Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Praktikum Komunitas

Dosen Pembimbing :

Meivi Sesanelvira, M.Kep., Sp.Kom.

Disusun Oleh :

Annisa Safitri Zuhro

(213117122)

S1 ILMU KEPERAWATAN

STIKES JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI

TAHUN 2020/2021

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan ini.

Penyusun bersyukur karena dengan kodrat dan iradat Allah SWT. Penyusun dapat
menyelesaikan tugas dengan baik. Namun dengan kerendahan hati, keterbukaan tangan dan
keleluasaan waktu “tak ada gading yang tak retak” oleh karena itu penyusun berterima kasih
akan saran dan kritik pembaca. Semoga memberikan manfaat bagi kita semua

Akhirnya semoga laporan ini dapat menjadi ladang amal saleh yang diterima oleh Allah
SWT, ilmu yang bermanfaat dan menjadi bagian dalam mewujudkan agen of change kearah yang
diridhai Allah SWT. Amin.

Cimahi, Agustus 2020

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kasus dengan gastritis merupakan salah satu jenis kasus yang umumnya diderita oleh
kalangan remaja, khususnya penyakit ini meningkat pada kalangan mahasiswa.
disebabkan oleh berbagai faktor misalnya tidak teraturnya pola makan, gaya hidup yang
salah dan meningkatnya aktivitas (tugas perkuliahan) sehingga mahasiswa tersebut tidak
sempat untuk mengatur pola makannya dan malas untuk makan.(Fahrur, 2009).

Penyebab dari gastritis menurut Herlan tahun 2001 yaitu asupan alkohol berlebihan
(20%), merokok (5%), makanan berbumbu (15%), obat-obatan (18%) dan terapi radiasi
(2%), sedangkan menurut Hasna dan Hurih tahun 2009 gastritis bisa juga disebabkan
karena, infeksi bakteri, stress, penyakit autoimun, radiasi dan Chron’s Disease.

Salah satu penyebab dari gastritis adalah infeksi dari bakteri Helicobacter pylori(H.
pylori) dan merupakan satu-satunya bakteri yang hidup di lambung. Bakteri ini dapat
menginfeksi lambung sejak anak-anak dan menyebabkan penyakit lambung kronis.
Bahkan diperkirakan lebih dari 50% penduduk dunia terinfeksi bakteri ini sejak kecil. Jika
dibiarkan, akan menimbulkan masalah sepanjang hidup (Soemoharjo, 2007). Menurut
Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia (PGI) dan Kelompok Studi Helicobacter Pylori
Indonesia (KSHPI) tahun 2001, menyatakan diperkirakan 20 % dari penduduk Negara
Indonesia telah terinfeksi oleh H. Pylori (Daldiyono, 2004). Penemuan
infeksiHelicobacter pylori ini mungkin berdampak pada tingginya kejadian gastritis,
pada beberapa daerah di Indonesia menunjukkan angka kejadian gastritis yang cukup
tinggi.

Gejala yang umum terjadi pada penderita gastritis adalah rasa tidak nyaman pada
perut, perut kembung, sakit kepala dan mual yang dapat menggangu aktivitas sehari-hari,
rasa tak nyaman di epigastrium, nausea, muntah, Perih atau sakit seperti terbakar pada
perut bagian atas yang dapat menjadi lebih baik atau lebih buruk ketika makan, hilang
selera makan, bersendawa, dan kembung. Dapat pula disertai demam, menggigil
(kedinginan), cegukan (hiccups).
Bila penyakit gastritis ini terus dibiarkan, akan berakibat semakin parah dan akhirnya
asam lambung akan membuat luka-luka (ulkus) yang dikenal dengan tukak lambung.
Bahkan bisa juga disertai muntah darah (Arifianto, 2009). Menurut penelitian Surya dan
Marshall pada tahun 2007 hingga 2008 mengatakan gastritis yang tidak ditangani dengan
tepat akan menimbulkan komplikasi yang mengarah kepada keparahan.yaitu kanker
lambung dan peptic ulcer.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan gastritis ?
2. Bagaimana penyebab dari gastritis ?
3. Apa gejala yang ditimbulkan dari gastritis ?
4. Bagaimana patofisiologis gastritis akut dan gastritis kronik ?
5. Pengobatan apa yang dilakukan untuk penyakit gastritis ?
6. Pencegahan yang bagaimana yang dapat dilakukan sebagai tindakan preventif?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui definisi dari gastritis
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya peradangan lambung (gastritis)
3. Untuk mengetahui gejala-gejala dari gastritis
4. Untuk mengetahui patofisiologi gastritis akut dan gastritis kronik
5. Untuk mengetahui pengobatan yang dapat dilakukan untuk penderita gastritis
6. Untuk mengetahui tindakan preventif dari gastritis tersebut.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi Fisiologis
Gaster atau lambung, Ventrikulum / maag / lambung / gaster merupakan saluran makanan
yang paling dapat mengembang lebih besar terutama pada epigastrium
Bagian gaster atau ventrikulum ini terdiri atas :
• Osteum kardiak adalah bagian akhir esofagus yang masuk ke dalam lambung
• Fundus fentrikuli adalah bagia yang menonjol ke atas terletak disebelah kiri
osteum kardiak biasanya terisi gas
• Korpus ventrikuli adalah badan lambung setinggi osteum kardiak lekukan pada
bagian bawah kurvatura minor
• Kurvatura minor terletak disebelah kanan lambung dari osteum kardiak sampai
pylorus
• Kurvatura mayor terletak disebelah kiri osteum kardiak melalui fundus ventrikuli
menuju kekanana sampai pilorus inferior
• Antrium pilorus adalah bagian lambung berbentuk seperti tabung mempunyai otot
tebal yang membentuk sfingter pylorus.

Fungsi Gaster :

• Tempat berkumpulnya makanan, menghancurkan , dan menghaluskan makanan


oleh peristaltik lambung dan getah lambung
• Mempersiapkan makanan untuk dicerna oleh usus dengan semua makan dicairkan
dan dicampurkan dengan asam hidroklorida
• Mengubah protein menjadi pepton oleh pepsin
• Membekukan susu dan kasein yang dikeluarkan oleh renin
B. Definisi Gastritis
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Kapita Selekta Kedokteran, Edisi
Ketiga Hal 492). Gastritis adalah segala radang mukosa lambung (Buku Ajar
Ilmu Bedah, Edisi Revisihal749) Gastritis merupakan keadaan peradangan atau
pendarahan pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difusi atau local
(Patofisiologi Sylvia A Price hal 422). Gastritis merupakan inflamasi pada dinding gaster
terutama pada lapisan mukosa gaster (Sujono Hadi, 1999, hal : 492). Gastritis merupakan
peradangan lokal atau penyebaran pada mukosa lambung dan berkembang di penuhi
bakteri (Charlene. J, 2001, hal : 138)
Gastritis (penyakit maag) adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya asam
lambung yang berlebih atau meningkatnya asam lambung sehingga mengakibatkan
inflamasi atau peradangan dari mukosa lambung seperti teriris atau nyeri pada ulu hati.
Gejala yang terjadi yaitu perut terasa perih dan mulas.
Ada dua jenis penyakit gastritis yaitu:
1. Gastritis Akut
Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang
akut. Gatritis Akut paling sering diakibatkan oleh kesalahan diit, mis.
makan terlalu banyak, terlalu cepat, makan makanan yang terlalu banyak
bumbu atau makanan yang terinfeksi. Penyebab lain termasuk alcohol,
aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi.
2. Gastritis Kronis
Gastritis kronik adalah Suatu peradangan bagian permukaan mukosa
lambung yang menahun yang disebabkan oleh ulkus lambung jinak
maupun ganas atau bakteri Helicobacter pylori. Bakteri ini berkoloni pada
tempat dengan asam lambung yang pekat.

C. Etiologi
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai berikut :
1. Gastritis Akut
• Obat-obatan seperti obat anti inflamasi nonsteroid, silfonamide
merupakan obat yang bersifat mengiritasi mukosa lambung
• Minuman beralkohol
• Infeksi bakteri seperti H. pylori, H. heilmanii, streptococci
• Infeksi virus oleh sitomegalovirus
• Infeksi jamur seperti candidiasis, histoplosmosis, phycomycosis
• Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, trauma, pembedahan
• Makanan dan minuman yang bersifat iritan. Makanan berbumbu
dan minuman dengan kandungan kafein dan alkohol merupakan
salah satu penyebab iritasi mukosa lambung.
2. Gastritis Kronik
Penyebab pasti dari gastritis kronik belum diketahui, tapi ada dua
predisposisi penting yang bisa meningkatkan kejadian gastritis kronik,
yaitu infeksi dan non-infeksi (Wehbi, 2008)
• Gastritis Infeksi
Beberapa agen infeksi bisa masuk ke mukosa lambung dan
memberikan manifestasi peradangan kronik. Beberapa agen yang
diidentifikasi meliputi hal-hal berikut
a) H. Pylori. Beberapa peneliti menyebutkan bakteri itu
merupakan penyebab utama dari gastritis kronik (Anderson,
2007)
b) Helicobacter heilmanii, Mycobacteriosis, dan Syphilis
(Quentin, 2006)
c) Infeksi parasit (Wehbi, 2008)
d) Infeksi virus (Wehbi, 2008)
• Gastritis Non Infeksi
a) Gastropati akbiat kimia, dihubungkan dengan kondisi
refluks garam empedu kronis dan kontak dengan OAINS
atau aspirin (Mukherjee, 2009)
b) Gastropati uremik, terjadi pada gagal ginjal kronik yang
menyebabkan ureum terlalu banyak beredar pada mukosa
lambung (Wehbi, 2008).
D. Patofisiologi
1. Gastritis Akut
Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi mukosa
lambung. Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi :
a) Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi
lambung. Lambung akan meningkat sekresi mukosa yang berupa
HCO3, di lambung HCO3 akan berikatan dengan NaCL sehingga
menghasilkan HCI dan NaCO3.Hasil dari penyawaan tersebut akan
meningkatkan asam lambung . Jika asam lambung meningkat maka
akan meningkatkan mual muntah, maka akan terjadi gangguan
nutrisi cairan & elektrolit.
b) Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika
mukus yang dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari
kerusakan HCL maka akan terjadi hemostatis dan akhirnya akan
terjadi penyembuhan tetapi jika mukus gagal melindungi mukosa
lambung maka akan terjadi erosi pada mukosa lambung. Jika erosi
ini terjadi dan sampai pada lapisan pembuluh darah maka akan
terjadi perdarahan yang akan menyebabkan nyeri dan hypovolemic.
2. Gastritis Kronik
Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga
terjadi iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi
penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar
epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena sel pariental dan sel
chief hilang maka produksi HCL. Pepsin dan fungsi intinsik lainnya akan
menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis serta mukosanya rata,
Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi perdarahan serta formasi
ulser.

E. Pathway
F. Manifestasi Klinis
1. Gastritis Akut
Anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium, perdarahan saluran cerna pada
hematemesis melena, tanda lebih lanjut yaitu anemia.
2. Gastritis Kronik
Pada gastritis kronik Kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan, hanya
sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati anorexia, nausea, dan keluhan
anemia dan pemeriksaan fisik tidak di jumpai kelainan.

G. Komplikasi
1. Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut yaitu :
a) Perdarahan saluran cerna bagian atas, yang merupakan kedaruratan
medis, terkadang perdarahan yang terjadi cukup banyak sehingga
dapat menyebabkan kematian
b) Ulkus, jika prosesnya hebat
c) Gangguan cairan dan elektrolit pada kondisi muntah hebat.
2. Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik yaitu :
Gangguan penyerapan vitamin B 12, akibat kurang pencerapan, B 12
menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan
penyempitan daerah antrum pylorus.
H. Penatalaksanaan
1. Berikan diet tinggi kalori sesuai toleransi
2. Berikan terapi antasida dan antibiotic
3. Berikan agen penyekat kalsium,procardia,isordil
4. Berikan analgesik jenis cair topical.
Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Gastritis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktik
keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah
kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Secara
umum, tujuan asuhan keperawatan keluarga adalah ditingkatkannya kemampuan keluarga dalam
mengatasi masalah kesehatannya secara mandiri (Suprajitpno, 2004 hal 27).

Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung. Secara
histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang daerah tersebut. Gastritis
merupakan salah satu penyakit dalam pada umumnya. Secara garis besar, gastritis dapat dibagi
menjadi beberapa macam Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung
yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosi,Gastritis kronis adalah inflamasi lambung yang
lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau malignadari lambung, atau oleh bakteri
Helicobacter pylory. (Soeparman, 2001, hal. 127)

Komplikasi yang mungkin dapat terjadi pada penderita gastritis ialah Perdarahan saluran cerna
bagian atas. Ulkus peptikum, perforasi dan anemia karena gangguan absorbsi vitamin.
(Mansjoer, 1999, hal : 493).

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Untuk meningkatkan pengetahuan dan mendapatkan pengalaman yang nyata dalam memberikan
asuhan keperawatan pada keluarga Tn.S dengan gastritis pada Nn.S.

2. Tujuan Khusus
a. Dapat melaksanakan pengkajian keperawatan secara komprehensif pada keluarga dengan
masalah atritis rematoid.
b. Dapat merumuskan dan mengidentifikasi diagnosa keperawatan keluarga, dengan
masalah gastritis.
c. Dapat menetukan perencanaa keperawatan keluarga, dengan masalah gastritis.
d. Dapat melaksanakan tindakan keperawatan keluarga, dengan masalah gastritis.
e. Dapat melakukan evaluasi terhadap keberhasilan proses keperawatan pada keluarga
dengan masalah gastritis.
f. Dapat mendokumentasikan tentang asuhan keperawatan keluarga terutama dengan
masalah gastritis.

C. Metode penulisan

Dalam penulisan metode deskriptif sasaran penelitian diarahkan pada suatu kasus dengan tujuan
mendapatkan gambaran tentang perkembangan perawatan keluarga secara lengkap, dilakukan
melalui pendekatan.

1. Study kepustakaan (Library research)

Study kepustakaan ini dilakukan dengan cara mempelajari dan memahami literatur-literatur yang
bersifat teoritis berdasarkan pendapat ahli yang ada kaitannya dengan judul yang penulis bahas

2. Study kasus (Field research)

Dalam studi ini penulis langsung melihat dan mempelajari serta melaksanakan asuhan
keperawatan keluarga untuk mendapatkan data-data yang akurat dan refensentatif, penulisan
menggunakan beberapa metode :

a. Wawancara

Suatu metode pengumpulan data yang diperoleh dengan Tanya jawab, baik langsung maupun
tidak langsung yang diperoleh melalui keluarga, anggota keluarga dan family terdekat keluarga
serta fasilitas kesehatan yang bertanggung jawab terhadap keluarga yangbersangkutan.
b. Pengamatan

Yaitu pengamatan secara langsung terhadap perkembangan keluarga, anggota keluarga yang
akan dilakukan tindakan keperawatan.

c. Pemeriksaan fisik dan penunjang

Pada tahap pengkajian dilakukan pemeriksaan fisik yang mengacu pada format pengkajian sesuai
standart akademik,

d. Dokumentasi

Pendokumentasian setiap tahap dari proses keperawatan yang dilakukan dalam melaksanakan
asuhan keperawatan menggunakan format sesuai standart akademik dalam karya tulis ini.

D. Sitematika penulisan

Karya tulis ini penulis susun secara sistematis dalam 5 bab sebagai berikut :

Bab I : pendahuluan, bab ini terdiri dari latar belakang masalah, tujuan penulisan, metode
penulisan, dan sistematika penulisan.

Bab II : tinjauan teoristis, bab ini menjelaskan tentang kosep dasar, meliputi pengertian, etiologi,
Epidemiologi, Manifestasi klinis, Patofisiologis, Penatalaksanaan, Komplikasi, konsep dasar
keluarga dan pengkajian keperawatan keluarga.

Bab III : tinjauan kasus, bab ini menjelaskan tentang pelaksanaan asuhan keperawatan pada pada
keluarga Tn.S dengan gastritis pada Nn.S di Ds. Ciampel Kab. Bandung barat.

Bab IV : pembahasan, berisi penjelasan tentang kesenjangan antara teori dan fakta.

Bab V : penutup, merumuskan kesimpulan dan saran-saran yang dianggap relavan dalam rangka
pemecahan masalah.
Pada akhir karya tulis ini penulis mencantumkan juga daftar pustaka, biodata dan surat izin
pengambilan kasus.
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar

1. Pengertian

Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung. Secara
histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang daerah tersebut. Gastritis
merupakan salah satu penyakit dalam pada umumnya. Secara garis besar, gastritis dapat dibagi
menjadi beberapa macam :

a. Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan
kerusakan-kerusakan erosi.
b. Gastritis kronis adalah inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus
benigna atau malignadari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylory. (Soeparman,
2001, hal. 127)

2. Etiologi

Gastritis dapat terjadi tanpa diketahui penyebabnya. Pada sebagian besar kasus, gastritis erosive
menyertai timbulnya keadaan klinis yang berat.keadaan klinis yang sering menimbulkan gastritis
erosive misalnya trauma yang luas, operasi besar, gagal ginjal, gagal napas, penyakit hati yang
berat, renjatan, luka bakar yang luas, trauma kepala, dan septicemia. Kira-kira, 80-90% pasien
yang dirawat diruang intensif menerita gastritis akut erosive ini. Gastritis akut jenis ini sering
disebut gastritis akut stress. (Soeparman, 2001, hal 127)

3. Patofisiologi

Seluruh mekanisme yang menimbulkan gastritis erosife karena keadaan-keadaan klinis yang
berat belum diketahui benar. Factor-faktor yang amat penting adalah ischemia pada mukosa
gaster di samping factor popsin, refluks empedu dan cairan pakreas. Aspirin dan obat
antiinflamasi nonsteroid merusak mukosa lambung melalui beberapa mekanisme. Obat-obat ini
dapat menghambat aktivitas siklooksigenese mukosa. Siklooksigenese merupakan enzimyang
penting untuk pembentukan prostaglandin dari asam arakidonat. Prostaglandin mukosa
merupakan salah satu factor defensive mukosa lambung yang amat penting. Selain menghambat
prostaglandin mukosa, aspirin dan obat antiinflamasi nonsteroid tertentu dapat merusak mukosa
secara topical. (Soeparman, 2001, hal 128)

4. Manifestasi Klinis

MenurutBaughman, D, C & Hackley, J, C. (2000). Manifestasi klinis pada pasien dengan


gastritis adalah sebagai berikut :

a. Dapat terjadi ulserasi superficial dan mengarah pada hemoragi.


b. Rasa tak nyaman pada abdomen dengan sakit kepala, kelesuan, mual, dan anorexsia.
Mungkin terjadi muntah dan cegukan.
c. Beberapa pasien menunjukkan asimptomatik.
d. Dapat terjadi kolik dan diare jika makan yang mengiritasi tidak dimuntahkan, tetapi
malah mencapai usus.
e. Pasien biasanya pulih kembali sekitar sehari, meskipun nafsu makan mungkin akan
hilang selama 1 sampai 3 hari.

5. Komplikasi

a. Perdarahan saluran cerna bagian atas.


b. Ulkus peptikum, perforasi dan anemia karena gangguan absorbsi vitamin. (Mansjoer,
1999, hal : 493).

6. Penatalaksanaan

Gastritis diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari alcohol dan makanan
sampai gejala berukurang. Bila pasien mampu makan melalui mulut, diet mengandung gizi
dianjurkan. Bila gejal menetap, caira perlu diberikan secara parenteral. Bila perdarahan terjadi,
maka penatalaksanaan adalah serupa dengan prosedur yang dilakukan untuk hemoragi saluran
gastrointestinal atas. Bila gastritis diakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat asam atau
alkali, pengobatan terdiri dari pengenceran dan penetralisasian agen penyebab. (Suzane &
Smelzhert, 2001, hal 1062)

B. Konsep Keluarga

1. Pengertian keluarga

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan
dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari
keluarga, seperti yang dijelaskan oleh Friedmen (1998) dalam Suprajitno (2004, hal 1).

Keluarga adalah suatu ikatan/persekutuan hidup atas dasar pernikahan antara orang dewasa yang
berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah
sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah
rumah, seperti yang dikemukakan oleh Sayekti (1994) dalam Suprajitno (2004, hal 1).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau anaknya, atau ibu
dan anaknya (UU No. 10 tahun 1992 Suprajitno, 2004, hal 1). Dari ketiga definisi diatas dapat
ditarik suatu kesimpulan bahwa keluarga adalah :

a. Unit terkecil masyarakat


b. Terdiri atas dua orang atau lebih
c. Adanya ikatan perkawinan
d. Hidup dalam satu rumah tangga
e. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing

2. Ciri-ciri keluarga

Menurut Effendi (1998, hal 37) ciri-ciri kelurga yaitu :

a. Diikat dalam satu tali perkawinan


b. Ada hubungan darah
c. Ada ikatan bathin
d. Ada tanggung jawab masing-masing anggotanya
e. Ada pengambilan keputusan
f. Kerjasama diantara anggota keluarga
g. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
h. Tinggal dalam satu rumah

3. Tipe keluarga

Menurut Suprajitno (2004, hal 2) tipe keluarga :

a. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang
diperoleh dari keturunannya atau adopsi
b. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti dengan ditambah anggota keluarga
lain yang masih hubungan darah (kakek, nenek, paman, dan bibi)
c. Keluarga bentukan kembali (dyaic family) adalah keluarga baru yang terbentuk dari
pasangan yang telah cerai atai kehilangan pasangannya.
d. Orang tua tunggal (singgle parent family) adalah keluarga yang terdiri dari salah satu
orang tua dengan anak-anak akibat perceraian atau ditinggal pasangan
e. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmaried mother)
f. Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah menikah (the
single adult living alone)
g. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the nonmatrial hetesexual
cohabiting family)
h. Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay and lesbian
family)

4. Fungsi keluarga

Secara umum fungsi keluarga menurut friedman (1998) dalam Suprajitno (2004, hal 13) adalah
sebagai berikut :

a. Fungsi afektif (the affective function) adalah fungsi keluarga yang utama untuk
mengajarkan segala sesuatu untuk mepersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan
orang lain. Fungsi ini di hubungkan untuk perkembangan individu dan psikososial
anggota keluarga.
b. Fungsi asosialisasi dan tempat untuk bersosialisasi (socialization and social placement
function) adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak berkehidupan sosial
sebelum meninggal rumah untuk berhubungan orang lain di luar rumah.
c. Fungsi reproduksi (the economic function) adalah fungsi untuk mempertahankan
kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan
individu, meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
d. Fungsi perawatan / memelihara kesehatan (the healht care funcion) yaitu fungsi untuk
mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas
tinggi, fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan.

5. Tugas perkembangan keluarga

Menurut Duvall (1985) dalam Suprajitno (2004, hal 03), tugas perkembangan keluarga adalah :

a. Keluarga baru menikah


1 Membina hubungan intim yang memuaskan
2 Membina hubungan keluarga lain, teman dan kelompok sosial
3 Mendiskusikan rencana memiliki anak
b. Keluarga dengan anak baru
1 Mempersiapkan menjadi orang tua
2 Adaptasi dengan perubahan adanya anggota keluarga, interaksi keluarga,
hubungan seksual dan kegiatan sosial
3 Mempertahankan hubungan dalam rangka memuaskan pasangannya.
c. Keluarga dengan anak usia pra sekolah
1 Memenuhi kebutuhan anggota keluarga misal kebutuhan tempat tinggal, privasi
dan aras aman.
2 Membantu anak untuk bersosialisasi.
3 Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain
(tua) juga harus terpenuhi.
4 Mempertahankan hubungan yang sehat, baik didalam maupun diluar keluarga
(keluarga lain dan lingkungan sekitar)
5 Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (biasanya keluarga
mempunyai tingkat kerepotan yang tinggi).
6 Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
7 Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi tumbuh kembang anak.
d. Keluarga dengan anak usia sekolah
1 Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan
lingkungan lebih luas.
2 Mempertahankan keintiman pasangan
3 Memenuhi kebutuhan yang meningkat, termasuk biaya kehidupan dan kesehatan
anggota keluarga.
e. Keluarga dengan anak remaja
1 Memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab mengingat remaja
adalah seorang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi.
2 Mempertahankan hubungan intim dengan keluarga.
3 Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua.
4 Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan keluarga.
f. Keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa
1 Memperluas jaringan keluarga dari keluarga inti menjadi keluarga besar.
2 Mempertahankan keintiman pasangan.
3 Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat.
4 Penataan kembali peran orang tua dan kegiatan di rumah.
g. Keluarga usai pertengahan
1 Mempertahankan kesehatan individu dan pasangan usia pertengahan.
2 Mempertahankan hubungan yang suasana kehidupan rumah yang serasi dan
dengan memuaskan dengan anak-anaknya dan sebaya.
3 Meningkatkan keakraban pasangan.
h. Keluarga usia lanjut
1 Mempertahankan suasana kehidupan rumah tangga yang saling menyenangkan
pasangannya.
2 Adaptasi dengan perubahan yang akan terjadi : kehilangan pasangan, kekuatan
fisik dan penghasilan keluarga.
3 Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.
4 Melakukan life review masa lalu.
5 Tugas keluarga di bidang kesehatan

Menurut Suprajitno (2004, hal 17), fungsi pemeliharaan kesehatan keluarga mempunyai tugas di
bidang kesehatan yang perlu di pahami dan dilakukan meliputi :

a. Mengenal masalah kesehatan keluarga


b. Memutuskan tindakan yang tepat bagi keluarganya
c. Merawat keluaga yang mengalami gangguan kesehatan
d. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
e. Momidifikasikan lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.
f. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitar bagi keluarga.

C. Asuhan Keperawatan Keluarga

1. Pengkajian Keperawatan

Menurut Effendy (1998, hal 46). Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh
perawat untuk mengukur keadaan klien (keluarga) dengan memakai norma-norma kesehatan
keluarga maupun sosial, yang merupakan sistem yang terintegrasi dan kesanggupan keluarga
untuk megatasinya.

Norma yang digunakan untuk menentukan status kesehatan keluarga adalah, seperti yang
dijelaskan oleh Effendy (1998, hal 46) dan tambahan isi format pengkajian keluarga :

a. Data umum

Data umum, yaitu meliputi nama keluarga, alamat dan telepon, komposisi kleuarga (dilengkapi
dengan genogran keluarga), tipe keluarga, suku (dikaji data yang berhubungan dengan suku
kebiasaan-kebiasaan yang berhubungan dengan suku seseorang atau keluarga), agama (dikaji
tentang agama yang dianut), aktifitas rekreasi keluarga (dikaji data tentang kebiasaan dan
pendapatan keluarga), status ekonomi keluarga (dikaji data tentang besarnya penghasilan atau
pendapatan keluarga).

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

1) Tahap perkembangan saat ini


Dikaji tentang tahap perkembangan tertinggi yang saat ini dicapai oleh keluarga.
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi saat ini. Dikaji tentang maladaptif
dari tengah pertumbuhan dan perkembangan keluarga yang terpenuhi.
3) Riawayat kesehatan keluarga inti
Menjelaskan riwayat kesehatan keluarga inti, riwayat kesehatan masing-masing anggota
keluarga, perhatian terhadap upaya dan pengalaman keluarga terhadap pelayanan
kesehatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan kesehatan, meliputi keluhan, berapa lama
sudah terjadi, apa upaya yang dilakukan untuk menanggulangi dan bagaimana hasilnya.
4) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Menjelaskan riwayat kesehatan diatas orang tentang riwayat penyakit keturunan, upaya
generasi tersebut tentang upaya peanggulangan penyakit, upaya kesehatan yang di
pertahankan sampai saati ini.

c. Lingkungan

1) Karakteristik rumah
Dikaji tentang ukuran rumah, jumlah kamar, ventilasi, sumber air, jumlah keliarga,
saluran pembuangan limbah, jamban keluarga, pembuangan sampah dan kandang ternak.
2) Karakteristik tentang komunikasi
Meliputi tentang jenis pekerjaan yang dominan dari tetangga diawali yang terdekat
dengan keluarga.
3) Mobilitas keluarga
Bagaimana perpindahan tempat tinggal yang terjadi dalam keluarga.
4) Perkumpulan keluarga dan nteraksi dengan masyarakat meliputi data keefketifan dalam
berinteraksi dengan masyarakat.
5) Sistem pendukung keluarga
Meliputi tentang sumbe pendukung eperti orang tua, mertua, saudara, teman dan lain-
lain.

d. Struktur keluarga

1) Pola komunikasi keluarga


Meliputi data tentang sifat komunikasi dalam keluarga.
2) Struktur kekuatan keluarga
Meliputi data tentang kemampuan komunikasi keluarga.
3) Struktur peran
Meliputi data tentang peran anggota keluarga misalnya, ayah berperan sebagai kepala
keluarga.
4) Nilai dan norma kebudayaan
Meliputi data tentang nilai dan aturan yang ada dalam keluarga.

e. Fungsi keluarga

1) Fungsi efektif
Meliputi sikap dan perhatian masing-masing keluarga terhadap anggota keluarga yang
lain.
2) Fungsi sosialisasi
Meliputi bagaimana keluarga mengajarkan anak-anak untuk bersosialisasi dengan orang
lain.
3) Fungsi peran kesehatan
Menjelaskan kemampuan keluarga mengenai masalah kesehatan dan mengambil
keputusan terhadap masalah kesehatan atau manfaat fasilitas pelayanan kesehatan.

f. Stresor dan koping keluarga

1) Stresor jangka panjang dan pendek


Kekuatan keluarga memikirkan tentang penyakit yang terjadi pada keluarga.
2) Kemapuan keluarga berespon terhadap masalah
3) Strategi koping yang digunakan
Meliputi mekanisme pertanahan diri yang digunakan oleh keluarga jika mendapatkan
masalah/stressor.
4) Strategi adaptasi disfungsional
Meliputi data tentang mekanisme pertahanan diri (koping) keluarga yang maladaptif.
5) Pemeriksaan fisik
Meliputi pemeriksaan head to toe untuk semua anggota keluarga baik sehat maupun yang
sakit.
6) Harapan keluarga
Meliputi tentang apa yang diharapkan keluarga dengan bantuan yang diberikan oleh
perawat keluarga.
7) Tabel skoring, menurt Effendy (1998, hal 53)
Skala Prioritas Masalah Keperawatan

2. Diagnosa Keperawatan

Menurut Seitawan dan Dermawan (2008, hal 40) diagnosa keperawatan adalah kumpulan
pernyataan, uraian dari hasil wawancara, pengamatan langsung, dan pengukuran dengan
menunjukkan status kesehatan mulai dari potensial, resiko tinggi, sampai masalah aktual.

Setelah mengumpulkan data dan menganalisa, maka diagnosa keperawatan keluarga yang
mungkin terjadi pada keluarga dengan masalah gastritis menurut klasifikasi NANDA dapat
dirumuskan sebagai berikut :

a. Nyeri akut/kronis
b. Kerusakan mobilitas fisik
c. Gangguan citra tubuh
d. Gangguan pemenuhan nutrisi
e. Kurang perawatan diri
f. Kurang pengetahuan mengenai penyakit.

3. Intervensi Keperawatan
Menurut ANA (1995) intervensi sebagai rencana tindakan perawat untuk kepentingan klien atau
keluarga. Perencanaan pada masalah yang dilengkapi dengan kriteria dan standar yang mengacu
pada penyebab, selanjutnya merumuskan tindakan keperawatan yang berorientasi pada kriteria
dan standar.

Hal penting dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan :

a. Tujuan hendaknya logis, sesuai masalah dan mempunyai jangka waktu yang sesuai
dengan kondisi klien.
b. Kriteria hasil hendaknya dapat diukur dengan alat ukur dan diobservasi dengan
pancaindra perawat yang objektif.
c. Rencana tindakan disesuaikan dengan sumber daya dan dana yang dimiliki
ketergantungan dapat diminimalisasi.

4. Implementasi

Implementasi merupakan aktualisasi dari perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Prinsip
yang mendasari implementasi keperawatan keluarga antara lain (Setaiwan dan Dermawan, 2008,
hal 47) :

a. Implementasi mengacu pada rencana perawatan yang dibuat.


b. Implementasi dilakukan dengan tetap memperhatikan prioritas masalah.
c. Kekuatan-kekuatan kleuarga berupa finansial, motivasi dan sumber-sumber pendukung
lainnya jangan diabaikan.
d. Pedokumentasian implementasi keperawatan keluarga janganlah terlupakan dengan
menyertakan tanda tangan petugas sebagai bentuk tanggung gugat dan tanggung jawab
profesi.

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi merupakan tahapan terakhir dari proses keperawatan keluarga. Eveluasi merupakan
tahapan yang menentukan apakah tujuan dapat tercapai sesuai yang ditetapkan dalam tujuan
direncanakan keperawatan. Apabila setelah dilakukan evaluasi tujuan tidak tercapai maka ada
beberapa kemungkinan yang ditinjau kembali yaitu (Setiawan dan Dermawan, 2008, hal 47) :

a. Tujuan tidak realistis.


b. Tindakan keperawatan tidak tepat
c. Faktor-faktor lingkungan yang tidak bisa diatasi.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Gastritis adalah suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan


submukosa lambung dan secara hispatologi dapat dibuktikan dengan
adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut. Gastritis bukan
merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang
kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung. Biasanya,
peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang sama
dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung yaitu
Helicobacter pylori. Tetapi factor – factor lain seperti trauma fisik dan
pemakaian secara terus menerus beberapa obat penghilang sakit dapat juga
menyebabkan gastritis. Walaupun banyak kondisi yang dapat
menyebabkan gastritis, gejala dan tanda – tanda penyakit ini sama antara
satu dengan yang lainnya.
Daftar Pustaka
Agus P., & Sri L., (2008). Endoskopi Gastrointestinal.Jakarta : salemba
Medika Chandrasoma, & Parakrama. (2005). Ringkasan patologi Anatomi
Edisi 2. Jakarta

:EGC
Mustaqin A., & Kumala S (2011). Gangguan Gastrointestinal Aplikasi
Asuhan Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : Salemba Medika.

Rudi H., (2012). Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan.


Yogyakarta : Gosyen Publising.

Jurnal
Asuhan keperawatan pada pasien gastritis dengan gangguan rasa nyaman
nyeri di RSUD jombang

Hubungan pola makanan dengan timbulnya gastritis pada pasien di


universitas muhammadiyah malang center (UMC)

Jurnal nyeri gastritis versi wayan supetran

Anda mungkin juga menyukai