sebelum pemeliharaan larva dimulai dilakukan persiapan wadah
pemeliharaan larva berukuran 18 m x 15 m. Surutkan terlebih dahulu air yang
sebelumnnya digunakan. Kemudian kolam diisi air kembali. Kolam diisi air dan
diendapkan selama 3 – 4 hari sebelum penebaran. Kolam tersebut kemudian
digunakan sebagai wadah penetasan telur hingga berlanjut ke pemeliharaan larva.
Fase paling kritis yaitu saat penetasan telur ke larva karena selain system organ
yang belum baik, larva memiliki ketahanan tubuh yang rendah d an rentan terhadap
perubahan kondisi lingkungan (Saputra 2011). Maka dari itu larva perlu diberi
pakan yang sesuai bukaan mulutnya. Larva ikan koi jika sudah dapat diberi pakan
berupa pelet maka larva ikan koi diberi pakan dengan frekuensi sehari dua kali pada
pagi dan sore hari.
9
Perhitungan learning hours dilakukan untuk mengetahui jumlah SKS yang akan didapatkan dalam kegiatan wirausaha budidaya ikan
koi di Bandung Timur Koi, Bandung, Jawa Barat. Perhitungan learning hours dapat dilihat pada Tabel 2.
11
12
Tabel 2 Rencana perhitungan learning hours dan penyetaraan SKS (lanjutan)
Learning
No Nama Kegiatan Uraian Kegiatan Tujuan SKS
Hours (jam)
Menurunkan ketinggian air untuk memudahkan
Penyurutan wadah 6 0,13
menangkap ikan yang dipanen
Penangkapan ikan Menangkap ikan untuk dipanen 8 0,18
Menyeleksi ikan koi untuk menentukan grade dan harga
Sortir dan grading 8 0,18
jual ikan
Merawat ikan pasca panen untuk memastika ikan sehat
Karantina 72 1,60
sebelum dijual
Menyiapkan alat pengangkutan seperti plastik packing,
Persiapan alat 2 0,04
karet, dan tabung oksigen
7 Transportasi Pengepakan Packing ikan pasca panen dan ikan yang siap dipasarkan 4 0,09
Pengangkutan ikan pasca panen dan ikan yang siap
Pengangkutan 10 0,22
dipasarkan
Promosi Penjajakan produk ikan koi yang dihasilkan 5 0,11
8 Pemasaran
Melayani pembeli Memberikan informasi dan pelayanan kepada konsumen 60 1,33
Pengisian berkas-berkas Melengkapi jurnal harian, periodik, absensi, dan lainnya
9 Pelaporan 120 2,67
laporan sebagai acuan pelaporan aktifitas MBKM ke Prodi
TOTAL 956 21,24
3.3 Jadwal kegiatan
Jadwal kegiatan diperlukan untuk mengetahui waktu pelaksanaan kegiatan dalam kegiatan wirausaha budidaya ikan koi di Bandung
Timur Koi, Bandung, Jawa Barat. Jadwal kegiatan dapat dilihat pada Tabel 3.
13
14
DAFTAR PUSTAKA
Aldi R, Purnomo R, Sugianto LO. 2017. Studi Kelayakan Bisnis. Ponorogo: Unmuh
Ponorogo Press.
Agus S., 2011, Trik dan Solusi Jitu Pemrograman PHP, PT. Elex Media
Komputindo, Jakarta.
BSN. Standar Nasional Indonesia. (2016.) SNI 8296.1 – 2016. Produksi Benih Ikan
Mas (Cyprinus carpio Linneaus) Strain Sinyonya Kelas Benih Sebar.
Jakarta.
[DJPB] Direktorat Jendral Perikanan Budidaya. 2018. Laporan Kinerja 2018.
Jakarta (ID): Direktorat Jendral Perikanan Budidaya.
[DJPB] Direktorat Jendral Perikanan Budidaya. 2019. Laporan Indikator Kinerja
Triwulan I. Jakarta (ID): Direktorat Jendral Perikanan Budidaya.
Hendriana A, Ridwansyah F, Iskandar A, Munawar AS, Lugina D. 2021. Metode
pembenihan ikan koi Cyprinus carpio dalam menghasilkan benih
berkualitas di Mizumi Koi Farm,Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Jurnal
Penelitian Pertanian Terapan. 2(1): 17-26.
Ismail, Khumaidi A. 2016. Teknik Pembenihan Ikan Mas (Cyprinus Carpio, L) di
Balai Benih Ikan (BBI) Tenggarang Bondowoso. Jurnal Ilmu Perikanan
7(1): 27 – 37.
Kusrini E, Cindelaras S, Prasetio AB. 2015. Pengembangan Budidaya Ikan Hias
Koi (Cyprinuscarpio) Lokal Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya
Ikan Hias Depok. Media Akuakultur. 10(2): 71.
Mahyudin K. 2008. Panduan Lengkap Agribisnis Lele. Penebar Swadaya. Jakarta.
Papilon UM, Efendi M. 2017. Ikan Koi. Jakarta: Penebar Swadaya
Raharjo, E. I., Farida., T. P. Tampubolon. 2016. Pengaruh Beberapa Jenis Pakan
Alami Terhadap Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Larva Ikan Koi
(Cyprinus carpio). Jurnal Ruaya. 4 (2): 28-33.
Ramadhan R, Sari LA. 2018. Teknik pembenihan ikan mas Cyprinus carpio secara
alami di Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Budidaya Air Tawar (UPT
PBAT) Umbulan, Pasuruan. Jurnal Perikanan dan Kesehatan Ikan. 7(3):
125-132.
Rustidja. 1997. Pembenihan Ikan-Ikan Tropis. Fakultas Perikanan Universitas
Brawijaya. Malang.
Sartika E. Siswoyo BH. Syafitri E. 2021. Pengaruh pakan alami yang berbeda
terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan3q11 koi
(Cyprinus rubrofuscus). Jurnal Aquaculture Indonesia. 1(1): 28-37.
[SNI] Standar Nasional Indonesia. 2017. Syarat Mutu dan Penanganan Ikan Hias
Koi (Cyprinus carpio). Jakarta (ID): Standar Nasional Indonesia.
15
LAMPIRAN
Lampiran 1 Peta lokasi kegiatan MBKM wirausaha budidaya ikan koi di Bandung
Timur Koi (Google maps 2022)
Bandung
Timur Koi, Perum
Girimekar Permai, Jl.
Giri Mekar Atas IV
No. 36, Girimekar,
Kec. Cilengkrang,
Kab. Bandung 40615
KETUA
FEBIAN
SEKBEN
FARIS
Lampiran 4 Biaya tetap kegiatan MBKM wirausaha budidaya ikan koi di Bandung Timur Koi
HARGA HARGA PER HARGA PER HARGA
NO KETERANGAN JUMLAH SATUAN SATUAN (Rp) BULAN (Rp) SIKLUS (Rp) TOTAL/TAHUN (Rp)
1 Penyusutan 5.557.163
2 Sewa Lahan 810 m² 3.000.000 9.000.000
3 Biaya Listrik 1500 kwh 1.800 2.700.000 10.800.000 32.400.000
4 Pulsa 1 bulan 50.000 50.000 200.000 600.000
5 Anggota 7 orang 500.000 3.500.000 14.000.000 42.000.000
6 Bensin 60 liter 13.300 798.000 3.192.000 9.576.000
7 Air 20000 liter 25 500.000 2.000.000 6.000.000
105.133.163
18
19
Lampiran 5 Biaya variabel kegiatan MBKM wirausaha budidaya ikan koi di Bandung Timur Koi
HARGA HARGA
NO KETERANGAN SPESIFIKASI JUMLAH SATUAN SATUAN HARGA PER HARGA PER TOTAL/TAHUN
(Rp) BULAN (Rp) SIKLUS (Rp) (Rp)
1 Pelet PF1000 10 kg 1 sak 280.000 280.000 1.120.000 3.360.000
2 Pelet PF500 10 kg 1 sak 300.000 300.000 1.200.000 3.600.000
3 Pelet Ikushu 10 kg 3 sak 225.000 675.000 2.700.000 8.100.000
4 Pelet Mizuho 20 kg 1 sak 2.630.000 2.630.000 10.520.000 31.560.000
5 Tepung Pelet PSP 5 kg 3 sak 160.000 480.000 1.920.000 5.760.000
6 Isi Ulang Oksigen 1 mᶟ 1 unit 40.000 40.000 160.000 480.000
7 Isi Ulang Oksigen 3 mᶟ 1 unit 100.000 100.000 400.000 1.200.000
8 Garam 15 kg 7.000 105.000 420.000 1.260.000
9 Amoxicilin 1 pak 68.000 68.000 272.000 816.000
10 Karet Gelang 500 g 1 pak 30.000 30.000 120.000 360.000
11 Plastik Packing L = 50 cm, tebal = 0,7 mm 1 roll 165.000 165.000 660.000 1.980.000
12 PK 500 g 1 pak 165.000 165.000 660.000 1.980.000
13 EM4 1 liter 40.000 40.000 160.000 480.000
14 Ovaprim 1 400.000 400.000 1.200.000
15 Kapur dolomit 10 kg/ ktg 3 ktg 25.000 75.000 300.000 900.000
63.036.000
Lampiran 6 Analisis usaha kegiatan MBKM wirausaha budidaya ikan koi di
Bandung Timur Koi
NO KOMPONEN FORMULA
1 Investasi (Rp) 349.736.500
2 Biaya Tetap (Rp) 105.133.163
3 Biaya Variabel (Rp) 63.036.000
4 Biaya Total (Rp) 168.169.163
5 Penerimaan (Rp) 311.250.000
6 Keuntungan (Rp) 143.080.837
7 R/C Ratio 1,85
8 Payback Period 2,44
9 HPP (Rp) Rp56.056
10 BEP Unit 1271
11 BEP (Rp) 131.832.600