Oleh:
Kelompok 1
PRODI MANAJEMEN
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang
berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Andika Jaya Maulana, S.E,.M,M
sebagai dosen pengampu mata kuliah Manajemen Operasional yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.
COVER…………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR………………………………………………………….
DAFTAR ISI……………………………………………………………………
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………..
A. Kesimpulan…………………………………………………………………
B. Saran………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
Bank sentral wajib menjaga agar tingkat inflasi terkendali serta selalu dalam nilai
serendah mungkin maupun pada posisi optimal untuk perekonomian, dengan bentuk
mengontrol keseimbangan pada jumlah barang serta uang. Apabila dalam jumlah uang yang
telah beredar terlalu banyak, bank sentral juga telah berhak menggunakan sebuah otoritas yang
dimilikinya.
Di Indonesia sendiri, fungsi dari sebuah bank sentral oleh Bank Indonesia. Bank
Indonesia merupakan sebuah lembaga negara yang independen, bebas dari urusan Pemerintah
maupun pihak lain, kecuali pada hal-hal yang secara tegas serta diatur pada undang-undang.
Fungsi bank sentral di indonesia ini dilaksanakan oleh Bank Indonesia. Peran serta
tugas Bank Indonesia yang sebagai bank sentral sudah mengalami merupakan evolusi yang
cukup panjang dari yang berawal sebagai bank sirkulasi, kemudian pernah menjadi sebuah
agen dalam pembangunan dari pemerintah, dan terakhir pada tahun 1999 telah menjadi sebuah
lembaga yang independen dengan tujuan tunggal yaitu untuk mencapai kestabilan.
Bank sentral adalah instansi yang umumnya bertanggung jawab mengelola mata uang
dan kebijakan moneter di suatu negara. Tugas utamanya mencakup menjaga stabilitas mata
uang, stabilitas sektor perbankan, dan sistem finansial. Berbeda dengan bank komersial, bank
sentral memiliki monopoli dalam meningkatkan basis moneter.
Bank Sentral adalah lembaga yang bertanggung jawab untuk mengatur dan mengawasi
sistem keuangan di suatu negara. Artinya, Bank Sentral juga bertanggung jawab agar keuangan
suatu negara tetap stabil.
Di samping itu, Bank Sentral juga mengeluarkan kebijakan moneter dan mengatur
jumlah uang yang beredar di negara tersebut. Nah, kalau di Indonesia, Bank Sentral yang
ditunjuk oleh undang-undang adalah Bank Indonesia.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, bertujuan untuk
mengidentifikasi dan mengetahui Pengertian Bank Sentral. Ada beberapa masalah yang perlu
di bahas, yaitu :
Meskipun para ilmuwan sosial telah mencapai kemajuan penting dalam menjelaskan
gagasan evolusi kelembagaan dan bagaimana perubahan kelembagaan terjadi dalam
tatanan sosial (Blyth et al. 2011 ; North 2005 ; Ostrom 2014 ; Van den Bergh dan Stagl
2004 ), masih sedikit penelitian yang memperluas gagasan-gagasan ini menjadi teori
perbankan atau evolusi kelembagaan bank sentral.Catatan kaki3 Karya penting Ostrom
( 1990 ) tentang mengatur milik bersama telah diperluas ke gagasan tata kelola
keuangan urusan perbankan sistemik, seperti bank run, pemantauan mandiri, dan
ketahanan keuangan (Salter dan Young 2018; Paniagua , 2016b , 2020 ) . Namun,
kesenjangan yang masih ada dalam literatur perbankan melibatkan pembentukan bank
sentral pada tahap awal dan pengembangan kelembagaan (Bindseil 2020 ; Salter 2014
). Kegagalan untuk memperluas analisis dan wawasan kelembagaan ke dalam literatur
perbankan telah memiskinkan pemikiran makroekonomi dan, pada akhirnya,
mempengaruhi cara pandang para ekonom tentang lembaga perbankan, membuat
mereka secara konseptual terjebak dalam dikotomi seperti anarki perbankan versus
bank-bank yang berorientasi pada pemerintah (Calomiris dan Haber 2014 ). Dengan
meminjam kerangka kerja Calomiris dan Haber ( 2014 ), artikel ini berkontribusi untuk
mengisi kesenjangan tersebut pada bank sentral awal dengan menganalisis kasus Bank
of England pada awal pendiriannya dan perkembangan selanjutnya, 1694–1708,
kemudian perubahan institusional yang penting selama periode tersebut. 1797–1821
dan sampai tahun 1890.
Evolusi kelembagaan bank-bank proto-sentral awal, berdasarkan pada
pemeriksaan perkembangan historis BoE sebagai studi kasus evolusi perbankan yang
paradigmatik—namun tidak disengaja (Goodhart 1988 ) . Seperti Blyth dkk. ( 2011 :
hal. 307) menyadari, 'banyak ilmuwan sosial saat ini sedang mencari pemahaman yang
lebih baik tentang asal usul dan mekanisme perubahan institusional dan politik.
Masalahnya adalah sebagian besar model ilmu sosial mengasumsikan mekanisme yang
tetap.' Permasalahan ini sangat akut dalam literatur perbankan dan fiskal yang biasanya
memperlakukan institusi sebagai hasil keseimbangan rasional dari strategi
pemaksimalan satu kali (Broz 1998 ). Sebaliknya, ekonomi politik dapat digunakan
untuk menguji bank sentral; hal ini dapat memperluas gagasan sempit tentang institusi
sebagai keseimbangan yang mapan dalam memaksimalkan pertukaran yang rasional
(Blyth dkk. 2011 ; Salter dan Tarko 2019 )Catatan kaki4 dan oleh karena itu mempunyai
kapasitas untuk menjelaskan fenomena perubahan kelembagaan (Ostrom 1990 , 2014
).
Dibangun dari argumen utama Goodhart ( 1988 ) dan wawasan teoretis dan historis
Broz ( 1998 ), artikel ini mengusulkan alasan alternatif untuk memahami kemunculan
bank-bank sentral proto (sebelum tahun 1800-an). Alternatif ini penting untuk
mengembangkan penjelasan kelembagaan guna membantu menjelaskan mengapa bank
sentral didirikan dan bagaimana bank sentral berkembang.
Penggunaan alat pembayaran dan perbankan yang sangat sederhana, sudah ada
sejak periode sebelum masehi. Kontrol pemerintah atas uang sendiri tercatat dalam
ekonomi Mesir Kuno pada 2750-2150 SM. Pada saat itu, orang-orang Mesir melakukan
pembayaran dengan mengukur nilai suatu barang menggunakan logam, seperti emas,
perak, perunggu, dan sejenisnya. Seiring berjalannya waktu, penggunaan logam mulai
menurun seiring dengan berkurangnya ketersediaan sumber daya alam untuk mencetak
jenis alat pembayaran ini. Setelah uang logam memudar, jaringan bank profesional
mulai didirikan di Eropa Selatan dan Eropa Tengah pada abad pertengahan. Pada masa
ini, sistem moneternya sendiri masih dikontrol oleh pemerintah, terutama soal mata
uang. Namun, bank memiliki wewenang untuk mengeluarkan, meminjamkan, dan
mentransfer uang tanpa kontrol langsung dari pemerintah. Guna mengonsolidasikan
sistem moneter, maka jaringan bank pertukaran publik didirikan pada awal abad ke-17
di pusat-pusat perdagangan Eropa. Pada 1609, didirikan bank transfer publik pertama
yaitu Amsterdam Wisselbank di Belanda, yang kemudian diikuti dengan pendirian di
Hamburg, Venesia, dan Nuremberg. Bank tersebut menawarkan fasilitas pembayaran
internasional tanpa menggunakan uang tunai. Tujuannya adalah untuk meningkatkan
efisiensi perdagangan internasional dan menjaga stabilitas moneter. Bahkan bank
tersebut juga mengeluarkan mata uang sendiri yang disebut Mark Banco.Berdirinya
Amsterdam Wisselbank ini dianggap sebagai cikal bakal bank sentral modern.
Pada 1694, muncul bank sentral di Inggris yang dirancang oleh Charles Montagu,
bernama Bank of England. Bank of England merupakan model dasar bagi berbagai bank
sentral di penjuru dunia saat ini. Terbentuknya Bank of England didasari oleh kondisi
keuangan serta kredit Inggris yang saat itu sedang sangat rendah. Alhasil, Inggris tidak
mungkin bisa meminjam uang untuk membiayai Perang Sembilan Tahun dengan
Prancis.Montagu lantas mengusulkan pendirian Bank of England, yang diberikan
kepemilikan eksklusif atas saldo asing, dan merupakan satu-satunya instansi yang
diizinkan untuk menerbitkan uang kertas. Ide Montagu pun berhasil, dan dalam waktu
12 hari, Bank of England telah mendapatkan lebih dari satu juta euro, yang kemudian
digunakan untuk membangun kembali angkatan laut Inggris. Meski Bank of England
menandai asal-muasal berdirinya bank sentral, namun instansi ini belum memiliki
kewenangan seperti bank sentral modern. Misalnya seperti kewenangan dalam mengatur
nilai mata uang nasional, membiayai pemerintah, dan menjadi distributor uang kertas.
Fungsi bank sentral modern baru berkembang secara perlahan selama abad ke-18 dan ke-
19. Pada awalnya, status Bank of England adalah milik swasta. Barulah pada 1844
melalui The Bank Charter Act 1844, statusnya resmi beralih dari milik perseorangan
menjadi institusi publik. Oleh karena itu, banyak yang menganggap pengesahan The
Bank Charter Act sebagai tonggak lahirnya bank sentral.
Sepanjang abad ke-19, bank sentral mulai didirikan oleh banyak negara di Eropa.
Napoleon mendirikan Banque de France pada 1800, dalam upaya meningkatkan
pembiayaan perangnya. Banque de France pun menjadi bank sentral terpenting di Eropa
sepanjang abad ke-19. Setelah itu, disusul berdirinya Bank Finlandia (1812), dan bank
sentral di Australia (1920), Amerika (1913), Peru (1922), Kolombia (1923), Meksiko dan
Chili (1925), Kanada dan Selandia Baru (1934), dan China (1948).
BAB III
PENUTUP
4. SIMPULAN DAN SARAN
Bank Sentral adalah lembaga yang bertanggung jawab untuk mengatur dan
mengawasi sistem keuangan di suatu negara. Artinya, Bank Sentral juga bertanggung
jawab agar keuangan suatu negara tetap stabil.
Di samping itu, Bank Sentral juga mengeluarkan kebijakan moneter dan mengatur
jumlah uang yang beredar di negara tersebut. Nah, kalau di Indonesia, Bank Sentral yang
ditunjuk oleh undang-undang adalah Bank Indonesia.
Sejarah Bank Sentral terbentuk mulai dari zaman Mesir kuno pada tahun 2750-
2150 SM yang pada saat itu menggunakan system pembayaran dengan mengukur nilai
suatu barang menggunakan logam, seperti emas, perak, perunggu dan sejenisnya. Setelah
uang logam memudar, jaringan bank profesional mulai didirikan di Eropa Selatan dan
Eropa Tengah pada abad pertengahan.
Pada 1694, muncul bank sentral di Inggris yang dirancang oleh Charles Montagu,
bernama Bank of England. Bank of England merupakan model dasar bagi berbagai bank
sentral di penjuru dunia saat ini. Terbentuknya Bank of England didasari oleh kondisi
keuangan serta kredit Inggris yang saat itu sedang sangat rendah. Meski Bank of England
menandai asal-muasal berdirinya bank sentral, namun instansi ini belum memiliki
kewenangan seperti bank sentral modern. Misalnya seperti kewenangan dalam mengatur
nilai mata uang nasional, membiayai pemerintah, dan menjadi distributor uang kertas.
Fungsi bank sentral modern baru berkembang secara perlahan selama abad ke-18 dan ke-
19. Pada awalnya, status Bank of England adalah milik swasta. Barulah pada 1844 melalui
The Bank Charter Act 1844, statusnya resmi beralih dari milik perseorangan menjadi
institusi publik. Oleh karena itu, banyak yang menganggap pengesahan The Bank Charter
Act sebagai tonggak lahirnya bank sentral.
Sepanjang abad ke-19, bank sentral mulai didirikan oleh banyak negara di Eropa.
Napoleon mendirikan Banque de France pada 1800, dalam upaya meningkatkan
pembiayaan perangnya. Banque de France pun menjadi bank sentral terpenting di Eropa
sepanjang abad ke-19. Setelah itu, disusul berdirinya Bank Finlandia (1812), dan bank
sentral di Australia (1920), Amerika (1913), Peru (1922), Kolombia (1923), Meksiko dan
Chili (1925), Kanada dan Selandia Baru (1934), dan China (1948).
Sejarah berdirinya bank sentral di Indonesia bermula dari De Javasche Bank (DJB),
yang dibentuk Belanda pada 1828 guna mengatasi permasalahan ekonomi yang menimpa
koloni Hindia Belanda. DJB dibentuk sebagai bank sirkulasi yang berfungsi untuk
melakukan reformasi keuangan dan menerapkan sistem moneter yang seragam di wilayah
Hindia Belanda.Selama DJB berjalan, bank ini mampu menyelesaikan masalah moneter,
khususnya dalam hal munculnya mata uang tembaga secara berlebih dan menerapkan
standar nilai tukar emas. Setelah kemerdekaan, DJB diambil alih oleh Pemerintah Revolusi
Indonesia dan diubah menjadi Bank Indonesia pada 1952. Bank Indonesia baru ditetapkan
sebagai bank sentral lewat Undang-undang No. 23 Tahun 1999.
Sebagaimana yang sudah dijelaskan dalam makalah ini yang memberitahu tentang
Evolusi & Reformasi Bank Sentral yang sangat bermanfaat untuk kalangan Masyarakat &
Mahasiswa yang belum mengetahui Sejarah terbentuknya Bank Sentral mulai zaman Mesir
Kuno, Eropa, Indonesia & juga menyebar luas keseruluruh dunia.
https://ideas-repec-
org.translate.goog/p/wbk/wbrwps/1534.html?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_
pto=tc
https://link-springer-com.translate.goog/article/10.1007/s00191-021-00759-
y?error=cookies_not_supported&code=d1a995bd-9c9d-4cbf-a5f9-
2d3004745548&_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc
https://www.kompasiana.com/amp/dheaseptianggraeini0320/5fa25df08ede48383455b2e2/kel
embagaan-bank-sentral-pengertian-evolusi-pendekatan-makro-dan-mikro-prudential
https://www.academia.edu/35357133/MAKALAH_BANK_SENTRAL
https://www.kompas.com/stori/read/2022/01/13/090000679/sejarah-bank-sentral-di-dunia
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bank_sentral
https://www.gramedia.com/literasi/bank-sentral/
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6426961/bank-sentral-pengertian-fungsi-tugas-dan-
wewenangnya/amp
https://www.brainacademy.id/blog/bank-sentral-pengertian-fungsi-tugas-wewenang-contoh
https://www.merdeka.com/jateng/pengertian-bank-sentral-tugas-dan-wewenangnya-perlu-
diketahui-
kln.html#:~:text=Pengertian%20bank%20sentral%20adalah%20suatu,mengawasi%20sistem
%20keuangan%20suatu%20negara.