Anda di halaman 1dari 13

FENOMENA PENGGUNAAN BAHASA GAUL DALAM

KEHIDUPAN SOSIAL REMAJA BALI DI KELURAHAN


SESETAN, KOTA DENPASAR

1) 2) 3)
Wasu Aditya , I Gusti Putu Bagus Suka Arjawa , Gede Kamajaya
1,2,3)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana
1 2 3
Email: adityajrasa30@gmail.com , suka_arjawa@yahoo.com , kamajaya_1965@yahoo.com

ABSTRACT
Phenomenon of the widespread use of slang has unwittingly brought a new social structure into
the social order of society, including the life of the Balinese people, where the Balinese already
have their own social structure that regulates the social order of their society. This research was
conducted to find out the various factors that encourage the entry of slang into the Balinese
youth environment, and what impact this slang phenomenon has on social life and Balinese
society. The theory used in this study is the theory of Structuralism from Levi-Strauss. The
impact generated by the new social structure can produce negative or positive impacts
according to the views of each individual, but a deep understanding of the causes and effects of
the resulting impacts will be more open-minded about the use of the old structure or the new
structure in carrying out the social order of Balinese society.

Keywords: Slang, Structuralism, Sor Singgih Basa Bali, Social Structure.

1. PENDAHULUAN
Bahasa gaul dalam diperkirakan bahasa gaul ini (Laurensius, 2014). Bahasa
sudah ada sejak tahun 1970, dimana gaul yang saat ini sudah mulai meluas
awalnya istilah dalam bahasa gaul ini penggunaannya diberbagai daerah di
digunakan untuk merahasiakan suatu Indonesia juga sudah mulai masuk di Bali.
obrolan komunitas tertentu, namun seiring Bali yang merupakan daerah dengan
digunakannya bahasa ini diluar komunitas tingkat kekuatan kebudayaan dan adat
menjadikan istilah bahasa gaul ini sering istiadat yang kuat sudah mulai terpengaruh
digunakan dan menjadi bahasa sehari-hari. oleh penggunaan bahasa gaul ini. Bahasa
Ketika ada beberapa orang yang tidak gaul sudah sering digunakan oleh remaja
menggunakan bahasa gaul terkadang Bali khususnya dalam berkomunikasi saat
orang tersbut akan dianggap kuno atau melakukan aktivitas sosial sehari-hari.
jadul. Seiring berkembangnya zaman Kelurahan Sesetan menjadi salah
semakin banyak pula pola pikir baru dalam satu daerah di Bali yang terkena arus
berkomunikasi membuat semakin banyak perkembangan zaman termasuk dalam
pula istilah dalam bahasa kekinian atau penggunan bahasa gaul ini. Kata-kata

1
dalam bahasa gaul yang sering digunakan pijakan yang berbeda dimana kaki kanan
oleh remaja-remaja di kelurahan Sesetan terikat pada kekuatan nilai-nilai adat dan
dalam berkomunikasi baik secara langsung tradisi sedangkan kaki kiri terikat pada nilai-
ataupun melalui media komunikasi nilai modernisasi yang masuk. Sentuhan
biasanya kata-kata seperti khe, cang, budaya yang dibawa oleh modernisasi ini
santuy (santai), skuy, kuy, gass (ayo), OTW menyebabkan suatu ketidaksinambungan
(berangkat), dan masih banyak lagi. sehingga menimbulkan suatu perdebatan
Remaja yang menggnakan kata-kata antara nilai-nilai budaya lokal dengan
tersebut akan mudah dijumpai di kelurahan budaya yang berasal dari luar Bali
Sesetan karena bisa dikatakan kata-kata (Suwardani, 2015). Kebudayaan yang pada
dalam bahasa gaul tersebut sudah menjadi dasarnya dinamis dinilai tidak pasti dalam
bahasa sehari-hari remaja kelurahan meembawa suatu dampak yang positif
Sesetan saat berkomunikasi. Penggunaan atapun negatif, masih perlu adanya
bahasa gaul secara terus menerus penelitian lebih lanjut mengenai hal
dikhawatirkan akan menimbulkan suatu tersebut untuk menambah pengtahuan
degradasi budaya bagai bahasa dan yang lebih mendalam agar dapat memilih
kebudayaan Bali. pilihan yang lebih bijak menurut masing-
Pemerintah provinsi Bali juga masing individu.
mengeluarkan peraturan Gubernur Bali Melalui serangkaian uraian singkat
nomor 80 Tahun 2018 tentang diatas, kiranya fenomena penggunaan
perlindungan bahasa, aksara, dan sastra bahasa gaul yang hadir dan mempengaruhi
Bali serta penyelenggaraan bulan bahasa hampir dalam setiap kehidupan sosial
yang ditujukan untuk masyarakat budaya masyarakat Bali terutama
khususnya generasi muda untuk lebih dikalangan remaja akan menarik dikaji lebih
sadar dan menyayangi budaya Bali itu jauh dalam perspektif sosiologi. Hal ini yang
sendiri serta mengurangi tergerusnya membuat penulis tertarik untuk meneliti
penggunaan bahasa Bali dengan hadirnya lebih jauh dalam skripsi yang berjudul
modernisasi (Dhae, 2019). Peraturan ”Fenomena Penggunaan Bahasa Gaul
Gubernur tersebut juga ditunjukan untuk dalam Kehidupan Sosial Remaja Bali Di
kesadaran dalam pelestarian bahasa Bali Kelurahan Sesetan, Kota Denpasar”.
agar tetap dapat terlestarikan seiring
perkembangan zaman yang terus melanda. 2. KAJIAN PUSTAKA
Bahasa gaul yang hadir mendorong Penelitian tentang “Fenomena
munculnya suatu struktur sosial baru dalam Bahasa Gaul Dalam Kehidupan Sosial
masyarakat Bali. Perubuahan struktur ini Remaja Bali di Kelurahan Sesetan, Kota
cenderung meninggalkan struktur lama Denpasar” dilakukan dengan peninjauan
yang ada sehingga menimbulkan beberapa dan perbandingan dengan penelitian-
pendapat. Masyarakat Bali dihadapkan penelitian sebelumnya yang memiliki
dengan situasi paradoks yaitu berdiri pada

2
kemiripan dengan penelitian yang akan Penelitian ketiga dari skripsi Siti
dilakukan nantinya. Hardiyanti (2014), yang berjudul
Penelitian pertama dari Ismiyati “Fenomena Bahasa Gaul Dikalangan
(2011), melalui skripsinya yang berjudul Remaja Pengguna Twiter (Studi
“Bahasa Prokem Di Kalangan Remaja Interaksionalisme Simbolik), penelitian ini
Kotagede” dimana dalam penelitian yang menjelaskan bagaimana hadirnya sosial
dilakukannya menjelaskan dimana bahasa media menjadi sebuah jendela baru untuk
prokem atau bahasa gaul masuk kewilayah munculnya suatu fenomena individu
Kotagede dengan adanya perubahan ataupun masyarakat. Kesimpulan secara
struktur fonologis kosakata baik bahasa garis besar dalam penelitian ini adalah
daerah ataupun bahasa Indonesia yang bagaimana masyarakat yang menggunakan
dilahirkan oleh masyarakat itu sendiri media sosial dalam kehidupan sehari-hari
seperti perubahan beberapa huruf, akan terdampak dengan adaptasi
penggantian beberapa huruf konsonan, dan penggunaan bahasa gaul atau bahasa
penyingkatan beberapa kalimat atau kata prokem dalam kehidupan sehari-hari,
menjadi lebih singkat saat digunakan. sehingga perkembangan teknologi yang
Penelitian ini juga menjelaskan bagaimana semakin maju dan semakin besarnya
makna yang dihasilkan oleh bahasa gaul masyarakat yang menggunakan media
dari varian bahasa daerah serta bahasa sosial sangat berpengaruh terhadap
Indonesia dimana terdapat masing-masing perkembangan penggunaan bahasa
makna denotasi dan konotasif yang ada prokem atau bahasa gaul di Indonesia.
terdapat dalam bahasa prokem atau Penelitian Keempat, dari Skripsi
bahasa gaul ini. mahasiswi program studi sosiologi
Penelitian kedua oleh Ratna Prasasti Universitas Udayana, Rambu Upa Raji
(2016:114) dalam jurnal Pengaruh Bahasa (2017), yang berjudul “Rendahnya
Gaul Terhadap Penggunaan Bahasa Penggunaan Bahasa Sumba Timur di
Indonesia Mahasiswa UNSWAGATI. Kalangan Remaja dalam Berinteraksi di
Penelitian dalam jurnalnya menjelaskan Kota Waingapu-Sumba Timur (NTT)” dalam
bahwa bahasa gaul dianggap dan dijadikan penelitiannya dijelaskan bagaimana
sebagai bahasa pergaulan anak muda kurangnya penggunaan bahasa daerah
dimana hal tersebut dianggap merupakan dalam kehidupan sehari-hari yang
keanekaragaman budaya negara ini dikarenakan berbagai faktor seperti
dibidang bahasa. Penelitian ini juga masyarakat yang heterogen, perkawinan
memberikan bagaimana dampak yang akan antar etnik, dan malu dalam menggunakan
dihasilkan dimasa yang akan datang bahasa daerah sendiri. Penggunaan
walaupun terjadi secara perlahan. bahasa Indonesia atau bahasa yang
mengikuti perkembangan zaman dengan
adanya faktor malu dalam menggunakan
bahasa daerah sendiri menjadi hal yang

3
bahkan dapat berpengaruh pada kehidupan memberikan suatu pembeda terhadap
sosial budaya masyarakat itu sendiri setiap tindakan atau prilaku individu.
dengan berbagai dampak yang dihasilkan. Contoh sederhananya diatur dalam Sor
Penelitian diatas merupakan kajian Singgih Basa Bali apabila berbicara dengan
pustaka yang memiliki kemiripan dari orang yang kita hormati atau yang memiliki
penelitian yang akan dilakukan nanti dan kasta lebih tinggi bahasa yang kita gunakan
dijadikan sebagai perbandingan untuk dan tindakan kita akan jauh lebih sopan,
penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti namun sebaliknya apabila berhadapan
nanti. Pembeda penelitian sebelumnya dengan sesama remaja kita akan
dengan penelitian yang akan dilakukan cenderung semenamena atau bertingkah
nanti adalah bagaimana penelitian biasanya, dan ini yang disebutkan oleh
sebelumnya hanya menjelaskan secara Levi-Strauss tentang adanya kesamaan
umum bagaimana bahasa gaul masuk dan antara struktur bahasa dan struktur
digunakan oleh masyarakat itu sendiri dan masyarakat.
jenis bahasa gaul, sementara dipenelitian Bahasa gaul yang kini sudah masuk
yang akan dilakukan nanti peneliti akan kedalam kehidupan remaja Bali membuat
lebih menjelaskan bagaimana bahasa gaul seolah Sor Singgih Basa Bali yang menjadi
masuk dan digunakan, serta menjelaskan acuan bagi masyarakat Bali berjalan tidak
faktor beserta dampaknya dalam kehidupan semestinya. Seiring berjalannya waktu
sosial masyarakat Bali. struktur sosial yang sudah terbentuk sedari
Teori yang digunakan peneliti untuk dulu mulai berubah dengan adanya bahasa
mengkaji dan menganalisis fenomena gaul yang mulai masuk dikehidupan
bahasa gaul dalam kehidupan sosial remaja. Melihat apa yang dikatakan oleh
remaja Bali di Kelurahan Sesetan, kota Levi-Strauss jika melihat fenomena ini
Denpasar adalah teori strukturalisme Levi- dapat dikatakan bahwa perubahan struktur
Strauss. Dalam Ahimsa-Putra (2001), Levi- bahasa yang terjadi dikalangan remaja Bali
Strauss memandang bahasa dan budaya juga akan merubah struktur masyarakat itu
sebagai hasil dari nalar manusia yang pada sendiri khususnya remaja.
dasarnya mirip atau sama. Strukturalisme Pengunaan bahasa gaul dalam
dari Levi-Strauss juga menunjukan adanya lingkungan remaja juga memunculkan
kesamaan antara struktur bahasa dengan beberapa pemahaman yang berbeda yang
struktur masyarakat serta interpretasi dimana pemahan tersebut menunjukan sisi
terhadap sebuah tatanan kehidupan masyarakat Bali yang harus memegang
masyarakat yang terbentuk dari struktur teguh nilai-nilai adat dan tradisi yang telah
sosialnya (Sasongko, 2003:158-159). diwariskan seperti halnya terus berpaku
Analisis dalam kasus ini struktur pada Sor Singgih Basa Bali dan
sosial tatanan masyarakat Bali termasuk memandang masuknya modernisasi akan
remaja Bali memiliki struktur yang melunturkan nilai-nilai adat dan tradisi
bersumber dari Sor Singgih Basa Bali yang tersebut serta mengantisipasi terjadinya

4
asimilasi kebudayaan dan pemahaman penelitian yaitu observasi, wawancara, dan
lainnya menunjukan sisi masyarakat Bali dokumentasi, lalu dalam teknik analisis
yang lebih mendukung perubahan struktur data penelitian akan melalui empat teknik,
yang terjadi karena dinilai lebih mengikuti yaitu pengumpulan data, reduksi data,
perkembangan zaman dan lebih egaliter penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
atau setara.
Perbedaan pemahaman mengenai 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
munculnya struktur baru tersebut 4.1 Gambaran Umum Lokasi
menjadikan berbagai pandangan muncul Penelitian
dalam merespon perubahan struktur yang
Desa Sesetan dimana menurut
terjadi baik pandangan yang ingin
cerita-cerita dari tokoh masyarakat dan
mempertahankan struktur lama dan yang
bukti-bukti peninggalan yang ditemukan,
menerima struktur baru.
diceritakan bahwa pada abad ke-15 dimasa
pemerintahan Dalem Waturenggong,
3. METODELOGI PENELITIAN Kelurahan Sesetan menjadi satu kesatuan
Peneliti dalam penelitian ini dengan wilayah desa Pedungan.
menggunakan metode penelitian kualitatif Masyarakat pada saat itu menganggap
dengan jenis penelitian deskriptif- bahwa tempat di timur itu sangatlah baik
eksplanatif. Penulis dalam penelitian ini untuk bercocok tanam dan tempat itu
mengambil lokasi penelitian di Kelurahan dinamakan Kesetan atau Sepihan yang
Sesetan, Kota Denpasar, pemilihan lokasi artinya pecahan dari desa Pewudungan.
ini dikarnakan Kelurahan Sesetan Seiring perkembangan zaman nama
merupakan suatu wilayah ditengah Kota Kesetan atau Sepihan mengalami
Denpasar, dan merupakan salah satu perubahan kata dari ucapan masyarakat
Kelurahan terbesar yang ada di Kota hingga terbentuk menjadi nama Sesetan.
Denpasar dengan memiliki 14 Data kependudukan Kecamatan
lingkungan/banjar. Denpasar Selatan tabel memperlihatkan
Informan dalam penelitian ini dibagi dari kisaran usia remaja menurut WHO
dan dikelompokn menjadi tiga yaitu atau BKKBN dimana Kelurahan Sesetan
informan pelengkap, informan kunci, dan merupakan salah satu kelurahan dengan
informan utama. Peneliti dalam penelitian jumlah usia remaja terbanyak di Kecamatan
ini dibantu dengan instrumen penelitian Denpasar Selatan. Kelurahan Sesetan
berupa alat perekam suara dan vidio, memiliki penduduk 3.659 jiwa dikisaran
pedoman wawancara, dan buku catatan. umur 10-14 tahun, 3.771 jiwa dikisaran
Jenis data dalam penelitian ini umur 14-19 tahun, dan 5.200 jiwa dikisaran
menggunakan data kualitatif. Sumber data umur 20-24 tahun, dan total keseluruhan
yang digunakan dalam proses penelitian ini jumlah penduduk usia remaja di Kelurahan
adalah sumber data primer dan data Sesetan adalah 12.630 jiwa.
sekunder. Teknik pengumpulan data dalam

5
Kelurahan Sesetan yang merupakan bergeser dan tergantikan oleh penggunaan
salah satu kelurahan terbesar yang ada di bahasa gaul yang dimana remaja yang
kota Denpasar membuat perubahan sosial menjadi aktor utama dalam perkembangan
hadir begitu cepat sehingga banyak budaya dan penggunaan bahasa gaul ini. Bahasa
baru yang terbawa sampai ke kehidupan gaul yang sudah sangat dominan
masyarakat Sesetan termasuk kalangan dilingkungan remaja sudah masuk dan
remaja. Trend yang terjadi di masyarakat hadir disetiap daerah di Indonesia dengan
luas juga ikut terjadi di kelurahan Sesetan berbagai faktor pnyebabnya.
khususnya remaja seperti fashion, musik, Fakor yang menjadi pendorong
transportasi, bahkan penggunaan bahasa. masuknya bahasa gaul dalam kehidupan
Di Kelurahan Sesetan saat ini remaja Bali di kelurahan Sesetan memiliki
memang bahasa gaul dengan istilah- berbagai macam faktor yang terdiri dari
istilahnya sudah sangat sering digunakan faktor internal dan eksternal yang tentunya
atau bahkan lebih mudah dipahami dan mempengaruhi masuknya bahasa gaul di
nyaman digunakan oleh kalangan remaja kalangan remaja Bali di kelurahan Sesetan
Bali di Kelurahan Sesetan. Istilah-istilah sehingga dapat masuk dalam kehidupan
dalam bahasa gaul ini bahkan sering sosial remaja.
muncul dalam berbagai kondisi dan 4.2.1 Faktor Internal
suasana. Contoh bahasa gaul yang sering 4.2.1.a. Lingkungan Keluarga
digunakan oleh remaja sesetan adalah Faktor lingkungan keluarga
OTW (On The Way) yang memiliki arti merupakan faktor yang paling dasar yang
sedang dalam perjalanan, Ezz/Easy yang mempengaruhi kehidupan sosial suatu
menjelaskan sesuatu yang mudah, LOL masyarakat dalam menjalankan
yang mmiliki dua arti yaitu tertawa kehidupannya termasuk dalam hal
terbahak-bahak atau berarti bodoh atau penggunaan bahasa sehari-hari dalam
tolol dalam istilah yang lebih kasar, lalu ada berkomunikasi. Orang tua biasanya
kata gabut yang berarti sedang tidak menjadi penentu bagi anaknya dalam
melakukan apa-apa, mager yang berarti penentuan penggunaan bahasa karena
malas gerak atau malas melakukan penerapan penggunaan bahasa disetiap
sesuatu, dan masih banyak istilah bahasa keluargapun berbeda, sesuai dengan
gaul lainnya lainnya. pilihan dari masing-masing keluarga baik
menggunkan bahasa lokal, nasional,
4.2 Faktor Masuknya Bahasa Gaul ataupun bahasa asing,
Kedalam Kehidupan Sosial Remaja Di Kelurahan Sesetan pada saat ini
Bali di Kelurahan Sesetan sudah sangat jarang menggunakan bahasa

Azizah (2019: 5) Penggunaan Bali dalam mengajarkan anak-anak sedari

bahasa Indonesia dan bahasa daerah kecil dalam berkomunikasi dan lebih

dalam kehidupan sehari-hari sudah mulai dominan menggunakan bahasa nasional,


bahkan tak jarang sudah mulai banyak

6
orang tua yang membiasakan anak-anak diperkotaan khususnya remaja Bali
mereka berbicara menggunakan bahasa memang mengerti bahasa Bali namun tidak
asing sedari kecil. Penggunaan bahasa memahami secara detail mengenai
asing sedari kecil dianggap lebih tingkatan-tingkatan bahasa Bali tersebut
menjanjikan dibandingkan dengan karena di perkotaan bahasa Indonesia lebih
mengajarkan bahasa Bali dimasa yang dominan untuk digunakan. Hal tersebut
akan datang karena output yang dihasilkan membuat masuknya bahasa gaul menjadi
akan sangat bagus. Pemberian bahasa lebih cepat.
asing sejak dini anggap penting oleh 4.2.1.c. Lingkungan Bermain
masyarakat di Bali karena tuntutan dan Lingkungan bermain merupakan
perkembangan pariwisata yang sangat salah satu faktor yang mempercepat
pesat di pulau Bali. Jarangnya penggunaan penyebaran bahasa gaul dikalangan
bahasa lokal membuat kebanyakan remaja. Lingkungan bermain yang
masyarakat terbiasa menggunakan bahasa dimaksud adalah tempat para remaja
nasional atau bahasa asing dilingkungan melakukan segala aktivitas dari
keluarga sehingga pemahaman mengenai berinteraksi, bertukar informasi, mencari
bahasa lokal sangat rendah. pengalaman, bersilaturahmi, dan banyak
4.2.1.b. Lingkungan Sekitar hal lainnya. Dalam satu lingkungan bermain
Keadaan lingkungan sekitar biasanya terdapat lebih dari dua orang
merupakan salah satu faktor yang dalam satu kelompok yang membuat
mempengaruhi masuknya bahasa gaul ke terjadinya banyak pertukaran informasi dari
dalam kehidupan sosial remaja di satu individu ke individu lain untuk dapat
kelurahan Sesetan hal ini karena kelurahan menerima dan mengetahui suatu informasi
Sesetan memiliki wilayah yang berada di atau pesan.
tengah kota sehingga lingkungan sekitar Budaya trend yang melekat pada
masyarakat bukan hanya didominasi oleh remaja pada saat ini adalah nongkrong,
masyarakat Bali asli namun banyak juga dimana nongkrong merupakan istilah yang
masyarakat dari luar Bali. memiliki arti sebuah perkumpulan yang
Keadaan lingkungan sekitar memang dilakukan oleh remaja disuatu tempat yang
mempengaruhi bagaimana penggunaan dinilai menarik untuk melakukan aktivitas
bahasa dan pemahaman tentang bahasa tertentu ataupun hanya berkumpul dan
yang digunakan. Kelurahan Sesetan yang bercengkrama saja. Kelurahan Sesetan
terletak ditengah kota membuat lingkungan juga memiliki banyak tempat nongkrong
sekitar memiliki suasana yang berbeda yang sering dikunjungi oleh remaja Bali.
dengan pedesaan, maksudnya di pedesaan Bahasa gaul yang biasanya digunakan saat
lingkungan yang mayoritas warga Bali asli nongkrong atau saat sedang berada pada
akan tetap menggunakan bahasa Bali lingkungan bermain biasanya bahasa gaul
dalam berkomunikasi dengan lingkungan yang lebih bebas karena sudah saling
sekitar, sedangkan masyarakat Bali

7
mengerti satu sama lain seperti gass, skuy, 4.2.2 Faktor Eksternal
wichis, lol, noob, cupu dll. 4.2.2.a Perkembangan Pesat Media dan
4.2.1.d. Kurangnya Pemahaman Bahasa Teknologi
Bali dalam Mata Pelajaran Dewi (2019), Perkembangan
Suwija (2012), dalam jurnalnya teknologi yang semakin maju tidak dapat
tentang “Nilai-nilai Pendidikan Karakter dipungkiri, hadirnya internet semakin
Dalam Pembelajaran Bahasa Bali” terlihat ada dalam kehidupan sehari-hari,
menjelaskan bagaimana perkembangan baik dalam kegiatan sosialisasi, pendidikan,
ilmu pengetahuan dan teknologi serta bisnis, dan bidang lainnya. Media-media
globalisasi kehidupan telah membrikan teknologi kini sudah semakin canggih dan
berdampak negatif terhadap kebanggaan terus berkembang pesat dan mengalami
para generasi muda Bali dalam praktik kemajuan. Perkembangan teknologi yang
berbahasa daerah Bali. terjadi sudah mulai dirasakan oleh semua
Pembelajaran terhadap nilai-nilai kalangan. Contoh hasil dari perkembangan
bahasa daerah biasanya dalam dunia teknologi adalah adanya media sosial yang
pendidikan SD sampai SMA sering disebut bersifat online yang sangat mudah diakses
dengan mata pelajaran muatan lokal. Di oleh setiap kalangan.
Bali sendiri memang sudah terdapat mata Media sosial memberikan banyak
pelajaran muatan lokal yang hampir ada hal-hal baru didalamnya dan salah satunya
disetiap sekolah namun nyatanya dalam adalah bahasa gaul. Istilah-isilah bahasa
pengajarannya hanya bersifat yang umum gaul sering kali digunakan dalam media
saja dan tidak diikuti dengan semakin tinggi sosial sehingga bahasa gaul semakin cepat
tingakat pendidikannya maka semakin merambat kesetiap kalangan pengguna
detail dan spesifik pengajaran tentang sosial media. Bahasa gaul yang ada di
bahasa Bali yang ada dalam pelajaran media sosial adalah bahasa gaul yang
muatan lokal. Pembelajaran muatan lokal paling brvarian dan sering menjadi tempat
yang didapatkan semasa sekolah munculnya bahasa gaul baru contohnya
cenderung sama dan kurang menunjukan seperti hyung (kamu), lord (orang yang
hal-hal lainnya yang harusnya diketahui konyol), atau bang jago (orang yang
dan sudah ditanam oleh siswa. merasa dirinya kuat).
Ketidakpahaman remaja tentang 4.2.2.b Adanya Penduduk Pendatang
bahasa Bali membuat remaja tidak trbiasa Kelurahan Sesetan yang terletak
dalam penggunaan bahasa Bali, dan dipusat kota Denpasar tentunya tidak
sebaliknya saat disekolah lingkungan terlepas menjadi salah satu daerah hunian
bermain mendorong penggunaan bahasa bagi banyaknya penduduk pendatang yang
gaul sehingga bahasa gal yang lebih berasal dari berbagai daerah baik dari
terbiasa untuk digunakan. dalam pulau Bali atau bahkan dari daerah
lain yang berasal dari luar pulau Bali.
Penduduk pendatang yang berasal dari

8
daerah lain tentunya membawa budaya Kebudayaan dan bahasa Bali yang
baru bagi masyarakat Bali kususnya bagi bersifat terbuka dan dapat menyerap hal-
remaja Bali. Banyaknya budaya baru yang hal baru yang ada, hal ini karena bahasa
ada mendorong adanya pengetahuan baru Bali mmiliki kruna-kruna yang dapat mnyrap
bagi remaja dimana remaja harus dapat bahasa baru sehingga membuat bahasa
beradaptasi dengan budaya-budaya baru Bali menjadi lebih kaya karena akan
yang ada. tercipta bahasa-bahasa baru dan bahasa
Remaja Bali biasanya harus dapat serta kebudayaan Bali dapat dikatakan bisa
beradaptasi dengan bahasa yang dibawa mengikuti atau beradaptasi dengan
oleh remaja pendatang dari daerah lain dan pekembangan zaman. Hasil serapan
tak jarang harus mengikuti menggunakan tersebut akan membuat suatu istilah
istilah bahasa gaul untuk berkomunikasi bahasa baru dari hasil akulturasi bahasa.
agar terlihat lebih akrab. Ada hal yang Bahasa baru dari akulturasi bahasa
menarik dari remaja Bali karena saat dianggap lebih nyaman ketika digunakan
remaja Bali merantau akan langsung dan terkesan lebih akrab dikalngan remaja
beradaptasi dengan bahasa darah lain, sehingga remaja Bali terbiasa juga dalam
namun saat berada di tanah sendiri penggunaannya. Penggunaan bahasa
bukannya pendatang yang beradaptasi tersebut harus ditekankan agar tetap
sebaliknya remaja Bali yang mengikuti melihat dengan siapa kita berbicara karena
bahasa mereka. Hal tersebut tentunya pengucapan bahasa Bali akan dinilai benar
semakin melemahkan pemahaman dan apabila kondisi dan situasi dalam
pondasi bahasa Bali itu sendiri. berbasaha dapat disesuaikan sehingga
tidak menimbulkan adanya ketidak salah
4.3 Dampak Penggunaan Bahasa pahaman karena adanya aturan dan
Gaul Terhadap Kehidupan Sosial batasan tersebut, karena walaupun remaja

Remaja Bali di Kelurahan Sesetan Bali terbiasa dengan bahasa Bali campuran
masih ada pihak-pihak yang masih tidak
Struktur baru yang muncul dalam
menrima hal tersebut.
kehidupan sosial remaja Bali tentunya
4.3.2 Lebih Mencerminkan Kestaraan
memberikan dampak bagi kehidupan sosial
Antar Sesama
dan budaya bagi masyarakat Bali termasuk
Struktur baru membawa kondisi
remaja Bali baik berupa dampak positif
tatanan masyarakat menjadi lebih egaliter
ataupun dampak negatif, dan berikut
dimana hal ini pastinya dinilai menjadi salah
adalah dampak-dampak yang terjadi sesuai
satu dampak positif lainnya yang terjadi
dengan hasil penelitian yang telah
akibat adanya struktur baru yang ada. Bagi
dilakukan.
remaja lingkungan berbahasa yang lebih
4.3.1 Koakata Bahasa Bali Semakin
menunjukan sisi kesetaraan dalam
Meluas
melakukan aktifitas keseharian tentunya
lebih menciptakan suasana nyaman dan

9
akrab karena tidak akan ada rasa sungkan mengerti namun apabila sedang berada
dalam berkegiatan atau berkomunikasi dalam mayoritas remaja Bali alangkah lebih
antar sesama. bagusnya untuk tetap menggunakan
Struktur lama dari sudut pandang bahasa Bali sesuai dengan aturan yang
kesetaraan dinilai kurang mencerminkan ada.
sifat egaliter, hal ini tentunya dikarenakan 4.3.4 Tergerusnya Nilai dan Makna Asli
karena struktur lama memiliki aturan Budaya Bali
tentang batasan dan tingkatan dalam Bahasa mencerminkan kebudayaan
berbahasa seperti tingkatan dalam Catur suatu daerah, dan bahasa menentukan
Warna. Dimasa sekarang adanya struktur tatanan sosial masyaraktnya, apabila
baru yang membawa kesetaraan dinilai bahasa rusak maka tatanan sosial
lebih bagus untuk digunakan walaupun masyarakat juga ikut rusak. Hal tersebut
masih banyak yang menolak adanya menjelaskan bahwa bahasa memiliki
struktur baru tersebut. hubungan dengan kebudayaan yang ada.
4.3.3 Tergerusnya Nilai Asli Bahasa Bali Struktur lama yang diatur dalam Sor
Bahasa gaul yang hadir dan Singgih Base Bali menunjukan hubungan
digunakan oleh remaja membuat antara bahasa Bali dengan kebudayaan
penggunaan bahasa Bali menjadi tidak Bali. Kondisi skarang ini akibat masuknya
seperti semestinya. Bahasa Bali dikalangan budaya baru membuat struktur lama mulai
remaja cenderung dicampur dengan ditinggalkan.
bahasa gaul sehingga makna dari bahasa Struktur lama masih dinilai memiliki
Bali menjadi mulai tergerus.Tergerusnya hubungan yang kuat dengan budaya Bali,
bahasa asli tentunya bukan suatu hal yang dan poin pentingnya adalah budaya Bali
baik atau menyenangkan karena bahasa bersifat ajeg karena setiap kebudayaan Bali
asli Bali mengajarkan bagaimana tatacara memiliki nilai makna asli dan sakral. Ketika
beretika dan bertingkah laku yang baik dan struktur lama tersebut tidak berjalan
berbdi luhur. Peenggunaan bahasa Bali semestinya lagi akan sangat aneh dirasa
dinilai harus tetap berjalan semestinya agar apabila adat istiadat dan kebudayaan
terhindar dari degradasi bahasa yang tersebut menggunakan strutuk bahasa
mengancam. yang berbeda dalam menjalankan
Penggunaan bahasa Bali harus lebih prosesnya, seperti berbicara dengan orang
ditekankan lagi pada kalangan remaja, yang disucikan seperti pemangku atau
tidak salah apabila ingin menggunakan sulinggih.
bahasa gaul dikalangan remaja tetapi tetap 4.3.5 Dapat Menciptakan Konflik Bahasa
harus melihat kondisi dan situasi kepada Hidayat (2012:37) Konflik bahasa
siapa kita berbicara. Berbicara dengan biasanya terjadi dikarenakan adanya
lingkungan remaja yang mayoritas perbedaan unsur dan karekteristik bahasa
berisikan remaja dari luar Bali mungkin daerah masing-masing dan konflik bahasa
akan sah-sah saja agar dapat saling dapat bangkit dari kronfontasi norma-

10
norma, nilai-nilai, dan struktur sikap yang memiliki hubungan yang mempengaruhi,
berbeda pada setiap individu. Daerah- hal ini karena pada dasarnya Bali yang
daerah di Bali juga memiliki karakteristik sudah memiliki struktur bahasa yang
bahasa yang berbeda juga, dimana ada mengatur bagaimana tatanan sosial
beberapa daerah yang diangap memiliki masyarakatnya dalam tata cara berbicara,
bahasa yang halus dan adapula yang berbahasa, dan bertingkah laku harus mulai
sebaliknya dianggap memiliki bahasa yang tergerus dengan adanya struktur sosial
agak kasar. baru yang dihasilkan oleh bahasa dan
Penggunaan bahasa yang bersifat budaya baru yang dinilai lebih kekinian.
sensitif dapat menyebabkan konflik bahasa Bahasa gaul dapat masuk ke dalam
karena ketidak pahaman salah satu pihak tatanan masyarakat Bali yang memiliki akar
dengan karakteristik bahasa yang budaya yang kuat. Dwipayana dalam
digunakan oleh pihak lain sehingga (Moderism : 2005) Bali selalu dilihat dan
dianggap kurang sopan atau kurang baik dibayangkan oleh orang-orang memiliki
sehingga dapat menyebabkan sedikit kultur atau tradisi yang senantiasa ajeg
perselisihan. Di Kelurahan Sesetan juga yang mengartikan homogenitas identitas
pernah terjadi konflik bahasa karena masyarakat Bali diikuti oleh kontruksi citra
ketidak pahaman dengan karakteristik bahwa agama dan budaya akan terus
bahasa lain sehingga menimbulkan dapat kuat dan tegar dalam menghadapi
kesalahpahaman dan berujng konflik yang arus perubahan dan perkembangan zaman.
berkepanjangan. Namun dengan berbagai faktor yang ada
4.4 Analisis Strukturalisme Levi- membuat bahasa dan budaya baru masuk
Strauss Dalam Penggunaan Bahasa ketatanan sosial masyarakat dan

Gaul Bagi Kehidupan Sosial Remaja menciptakan suatu struktr sosial baru.
Strukturalisme mengacu pada hukum
Bali
transformasi dimana perbedaan serta
Levi-Strauss menjelskan (dalam
persamaan pada konfigurasi strukturalnya
Ahimsa 2001:24) ada beberapa pandangan
akan terlihat ketika ada perbandingan
mengenai hubungan bahasa dengan
antara pola-pola relasi tertentu yang ada
kebudayaan yaitu bahasa yang digunakan
pada suatu gejala yang terpisah (Levi-
oleh suatu masyarakat dianggap sebagai
Strauss dalam Ahimsa 2005:69). Struktur
sebuah cerminan atau sebuah refleksi dari
baru yang hadir dianggap akan
kebudayaan masyarakat tersebut yang
menyebabkan dampak dan perbedaan
mengartikan bahasa dan kebudayaan
tertentu bagi proses berjalannya
memiliki hubungan yang setara. Fenomena
kebudayaan Bali. Setiap kegiatan adat di
penggunaan bahasa gaul yang terjadi
Bali termasuk di Kelurahan Sesetan
dikalangan remaja Bali di Kelurahan
terdapat pemimpin upacara adat,
Sesetan ini merupakan sebuah contoh
pemangku, pinandita yang merupakan
bagaimana bahasa dan kebudayaan saling
orang-orang yang disucikan dan harus

11
menggunakan bahasa Bali yang tepat ditinggalkannya struktur lama ini akan
sesuai kaidah dan aturan bahasa Bali yang mnciptakan degradasi budaya secara
benar. Proses kegiatan adat dan perlahan, dampak lainnya adalah dapat
kebudayaanpun akan kehilangan nilai menimblkan konflik bahasa.
kesakralannya apabila tidak lagi Keruskan sistem sosial masyarakat
menggunakan bahasa Bali. Penggunaan juga merupakan salah satu dampak yang
bahasa gaul selain pada aspek tradisi dan lebih condong pada dampak negatif, hal ini
budaya dalam menjalankan aktivitas sosial karena pada dasarnya teori Struktralisme
penggunaannya pun masih harus sangat Levi-Strauss mengatakan bahwa bahasa
berhati-hati karena dapat menimbulkan adalah cerminan refleksi dari suatu
konflik karena kesalah pahaman atau kebudayaan yang dimana sistem sosial dari
ketidak pahaman tentang bahasa tersebut masyarakat itu ditentukan oleh struktur
pada indiviu tertentu. sosial ari masyarakat itu sendiri yang
artinya apabila struktur bahasa itu sudah
5. KESIMPULAN
rusak maka sistem sosial masyarakat pun
Fenomena penggunaan bahasa gaul ikut rusak.
yang menciptakan struktur baru terjadi
akibat faktor-faktor tertentu. Faktor-faktor 6. DAFTAR PUSTAKA
tersebut antaralain, faktor lingkungan
keluarga, faktor lingkungan sekitar, faktor Buku;
lingkungan bermain, dan kurangnya Ahimsa-Putra, Shri, Heddy. 2012.
pendalaman dan fokus tertntu terhadap Strukturalisme Levi-Strauss Mitos
mata pelajaran di sekolah tentang bahasa dan Karya Sastra. Yogyakarta :
Bali. Adanya penduduk pendatang, dan Kepel Press
pengaruh perkembangan media teknologi Afrizal. 2014. Metode Penelitian Kualitatif.
juga merupakan faktor pendorong Jakarta: Rajawali Pers
masuknya bahasa gaul. Dwipayana. 2005. GLOBALISM: Pergulatan
Munculnya struktur baru dalam Politik Representasi Atas Bali.
kehidupan sosial remaja Bali menimbulkan Denpasar: Ulangkep Press.
dampak tertentu seperti, kosakata bahasa
Bali menjadi lebih kaya, menciptakan kesan Internet;
akrab dan menunjukan sifat egaliter, hal-hal Dhae. 2019. Lestarikan Bahasa Bali
tersebut dianggap sebagai dampak yang Pemprov Bali Terbitkan Pergub
lebih condong pada dampak positif akibat diakses pada 14 Juli 2020
adanya struktur baru yang berjalan. Ada melalui;
pula dampak yang lebih condong pada https://m.mediaindonesia.com/nus
dampak negatif seperti kehilangannya antara/217853/lestarikan-bahasa-
identitas bahasa asli, terancamnya nilai bali-pemprov-bali-terbitkan-
asli, dan kesakralan budaya Bali, pergub
12
Laurensius, Krisna. 2014. Bahasa Gaul Ismiyati. 2011. Bahasa Prokem di Kalangan
diakses pada 14 Juli 2020 Remaja Kota Gede. Program
melalui; Studi Bahasa dan Sastra. Skripsi.
http://polyglotindonesia.org/id/artic Yogyakarta: Universitas Negeri
le/bahasa-gaul Yogyakarta
Upa Raji, Rambu. 2017. Rendahnya
Jurnal; Penggunaan Bahasa Sumba
Sasongko, Ibnu. (2003). Pengembangan Timur Di Kalangan Remaja Dalam
Konsep Strukturalisme, Dari Berinteraksi Di Kota Waingapu-
Struktur Bahasa Ke Struktur Sumba Timur (NTT). Skripsi.
Ruang Permukiman (Kasus; Denpasar: Universitas Udayana
Pemukiman Sasak di Desa
Payung). Jurnal Bahasa dan Seni.
2. 158-159
. Hidayat. (2012). Konflik (Pertarungan)
Bahasa. Jurnal Pemikiran Islam.
37(2). 37-38
Suwija. (2012). Nilai-nilai Pendidikan
Karakter Dalam Pembelajaran
Bahasa Bali. Jurnal Pendidikan
Karakter. 2(1). 67-78
Suminar, Ratna P. (2016). Pengaruh
Bahasa Gaul Terhadap
Penggunaan Bahasa Indonesia
Mahasiswa UNSWAGATI. Jurnal
Logika. 18(3). 114-118
Setyawati, (2014). Pemakaian Bahasa Gaul
Dalam Komunikasi Jejaring
Sosial. Jurnal Pendidikan dan
Sastra Indonesia. 2(2). 1-25

Skripsi;
Hardiyanti, Siti. 2014. Fenomena Bahasa
Gaul Di Kalangan Remaja
Pengguna Twitter (Studi
Interaksionalisme Simbolik).
Skripsi. Tanggerang: Universitas
Multimedia Nusantara

13

Anda mungkin juga menyukai