REVIEW
MK. KETERAMPILAN
DASAR SD
PRODI S1 PGSD-FIP
NIM : 1172111054
MEDAN
OKTOBER 2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena atas
rahmat dan kasih sayangNYa sehingga saya dapat membuat dan menyelesaikan tugas critical
book report mata kuliah Keterampilan Dasar SD yang membahas tentang Manajemen
Pendidikan Iklusif. Terima kasih juga saya ucapkan kepada bapak dosen pengampu yang
telah membimbing dan memberi bahan kepada saya untuk menyelesaikan tugas critical book
report ini.
Harapan saya hasil dari critical book report ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya.Sebagai manusia biasa,tentu tugas ini masih jauh dari kesempurnaan,oleh sebab
itu dengan tangan terbuka saya menginginkan kritik dan saran dari bapak dosen pengampu
maupun dari para pembaca,untuk kebaikan dan kesempurnaan pembuatan critical book report
selanjutnya.
Sekian dan terima kasih.
Penyusun
Robi Agape Barus
1172111054
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 1
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
A. A. Rasionalisasi Pentingnya CBR............................................................................. 3
B. B. Tujuan Penulisan CBR.......................................................................................... 3
C. C. Manfaat CBR.........................................................................................................3
D. D. Identitas Buku....................................................................................................... 3
2
BAB I
PENDAHULUAN
C. Manfaat CBR
a. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling
b. Untuk menambah pengetahuan para pembaca
c. Memudahkan pembaca dalam memahami isi dari buku
d. Menambah wawasan penulis
e. Melatih penulis berpikir kritis
3
BAB II
Bab I
Pendahuluan
A.Latar Belakang
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) merupakan individu yang secara empiris masih
dapat diberdayakan lewat pendidikan.Dengan karakteristik mereka yang spesifik maka
layanan pendidikan bagi mereka juga harus dapat menyesuaikan dengan mereka.Salah satu
kendala yang paling menonjol adalah aspek sosialisasi ABK.Menjadi bukti yang paling
kelihatan adalah walaupun mereka telah mengikuti pendidikan sesuai dengan jenjang
pendidikan formal yang ada, tetapi ketika mereka kembali ke lingkungan sesungguhnya,
masih terdapat berbagai penolakan bagi mereka untuk dapat eksis sebagaimana anggota
masyarakat yang lain.
Sebagaimana yang telah dikemukakan bahwa sasaran penulisan buku ini adalah
untuk membantu para calon guru dan dosen, bahkan masyarakat secara umum dalam hal
memahami dan mengenal lebih jauh tentang manajemen pendidikan bagi Anak Berkebutuhan
Khusus serta berbagai upaya strategis pelaksanaan program pendidikan inklusif.
Bab II
4
2.Fungsi-Fungsi Manajemen
Paradigma baru manajemen pendidikan, juga didorong berbagai latar dan alasan
tentang banyaknya masalah pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia seperti: kesempatan
mendapatkan pendidikan masih terbatas, kebijakan pendidikan nasional yang masih bersifat
sentralistik dan menekankan keseragaman, serta anggaran pendidikan yang belum memadai.
Bab III
Pada saat ini manusia dipandang sebagai makhluk bhinneka (individual differences)
kecacatan atau keunggulan adalah suatu bentuk kebhinnekaan atau keragaman
manusia.Dengan pandangan semacam itu pembedaan anak ke dalam kelompok normal dan
berkelainan menjadi tidak relevan lagi.Lebih-lebih jika diperhatikan adanya individu-individu
cacat yang mampu meraih prestasi tingkat dunia, pembedaan antara cacat dan normal nampak
semakin tidak relevan lagi.
Konsep tentang anak-anak dengan kebutuhan pendidikan khusus yang pada saat ini
di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan anak luar biasa, terlebih dahulu perlu dipahami
tentang beberapa konsep yang memiliki makna yang sepadan untuk subjek yang sama.WHO
mengembangkan tiga istilah yang berbeda yaitu; (1) Impairment, yang merujuk pada kelainan
atau kekurangan, (definity) secara organik yaitu hilangnya atau adanya abnormalitas dari
5
struktur atau fungsi psikologis, fisiologis maupun anatomis baik yang bersifat menetap
maupun yang tidak menetap; (2) Disability, lebih merujuk pada keterbatasan-keterbatasan
performance suatu aktivitas sebagai akibat dari adanya suatu gangguan (impairment), dalam
perilaku kehidupan yang dianggap normal.Ini berhubungan dengan usia dan kebudayaan lain;
dan (3) Handicap, lebih merujuk pada anak-anak yang mengalami impairment atau disability
sebagai akibat dari faktor-faktor sosial di luar kontrol individu sehingga individu tersebut
kurang mampu untuk menampilkan suatu peranan sosial yang esensial (Lynch, 1994).
Bab IV
Perlu refleksi mendalam dan perbaikan komitmen menjadi manusia yang berubah
dan kelak mampu melakukan perubahan demi hidup yang terpenuhkan.Modal pokok untuk
mengubah ketidakmampuan menjadi kemampuan adalah dengan mengoptimalkan
pikiran.Pada situasi inilah pendidikan menjadi proses pemanusiaan manusia atau
pembangunan manusia.Bila sekarang ini banyak lulusan yang menganggur berarti juga
kegiatan pendidikan di lembaga pendidikan formal telah gagal melaksanakan tugasnya, yakni
memenuhi cita-cita untuk mencerdaskan dan membaikkan.Tak ada gunanya penambahan
jumlah lembaga pendidikan dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi bila tak diikuti oleh
komitmen untuk menjamin optimalisasi pemanfaatan fungsi pikiran manusia.Artinya lulusan
dunia pendidikan mestinya tidak menganggur, namun bekerja, bekerja dan bekerja sebagai
dampak positif dari kegiatan pendidikan yang diterimanya.Dalam kondisi inilah, baik
pendidik maupun pengelola pendidikan harus bersinergi dan berkomitmen untuk berubah dan
berbenah.
Bab V
Perubahan sangat diinginkan terjadi dalam pengelolaan tugas pendidikan itu, tugas
persekolahan kita, cara dan strategi pembelajaran, serta program-program pendidikan harus
diarahkan pada pemantapan kualitas ilmu pengetahuan dan kualitas personalitas.Perubahan
itu harus dilakukan secara keras, kencang dan penuh resiko dengan merombak atau
6
membongkar kebiasaan atau cara-cara lama yang tidak konstruktif, zona aman, dan
penolakan akan kritik, serta meninggalkan perasaan-perasaan takut untuk mengawali
perubahan dan perbaikan diri karena takut diancam, disingkirkan, dan tak dapat perhatian,
melainkan berani untuk menanggung resiko pahit dan berbeda dari orang banyak, karena
pilihan untuk berprinsip, berkomitmen dan berkesungguhan membumikan kebenaran dan
karakter mulia sesuai dengan teladan iman yang dianut.
Bab VI
Pendidikan adalah salah satu pilar utama dalam membangun suatu bangsa yang lebih
baik.Cara yang lebih tepat adalah menambahkan pendidikan karakter di lembaga-lembaga
pendidikan.Apabila selama ini pendidikan lebih menekankan pada bidang ilmu pengetahuan
dan sains, maka saatnya pendidikan karakter ditempatkan sebagai landasan dalam
mewujudkan visi pembangunan nasional: mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia,
bermoral, beretika, berbudaya dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila.
Bab VII
Proses pendidikan merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia.Guru adalah pendidik yang bukan sekedar menyampaikan materi pelajaran di
sekolah, melainkan juga harus menghadirkan diri secara utuh dihadapan anak
didiknya.Mendidik bisa terjadi dan bisa dilakukan di mana saja, bahkan ketika bertemu dan
bersua dengan para siswa di luar kelas.Guru adalah pendidik yang bertugas
mendidik.Aktifitas mendidik itu tampak ketika seorang guru melakukan pembinaan sikap dan
tingkah laku para sisswa agar mereka menjadi manusia yang baik dan berguna bagi
orangtua,masyarakat,nusa,bangsa,dan agama.Tidak semua orang bisa menjadi pendidik
apabila orang yang bersangkutan tak mampu menunjukkan bukti dan kriteria yang telah
ditetapkan.Untuk hal itu seorang pendidik haruslah memiliki kompetensi untuk menjadi
7
seorang pendidik, seperti yang tertera pada undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang
guru dan dosen.Pada pasal 10 undang-undang tersebut disebutkan bahwa kompetensi guru
meliputi,kompetensi pedagogik, kepribadian, social dan profesional yang diperoleh dari
pendidikan profesi.
Pada dasarnya guru memiliki kedudukan yang amat sangat menentukan bagi
perkembangan peserta didik.Sebagai pendidik, guru menjadi nahkoda yang akan
mengkomandoi para peserta didik dalam mengarungi lautan kehidupan.Apabila sang nahkoda
memberikan instruksi yang salah, maka akibatnya sangatlah fatal.Kapal akan tersesat dan
melenceng jauh dari tujuan, bahkan bisa karam sebelum mencapai tujuan.Untuk itu
kompetensi guru seperti yang sudah disebutkan di atas haruslah dimiliki oleh seorang guru
yang notabene adalah pendidik dari para peserta didik.
Bab VIII
Bab IX
8
Guru yang kontributif adalah seorang guru yang turut aktif memberikan kontribusi
bagi kebaikan pendidikan yang sudah ada.Guru yang konrtibutif sangat dibutuhkan saat ini
guna menunjang perbaikan pendidikan menjadi lebih baik lagi.
Bab X
Karakter (KBBI, 2008:623) adalah sifat atau ciri kejiwaan, akhlak atau budi pekerti
yang membedakan seseorang dari yang lain.Menurut Kemendiknas karakter adalah cara
berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan berkerjasama
baik dalam keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara.Karakter merupakan nilai-nilai perilaku
manusia yang berhubungan dengan Tuhan, diri sendiri dan sesama yang terwujud dalam
pikiran, sikap perasaan, perkataan dan perbuatan sesuai dengan norma-norma agama, hukum,
tata krama, budaya dan adat istiadat yang berlaku.Menurut Ratna Megawangi ada 9 pilar
karakter yang harus ditumbuhkan dalam diri siswa, yaitu: (1) cinta pada Allah, dengan
segenap ciptaanNya; (2) kemandirian dan tanggung jawab; (3) kejujuran, bijaksana; (4)
hormat, santun; (5) dermawan, suka menolong, gotong royong; (6) percaya diri, kreatif,
bekerja keras; (7) kepemimpinan, keadilan; (8) baik hati, rendah hati; (9) toleransi,
kedamaian, kesatuan.
Bab XI
Tugas dan tanggung jawab utama guru (bersama dengan orang tua, pemerintah dan
masyarakat) adalah membentuk siswa berkarakter.Tugas dan tanggung jawab itu terlihat
nyata dalam tugas pengajaran di sekolah, di mana ia menghabiskan waktu untuk berinteraksi
dengan siswa, mengenal dan memberi penilaian yang terukur untuk perilaku siswa-
siswinya.Maka guru yang mampu “melahirkan” anak didik berkarakter adalah guru yang
super, yang mampu memahami aspek kepribadiaannya.Tugas Guru oleh karenanya bukanlah
sebatas mentransfer ilmu pengetahuan, melainkan sebagai pendidik, pembimbing, pengarah
agar siswa memiliki keunggulan pengetahuan dan bermoral terpuji.
Bab XII
Generasi Implikatif
Generasi implikatif adalah generasi yang mampu menghasilkan nilai ekonomi atau
memiliki manfaat bagi kehidupan.Pendeknya, generasi implikatif itu selalu memiliki
keterampilan tertentu untuk ia salurkan bagi kehidupan.Sebagaimana kita tahu bahwa tujuan
pendidikan adalah melahirkan insan cerdas yang memiliki keahlian, pengetahuan dan
9
keterampilan di bidang yang digeluti untuk selanjutnya ia implementasikan lewat sikap dan
tindakannya.Itulah kontribusinya bagi kehidupan di mana pun ia berada.
Bab XIII
Kesatuan dan persatuan masyarakat bangsa Indonesia adalah suatu keharusan agar keutuhan
Negara terpelihara.Bhineka Tunggal Ika yaitu berbeda-beda tetapi tetap satu juga menjadi
obat mujarab meramu spirit kesatuan dan persatuan bangsa.Tak ada lagi minoritas dan
mayoritas; yang ada hanyalah spirit persaudaraan dan kebersamaan; sementara perbedaan
harus dijadikan perekat.Lembaga pendidikan harus berada di garis terdepan dalam
menyemaikan nilai persatuan dan kesatuan, karena output dari pendidikan adalah insan
terdidik yang siap mewujudkan kehidupan masyarakat yang lebih nyata.
10
BAB III
PEMBAHASAN
Kelebihan
1. Cover atau sampul dari buku cukup menarik perhatian pembaca sehingga pembaca
memiliki rasa gairah yang tinggi untuk membaca buku ini, warna yang cerah sangat
mendukung penampilan buku ini menjadi sangat menarik.
2. Menggunakan bahasa yang cukup mudah dimengerti, sehingga pesan yang ada di dalam
buku Guru, Manusia Kaya Arti ini bisa tersampaikan dengan jelas.
3. Sistematika penulisan buku bagus
4. Penjelasan setiap bab jelas
5. Tata letak (layout) buku yang bagus
6. Penggunaan judul buku yang bagus sehingga menimbulkan rasa penasaran setiap orang
yang melihatnya
7. Font yang digunakan bagus dan jelas
8. Terdapat kata-kata mutiara di setiap akhir bab sangat bagus untuk memotivasi kita
menjadi manusia yang lebih baik lagi
Kekurangan
11
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dunia pendidikan sangat membutuhkan manusia kaya arti.Tentu saja agar ia mampu
melahirkan anak didik yang kaya arti pula.Mengapa? sebab keteladanan hidup sebagai
insan pendidikan justru tumbuh di atas penghayatan dan pemaknaan seseorang atas
hidupnya.Seorang pendidik, dalam hal ini adalah guru harus kaya arti.Ia harus kaya
perbuatan-perbuatan positif dan itu ditunjukkannya lewat kehadirannya dalam pergaulan
sosial.Di sana lah kompetensi sosial kepribadian guru terlihat jelas.Saat inilah seorang
guru digolongkan sebagai manusia kaya arti.Di level inilah guru menyadari bahwa
hidupnya sungguh berharga dan memberi arti bagi yang lain: bagi keluarga, tempat kerja,
atau organisasi tempat ia bernaung.Setiap insan pendidik akan menjadi manusia kaya arti
hanya apabila ia berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, terutama dengan pribadi-
pribadi positif yang kemudian turut membangun dirinya.
B. Rekomendasi
Mungkin akan jauh lebih baik apabila mengunakan kata-kata yang sederhana guna
mencapai pemahaman yang lebih baik.
12
DAFTAR PUSTAKA
13