Pada praktikum kali ini, dilakukan percobaan untuk mengetahui efek pemberian terapi
obat golongan kortikosteroid dan obat antiinflamasi. Pada percobaan inflamasi,
digunakan 2 kelompok uji yang masing-masing terdiri atas 2 mencit. Kelompok uji 1 menggunakan ibuprofen dan kelompok uji 2 menggunakan natrium diklofenak. Sebelumnya disiapkan terlebih dahulu karagenan dengan konsentrasi 0,5% yang digunakan sebagai mediator inflamasi. Beberapa penelitian in vitro telah mengungkapkan bahwa karagenan mampu menginduksi peradangan (Borthakur et al., 2007). Setelahnya masing- masing kelompok uji diberikan terapi terlebih dahulu menggunakan ibuprofen dan natrium diklofenak. Hal ini dilakukan dikarenakan onset atau waktu obat dari saat obat diberikan hingga obat terasa kerjanya membutuhkan waktu yang cukup lama. Masing-masing kelompok uji diberikan terapi secara oral sebanyak 1 ml. Setelahnya masing-masing kelompok uji yang sudah diberikan terapi, dilakukan penginduksian menggunakan suspensi karagenan yang telah dibuat tadi dengan volume pemberian 0,5 ml secara subkutan dibawah telapak kaki hewan uji mencit. Kemudian di amati inflamasi yang terjadi dan diukur diameternya tiap-tiap 30 menit selama 4 jam. Kelompok uji ibuprofen pada mencit 1 di 30 menit pertama dengan lebar 0,4 cm, tinggi 1 cm, kemerahan/eritema dengan suhu panas. Kemudian di 30 menit kedua dan ketiga dengan lebar 0,4 cm, tinggi 0,8 cm, kemerahan, panas. Pada 30 menit keempat, kelima dan keenam memiliki lebar 0,3 cm, tinggi 0,7 cm, kemerahan dan suhu pada telapak sudah menurun atau tidak panas. Kemudian pada mencit 2 di 30 menit pertama memiliki lebar 0,5 cm, tinggi 1 cm, kemerahan dan panas. Pada 30 menit kedua lebar 0,5 cm, tinggi 0,8 cm, kemerahan dan panas. Di 30 menit ketiga dan keempat lebar 0,4 cm, tinggi 0,7 cm, kemerahan dan suhu mulai turun atau tidak panas. Pada 30 menit kelima lebar 0,3 cm, tinggi 0,7 cm, kemerahan, tidak panas. Dan 30 menit terakhir dengan lebar 0,2 cm, tinggi 0,7 cm, kemerahan, tidak panas. Hal ini sudah sesuai dengan literatur dimana ibuprofen dan natrium diklofenak berfungsi sebagai anti-inflamasi golongan NSAID yang menghambat COX-1 dan COX 2, selain itu dapat juga bertindak sebagai antipiretik untuk menurunnya demam atau suhu tinggi pada tubuh (Nugroho, 2016). pada kelompok uji natrium diklofenak pada 30 menit pertama pada mencit 1 bengkak yang terbentuk yaitu lebar 0,4cm tinggi 0,8cm terjadi kemerahan serta suhu meningkat. sedangakan pada mencit 2 lebar 0,4cm tinggi 0,7cm serta terjadi kemerahan dan suhu tubuh mencit meningkat (panas). pada 30 menit ke-2 mencit 1 0,4cm dan tinggin 0,8 cm. dan pada mencit 2 lebar 0,4 serta tinggi 0,7. pada 30 menit pertama dan kedua belum menunjukkan perubahan hal ini dikarenakan waktu on set dari natrium diklofenak bereaksi pada waktu 2- 4 jam. pada 30 menit ke-3 mencit 1 lebar edema 0,4 tinggi 0,6 dan mencit 2 lebar 0,4 dan tinggi 0,6 kemerahan tetapi sudah tidak panas . pada 30 menit ke 4 mencit 1 lebar 0,4 tinggi 0,6 mencit 2 lebar 0,3 tinggi 0,6. pada menit ini mencit 2 sudah mulai mengalami perubahan yakni pengecilan ukuran bengkak yang terjadi hal ini menandakan bahwa aktivitas natrium diklofenak sudah mulai terjadi serta sudah tidak ada peningkatan suhu tubuh . pada 30 menit ke 5 mencit 1 lebar 0,3 tinggi 0,7 dan mencit 2 lebar 0,3 dan tinggi 0,6 kemerahan serta tidak adanya panas begitupun dengan menit 30 yang ke 6 yakni lebar 0,2 tinggi 0,7 dan mencit 2 lebar 0,2 dan tinggi 0,2. kemerahan dan tidak ada peningkatan suhu tubuh. berdasarkan data- data tersebut berarti inflamasi yang terjadi pada telapak kaki hewan uji yang ditandai dengan pembengkakan dan kemerahan makin lama makin berkurang. hal ini sudah sesuai dengan literatur dimana natrium diklofenak dapat mengurangi nyeri, pembengkakan (radang) dan kekakuan sendi akibat artritis (osafo N., dkk 2017)