Anda di halaman 1dari 4

Nama Kelompok

Rinaldi Eko Saputro (2302114785)

Dwi Moqsa Maharsiwi (2302114772)

Dea Kamelia Sholikha (2302114770)

TOPIK 3 RUANG KOLABORASI

PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL

1. Apakah experiential learning bisa diterapkan di semua mata pelajaran? Berikan


alasannya!

Metode experiential learning sendiri menjadi salah satu metode belajar yang paling efektif,
karena metode experiential learning memungkinkan para peserta didik untuk belajar
dengan memenuhi seluruh aspek penting dalam proses pembelajaran, yakni kognitif,
afektif, dan emosi. Terpenuhinya seluruh aspek penting dalam proses pembelajaran ini
kemudian dapat membuat pemahaman yang lebih mendalam bagi para peserta didik yang
melakukannya. Meskipun bisa diterapkan di semua mata pelajaran, ada beberapa ilmu
yang lebih cocok untuk menerapkan experiential learning. Sebagai contoh, mata pelajaran
sains dan matematika sangat cocok untuk diterapkan pendekatan experiential learning
karena Peserta Didik dapat melihat bagaimana konsep abstrak dalam teori diterapkan
dalam dunia nyata. Namun, mengimplementasikan experiential learning dalam mata
pelajaran seperti bahasa atau sejarah lebih rumit karena materinya lebih banyak bersifat
teori dan beragamnya konteks pengalaman praktis. Oleh karena itu, Pendidik perlu
memikirkan dengan kreatif tentang bagaimana menerapkan experiential learning dalam
mata pelajaran ini. Dalam ringkasan, meskipun experiential learning bisa diterapkan di
semua mata pelajaran, pendekatan ini lebih efektif di mata pelajaran sains dan matematika
karena konsepnya lebih mudah diaplikasikan dalam pengalaman praktis. Sementara itu,
untuk mata pelajaran seperti bahasa atau sejarah, pendekatan experiential learning akan
lebih menantang bagi Pendidik.

2. Apakah manfaat experiential learning?

Experiental Learning atau pengalamanan belajar anak berdasarkan pengalaman selalu tidak
terstruktur, tidak memiliki aturan atau batasan waktu, dan melibatkan pengawasan orang
dewasa yang minimal. Dalam pembelajaran semacam ini, anak-anak selalu belajar secara
alami dan memilih kecepatan dan istilah mereka. Penting untuk memberikan pengalaman
langsung kepada anak-anak karena ini menunjukkan kepada mereka bahwa belajar tidak
selalu melalui membaca atau mendengarkan. Memiliki kesempatan untuk interaksi dunia
nyata dapat membantu meningkatkan pemahaman mereka tentang hal-hal di luar kelas.

- Meningkatkan keterlibatan Peserta Didik: Experiential learning dapat meningkatkan


keterlibatan Peserta Didik dalam pembelajaran. Melalui pengalaman langsung dan praktik,
Peserta Didik dapat merasa lebih terlibat dan memiliki motivasi yang lebih besar untuk
belajar
- Meningkatkan pemahaman dan daya ingat: Dengan melibatkan Peserta Didik dalam
pengalaman langsung, experiential learning dapat membantu Peserta Didik untuk lebih
mudah mengingat dan memahami informasi yang dipelajari.
- Meningkatkan keterampilan sosial: Experiential learning dapat membantu Peserta Didik
untuk mengembangkan keterampilan sosial, seperti kerja sama, komunikasi, dan
kepemimpinan. Keterampilan tersebut sangat penting dalam kehidupan nyata dan dalam
dunia kerja.
- Meningkatkan keterampilan teknis: Beberapa mata pelajaran memerlukan keterampilan
teknis yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas atau proyek. Experiential learning
dapat membantu Peserta Didik untuk mengembangkan keterampilan teknis tersebut
melalui pengalaman langsung dan praktik.
- Memotivasi Peserta Didik: Pengalaman langsung dan praktik yang dilakukan dalam
experiential learning dapat memotivasi Peserta Didik untuk belajar. Hal ini dapat
meningkatkan minat dan keterlibatan Peserta Didik dalam pembelajaran.
- Memperkuat keterampilan pemecahan masalah: Dalam experiential learning, Peserta
Didik diajak untuk memecahkan masalah secara mandiri melalui pengalaman langsung.
Hal ini dapat membantu Peserta Didik untuk mengembangkan keterampilan pemecahan
masalah yang berguna dalam kehidupan sehari-hari dan dunia kerja.
- Manfaat experiential learning tidak hanya berlaku untuk Peserta Didik, tetapi juga dapat
bermanfaat bagi Pendidik dan staf sekolah dalam mengembangkan keterampilan dan
memperbaiki praktik pengajar

3. Bagaimana sekolah bisa mendukung experiential learning? Apa saja tantangan bagi
sekolah?

- Sekolah dapat menyediakan kesempatan bagi peserta didik untuk terlibat dalam kegiatan
dan proyek yang melibatkan pengalaman langsung, seperti pelaksanaan proyek P5 di
sekolah yaitu merupakan salah satu langkah peserta didik untuk berkreasi membuat produk
yang kreatif.
- Memberikan pelatihan untuk guru, sekolah dapat memberikan pelatihan dan dukungan
bagi guru untuk mengembangkan keterampilan dalam penerapan metode experiential
learning melalui pelatihan maupun seminar, misalnya pelatihan penggunaan teknologi,
agar guru dapat lebih kreatif dalam menciptakan pembelajaran yang menarik
- Menyediakan sumber daya yang memadai, sekolah juga dapat menyediakan sumber daya
yang memadai untuk mendukung metode experiential learning, seperti laboratorium,
peralatan, dan akses ke fasilitas eksternal seperti taman, atau pusat penelitian.

- Tantangan sekolah dalam upaya pengembangan experiental learning adalah


1) Masih banyak guru yang mengajar dengan menggunakan metode ceramah, hal tersebut
dikarena kurangnya pengetahuan tentang experiental learning dan penggunaan
teknologi yang masih kurang
2) Masih kurangnya pengetahuan terhadap experiental learning di dalam lingkungan
sekolah.

4. Apakah karakteristik peserta didik bisa mempengaruhi penerapan


pembelajaran experiential learning? Jelaskan! Bagaimana menghadapi kendala
tersebut?

Ya, karakteristik peserta didik dapat mempengaruhi penerapan pembelajaran experiential


learning. Beberapa karakteristik tersebut meliputi:
- Kematangan: Pembelajaran experiential learning memerlukan kematangan Peserta Didik
untuk terlibat dalam kegiatan praktis dan untuk menerima masukan dan kritik secara
konstruktif. Jika Peserta Didik kurang matang, ini dapat mempengaruhi kemampuan
mereka dalam belajar melalui pengalaman praktis.
- Kemampuan komunikasi: Kemampuan Peserta Didik dalam berkomunikasi dan
berkolaborasi secara efektif sangat penting dalam pembelajaran experiential learning. Jika
Peserta Didik kesulitan dalam berkomunikasi, ini dapat mempengaruhi kemampuan
mereka untuk berpartisipasi dalam kegiatan kelompok dan memperoleh manfaat dari
pengalaman praktis.Keterampilan kognitif: Peserta Didik yang memiliki keterampilan
kognitif yang lemah, Seperti kemampuan pemecahan masalah dan keterampilan berpikir
kritis, mungkin mengalami kesulitan dalam menerapkan pembelajaran experiential
learning secara efektif

Untuk mengatasi kendala ini, Pendidik dapat menyediakan berbagai jenis dukungan yang
cocok untuk berbagai karakteristik Peserta Didik yang berbeda. Beberapa cara untuk
mengatasi kendala ini meliputi:
- Memperkenalkan konsep dan keterampilan secara bertahap: Mulailah dengan
memperkenalkan konsep secara bertahap, memungkinkan Peserta Didik untuk
membangun pengetahuan dan keterampilan secara bertahap
- Memberikan dukungan dalam berkomunikasi: Pendidik dapat memberikan dukungan
dalam berkomunikasi, seperti memberikan umpan balik yang positif dan membangun
lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi Peserta Didik.
- Mendorong untuk berkolaborasi: Pendidik dapat mendorong Peserta Didik untuk bekerja
sama dan membangun kerja sama dalam kelompok, memberikan kesempatan bagi Peserta
Didik yang kurang matang untuk belajar dari Peserta Didik lain.
- Menggunakan teknologi: Pendidik dapat menggunakan teknologi, seperti video, simulasi,
atau perangkat lunak pemodelan, untuk mengembangkan kemampuan kognitif Peserta
Didik dan memberikan pengalaman praktis tanpa memerlukan keterampilan yang sangat
tinggi.

5. Pada kondisi daring (online) bagaimana penerapan experiential learning?


Pada kondisi daring, penting bagi guru untuk memilih strategi dan teknologi yang sesuai
untuk menerapkan experiential learning dengan efektif. Guru perlu beradaptasi dengan
kondisi daring dengan menerapkan experiential learning.Selain itu, perlu adanya
dukungan teknologi yang memadai dan bimbingan dari guru untuk membantu peserta
didik dalam proses pembelajaran. Penerapan experiential learning dengan didukung
penggunaan teknologi akan memudahkan dalam proses pembelajaran secara daring,
misalnya penggunaan video conference (peserta didik tetap bisa berkolaborasi secara
online), mengerjakan soal secara daring dengan membentuk game

Anda mungkin juga menyukai