Anda di halaman 1dari 8

TUGAS TUTORIAL ONLINE

TUGAS 1
PDGK4407 - Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

LALA ANNISA NURLAILA

859667767

PGSD – 55

UPBJJ - UT BANDUNG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA
2024
SOAL TUGAS 1
1. Saudara telah mempelajari mengenai Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) melalui sesi
1,2, dan 3. Silakan jabarkan satu kasus mengenai ABK, Saudara dapat mengambil dari
berita atau youtube atau sumber lain tetapi harus menampilkan sumber tersebut! Setelah
itu jelaskan kasus tersebut dengan teori yang telah diperoleh dalam sesi 1 sampai sesi 3,
jelaskan dengan kalimat Saudara mengenai kasus tersebut!
Jawab :
1. Kasus Perundungan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di SDN Depok Baru 8
Pada tanggal 21 April 2022, sebuah video perundungan terjadi di SDN Depok Baru 8, yang
melibatkan anak-anak berkebutuhan khusus (ABK). Berikut adalah penjelasan mengenai kasus
ini:
1. Kejadian dan Pelaku:
o Video menunjukkan seorang ABK yang menjadi korban perundungan. Kepala
korban diduduki oleh pelaku yang juga merupakan ABK. Kejadian ini terjadi
dengan cepat karena semua yang terlibat adalah ABK.
o Ada empat orang yang terlibat dalam perundungan ini, termasuk tiga anak ABK
yang menyiarkan dan merekam adegan tersebut.
o Pelaku mengklaim bahwa perundungan hanya bercanda, namun ini adalah
kejadian pertama dan tidak pernah terjadi sebelumnya.
2. Penyebaran Video:
o Video ini pertama kali dikirimkan oleh para ABK ke dalam grup WhatsApp yang
tidak diketahui oleh orang tua maupun guru.
o Tanpa sepengetahuan mereka, para ABK memiliki grup sendiri di mana video ini
dibagikan.
3. Reaksi Guru dan Korban:
o Saat kejadian, ada guru yang berada di sekitar, tetapi anak-anak lain sedang
menggambar sehingga peristiwa ini terjadi tanpa sepengetahuan mereka.
o Ketika guru datang, korban menangis dan berantem dengan pelaku.
o Korban dan pelaku adalah siswa kelas VI di sekolah tersebut, di mana terdapat 58
ABK hasil penggabungan. Dari 10 ABK di kelas VI, lima di antaranya memiliki
tingkat autisme yang tinggi, sementara beberapa lainnya mengalami kesulitan
belajar.
4. Pelajaran dari Kasus Ini:
o Peristiwa ini menjadi pelajaran bagi sekolah dan komunitas pendidikan.
Pengelolaan ABK memerlukan pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan
individu dan pendekatan yang sensitif terhadap kondisi mereka.
2. Saat ini hak memperoleh Pendidikan bagi ABK sudah diatur dalam Undang-Undang.
Silakan jabarkan peraturan di Indonesia yang mengatur hak tersebut dan jelaskan dengan
kalimat Saudara sendiri!
Jawab
2. Pada prinsipnya, setiap anak memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan, termasuk anak
berkebutuhan khusus. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia di
Indonesia mengamanatkan hak atas pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus. Pasal 54 dari
undang-undang tersebut menyatakan:

“Setiap anak yang cacat fisik dan atau mental berhak memperoleh perawatan, pendidikan,
pelatihan, dan bantuan khusus atas biaya negara, untuk menjamin kehidupannya sesuai dengan
martabat kemanusiaan, meningkatkan diri, dan kemampuan berpartisipasi dalam kehidupan
masyarakat dan bernegara.”
Selain itu, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional juga
mengatur hak pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus. Pasal 5 ayat (2) dari undang-undang
ini menyatakan:
“Warga Negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial
berhak memperoleh pendidikan khusus.”
Dengan demikian, anak berkebutuhan khusus memiliki kesempatan untuk bersekolah pada sekolah
yang menerapkan sistem pendidikan inklusif, selain satuan pendidikan khusus seperti Sekolah
Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), dan Sekolah
Menengah Atas Luar Biasa (SMALB).
Sehingga berdasarkan undang-undang di atas, pada prinsipnya setiap anak memilik hak untuk
mendapatkan pendidikan tidak terkecuali bagi anak berkebutuhan khusus. Keberadaan sekolah
yang menerapkan sistem inklusif bisa menjadi alternatif bagi orang tua untuk menyekolahkan
anaknya.
Pendidikan inklusif di Indonesia adalah bentuk perwujudan hak memperoleh pendidikan untuk
anak berkebutuhan khusus agar mendapatkan pendidikan serta kehidupan yang layak. Dengan
adanya sistem pendidikan Segregasi, Integrasi, Inklusi, para siswa yang dapat menentukan sistem
yang tepat untuk mendapatkan haknya dalam memperoleh pendidikan. Dikarenakan siswa tidak
hanya membutuhkan ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk dapat bergabung dalam
masyarakat namun juga diperlukan kemampuan untuk bersosialisasi, mengembangkan diri,
menumbuhkan kepercayaan diri dan kemandirian.
Dengan demikian, anak berkebutuhan khusus memiliki pilihan untuk bersekolah baik di satuan
pendidikan khusus maupun di sekolah reguler yang menerapkan sistem pendidikan inklusif.

Sumber : https://www.kompasiana.com/uswatun65092/6071ceebd541df6aa3182fb3/kebijakan-
pemerintah-dalam-memberikan-layanan-pendidikan-bagi-
anakberkebutuhankhusus?page=2&page_images=1

3. Dari pertanyaan no 2, terlihat peraturan mengenai Pendidikan bagi ABK memang sudah
ada. Menurut Saudara apakah peraturan tersebut sudah benar-benar terlaksana di
Indonesia saat ini? Berikan alasannya disertai bukti-bukti konkret dari internet atau
sumber lain (harus melampirkan sumbernya)!
Jawab
3. Ya, peraturan mengenai pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) sudah diatur
dalam undang-undang di Indonesia. Namun, implementasinya masih menghadapi beberapa
tantangan. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut:

1. Komitmen Pemerintah: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)


memastikan bahwa semua anak berkebutuhan khusus harus tetap memperoleh pendidikan,
baik di masa pandemi Covid-19 maupun keadaan normal. Ini menunjukkan komitmen
pemerintah untuk melaksanakan peraturan tersebut. Sumber :
https://edukasi.kompas.com/read/2020/12/08/144349171/kemendikbud-anak-
berkebutuhan-khusus-harus-peroleh-pendidikan
2. Undang-Undang: Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
mengamanatkan hak atas pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus. Pasal 54 dari
Undang-Undang Hak Asasi Manusia menyatakan bahwa setiap anak yang cacat fisik
dan/atau mental berhak memperoleh perawatan, pendidikan, pelatihan, dan bantuan khusus
atas biaya negara.
Sumber :
https://www.kompasiana.com/tanamilmu/55107ad1a33311273bba8243/perkembangan-
pendidikan-anak-berkebutuhan-khusus-di-indonesia
3. Realitas Terkini: Meskipun peraturan sudah ada, data menunjukkan bahwa 70% anak
berkebutuhan khusus belum memperoleh pendidikan yang layak. Dari 30% yang
sudah memperoleh pendidikan, hanya 18% yang menerima pendidikan inklusi, baik dari
sekolah luar biasa (SLB) maupun sekolah biasa pelaksana pendidikan inklusi.
Sumber : https://lifestyle.bisnis.com/read/20190326/236/904431/70-persen-anak-
berkebutuhan-khusus-tak-dapat-pendidikan-layak
4. Inovasi dan Kesadaran: Kemendikbud mengakui perlunya inovasi dalam
mengakomodasi keberagaman anak berkebutuhan khusus. Selain itu, kesadaran akan
pentingnya pendidikan inklusif semakin meningkat. Beberapa daerah di Indonesia juga
telah memberikan keistimewaan kepada anak berkebutuhan khusus atau kaum disabilitas.
Sumber : https://edukasi.kompas.com/read/2020/12/08/144349171/kemendikbud-anak-
berkebutuhan-khusus-harus-peroleh-pendidikan
Kesimpulannya, meskipun peraturan sudah ada, implementasi pendidikan bagi ABK masih
memerlukan upaya lebih lanjut. Namun, ada langkah positif yang diambil oleh pemerintah dan
komunitas pendidikan untuk memastikan hak pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus
terpenuhi.
4. Layanan Pendidikan bagi ABK terdapat beberapa macam yaitu layanan Pendidikan
segregasi, inklusi, dan integrasi. Menurut Saudara layanan Pendidikan manakah yang
paling tepat? Dan berikan alasannya!
Jawab
4. Layanan pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) memiliki beberapa bentuk,
yaitu segregasi, inklusi, dan integrasi. Mari kita bahas masing-masing bentuk layanan ini:
1. Segregasi:
o Definisi: Layanan pendidikan segregasi mengacu pada jenis atau karakteristik
spesifik dari ketunaan yang dialami seseorang. Setiap jenis ketunaan mendapatkan
layanan yang berbeda.
o Implementasi: Bentuk layanan segregasi dilaksanakan secara khusus dan terpisah
dari pendidikan umum. Anak berkebutuhan khusus diberikan pendidikan di
lembaga pendidikan khusus, seperti Sekolah Luar Biasa (SLB).
o Keuntungan:
▪ Fokus pada kebutuhan khusus: Sistem pendidikan segregasi memungkinkan
penyelenggaraan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik
setiap anak berkebutuhan khusus.
▪ Lingkungan yang mendukung: SLB menyediakan lingkungan yang
memahami dan mendukung keberagaman ketunaan.
o Regulasi: Regulasi yang mengatur sekolah khusus ini termasuk UU RI Nomor 2
Tahun 1989 dan PPNo.72 Tahun 1991.
2. Inklusi:
o Definisi: Layanan pendidikan inklusi memungkinkan anak berkebutuhan khusus
belajar di sekolah bersama dengan anak-anak lain seusianya, dengan berbagai
akomodasi dalam proses pembelajaran.
o Implementasi: Anak berkebutuhan khusus diajak untuk berpartisipasi dalam
lingkungan pendidikan umum. Guru dan staf sekolah bekerja sama untuk
memastikan keberhasilan anak berkebutuhan khusus.
o Keuntungan:
▪ Meningkatkan pemahaman dan toleransi: Inklusi membantu mengurangi
stigma dan meningkatkan pemahaman tentang keberagaman.
▪ Kesempatan sosial: Anak berkebutuhan khusus dapat berinteraksi dengan
teman sebaya tanpa batasan.
o Regulasi: Implementasi inklusi didasarkan pada regulasi yang mendukung
pemerataan pendidikan dasar selama 9 tahun.
3. Integrasi:
o Definisi: Integrasi mengacu pada penyelenggaraan pendidikan khusus yang
terintegrasi dengan pendidikan umum.
o Implementasi: Anak berkebutuhan khusus mengikuti kurikulum umum dengan
dukungan tambahan sesuai kebutuhan mereka.
o Keuntungan:
▪ Pengalaman belajar yang holistik: Integrasi memungkinkan anak
berkebutuhan khusus mengalami pendidikan yang lebih luas dan beragam.
▪ Persiapan untuk kehidupan nyata: Anak berkebutuhan khusus belajar
bersama dengan teman sebaya, mempersiapkan mereka untuk kehidupan di
luar sekolah.
o Regulasi: Integrasi didasarkan pada regulasi yang mengatur pendidikan khusus dan
pendidikan umum.
Kesimpulan:
• Inklusi adalah pendekatan yang paling tepat karena memungkinkan anak berkebutuhan
khusus untuk belajar bersama dengan teman sebaya, mengurangi stigma, dan memperkaya
pengalaman belajar mereka. Inklusi juga mendukung pemerataan pendidikan dasar dan
mempersiapkan anak berkebutuhan khusus untuk kehidupan nyata.
Sumber : https://www.wahyudiansyah.com/2021/01/hakikat-dan-sejarah-
perkembangan-layanan-pendidikan-abk.html
https://blog.kejarcita.id/layanan-pendidikan-abk-beserta-sistem-dukungannya/
https://staffnew.uny.ac.id/upload/132318126/pengabdian/ppmlayanan-pendidikan-untuk-
anak-berkebutuhan-khusus.pdf
5. Model-model layanan untuk anak berbakat terdiri dari model layanan kognitif-afektif,
model layanan perkembangan moral, model perkembangan nilai dan layanan berbagai
bidang khusus. Dari seluruh model layanan tersebut, menurut Saudara manakah model
layanan yang paling efektif untuk diterapkan pada anak berbakat dari aspek kognitif?
Berikan alasannya!
Jawab
5. Menurut saya Model layanan kognitif dan emosional merupakan model layanan yang paling
efektif yang dapat diterapkan pada anak berbakat. Model ini memungkinkan anak-anak untuk
memaksimalkan potensi belajar mereka dan akan sangat membantu bangsa, negara, agama, dan
masyarakat di masa depan. Mengapa model ini efektif? Berikut alasannya:
1. Fokus pada Kognitif dan Emosional: Model ini menggabungkan aspek kognitif
(pemahaman, berpikir, dan belajar) dengan aspek emosional (perasaan, motivasi, dan
pengelolaan emosi). Anak berbakat tidak hanya memerlukan tantangan intelektual, tetapi
juga perlu dukungan emosional untuk mengatasi stres, kecemasan, dan tekanan yang
mungkin timbul akibat kecerdasan mereka yang tinggi.
2. Pengembangan Potensi: Model ini memberikan kesempatan bagi anak berbakat untuk
mengembangkan potensi mereka secara optimal. Dengan fokus pada kognitif dan
emosional, anak-anak dapat belajar dengan lebih baik dan menghadapi tantangan dengan
lebih percaya diri.
3. Persiapan Masa Depan: Anak-anak berbakat adalah aset berharga bagi masyarakat.
Dengan memberikan layanan yang memperhatikan aspek kognitif dan emosional, kita
membantu mereka menjadi pemimpin masa depan yang berkontribusi secara positif pada
perkembangan bangsa.
Jadi, model layanan kognitif dan emosional adalah pilihan yang tepat untuk mendukung
perkembangan anak berbakat dari segi kognitif.
Sumber : https://kudo.tips/5-model-layanan-kognitif-afektif-model-layanan-perkembangan-
moral-model-perke.html

Anda mungkin juga menyukai