Anda di halaman 1dari 7

NASKAH VIDEO PRAKTIK BAIK PRAKARYA

MEMASAK BERSAMA ORANG TUA

Oleh :

BAMBANG SOEGIHARTO, SS., M.Ds

DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG


SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 51
KOTA BANDUNG
2023
I. PENDAHULUAN
I.1 Mata Pelajaran Prakarya
Prakarya merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di Sekolah Menengah Pertama (SMP)
dan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Prakarya
merupakan hasil karya atau pekerjaan tangan yang biasanya berbentuk pelatihan. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), prakarya adalah pekerjaan tangan (pelatihan di sekolah).
Dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), prakarya juga
merupakan ilmu terapan yang mengaplikasikan berbagai bidang ilmu pengetahuan untuk
menyelesaikan masalah praktis secara langsung yang memengaruhi kehidupan kita sehari-hari.

Tujuan dari mata pelajaran prakarya bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan keterampilan
dan sikap percaya diri pad siswa melalui produk yang dihasilkan sendiri. Di mana dengan
memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada di lingkungan sekitar. Prakarya berasal dari
istilah pra dan karya. Di mana pra memiliki makna dan belum, sedangkan karya adalah hasil
kerja. Sehingga bisa didefinasikan prakarya merupakan hasil kerja yang belum jadi atau masih
berupa prototipe. Dikutip dari buku Pendidikan Karakter: Konsep dan implementasinya (2016)
karya Aisyah, prakarya terdiri dari empat aspek, yaitu Kerajinan, Rekayasa, Budidaya dan
Pengolahan. Masing-masing aspek diajarkan secara terpisah dan setiap satuan pendidikan
menyelenggarakan pembelajaran prakarya paling sedikit dua aspek prakarya sesuai dengan
kemampuan dan potensi daerah pada satuan pendidikan itu.

Prakarya memiliki peranan yang sangat penting dalam pengembangan kreatifitas dan
mengembangkan menjadi sebuah inovasi baru. Manfaat kegiatan prakarya Prakarya merupakan
pekerjaan tangan yang memiliki manfaat bagi masyarakat khususnya anak sekolah. Di mana
dengan kegiatan prakarya bisa mengembangkan keterampilan, pengetahuan serta sikap percaya
lewat produk yang dihasilkan sendiri. Produk-produk tersebut memanfaatkan potensi sumber
daya alam yang ada di lingkungan sekitar. Selain itu juga bisa menumbuhkan keterampilan untuk
berwirausaha dengan hasil prakarya yang sudah dibuat. Karena hasil prakarya yang sudah dibuat
bisa bernilai tinggi jika dikembangkan dan dipasarkan ke masyarakat luas. Karena memang
prakarya butuh ketelitian dan keseriusan. Dengan kegiatan prakarya juga bisa menciptkan
lapangan kerja baru, namun buntuh dukungan dari pemerintah untuk turut mengembangkan.
Dikutip dari buku Entrepreneurship (Kewirausahaan) (2017) karya Muchson, mata pelajaran
prakarya dan kewirausahaan dapat digolongkan ke dalam pengetahuan transcience knowlodge,
yaitu mengembangkan pengetahuan dan melatih keterampilan kecakapan hidup berbasis seni,
teknologi dan ekonomi. Pembelajaran ini berawal dengan melatih kemampuan ekspresi kreatif
untuk menuangkan ide dan gagasan agar menyenangkan orang lain dan dirasionalisasikan secara
teknologis. Sehingga keterampilan tersebut bermuara apresiasi teknologi terbarukan, hasil
ergonomis dan aplikatif dalam memanfaatkan lingkungan sekitar dengan memperhatikan
dampaknya terhadap ekosistem, manajeman dan ekonomis.

I.2 Pembelajaran Berdiferensiasi


Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang memberi keleluasaan pada siswa untuk
meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar siswa
tersebut. Pembelajaran berdiferensiasi tidak hanya berfokus pada produk pembelajaran, tapi juga
fokus pada proses dan konten/materi. Metode ini dapat diterapkan hampir pada semua mata
pelajaran. Sebagai contoh, saya pernah memberikan materi pelajaran Prakarya dengan
pendekatan pembelajaran berdiferensiasi.

Saya menugaskan siswa untuk belajar pemanfaatan sumber daya alam di lingkungan sekitar agar
dapat jadi sumber makanan. Tugas ini secara tidak langsung dapat mengarahkan siswa yang
berpotensi dan belajar sesuai dengan minatnya. Pembelajaran berdiferensiasi berfokus pada
konten.

Diferensiasi produk
Diferensiasi produk akan tampak dari produk yang dihasilkan siswa. Produk ini beragam jenisnya
karena bahan dan proses yang digunakan juga beragam. Guru dapat meminta orangtua atau
saudara untuk menilai produk yang dibuat siswa. Penilaian dapat meliputi rasa, inovasi, dan
bentuk. Penjelasan produk juga tidak harus selalu dalam bentuk laporan tertulis. Siswa dapat
menjelaskan produk dalam bentuk visual seperti video presentasi/foto dokumentasi ataupun
dalam bentuk audio seperti voice note tergantung minat siswa.
Meskipun produk yang dihasilkan beragam, namun guru punya acuan penilaian yang sesuai
dengan produk yang dihasilkan. Acuan penilaian dalam pembelajaran ini meliputi penilaian sikap
yang dilihat dari sikap tanggung jawab, disiplin, dan kerja keras siswa. Penilaian pengetahuan
tergambar dari cara siswa menjelaskan proses menghasilkan suatu produk sedangkan penilaian
keterampilan tergambar dari proses dalam menghasilkan produk makanan yang bahannya berasal
dari lingkungan sekitar siswa.

II. Diagnosis terhadap pembelajaran sebelum PTMT


Penutupan sekolah telah menjadi alat umum dalam pertempuran melawan Covid-19. Pendidikan
dilakukan secara serentak dengan cara daring guna menghindari pola pendidikan tatap muka
(luring). Dalam kenyataannya, ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap pendidikan di
sekolah berimbas pada kemampuan belajar siswa hingga dapat terjadi learning loss. Menurut
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Learning loss adalah hilangnya
kesempatan belajar karena berkurangnya intensitas interaksi dengan guru saat proses
pembelajaran yang mengakibatkan penurunan penguasaan kompetensi peserta didik.

The Education and Development Forum (2020) mengartikan bahwa learning loss adalah situasi
dimana peserta didik kehilangan pengetahuan dan keterampilan baik umum atau khusus atau
kemunduran secara akademis, yang terjadi karena kesenjangan yang berkepanjangan atau
ketidakberlangsungannya proses pendidikan.
III. Perencanaan PTMT untuk mengatasi Learning Loss
Video yang saya buat adalah tentang praktik baik yang saya lakukan di sekolah pada saat PTMT,
praktik baik berupa pengolahan makanan berbahan dasar hasil peternakan dan hasil perikanan.
Praktik baik itu berdasarkan mata pelajaran yang saya ampu saat ini yaitu mata pelajaran
prakarya. Tujuan praktik baik ini adalah :
1. Mengatasi learning loss akibat dari pandemic Covid-19.
2. Quality time bersama orang terdekat bisa dilakukan dengan cara memasak, bersama di rumah.
Intinya, yang terpenting dari quality time bukan jumlah waktu yang dihabiskan atau jenis
kegiatan yang dilakukan, melainkan kualitas dari interaksi tersebut.
Pada pembuatan video pembelajaran prakarya melibatkan pengajar, peserta didik dan orang tua.
Pelibatan orang tua disamping untuk peningkatan quality time dan ketiadaan fssilitas disekolah.
Sekolah tidak memiliki fasilitas untuk kegiatan pengolahan, maka sebagai antisipasi supaya
kegitan itu bisa terlaksana dan pembelajaran berjalan sesuai dengan rencana maka kegiatan
pengolahan dilakukan di rumah peserta didik didampingi oleh orang tuanya.

IV. Pelaksanaan PTMT untuk mengatasi Learning Loss


Bahan pangan hasil peternakan dan perikanan berupa beragam jenis ikan, udang, cumi, dan
rumput laut, daging, telur dan susu yang masih mentah memiliki kandungan air yang tinggi
sehingga dapat membuat bahan pangan tersebut menjadi mudah dan cepat rusak. Oleh karena itu
harus dilakukan pengolahan. Cara pengolahan bahan ikan, udang, cumi, rumput laut, daging,
telur dan susu yang sering dilakukan berupa pengawetan dengan cara pembekuan, pengeringan,
pengasapan, dan curring. Proses pengolahan bahan pangan harus dilakukan dengan baik agar
nilai gizinya tidak berkurang/menurun. Penurunan zat gizi dapat terjadi pada proses pengolahan
apabila: menggoreng terlalu kering, membakar sampai hangus, dan sebagainya.

Video ini diawali dengan apersepsi, kegiatan ini adalah usaha yang dilakukan guru untuk
mempersiapkan siswa secara fisik dan mental untuk menerima materi ajar pada hari itu. Berbagai
usaha bisa dilakukan dalam kegiatan apersepsi ini antara lain menghubungkan pengetahuan,
pengalaman lama dan pengetahuan,pengalaman baru dengan tujuan untuk memudahkan siswa
memahami hal-hal yang akan diajarkan.

Kegiatan selanjutnya adalah sesi bercerita, pada sesi ini setiap siswa membuat perencanaan
pengolahan makanan dan kemudian menceritakan rencananya tersebut mulai dari bahan yang
dibutuhkan, alat-alat yang digunakan dan cara membuat dan mengemas olahan makanan yang
akan dibuatnya.

Kegiatan selanjutnya adalah mempraktikan rencana pengolahan yang sudah dibuat. Praktik
pengolahannya dilakukan dirumah masing-masing karena tidak tersedianya sarana di sekolah dan
waktu PTMT yang terbatas. Selain itu kegiatan mengolah makanan yang dilakukan dirumah
tujuannya adalah untuk quality time bersama orang terdekat dengan cara memasak, bersama di
rumah. Siswa bisa mengolah makanan apa saja sesuai dengan kesukaannya asalkan bahan
dasarnya dari hasil peternakan dan hasil perikanan. Pada saat melakukan praktik pengolahan
dirumah, setiap siswa harus mendokumentasikan kegiatannya dalam bentuk video dan videonya
boleh diunggah di Whamedia sosial yang dimiliki oleh setiap siswa. Link dari video yang sudah
diupload tersebut diserahkan dan dikirimkan ke guru lewat WhatsApp atau disematkan di LMS
Sekolah. Hasil pengolahannya kemudian dikemas dengan baik dan bersih dan kemudian dibawa
ke sekolah pada saat PTMT.

Sesi selanjutnya adalah sesi presentasi. Pada sesi ini setiap siswa mempresentasikan hasil
olahannya. Setiap siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan kegiatan mengolah
masakannya bersama orang tua dan menjelaskan proses pembuatan olahan makanan dari mulai
bahan-bahan yang dibutuhkan, alat-alat yang digunakan dan cara mengolahnya.

V. Evaluasi implementasi PTMT


Mulai dilaksanakannya Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas di sejumlah daerah, diyakini
sebagai langkah penting dalam rangka menjaga kualitas pembelajaran anak Indonesia dan
sekaligus menjaga mental anak Indonesia untuk kembali belajar secara luring, setelah hampir 1,5
tahun peserta didik atau siswa harus belajar secara online akibat pandemi Covid-19 yang belum
usai. Tentunya, untuk mendukung pelaksanaan PTM Terbatas ini dengan tetap menomorsatukan
keselamatan peserta didik.

Pembelajaran tatap muka terbatas hanya dilakukan di daerah dengan level PPKM 1-3. Syaratnya
mengedepankan protokol kesehatan, prinsip kehati-hatian, serta kesehatan dan keselamatan.
Pelaksanaan sekolah tatap muka dilakukan secara bergantian dengan membagi siswa dalam
beberapa kelompok belajar. Mengingat ada syarat kapasitas dalam setiap kelasdan durasi waktu
belajar lebih singkat dari biasanya. Kondisi ini menyebabkan proses belajar menjadi tidak
maksimal. Untuk itu dalam pelaksanaan PTMT guru-guru harus melakukan praktik baik dalam
proses pembelajaran.

VI. Tindak Lanjut PTMT


Sesi terakhir adalah sesi tindak lanjut. Pada sesi ini guru mata pelajaran mengajar guru-guru lain
atau rekan sejawat untuk melihat hasil praktik baik dan berdialog dengan siswa terkait praktik
pengolahan makanan berbahan dasar hasil peternakan dan perikanan. Tujuannya adalah mengajak
rekan-rekan sejawat untun juga sama-sama melakukan praktik baik dalam upaya mengatasi
learning loss akibat pandemi covid-19 yang masih belum selesai. Semoga pandemi covid-19
segera berakhir dan pembelajaran tatap muka kembali berjalan seperti sedia kala.

Anda mungkin juga menyukai