Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perasaan akan timbulnya nasionalisme bangsa Indonesia telah tumbuh sejak lama, bukan
secara tiba-tiba. Nasionalisme tersebut masih bersifat kedaerahan, belum bersifat
nasional.Nasionalisme yang bersifat menyeluruh dan meliputi semua wilayah Nusantara baru
muncul sekitar awal abad XX.Lahirnya nasionalisme bangsa Indonesia didorong oleh dua faktor,
baik faktor intern maupun faktor ekstern.

1. Faktor Intern
a. Sejarah Masa Lampau yang GemilangIndonesia sebagai bangsa telah mengalami zaman
nasional pada masa kebesaran Majapahit dan Sriwijaya. Kedua kerajaan tersebut, terutama
Majapahit memainkan peranan sebagai negara nasional yang wilayahnya meliputi hampir
seluruh Nusantara.
b. Penderitaan Rakyat Akibat Penjajah. Bangsa Indonesia mengalami masa penjajahan yang
panjang dan menyakitkan sejak masa Portugis. Politik devide et impera, monopoli perdagangan,
sistem tanam paksa, dan kerja rodi merupakan bencana bagi rakyat Indonesia.
c. Pengaruh Perkembangan Pendidikan Barat di Indonesia. Perkembangan sistem pendidikan
pada masa Hindia Belanda tidak dapat dipisahkan dari politik etis. Ini berarti bahwa terjadinya
perubahan di negeri jajahan (Indonesia) banyak dipengaruhi oleh keadaan yang terjadi di negeri
Belanda.
d. Pengaruh Perkembangan Pendidikan Islam di Indonesia. Perkembangan pendidikan di
Indonesia juga banyak diwarnai oleh pendidikan yang dikelola umat Islam.
e. Pengaruh Perkembangan Pendidikan Kebangsaan di Indonesia.
Berkembangnya sistem pendidikan Barat melahirkan golongan terpelajar. Adanya diskriminasi
dalam pendidikan kolonial dan tidak adanya kesempatan bagi penduduk pribumi untuk
mengenyam pendidikan, mendorong kaum terpelajar untuk mendirikan sekolah untuk kaum
pribumi.
f. Peranan Bahasa Melayu. Di samping mayoritas beragama Islam, bangsa Indonesia juga
memiliki bahasa pergaulan umum (Lingua Franca) yakni bahasa Melayu. Dalam
perkembangannya, bahasa Melayu berubah menjadi bahasa persatuan nasional Indonesia.

2. Faktor Ekstern
a. Kemenangan Jepang atas Rusia. Selama ini sudah menjadi suatu anggapan umum jika
keperkasaan Eropa (bangsa kulit putih) menjadi simbol superioritas atas bangsa-bangsa lain dari
kelompok kulit berwarna. Hal itu ternyata bukan suatu kenyataan sejarah. Perjalanan sejarah
dunia menunjukkan bahwa ketika pada tahun 1904-1905 terjadi peperangan antara Jepang
melawan Rusia.
b. Partai Kongres India
. Dalam melawan Inggris di India, kaum pergerakan nasional di India membentuk All India
National Congress (Partai Kongres India), atas inisiatif seorang Inggris Allan Octavian Hume
pada tahun 1885. Di bawah kepemimpinan Mahatma Gandhi, partai ini kemudian menetapkan
garis perjuangan yang meliputi Swadesi, Ahimsa, Satyagraha, dan Hartal. Keempat ajaran
Ghandi ini, terutama Satyagraha mengandung makna yang memberi banyak inspirasi terhadap
perjuangan di Indonesia.
c. Filiphina
dibawah Jose Rizal. Filipina merupakan jajahan Spanyol yang berlangsung sejak 1571 – 1898.
Dalam perjalanan sejarah Filipina muncul sosok tokoh yang bernama Jose Rizal yang merintis
pergerakan nasional dengan mendirikan Liga Filipina. Sikap patriotisme dan nasionalisme yang
ditunjukkan Jose Rizal membangkitkan semangat rela berkorban dan cinta tanah air bagi para
cendekiawan di Indonesia.
1.2. Rumusan masalah
Hal-hal yang kiranya dianggap perlu dalam mencapai sebuah tujuan adalah pergerakan
nasional Indonesia dalam mencapai kemerdekaan Indonesia. Dalam makalah ini, penulis akan
berusaha membahas atau memaparkan berbagai masalah yang berkaitan dengan pergerakan
nasional Indonesia yang dimulai dengan berdirinya organisasi-organisasi hingga perjuangan
organisasi tersebut dalam memperjuangkan kemerdekaan sehingga terbentuknya bangsa
indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perkembangan Pergerakan Nasional
Masa pergerakan nasional di Indonesia ditandai dengan berdirinya organisasi-organisasi
pergerakan.Masa pergerakan nasional (1908 - 1942), dibagi dalam tiga tahap berikut.
1) Masa pembentukan (1908 - 1920) berdiri organisasi seperti Budi Utomo,
Sarekat Islam, dan Indische Partij.
2) Masa radikal/nonkooperasi (1920 - 1930), berdiri organisasi seperti Partai Komunis
Indonesia (PKI), Perhimpunan Indonesia (PI), dan Partai Nasional Indonesia (PNI).
3) Masa moderat/kooperasi (1930 - 1942), berdiri organisasi seperti Parindra, Partindo, dan
Gapi. Di samping itu juga berdiri organisasi keagamaan, organisasi pemuda, dan organisasi
perempuan.
1. Budi Utomo (BU)
Pada tanggal 20 Mei 1908 berdiri organisasi Budi Utomo dengan ketuanya Dr.
Sutomo.Organisasi Budi Utomo artinya usaha mulia.Pada mulanya Budi Utomo bukanlah
sebuah partai politik.Tujuan utamanya adalah kemajuan bagi Hindia Belanda. Hal ini terlihat
dari tujuan yang hendak dicapai yaitu perbaikan pelajaran di sekolah-sekolah, mendirikan badan
wakaf yang mengumpulkan tunjangan untuk kepentingan belanja anak-anak bersekolah,
membuka sekolah pertanian, memajukan teknik dan industri, menghidupkan kembali seni dan
kebudayaan bumi putera, dan menjunjung tinggi cita-cita kemanusiaan dalam rangka mencapai
kehidupan rakyat yang layak.
2. Sarekat Islam (SI)
Pada tahun 1911, SDI didirikan di kota Solo oleh H. Samanhudi sebagai suatu koperasi
pedagang batik Jawa. Garis yang diambil oleh SDI adalah kooperasi, dengan tujuan memajukan
perdagangan Indonesia di bawah panji-panji Islam.Keanggotaan SDI masih terbatas pada ruang
lingkup pedagang, maka tidak memiliki anggota yang cukup banyak.Oleh karena itu agar
memiliki anggota yang banyak dan luas ruang lingkupnya, maka pada tanggal 18 September
1912, SDI diubah menjadi SI (Sarekat Islam).Organisasi Sarekat Islam (SI) didirikan oleh
beberapa tokoh SDI seperti H.O.S Cokroaminoto, Abdul Muis, dan H. Agus Salim. Sarekat
Islam berkembang pesat karena bermotivasi agama Islam. Latar belakang ekonomi berdirinya
Sarekat Islam adalah:
1.perlawanan terhadap para pedagang perantara (penyalur) oleh orang Cina,
2.isyarat pada umat Islam bahwa telah tiba waktunya untuk
menunjukkan kekuatannya.
3.membuat front melawan semua penghinaan terhadap rakyat bumi putera.
3. Indische Partij (IP)
IP didirikan pada tanggal 25 Desember 1912 di Bandung oleh tokoh Tiga Serangkai,
yaitu E.F.E Douwes Dekker, Dr. Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat. Pendirian IP
ini dimaksudkan untuk mengganti Indische Bond yang merupakan organisasi orang-orang Indo
dan Eropa di Indonesia.Hal ini disebabkan adanya keganjilan-keganjilan yang terjadi
(diskriminasi) khususnya antara keturunan Belanda totok dengan orang Belanda campuran
(Indo). IP sebagai organisasi campuran menginginkan adanya kerja sama orang Indo dan bumi
putera. Hal ini disadari benar karena jumlah orang Indo sangat sedikit, maka diperlukan kerja
sama dengan orang bumi putera agar kedudukan organisasinya makin bertambah kuat.
Tujuan dari partai ini benar-benar revolusioner karena mau mendobrak kenyataan politik
rasial yang dilakukan pemerintah kolonial.Tindakan ini terlihat nyata pada tahun 1913. Saat itu
pemerintah Belanda akan mengadakan peringatan 100 tahun bebasnya Belanda dari tangan
Napoleon Bonaparte (Prancis). Perayaan ini direncanakan diperingati juga oleh pemerintah
Hindia Belanda.Adalah suatu yang kurang pas di mana suatu negara penjajah melakukan
upacara peringatan pembebasan dari penjajah pada suatu bangsa yang dia sebagai
penjajahnya.Hal yang ironis ini mendatangkan cemoohan termasuk dari para pemimpin Indische
Partij. R.M. Suwardi Suryaningrat menulis artikel bernada sarkastis yang berjudul ‘Als ik een
Nederlander was’, Andaikan aku seorang Belanda. Akibat dari tulisan itu R.M. Suwardi
Suryaningrat ditangkap. Menyusul sarkasme dari Dr. Cipto Mangunkusumo yang dimuat dalam
De Express tanggal 26 Juli 1913 yang diberi judul Kracht of Vrees?, berisi tentang
kekhawatiran, kekuatan, dan ketakutan. Dr. Tjipto pun ditangkap, yang membuat rekan dalam
Tiga Serangkai, E.F.E. Douwes Dekker turut mengkritik dalam tulisannya di De Express tanggal
5 Agustus 1913 yang berjudul Onze Helden: Tjipto Mangoenkoesoemoen Soewardi
Soerjaningrat,
4. Perhimpunan Indonesia dan Manifesto Politik
Pada tahun 1908 di Belanda berdiri sebuah organisasi yang bernama Indische
Vereeniging.Pelopor pembentukan organisasi ini adalah Sutan Kasayangan Soripada dan RM
Noto Suroto. Para mahasiswa lain yang terlibat dalam organisasi ini adalah R. Pandji
Sosrokartono, Gondowinoto, Notodiningrat, Abdul Rivai, Radjiman Wediodipuro
(Wediodiningrat), dan Brentel. Tujuan dibentuknya Indische Vereeniging adalah untuk
memajukan kepentingan bersama dari orang-orang yang berasal dari Indonesia.Kedatangan
tokoh-tokoh Indische Partij seperti Cipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat, sangat
mempengaruhi perkembangan Indische Vereeniging.Masuk konsep “Hindia Bebas” dari
Belanda, dalam pembentukan negara Hindia yang diperintah oleh rakyatnya sendiri.Perasaan
anti-kolonialisme semakin menonjol setelah ada seruan Presiden Amerika Serikat Woodrow
Wilson tentang kebebasan dalam menentukan nasib sendiri pada negara-negara terjajah (The
Right of Self Determination).Dalam upaya berkiprah lebih jauh, organisasi ini memiliki media
komunikasi yang berupa majalah Hindia Poetra.
5. Partai Komunis Indonesia ( PKI )
Partai Komunis Indonesia (PKI) secara resmi berdiri pada tanggal 23 Mei
1920.Berdirinya PKI tidak terlepas dari ajaran Marxis yang dibawa oleh Sneevliet. Ia bersama
teman-temannya seperti Brandsteder, H.W Dekker, dan P. Bergsma, mendirikan Indische Social
Democratische Vereeniging (ISDV) di Semarang pada tanggal 4 Mei 1914. Tokoh-tokoh
Indonesia yang bergabung dalam ISDV antara lain Darsono, Semaun, Alimin, dan lain-lain.PKI
terus berupaya mendapatkan pengaruh dalam masyarakat.Salah satu upaya yang ditempuhnya
adalah melakukan infiltrasi dalam tubuh Sarekat Islam.Infiltrasi dapat dengan mudah dilakukan
karena ada beberapa faktor berikut.
a. Adanya kemelut dalam tubuh SI, di mana pemerintah Belanda lebih memberi pengakuan
kepada cabang Sarekat Islam lokal.
b. Adanya disiplin partai dalam SI, di mana anggota SI yang merangkap anggota ISDV harus
keluar dari SI. Akibatnya SI terpecah menjadi SI Merah dan SI Putih.
6. Partai Nasional Indonesia ( PNI )
Berdirinya partai-partai dalam pergerakan nasional banyak berawal dari studie club.Salah
satunya adalah Partai Nasional Indonesia (PNI).Partai Nasional Indonesia (PNI) yang lahir di
Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 tidak terlepas dari keberadaan Algemeene Studie
Club.Lahirnya PNI juga dilatarbelakangi oleh situasi sosio politik yang
kompleks.Pemberontakan PKI pada tahun 1926 membangkitkan semangat untuk menyusun
kekuatan baru dalam menghadapi pemerintah kolonial Belanda. Rapat pendirian partai ini
dihadiri Ir. Soekarno, Dr. Cipto Mangunkusumo, Soedjadi, Mr. Iskaq Tjokrodisuryo, Mr.
Budiarto, dan Mr. Soenarjo. Pada awal berdirinya, PNI berkembang sangat pesat karena
didorong oleh faktor-faktor berikut.
a. Pergerakan yang ada lemah sehingga kurang bisa menggerakkan massa.
b. PKI sebagai partai massa telah dilarang.
c. Propagandanya menarik dan mempunyai orator ulung yang bernama Ir. Soekarno (Bung
Karno).
Untuk mengobarkan semangat perjuangan nasional, Bung Karno mengeluarkan Trilogi
sebagai pegangan perjuangan PNI.Trilogi tersebut mencakup kesadaran nasional, kemauan
nasional, dan perbuatan nasional.Tujuan PNI adalah mencapai Indonesia merdeka. Untuk
mencapai tujuan tersebut, PNI menggunakan tiga asas yaitu self help (berjuang dengan usaha
sendiri) dan nonmendiancy, sikapnya terhadap pemerintah juga antipati dan nonkooperasi. Dasar
perjuangannya adalah marhaenisme.
7. Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI)
PPPKI dibentuk di Bandung pada tanggal 17 - 18 Desember 1927.
Beranggotakan organisasi-organisasi seperti Partai Sarikat Islam Indonesia (PSII), Budi
Utomo, PNI Pasundan, Sumatra Bond, Kaum Betawi, dan Kaum Studi Indonesia. Tujuan
dibentuknya PPPKI yaitu:
a. Menghindari perselisihan diantara anggota-anggotanya
b Menyatukan organisasi, arah, serta cara beraksi dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia;
dan
c. mengembangkan persatuan kebangsaan Indonesia.
Pembentukan organisasi PPPKI sebagai ide persatuan sejak awal mengandung benih-
benih kelemahan dan keretakan. Berikut ini ada beberapa faktor yang menyebabkan keretakan
tesebut.
a. Masing-masing anggota lebih mementingkan loyalitas pada masing-masing kelompoknya.
b. Kurangnya control pusat tehadap aktivitas local.
c. Perbedaan gaya perjuangan di antara organisasi-organisasi PPPKI tersebut.
8. Partai Indonesia (Partindo)
Ketika Ir. Soekarno yang menjadi tokoh dalam PNI ditangkap pada tahun 1929, maka
PNI pecah menjadi dua yaitu Partindo dan PNI Baru.Partindo didirikan oleh Sartono pada tahun
1929.Sejak awal berdirinya Partindo memiliki banyak anggota dan terjun dalam aksi-aksi politik
menuju Indonesia Merdeka. Dasar Partindo sama dengan PNI yaitu nasional. Tujuannya adalah
mencapai Indonesia merdeka. Asasnya pun juga nonkooperasi. Partindo semakin kuat setelah Ir.
Soekarno bergabung ke dalamnya pada tahun 1932, setelah dibebaskan dari penjara.Namun,
karena kegiatan-kegiatannya yang sangat radikal menyebabkan pemerintah melakukan
pengawasan yang cukup ketat.Karena tidak bisa berkembang, maka tahun 1936 Partindo bubar.
9. Partai Indonesia Raya (Parindra)
Salah satu organisasi yang bersifat moderat adalah Partai Indonesia Raya (Parindra).
Parindra didirikan di kota Solo oleh dr. Sutomo pada tanggal 26 Desember 1935. Parindra
merupakan fusi dan Budi Utomo dan Persatuan Bangsa Indonesia (PBI).Tujuan Parindra adalah
mencapai Indonesia Raya.
Asas politik Parindra adalah insidental, artinya tidak berpegang pada asas kooperasi
maupun nonkooperasi.Sikapnya terhadap pemerintah tergantung pada situasi dan kondisi yang
dihadapi, jadi luwes.Tokoh-tokoh Parindra yang terkenal dalam membela kepentingan rakyat di
volksraad adalah Moh. Husni Thamrin. Parindra berjuang agar wakil-wakil volksraad semakin
bertambah sehingga suara yang berhubungan dengan upaya mencapai Indonesia merdeka
semakin diperhatikan oleh pemerintah Belanda.Perjuangan Parindra dalam volksraad cukup
berhasil, terbukti pemerintah Belanda mengganti istilah inlandeer menjadi Indonesier.
10. Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo)
Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) didirikan di Jakarta pada tanggal 24 Mei 1937 oleh
orang-orang bekas Partindo. Tokoh-tokohnya antara lain Sartono, Sanusi Pane, dan Moh.
Yamin.Dasar dan tujuannya adalah nasional dan mencapai Indonesia Merdeka. Gerindo juga
menganut asas insidental yang sama dengan Parindra. Tujuan Gerindo antara lain :
a. Mencapai Indonesia merdeka
b. Memperkokoh ekonomi Indonesia
c. Mengangkat kesejahteraan kaum buruh, dan
d. Memberi bantuan bagi kaum pengangguran
11. Gabungan Politik Indonesia (Gapi)
Pada tanggal 15 Juli 1936, partai-partai politik dengan dipelopori oleh Sutardjo
Kartohadikusumo mengajukan usul atau petisi, yaitu permohonan supaya diselenggarakan suatu
musyawarah antara wakil-wakil Indonesia dan negara Belanda di mana anggotanya mempunyai
hak yang sama. Tujuannya adalah untuk menyusun suatu rencana pemberian kepada Indonesia
suatu pemerintah yang berdiri sendiri.Namun usul tersebut ditolak oleh pemerintah kolonial
Belanda.
Tujuan Gapi adalah menuntut pemerintah Belanda agar Indonesia mempunyai parlemen
sendiri, sehingga Gapi mempunyai semboyan Indonesia Berparlemen. Tuntutan Indonesia
Berparlemen terus diperjuangkan dengan gigih. Akhirnya pemerintah Belanda membentuk
komisi yang dikenal dengan nama Komisi Visman karena diketuai oleh Dr. F.H.Visman. Tugas
komisi ini adalah menyelidiki dan mempelajari perubahan-perubahan ketatanegaraan.Namun,
setelah melakukan penelitian, Komisi Visman mengeluarkan kesimpulan yang mengecewakan
bangsa Indonesia.
12. Organisasi Keagamaan
Muhammadiyah adalah organisasi Islam modern yang didirikan di Yogyakarta pada
tanggal 18 November 1912 oleh K.H. Ahmad Dahlan. Muhammadiyah berarti umat Muhammad
atau pengikut Muhammad. Dengan nama ini memiliki harapan dapat mencontoh segala jejak
perjuangan dan pengabdian Nabi Muhammad. Tujuan yang ingin dicapai adalah
a. Memajukan pengajaran berdasarkan agama islam.
b. Memupuk keimanan dan ketaqwaan para anggotanya.
Dalam rangka mencapai tujuan itu, Muhammadiyah melakukan beberapa upaya berikut.
a. Mendirikan sekolah-sekolah (bukan pondok pesantren) dengan pengajaran agama dan
kurikulum yang modern.
b. Mendirikan rumah sakit dengan nama Pusat Kesengsaraan Umum (PKU).
c. Mendirikan rumah yatim piatu.
d. Mendirikan perkumpulan kepanduan Hisbul Wathan.
13. Organisasi Pemuda dan Wanita
Perkumpulan pemuda yang pertama berdiri adalah Tri Koro Dharmo.Organisasi ini
berdiri pada tanggal 7 Maret 1915 di Jakarta atas petunjuk Budi Utomo. Diprakarsai oleh dr.
Satiman Wirjosandjojo, Kadarman, dan Sunardi. Mereka mufakat untuk mendirikan organisasi
kepemudaan yang anggotanya berasal dari siswa sekolah menengah di Jawa dan Madura.
Perkumpulan ini diberi nama Tri Koro Dharmo yang berarti tiga tujuan mulia (sakti, budhi,
bakti). Dalam perkembangannya, Tri Koro Dharmo membuka cabang di Surabaya. Dalam
rangka mengefektifkan perjuangan, diterbitkan sebuah majalah yang juga diberi nama Tri Koro
Dharmo. Berikut ini tujuan Tri Koro Dharmo secara nyata dalam anggaran dasarnya.
a. Ingin menghidupkan persatuan dan kesatuan, diantara pemuda jawa, sunda, Madura, Bali,
dan Lombok
b. Kerja sama dengan semua organisasi pemuda guna membentuk ke-Indonesia.
Keanggotaannya terbatas pada para pemuda jawa, sunda, Madura, Bali, dan Lombok.
2.2 Peran Manifesto Politik 1925, Kongres 1928 dan Perempuan Pertama dalam Proses
Pembentukan Identitas Kebangsaan Indonesia.
1. Peran Manifesto Politik 1925 dalam Proses Pembentukan Identitas Kebangsaan Indonesia.
Pada tahun 1908 di negeri Belanda berdirilah organisasi Indische Vereenlging.
Organisasi ini didirikan para mahasiswa yang belajar di negeri Belanda. Mereka itu adalah Sutan
Kasayangan Sorlpada, R.N. Noto Suroto, R.P. Sosrokartono, R. Husein Djayadiningrat,
Notodiningrat, Sumitro Kolopaking, dan dr. Apituley.
Tujuan organisasi ini adalah memajukan kepentingan-kepentingan bersama dari orang-
orang yang berasal dari Indonesia, maksudnya orang-orang pribumi dan non pribumi bukan
Eropa di negeri Belanda.
Pada mulanya organisasi ini bersifat sosial budaya, namun sejak berakhirnya Perang
Dunia I perasaan anti kolonialisme dan imperialisme tokoh-tokoh Indische Vereeniging semakin
menonjol. Mereka mengubah suasana dan semangat kegiatan organisasi ke dalam bidang politik.
Hal ini dipengaruhi oleh kedatangan tiga tokoh Indische Partij yang dibuang Belanda yakni Dr.
Cipto Mangunkusumo, R.M. Suwardi Suryaningrat, dan E.F.E. Douwes Dekker, yang berjiwa
Nasionalis.
Manifesto politik adalah suatu pernyataan terbuka tentang tujuan dan pandangan
seseorang atau suatu kelompok terhadap masalah negara. Pada masa pergerakan nasional,
Perhimpunan Indonesia mengeluarkan pernyataan politik yang berkaitan dengan nasib dan masa
depan bangsanya. Pernyataan politik ini amat penting artinya bagi terwujudnya Indonesia
merdeka yang didengar dan didukung oleh dunia Internasional.
Konsep-konsep manifesto politik Perhimpunan Indonesia sebenarnyatelah dimunculkan
dalam Majalah Hindia Poetra, edisi Maret 1923. Akan tetapi, Perhimpunan Indonesia baru
menyampaikan manifesto politiknya secara tegas pada awal tahun 1925 yang kemudian dikenal
sebagai Manifesto Politik 1925. Indische Verreniging sejak berdirinya tahun 1908 belum pernah
terjadi perubahan yang mendasar. Dengan mengikuti lajunya perkembangan jaman, terutama
dalam bidang pergerakan nasional maka organisasi yang dibentuk di negeri Belanda juga
mengalami perkembangan.
Pada tahun 1924 nama majalah Hindia Poetra diubah menjadi Indonesia Merdeka.
Kemudian tahun 1925 dipakailah nama baru organisasi Indonesische Vereeniging menjadi
Perhimpunan Indonesia (PI). Kegiatan organisasi PI ini semakintegas dalam bidang politik.
Dengan bertambahnya mahasiswa yang belajar di negeri Belanda, maka bertambah
pulalah kekuatan organisasi PI. Pada permulaan tahun 1925 dibuatlah suatu Anggaran Dasar
baru yang merupakan penegasan lebih jelas dari perjuangan PI. Pada saat itu PI di bawah
pimpinan Dr. Sukiman Wiryosanjoyo. Anggaran Dasar baru itu merupakan manifesto politik, di
dalamnya dimuat prinsip-prinsip yang harus dilaksanakan oleh gerakan kebangsaan untuk
mencapai kemerdekaan.
Cita-cita Perhimpunan Indonesia tertuang dalam 4 pokok ideologi dengan memerhatikan
masalah sosial, ekonomi dengan menempatkan kemerdekaan sebagai tujuan politik yang
dikembangkan sejak tahun 1925 dirumuskan sebagai berikut.
1) Kesatuan Nasional:
mengesampingkan perbedaan-perbedaan sempit seperti yang berkaitan dengan kedaerahan,
serta perlu dibentuk suatu kesatuan aksi untuk melawan Belanda untuk mentiptakan negara
kebangsaan Indonesia yang merdeka dan bersatu.
2) Solidaritas:
terdapat perbedaan kepentingan yang sangat mendasar antara penjajah dengan yang dijajah
(Belanda dengan Indonesia). Oleh karena itu haruslah mempertajam konflik antara orang kulit
putih dan sawo matang tanpa melihat perbedaan antara orang Indonesia.
3) Non-kooperasi:
harus disadari bahwa kemerdekaan bukanlah hadiah, oleh karena itu hendaknya dilakukan
perjuangan sendiri tanpa mengindahkan lembaga yang telah ada yang dibikin oleh Belanda
seperti Dewan Perwakilan Kolonial (Volksraad).
4) Swadaya:
perjuangan yang dilakukan haruslah mengandalkan kekuatan diri sendiri. Dengan demikian
perlu dikembangkan struktur alternatif dalam kehidupan nasional, politik, sosial, ekonomi,
hukum yang kuat berakar dalam masyarakat pribumi dan sejajar dengan administrasi kolonial.
Dalam rangka merealisasikan keempat pikiran pokok berupa ideologi.
Dalam deklarasi tersebut ditekankim pula pokok-pokok, seperti ide unity (kesatuan),
equality (kesetaraan), dan liberty (kemerdekaan). Perhimpunan Indonesia berusaha
menggabungkan semua unsur tersebut sebagai satu kebulatan yang belum pernah dikembangkan
oleh organisasi-organisasi sebelumnya. Perhimpunan Indonesia percaya bahwa semua orang
Indonesia dapat menerima dan menciptakan gerakan yang kuat dan terpadu untuk memaksakan
kemerdekaan kepada pihak Belanda.
2. Peran Kongres Pemuda 1928 dalam Proses Pembentukan Identitas Kebangsaan
Indonesia.
Sejak berdirinya Budi Utomo (20 Mei 1908) maka muncullah organisasi organisasi
pergerakan kebangsaan di berbagal daerah. Di antaranya organisasi pemuda Tri Koro Dharmo (7
Maret1915) yang dldlrikan di Jakarta oleh Dr. R. Satiman Wiryosanjoyo, Kadarman dan
Sunardi. Tujuan organisasi ini adalah mencapai Jawa-Raya dengan jalan lain memperkokoh
persatuan antara pemuda Jawa, Sunda, dan Madura. Untuk rnenghindari perpecahan maka pada
waktu kongres di Solo ditetapkan bahwa mulai tanggal 12 Juni 1918 namanya diubah menjadi
Jong Java.
Jong Java bertujuan mendidik para anggotanya supaya kelak ia dapat menyumbangkan
tenaganya untuk pembangunan Jawa-Raya dengan jalan mempererat persatuan, menambah
pengetahuan anggota, serta berusaha menumbuhkan rasa cinta akan budaya sendiri. Dalam
perkembangannya, ternyata Jong Java juga ikut berpolitik.
Seiring dengan berdirinya Jong Java, berdiri pula perkumpulan-perkumpulan pemuda
bersifat kedaerahan, seperti Pemuda Pasundan, Jong Sumateranen Bond, Jong Minahasa, Jong
Batak, Jong Ambon, dan Jong Celebes (Sulawesi). Semua organisasi kepemudaan ini bercita-
cita ke arah kemajuan Indonesia terutama memajukan budaya dan daerahnya maslng-masing.
Dengan munculnya perkumpulan-perkumpulan ini ternyata terdapat benih-benih yang
dapat disatukan ke arah persatuan bangsa Indonesia. Oleh karena itu pemuda-pemuda Indonesia
merasa, perlu membentuk suatu wadah untuk menyamakan langkah dalam mencapai tujuan.
Wadah kegiatan itulah yang dikenal dengan Kongres Pemuda yang disebut juga dengan nama
Sumpah Pemuda.
Sumpah Pemuda yang kemudian dikenal sebagai sebuah tonggak dalam sejarah
Indonesia tidak dapat dilepaskan dari organisasi kepemudaan seperti Perhimpunan Pelajar-
Pelajar Indonesia (PPPI). Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia ini yang mendapat dukungan
dari organisasi kepemudaan yang lain sepertiJong Java, Jong Sumatera dan sebagainya dengan
penuh keyakinan ingin mencapai tujuannya yaitu persatuan Indonesia. Organisasi yang bernama
Jong Indonesia yang didirikan pada Februari 1927 ini kemudian mengganti nama menjadi
Pemuda Indonesia. Para anggotanya terdiri dari murid-murid yang berasal dari AMS, RHS, dan
Stovia.
Dalam perjalanannya para pemuda ini menginginkan suatu upaya penyatuan peletakan
dasar untuk kemerdekaan dengan menentang ketidakadilan yang dialami selama masa
penjajahan. Pertemuan awalnya dimulai 15 Nopember 1925 dengan membentuk panitia Kongres
Pemuda Pertama yang bertugas menyusun tujuan kongres.
a. Kongres Pemuda I (30 April – 2 Mei 1926)
1) Tempat kongres di Jakarta
2) Tujuan kongres: menanamkan semangat kerjasama antara perkumpulan pemuda di Indonesia
untuk menjadi dasar bagi persatuan Indonesia.
b. Kongres Pemuda II
Kongres ini berlangsung di Gedung Indonesische Club, di Jalan Kramat Raya 106
Jakarta, pada tanggal 27 – 28 Oktober 1928. Kongres ini terlaksana atas inisiatif dari PPPI
(Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia) dan Pemuda Indonesia. Ketua kongres ini adalah
Sugondo Joyopuspito.
Keputusan-keputusan Kongres Pemuda II sebagai berikut.
1. Mengucapkan ikrar Sumpah Pemuda.
2. Menetapkan lagu Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan.
3. Menetapkan sang Merah Putih sebagai bendera Indonesia.
4. Melebur semua organisasi pemuda menjadi satu dengan nama Indonesia Muda.
Kongres Pemuda II berjalan lancar dan menghasilkan keputusan-keputusan yang sangat
penting untuk modal perjuangan selanjutnya. Sumpah Pemuda amat berpengaruh bagi upaya
mencapai lndonesia merdeka. Partai-partai yang ada segera menyesualkan diri dengan cita-cita
pemuda. Semangat persatuan dan kesatuan bangsa yang telah menjiwai partai-partai di Indonesia
itu diwujudkan dalam wadah baru bernama Gabungan Poitik Indonesia (GAPI).
Demikian pula beberapa perkumpulan wanita yang kemudian bergabung dalam Perikatan
Perhimpunan Isteri Indonesia, juga semua, organisasi kepanduan yang membentuk persatuan
dengan nama Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI).
Dengan Kongres Pemuda itu identitas kebangsaan Indonesia semakin terbentuk. Identitas
itu kini berwujud: tanah air, bangsa, bahasa dan persatuan dengan nama Indonesia. Dengan
Kongres Pemuda II, rasa persatuan dan kesatuan di kalangan pemuda dan bangsa Indonesia
mengalami peningkatan. Hal ini merupakan suatu keberanian dan keuletan yang luar biasa dari
pemuda kita. Walaupun di bawah tekanan senjata polisi Kolonial Belanda, mereka tetap
melaksanakan kewajiban dan pengabdian guna memperjuangkan kemerdekaan bangsa dan tanah
airnya.
Kongres Pemuda II ini sangat penting bagi terbentuknya identitas sebagai bangsa
Indonesia. Karena pentingnya peristiwa Kongres Pemuda II bagi bangsa Indonesia, maka
tanggal 28 Oktober ditetapkan sebagai Hari Sumpah Pemuda.
3. Peran Kongres Perempuan Pertama dalam Proses Pembentukan Identitas Kebangsaan
Indonesia.
Pergerakan kaum wanita di Indonesia dirintis oleh R.A. Kartini (1879 - 1904).
Perjuangan R.A.Kartini memunculkan semangat nasionalisme bagi kaum wanita. Sebagai
penerus R.A. Kartini adalah Dewi Sartika (1884 - 1974) dari Jawa Barat. Berkat cita-cita R.A.
Kartini, muncullah gerakan-gerakan penididikan wanita di Indonesia.
Dalam perkembangannya sejak tahun 1920 organisasi-organisasi ke-wanitaan tersebut
mulai terlibat dalam gerakan politik. Pada tanggal 22 De-sember 1928 diadakan Kongres
Perempuan I. Kongres ini diselenggarakan di Yogyakarta, dipimpin oleh R.A. Sukanto.

Tujuan Kongres Perempuan I adalah sebagai berikut.


1) Mempersatukan cita-cita dan usaha memajukan kaum wanita.
2) Menyatukan organisasi-organisasi wanita yang beraneka ragam.
Kongres Perempuan I membicarakan masalah persatuan di kalangan wanita, masalah
wanita dalam keluarga, masalah poligami dan perceraian serta sikap yangharus diambil terhadap
kolonialisme Belanda. Keputusan terpenting dalam kongres tersebut adalah mendirikan
gabungan perkumpulan wanita yang disebut Perserikatan Perempuan Indonesia (PPI).
Pada tahun 1929 Perserikatan Perempuan Indonesia berganti nama menjadi Perserikatan
Perhimpunan Istri Indonesia (PPII). Kongres Perempuan I besar pengaruhnya dalam perjuangan
bangsa Indonesia dalam membentuk identitas kebangsaan sebagai berikut.
• Kongres Perempuan I merupakan kebangkitan kesadaran nasional di kalangan wanita. Di
samping berperan penting dalam keluarga atau masyarakat, wanita juga berperan penting dalam
perjuangan mencapai kemerdekaan bangsa dan negara.
• Kongres Perempuan I membuka kesadaran kaum wanita untuk ikut berjuang dalam bidang
pendidikan dan kebudayaan, sosial, ekonomi, politik dan lain-lain.
Dengan pentingnya peristiwa Kongres Perempuan I tersebut maka tanggal 22 Desember
ditetapkan sebagai Hari Ibu. Peran generasi muda maupun perempuan di masa perjuangan
sampai di zaman kemerdekaan ini sangat penting. Mereka menjadi penggerak perubahan dan
pembaharuan. Hal itu sudah diawali dengan adanya kegiatan Kongres Pemuda 1928 maupun
Kongres Perempuan I 1928.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari apa yang telah dipaparkan oleh penulis, dapat disimpulkan bahwa:
1. Pergerakan nasional Indonesia muncul akibat kesatuan nasib yang ingin merdeka dan
penderitaan rakyat Indonesia akibat penjajahan Belanda.
2. Organisasi-organisasi pergerakan nasional muncul karena keinginan untuk
memperjuangkan kemerdekaan bagi Indonesia.
3. Kemerdekaan yang dicapai Indonesia saat ini tidak lepas dari perjuangan para tokoh
ataupun organisasi-orgnisasi yang meluangkan semua pikiran dan tenaganya demi sebuah
kemerdekaan Indonesia.

3.2 Saran
Bangsa Indonesia harus bersyukur atas kemerdekaan Indonesia yang dicapai dari proses
yang panjang dan melelahkan. Oleh karena itu sebagai penerus bangsa hendaknya kita
melanjutkan perjuangan atau cita-cita para pejuang dalam pergerakan nasional demi sebuah
kemerdekaan yang sebenarnya.Dan menjadiakan hari esok sebagai pembuktian lahirnya
pemuda-pemuda pergerakan Nasional Indonesia yang rela berjuang demi bangsa dan Negara.
Dan para pemuda di Indonesia harus membuktikan bahwa bangsa Indonesia dapat bersaing
dengan Negara-negara yang lebih maju.
g
DAFTAR PUSTAKA

Pringgodigdo, A,K, 1966, Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia, Jakarta: Pustaka Rakyat.
Sartono Kartodirdjo, 1970, Sejarah Nasional Indonesia Jilid V, Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.Sartono Kartodirjo, 1975, Sejarah Nasional Indonesia VI, jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.
Kartodirdjo, 1992, Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan Nasional
Jilid 2, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Anda mungkin juga menyukai