Anda di halaman 1dari 5

TUGAS.

MATA KULIAH PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN SD

KELAS 26 TUTORIAL ONLINE SEMESTER 6

oleh:

Putri Nur Khairiyah, S.Hum., M.Pd.

(859521703)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

UPBJJ Pondok Ranji

Universitas Terbuka

Jakarta, 2023
1. Konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu
bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas
melalui konteks yang terbatas dan tidak secara tiba-tiba. Hakikat pembelajaran
konstruktivistik menurut Brooks & Brooks (1993) adalah pengetahuan bersifat non-
objektif, bersifat temporer, selalu berubah, dan tidak menentu. Di dalam konstruktivisme
terdapa beberapa bagian lagi, di antaranya adalah empat prinsip konstruktivistik sosial.
Uraikan keempat prinsip tersebut!

Vygotsky mengemukakan 4 prinsip utama konstruktivistik sebagai berikut.

 Social learning, pembelajaran dipandang sesuai dengan pembelajaran kooperatif yaitu


siswa belajar dan berkolaborasi dalam menyelesaikan tugasnya melalui interaksi dengan
orang dewasa atau teman sebaya yang lebih cakap,
 Zone of proximal development, yaitu siswa dapat mempelajari konsep-konsep secara
efektif jika berada dalam ZPD yaitu jika konsep-konsep tersebut tingkat kerumitannya
masih berada dalam jangkauan mereka atau perkembangan kognitif mereka, dan
penyelesaiannya memerlukan bantuan dari orang lain, seperti orang dewasa atau teman
sebayanya yang mereka anggap lebih cakap.
 Cognitif apprenticeship, yaitu suatu proses yang menjadikan siswa dapat memperoleh
kecakapan intelektual secara bertahap melalui interaksi dengan orang yang lebih ahli
seperti orang dewasa, atau teman yang lebih cedas darinya.
 Mediated learning, artinya lebih menekankan pada scaffolding yang tahap
pelaksanaannya siswa diberi masalah yang kompleks, sulit serta realistik lalu diberi
bantuan secukupnya dalam menyelesaikan masalah tersebut.1

2. Proses pembudayaan terjadi dalam bentuk proses enkulturasi (enculturation) dan proses
akulturasi (acculturation). Jelaskan perbedaan proses enkulturasi dan akulturasi
budaya dalam pendidikan anak! Berikanlah contohnya masing-masing!

Proses pembudayaan merupakan proses pengenalan suatu budaya kepada seseorang,


mengajaknya untuk mengikuti budaya dan menerapkannya dalam komunitas budaya di
kehidupan sehari-hari. Seorang manusia pasti dilatarbelakangi oleh budaya tertentu. Dalam
proses pembudayaan, seseorang diharapkan untuk mengalami pengalaman belajar dari budaya,
melalui budaya, dengan budaya, dan bertujuan akhir untuk menerapkan budaya. Maka budaya
menjadi landasan awal dan tujuan akhir dari suatu pembelajaran. Terdapat 2 bentuk proses
pembudayaan, yaitu enkulturasi dan akulturasi.

1
Ermis Suryani, Marni Prasyur Aprina, Kasinyo Harto, Teori Konstruktivistik dan Implikasinya dalam Pembelajaran,
Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan (JIIP), Vol. 5 No. 7 tahun
2022, hal. 2075, DOI: https://doi.org/10.54371/jiip.v5i7.666
Enkulturasi adalah proses pembudayaan yang terjadi dalam bentuk pewarisan budaya
antar generasi. Biasanya pewarisan budaya dilakukan oleh orang lebih tua (senior) kepada yang
lebih muda (junior). Misalnya seperti orangtua mengajakarkan (mewarisi) tata krama dan adat
istiadat kepada anaknya. Maka proses pembudayaan terjadi secara informal.

Adapun akulturasi merupakan proses pembudayaan yang terjadi dengan mengadopsi


budaya lain yang belum diketahui sebelumnya. Akulturasi terjadi secara formal di lingkungan
pendidikan. Misalnya, saat siswa SD melakukan piket kelas bersama melalui arahan dan
pendampingan guru kelasnya. Maka di sini guru dan murid sedang mengadopsi budaya
kebersihan sebagai tanggung jawab bersama.

3. Pembelajaran SETS tidak hanya memperhatikan isu masyarakat dan lingkungan yang
telah ada dan mengaitkannya dengan unsur lain, tetapi juga pada cara melakukan sesuatu
untuk kepentingan masyarakat dan lingkungan itu yang memungkinkan kehidupan
masyarakat serta kelestarian lingkungan terjaga sementara kepentingan lain terpenuhi.
Uraikan karakteristik pembelajaran SETS!

Beberapa karakteristik pembelajaran SETS (Science, Environment, Technology and Society):

a. Siswa dibawa ke dalam situasi untuk pemanfaatan konsep sains yang berbentuk
teknologi untuk kepentingan masyarakat.
b. Siswa diminta untuk memikirkan kemungkinan akibat yang terjadi dalam proses
pengalihan (transfer) sains ke dalam bentuk teknologi.
c. Siswa diminta untuk menjelaskan keterhubungan antara unsur sains yang dipelajari
dengan unsur-unsur lain dalam SETS yang mempengaruhi berbagai keterkaitan
antarunsur tersebut.
d. Siswa dibawa untuk mempertimbangkan manfaat dan kerugian dari pengunaan
konsep sains tersebut apabila diubah dalam bentuk teknologi.
e. Siswa diajak mendiskusikan SETS dari berbagai macam arah dan berbagai macam
titik awal tergantung pengetahuan dasar yang dimiliki oleh yang bersangkutan.

4. Secara konstitusional sesungguhnya pendidikan demokrasi dan HAM sudah ada sejak
tahun 1945 yang ditujukan unuk “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Menurut Gandal
dan Finn (1992) terutama di Negara berkembang, Pendidikan demokrasi sering dianggap
taken for granted and ignored yaitu dianggap sebagai hal yang akan terjadi dengan
sendirinya atau malah dilupakan. Apabila dalam program pendidikan, terdapat beberapa
tuntutan terhadap paradigma baru terkait dengan demokrasi dan HAM. Uraikan tuntutan
paradigma baru dalam program pendidikan tersebut!

a. Memberikan perhatian yang cermat dan usaha yang sunguh-sunguh pada


pengembangan pengertian tentang the root and branches of democratic ideas, yakni
hakikat dan karakteristik aneka ragam demokrasi, bukan hanya yang berkembang di
Indonesia.
b. Mengembangkan kurikulum atau paket pendidikan yang sengaja dirancang untk
memfasilitasi siswa agar mampu mengeksplorasi “…how the ideas of democracy
have been tranlated into into institutionsand practies around the world and through the
ages” yakni bagaimana cita-cita demokrasi telah diterjemahkan ke dalam
kelembagaan dan praktek di berbagai belahan bumi dan dalam berbagai kurun waktu.
c. Tersedianya sumber belajar yang memungkinkan siswa mampu mengeksplorasi
sejarah demokrasi di negaranya untuk dapat menjawab persoalan apakah kekuatan
dan kelemahan demokrasi yang diterapkan di negaranya itu secara jernih.
d. Tersedianya sumber belajar yang memfasilitasi siswa untuk memahami penerapan
demokrasi di negara lain sehingga mereka memiliki wawasan yang luas tentang
ragam ide dan sistem demokrasi dalam berbagai konteks.
e. Dikembangkannya kelas sebagai democratic laboratory, lingkungan sekolah/kampus
sebagai micro cosmos of democracy, dan masyarakat luas sebagai open global
classroom yang memungkinkan siswa dapat belajar demokrasi dalam situasi
berdemokrasi, dan untuk tujuan melatih diri sebagai warga negara yang demokratis
atau learning democracy, in democracy, and for democracy.

5. Secara keilmuan, pendidikan demokrasi dan HAM merupakan bagian integral dari
pendidikan kewarganegaraan, yang pada dasarnya bertujuan untuk mengembangkan
individu menjadi warga negara yang cerdas dan baik. Salah satu model yang digunakan
adalah PKKBI. PKKBI membelajarkan siswa memiliki kepekaan sosial dan memahami
permasalahan yang terjadi dilingkungan secara cerdas. Uraikan karakteristik
substansif dan psikopedagogis PKKBI!

Karakteristik Substansif PKKBI terdiri dari:

a. Pendidikan demokrasi yaitu memahami prinsip-prinsip demokrasi, seperti


partisipasi aktif dalam pengambilan keputusan, kebebasan berpendapat,
penghormatan terhadap hak asasi manusia, dan penghargaan terhadap pluralisme dan
kebhinekaan.
b. Pendidikan HAM dengan memahami nilai-nilai, prinsip, dan perlindungan hak asasi
manusia, termasuk hak hidup, kebebasan berekspresi, kebebasan beragama,
perlindungan terhadap diskriminasi, dan perlindungan terhadap perlakuan tidak
manusiawi atau merendahkan martabat manusia.
c. Kepekaan sosial dengan mengembangkan empati, toleransi, solidaritas, dan
kepedulian terhadap permasalahan sosial dan lingkungan di sekitar mereka, serta
kemampuan berempati terhadap orang lain dari berbagai latar belakang budaya,
agama, ras, dan gender.
d. Pemahaman terhadap permasalahan lingkungan dengan memahami tantangan
dan masalah yang dihadapi lingkungan, seperti perubahan iklim, kelestarian sumber
daya alam, polusi, dan keragaman hayati, serta memiliki kesadaran untuk ikut serta
dalam menjaga keberlanjutan dan keberagaman lingkungan.

Karakteristik Psikopedagogis PKKBI terdiri dari:

a. Pembelajaran aktif-kolaboratif yang melibatkansiswa secara aktif dalam proses


pembelajaran, mendorong mereka untuk berpikir kritis, berdiskusi, berkolaborasi, dan
mengambil inisiatif dalam memecahkan masalah sosial dan lingkungan.
b. Pembelajaran kontekstual, yaitu menghubungkan pembelajaran dengan konteks
kehidupan nyata siswa, termasuk konteks sosial, budaya, dan lingkungan mereka.
Mendorong siswa untuk mengaitkan konsep-konsep yang dipelajari dengan
pengalaman nyata dan memberikan solusi konkret untuk permasalahan yang dihadapi.
c. Pengembangan sikap dan nilai, yaitu memperkuat pengembangan sikap positif
seperti kejujuran, tanggung jawab, keadilan, disiplin, dan rasa hormat terhadap orang
lain. Mendorong siswa untuk mempraktikkan nilai-nilai demokrasi, HAM, dan
kepekaan sosial dalam kehidupan sehari-hari.
d. Pengembangan keterampilan sosial seperti keterampilan komunikasi efektif,
kerjasama, negosiasi, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan yang
demokratis. Mendorong siswa untuk menjadi aktor yang aktif dan bertanggung jawab
dalam lingkungan sosial mereka.

Sumber:
Suryani, Ermis. Aprina, Marni Prasyur. Harto, Kasinyo. 2022. Teori Konstruktivistik
dan Implikasinya dalam Pembelajaran. Universitas Islam Negeri (UIN) Raden
Fatah Palembang: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan (JIIP). Vol. 5 No. 7. DOI:
https://doi.org/10.54371/jiip.v5i7.666
Winataputra, Udin S. dkk. 2023. Pembaharuan dalam Pembelajaran SD. Tangerang
Selatan: Penerbit Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai