Anda di halaman 1dari 11

NAMA : MUHAMMAD SYAHRUL

NIM : 18201546

DOSEN PENGAMPU : DR. ABDUL MUUSTAQIM. M.Ag

SEMESTER 6 IAT

TUGAS REVIEW METODOLOGI PENELITAIN AL QUR’AN DAN TAFSIR

Pada dasarnya pokok kajian dalam penelitian dalam kajian sebuah tafsir memiliki dua makna
besar, yaitu penelitian teks dan penelitian sosial. Kedua model dalam penelitian ini hendaknya
kita harus memahaminya secara seimbang. Sehingga dalam perkembangan ilmu ini dapat
berjalan secara baik dan berkembnag luas. Banyak sekali karya yang menyinggung masalah
penelitian sosial dapat kita temui tanpa hambatan. Sehingga bagi para peneliti tidak sulit dalam
mengambil manfaat dari karya tersebut yang dimana jika hendak melakukan penelitian dalam
suatu sub kajian bidang al qur’an dan tafsir. Sehingga pada era kekinian muncul sebuah istilah
yaitu Living Qur’an atau bagaiman al qur’an itu hidup di sisi masyarakat. Pada pembahasan
metode penelitian al qur’an dan tafsir masih sangat jarang ditemui dan masih jarang yang
mengkajinya.

Pada pembahasan buku penelitian al qur’an dan tafsir ini yang menjadi kajiannya adalah
penelitian teks dan penelitian sosial. Pada buku ini juga terdapat beberapa unsur kajian yaitu

1. Penelitian tokoh
2. Penelitian tematik
3. Penelitian living qur’an
4. Penelitian manuskrip
5. Penelitian komparatif

Dari semua model penelitian tersebut 4 subnya masuk kedalam objek penelitian teks. Sedangkan
penelitian yang mencakup living qur’an merupakan jenis penelitiam dalam kategori sosial. Buku
ini memiliki banyak sekali keunggulan yang di tawarkan. Yaitu buku ini di tulis secara
sistematis, bahasa yang gunakan mudah untuk di pahamai. Serta buku ini pula banyak
menghadirkan sumber rujukan atau refrensi relevan dan berkualitas dalam penelitian al qur’an
dan tafsir. Buku ini sangat cocok bagi pemula yang ingin mendalami kajian penelitain al qur’an
dan tafsir.

Pada pembahsan awal buku ini adalah tentang hakikat penelitian ilmiah.

1. HAKIKAT PENELITIAN ILMIAH

Hakikat penelitian ilmiah merupakan sebuah proses kerja ilmiah yang di lakukan secara
siestematik, dengan menggunkan metode dan pendekatan tertentu, serta analisis yang mendalam
untuk menyingkap sebuah fenomena, mengetahui antara fenomena dan mencermati kaitan satu
dengan yang lainnyaa, atau menjawab suatu problem akademik yang menjadi rumusan pokok
penelitian. Penelitian ilmiah kadang juga disebut sebagai metode ilmiah yang merupakan tata
cara sistematis dan logis dalam sebuah riset untuk mencapaitujuan riset tertentu.

CIRI KHAS PENELITIAN ILMIAH

Pada pembahasan ini ketika dalam melakukan sebuah penelitian ilmiah tentunya hal ini berbeda
dengan menulis seperti kepentingan skripsi, tesis, disertasi. Sesorang tidak disyaratkan harus
menggunakan metode tertentu. Hal ini berbeda dengan menulis sebuah riset yang memiliki
syarat-syarat tertentu baik metodologi maupun teknis yang menjadi ciri khas pokok dalam
risetnya. Dalam melakukan penelitian ilmiah seseorang harus bersifat obyektif dan metodologis.
Obyektif maksudnya adalah ketika seseorang dalam melakukan riset hendaknya untuk
menghindari hal-hal yang dapat menyindir atau melemahkan objek yang dikaji. Sedangkan
metodologis adalah bahwa dalam sebuah riset itu harus di susun secara sistematis, logis, bukan
hanya sekedar mengumpulkan data.

TAFSIR, METODE TAFSIR DAN METODE PENELITIAN TAFSIR

Ketiga istilah ini hendaknya kita pahami secara cermat agar kita tidak salah dalam
memahaminya. Pertama, yang di maksud tafsir dalam konteks ini adalah sebuah produk
penafsiran dari seorang mufassir mengenai pemahaman suatu ayat dengan metode atau
pendekatan tertentu , sehingga makna-makna yang masih samar atau global dapat dipahami
secara rinci. Kedua, metode tafsir yang di maksud adalah metode dalam penyajian tafsir seperti
metode tafsir tahlili, ijmali, muqarin dan maudhui. Ketiga, metode penelitian tafsir adalah cara-
cara yang dipakai peneliti dalam melakukan sebuah riset terhadap sebuah kitab-kitab tafsir.
TUJUAN PENELITIAN AL QUR’AN DAN TAFSIR

Pada dasarnya tujuan penelitian al qur’an dan tafsir adalah untuk mencari kejelasan, untuk
mengkritik pemikiran sebuah tokoh tafsir tertentu, untuk menegaskan suatunteori yang ada,
untuk menemukan teori yang baru serta untuk mengkomparasikan satu pemikiran dengan
pemikiran yang lainnya. Karena pada hakikatnya al qur’an itu ibarat lautan yang luas, maknanya
perlu kta gali untuk memahaminya.

RANAH PENELITIAN AL QUR’AN DAN TAFSIR

Dalam mengetahui ranah sebuah penelitian al qur’an. Amin al Khulli dalam kitabnya Manahij
Tajdid, riset tentang al qur’an dapat di petakan menjadi dua kateogori besar. Yaitu kajian tentang
apa yang ada di dalam al qur’an dan kajian seputar al qur’an. Namun penulis buku ini sendiri
mengatakan ada enam ranah kajiannya, yaitu penelitian tematik, penelitian tokoh, penelitian
kawasan, penelitian living qur’an, penelitian makhtuthat melalui pendekat filologi, dan penelitian
komparatif

2. MODEL PENELITIAN TOKOH

HAKIKAT PENELITIAN TOKOH

Penelitian tokoh tafsir biasanya juga sering di sebut dengan istilah penelitian riwayat hidup
individu. Jika dilihat dari segi prinsip metodologi dan logika riset, sebenarnya penelitian tokoh
tidak jauh berbeda dengan model penelitian yang lain. Di dalam penelitian tersebut tentu adanya
latar belakang masalah, apa alasan tokoh dan pemikirannya perlu di reset, apa permasalahan
dalam risetnya, apa metode riset itu ketika hendak di pecahkan, serta apa peranannya bagi ilmu
pengetahuan lainnya. Studi tokoh merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif yang
digunakan untuk emnyelesaikan skripsi, teseis, dan disertasi. Hakikat studi tokoh adalahstudi
kajiansecara sistematis, kritis mengenai sejarahtokoh, ide atau gagasan orisinal, serta konteks
sosio historis yang melingkupi konteks yang di kaji.
TUJUAN PENELITIAN TOKOH

Tujuan penelitian tokoh mufassir sesungguhnya untuk mencapai sebuah pemahaman yang
komperhensif tentang pemikiran, gagasan, konsep dan teori dari seseorang tokoh yang di kaji.
Tujuan penelitian tokoh ada tiga yaitu, pertama, untuk memperoleh gambaran, motivasi, aspirasi
bahkan pretasi sang tokoh tentang bidang yang digeluti. Kedua, untuk memperoleh deskripsi
yang utuh dan objektif tentang teknik dan strategi yang digunakan dalam melaksanaan bidang
yang digeluti. Ketiga, untuk menunjukkan orisinalitas pemikiran, sisi kelebihan dan kekurangan
sang tokoh yang di kaji berdasarkan ukuran-ukuran tertentu. Sehingga kita dapat memberikan
nilai kontributif secara akademik untuk kajian berikutnya.

PERTIMBANGAN DALAM PENELITIAN TOKOH

Jika kita hendak melakukan penelitian tokoh, maka apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam
memilih tokoh. Tentunya ada beberapa hal yang berpengaruh sebelum kita menulis tentang
tokoh. Yaitu, bagaimana popularitas tokoh, pengaruh tokoh yang sedang di kaji, bagaimana
kontroversial terhadap tokoh tersebut, apa saja sisi keunikan yang ada pada tokoh tersebut,
bagaiman intensitas tokoh tersebut, serta apa relevansi dan kontribusi tokoh tersebut.

OBJEK KAJIAN TOKOH

Pada dasarnya ketika dalam penelitian tentunya bagian tersebut harus jelas objek dan dikaji
secara mendalam. Hal-hal yang perlu kita cermati adalah aspek orisinalitas, menyangkut aspek-
aspek yang otentik dan bukan imitasi dari orang lain dalam pemikiran sang tokoh. Apa
keunggulan dan kekurangan pemikiran sang tokoh tersebut, dengan melihat argumen-argumen
yang digunakan misalnya, serta implikasi pemikirannya.

METODOLOGI PEMIKIRAN TOKOH

Secara praktis dan sederhana bahwaa ada bebrapa langkah dalam metodologi riset penelitian
tokoh.

Pertama, menetukan tokoh yang dikaji. Bahwa tokoh tersebut layak untuk di kaji, serta ada
kaitannya dengan al qur’an dan tafsir.
Kedua, menetukan objek formal yang hendak di kaji secara tegas, dengan tujuan agar riset kita
tidak berpencar kemana-mana.

Ketiga, mengumpulkan data-data yang terkait dengan tokoh dan isu pemikirannya.

Keempat, melakukan identifikasi tentang elemen-elemen bangunan pemikiran tokoh tersebut.

Kelima, melakukan analisa dan kritik terhadap pemikiran sang tokoh yang hendak di teliti.

Keenam, melakukan penyimpulan sebagai jawaban atas problem tokoh yang di kaji.

3. MODEL PENELITIAN TEMATIK

HAKIKAT PENELITIAN TEMATIK

Salah satu model penelitan al qur’an adalah penelitian tematik, dan penelitian tematik juga
menjadi popular dalam perkembangan tafsir era modern kontemporer. Karena pada hakikatnya al
qur’an banyak sekali mengandung berbagai tema-tema baik dari persoalan teologi, gender, fikih,
etika, sosial, pendidikan, politik, filsafat dan lainnya. Oleh karena itu tugas peneliti adalah
bagaimana mengumpulkan dan memahami ayat-ayat yang terkait dengan tema tersebut. Model
penelitian tematik ini jelas menggunkan metode tafsir tematik sesuai dengan namanya.

MACAM-MACAM RISET TEMATIK

Pertama, tematik surat.

Kedua, tematik term atau istilah-istilah.

Ketiga, tematik konseptual

Keempat, tematik tokoh.

LANGKAH-LANGKAH METODIS

Metode penafsiran tematik adalah upaya untuk memahami ayat-ayat al qur’an dengan
memfokuskan pada tema yang telah ditetapkan dengan mengkaji secara serius tentang ayat-ayat
yang terkait dengan nama tersebut. Topik inilah yang menjadi ciri utama dari metode maudhui.
Salah satu tokoh tafsir kontemporer yang memberikan gagasan penelitian model tematik adalah
Hasan Hanafi. Yaitu dengan langkah sebagai berikut

Pertama, seorang mufassri harus secara sadar mengetahui dan merumuskan komitmennya
terhadap problem sosial politik tertentu.

Kedua, seorang mufassir harus melihat proses sejarah lahinya teks al qur’an.,

Ketiga, dari rumusan komitmen dan tujuannya, barulah seorang mufassir dapat
menginventarisasikan ayat-ayat yang terkait dengan tema yang menjadi komitmennya.

Kemepat, melakukan klasifikasi bentuk-bentuk bahasa.

Kelima, membangun struktur makna yang tepat dengan sasaran yang di tuju,

Keenam, analisi terhadap problem faktual dalam situasi realitas yang di hadapi penafsir

4. MODEL PENELITIAN NASKAH KUNO

Pengertian naskah kuno adalah penelitian yang objek materialnya berupa naskah kuno yang di
dalamnya terdapat resepsi hermenutis terkait dengan pemahaman ayat-ayat al qur’an, baik
naskah itu di tulis khusus sebagai kitab tafsir, maupun tidak. Yang di sebut dengan naskah kuno
adalah dokumentasi dari berbagai jenis yang di tulis dengan tangan, tetapi lebih mengkhusukan
pada bentuk yang asli sebelum di cetak. Dalam konteks filologi, berbicara tentang naskah kuno
berarti kita akan membicarakan tentang informasi dan nilai-nilai. Naskah kuno memilki nilai
informasi yang sangat berharga, baik tinjau dari sejarah naskah, maupun pesan yang tertulis
dalam naskah itu sendiri.

Tujuan ilmu filologi secara umum bertujuan untuk :

Pertama, mengungkap produk masa lampau melalui peninggalan tulisan.

Kedua, mengungkap fungsi peninggalan tulisan pada masyarakat penerimanya.

Ketiga, mengungkap nilai-nilai budaya masa lampau untuk diaktualisasikan dalam konteks
kekinian.
Hubungan antara filologi dan ilmu lainnya adalah adanya hubungan timbal balik yakni kontribusi
yang diberikan filologi terhadap ilmu lain atau adanya kontribusi ilmu lain kepada filologi. walau
dalam ilmu sosial filologi dianggap kurang menarik karena objek penelitiannya adalah naskah
dan teks kuno, namun nyata nya banyak dari cabang keilmuan yang merujuk pada tulisan ilmuan
Yunani kuno. Ini merupakan salah satu bukti bahwa kontribusi yang filologi dalam kelimuan
lainnya, dan ini membuktikan keberhasilan filologi dalam mempertahankan orientasi naskah dan
teks kuno tersebut, sehingga mampu memberikan kontribusinya dalam bidang ilmu lain hingga
saat ini.

Alasan dibutuhkan nya filologi dalam bidang ilmu lain yakni karena kandungan naskah dan teks
kuno sangat beragam sehingga diperlukan nya filologi untuk mengkaji, yang pada akhirnya
menghasilkan sebuah karya yang siap untuk dibaca para pengkaji dari bidang ilmu lainnya.
Sedangkan fungsi dari ilmu bantuk terhadap filologi sendiri yakni bahwa filologi sebuah ilmu
yang mengkaji naskah dan teks kuno, sehingga memubutuhkan bantuan dari ilmu lain untuk
memaknai, memahami isi teks penelitian.

Langakah-langkah penelitian filologi

Pertama, melakukan inventarisasi naskah.

Kedua, melakukan kritik teks.

Ketiga, melakukan deskripsi naskah.

Keempat, pengelompokan dan perbandingan teks.

Kelima, transliterasi dan transkripsi.

Keenam, melakukan penerjemahan.

Ketujuh, interpretasi teks.

Kedelapan, melakukan kesimpulan.


5. MODEL PENELITIAN LIVING QUR’AN

Dalam jonteks riset living qur’an, model-model resepsi dengan segala kompleksitasnya menjadi
menarik untuk dilakukan, untuk melihat bagaimana proses budaya. Perilaku yang dinspirasi atau
dimotivasi oleh kehadiran itu terjadi. Pada model penelitian ini maksudnya adalah bagaimana
respon masyarakat terhadap al qur’an itu sendiri, baik dari segi sebagai ibadah ritual ataupun
memiliki peranan atau pemahaman makna al qur’an itu sendiri sangat berpengaruh terhadap
pembacanya. Yang menarik dari living qur’an tersebut tidak hanya di kaji bagi oleh kaum
muslimin, melainkan juga banyak dikaji oleh kaum orientalis.

Kajian dibidang living qur’an memberikan kontirbusi yang signifikam bagi pengembangan
wilayah objek kajian al qur’an. jika selama ini tafsirn harus dipahami hanya berupa teks, maka
tafsir sebenarnya bisa lagi di perluas maknanya. Tafsir bisa berupa respons atau praktik prilaku
suatu masyarakat yang diinspirasi oleh kehadiran al qur’an tersebut. Arti penting kajian living
qur’an adalah memberikan pradigma baru bagi pengembangan kajian al qur’an era kontemporer,
sehingga kajian al qur’an tidak hanya berpaku pada teks.

6. MODEL PENELITIAN KOMPARATIF

Salah satu penlitian al qur’an adalah penelitian komparatif. Komparatif artinya membandingkan .
pendekatan ini sering digunakan untuk membantu menjelaskan sebuah prinsip atau gagasan.
Istilah riset komparatif pada mulanya sebenarnya sebuah metodologi riset dalam ilmu sosial yang
bertujuan untuk membuat perbandingan di berbagai negara dan budaya. Namun kemudian dalam
perkembangannya juga dapat diterapkan dalam penelitian al qur’an dan tafsir. Kajian seperti ini
bisa dilihat dari tafsir muqarin sesuatu tentang perbandingan yang berupa konsep, pemikiran,
teori atau metodologi.

Dengan melakukan riset perbandingan sesuatu itu menjadi jelas. Secara metodologis tujuan
penelitian komparatif adalah sebagai berikut: pertama, mencari aspek persamaan dan perbedaan.
Kedua, mencari kelebihan dan kekurangan masing-masing tokoh. Ketiga, mencari sintesa kreatif
dari hasil analisis pemikiran tokoh tersebut. Penelitian komparatif digunakan untuk mencari
jawaban dasar tentang sebab akibat dengan menganalisis faktor-faktormpenyebab terjadinya
maupun munculnya suatu fenomena atau kejadian tertentu.
NAMA : MUHAMMAD SYAHRUL

NIM : 18201546

DOSEN PENGAMPU : DR. ABDUL MUSTAQIM. M.Ag

TUGAS ILMU MA’ANIL QUR’AN

“Ilmu ma’ani” adalah ilmu yang mengkaji keadaan suatu kalimat dalam bahasa Arab, yang
sesuai dengan tuntutan situasi dan kondisi. Dengan ilmu ini, seseorang yang berbicara dalam
bahasa Arab bisa memilih tata cara penyampaian kalimat yang sesuai dengan keadaan orang
yang diajak bicara, dengan tujuan, kalimat yang diucapkan adalah kalimat yang sesuai dengan
ilmu bahasa Arab. Diharapkan, setiap muslim yang mengkaji ilmu ini bisa memahami susunan
kalimat dalam Alquran dan penggalian maknanya. Ilmu ini mengupas seputar kajian mengenai
kalimat sempurna, sampai pada unsur-unsur penyusunnya, dengan mencari sifat masing-masing
unsur tersebut dalam bahasa Arab, seperti: posisi-posisi kata dalam kalimat yang layak untuk
diringkas, ditambahkan, dibuang, dimutlakkan, dikuatkan maknanya, dan teknik penyusunan
kalimat lainnya.

Kata ‫ معاني‬merupakan bentuk jamak dari kata ‫ معنى‬yang berarti makna, arti dan maksud.
Secara istilah adalah ilmu untuk mengetahui ihwal ( keadaan ) lafadz bahasa arab yang sesuai
demngan tuntutan situasi dan kondisi. Objek kajian ilmu ini adalah lafal bahasa arab. Ilmu ini
bertujuan untuk menemukan dan mengungkap kemukjizatan al qur’an. Dengan ilmu ini juga kita
dapat membedakan kalimat-kalimat yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Objek kajian ilmu
ma’ani hampir sama dengan ilmu nahwu, kajiannya juga meliputi kalimat dan bagian-bagiannya.
Ilmu mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan bahasa arab dan kaitannya dengan konteks.
Dengan mengetahui hal-hal tersebut kita dapat menyampaikan suatu gagasan atu ide yang baik
kepada mukhatab.

Maksud dari ilmu Ma'ani adalah Untuk menjelaskan terhadap lafaz dan metode bahasa Arab
yang terdapat di dalam al-Quran. Oleh kerana itu sebagian besar pembahasan dalam kitab ini
adalah mengenai ilmu yang berhubungan dengan bahasa Arab. Ini disebabkan kerana ulama
yang menulis dalam ilmu Ma'ani al-Quran adalah merupakan ulama ahli bahasa, maka mereka
menulis kitab yang sesuai dengan keahlian mereka. Oleh kerana itu mereka tidak mengambil
sesuatu perkara dari para ahli tafsir. Walaupun ada sebagian yang mengambil dari para mufasir.
Dengan mempelajari ilmu ma’ani tentunya kita dapat mengetahui kemukjizatan al qur’an berupa
segi kebagusan penyampaian, keindahan deskripsinya. Kita juga dapat mengetahui rahasia-
rahasia ketinggian dan kefashihan bahasa arab, dengan ilmu ini pula kita dapat membedakan
mana ungkapan kalimat yang benar dan salah. Mana yang baik dan mana yang rendah.

Contohnya, seperti kata sinonim dan antonim. Pada dasarnya memiliki arti yang sama namun
berbeda makna antara keduanya.

1. Kata sumpah

‫حلف‬: bersumpah tetapi ada maksud untuk dilanggar


‫ قسم‬: sumpah yang dilakukan dengan tata cara khusus, sumpah yang benar-benar untuk di taati

2. Kata istri

‫أمراة‬: istri yang belum mempunyai anak

‫زوج‬: istri yang mempunyai anak

3. Kata mimpi

‫ حلم‬: mimpi yang berarti mimpi kosong

‫رؤيت‬: mimpi yang benar akan terjadi

4. Kata nabi

‫رسول‬: nabi yang menerima wahyu untuk disampaikan kepada umat

‫نبئ‬: utusan Allah yang menrima wahyu tetapi tidak diperintahkan dalam menyampaikannya

5. Kata manusia

‫بشر‬: manusia yang disifati dalam konteks biologisnya


‫انسان‬: manusia yang bergerak dinamis menuju arah kesempurnaan

Anda mungkin juga menyukai