Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL BOOK

REVIEW

MK. KETERAMPILAN
DASAR SD

PRODI S1 PGSD-FIP

MANAJEMEN PENDIDIKAN INKLUSIF


(Aldjon Dapa, 2007)

Nama Mahasiswa : Robi Agape Barus

NIM : 1172111054

Jurusan: Pendidikan Pra dan Sekolah Dasar

Program Studi: Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Kelas: C Reguler 2017

Dosen Pengampu: Dra. Eva Betty S, M.Pd

Mata Kuliah: Keterampilan Dasar SD

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN – UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

OKTOBER 2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena atas
rahmat dan kasih sayangNYa sehingga saya dapat membuat dan menyelesaikan tugas critical
book report mata kuliah Keterampilan Dasar SD yang membahas tentang Manajemen
Pendidikan Iklusif. Terima kasih juga saya ucapkan kepada bapak dosen pengampu yang
telah membimbing dan memberi bahan kepada saya untuk menyelesaikan tugas critical book
report ini.
Harapan saya hasil dari critical book report ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya.Sebagai manusia biasa,tentu tugas ini masih jauh dari kesempurnaan,oleh sebab
itu dengan tangan terbuka saya menginginkan kritik dan saran dari bapak dosen pengampu
maupun dari para pembaca,untuk kebaikan dan kesempurnaan pembuatan critical book report
selanjutnya.
Sekian dan terima kasih.

Medan, Oktober 2017

Penyusun
Robi Agape Barus
1172111054

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 1
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
A. A. Rasionalisasi Pentingnya CBR............................................................................. 3
B. B. Tujuan Penulisan CBR.......................................................................................... 3
C. C. Manfaat CBR.........................................................................................................3
D. D. Identitas Buku....................................................................................................... 3

BAB II RINGKASAN BUKU


A. Bab I........................................................................................................................ 4
B. Bab II......................................................................................................................... 4
C. Bab III........................................................................................................................ 5
D. Bab IV....................................................................................................................... 5
E. Bab V........................................................................................................................ 6
F. Bab VI....................................................................................................................... 6
G. Bab VII..................................................................................................................... 7
H. Bab VIII................................................................................................................... 7
I. Bab IX...................................................................................................................... 8
J. Bab X....................................................................................................................... 8
K. Bab XI..................................................................................................................... 8
L. Bab XII.................................................................................................................... 9
M. Bab XIII.................................................................................................................. 9

BAB III PEMBAHASAN


A. Kelebihan dan Kekurangan Buku............................................................................ .. 10
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................................ 11
B. Rekomendasi............................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ . 12

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR


Sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami.
Terkadang kita memilih satu buku,namun kurang memuaskan hati kita. Misalnya dari segi
informasi yang terkandung di dalamnya.
Oleh karena itu, penulis membuat Critical Book Review ini untuk mempermudah
pembaca dalam memilih buku referensi.Selain itu, salah satu faktor yang melatarbelakangi
penulis mereview buku ini adalah agar kita bisa berpikir kritis dan mengetahui kelebihan dan
kekurangan dari sebuah buku.

B. Tujuan Penulisan CBR


Critical Book Review ini bertujuan :
a. Mengulas isi sebuah buku.
b. Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam buku.
c. Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh setiap bab
dari buku.

C. Manfaat CBR
a. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling
b. Untuk menambah pengetahuan para pembaca
c. Memudahkan pembaca dalam memahami isi dari buku
d. Menambah wawasan penulis
e. Melatih penulis berpikir kritis

D. Identitas Buku Yang Direview:

1. Judul : Manajemen Pendidikan Inklusif


2. Edisi : Cetakan Pertama
3. Pengarang : Aldjon Dapa, S.Pd., M.Pd
4. Penerbit : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
5. Kota Terbit : Jakarta
6. Tahun terbit : 2007
7. ISBN : 9786020888958
8. Ukuran Buku : 12 cm x 19 cm
9. Jumlah Halaman : xvi + 108 hlm

3
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

Bab I

Pendahuluan

A.Latar Belakang

Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) merupakan individu yang secara empiris masih
dapat diberdayakan lewat pendidikan.Dengan karakteristik mereka yang spesifik maka
layanan pendidikan bagi mereka juga harus dapat menyesuaikan dengan mereka.Salah satu
kendala yang paling menonjol adalah aspek sosialisasi ABK.Menjadi bukti yang paling
kelihatan adalah walaupun mereka telah mengikuti pendidikan sesuai dengan jenjang
pendidikan formal yang ada, tetapi ketika mereka kembali ke lingkungan sesungguhnya,
masih terdapat berbagai penolakan bagi mereka untuk dapat eksis sebagaimana anggota
masyarakat yang lain.

B.Sistematika dan Ruang Lingkup

Sebagaimana yang telah dikemukakan bahwa sasaran penulisan buku ini adalah
untuk membantu para calon guru dan dosen, bahkan masyarakat secara umum dalam hal
memahami dan mengenal lebih jauh tentang manajemen pendidikan bagi Anak Berkebutuhan
Khusus serta berbagai upaya strategis pelaksanaan program pendidikan inklusif.

Bab II

Manajemen Pendidikan Nasional

A.Teori-Teori Manajemen Pendidikan

1.Pengertian Manajemen Pendidikan

Pidarta (2000:4) mendefinisikan Manajemen Pendidikan adalah aktivitas


memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam mencapai tujuan pendidikan
yang telah ditentukan sebelumnya.Depdiknas (2000:23) mendefinisikan Manajemen
Pendidikan sebagai upaya seseorang untuk mengerahkan dan memberi kesempatan kepada
orang lain untuk melaksanakan pekerjaan secara efektif dan menerima pertanggungjawaban
pribadi untuk mencapai pengukuran hasil yang ditetapkan.Jadi manajemen pendidikan dapat
didefinisikan sepengorganisasian, pengelolaan, dan pengawasan, dengan mendayagunakan
sumber-sumber yang ada, baik sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya berupa
material demi tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

4
2.Fungsi-Fungsi Manajemen

Fungsi manajemen yang sering digunakan adalah: Perencanaan, pengorganisasian,


pengelolaan, pengawasan, dan pengevaluasian

B.Paradigma Baru Manajemen Pendidikan Nasional

Paradigma baru manajemen pendidikan, juga didorong berbagai latar dan alasan
tentang banyaknya masalah pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia seperti: kesempatan
mendapatkan pendidikan masih terbatas, kebijakan pendidikan nasional yang masih bersifat
sentralistik dan menekankan keseragaman, serta anggaran pendidikan yang belum memadai.

C.Penerapan Paradigma Baru Manajemen Di Sekolah

Salah satu penerapan paradigma baru manajemen pendidikan pada jenjang


pendidikan dasar menengah dan umum adalah implementasi sistem manajemen berbasis
sekolah atau disebut Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) sebagai Manajemen
Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS).Peningkatan mutu pendidikan dikelola
langsung oleh sekolah tersebut , baik di sekolah tingkat dasar, tingkat menengah maupun
umum.

Bab III

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

A.Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus

Pada saat ini manusia dipandang sebagai makhluk bhinneka (individual differences)
kecacatan atau keunggulan adalah suatu bentuk kebhinnekaan atau keragaman
manusia.Dengan pandangan semacam itu pembedaan anak ke dalam kelompok normal dan
berkelainan menjadi tidak relevan lagi.Lebih-lebih jika diperhatikan adanya individu-individu
cacat yang mampu meraih prestasi tingkat dunia, pembedaan antara cacat dan normal nampak
semakin tidak relevan lagi.

Konsep tentang anak-anak dengan kebutuhan pendidikan khusus yang pada saat ini
di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan anak luar biasa, terlebih dahulu perlu dipahami
tentang beberapa konsep yang memiliki makna yang sepadan untuk subjek yang sama.WHO
mengembangkan tiga istilah yang berbeda yaitu; (1) Impairment, yang merujuk pada kelainan
atau kekurangan, (definity) secara organik yaitu hilangnya atau adanya abnormalitas dari

5
struktur atau fungsi psikologis, fisiologis maupun anatomis baik yang bersifat menetap
maupun yang tidak menetap; (2) Disability, lebih merujuk pada keterbatasan-keterbatasan
performance suatu aktivitas sebagai akibat dari adanya suatu gangguan (impairment), dalam
perilaku kehidupan yang dianggap normal.Ini berhubungan dengan usia dan kebudayaan lain;
dan (3) Handicap, lebih merujuk pada anak-anak yang mengalami impairment atau disability
sebagai akibat dari faktor-faktor sosial di luar kontrol individu sehingga individu tersebut
kurang mampu untuk menampilkan suatu peranan sosial yang esensial (Lynch, 1994).

Bab IV

Berubah Untuk Mengubah

Fenomena aktual di dunia pendidikan formal tampak memprihatinkan dan perlu


mendapat perhatian, yakni situasi ketidakmampuan insan terdidik dalam memenuhi
kebutuhan-kebutuhan pokoknya.Banyak lulusan sekolah yang menganggur atau tidak bekerja
hingga akhirnya bermasalah dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya yang sangat
pokok sekalipun.Penyebab dari keadaan itu adalah ketidakmampuan manusia itu mengenali
diri dan potensi pikirannya dengan baik.Akibatnya ia tidak mampu menghasilkan karsa dan
karya.Seperti telah disinggung di atas, pemenuhan kebutuhan manusia memerlukan proses
atau tindakan untuk bekerja melakukan sesuatu.Jadi,ketika pikiran tidak dimaksimalkan dan
ketika seseorang tidak mengetahui potensi dirinya maka karsa dan karya pun tidak maksimal
dan bahkan bisa nol.

Perlu refleksi mendalam dan perbaikan komitmen menjadi manusia yang berubah
dan kelak mampu melakukan perubahan demi hidup yang terpenuhkan.Modal pokok untuk
mengubah ketidakmampuan menjadi kemampuan adalah dengan mengoptimalkan
pikiran.Pada situasi inilah pendidikan menjadi proses pemanusiaan manusia atau
pembangunan manusia.Bila sekarang ini banyak lulusan yang menganggur berarti juga
kegiatan pendidikan di lembaga pendidikan formal telah gagal melaksanakan tugasnya, yakni
memenuhi cita-cita untuk mencerdaskan dan membaikkan.Tak ada gunanya penambahan
jumlah lembaga pendidikan dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi bila tak diikuti oleh
komitmen untuk menjamin optimalisasi pemanfaatan fungsi pikiran manusia.Artinya lulusan
dunia pendidikan mestinya tidak menganggur, namun bekerja, bekerja dan bekerja sebagai
dampak positif dari kegiatan pendidikan yang diterimanya.Dalam kondisi inilah, baik
pendidik maupun pengelola pendidikan harus bersinergi dan berkomitmen untuk berubah dan
berbenah.

Bab V

Berani Berubah, Berani Berbeda

Perubahan sangat diinginkan terjadi dalam pengelolaan tugas pendidikan itu, tugas
persekolahan kita, cara dan strategi pembelajaran, serta program-program pendidikan harus
diarahkan pada pemantapan kualitas ilmu pengetahuan dan kualitas personalitas.Perubahan
itu harus dilakukan secara keras, kencang dan penuh resiko dengan merombak atau

6
membongkar kebiasaan atau cara-cara lama yang tidak konstruktif, zona aman, dan
penolakan akan kritik, serta meninggalkan perasaan-perasaan takut untuk mengawali
perubahan dan perbaikan diri karena takut diancam, disingkirkan, dan tak dapat perhatian,
melainkan berani untuk menanggung resiko pahit dan berbeda dari orang banyak, karena
pilihan untuk berprinsip, berkomitmen dan berkesungguhan membumikan kebenaran dan
karakter mulia sesuai dengan teladan iman yang dianut.

Bab VI

Demi Pribadi Berkarakter

Pendidikan adalah salah satu pilar utama dalam membangun suatu bangsa yang lebih
baik.Cara yang lebih tepat adalah menambahkan pendidikan karakter di lembaga-lembaga
pendidikan.Apabila selama ini pendidikan lebih menekankan pada bidang ilmu pengetahuan
dan sains, maka saatnya pendidikan karakter ditempatkan sebagai landasan dalam
mewujudkan visi pembangunan nasional: mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia,
bermoral, beretika, berbudaya dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila.

Pendidikan karakter juga sekaligus menjadi upaya mendukung perwujudan cita-cita


yang diamanatkan oleh Panasila dan Pembukaan UUD 1945.Berbagai persoalan yang
dihadapi bangsa kita dewasa ini semakin mendorong upaya dan semangat pemerintah untuk
memprioritaskan pendidikan karakter sebagai “Dasar Pembangunan Pendidikan”.Pendidikan
akan melahirkan generasi penerus bangsa yang bermutu, berakhlak mulia, beretika, bermoral,
berbudaya serta berkepribadian positif demi mengembangkan jati diri pribadi dan bangsa kita
sendiri.Pendidikan karakter mencakup pendidikan nilai, budi pekerti, moral, watak yang
bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-
buruk, memelihara apa yang baik dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari
dengan sepenuh hati.

Bab VII

Pendidik Yang Mendidik

Proses pendidikan merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia.Guru adalah pendidik yang bukan sekedar menyampaikan materi pelajaran di
sekolah, melainkan juga harus menghadirkan diri secara utuh dihadapan anak
didiknya.Mendidik bisa terjadi dan bisa dilakukan di mana saja, bahkan ketika bertemu dan
bersua dengan para siswa di luar kelas.Guru adalah pendidik yang bertugas
mendidik.Aktifitas mendidik itu tampak ketika seorang guru melakukan pembinaan sikap dan
tingkah laku para sisswa agar mereka menjadi manusia yang baik dan berguna bagi
orangtua,masyarakat,nusa,bangsa,dan agama.Tidak semua orang bisa menjadi pendidik
apabila orang yang bersangkutan tak mampu menunjukkan bukti dan kriteria yang telah
ditetapkan.Untuk hal itu seorang pendidik haruslah memiliki kompetensi untuk menjadi

7
seorang pendidik, seperti yang tertera pada undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang
guru dan dosen.Pada pasal 10 undang-undang tersebut disebutkan bahwa kompetensi guru
meliputi,kompetensi pedagogik, kepribadian, social dan profesional yang diperoleh dari
pendidikan profesi.

Pada dasarnya guru memiliki kedudukan yang amat sangat menentukan bagi
perkembangan peserta didik.Sebagai pendidik, guru menjadi nahkoda yang akan
mengkomandoi para peserta didik dalam mengarungi lautan kehidupan.Apabila sang nahkoda
memberikan instruksi yang salah, maka akibatnya sangatlah fatal.Kapal akan tersesat dan
melenceng jauh dari tujuan, bahkan bisa karam sebelum mencapai tujuan.Untuk itu
kompetensi guru seperti yang sudah disebutkan di atas haruslah dimiliki oleh seorang guru
yang notabene adalah pendidik dari para peserta didik.

Bab VIII

Pendidik Yang Disukai Anak Didik

Dalam menjalankan tugas pendidikan di sekolah, seorang pendidik diandaikan


memiliki berbagai kompetensi seperti kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian dan
kompetensi sosial.Ia harus mampu menginspirasi anak didik hingga potensi diri dan akhlak
mereka bertumbuh dengan baik.Beberap tips agar pendidik disukai anak didik mereka dalam
pelaksanaan tugas pendidikan yakni:

1) Friendly,pendidik yang mudah bergaul atau bersahabat tanpa membedaka-bedakan


siswa.
2) Tanggap,pendidik mengerti kebutuhan anak didik dalam kelas, menyahuti anak didik
sedapat mungkin sesuai dengan keinginannya.
3) Peduli dan responship,pendidik mengetahui situasi dan perkembangan kepribadian
siswa.
4) Memberi Pujian,sedapat mungkin pendidik memberikan pujian positif atas perilaku
anak didik baik di dalam kelas dan di luar kelas.
5) Fokus, fokus dalam kegiatan proses belajar mengajar.
6) Membangun semangat dan kepercayaan, pendidik dalam melaksanakan tugasnya
harus menyemangati anak didik dan membangun kepercayaan diri anak didik.
7) Lembut dan hangat, pendidik dalam berkomunikasi dengan anak didik berlaku lembut
dan perhatian.
8) Berpenampilan Menarik, pendidik harus memperhatikan penampilan dirinya.
9) Sabar dan terus sabar, pendidik dituntut untuk selalu sabar.

Bab IX

Guru Yang Kontributif

8
Guru yang kontributif adalah seorang guru yang turut aktif memberikan kontribusi
bagi kebaikan pendidikan yang sudah ada.Guru yang konrtibutif sangat dibutuhkan saat ini
guna menunjang perbaikan pendidikan menjadi lebih baik lagi.

Bab X

Tanggung Jawab Sekolah Dalam Membentuk Karakter Siswa

Karakter (KBBI, 2008:623) adalah sifat atau ciri kejiwaan, akhlak atau budi pekerti
yang membedakan seseorang dari yang lain.Menurut Kemendiknas karakter adalah cara
berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan berkerjasama
baik dalam keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara.Karakter merupakan nilai-nilai perilaku
manusia yang berhubungan dengan Tuhan, diri sendiri dan sesama yang terwujud dalam
pikiran, sikap perasaan, perkataan dan perbuatan sesuai dengan norma-norma agama, hukum,
tata krama, budaya dan adat istiadat yang berlaku.Menurut Ratna Megawangi ada 9 pilar
karakter yang harus ditumbuhkan dalam diri siswa, yaitu: (1) cinta pada Allah, dengan
segenap ciptaanNya; (2) kemandirian dan tanggung jawab; (3) kejujuran, bijaksana; (4)
hormat, santun; (5) dermawan, suka menolong, gotong royong; (6) percaya diri, kreatif,
bekerja keras; (7) kepemimpinan, keadilan; (8) baik hati, rendah hati; (9) toleransi,
kedamaian, kesatuan.

Bab XI

Tanggung Jawab Guru Dalam Membentuk Karakter Siswa

Tugas dan tanggung jawab utama guru (bersama dengan orang tua, pemerintah dan
masyarakat) adalah membentuk siswa berkarakter.Tugas dan tanggung jawab itu terlihat
nyata dalam tugas pengajaran di sekolah, di mana ia menghabiskan waktu untuk berinteraksi
dengan siswa, mengenal dan memberi penilaian yang terukur untuk perilaku siswa-
siswinya.Maka guru yang mampu “melahirkan” anak didik berkarakter adalah guru yang
super, yang mampu memahami aspek kepribadiaannya.Tugas Guru oleh karenanya bukanlah
sebatas mentransfer ilmu pengetahuan, melainkan sebagai pendidik, pembimbing, pengarah
agar siswa memiliki keunggulan pengetahuan dan bermoral terpuji.

Bab XII

Generasi Implikatif

Generasi implikatif adalah generasi yang mampu menghasilkan nilai ekonomi atau
memiliki manfaat bagi kehidupan.Pendeknya, generasi implikatif itu selalu memiliki
keterampilan tertentu untuk ia salurkan bagi kehidupan.Sebagaimana kita tahu bahwa tujuan
pendidikan adalah melahirkan insan cerdas yang memiliki keahlian, pengetahuan dan

9
keterampilan di bidang yang digeluti untuk selanjutnya ia implementasikan lewat sikap dan
tindakannya.Itulah kontribusinya bagi kehidupan di mana pun ia berada.

Bab XIII

Pendidikan Yang Mempersatukan

Kesatuan dan persatuan masyarakat bangsa Indonesia adalah suatu keharusan agar keutuhan
Negara terpelihara.Bhineka Tunggal Ika yaitu berbeda-beda tetapi tetap satu juga menjadi
obat mujarab meramu spirit kesatuan dan persatuan bangsa.Tak ada lagi minoritas dan
mayoritas; yang ada hanyalah spirit persaudaraan dan kebersamaan; sementara perbedaan
harus dijadikan perekat.Lembaga pendidikan harus berada di garis terdepan dalam
menyemaikan nilai persatuan dan kesatuan, karena output dari pendidikan adalah insan
terdidik yang siap mewujudkan kehidupan masyarakat yang lebih nyata.

10
BAB III

PEMBAHASAN

A.Kelebihan dan Kekurangan Buku

Kelebihan

1. Cover atau sampul dari buku cukup menarik perhatian pembaca sehingga pembaca
memiliki rasa gairah yang tinggi untuk membaca buku ini, warna yang cerah sangat
mendukung penampilan buku ini menjadi sangat menarik.
2. Menggunakan bahasa yang cukup mudah dimengerti, sehingga pesan yang ada di dalam
buku Guru, Manusia Kaya Arti ini bisa tersampaikan dengan jelas.
3. Sistematika penulisan buku bagus
4. Penjelasan setiap bab jelas
5. Tata letak (layout) buku yang bagus
6. Penggunaan judul buku yang bagus sehingga menimbulkan rasa penasaran setiap orang
yang melihatnya
7. Font yang digunakan bagus dan jelas
8. Terdapat kata-kata mutiara di setiap akhir bab sangat bagus untuk memotivasi kita
menjadi manusia yang lebih baik lagi

Kekurangan

1. Terlalu banya kata-kata sambutan di bagian awal halaman, sehingga memungkinkan


pembaca merasa cepat bosan dengan buku tersebut.
2. Terkadang ada kata-kata yang menggunakan istilah yang sulit untuk dipahami.
3. Pengulangan informasi sering kali terjadi pada bab-bab berikutnya.
4. Pembahasan setiap bab terlalu panjang sehingga membuat pembaca merasa cepat bosan

11
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dunia pendidikan sangat membutuhkan manusia kaya arti.Tentu saja agar ia mampu
melahirkan anak didik yang kaya arti pula.Mengapa? sebab keteladanan hidup sebagai
insan pendidikan justru tumbuh di atas penghayatan dan pemaknaan seseorang atas
hidupnya.Seorang pendidik, dalam hal ini adalah guru harus kaya arti.Ia harus kaya
perbuatan-perbuatan positif dan itu ditunjukkannya lewat kehadirannya dalam pergaulan
sosial.Di sana lah kompetensi sosial kepribadian guru terlihat jelas.Saat inilah seorang
guru digolongkan sebagai manusia kaya arti.Di level inilah guru menyadari bahwa
hidupnya sungguh berharga dan memberi arti bagi yang lain: bagi keluarga, tempat kerja,
atau organisasi tempat ia bernaung.Setiap insan pendidik akan menjadi manusia kaya arti
hanya apabila ia berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, terutama dengan pribadi-
pribadi positif yang kemudian turut membangun dirinya.

B. Rekomendasi

Mungkin akan jauh lebih baik apabila mengunakan kata-kata yang sederhana guna
mencapai pemahaman yang lebih baik.

12
DAFTAR PUSTAKA

Dapa, Aldjon.(2007). Manajemen Pendidikan Inklusif .Jakarta: Direktorat Jenderal


Pendidikan Tinggi

13

Anda mungkin juga menyukai