Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN BEST PRACTICE

PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN


TAHUN 2019 / 2020

NAMA PESERTA : ERNAWATI,S.Pd

NUPTK : 4563767668220013

SEKOLAH /TEMPAT TUGAS : SMP N 1 TERARA

KABUPATEN/KOTA : LOMBOK TIMUR

PROVINSI : NUSA TENGGARA BARAT

KABUPATEN LOMBOK TIMUR

NUSA TENGGARA BARAT

TAHUN 2019
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………….
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………….
BIODATA PENULIS …………………………………………………………….
KATA PENGANTAR …………………………………………………………….
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………..……
A. Latar belakang masalah ………………………………………………
B. Jenis kegiatan……………………………………………………..
C. Manfaat kegiatan ………………………………………………….
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN ………………………………………….
A. Tujuan dan sasaran ………………………………………………..
B. Bahan/materi kegiatan ………………………………………………..
C. Metode/ cara melaksanakan kegiatan ………………………….
D. Alat/instrumen……………………………………………………………
E. Waktu dan tempat kegiatan ………………………………………..
BAB III HASIL KEGIATAN ……………………………………………………..
BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI
……………………………………
A. Simpulan…………………………………………………………
B. Rekomndasi ………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………
LAMPIRAN………………………………………………………………
HALAMAN PENGESAHAN

Pengembangan dalam bentuk Best Practice berjudul Pembelajaran Expressions of


Willingness melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Discovery Learning di SMP N
1 Terara Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat

Nama : Ernawati, S.Pd

Asal Sekolah : SMP N 1 Terara

Telah disetujui dan disahkan pada / oleh

Hari : Kamis

Tanggal : 11 Desember 2019

Ditetapkan di : Terara

Pada Tanggal : 11 Desember 2019

Kepala Sekolah,

DRS H KEDAN, M.Pd

NIP. 19661231 199303 1 160


BIODATA PENULIS

1 Nama : ERNAWATI
2 NIP : -
3 NUPTK : 4563767668220013

4 Jabatan : Guru SMP N 1 Terara


5 Pangkat / Gol.Ruang : -
6 Tempat / Tanggal Lahir : Pengatung, 31 Desember 1989
7 Jenis Kelamin : Perempuan
8 Agama : Islam
9 Pendidikan Terakhir : S-1
10 Unit Kerja : SMP N 1 Terara
11 Alamat : Sukarara, Kec. Sakra Barat LOTIM, NTB

Terara, Desember 2019

Penulis,

ERNAWATI,S.Pd
KATA PENGANTAR

Assalammualaiku m. Wr.Wb

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan karuniaNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan perasaan lega walaupun
mungkin masih banyak kekurangannya.

Dalam penyusunan Best Practice ini, penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang
terhormat.

1. Kepala SMP Negeri 1 Terara yang telah memberi izin, kesempatan dan
kepercayaan kepada penulis untuk mengadakan penelitian ini seluas – luasnya
2. Semua rekan guru di SMPN 1 Terara yang telah memberi bantuan selama
proses penelitian sampai dengan terwujud dalam bentuk Best Practice ini.
3. Guru pembimbing yang merupakan Guru Inti (GI) dari kegiatan pelatihan yang
sudah membimbing dan mengarahkan penulis dari segala kekurngan
4. Suami dan anak - anak tercinta yang selalu memberi motivasi, dukungan, dan
doa dalam setiap langkah.
5. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan berupa apapun dalam menyelesaikan best practice ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan karya ini.
Waalaikumsalam Wr.Wb

Terara, Desember 2019


Penulis,

ERNAWATI, S.Pd
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam praktik pembelajaran Kurikulum 2013 yang penulis lakukan selama ini, penulis
menggunakan buku siswa dan buku guru. Penulis meyakini bahwa buku tersebut sudah sesuai
dan baik digunakan di kelas karena diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Ternyata, dalam praktiknya, penulis mengalami beberapa kesulitan seperti materi dan tugas tidak
sesuai dengan latar belakang siswa. Selain itu, penulis masih berfokus pada penguasaan
pengetahuan kognitif yang lebih mementingkan hafalan materi. Dengan demikian proses berpikir
siswa masih dalam level C1 (mengingat), memahami (C2), dan C3 (aplikasi). Guru hampir tidak
pernah melaksanakan pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi
(higher order thinking skills/ HOTS). Penulis juga jarang menggunakan media pembelajaran.
Dampaknya, suasana pembelajaran di kelas kaku dan anak-anak tampak tidak ceria.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa diperoleh informasi bahwa (a) siswa
malas mengikuti pembelajaran yang banyak dilakukan guru dengan cara ceramah’ (b) selain
ceramah, metode yang selalu dilakukan guru adalah penugasan. Sebagian siswa mengaku jenuh
dengan tugas-tugas yang hanya bersifat teoritis. Tinggal menyalin dari buku teks.
Untuk menghadapi era Revolusi Industri siswa harus dibekali keterampilan berpikir tingkat
tinggi (higher order thinking skills). Salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada
HOTS dan disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran
discovery learning.
Menurut Hosnan (2014:282): “discovery learning adalah suatu model untuk
mengembangkan cara belajar aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka
hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan. Melalui belajar penemuan,
siswa juga bisa belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan sendiri masalah yang
dihadapi”
Dalam mengaplikasikan model pembelajaran Discovery Learning guru berperan sebagai
pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif,
sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa
sesuai dengan tujuan. Kondisi seperti ini ingin merubah kegiatan belajar mengajar yang teacher
oriented menjadi student oriented.
Setelah melaksanakan pembelajaran BAHASA INGGRIS dengan model discovery
learning, penulis menemukan bahwa proses dan hasil belajar siswa meningkat. Lebih bagus
dibandingkan pembelajaran sebelumnya.. Praktik pembelajaran discovery learning yang berhasil
baik ini penulis simpulkan sebagai sebuah best practice (praktik baik) pembelajaran berorientasi
HOTS dengan model discovery learning.

B. Jenis Kegiatan
Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan praktik ini adalah kegiatan pembelajaran BAHASA
INGGRIS di kelas VIII

C. Manfaat Kegiatan
Manfaat penulisan pratik baik ini adalah menginfirasi guru untuk merencnakan
/mempersiapkan melaksanakan/merealisasikan proses pembelajaran dikelas untuk meningkatkan
kompetensi siswa dalam pembelajaran BAHASA INGGRIS yang berorientasi HOTS.
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Tujuan dan Sasaran


Tujuan penulisan praktik baik ini adalah untuk mendeskripsikan Best Practice penulis dalam
mempersiapkan, melaksanakan dan menerapkan pembelajaran yang berorientasi higher
order thiking skills (HOTS).
Sasaran pelaksanaan best practice ini adalah siswa-siswi kelas VIII semester 1 di SMP Negeri
1 Terara Kabupaten Lombok Timur

B. Bahan/Materi Kegiatan
Bahan yang digunakan dalam praktik baik pembelajaran ini adalah materi kelas VIII untuk
materi Expressions of Willingness, sebagai berikut ini:
Kompetensi Inti:

Kompetensi Inti
Sikap Spiritual
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

Sikap Sosial
Menunjukan prilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dan berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.

Pengetahuan
Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada
tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.

Keterampilan
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara kreatif, produktif, kritis,
mandiri, kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.

Komptetensi Dasar
No KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. Kompetensi Pengetahuan 3.2.1 Menjelaskan fungsi sosial dari teks
interaksi transaksional memberi dan
3.2 Menerapkan fungsi sosial,
meminta informasi terkait kemauan
struktur teks, dan unsur melakukan suatu tindakan
kebahasaan teks interaksi 3.2.2 Mengidentifikasi struktur text interaksi
transaksional lisan dan tulis yang trasnsaksional memberi dan meminta
melibatkan tindakan memberi informasi terkait kemauan melakukan
dan meminta informasi terkait suatu tindakan
3.2.3 Mengidentifikasi unsur kebahasaan dari
kemampuan dan kemauan,
teks interaksi trasnsaksional memberi
melakukan suatu tindakan, dan meminta informasi terkait kemauan
sesuaidengan konteks melakukan suatu tindakan
penggunaannya. (Perhatikan 3.2.4 Menentukan penggunaan fungsi sosial,
unsur kebahasaan can, will). struktur text dan unsur kebahasaan teks
interaksi trasnsaksional yang melibatkan
tindakan memberi dan meminta
informasi terkait kemauan melakukan
suatu tindakan.

2 Kompetensi Keterampilan 4.2.1 Merespon teks interaksi transaksional


lisan dan tulis sederhana untuk memberi
4.2 Menyusun teks dan meminta informasi terkait kemauan
interaksitransaksional melakukan suatu tindakan.
4.2.2 Menyusun teks interaksi trasnsaksional
lisan dan tulis sangat
lisan dan tulis sederhana untuk memberi
pendek dan sederhana dan meminta informasi terkait kemauan
yang melibatkan melakukan suatu tindakan.
tindakan memberi dan
meminta informasi
terkaitkemampuan dan
kemauan, melakukan
suatu tindakan, dengan
memperhatikan fungsi
sosial, strukturteks, dan
unsur kebahasaan yang
benar dan sesuai konteks

C. Cara Melaksanakan Kegiatan


Cara yang digunakan dalam pelaksanaan praktik baik ini adalah menggunakan model
pembelajaran discovery learning.
Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan praktik baik yang telah dilakukan
penulis.
1. Pemetaan KD
Pemetaan KD dilakukan untuk merancang pembelajaran yang digunakan di kelas VIII.
Berdasarkan hasil telaah KD yang ada di kelas VIII penulis menggunakan model discovery
learning dengan metode diskusi dan tanya jawab.
2. Analisis Target Kompetensi
Hasil analisis target kompetensinya sebagai berikut.
3. Perumusan Indikator Pencapaian Kompetesi
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
3.2.1 Menjelaskan fungsi sosial dari teks interaksi transaksional memberi dan
meminta informasi terkait kemauan melakukan suatu tindakan
3.2.2 Mengidentifikasi struktur text interaksi trasnsaksional memberi dan meminta
informasi terkait kemauan melakukan suatu tindakan
3.2.3 Mengidentifikasi unsur kebahasaan dariteks interaksi trasnsaksional memberi
dan meminta informasi terkait kemauanmelakukan suatu tindakan
3.2.4 Menentukan penggunaan fungsi sosial, struktur text dan unsur kebahasaan teks
interaksi trasnsaksional yang melibatkan tindakan memberi dan meminta
informasi terkait kemauan melakukan suatu tindakan.

4.2.3 Merespon teks interaksi transaksionallisan dan tulis sederhana untuk memberidan
meminta informasi terkait kemauan melakukan suatu tindakan.
4.2.4 Menyusun teks interaksi trasnsaksional lisan dan tulis sederhana untuk memberi
dan meminta informasi terkait kemauan melakukan suatu tindakan.

4. Pemilihan Model Pembelajaran


Model pembelajaran yang dipilih adalah discovery learning .
5. Merencanakan kegiatan Pembelajaran sesuai dengan Model Pembelajaran
Pengembangan desain pembelajaran dilakukan dengan merinci kegiatan pembelajaran
yang dilakukan sesuai dengan sintak discovery learning.
Berikut ini adalah rencana kegiatan pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan model
Discovery Learning:

ALOKASI
TAHAP PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
WAKTU

A. Kegiatan Pendahuluan
Pendahuluan a. Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam
(persiapan/orientasi) dan berdoa bersama ( religius ) 10 menit
b. Menyanyikan lagu Indonesia raya(nasionalisme)
c. Memeriksa kehadiran peserta didik

Apersepsi - Peserta didik menerima informasi tentang pembelajaran yang


akan dilaksanakan dengan.
memberi pertanyaan yang mengarah pada materi yanag akan
diajarkan dan mengaikannya dengan materi yang sudah mereka
pelajari.

Motivasi
Menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran yang ada
kaitannya dengan kehidupsn nyata
B. Kegiatan Inti

Sintak Model  Guru membagi peserta didik dalam kelompok yang 60 menit
Pembelajaran 1 ter diri dari 4-5 orang
1. Stimulation
 Guru membagikan Print Out Dialog tentang
Expressions of Willingness pada masing-masing
kelompok (LKPD Kegiatan1)
 Guru menjelaskan langkah-langkah yang harus
mereka kerjakan.
2. Identifikasi masalah  Secara berkelompok, peserta didik membaca dan
berkolaborasi untuk mencari berbagai informasi dari
dialog sangat pendek dan sederhana, dengan
seksama (communication)
 Dengan bimbingan dan arahan guru, peserta didik
mempertanyakan berbagai permasalahan dalam
memahami dialog sangat pendek dan sederhana,
dalam berbagai konteks (critical thinking)
3. Mengumpulkan  Peserta didik berusaha untuk mencari dan
Data
menemukan berbagai informasi yang berhubungan
dengan dialog sangat pendek dan sederhana baik
dari buku teks ataupun dari sumber
lainnya.(Critical Thinking)
 Peserta didik saling bertukar fikiran untuk
menentukan jawaban yang dianggap tepat dalam
menentukan informasi terkait dengan dialog
(Problem Solving)
1. Mengolah Data  Dalam kerja kelompok terbimbing Peserta didik
1.
menganalisis fungsi sosial, struktur teks dan unsur
bahasa teks dialog pendek dan sederhana
(Creative)
 Guru memberikan waktu kepada peserta didik
untuk menuliskan hasil diskusinya.
2. Verification  Masing-masing kelompok mempresentasikan
hasil pekerjaannya, mengenai fungsi sosial,
struktur teks dan unsur kebahasaan dari dialog
pendek dan sederhana sesuai konteks.
(communication)
3. Menarik kesimpulan  Dengan bimbingan guru, peserta didik
(generalization)
menyimpulkan hasil pekerjaannya terkait Fungsi
sosial, struktur teks dan unsur kebahasaan dari
dialog terkait Expressions of Willingness sangat
pendek dan sederhana (Creative)
C. Kegiatan Penutup
Kegiatan Penutup - Dengan bimbingan guru, peserta didik membuat 10 menit
rangkuman materi Expressions Willingness
(creative)
- Guru mengecek pemahan Peserta didik melalui
pertanyaan lisan
- Guru menyampaikan rencana kegiatan berikutnya
tentang Expressions of Willingness.
- Guru mengahiri pelajaran dengan memberi salam.

6. Penyusunan Perangkat Pembelajaran


Berdasarkan rencana kegiatan tersebut, kemudian disusun perangkat pembelajaran
meliputi RPP, bahan ajar, LKPD, dan instrumen penilaian. RPP disusun dengan
mengintegrasikan kegiatan literasi, penguatan pendidikan karakter (PPK), dan kecakapan
abad 21.

D. Media dan Instrumen


Media pembelajaran yang digunakan dalam praktik terbaik ini adalah

a. Buku Paket Kelas VIII

(a) Penyajian materi Text Transaksional pendek Expressions of Willingness.


(b) Print Out Dialog Pendek dan sederhana terkait Expressions of Willingness.

E. Waktu dan Tempat Kegiatan


Best Practice ini dilaksanakan pada tanggal 21 Desember tahun 2019 bertempat di kelas
VIII SMP Negeri 1 Terara Kabupaten Lombok Timur.
BAB III
HASIL KEGIATAN

A. Hasil
Hasil yang dapat diilaporkan dari praktik baik ini diuraikan sebagai berikut.
1. Proses pembelajaran BAHASA INGGRIS yang dilakukan dengan menerapkan model
pembelajaran discovery learning berlangsung aktif. Siswa menjadi lebih aktif
merespon pertanyaan dari guru, termasuk mengajukan pertanyaan pada guru maupun
temannya. Aktifitas pembelajaran yang dirancang sesuai sintak discovery learning
megharuskan siswa aktif selama proses pembelajaran.
2. Pembelajaran BAHASA INGGRIS yang dilakukan dengan menerapkan model
pembelajaran discovery learning meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan
transfer knowledge.
Setelah kegiatan pembelajaran tersebut, siswa tidak hanya memahami Definisi,
Fungsisosial, unsur kebahasaan, dan struktur generic dari Expressions of Willingness,
tapi juga mereka bisa membuat/menyusun dan mempresentasian Dialog Pendek dan
sederhana terkait Expressions of Willingness hasil kerja kelompoknya
.
3. Penerapan model pembelajaran discovery learning meningkatkan kemampuan siswa
untuk berpikir kritis.
Hal ini dapat dilihat dari tingkat aktivitas mereka dalam belajar, bertanya dan
menanggapi topik yang dibahas dalam pembelajaran.
Dalam pembelajaran sebelumnya yang dilakukan penulis tanpa berorientasi HOTS
suasana kelas cenderung sepi dan serius. Siswa cenderung bekerja sendiri-sendiri
untuk berlomba menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Fokus guru adalah
bagaimana siswa dapat menyelesikan soal yang disajikan; kurang peduli pada proses
berpikir siswa. Tak hanya itu, materi pembelajaran yang selama ini selalu disajikan
dengan pola deduktif (diawali dengan ceramah teori tentang materi yang dipelajari,
pemberian tugas, dan pembahasan), membuat siswa cenderung hanya untuk
memahami materi. Sehingga pengetahuan yang diperoleh siswa adalah apa yang
diajarkan oleh guru.
Berbeda kondisinya dengan Best Practice, pembelajaran BAHASA INGGRIS
berorientasi HOTS dengan menerapkan discovery learning ini. Dalam pembelajaran
ini pemahaman benar-benar dibangun oleh siswa melalui pengamatan dan diskusi
yang meuntut kemampuan siswa untuk berpikir kritis.
4. Penerapan model pembelajaran discovery learning juga meningkatkan kemampuan
siswa dalam memecahkan masalah (problem solving). Discovery learning yang
diterapkan dengan menyajikan teks tulis yang berisi permasalahan kontekstual mampu
mendorong siswa merumuskan pemecahan masalah.
Sebelum menerapkan discovery learning, penulis melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan buku guru dan buku siswa. Meskipun permasalahan yang disajikan dalam
buku teks kadang kala kurang sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa, tetap saja
penulis gunakan. Jenis teks yang digunakan juga hanya pada teks tulis dari buku teks.
Dengan menerapkan discovery learning, siswa tak hanya belajar dari teks tulis, tetapi
juga bisa dari sumber dan media yang lain serta diberi kesempatan terbuka untuk
mencari data, materi dari sumber apapun.
B. Masalah yang Dihadapi
Masalah yang dihadapi penulis dalam mempresentasikan Best Practice ini.terutama
adalah siswa belum terbiasa siswa belajar dengan model discovery learning. Sehingga
mereka belum sepenuhnya bisa memecahkan masalah. Dalam hal ini masih perlu
banyak bimbingan dan masukan dari guru.
Masalah lainnya adalah penulis masih belum sepenuhnya menguasai berbagai metoda,
teknik mengajar sehingga masih harus terus mempelajari, mengkaji dan
mempraktekan dari berbagai metoda dan teknik untuk bisa mengambil kesimpulan ,
mana yang dirasa paling cocok untuk di terapkan dam proses pembelajaran seterusnya.

C. Cara Mengatasi Masalah


Agar siswa yakin bahwa pembelajaran BAHASA INGGRIS dengan discovery
learning dapat membantu mereka lebih menguasai materi pembelajaran, guru memberi
penjelasan sekilas tentang apa, bagaimana, mengapa, dan manfaat belajar berorientasi
pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/HOTS).
Pemahaman dan kesadaran akan pentingnya HOTS akan membuat siswa termotivasi
untuk mengikuti pembelajaran. Selain itu, kesadaran bahwa belajar bukan sekadar
menghafal teori dan konsep akan membuat siswa mau belajar dengan HOTS.
Kekurang pahaman penulis dalam menguasai berbagai metoda dan teknik dalam
mempresentasikan materi dalam proses belajar mengajar, dapat diatasi dengan
mempelajari berbagai postingan para bloger di internet.
Bab IV
Simpulan dan Rekomendasi
A. Simpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Pembelajaran BAHASA INGGRIS dengan model pembelajaran discovery learning
layak dijadikan praktik baik pembeljaran berorientasi HOTS karena dapat
meingkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer pengetahuan, berpikir
kritis, dan pemecahan masalah.
2. Dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara sistematis dan
cermat, pembelajaran BAHASA INGGRIS dengan model pembelajaran discovery
learning yang dilaksanakan tidak sekadar berorientasi HOTS, tetapi juga
mengintegrasikan PPK, literasi, dan kecakapan abad 21.

B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil praktik baik pembelajaran BAHASA INGGRIS dengan model
pembelajaran discovery learning, disampaikan rekomendasi berikut:
1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan buku guru
yang telah disediakan, tetapi berani melakukan inovasi pembelajaran BAHASA
INGGRIS yang kontekstual sesuai dengan latar belakang siswa dan situasi dan kondisi
sekolahnya. Hal ini akan membuat pembelajaran lebih bermakna.
2. Siswa diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam belajar,
tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar dengan cara ini akan membantu
siswa menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan lama (tidak mudah lupa).
3. Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut melaksanakan
pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah, seperti penyediaan sarana
dan prasarana yang memadai dan kesempatan bagi penulis utuk mendesiminasikan
praktik baik ini akan menambah wawasan guru lain tentang pembelajaran HOTS.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2014/06/model-pembelajaran-discovery-learning-
kurikulum-2013.html
2. https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=
2ahUKEwj3jM293a3mAhVwILcAHYl3CtAQFjABegQICxAF&url=https%3A%2F%2Fagussaefudin.wor
dpress.com%2F2014%2F01%2F21%2Fmodel-model-pembelajaran-abad-
xxi%2F&usg=AOvVaw2Vo2uY_fKM0c4WsYKczzyV
3. https://www.kajianpustaka.com/2017/09/metode-pembelajaran-penemuan-discovery-
learning.html
4. http://berita-guru-terkini.blogspot.com/2015/07/langkah-langkah-model-discovery_12.html
5. http://arisriyadi.blogspot.com/2019/08/contoh-best-practice-pada-program-pkp.html

Anda mungkin juga menyukai