Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Melakukan Midwife and The Wider Environtment dalam Pelayanan Kebidanan

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Profesionalisme Kebidanan

Disusun oleh :

1. Okta Diana(202261022)
2. Salma Azzahra (202261012)
3. Shinta(202261024)
4. Riza Miftakhul Jannah (202261028)
5. Aureliea wismaya putri(202261026)

PROGRAM STUDI KEBIDANAN

PROGRAM SARJANA DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM

JAMBI

2024
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah swt, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan judul “Melakukan Midwife and The Wider
Environtment dalam Pelayanan Kebidanan” tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan


berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
merampungkan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kerkuranga baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang
dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi saran
maupun kritik demi memberi kritik pada makalah ini.

Akhirnya kami sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat diambil
manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk mengangkat
permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.

Jambi, 29 Maret 2024

Penyusun

PAGE \* MERGEFORMAT 1
DAFTAR ISI
BAB I...............................................................................................................................................1

PENDAHULUAN...........................................................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1

C. Tujuan Penulisan..................................................................................................................2

BAB II.............................................................................................................................................3

PEMBAHASAN..............................................................................................................................3

A. Pengertian Midwifery...........................................................................................................3

B. Gambaran Umum Tentang Midwife and The Wider Environtment …….………..……….4

C. Jenis dan Pendekatan Model Midwife dalam Pelayanan Kebidanan………………..……6

D. Tujuan dan Pentingnya Model Midwife ……..……………………………………………8

BAB III..........................................................................................................................................10

PENUTUP.....................................................................................................................................10

A. Kesimpulan.........................................................................................................................10

B. Saran...................................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

PAGE \* MERGEFORMAT 1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesinambungan asuhan kebidanan merupakan perawatan yang dimulai pada awal


kehamilan dan berlanjut hingga persalinan sampai enam minggu setelah persalinan (Homer,
2016). Model kesinambungan perawatan menawarkan hubungan kesinambungan yang lebih
besar, memastikan perempuan menerima perawatan antenatal, intranatal dan postnatal dari
satu bidan atau rekan praktiknya (Yanti, Claramita, Emilia, & Hakimi, 2015) (Sandall, Soltani,
Gates, Shennan, & Devane, 2015). Kesinambungan asuhan kebidanan menunjukkan hasil positif
bagi ibu dan bayi, penelitian di London menyimpulkan tingkat persalinan spontan yang tinggi
(80,5%), persalinan pervaginam spontan (79,8%), kelahiran di rumah (43,5%), inisiasi menyusui
(91,5%), tingkat keseluruhan operasi caesar adalah 16%, tingkat kelahiran prematur rendah (5%)
(Homer, 2017). pengurangan penggunaan anestesi epidural, lebih sedikit episiotomi,
peningkatan kelahiran spontan vagina dan peningkatan menyusui dan kepuasan pasien (Dreiher
et al., 2012; Sandall et al., 2015).
Beberapa penelitian menunjukkan pengalaman perempuan dalam pelayanan kesehatan.
Penelitian di Indonesia oleh Sriyouni (2017) menyebutkan bahwa ada hubungan antara
kontuinitas asuhan kebidanan selama antenatal dengan kesiapsiagaan melahirkan. Di negara
lain, penelitian di Tanzania olehSando et al. (2016) menyimpulkan bahwa 15% perempuan
melaporkan tidak dihormati dan pelecehan seperti pengabaian (8%), perawatan tidak
bermartabat (6%), dan pelecehan fisik (5%). Penelitian di Eithiopia oleh Asefa dan Bekele (2015)
menyimpukan bahwa perempuan tidak diberikan perhatian selama persalinan 39,3%, di Kenya
perempuan tidak dihormati dan pelecahan, pengiriman shift malam dikaitkan dengan pelecehan
verbal dan fisik yang lebih besar, penahanan pasien dan bayi (Abuya et al., 2015).Bidan dapat
memberikan 87% dari perawatan esensial yang diperlukan untuk ibu dan bayi baru lahir ketika
dididik dan dilatih dengan standar internasional (Day-Stirk et al., 2014).

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan Pengertian Midwifery?


2. Bagaimana Gambaran Umum Tentang Midwife and The Wider Environtment ?

PAGE \* MERGEFORMAT 1
3. Bagaimana Jenis dan Pendekatan Model Midwife and The Wider Environtment
dalam Pelayanan Kebidanan?
4. Bagaimana Tujuan dan Pentingnya Model Midwife ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui Pengertian Midwifery


2. Untuk mengetahui Gambaran Umum Tentang Midwife and The Wider
Environtment
3. Untuk memahami Jenis dan Pendekatan Model Midwife and The Wider
Environtment dalam Pelayanan Kebidanan
4. Untuk memahami Tujuan dan Pentingnya Model Midwife

PAGE \* MERGEFORMAT 1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Midwifery

Kebidanan (midwifery) merupakan ilmu yang terbentuk dari sintesa berbagai disiplin
ilmu (multi disiplin) yang terkait dengan pelayanan kebidanan meliputi ilmu kedokteran,
ilmu keperawatan, ilmu perilaku, ilmu sosial budaya, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu
manajemen untuk dapat memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil,
bersalin, post partum, bayi baru lahir (Lestari, 2014:34).

Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu masalah kesehatan yang
menyita perhatian dunia. Hal ini disebabkan karena Angka Kematian Ibu (AKI) maupun
Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk melihat
derajat kesehatan dunia. Terdapat berbagai komponen yang berpengaruh terhadap proses
kematian ibu. Yang paling dekat dengan kematian dan kesakitan ibu adalah kehamilan,
persalinan, atau komplikasinya, dan masa nifas. Karena seorang wanita harus hamil atau
bersalin terlebih dahulu sebelum dapat digolongkan dalam kematian ibu (Saifudin,
2009:284). Pelayanan kebidanan meliputi pelayanan pada ibu hamil, bersalin, nifas,
neonatus dan KB. Seorang wanita yang telah melahirkan harus mendapatkan pelayanan
kontrasepsi untuk menunda/merencakan dan mengakhiri kehamilan dikarenakan sebagai
berikut: jarak yang aman untuk persalinan adalah 2-4 tahun, kesuburan seorang wanita akan
terus berlangsung sampai mati haid, umur yang terbaik untuk hamil adalah 20-35 tahun dan
persalinan pertama dan kedua paling rendah resikonya (Saifuddin, 2006:147).

Kebidanan adalah suatu pendekatan untuk merawat perempuan, orang-orang dengan


keragaman gender dan bayi baru lahir mereka dimana bidan:

1. Mengoptimalkan proses normal biologis, psikologis, sosial dan budaya persalinan


dan awal kehidupan bayi baru lahir;

2. Bekerjalah dalam kemitraan dengan perempuan, dengan menghormati keadaan dan


pandangan individu setiap perempuan

PAGE \* MERGEFORMAT 1
3. Mempromosikan kemampuan pribadi perempuan untuk merawat diri mereka
sendiri dan keluarga mereka

4. Berkolaborasi dengan bidan dan profesional kesehatan lainnya jika diperlukan


untuk memberikan perawatan holistik yang memenuhi kebutuhan individu setiap
wanita

Pelayanan kebidanan diberikan oleh bidan otonom. Kompetensi kebidanan


(pengetahuan, keterampilan dan sikap) dipegang dan diamalkan oleh bidan, dididik
melalui program pendidikan kebidanan prajabatan/praregistrasi yang memenuhi standar
global ICM untuk pendidikan kebidanan.

Di beberapa negara dimana gelar 'bidan' belum dilindungi, profesional kesehatan


lainnya (perawat dan dokter) mungkin dilibatkan dalam memberikan layanan kesehatan
seksual, reproduksi, ibu dan bayi baru lahir kepada perempuan dan bayi baru lahir.
Karena tenaga kesehatan tersebut bukan bidan, maka mereka tidak memiliki kompetensi
bidan dan tidak memberikan keterampilan kebidanan, melainkan aspek pelayanan ibu
dan bayi baru lahir.

B. Gambaran Umum Tentang Midwife and The Wider Environtment


Kebidanan didefinisikan sebagai “pelayanan yang terampil, berpengetahuan dan penuh
kasih sayang untuk wanita yang melahirkan, bayi baru lahir dan keluarga di seluruh
rangkaian mulai dari prakehamilan, kehamilan, kelahiran, nifas dan minggu-minggu awal
kehidupan”. Bukti menunjukkan kepada kita bahwa kebidanan memainkan peran yang
“penting”, dan bila diberikan oleh bidan yang terdidik, terlatih, teregulasi, dan berlisensi, hal
ini akan dikaitkan dengan peningkatan kualitas pelayanan dan penurunan angka kematian
ibu dan bayi baru lahir secara cepat dan berkelanjutan.
Semua perempuan dan bayi baru lahir berhak atas layanan berkualitas yang
memungkinkan pengalaman melahirkan positif yang mencakup rasa hormat dan
bermartabat, pendamping pilihan, komunikasi yang jelas oleh staf bersalin, strategi pereda
nyeri, mobilitas dalam persalinan dan posisi melahirkan pilihan. Bidan berperan penting
dalam penyediaan layanan yang berkualitas, di semua situasi, secara global.

PAGE \* MERGEFORMAT 1
WHO bekerja keras untuk memberikan solusi untuk mentransformasikan pendidikan
kebidanan melalui perangkat Pendidikan Kebidanan interprofesional pertama yang bersifat
global, dalam pelayanan, dan berbasis bukti. Tool kit ini menyatukan kesehatan ibu, bayi
baru lahir, seksual, reproduksi dan mental untuk pembelajaran seumur hidup dalam
pelayanan kebidanan yang penuh kasih, termasuk selama pandemi dan untuk digunakan
dalam situasi rentan dan kemanusiaan. Berfokus pada model pelayanan kebidanan yang
berkesinambungan, dengan menempatkan perempuan, bayi baru lahir dan keluarga mereka
sebagai pusatnya, perangkat ini memberikan para bidan semua pelatihan yang diperlukan
untuk merawat perempuan sehat dan bayi baru lahir mereka, mencegah intervensi yang tidak
perlu, sekaligus memastikan tindakan penyelamatan jiwa dan memungkinkan kesehatan.
profesional untuk bekerja secara efektif dalam tim multi-disiplin.
Pendidikan kebidanan dirancang untuk mengatasi tiga prioritas strategis:
Bidan adalah seseorang yang secara teratur mengikuti program pendidikan kebidanan, yang
diakui di negara tempat ia berada, telah berhasil menyelesaikan program studi kebidanan
yang ditentukan dan telah memperoleh kualifikasi yang diperlukan untuk didaftarkan
dan/atau memiliki izin resmi untuk melakukan praktik kebidanan. (ICM 2005)
1. Semua bidan harus dididik dengan standar yang tinggi dan dimampukan untuk
melakukan praktik secara maksimal
2. Bidan harus dilibatkan dalam kebijakan pendidikan pada tingkat tertinggi
3. Proses pendidikan harus dikoordinasikan dan diselaraskan
Tenaga kesehatan terampil yang mengacu pada indikator SDG 3.1.2 adalah tenaga
kesehatan ibu dan bayi baru lahir (KIA) yang kompeten, terdidik, terlatih, dan diatur sesuai
standar nasional dan internasional. Mereka kompeten untuk: (i) menyediakan dan
mempromosikan perawatan berbasis bukti, berbasis hak asasi manusia, berkualitas, sensitif
secara sosial budaya dan bermartabat bagi perempuan dan bayi baru lahir; (ii) memfasilitasi
proses fisiologis selama persalinan untuk memastikan pengalaman melahirkan yang bersih
dan positif; dan (iii) mengidentifikasi dan menangani atau merujuk perempuan dan/atau bayi
baru lahir yang mengalami komplikasi. Selain itu, sebagai bagian dari tim profesional MNH
yang terintegrasi (termasuk bidan, perawat, dokter kandungan, dokter anak, dan ahli
anestesi), mereka melakukan semua fungsi sinyal perawatan darurat ibu dan bayi baru lahir
untuk mengoptimalkan kesehatan dan kesejahteraan ibu dan bayi baru lahir. Dalam

PAGE \* MERGEFORMAT 1
lingkungan yang mendukung, bidan yang dilatih sesuai standar Konfederasi Bidan
Internasional (ICM) dapat memberikan hampir semua layanan penting yang diperlukan bagi
perempuan dan bayi baru lahir. (Di berbagai negara, kompetensi ini dipegang oleh para
profesional dengan jabatan pekerjaan yang berbeda-beda.)
C. Jenis dan Pendekatan Model Midwife and The Wider Environtment dalam
Pelayanan Kebidanan

Semua pelayanan kesehatan didasarkan pada nilai-nilai dan sikap yang kadang-kadang
diungkapkan secara eksplisit dalam kerangka teoritis atau diringkas sebagai model
pelayanan, namun sebagian besar bersifat diam-diam. Kerangka kerja tersebut
meningkatkan fasilitasi kesadaran akan adanya dasar epistemologis layanan kesehatan, dan
berfungsi sebagai alat panduan penting bagi penyelenggaraan layanan kesehatan tersebut.
Pelayanan kesehatan ibu hamil, termasuk periode sebelum, selama dan setelah melahirkan
serta transisi menjadi orang tua, mempunyai status epistemologis berbeda yang mewakili
tradisi profesional dan ilmiah berbeda, termasuk model kebidanan dan medis.

Pendekatan terhadap kesehatan dan penyakit mempengaruhi cara model perawatan


diposisikan. Model-model pelayanan telah bermunculan, seringkali berkaitan dengan status
epistemologis, serta menarik pada tingkat praktis dalam hal bagaimana mengatur pelayanan.
Namun, menggabungkan tingkat praktis dan epistemologis suatu model mungkin
memerlukan pendekatan yang lebih analitis, karena kedua tingkat ini sering kali tumpang
tindih, sehingga hanya menyisakan satu lensa yang dapat digunakan untuk memahami
kesehatan dan mengatur layanan kesehatan. Ada model-model perawatan yang berlawanan
dalam bidang perawatan maternitas, dan khususnya seputar persalinan, yang diberi label
misalnya 'medis' versus 'sosial dan berpusat pada perempuan 'teknokratis' versus 'holistik,
atau 'patologis' versus model 'salutogenik'. Alasan dari pandangan yang berlawanan ini harus
dicari sehubungan dengan pilihan untuk memposisikan kehamilan dan persalinan dalam
spesialisasi medis kebidanan: 'Kehamilan di masyarakat barat, pada kenyataannya, berada di
antara batas antara penyakit dan kesehatan: status “hamil” tidak jelas. dalam hal ini dan
perempuan merasa bahwa orang lain tidak yakin apakah mereka harus diperlakukan sebagai
orang yang sakit atau baik'.

PAGE \* MERGEFORMAT 1
Apakah wanita hamil dianggap sakit atau sehat; kehamilan, persalinan dan layanan
bersalin di sekitarnya sensitif secara budaya. Hal ini membuat perempuan, pasangannya, dan
anak-anak berada dalam berbagai status yang bergantung secara budaya di tingkat global.
Hal ini juga menyerahkan perawatan maternitas ke tangan para profesional kesehatan yang
berbeda. Namun, memfasilitasi kesehatan saat melahirkan merupakan tugas kompleks yang
mencakup perspektif manajemen risiko, yang didorong oleh peraturan dan protokol yang
mengabaikan kebutuhan dan keadaan. Situasi seorang wanita hamil dipengaruhi oleh faktor-
faktor yang jauh melampaui kebutuhan dan keadaannya, sehingga para praktisi dan peneliti
telah mengajukan teori yang dimaksudkan untuk menjelaskan kompleksitas sistem layanan
kesehatan seperti layanan persalinan. Selain itu, taksonomi untuk teori kompleksitas telah
dikembangkan untuk meningkatkan pemahaman tentang bagaimana beberapa teknik
diadopsi secara luas meskipun pada basis negara tertentu

Untuk menjaga kehamilan dan persalinan fisiologis normal dan menjamin keadaan
normal, bidan profesional tampaknya menjadi pilihan yang relevan. Sayangnya, bidan
profesional hanya tersedia di wilayah tertentu di dunia, sedangkan di wilayah lain, penolong
persalinan sebagian besar adalah dokter kandungan, perawat kebidanan, atau bidan yang
terlatih secara praktik. Oleh karena itu, model perawatan dengan status epistemologis
eksplisit penting untuk menerapkan perawatan berbasis bukti dan memfasilitasi keadaan
normall. Beberapa model pelayanan sudah ada, namun tinjauan pemetaan sebelumnya yang
mengeksplorasi karakteristik model pelayanan antenatal menemukan bahwa beberapa model
tidak memiliki dasar epistemologis yang jelas. Beberapa peneliti telah mengembangkan dan
mencoba menerapkan model yang berbeda untuk perawatan. Selain itu, Konfederasi Bidan
Internasional (ICM) telah mengembangkan dokumen inti yang menguraikan model
pelayanan kebidanan organisasi tersebut dengan filosofi yang mendasari pelayanan.

Tidak ada konsensus mengenai apa yang dimaksud dengan model, dan setelah meninjau
literatur, perbedaan antara model pemberian layanan yang menguraikan rincian praktis
tentang pemberian layanan dan model layanan yang dikembangkan secara teoritis dengan
dasar epistemologis yang jelas tampak kabur. Menurut Walker dan Avant, representasi
grafis dari kerangka teoritis dapat disebut model, oleh karena itu istilah 'model teoritis' untuk
membedakan dari model perawatan organisasi. Namun, tampaknya ada kesenjangan dalam

PAGE \* MERGEFORMAT 1
gambaran model yang ada dan, sepengetahuan kami, belum ada gambaran umum tentang
model teoretis yang dikembangkan secara ilmiah untuk pelayanan kebidanan yang
dipublikasikan. Oleh karena itu, tujuan dari makalah ini adalah untuk mengidentifikasi dan
mendapatkan gambaran publikasi yang berisi model teoritis untuk asuhan kebidanan.

D. Tujuan dan Pentingnya Model Midwife and The Wider Environtment dalam
Pelayanan Kebidanan
1. Meningkatkan Aksesibilitas dan Kualitas Pelayanan Kebidanan:
Model ini memungkinkan bidan untuk memahami dan merespons kebutuhan kesehatan
reproduksi wanita secara holistik, termasuk faktor-faktor lingkungan yang memengaruhi
kesehatan ibu dan bayi. Dengan demikian, model ini dapat meningkatkan aksesibilitas dan
kualitas pelayanan kebidanan bagi masyarakat.
2. Menyediakan Pelayanan yang Terintegrasi:
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan yang luas, model ini
memungkinkan bidan untuk bekerja secara terintegrasi dengan berbagai sektor, termasuk
kesehatan, pendidikan, sosial, dan lingkungan. Hal ini membantu dalam menyediakan
pelayanan kebidanan yang komprehensif dan terpadu.
3. Mempromosikan Kesehatan Reproduksi Holistik:
Model “Midwife and The Wider Environment” menekankan pentingnya merawat wanita
secara holistik, dengan memperhatikan aspek-aspek fisik, psikologis, sosial, dan
lingkungan dalam pelayanan kebidanan. Hal ini membantu dalam mempromosikan
kesehatan reproduksi secara menyeluruh.
4. Mencegah dan Mengatasi Masalah Kesehatan Lingkungan:
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan yang memengaruhi kesehatan ibu
dan bayi, model ini dapat membantu dalam mencegah dan mengatasi masalah kesehatan
lingkungan yang dapat mempengaruhi kehamilan, persalinan, dan masa nifas.
5. Mengurangi Ketimpangan Kesehatan:
Model ini dapat membantu dalam mengurangi ketimpangan kesehatan dengan
memastikan bahwa semua wanita memiliki akses yang sama terhadap pelayanan
kebidanan yang berkualitas, tidak hanya dari segi fisik tetapi juga sosial dan lingkungan.

PAGE \* MERGEFORMAT 1
6. Memperkuat Peran Bidan dalam Pelayanan Kesehatan:
Model ini memperkuat peran bidan sebagai penyedia pelayanan kesehatan primer yang
berfokus pada kesehatan reproduksi wanita. Dengan memahami dan merespons faktor-
faktor lingkungan, bidan dapat memberikan pelayanan yang lebih holistik dan berorientasi
pada masyarakat.
Dengan demikian, model “Midwife and The Wider Environment” dalam pelayanan
kebidanan memiliki tujuan yang jelas dan penting dalam meningkatkan kesehatan
reproduksi wanita, mengurangi ketimpangan kesehatan, dan memperkuat peran bidan
dalam pelayanan kesehatan.

PAGE \* MERGEFORMAT 1
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kebidanan (midwifery) merupakan ilmu yang terbentuk dari sintesa berbagai disiplin
ilmu (multi disiplin) yang terkait dengan pelayanan kebidanan meliputi ilmu kedokteran,
ilmu keperawatan, ilmu perilaku, ilmu sosial budaya, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu
manajemen untuk dapat memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil,
bersalin, post partum, bayi baru lahir (Lestari, 2014:34).

Semua pelayanan kesehatan didasarkan pada nilai-nilai dan sikap yang kadang-kadang
diungkapkan secara eksplisit dalam kerangka teoritis atau diringkas sebagai model
pelayanan, namun sebagian besar bersifat diam-diam. Kerangka kerja tersebut
meningkatkan fasilitasi kesadaran akan adanya dasar epistemologis layanan kesehatan, dan
berfungsi sebagai alat panduan penting bagi penyelenggaraan layanan kesehatan tersebut.
Pelayanan kesehatan ibu hamil, termasuk periode sebelum, selama dan setelah melahirkan
serta transisi menjadi orang tua, mempunyai status epistemologis berbeda yang mewakili
tradisi profesional dan ilmiah berbeda, termasuk model kebidanan dan medis. Pendekatan
terhadap kesehatan dan penyakit mempengaruhi cara model perawatan diposisikan. Model-
model pelayanan telah bermunculan, seringkali berkaitan dengan status epistemologis, serta
menarik pada tingkat praktis dalam hal bagaimana mengatur pelayanan. Namun,
menggabungkan tingkat praktis dan epistemologis suatu model mungkin memerlukan
pendekatan yang lebih analitis, karena kedua tingkat ini sering kali tumpang tindih, sehingga
hanya menyisakan satu lensa yang dapat digunakan untuk memahami kesehatan dan
mengatur layanan kesehatan.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa penulisan masih jauh dari
kata sempurna kedepannya kami akan lebih berhati-hati dalam menjelaskan tentang
makalah dengan sumber-sumber lebih banyak dan lebih bertanggung jawab.

PAGE \* MERGEFORMAT 1
DAFTAR PUSTAKA

KEMENKES RI. Kesehatan Reproduksi. 2015.

Rahayu, Sri IP. Praktikum Kesehatan Reproduksi Dan Keluarga Berencana. Jakarta:
KEMENKES RI; 2016.

Tyas Mayasari, Hellen Febriyanti IP. Kesehatan Reproduksi Wanita di Sepanjang Daur
Kehidupan. Syiah Kuala University Press. Banda Aceh: Syah Kuala Unversity Press;
2021.

Bray F, Ferlay J, Soerjomataram I, Siegel RL, Torre LA, Jemal A. Global cancer statistics
2018: GLOBOCAN estimates of incidence and mortality worldwide for 36 cancers in 185
countries. CA Cancer J Clin. 2018;68(6):394–424.

Anurogo D. The Art of Medicine. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta; 2016.

Rina N. Asuhan Keperawatan Gangguan Maternitas. LovRinz Publishing. Cirebon; 2018.


PAGE \* MERGEFORMAT 1
PAGE \* MERGEFORMAT 1

Anda mungkin juga menyukai