Anda di halaman 1dari 19

CRITICAL BOOK REPORT

M.K Manajemen Kelas

CRITICAL BOOK REPORT


Skor Nilai :

(Andri Kurniawan, d. (2022). MANAJEMEN KELAS. , Rusi Rusmiati Aliyyah, d. (2022).


MANAJEMEN KELAS Strategi Guru dalam Menciptakan Iklim Belajar Menyenangkan)

Disusun Oleh:

NAMA : PUTRI RISKY HASIBUAN


NIM : 1211111022
KELAS : B PGSD 2021
DOSEN PENGAMPU : Drs. Robenhart Tamba, M.Pd
MATA KULIAH : MANAJEMEN KELAS

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
MARET 2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan anugerah-
Nya yang salah satunya kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan Critical Book
Report mata kuliah Manajemen Kelas dengan dosen pengampu bapak Drs. Robenhart
Tamba, M.Pd.

Dalam penyelesaian tugas Critical Book Report ini, saya banyak mendapatkan dorongan
serta bimbingan dari berbagai pihak, saya juga menyadari bahwa kelancaran penyusunan
tugas Critical Book Report ini tidak lain berkat dukungan semua teman-teman sehingga
kendala dan hambatan dapat saya hadapi. Oleh karena itu pada kesempatan ini saya ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada bapak dosen pengampu mata kuliah
Manajemen Kelas yaitu bapak Drs. Robenhart Tamba, M.Pd.

Kami juga menyadari bahwa tugas Critical Book Report ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karenanya kami memohon kritik dan saran yang sifatnya membangun
guna perbaikan pembuatan tugas Critical Book Report selanjutnya.Kami juga berharap
semoga tugas Critical Book Report ini dapat diterima oleh Bapak dosen dan teman-teman
semua. Akhir kata kami ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa
menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan, 17 Maret 2024

Putri Risky

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I.....................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. Rasionalisasi Pentingnya CBR.......................................................................................1
B. Tujuan Penulisan CBR..................................................................................................1
C. Manfaat CBR..................................................................................................................1
D. Identitas Buku.................................................................................................................1
BAB II....................................................................................................................................3
RINGKASAN ISI BUKU......................................................................................................3
Buku Utama...........................................................................................................................3
BAB III.................................................................................................................................12
PEMBAHASAN..................................................................................................................13
A. Buku Utama..................................................................................................................13
C. Kelebihan dan Kekurangan Kedua Buku.....................................................................14
BAB IV................................................................................................................................14
PENUTUP............................................................................................................................15
A. Kesimpulan...................................................................................................................15
B. Rekomendasi.................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR


Sering kali kita kebingungan memilih buku referensi untuk kita baca dan
pahami.Terkadang kita memilih satu buku, namun kurang memuaskan hati kita.
Misalnya dari segi analisis bahasa, ataupun ke relevanan buku dengan kenyataan .
Oleh karena itu, penulis membuat Critical Book Report ini untuk mempermudah
pembaca dalam memilih buku referensi, terkhusus pada pokok bahasa tentang
Manajemen Kelas.

Melalui analisis yang cermat terhadap buku tentang manajemen kelas, seseorang
dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep-konsep dasar,
teori, dan praktik yang mendasari manajemen kelas yang efektif. Ini membantu guru
untuk mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana menciptakan
lingkungan pembelajaran yang positif dan efektif di kelas mereka.

B. Tujuan Penulisan CBR


Tujuan Penulisan Critical Book Report ini dibuat untuk menyelesaikan salah satu
tugas mata kuliah Manajemen Kelas, serta memberikan analisis dan penilaian
mendalam terhadap suatu buku. Melalui laporan ini, pembaca diharapkan mendapatkan
pemahaman yang lebih baik tentang isi buku, pesan-pesan yang disampaikan oleh
penulis, serta evaluasi terhadap kelebihan dan kekurangan karya tersebut.
C. Manfaat CBR
1. Untuk Lebih memahami tentang Manajemen Kelas
2. Untuk mengetahui perbandingan antara kedua buku tentang Manajemen Kelas
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan buku tentang Manajemen Kelas

D. Identitas Buku
Buku Utama

1. Judul : MANAJEMEN KELAS


2. Halaman : iv + 117
3. Penulis : Andri Kurniawan
Maya Novita Sari
Desi Sianipar
Bilferi Hutapea
Agus Supriyadi
Arif Rahman
Muhammad Ali Akbar
Sukarman Purba

1
4. Penerbit : PT GLOBAL EKSEKUTIF TEKNOLOGI
5. Kota Terbit : Padang
6. Tahun Terbit : 2022
7. ISBN : 978-623-8051-70-0

Buku Pembanding

1. Judul : MANAJEMEN KELAS Strategi Guru dalam Menciptakan


Iklim Belajar Menyenangkan
2. Halaman : viii + 103
3. Penulis : Rusi Rusmiati Aliyyah
Selindawati
Astri Sutisnawati
4. Penerbit : Penerbit Samudra Biru (Anggota IKAPI)
5. Kota Terbit : Bogor
6. Tahun Terbit : 2022
7. ISBN : 978-623-261-469-7

2
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
Buku Utama

BAB 1 MANAJEMEN KELAS

Johson dan Bany (1970) beropini bahwa manajemen kelas harus memiliki
kemampuan untuk memilih, memahami, mendiagnosis, serta bertindak pada suasana kelas
dalam aspekaspek yang wajib dipertimbangkan oleh manajemen kelas, dijelaskan bahwa
itu artinya keterampilan yang sangat dibutuhkan. Kelas, dinamika kelas, situasi, kelas,
pilihan, tindakan kreatif. Adnan Sulaeman (2009), pada sisi lain, mendefinisikan
manajemen kelas sebagai sarana buat membantu siswa mencapai tujuan belajarnya,
mencapai tujuan belajarnya secara efisien, serta membentuk dan memelihara syarat kelas
yang memungkinkan siswa untuk belajar menggunakan baik. tindakan yang dilakukan oleh
seorang guru. Arikunto (pada Djamarah 2006:177) juga menyatakan bahwa pengelolaan
kelas bisa didefinisikan sebagai belajar mengajar, dengan tujuan buat membentuk syarat
yang optimal supaya aktivitas belajar dapat dilakukan sesuai menggunakan yang
dibutuhkan, yang diklaim menjadi upaya yang dilakukan oleh orang yang bertanggung
jawab atau di pulang kegiatan tersebut (Andri Kurniawan, 2022). berdasarkan pendapat
para pakar di atas, bisa disimpulkan bahwa pengelolaan kelas ialah upaya sadar buat
menyelenggarakan aktivitas proses belajar mengajar secara sistematis. Proses belajar
mengajar berjalan menggunakan baik serta kami bisa memenuhi tujuan kurikulum kami.
Pengelolaan kelas sebenarnya adalah aplikasi fungsi-fungsi manajemen yang diterapkan
guru di ruang.

Djamarah berkata: Prinsip-prinsip manajemen kelas adalah sebagai berikut.

1. Hangat dan antusias


Proses belajar mengajar membutuhkan kehangatan dan semangat.
2. Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, metode kerja, atau materi yang menantang
meningkatkan motivasi belajar siswa dan mengurangi kemungkinan perilaku
menyimpang.
3. Bervariasi
Penggunaan alat dan media, gaya mengajar guru, dan pola interaksi guru-siswa
mengurangi potensi gangguan dan meningkatkan perhatian siswa.
4. Ketangkasan
Fleksibilitas dalam perilaku guru untuk mengubah strategi pengajaran dapat
menghilangkan kemungkinan gangguan siswa dan menciptakan lingkungan belajar-
mengajar yang efektif.
5. Penekanan yang positif
Pada dasarnya, dalam mengajar dan mendidik, guru harumenekankan hal-hal yang
positif dan tidak berfokus pada halhal yang negatif. Penekanan pada kepositifan
berarti bahwa guru berfokus pada perilaku siswa yang positif daripada mengomel
pada perilaku siswa yang negatif.
6. Kembangkan disiplin diri

3
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah untuk memungkinkan siswa
mengembangkan disiplin diri, dan guru sendiri perlu menjadi panutan pengelolaan
diri dan 9 akuntabilitas. Oleh karena itu, seorang guru harus disiplin di semua lini
jika ingin siswanya disiplin di semua lini.

Melalui menguasai prinsip-prinsip manajemen kelas, ini menjadi filter yang


menghilangkan kesalahan umum dari manajemen kelas. Pengelolaan kelas dapat
mempengaruhi kualitas pembelajaran pada kelas. Manajemen kelas adalah mengelola
suasana kelas semaksimal mungkin supaya siswa merasa nyaman dan senang selama
berlangsungnya proses belajar mengajar. oleh sebab itu, kualitas belajar seseorang peserta
didik, seperti pencapaian yang akan terjadi yang optimal, dan kompetensi dasar yang
diharapkan dapat dicapai secara memadai serta memuaskan. Selain itu, pemimpin kelas
membentuk serta memelihara suasana pada pada kelas supaya aktivitas kelas bisa
dilakukan secara efektif dan efisien. Apalagi pada pengelolaan kelas, taraf penyerapan
materi yang diajarkan oleh pengajar sangat membekas dalam ingatan siswa sebab adanya
penguatan yang diberikan guru selama proses belajar mengajar.

BAB 2 ASPEK DAN STRATEGI MANAJEMEN KELAS

Perhatian terhadap manajemen kelas dalam kajiankontemporer waktu ini semakin


berkembang. dalam pandangan klasik, manajemen kelas sering disalah artikan dengan
mengabaikan aspek-aspek krusial serta penting lainnya. seperti aspek psikologis,
komunitas kelas, dinamika serta instruksional kelas. pada pembahasan ini, manajemen
kelas adalah pembahasan yang harus diperhatikan oleh seluruh pengajar dan pendidik
yang terlibat dalam pengelolaan kelas. Paling tidak kita perlu mengenal, apa itu
manajemen kelas, tujuan dilakukannya manajemen kelas, kegiatan serta taktik dalam
manajemen kelas. Manajemen kelas adalah topik yang sebagai perhatian kekal bagi
pengajar, administrator, dan publik. pengajar pemula secara konsisten menganggap
disiplin peserta didik menjadi tantangan paling serius mereka; masalah manajemen terus
menjadi penyebab primer kejenuhan guru dan ketidakpuasan kerja; serta publik berulang
kali menempatkan disiplin sebagai masalah paling berfokus pertama atau kedua yang
dihadapi sekolah. Kelas menjadi kawasan beraktivitas bagi ruang akademik, memiliki
tujuan yang diharapkan dapat memenuhi espektasi dari guru, anak didik dan atmosfer
yang mendukung pembelajaran. Tujuan pembelajaran yang melalui ruang kelas, tidak akan
mengabaikan grup belajar sebagai sulit berinteraksi secara produktif. sebagai akibatnya
dukungan guru akan lebih menonjol buat membentuk grup siswa bisa bersama-sama aktif
terikat dalam pembelajaran yang interaktif.

Manajemen kelas akan berhasil Jika pengajar betul-betul melibatkan diri secara
produktif dalam agenda kerja kelas buat kepentingan bersama. guru memang tidak
sendirian, beliau tergabung dalam komunitas kelas yang sama-sama salingmemberikan
dukungan buat memperkuat satu sama lainnya. siswa akan selalu menunggu instruksi
berasal pengajar, sebagai akibatnya instruksional pengajar yang terarah serta terukur
selayaknya tersampaikan dengan jelas serta diterima dengan praktis. pada ruang kelas

4
dengan model yang sedikit terbuka, memang beresiko suara asal luar masuk dan
menyebabkan pengajar mampu mengantisipasi risiko tadi. Begitu jua pengaturan tempat
duduk, berbagai model kawasan duduk pada ruang kelas sangat mensugesti proses belajara
dan instruksional pengajar dapat diterima oleh siswa. Termasuk dari segi usia dan tingkat
kelas siswa perlu diatur sedemikian rupa. pengajar pula perlu mempertimbangkan materi,
metode serta seni manajemen pembelajaran pada pengaturan daerah duduk. dalam metode
pembelajaran pada masa ini, justru pengaturan daerah duduk yang berubah-ubah pada
waktu tertentu mampu menghasilkan suasana belajar tidak membosankan.Korpershoek dkk
(2016) menyebutkan bahwa paling tidak ada empat kategori strategi dalam manajemen
kelas yang berpengaruh terhadap hubungan timbal balik, yaitu:

(1) berfokus pada guru,


(2) pada perilaku siswa,
(3) pada perkembangan sosial-emosional siswa, dan;
(4) pada hubungan guru-siswa. Berfokus pada perkembangan sosialemosional siswa
tampaknya memiliki kontribusi terbesar terhadap efektivitas intervensi, khususnya
pada hasil sosialemosional.

BAB 3 PROSEDUR DAN RANCANGAN MANAJEMEN KELAS

Manajemen kelas wajib meliputi perencanaan, pengorganisasian, aplikasi, supervisi,


dan penilaian pembelajaran. Manajemen kelas sesungguhnya relatif rumit sebab pada
melakukannya, pendidik wajib memiliki kemampuan, pengalaman, kepribadian, perilaku,
serta rapikan nilai yang dapat mendukung dan mempengaruhi situasi serta syarat
pembelajaran di kelas. buat mampu mengelola kelas, pendidik wajib memenuhi prosedur
serta rancangan manajemen kelas (Efendi, 2020). karena itu, di bab ini penulis membahas
mekanisme dan rancangan manajemen kelas. pada konteks pembelajaran di kelas, yang
dimaksudkan dengan mekanisme manajemen kelas merupakan serangkaian tahapan
kegiatan manajemen kelas yang dilaksanakan untuk membangun situasi dan kondisi yang
teratur dan optimal dalam proses pembelajaran sehingga bisa berlangsung dengan efektif
dan efisien.

Dimensi pencegahan ialah tindakan pencegahan atau preventif yang dilaksanakan


pendidik pada rangka mengatur peserta didik, alat-alat, dan format pembelajaran yang
sempurna sebagai akibatnya membuat situasi serta syarat pembelajaran menjadi sangat
baik serta bermanfaat bagi siswa. Tindakan pencegahan merupakan hal yang tepat karena
dilakukan sebelum terjadinya gangguan atau penyimpangan terhadap proses pembelajaran.
Menurut Afriza, ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan dalam dimensi pencegahan
ini, yaitu:

5
1) Pendidik perlu memiliki kesadaran pendidik dalam hal tanggung jawab dan rasa
memiliki dalam melakukan tugasnya. Hal ini akan menghindarkan dia dari tindakan
dan sikap otoriter dan membuat dia tidak permisif.
2) Pendidik harus meningkatkan kesadaran peserta didik dalam hal penguasaan diri
dan kebiasaan untuk selalu bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya.
3) Pendidik memperlihatkan ketulusan dan keterbukaan kepada peserta didik. Sikap
dan kepribadian guru sangat mempengaruhi lingkungan belajar karena hal tersebut
berfungsi membangkitkan minat dan respon peserta didik dalam proses
pembelajaran.
4) Pendidik mempunyai berbagai alternatif manajemen kelas. Pendidik harus
mempunyai kemampuan untuk mengenali penyimpangan perilaku peserta didik
yang bersifat individual dan kelompok dan penyimpangan yang disengaja dan tidak
disengaja.
5) Pendidik menciptakan kontrak sosial berkaitan dengan standar tingkah laku yang
diharapkan serta memberi gambaran mengenai fasilitas dan keterbatasan dalam
memenuhi kebutuhan peserta didik.
Menurut Rachman sebagaimana dikutip oleh Rinja Efendi dan Delita Gustriani, bahwa
ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembuatan rancangan manajemen kelas, yaitu
pendidik harus memahami: - Hakikat dan manajemen kelas. Artinya pendidik harus
memahami makna dan prinsip-prinsip manajemen kelas. - Hakikat peserta didik dalam
kelas. Maksudnya adalah bahwa setiap peserta didik memiliki latar belakang dan
lingkungan yang mempengaruhi sikap dan perilaku mereka. - Penyimpangan yang
dilakukan peserta didik dan penyebabnya.

BAB 4 MENGELOLAPEMBELAJARAN KOOPERATIF

Penggunaan kata belajar tidak terlepas dari dunia pendidikan dan bahkan sering
dilakukan dalam aktivitas sehari-hari. aktivitas atau aktivitas yang mengakibatkan
perubahan pengalaman dan pengetahuan diklaim sebagai belajar. Disebutkan juga bahwa
pada belajar tadi terdapat upayah seseorang atau individu yang dilakukan buat memeroleh
suatu tingkah laku yang lebih baik pada bentuk pemahaman kognitif, afektif dan
psikomotor. Pembelajaran adalah aktivitas semua siswa pada mencapai tujuan belajar yang
diperlukan melalui kegiatan anugerah pendidikan, pelatihan dan pengajaran yang diatur
dan dirancang secara sistematis. Pembelajaran kooperatif atau Cooperative learning adalah
pembelajaran kolaborasi tim yang pendekatan buat mengorganisasikan kegiatan kelas ke
dalam pengalaman belajar akademik dan sosial. seorang peserta didik wajib bisa bekerja
sama serta menyebarkan pengetahuan dalam grup buat merampungkan tugas-tugas secara
kolektif. pada hal ini setiap individu bisa disebut berhasil Jika pencapaian dominasi materi
itu terjadi pada pada gerombolan . Secara keseluruhan, pengajar harus memiliki keempat

6
keterampilan tersebut secara utuh. Kemampuan mendidik wajib lebih secara umum
dikuasai, Jika diandingkan menggunakan keterampilan lain. di sisi lain, pengajar sering
diberi peran ganda (Pendidik, Manajer, Administrator, Supervisor, Leader, Inovator,
Dinomist, pengulas serta moderator). Selain itu, memiliki peran yang lebih krusial tetapi,
buat di tingkat mikro kelas, peran ini pula wajib didelegasikan pada guru. Pendidik
merupakan peran yang paling krusial dan penting terutama bagi peserta didik taraf dasar
(SD dan Sekolah Menengah Pertama). Melalui kiprah ini, peserta didik teladan menjadi
panutan yang sebagai panutan dalam hal perilaku serta sikap akan membentuk sikap dan
kepribadian siswa. menjadi pengelola, pendidik bertugas menegakkan hukum serta tata
tertib serta penempatan sekolah, petunjuk arah,atau indikasi yangdisepakati beserta sesuai
menggunakan ketentuan buat menegakkan aturan sekolah sebanyak mungkin terhadap
rakyat sekolah.

Buku Pembanding

BAB 1 HAKIKAT MANAJEMEN KELAS

Manajemen adalah ilmu serta seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif serta efisien untuk mencapai suatu
tujuan tertentu (Hasibuan, 2004). Manajemen artinya suatu proses yang konstan yang
bermuatan kemampuan dan keterampilan khusus yang dimiliki oleh seorang untuk
melakukan suatu kegiatan baik secara perorangan juga beserta orang lain atau melalui
orang lain dalam mengkoordinasi dan menggunakan segala asal buat mencapai tujuan
organisasi secara produktif, efektif serta efisien (Engkoswara serta Komariah, 2011). kelas
merupakan suatu tingkatan ruangan yang didalamnya terdapat sekelompok sumber daya
pendidikan (pendidik/pengajar dan peserta didik) yang sedang melakukan proses belajar-
mengajar secara berkesinambungan untuk mencapai suatu tujuan.

Kelas dapat dicermati berasal dua sudut yaitu kelas dalam arti sempit artinya
ruangan yang dibatasi sang empat dinding tempat sejumlah peserta didik berkumpul buat
mengikuti proses belajar mengajar, dan kelas dalam arti luas artinya suatu masyarakat
kecil ialah bagian asal rakyat sekolah, yang sebagai kesatuan diorganisir menjadi unit kerja
yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan-kegiatan belajar mengajar yang kreatif
buat mencapai suatu tujuan. Manajemen kelas ialah suatu perjuangan yang dilakukan oleh
penanggung jawab aktivitas belajar mengajar atau yang membantu menggunakan maksud
agar dicapai syarat optimal sehingga bisa terlaksana kegiatan belajar yang seperti
dibutuhkan, manajemen bisa ditinjau dari dua segi, yaitu manajemen yang menyangkut
peserta didik dan manajemen fisik (ruangan, perabot, alat pelajaran). Aspek pembelajaran
berproses seperti pengajar, murid, kurikulum, metode, media, materi serta sebagainya.
semua yang akan terjadi pembelajaran ditentukan sang apa yang terjadi di kelas.
Pengaturan kelas yang efektif merupakan salah satu kajian dari manajemen kelas.
Penciptaan serta pemeliharaan syarat kelas yang memungkinkan siswa buat belajar dengan
baik. Manajemen kelas dapat memberikan kontribusi yang positif bagi keefektifan proses

7
pembelajaran, maka guru wajib bisa membangun serta menginovasi syarat kelas dengan
sebaik mungkin. usaha ini akan efektif bila guru memahami secara sempurna faktor yang
mendukung terciptanya kondisi belajar yang efektif menggunakan menganalisis masalah-
persoalan yang akan timbul dalam manajemen kelas.

BAB 2 KONSEP DASAR MANAJEMEN KELAS


Manajemen kelas dimanfaatkan untuk membentuk kondisi dalam kelompok kelas
yang berupa lingkungan kelas yang baik, yang bisa memungkinkan peserta didik berbuat
sinkron menggunakan kemampuannya. Penerapan manajemen kelas produknya dinamis
sinkron dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Tujuan manajemen kelas ialah
penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam aktivitas belajar peserta didik pada lingkungan
sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Tujuan manajemen kelas terdapat dua,
yang pertama merupakan tujuan umum. Tujuan umum manajemen kelas merupakan
menyediakan serta memakai fasilitas kelas bagi bermacam-macam aktivitas belajar
mengajar supaya tercapai hasil belajar yang baik. Sedangkan tujuan manajemen kelas yang
kedua artinya tujuan spesifik. Tujuan spesifik manajemen kelas merupakan
mengembangkan kemampuan siswa bekerja, belajar dan membantu peserta didik untuk
memperoleh hasil yang diharapkan. Fungsi dari manajemen kelas sendiri sebenarnya
adalah penerapan fungsi fungsi manajemen yang diaplikasikan pada dalam kelas oleh
pengajar untuk mendukung tujuan belajar yang hendak dicapainya.

Manajemen kelas adalah proses pemberdayaan sumber daya baik material element
juga human element didalam kelas oleh pengajar sehingga menyampaikan dukungan
terhadap aktivitas belajar siswa dan mengajar guru. menjadi suatu proses maka dalam
pelaksanaanya manajemen kelas mempunyai aktivitas-kegiatan yang wajib dilakukan
guru. pada manajemen kelas guru melakukan sebuah proses atau tahapan-tahapan aktivitas
yang dimulai dari merencakan, melaksanakan serta mengevaluasi, sehingga apa yang
dilakukanya merupakan satu-kesatuan yang utuh dan saling terkait. Berhasilnya
manajemen kelas pada mendukung pencapaian tujuan proses belajar peserta didik, banyak
dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu faktor-faktor yang menempel pada kondisi fisik
kelas serta pendukungnya, serta dipengaruhi oleh faktor nonfisik (sosioemosional) yang
menempel di guru. masalah pembelajaran artinya masalah yang relatif kompleks. guru
ialah komponen pembelajaran yang memegang peranan penting sebab keberhasilan
pembelajaran sangat ditentukan oleh guru pada melaksanakan tugasnya menjadi
penyampai materi kepada peserta didik. ada beberapa faktor yang wajib diperhatikan oleh
pengajar untuk menumbuhkan perilaku siswa karena berpengaruh pada pengelolaan anak
didik sebagai anggota kelas.

Secara umum faktor tadi digolongkan menjadi dua yaitu faktor intern serta faktor
ektern. Faktor intern peserta didik berkaitan dengan masalah emosi, pikiran, serta perilaku.
Kepribadian siswa yang unik menyebabkan peserta didik tidak selaras dari
berbagaibermacam aspek yaitu perbedaan biologis, intelektual, serta psikologis. Sedangkan
faktor ekstern siswa terkait dengan pengelolaan suasana lingkungan belajar, penempatan

8
peserta didik, pengelompokkan kelas serta jumlah peserta didik di kelas. Jadi bisa
disimpulkan bahwa terjadinya kenyamanan pada pada kelas ditimbulkan oleh dua faktor
yaitu intern dan ekstern siswa.

BAB 3 PENDEKATAN DALAM MANAJEMEN KELAS

Pendekatan pembelajaran diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang dalam
proses pembelajaran yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang
bersifat umum. Adapun pendekatan merupakan unsur penting yang harus dikuasai pengajar
sebelum mempersiapkan perencanaan pembelajaran (Rohani, 2004). Keharmonisan
hubungan guru dengan peserta didik, tingginya kerja sama diantara peserta didik tersimpul
dalam bentuk interaksi. Karena itu there are many forms of interaction between teacher and
pupils, and between pupils (Oeser, 1966). Lahirnya interaksi yang optimal tentu saja
bergantung dari pendekatan yang guru lakukan dalam rangka pengelolaan kelas agar
pembelajaran menjadi efektif. Interaksi antara guru dan siswa dalam kelas dalam upaya
tercapainya tujuan belajar yang diharapkan dapat dilakukan dengan pendekatanpendekatan.
pendekatan yang dapat dijadikan sebagai alternatif pertimbangan dalam upaya
menciptakan disiplin kelas yang efektif, antara lain sebagai berikut:

1. Pendekatan Manajerial
Pendekatan manajerial atau lebih umum dengan istilah pendekatan manajemen
adalah sebuah pendekatan yang bersifat sistematis, karena pengelolaannya yang
teratur dalam melibatkan unsur-unsur yang terpadu didalam proses pembelajaran.
2. Pendekatan Psikologikal
Pendekatan psikologikal lebih menitikberatkan pada pertimbangan bagaimana
siswa di kelas dapat dikelola dengan suatu pendekatan tertentu.
3. Pendekatan Sosio-Emosional
Pendekatan pengelolaan kelas berdasarkan suasana perasaan (emosional) dan
suasana sosial (socio-emotional climate approach) di dalam kelas sebagai
kelompok individu cenderung pada pandangan psikologi klinis dan konseling
(penyuluhan).
4. Pendekatan Instruksional
Manajemen kelas melalui pendekatan instruksional ini mengacu pada tujuan
pembelajaran yang dirumuskan. Dengan demikian peranan guru adalah
merencanakan dengan teliti pelajaran yang baik, kegiatan belajar yang disesuaikan
dengan kebutuhan dan kemampuan setiap siswa. Pendekatan instruksional dalam
manajemen kelas memandang perilaku instruksional guru agar mempunyai potensi
untuk mencapai tujuan utama manajemen kelas, yaitu mencegah timbulnya
masalah manajerial dan memecahkan masalah manajerial kelas.
5. Pendekatan Penguatan
Teori pengubahan menyatakan bahwa penguatan perilaku tertentu sejalan dengan
usaha belajar yang hasilnya memperoleh ganjaran, perilaku yang diperbuat berupa
perilaku yang disukai, perilaku tertentu yang diberi ganjaran cenderung untuk
diteruskan.
6. Pendekatan Kekuasaan Manajemen kelas diartikan sebagai suatu proses untuk
mengontrol tingkah laku anak didik. Peranan guru di sini adalah menciptakan dan
mempertahankan situasi disiplin dalam kelas. Kedisiplinan adalah kekuatan yang
menuntut kepada anak didik untuk mentaatinya. Di dalamnya ada kekuasaan dan

9
norma yang mengikat untuk ditaati anggota kelas. Melalui kekuasaan dalam
bentuk norma itu guru mendekatinya.
7. Pendekatan Ancaman
Dari pendekatan ancaman atau intimidasi, manajemen kelas berarti suatu proses
untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Pendekatan ancaman di dalam kelas
dapat di implementasikan melalui papan larangan, sindiran saat belajar, dan
paksaan kepada peserta didik yang membantah, yang semuanya di tujukan agar
peserta didik mengikuti apa yang di instruksikan oleh guru.
8. Pendekatan Kebebasan
Pendekatan kebebasan (permisif) ini menekankan perlunya memaksimalkan
kebebasan peserta didik. Tema sentral dari pendekatan ini adalah apa, kapan, dan
dimana juga guru hendaknya membiarkan peserta didik bertindak bebas sesuai
dengan yang diinginkannya. Peranan guru adalah meningkatkan kebebasan peserta
didik, sebab dengan itu akan membantu pertumbuhannya secara wajar. Campur
tangan guru hendaknya seminimal mungkin, dan berperan sebagai pendorong
mengembangkan potensi peserta didik secara penuh.
9. Pendekatan Kelompok
Pendekatan ini didasarkan pada psikologi sosial dan dinamika kelompok. Oleh
karena itu membutuhkan kemampun guru dalam menciptakan momentum yang
dapat mendorong kelompokkelompok di dalam kelas menjadi kelompok yang
produktif.
10. Pendekatan Eklektik
Pendekatan eklektik (Eclectic conselling) menunjuk pada suatu sistematika dalam
konseling yang berpegang pada pandangan teoretis dan pendekatan (approach),
yang merupakan perpaduan dari berbagai unsur yang diambil atau dipilih dari
beberapa konsepsi serta pendekatan. Konselor dalam hal ini guru yang berpegang
pada pola eklektik berpendapat bahwa mengikuti satu orientasi teoretis serta
menerapkan satu pendekatan saja terlalu membatasi ruang gerak peserta didik.
11. Pendekatan Analitik Pluralistik
Pendekatan analitik pluralistik memberi kesempatan kepada guru memilih strategi
manajemen kelas atau gabungan beberapa strategi dari berbagai pendekatan yang
mempunyai potensi terbesar mampu menanggulangi masalah manajemen kelas
dalam situasi yang telah dianalisis.
12. Pendekatan Resep
Pendekatan resep (cook book) merupakan daftar tentang hal-hal yang harus
dilakukan yang kemudian di rumuskan oleh guru dan dapat dilihat dari berbagai
sumber. Pendekatan buku masak adalah kombinasi dari berbagai pandangan, yang
terdiri dari berbagai himpunan resep bagi guru yang berbentuk rekomendasi berisi
daftar hal-hal yang harus di lakukan oleh seorang guru apabila menghadapi
berbagai tipe masalah dalam manajemen kelas.

BAB 4 PROSEDUR MANAJEMEN KELAS

Prosedur manajemen kelas merupakan serangkaian langkah kegiatan manajemen kelas


yang dilakukan agar tercipta kondisi kelas yang optimal supaya proses pembelajaran dapat
berlangsung secara efektif dan efisien. Kegiatankegiatan manajemen kelas mengacu pada
tindakan pencegahan (preventif) dan tindakan penyembuhan (kuratif). Tindakan
pencegahan merupakan terapi yang tepat sebelum munculnya tingkah laku yang dapat
mengganggu kondisi belajar mengajar. Keberhasilan dalam tindakan pencegahan

10
merupakan salah satu indikator keberhasilan manajemen kelas. Konsekuensinya adalah
guru dalam menentukan langkah-langkah dalam rangka manajemen kelas yang efektif dan
efisien untuk jangka pendenk ataupun jangka panjang. Adapun prosedur manajemen kelas
dimensi pencegahan sebagai berikut:

1. Peningkatan Kesadaran Diri sebagai Guru


Peningkatan kesadaran diri sebagai guru merupakan hal yang paling strategis dan
mendasar karena dengan adanya rasa kesadaran diri sebagai guru akan mampu
meningkatkan rasa tanggung jawab dan rasa memiliki yang menjadi modal dasar
dalam melaksanakan tugasnya.
2. Peningkatan Kesadaran pada Siswa Interaksi positif antara guru dan siswa dalam
proses pembelajaran terjadi apabila dua kesadaran (kesadaran guru dan siswa)
bertemu. Kurangnya kesadaran pada siswa akan menumbuhkan sikap suka marah,
mudah tersinggung, yang memungkinkan siswa melakukan tindakan-tindakan tidak
terpuji yang dapat mengganggu kondisi optimal yang telah terbangun pada proses
belajar mengajar.
3. Sikap Polos dan Tulus dari Guru
Sikap ini mengandung makna bahwa guru dalam segala tindakannya tidak boleh
berpura-pura, bersikap dan bertindak apa adanya. Sikap polos, tulus hati, jujur dan
terbuka adalah modal penting untuk menciptakan kondisi yang optimal untuk
memberikan pembelajaran pada siswa. Sikap ini mengandung makna bahwa guru
dalam segala tindakannya tidak boleh berpura-pura dalam bersikap dan harus
bertindak apa adanya.
4. Mengenal dan Menemukan Alternatif Manajemen Kelas
Seorang guru harus mampu mengidentifikasi berbagai penyimpangan tingkah laku
siswa yang sifatnya individual maupun kelompok, termasuk penyimpangan yang
disengaja maupun tidak disengaja. Guru juga harus mengenal berbagai pendekatan
yang paling tepat. Selain itu, sebagai guru juga perlu belajar dari pengalaman guru-
guru lainnya yang gagal atau berhasil, hal ini dimaksudkan agar guru dapat mencari
alternatif yang bervariasi dan tepat dalam menangani berbagai masalah manajemen
kelas.
5. Menciptakan Kontrak Sosial
Pada dasarnya kontrak sosial diciptakan sangat berkaitan dengan standar tingkah
laku yang diharapkan seraya memberi gambaran tentang fasilitas beserta
keterbatasannya dalam memenuhi kebutuhan siswa. Standar tingkah laku dibentuk
melalui kontrak sosial antara guru dan siswa. Untuk mengelola kelas, norma berupa
kontrak sosial atau daftar aturan, tata tertib dengan sanksinya yang mengatur
kehidupan di dalam kelas, perumusannya harus dibicarakan atau disetujui bersama
oleh guru dan siswa (Afriza, 2014).

Dalam kegiatan manajemen kelas, pelanggaran yang sudah terlanjur dilakukan


peserta didik perlu ditanggulani dengan tindakan penyembuhan baik secara
individual maupun secara kelompok. Kegiatan yang bersifat penyembuhan dapat
mengikuti langkahlangkah berikut ini:
1) Mengidentifikasi Masalah
Pada tahapan ini seorang guru harus melakukan kegiatan untuk mengenal
dan mengetahui masalah-masalah manajemen kelas yang timbul dalam
suatu kelas. Kemudian mengidentifikasi jenis-jenis penyimpangan,
sekaligus mengetahui latar belakang yang membuat siswa melakukan

11
penyimpangan perilaku.
2) Menganalisis Masalah
Seorang guru harus menganalisis penyimpangan pada siswa dan
menyimpulkan latar belakang terjadinya penyimpangan tingkah laku dan
sumber-sumber dari penyimpangan itu. Setelah ditemukan penyimpangan,
guru menentukan alternatif-alternatif penanggulangan atau penyembuhan
dari penyimpangan tersebut.
3) Menilai Alternatif-Alternatif Pemecahan
Pada tahapan ketiga ini guru menilai dan memilih alternatif pemecahan
berdasarkan sejumlah alternatif yang telah tersusun. Sesudah terpilih
alternatif pemecahan yang dianggap tepat, selanjutnya guru
mengaplikasikan alternatif pemecahan itu.
4) Mendapatkan Kilas Balik Pada tahapan keempat ini guru melakukan
kegiatan kilas balik. Tujuannya untuk menilai keampuhan pelaksanaan dari
alternatif pemecahan yang dipilih untuk mencapai sasaran yang sesuai
dengan yang direncanakan. Kegiatan kilas balik dilakukan oleh guru dalam
bentuk pertemuan dengan siswa, diusahakan dengan penuh ketulusan,
semata-mata untuk perbaikan dan kepentingan siswa dan sekolah. Selain
itu, perlu disikapi perilaku guru pada saat pertemuan tersebut (Carolyn,
2011).

12
BAB III
PEMBAHASAN

A. Buku Utama
Pada buku utama ini membahas terlebih dahulu tentang pengertian manajemen kelas
lalu fungsi, prinsip, pengaruh dan pada buku ini membahas aspek serta strategi manajemen
kelas yang mana pada buku ini mengungkapkan bahwa terdapat bahwa paling tidak ada
empat kategori strategi dalam manajemen kelas yang berpengaruh terhadap hubungan
timbal balik, yaitu:

(1) Berfokus pada guru,


(2) Pada perilaku siswa,
(3) Pada perkembangan sosial-emosional siswa, dan;
(4) Pada hubungan guru-siswa.

Berfokus pada perkembangan sosialemosional siswa tampaknya memiliki kontribusi


terbesar terhadap efektivitas intervensi, khususnya pada hasil sosialemosional. Dan Pada
buku utama ini mengemukakan bahwa Prosedur manajemen kelas merupakan pedoman
yang dapat dipakai oleh pendidik dalam mengelola kelas. Ada beberapa prosedur yang
harus dipahami pendidik, yaitu:

a) Berbagai pendekatan manajemen kelas potensial (pendekatan perilaku, suasana


sosio-emosional, dan proses kelompok);
b) Pemilihan pendekatan yang sesuai dengan masalah yang terjadi;
c) Ketepatan dalam melakukan analisis masalah;
d) Pemilihan strategi yang tepat untuk menghadapi masalah yang terjadi.

Pada buku utama ini menyimpulkan bahwa Manajemen kelas adalah mengelola
suasana kelas semaksimal mungkin agar siswa merasa nyaman dan senang selama
berlangsungnya proses belajar mengajar. Oleh karena itu, kualitas belajar seorang siswa,
seperti pencapaian hasil yang optimal, dan kompetensi dasar yang diharapkan dapat
dicapai secara memadai dan memuaskan. Selain itu, pemimpin kelas menciptakan dan
memelihara suasana di dalam kelas agar kegiatan kelas dapat dilakukan secara efektif dan
efisien.

B. Buku Pembanding
Pada buku pembanding ini membahas terlebih dahulu tentang pengertian manajemen,
kemudian pengertian kelas pada buku pembanding ini lalu tentang pengertian manajemen
kelas yang mana pada buku ini menjelaskan bahwa manajemen kelas adalah suatu upaya
yang dilakukan oleh guru sebagai manajer kelas dalam mengelola siswa yang berada
didalam ruangan kelas yang dilakukan untuk merancang atau mendesain sehingga mampu
menciptakan dan juga mempertahankan suasana kelas yang menyenangkan, serta
menimbulkan motivasi belajar untuk peserta didik. Manajemen kelas dapat memberikan

13
kontribusi yang positif bagi keefektifan proses pembelajaran, maka guru harus mampu
menciptakan dan menginovasi kondisi kelas dengan sebaik mungkin. Usaha ini akan
efektif apabila guru memahami secara tepat faktor yang mendukung terciptanya kondisi
belajar yang efektif dengan menganalisis masalah-masalah yang akan timbul dalam
manajemen kelas.

Pada buku ini menjelaskan terkait Prosedur manajemen kelas , yang mana Prosedur
manajemen kelas merupakan serangkaian langkah kegiatan manajemen kelas yang
dilakukan agar tercipta kondisi kelas yang optimal supaya proses pembelajaran dapat
berlangsung secara efektif dan efisien. Kegiatankegiatan manajemen kelas mengacu pada
tindakan pencegahan (preventif) dan tindakan penyembuhan (kuratif).

C. Kelebihan dan Kekurangan Kedua Buku


Buku Kelebihan Kekurangan
Utama 1. Pada buku ini membahas secara 1. Setiap bab terdapat
langsung pengertian manajemen daftar pustaka yang
kelas mana hal ini bisa
2. Buku terfokus membahas dikategorikan menyia-
tentang manajemen kelas dari segi nyiakan halaaman.
konsep serta strategi
3. Pada buku juga membahas
tentang memotivasi belajar siswa
Pembanding 1. Pada buku ini membahas 1. Buku ini sudah
terlebih dahulu apaitu ccukup baik
manajemen dan apaitu kelas.
2. Pada buku ini terfokus
membahas tentang manajemen
kelas yang Menciptakan Iklim
Belajar Menyenangkan
3. Pada buku juga membahas
tentang hambatan dalam
manajemen kelas
4. Buku ini cukup relevan dengan
yang terjadi dilapangan

14
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Isi dari kedua buku cukup baik dan bisa menjadi reverensi , namun dalam
pengertian manajemen kelas kedua buku memiliki sedikit perbedaan yang mana pada
buku utama Manajemen kelas adalah mengelola suasana kelas semaksimal mungkin
agar siswa merasa nyaman dan senang selama berlangsungnya proses belajar mengajar.
Oleh karena itu, kualitas belajar seorang siswa, seperti pencapaian hasil yang optimal,
dan kompetensi dasar yang diharapkan dapat dicapai secara memadai dan memuaskan.
Namun pada buku pembanding manajemen kelas adalah suatu upaya yang dilakukan
oleh guru sebagai manajer kelas dalam mengelola siswa yang berada didalam ruangan
kelas yang dilakukan untuk merancang atau mendesain sehingga mampu menciptakan
dan juga mempertahankan suasana kelas yang menyenangkan, serta menimbulkan
motivasi belajar untuk peserta didik. Dari keduz pengertian manajemen kelas ini
memiliki tujuan yang sama.

B. Rekomendasi
Dalam penulisan ini penulis menyadari masih terdapat kekurangan oleh sebab itu
kritik dan saran yang memdukung dibutuhkan untuk penulisan yang lebih bak lagi
kedepannya

15
DAFTAR PUSTAKA
Andri Kurniawan, d. (2022). MANAJEMEN KELAS. Padang: PT GLOBAL EKSEKUTIF
TEKNOLOGI.

Rusi Rusmiati Aliyyah, d. (2022). MANAJEMEN KELAS Strategi Guru dalam


Menciptakan Iklim Belajar Menyenangkan. Bogor: Penerbit Samudra Biru (Anggota
IKAPI).

16

Anda mungkin juga menyukai