Oleh:
Orang yang paling berhak menjadi imam adalah hakim, kemudian tuan rumah atas
tamunya, dan tuan atas budaknya. Sedangkan kriteria orang yang paling berhak
menjadi imam baik imam masjid maupun selainnya adalah:
Kriteria lain adalah imam yang adil lebih utama dari imam fasik
meskipun imam yang fasik lebih ahli fiqih dan lebih bagus bacaannya,
kemudian imam baligh lebih utama dari imam imam anak kecil, imam yang
muqim lebih utama dari imam musafir, imam anak halal lebih utama dari
anak zina, serta budak yang ahli fiqih adalah setara dengan orang merdeka
yang tidak faqih.
Jika imam dalam suatu jama’ah adalah orang yang fasik atau ahli bid’ah dan
makmum mengetahunya maka berjamaah dengan yang demikian adalah makruh.
Menurut ibnu hajar jika menemukan imam yang demikian, maka shalat sendiri adalah
lebih utama, sedangkan menurut imam Ramly shalat berjamaah adalah lebih utama.
Dalam kasus ini, penulis menuqil pendapat imam malik dan imam Syafi’i “jika
seorang laki-laki mengerjakan shalat sementara di sampingnya terdapat perempuan
maka shalatnya sah. Dari sini maka dapat disimpulkan bahwa jika seseorang shalat
berjama’ah dengan lain mahram maka shalatnya sah.
d. Berjama’ah dengan imam yang berbeda madzhab
Jika imam jama’ah adalah orang yang berbeda madzhab maka lebih baik
mencari jama’ah lain yang imamnya semadzhab meskipun jama’ahnya lebih
sedikit.
Fenomena seperti ini, seringkali kita temui di Indonesia karena banyaknya masjid
yang bertingkat di Negara kita. Lalu bagimana hukumnya jika imam shalat di atas
sedangkan makmum di bawah atau sebaliknya?. Menurut sebagian pendapat shalatnya
sah jika posisi imam tepat di atas makmum sekiranya makmum berjalan ke atas posisi
kepala makmum tepat di bawah telapak kaki imam begitupun sebaliknya. Hal yang
demikian disyaratkan shalat yang di selain masjid. Sedangkan di masjid tidak
disyaratkan.
1. Tidak sah shalat maktubah berjama’ah dengan shalat jenazah atau shalat
kusuf
2. Sah shalat dhuhur berjama’ah dengan shalat asar, shalat maghrib
dengan isya’, dan sebaliknya
3. Sah shalat qadha dibelakang imam yang ada’ dan sebaliknya
4. Sah shalat sunnah di belakang imam yang shalat fardhu, sedangkan
shalat fardhu di belakang imam yang shalat sunnah, ulama’ madzhab
berbeda pendapat. Menurut imam abu hanifah, imam maliki, dan imam
hanbali tidak diperbolehkan, sedangkan imam syafi’i memperbolehkan.
Sumber rujukan