Anda di halaman 1dari 11

KEJAKSAAN NEGERI BANYUASIN P-41

RENCANA TUNTUTAN

1. Identitas Terdakwa:

Nama Lengkap : Satriman Bin Setu


Tempat Lahir : Lamongan
Umur / Tgl. Lahir : 66 Tahun / 28 Nopember 1955
Jenis Kelamin : Laki-laki.
Kebangsaan/Kewargn. : Indonesia..
Tempat Tinggal : Rt.004 Rw.001 Desa Margo Mulyo 20 Kecamatan Muara Padang
Kabupaten Banyuasin
Agama : I s l a m.
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SD (Tamat)

2. Kasus Posisi:
- Bermula pada hari dan tanggal yang tidak dapat diingat lagi antara bulan Juli 2021 s/d Oktober
2021, pada malam hari ketika itu saksi korban Khusnul Khotimah Binti Karyo tidur
dikamarnya, seketika itu saksi korban terbangun merasa ada yang membuka celana saksi korban,
saksi korban terbangun melihat terdakwa Satriman Bin Setu yang sedang membuka celana
saksi korban, lalu saksi korban ingin berteriak akan tetapi mulut saksi korban ditutup oleh
terdakwa menggunakan tangannya, setelah membuka celana saksi korban, selanjutnya terdakwa
langsung membuka celana dalam saksi korban dan membuka kaki saksi korban lebar-lebar, lalu
saksi korban berusaha untuk melawan terdakwa, akan tetapi terdakwa mengancam akan
membunuh saksi korban jika menolak bersetubuh dengan terdakwa, setelah membuka kaki saksi
korban lebar-lebar, lalu terdakwa langsung memasukkan alat kelaminnya ke alat kelamin saksi
korban, selanjutnya terdakwa melakukan gerakan memaju mundurkan alat kelaminnya hingga
ada cairan sperma yang keluar ke alat kelamin saksi korban, saat itu saksi korban merasakan alat
kelaminnya terasa perih dan hangat, lalu saksi korban menangis, selanjutnya terdakwa berkata
kepada saksi korban “ INUL, JANGAN NANG WONG LIO TAK PA TENI” artinya “INUL,
JANGAN BICARA SAMA SIAPA-SIAPA, KALAU TIDAK KAMU KU BUNUH”, mendengar
terdakwa berkata seperti itu membuat saksi korban menjadi takut dan diam saja tidak bisa bicra
dengan siapa-siapa, sedangkan kedua orang tua saksi korban sudah meninggal semua dan
keluarga lain pun saksi korban takut dibunuh sama terdakwa.
- Selanjutnya setelah kejadian pertama, lalu terdakwa melakukan persetubuhan secara paksa
kembali kepada saksi korban di kamar mandi dan di kebun, persetubuhan sering kali dilakukan
di kebun pada saat saksi korban mengantarkan makan pagi dan makan malam, saat saksi korban
membawa rantang nasi, pada saat itu terdakwa meminta untuk saksi korban untuk bersetubuh
lagi dengannya sambil terdakwa berkata kepada saksi korban “AWAKMU TURU KONO”
artinya “ INUL, TIDURLAH DISANA”, saat itu saksi korban menolak permintaan terdakwa
tersebut, tetapi terdakwa memukul dada dan punggung saksi korban dengan menggunakan
kayu, sehingga membuat saksi korban kesakitan sampai pingsang, setelah mendapat siksaan itu
saksi korban melayani kembali hawa nafsu terdakwa dengan menangis, pada saat memukul
dengan kayu terdakwa selalu bilang kepada saksi korban “AWAKMU HARUS GELEM LEK
GAK GELEM TAK GEPOK KARO KAYU” arti “KAMU HARUS TIDUR, KALAU TIDAK TIDUR
NANTI SAYA PUKUL PAKAI KAYU”, lalu mulut saksi korban selalu ditutup dengan tangannya
supaya saksi korban tidak beteriak.
- Bahwa berdasarkan Visum Et Repertum No. 445/042/VER-H/RSUD-BA/2021 tanggal 05
Oktober 2021 dari RSUD Banyuasin yang ditanda tangani oleh dr. Armaliah Tiara Puspa dengan
Kesimpulan :
Pada pemeriksaan pasien Anak remaja Perempuan WNI berumur Lima belas tahun dua bulan ini
ditemukan luka robek sampai dasar pada selaput dara arah jam dua belas, satu, empat dan
sembilan.
Dari Hasil Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) didapatkan pasien sedang hamil delapan minggu
sampai sembilan minggu.

3. Pasal yang didakwakan:


Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana melanggar Pasal 81 ayat (3) UU RI
No.17 Tahun 2016 Tentang Penetapan Pemerintah Pengganti Tentang Perubahan Kedua UU No.23 Tahun
2002 Tentang Perlindungan Anak Menjadi UU Jo Pasal 76 D Undang-Undang No.35 Tahun 2014.

4. Pasal yang dapat dibuktikan di persidangan:


Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 81 ayat (3) UU RI No.17
Tahun 2016 Tentang Penetapan Pemerintah Pengganti Tentang Perubahan Kedua UU No.23 Tahun 2002
Tentang Perlindungan Anak Menjadi UU Jo Pasal 76 D Undang-Undang No.35 Tahun 2014.

5. Ditahan sejak :
Ditahan Penyidik : sejak tanggal 06 Nopember 2021 s/d Sekarang

6. Barang bukti :
 1 (satu) helai baju lengan panjang warna hijau.
 1 (satu) helai kaos dalam warna kuning.
 1 (satu) helai celana panjang warna ungu.
 1 (satu) helai celana pendek warna hitam.
 1 (satu) helai bra warna merah maroon.
 1 (satu) helai celana dalam warna hijau.
 1 (satu) potong kayu.

7. Akibat yang ditimbulkan:

8. Hal-hal yang mempengaruhi tuntutan:

8.1 Hal – hal yang memberatkan :

- Perbuatan terdakwa mengakibatkan saksi korban mengalami trauma psikis.


- Perbuatan terdakwa mengakibatkan saksi korban merasa malu.
- Terdakwa sudah pernah dihukum dalam perkara yang sama.

8.2 Hal – hal yang meringankan :

a. Terdawa mengakui dan menyesali perbuatannya.

9. Tolak Ukur:
-

10. Rencana Tuntutan Pidana :

10.1 Usul / Pendapat Jaksa Penuntut Umum:

Menjatuhkan hukuman terhadap terdakwa Satriman Bin Setu dengan pidana penjara
selama .............................................................................dikurangi masa tahanan dengan
perintah terdakwa tetap ditahan .

Denda Rp. 800.000.000,- (delapan ratus juta rupiah)


Subsidair : 6 (enam) bulan kurungan

 Memerintahkan agar barang bukti berupa :


- 1 (satu) helai baju lengan panjang warna hijau, 1 (satu) helai kaos dalam warna
kuning, 1 (satu) helai celana panjang warna ungu, 1 (satu) helai celana pendek warna
hitam, 1 (satu) helai bra warna merah maroon dan 1 (satu) helai celana dalam warna
hijau, dikembalikan kepada saksi korban Khusnul Khotimah Binti Karyo.
- 1 (satu) potong kayu, dirampas untuk dimusnahkan.

 Menetapkan agar terdakwa membayar perkara Rp. 2.000, (Dua Ribu Rupiah)

10.2 Pendapat Kasi Pidum Kejaksaan Negeri Banyuasin


...............................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

10.3 Pendapat Kepala Kejaksaan Negeri Banyuasin

...............................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

11. Pembacaan Tuntutan Pidana : Pada hari ........................ tanggal....................

Demikian untuk menjadi maklum dan mohon petunjuk.

Pangkalan Balai, Desember 2021


JAKSA PENUNTUT UMUM

SHANTY MERIANIE, SH.


JAKSA MUDA NIP. 19800306 2005 01 2 007,-

KEJAKSAAN NEGERI BANYUASIN P-42


“UNTUK KEADILAN”
SURAT TUNTUTAN
Nomor :1596 / L.6.19/Eku.2/ 11 / 2021

Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Banyuasin dengan memperhatikan hasil
pemeriksaan dalam perkara atas nama terdakwa :

Nama Lengkap : Satriman Bin Setu


Tempat Lahir : Lamongan
Umur / Tgl. Lahir : 66 Tahun / 28 Nopember 1955
Jenis Kelamin : Laki-laki.
Kebngsan/Kewrg : Indonesia.
Tempat Tinggal : Rt.004 Rw.001 Desa Margo Mulyo 20 Kecamatan
Muara Padang Kabupaten Banyuasin
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Pendidikan :
SD (Tamat)

Penahanan : 06 Nopember 2021 s/d Sekarang

Berdasarkan Surat Penetapan Hakim / Hakim Ketua pada Pengadilan Negeri Pangkalan Balai
Nomor : 436/Pen.Sus/2021/PN.Pkb tanggal 18 Nopember 2021 (Acara Pemeriksaan Biasa/
Surat Pelimpahan perkara Acara Pemeriksaan Singkat Nomor : B-........../N.6.19/11/2021
tanggal .......Nopember 2021 terdakwa dihadapkan ke depan persidangan dengan dakwaan :

- Pasal 81 ayat (3) UU RI No.17 Tahun 2016 Tentang Penetapan Pemerintah


Pengganti Tentang Perubahan Kedua UU No.23 Tahun 2002 Tentang
Perlindungan Anak Menjadi UU Jo Pasal 76 D Undang-Undang No.35 Tahun
2014, dengan unsur-unsur sebagai berikut :

Fakta-fakta yang terungkap dalam Pemeriksaan dipersidangan secara berturut-turut


berupa keterangan saksi-saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk, keterangan terdakwa yaitu :

 KETERANGAN SAKSI-SAKSI :
1. Saksi Pelapor Sukamto Bin Miskal, diperiksa dipersidangan, dibawah sumpah yang
pada benar pokoknya menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa benar saksi menerangkan sebagai saksi pelapor sehubungan dengan perkara
Persetubuhan terhadap anak di bawah umur.
- Bahwa benar saksi menerangkan mengetahui kejadian tersebut pada hari dan tanggal
yang tidak dapat diingat lagi antara bulan Juli 2021 s/d Oktober 2021 bertempat di
Rt.004 Rw.001 Desa Margo Mulyo 20 Kecamatan Muara Padang Kabupaten
Banyuasin.
- Bahwa benar saksi menerangkan korbannya adalah cucu kandungnya sendiri yang
bernama Khusnul Khotimah Binti Karyo, sedangkan pelakunya adalah kakek dari
saksi korban yaitu terdakwa Satriman Bin Setu.
- Bahwa benar saksi mengetahui kejadian tersebut berdasarkan keterangan saksi
korban Khusnul Khotimah Bin Karyo yang menerangkan bahwa terdakwa Satrriman
Bin Setu melakukan persetubuhan terhadap dirinya secara berulang-ulang sebanyak
9 (sembilan) kali, dimana pada saat terdakwa Satriman Bin Setu melakukan
perbuatannya tersebut dengan cara mengancam saksi korban, jika tidak mau saksi
korban akan dibunuh, kemudian terdakwa menutup mulut saksi korban dan jika
saksi korban tidak mau saksi korban akan dipukuli pakai kayu dan pertama kali saksi
korban di setubuhi oleh terdakwa Satriman Bin Setu pada saat saksi korban sedang
tidur dan tiba-tiba celana saksi korban dibuka, kemudian kaki saksi korban di paksa
harus dibuka dan mulut saksi korban ditutup menggunakan tangan terdakwa,
selanjutnya terdakwa memasukkan alat kelaminnya ke dalam alat kelamin saksi
korban dan terdakwa melakukan gerakan memaju mundurkan alat kelaminnya
hingga ada sperma terdakwa keluar ke dalam alat kelamin saksi korban dengan rasa
perih dan hangat, setelah melakukan perbuatannya tersebut, lalu terdakwa
mengancam saksi korban dengan mengatakan jika saksi korban bercerita dengan
orang lain terutama keluarga maka saksi korban akan dibunuh.

Atas keterangan saksi tersebut terdakwa membenarkan.

2. Saksi korban Khusnul Khotimah Binti Karyo , diperiksa dipersidangan, dibawah sumpah
yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

- Bahwa benar saksi menerangkan sebagai saksi korban sehubungan dengan perkara
Persetubuhan terhadap anak di bawah umur.
- Bahwa benar saksi menerangkan mengetahui kejadian tersebut pada hari dan tanggal
yang tidak dapat diingat lagi antara bulan Juli 2021 s/d Oktober 2021 bertempat di
Rt.004 Rw.001 Desa Margo Mulyo 20 Kecamatan Muara Padang Kabupaten
Banyuasin.
- Bahwa benar saksi menerangkan pelakunya adalah kakek dari saksi korban yaitu
terdakwa Satriman Bin Setu.
- Bahwa benar saksi menerangkan Bermula pada hari dan tanggal yang tidak dapat
diingat lagi antara bulan Juli 2021 s/d Oktober 2021, pada malam hari ketika itu saksi
korban Khusnul Khotimah Binti Karyo tidur dikamarnya, seketika itu saksi korban
terbangun merasa ada yang membuka celana saksi korban, saksi korban terbangun
melihat terdakwa Satriman Bin Setu yang sedang membuka celana saksi korban,
lalu saksi korban ingin berteriak akan tetapi mulut saksi korban ditutup oleh
terdakwa menggunakan tangannya, setelah membuka celana saksi korban,
selanjutnya terdakwa langsung membuka celana dalam saksi korban dan membuka
kaki saksi korban lebar-lebar, lalu saksi korban berusaha untuk melawan terdakwa,
akan tetapi terdakwa mengancam akan membunuh saksi korban jika menolak
bersetubuh dengan terdakwa, setelah membuka kaki saksi korban lebar-lebar, lalu
terdakwa langsung memasukkan alat kelaminnya ke alat kelamin saksi korban,
selanjutnya terdakwa melakukan gerakan memaju mundurkan alat kelaminnya
hingga ada cairan sperma yang keluar ke alat kelamin saksi korban, saat itu saksi
korban merasakan alat kelaminnya terasa perih dan hangat, lalu saksi korban
menangis, selanjutnya terdakwa berkata kepada saksi korban “ INUL, JANGAN
NANG WONG LIO TAK PA TENI” artinya “INUL, JANGAN BICARA SAMA
SIAPA-SIAPA, KALAU TIDAK KAMU KU BUNUH”, mendengar terdakwa berkata
seperti itu membuat saksi korban menjadi takut dan diam saja tidak bisa bicra
dengan siapa-siapa, sedangkan kedua orang tua saksi korban sudah meninggal
semua dan keluarga lain pun saksi korban takut dibunuh sama terdakwa.
Selanjutnya setelah kejadian pertama, lalu terdakwa melakukan persetubuhan secara
paksa kembali kepada saksi korban di kamar mandi dan di kebun, persetubuhan
sering kali dilakukan di kebun pada saat saksi korban mengantarkan makan pagi dan
makan malam, saat saksi korban membawa rantang nasi, pada saat itu terdakwa
meminta untuk saksi korban untuk bersetubuh lagi dengannya sambil terdakwa
berkata kepada saksi korban “AWAKMU TURU KONO” artinya “ INUL,
TIDURLAH DISANA”, saat itu saksi korban menolak permintaan terdakwa tersebut,
tetapi terdakwa memukul dada dan punggung saksi korban dengan menggunakan
kayu, sehingga membuat saksi korban kesakitan sampai pingsang, setelah mendapat
siksaan itu saksi korban melayani kembali hawa nafsu terdakwa dengan menangis,
pada saat memukul dengan kayu terdakwa selalu bilang kepada saksi korban
“AWAKMU HARUS GELEM LEK GAK GELEM TAK GEPOK KARO KAYU” arti
“KAMU HARUS TIDUR, KALAU TIDAK TIDUR NANTI SAYA PUKUL PAKAI
KAYU”, lalu mulut saksi korban selalu ditutup dengan tangannya supaya saksi
korban tidak beteriak.

Atas keterangan saksi tersebut terdakwa membenarkan.

3. Saksi Kastamah Binti Kasim , diperiksa dipersidangan, dibawah sumpah yang pada
pokoknya menerangkan sebagai berikut :

- Bahwa benar saksi menerangkan sebagai saksi korban sehubungan dengan perkara
Persetubuhan terhadap anak di bawah umur.
- Bahwa benar saksi menerangkan mengetahui kejadian tersebut pada hari dan tanggal
yang tidak dapat diingat lagi antara bulan Juli 2021 s/d Oktober 2021 bertempat di
Rt.004 Rw.001 Desa Margo Mulyo 20 Kecamatan Muara Padang Kabupaten
Banyuasin.
- Bahwa benar saksi menerangkan saksi korban persetubuhan terhadap anak dibawah
umur tersebut bernama Khusnul Kotimah Binti Karyo yang merupakan cucu
kandungnya sendiri.
- Bahwa benar saksi menerangkan pelakunya adalah suami saya sendiri yaitu
terdakwa Satriman Bin Setu.
- Bahwa benar saksi menerangkan mengetahui kejadian persetubuhan tersebut pada
saat saksi korban sering mengeluhkan saksit kepala, sakit perut dan muntah-muntah,
kemudian saya menyuruh saksi korban membeli obat di warung namun sakit
tersebut tidak sembuh juga, kemudian pada hari minggu tanggl 04 Oktober 2021 saya
menyuruh saksi korban untuk periksa sendirian ke bidan desa sdr. Nora yang berasa
di jembatan 1 Desa Margo Mulyo Kecamatan Muara Padang, kemudian beberapa
saat saksi korban pulang kerumah sambil menangis, melihat hal tersebut saya
bertanya kepada saksi korban apa hasil dari berobat kebidan tersebut, namun saksi
korban tidak menjawab dan hanya menangis, karena merasa curiga saya mendatangi
bidan Nora dan bertanya tentang keadaan saksi korban dan dijawab bidan Nora
bahwa saksi korban dalam keadaan hamil.
- Bahwa benar saksi menerangkan saya bertanya kepada saksi korban “MENGAPA
KAMU BEGINI, SIAPA YANG MENGHAMILI KAMU?”, lalu dijawab oleh saksi
korban yang menghamilinya adalah “BAPAK” yang berarti adalah terdakwa
Satriman yang merupakan suami saya sendiri dan merupakan kakek saksi korban.
- Bahwa benar saksi menerangkan alasan saksi korban memanggil terdakwa Satriman
Bin Setu dengan sebutan Bapak dikarenakan saksi korban yang merupakan saksi
korban sudah dianggap juga seperti Bapak sendiri dimana sejak usia 7 (tujuh) bulan
saksi korban sudah ditinggal meninggal oleh ayah kandungnya bernama Karyo dan
sejak saat itu saksi korban diasuh dirumah bersama saya dan terdakwa.
- Bahwa benar saksi menerangkan menurut keterangan saksi korban, terdakwa telah
melakukan persetubuhan dengan saksi korban sebanyak 3 (tiga) kali yang dilakukan
di kamar sebanyak 1 (satu) kali dan di sawah sebanyak 2 (dua) kali.
- Bahwa benar saksi menerangkan apabila saksi korban tidak menuruti kemauan
terdakwa untuk disetubuhi, maka terdakwa akan memukul saksi korban.

Atas keterangan saksi tersebut terdakwa membenarkan.

4. Saksi Siti Wartini Binti Sartiman , diperiksa dipersidangan, dibawah sumpah yang pada
pokoknya menerangkan sebagai berikut :

- Bahwa benar saksi menerangkan sebagai saksi korban sehubungan dengan perkara
Persetubuhan terhadap anak di bawah umur.
- Bahwa benar saksi menerangkan mengetahui kejadian tersebut pada hari dan tanggal
yang tidak dapat diingat lagi antara bulan Juli 2021 s/d Oktober 2021 bertempat di
Rt.004 Rw.001 Desa Margo Mulyo 20 Kecamatan Muara Padang Kabupaten
Banyuasin.
- Bahwa benar saksi menerangkan saksi korban persetubuhan terhadap anak dibawah
umur tersebut bernama Khusnul Kotimah Binti Karyo yang masih berumur 15 (lima
belas) Tahun.
- Bahwa benar saksi menerangkan pelakunya adalah terdakwa Satriman Bin Setu.
- Bahwa benar saksi menerangkan mengetahui kejadian tersebut pada hari Sabtu
tanggal 02 Oktober 2021 pada saat itu saksi korban sakit perut dan demam, kemudian
saya menyuruh saksi korban untuk memeriksa ke bidan, namun saat itu saksi korban
pergi sendirian ke bidan dengan menggunakan sepeda, sepulang dari tempat bidan
tesebut saksi korban menangis, sehingga saya menanyakan kepada saksi korban
kenapa menangis, tapi saksi korban saat itu langsung tidur, keesokan harinya saksi
korban baer menceritakan kepada saya dengan mengatakan “AKU DI AJAK TURU
KARO MBAH LANANG” (saya disetubuhi oleh kakek) saat itu saya langsung
terkejut dan sempat menangis.
- Banwa benar saksi menerangkan pada hari Senin tanggal 04 Oktober 2021 sekira
pukul 14.00 wib saya mendatangi rumah saksi Sukamto dan memberitahukan
tentang pengakuan saksi korban yang telah disetubuhi oleh terdakwa, kemudian
saksi Sukamto langsung mendatangi saksi korban dan menanyakan kebenaran dari
pengakuan saksi korban tersebut yang telah mengakui di setubuhi oleh terdakwa.
- Bahwa bwnar saksi menerangkan selain saksi korban Khusnul Khotimah Binti Karyo
yang pernah disetubuhi oleh terdakwa ada korban lain yaitu adik kandung saya yang
juga merupakan anak kandung terdakwa yang bernama sdri. Lasmini.
- Bahwa benar saksi menerangkan kejadian yang dialami sdri. Lasmini tersebut tidak
dilaporkan ke Polisi karena diselesaikan secara kekeluargaan dan terdakwa hanya
diusir dari desa, namun karena terdakwa sakit akhirnya ibu saya membawa
terdakwa kembali ke desa untuk di rawat, setelah sembuh terdakwa kembali
melakuka persetubuhan dan kali ini saksi korbannya adalah Khusnul Khotimah.

Atas keterangan saksi tersebut terdakwa membenarkan

 KETERANGAN TERDAKWA :
 Terdakwa Satriman Bin Setu, diperiksa dipersidangan yang pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa benar terdakwa menerangkan kejadian tersebut pada hari dan tanggal yang
tidak dapat diingat lagi antara bulan Juli 2021 s/d Oktober 2021 bertempat di Rt.004
Rw.001 Desa Margo Mulyo 20 Kecamatan Muara Padang Kabupaten Banyuasin.
- Bahwa benar saksi menerangkan saksi korban persetubuhan terhadap anak dibawah
umur tersebut bernama Khusnul Kotimah Binti Karyo yang masih berumur 15 (lima
belas) Tahun yang merupakan cucunya sendiri.
- Bahwa benar terdakwa pernah diperiksa dan di buatkan Berita Acara Pemeriksaan
(BAP), seluruh BAP tersebut telah dibenarkan oleh terdakwa.
- Bahwa benar terdakwa menerangkan pada saat terdakwa melakukan persetubuhan
tersebut dengan cara memaksa menarik tangan saksi korban sehingga saksi korban
takut dan mau melakukan persetubuhan dengannya.
- Bahwa benar terdakwa menerangkan kejadian bermula pada hari dan tanggal yang
tidak dapat diingat lagi antara bulan Juli 2021 s/d Oktober 2021, pada malam hari
ketika itu saksi korban Khusnul Khotimah Binti Karyo tidur dikamarnya, seketika
itu saksi korban terbangun merasa ada yang membuka celana saksi korban, saksi
korban terbangun melihat terdakwa Satriman Bin Setu yang sedang membuka
celana saksi korban, lalu saksi korban ingin berteriak akan tetapi mulut saksi korban
ditutup oleh terdakwa menggunakan tangannya, setelah membuka celana saksi
korban, selanjutnya terdakwa langsung membuka celana dalam saksi korban dan
membuka kaki saksi korban lebar-lebar, lalu saksi korban berusaha untuk melawan
terdakwa, akan tetapi terdakwa mengancam akan membunuh saksi korban jika
menolak bersetubuh dengan terdakwa, setelah membuka kaki saksi korban lebar-
lebar, lalu terdakwa langsung memasukkan alat kelaminnya ke alat kelamin saksi
korban, selanjutnya terdakwa melakukan gerakan memaju mundurkan alat
kelaminnya hingga ada cairan sperma yang keluar ke alat kelamin saksi korban, saat
itu saksi korban merasakan alat kelaminnya terasa perih dan hangat, lalu saksi
korban menangis, selanjutnya terdakwa berkata kepada saksi korban “ INUL,
JANGAN NANG WONG LIO TAK PA TENI” artinya “INUL, JANGAN BICARA
SAMA SIAPA-SIAPA, KALAU TIDAK KAMU KU BUNUH”, mendengar terdakwa
berkata seperti itu membuat saksi korban menjadi takut dan diam saja tidak bisa
bicra dengan siapa-siapa, sedangkan kedua orang tua saksi korban sudah meninggal
semua dan keluarga lain pun saksi korban takut dibunuh sama terdakwa.
Selanjutnya setelah kejadian pertama, lalu terdakwa melakukan persetubuhan secara
paksa kembali kepada saksi korban di kamar mandi dan di kebun, persetubuhan
sering kali dilakukan di kebun pada saat saksi korban mengantarkan makan pagi dan
makan malam, saat saksi korban membawa rantang nasi, pada saat itu terdakwa
meminta untuk saksi korban untuk bersetubuh lagi dengannya sambil terdakwa
berkata kepada saksi korban “AWAKMU TURU KONO” artinya “ INUL,
TIDURLAH DISANA”, saat itu saksi korban menolak permintaan terdakwa tersebut,
tetapi terdakwa memukul dada dan punggung saksi korban dengan menggunakan
kayu, sehingga membuat saksi korban kesakitan sampai pingsang, setelah mendapat
siksaan itu saksi korban melayani kembali hawa nafsu terdakwa dengan menangis,
pada saat memukul dengan kayu terdakwa selalu bilang kepada saksi korban
“AWAKMU HARUS GELEM LEK GAK GELEM TAK GEPOK KARO KAYU” arti
“KAMU HARUS TIDUR, KALAU TIDAK TIDUR NANTI SAYA PUKUL PAKAI
KAYU”, lalu mulut saksi korban selalu ditutup dengan tangannya supaya saksi
korban tidak beteriak.

 PETUNJUK :
Adanya kesesuaian antara keterangan saksi-saksi yaitu saksi Sukamto Bin Miskal, saksi
Kkhusnul Khotimah Binti Karyo, saksi Kastamah Binti Kasim dan saksi Siti Wartini Binti
Satriman , dihubungkan dengan keterangan terdakwa Satriman Bin Setu telah memberikan
petunjuk suatu Tindak Pidana Persetubuhan Anak di Bawah Umur yang pelakunya adalah
terdakwa Satriman Bin Setu.s

 BARANG BUKTI :
- 1 (satu) helai baju lengan panjang warna hijau.
- 1 (satu) helai kaos dalam warna kuning.
- 1 (satu) helai celana panjang warna ungu.
- 1 (satu) helai celana pendek warna hitam.
- 1 (satu) helai bra warna merah maroon.
- 1 (satu) helai celana dalam warna hijau.
- 1 (satu) potong kayu.

Barang bukti yang diajukan dalam persidangan ini telah disita secara sah menurut hukum,
olek karena itu dapat digunakan untuk memperkuat pembuktian. Ketua Sidang / Hakim
telah memperlihatkan barang bukti tersebut kepada terdakwa dan atau saksi-saksi oleh
yang bersangkutan telah membenarkannya.

Bahwa dipersidangan tidak diketemukan alasan-alasan yang dapat menghapus kesalahan


terdakwa , baik berupa alasan pembenar maupun alasan pemaaf sehingga terdakwa dapat
dipandang sebagai orang yang mampu bertanggung jawab.

 ANALISA YURIDIS :
Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan, maka sampailah kami kepada
pembuktian mengenai unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan kepada terdakwa
Bayu Bekti bin Reso Ngadiman yaitu :

Melanggar Pasal 81 ayat (3) UU RI No.17 Tahun 2016 Tentang Penetapan Pemerintah
Pengganti Tentang Perubahan Kedua UU No.23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
Menjadi UU Jo Pasal 76 D Undang-Undang No.35 Tahun 2014.

Selanjutnya oleh karena dakwaan yang kami susun berbentuk tunggal, maka kami Jaksa
Penuntut Umum akan langsung membuktikan dakwaan yang terbukti dalam dakwaan
Pasal 81 ayat (3) UU RI No.17 Tahun 2016 Tentang Penetapan Pemerintah Pengganti
Tentang Perubahan Kedua UU No.23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Menjadi UU
Jo Pasal 76 D Undang-Undang No.35 Tahun 2014, dengan unsur-unsur sebagai berikut :

1. Unsur “Barang Siapa”.


Bahwa yang dimaksud dengan “Barang siapa” adalah subjek hukum sebagai
pendukung hak dan kewajiban yang dapat dipertanggung jawabkan perbuatannya dan
tidak mempunyai alasan pemaaf dan alasan pembenar menurut Undang-undang,
dimana dalam perkara ini yang di ajukan di depan persidangan selaku terdakwa adalah
terdakwa Satriman Bin Setu yang identitasnya telah dibacakan dipersidangan dan yang
bersangkutan telah membenarkannya. Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap
dipersidangan dari keterangan saksi-saksi, alat bukti serta barang bukti maupun
pengakuan terdakwa sendiri bahwa benar terdakwa adalah pelakunya.

Dengan demikian Unsur ini telah terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum.

2. Unsur “Dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa anak
melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain”
- Fakta-fakta yang terungkap dipersidangan berdasarkan keterangan saksi-saksi,
petunjuk dan keterangan terdakwa bahwa kejadian tersebut Bermula pada hari dan
tanggal yang tidak dapat diingat lagi antara bulan Juli 2021 s/d Oktober 2021, pada
malam hari ketika itu saksi korban Khusnul Khotimah Binti Karyo tidur dikamarnya,
seketika itu saksi korban terbangun merasa ada yang membuka celana saksi korban,
saksi korban terbangun melihat terdakwa Satriman Bin Setu yang sedang membuka
celana saksi korban, lalu saksi korban ingin berteriak akan tetapi mulut saksi korban
ditutup oleh terdakwa menggunakan tangannya, setelah membuka celana saksi korban,
selanjutnya terdakwa langsung membuka celana dalam saksi korban dan membuka kaki
saksi korban lebar-lebar, lalu saksi korban berusaha untuk melawan terdakwa, akan
tetapi terdakwa mengancam akan membunuh saksi korban jika menolak bersetubuh
dengan terdakwa, setelah membuka kaki saksi korban lebar-lebar, lalu terdakwa
langsung memasukkan alat kelaminnya ke alat kelamin saksi korban, selanjutnya
terdakwa melakukan gerakan memaju mundurkan alat kelaminnya hingga ada cairan
sperma yang keluar ke alat kelamin saksi korban, saat itu saksi korban merasakan alat
kelaminnya terasa perih dan hangat, lalu saksi korban menangis, selanjutnya terdakwa
berkata kepada saksi korban “ INUL, JANGAN NANG WONG LIO TAK PA TENI”
artinya “INUL, JANGAN BICARA SAMA SIAPA-SIAPA, KALAU TIDAK KAMU KU
BUNUH”, mendengar terdakwa berkata seperti itu membuat saksi korban menjadi takut
dan diam saja tidak bisa bicra dengan siapa-siapa, sedangkan kedua orang tua saksi
korban sudah meninggal semua dan keluarga lain pun saksi korban takut dibunuh sama
terdakwa.
- Selanjutnya setelah kejadian pertama, lalu terdakwa melakukan persetubuhan secara
paksa kembali kepada saksi korban di kamar mandi dan di kebun, persetubuhan sering
kali dilakukan di kebun pada saat saksi korban mengantarkan makan pagi dan makan
malam, saat saksi korban membawa rantang nasi, pada saat itu terdakwa meminta
untuk saksi korban untuk bersetubuh lagi dengannya sambil terdakwa berkata kepada
saksi korban “AWAKMU TURU KONO” artinya “ INUL, TIDURLAH DISANA”, saat
itu saksi korban menolak permintaan terdakwa tersebut, tetapi terdakwa memukul dada
dan punggung saksi korban dengan menggunakan kayu, sehingga membuat saksi
korban kesakitan sampai pingsang, setelah mendapat siksaan itu saksi korban melayani
kembali hawa nafsu terdakwa dengan menangis, pada saat memukul dengan kayu
terdakwa selalu bilang kepada saksi korban “AWAKMU HARUS GELEM LEK GAK
GELEM TAK GEPOK KARO KAYU” arti “KAMU HARUS TIDUR, KALAU TIDAK
TIDUR NANTI SAYA PUKUL PAKAI KAYU”, lalu mulut saksi korban selalu ditutup
dengan tangannya supaya saksi korban tidak beteriak.
- Bahwa berdasarkan Visum Et Repertum No. 445/042/VER-H/RSUD-BA/2021 tanggal
05 Oktober 2021 dari RSUD Banyuasin yang ditanda tangani oleh dr. Armaliah Tiara
Puspa dengan Kesimpulan :
Pada pemeriksaan pasien Anak remaja Perempuan WNI berumur Lima belas tahun dua
bulan ini ditemukan luka robek sampai dasar pada selaput dara arah jam dua belas,
satu, empat dan sembilan.
Dari Hasil Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) didapatkan pasien sedang hamil delapan
minggu sampai sembilan minggu.

Dengan demikian Unsur ini telah terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum

1. Unsur “Yang dilakukan oleh orang tua, wali, orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga,
pengasuh anak, pendidik, tenaga kependidikan, aparat yang menangani perlindungan anak”.
Bahwa berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dipersidangan berdasarkan keterangan
saksi Kastamah Binti Kasim yang menerangkan yang menjadi korban persetubuhan
terhadap anak dibawah umur tersebut bernama Khusnul Khotimah yang merupakan
cucu kandungnya sendiri, sedangkan terdakwa Satriman Bin Setu merupakan suami
dari saksi Kastamah Binti Kasim yang merupakan kakek saksi korban, dimana sejak
saksi korban berusia 7 (tujuh) Tahun sudah ditinggal oleh kedua orang tuanya, sehingga
saksi korban tinggal satu rumah dengan saksi Kastamah Binti Kasim dan terdakwa.

Dengan demikian Unsur ini telah terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum

Oleh karena kesemua unsur dalam Pasal 81 ayat (3) UU RI No.17 Tahun 2016 Tentang
Penetapan Pemerintah Pengganti Tentang Perubahan Kedua UU No.23 Tahun 2002 Tentang
Perlindungan Anak Menjadi UU Jo Pasal 76 D Undang-Undang No.35 Tahun 2014, telah
terbukti dan selama persidangan tidak terdapat alasan-alasan yang dapat menghapus tanggung
jawab pidana atas diri terdakwa baik alasan pemaaf maupun alasan pembenar, maka kami
selaku Jaksa Penuntut Umum dalam perkara ini berkesimpulan bahwa benar terdakwa telah
melakukan tindak pidana Persetubuhan terhadap anak dibawah umur.

Sebelum kami sampai kepada tuntutan Pidana atas diri terdakwa, perkenankanlah kami
mengemukakan hal-hal yang kami jadikan pertimbangan mengajukan tuntutan pidana yaitu :
Hal-hal yang memberatkan :
- Perbuatan terdakwa mengakibatkan saksi korban mengalami trauma psikis.
- Perbuatan terdakwa mengakibatkan saksi korban merasa malu.
Hal-hal yang meringankan :
- Terdakwa mengakui dan menyesali perbuatannya.
- Terdakwa bersikap sopan dipersidangan.
Berdasarkan uraian dimaksud kami Jaksa Penuntut Umum dalam perkara ini, dengan
memperhatikan Ketentuan Undang-Undang yang bersangkutan :

M E N U N T U T
Supaya Majelis Hakim Pengadilan Negeri Pangkalan Balai yang bersidang di Sukajadi yang
memeriksa dan mengadili Perkara ini memutuskan :
1. Menyatakan terdakwa Satriman Bin Setu, terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah
melakukan Tindak Pidana Persetubuhan terhadap anak dibawah umur sebagaimana
diatur dan diancam pidana melanggar Pasal 81 ayat (3) UU RI No.17 Tahun 2016
Tentang Penetapan Pemerintah Pengganti Tentang Perubahan Kedua UU No.23 Tahun
2002 Tentang Perlindungan Anak Menjadi UU Jo Pasal 76 D Undang-Undang No.35
Tahun 2014.

2. Menjatuhkan Pidana terhadap Satriman Bin Setu, dengan Pidana Penjara


selama .................................................................... dikurangi selama masa penahanan yang
telah dijalani dengan perintah agar terdakwa tetap ditahan.
Denda Rp. 800.000.000,- (delapan ratus juta rupiah)
Subsidair : 6 (enam) bulan kurungan.
3. Menyatakan barang bukti berupa :
- 1 (satu) helai baju lengan panjang warna hijau, 1 (satu) helai kaos dalam warna
kuning, 1 (satu) helai celana panjang warna ungu, 1 (satu) helai celana pendek
warna hitam, 1 (satu) helai bra warna merah maroon dan 1 (satu) helai celana dalam
warna hijau, dikembalikan kepada saksi korban Khusnul Khotimah Binti Karyo.
- 1 (satu) potong kayu, dirampas untuk dimusnahkan.

4. Menetapkan terdakwa dibebani biaya perkara sebesar Rp.5.000,- (lima ribu rupiah).

Demikian Surat Tuntutan ini kami bacakan dan diserahkan dalam sidang hari
ini ..................tanggal ..........Desember 2021.

JAKSA PENUNTUT UMUM

SHANTY MERIANIE, SH
JAKSA MUDA NIP. 19800306 2005 01 2 007

Anda mungkin juga menyukai