Anda di halaman 1dari 13

ARTIKEL

“UPAYA PENYELESAIAN MASALAH YANG TERJADI


DALAM ADAT MELAYU OLEH LEMBAGA ADAT MELAYU
(LAM) KEPULAUAN RIAU”

Dosen Mata Kuliah : Dr. Mukhlis R, S.H., M.H

Disusun Oleh :

Muhammad Haikal 2209113934

Febrianti Wulandari 2209113932

Tita Felisha Sanjaya Putri 2209114062

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS RIAU

2022 / 2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Lembaga Adat Melayu berasal dari kebudayaan Melayu yang telah


tumbuh dan berkembang di wilayah Nusantara selama berabad-abad. Lembaga
Adat Melayu memiliki sejarah dan latar belakang yang sangat panjang dan
kompleks, yang telah melahirkan berbagai norma, nilai, tradisi, dan hukum
adat yang menjadi dasar dari kehidupan masyarakat Melayu.

Sejak zaman kerajaan-kerajaan Melayu di Nusantara, Lembaga Adat


Melayu sudah berperan sebagai penjaga adat dan kebudayaan, serta pengatur
kehidupan sosial masyarakat. Lembaga Adat Melayu memainkan peran yang
sangat penting dalam menjaga dan mengembangkan identitas Melayu, serta
menjaga keutuhan dan keberlangsungan masyarakat Melayu

Setelah masa kolonialisme Belanda dan Inggris di Nusantara, Lembaga


Adat Melayu tetap bertahan dan memainkan peran penting dalam kehidupan
masyarakat Melayu. Bahkan, dalam masa modernisasi dan globalisasi saat ini,
Lembaga Adat Melayu masih terus beradaptasi dengan dinamika perubahan
zaman, namun tetap memegang teguh nilai-nilai kearifan lokal dan tradisi
kebudayaan Melayu.

Di Kepulauan Riau Lembaga Adat Melayu telah lama menjadi lembaga


yang sangat dihormati dan diakui oleh masyarakat. Lembaga Adat Melayu
memiliki peran penting dalam menjaga perdamaian dan stabilitas sosial, serta
menyelesaikan sengketa-sengketa yang terjadi di masyarakat. Oleh karena itu,
lembaga adat Melayu masih menjadi lembaga yang sangat relevan dalam
konteks kehidupan sosial dan budaya di Kepulauan Riau dan di seluruh
Nusantara.

Adat Istiadat Melayu Kepulauan Riau adalah seperangkat nilai-nilai


kaidah-kaidah dan kebiasaan yang tumbuh dan berkembang sejak lama
bersamaan dengan pertumbuhan dan perkembangan masyarakat kampong/desa,

1
telah dikenal, dihayati dan diamalkan oleh masyarakat secara terus menerus
dan turun temurun sepanjang sejarah.

Adat Istiadat Melayu Kepulauan Riau yang tumbuh dan berkembang


sepanjang zaman telah memberikan ciri khas bagi suatu kampung/desa yang
dalam skala lebih besar telah memberikan identitas pula bagi bangsa dan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Adat istiadat dan Lembaga Adat Melayu
Kepulauan Riau yang hidup dan berkembang memegang peranan penting
dalam pergaulan masyarakat serta dapat dan mampu menggerakkan
partisipisasi masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan.

Adat istiadat Melayu Kepulauan Riau yang hidup dan berkembang dalam
masyarakat adalah adat yang bersendikan syara' dan syara' bersendikan
Kitabullah perlu dibina dan dikembangkan secara nyata dan dinamis sehingga
dapat didayagunakan untuk menunjang kelancaran kegiatan di bidang
pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan serta memperkuat ketahanan
nasional.

Perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa adat istiadat melayu


Kepulauan Riau yang tumbuh dan berkembang sepanjang zaman tersebut
ternyata dapat memberikan andil yang cukup besar terhadap kelangsungan
hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara baik dalam masa perjuangan
mencapai kemerdekaan maupun dalam mempertahankan dan mengisi
kemerdekaan.

Bertolak dari kenyataan ini, maka adat istiadat yang telah memberikan
ciri bagi suatu daerah yang dapat menjadi satu soko guru dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara perlu dibina, dipelihara dan dilestarikan sebagai
upaya memperkaya khazanah budaya bangsa, memperkuat ketahanan budaya
bangsa sebagai pilar ketahanan nasional dan untuk mendukung kelangsungan
pembangunan nasional, khususnya pembangunan di Provinsi Kepulauan Riau.

2
B. Rumusan Masalah
Usaha Lembaga Adat Melayu Kepulauan Riau dalam melestarikan
kebudayaan Melayu di Kepulauan Riau menghadapi banyak hambatan dan
tentangan. Kondisi sosial budaya Kepulauan Riau yang terdiri dari berbagai
suku bangsa ini membuat usaha pelestarian kebudayaan Melayu oleh Lembaga
Adat Melayu Kepulauan Riau (LAM KEPRI) sangat menarik untuk ditulis.
Untuk lebih fokus terhadap penulisan maka ruang lingkup yang akan
diteliti dapat dirumuskan melalui pertanyaan-pertanyaan berikut :
1. Bagaimana latar belakang terbentuknya Lembaga Adat Melayu (LAM)
Kepulauan Riau?
2. Apa saja tugas dan wewenang yang dimiliki oleh Lembaga Adat
Melayu (LAM) Kepulauan Riau?
3. Bagaimana Penyelesaian Permasalahan Waris dalam masyarakat oleh
Lembaga Adat Melayu (LAM) Kepulauan Riau?
4. Bagaimana Peran Lembaga Adat Melayu (LAM) Kepulauan Riau
dalam Penyelesaian Permasalahan Tanah Ulayat yang terjadi?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui latar belakang terbentuknya Lembaga Adat Melayu
(LAM) di Kepulauan Riau.
2. Untuk mengetahui tugas dan wewenang yang dimiliki oleh Lembaga
Adat Melayu (LAM) Kepulauan Riau.
3. Untuk Mengetahui Peran Lembaga Adat Melayu (LAM) Kepulauan
Riau dalam penyelesaian permasalahan waris yang terjadi di
masyarakat.
4. Untuk Mengetahui Peran Lembaga Adat Melayu (LAM) Kepulauan
Riau dalam penyelesaian permasalahan Tanah Ulayat di wilayah
Kepulauan Riau.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Terbentuknya Lembaga Adat Melayu Kepulauan Riau


Kepulauan Riau sebagai daerah yang dahulunya memiliki sistem
pemerintahan Kesultanan, dimana adat dipegang oleh para pembesar istana.
Namun karena kesultanan di Kepulauan Riau sudah tidak ada lagi, maka
urusan adat saat ini di Provinsi Kepulauan Riau diserahkan dan diurus oleh
para orang-orang tua yang dianggap memahami adat dan kebiasaan masyarakat
Melayu di Kepulauan Riau. Mereka bernaung didalam sebuah organisasi yang
bernama Lembaga Adat Melayu. Lembaga Adat Melayu Kepulauan Riau
diperkuat dengan Peraturan daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 1 tahun
2014 tentang Lembaga Adat Melayu (LAM) Kepulauan Riau. Antara lain yang
telah dilaksanakan oleh LAM diantaranya mengatur adat perkawinan,
mengatur tata cara tari persembahan, mengatur tata cara tepuk tepung tawar,
dan lain sebagainya yang berkenaan dengan adat kebiasaan masyarakat
melayu.
Disetiap Kabupaten/Kota di Kepulauan Riau telah dibentuk Lembaga
Adat Melayu Kepulauan Riau yang dipimpin oleh seorang Ketua Lembaga
Adat Melayu. Berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Lembaga Adat Melayu, ketua dan pengurus dipilih untuk periode tertentu.
Lembaga Adat Melayu menjadi rujukan bagi orang-orang melayu didalam
kehidupan sosial. Hal ini karena orang tua-tua yang duduk sebagai pengurus
Lembaga Adat Melayu dianggap sebagai orang-orang yang bijak yang dapat
memberikan arahan bagi menciptakan hubungan yang harmonis didalam
kehidupan bermasyarakat di Kepulauan Riau yang saat ini telah berbilang suku
dan kaum.
Selain itu pihak pemerintah juga menempatkan Lembaga Adat Melayu
sebagai mitra didalam melaksanakan pembangunan di Kepulauan Riau
umumnya dan Kabupaten/Kota di Kepulauan Riau khususnya. Dalam proses

4
pengambilan kebijakan pemerintah daerah peranan lembaga adat sebagai
tempat rujukan bagi masyarakat melayu dan juga masyarakat suku lainnya
terbilang cukup penting bagi menghasilkan kebijakan yang berkesan bagi
kepentingan masyarakat didaerah umumnya dan orang-orang melayu
khususnya.

B. Tugas dan Wewenang yang di miliki Oleh Lembaga Adat Melayu


Kepulauan Riau
Lembaga adat Melayu Kepulauan Riau memiliki tugas dan wewenang
dalam menjaga dan melestarikan adat istiadat serta mengatur kehidupan
masyarakat adat Melayu Kepulauan Riau. Beberapa tugas dan wewenang
umum dari lembaga adat Melayu Kepulauan Riau antara lain:
1. Menjaga dan melestarikan adat istiadat Melayu Kepulauan Riau
Lembaga adat Melayu Kepulauan Riau bertanggung jawab untuk
menjaga dan melestarikan adat istiadat Melayu Kepulauan Riau.
Mereka harus memastikan agar adat istiadat tersebut tidak hilang atau
dilupakan oleh masyarakat.
2. Mengatur kehidupan masyarakat adat Melayu Kepulauan Riau
Lembaga adat Melayu Kepulauan Riau juga memiliki tugas untuk
mengatur kehidupan masyarakat adat Melayu Kepulauan Riau. Mereka
bertanggung jawab dalam mengambil keputusan penting seperti dalam
hal pernikahan, pemilihan kepala adat, dan pemilihan tokoh-tokoh adat.
3. Menyelesaikan sengketa antara masyarakat
Lembaga adat Melayu Kepulauan Riau juga berperan dalam
menyelesaikan sengketa antara masyarakat. Mereka menggunakan adat
istiadat Melayu Kepulauan Riau sebagai dasar penyelesaian sengketa
tersebut.
4. Membuat keputusan yang berkaitan dengan hukum adat
Lembaga adat Melayu Kepulauan Riau juga memiliki kewenangan
dalam membuat keputusan yang berkaitan dengan hukum adat. Mereka

5
akan mempertimbangkan adat istiadat Melayu Kepulauan Riau dalam
membuat keputusan tersebut.

5. Mempromosikan adat istiadat Melayu Kepulauan Riau


Lembaga adat Melayu Kepulauan Riau juga bertugas untuk
mempromosikan adat istiadat Melayu Kepulauan Riau ke seluruh
masyarakat Indonesia dan dunia. Hal ini dilakukan agar adat istiadat
Melayu Kepulauan Riau tetap lestari dan dihargai oleh masyarakat.

C. Permasalahan Waris dalam Masyarakat Melayu Kepulauan Riau


Masyarakat Melayu Khusunya di Kepulauan Riau pada umumnya
memeluk agama Islam, sehingga mereka memiliki prinsip adat menurun,
syarak mendaki, adat bersendi syarak, syarak bersendi kitabullah yang artinya
segala ketentuan yang mengatur kehidupan dalam masyarakat selain berasal
dari budaya nenek moyang juga bersumber dari ajaran-ajaran agama yang
terdapat dalam Al-Qur’an dan hadist, semua yang diatur dalam Al-Qur’an dan
hadist menjadi bagian yang termasuk dalam kehidupan adat istiadat masyarakat
Melayu Kepulauan Riau, dan karena masalah pewarisan ada diatur dalam Al-
Qur’an dan hadist maka sistem waris adat Melayu berdasarkan Hukum Islam,
jadi yang dimaksud dengan sistem pembagian waris tradisional pada
masyarakat Melayu Kepulauan Riau adalah mengacu pada tata cara hukum
faraid.
Syarat-syarat pewarisan pada masyarakat Melayu Kepulauan Riau lebih
banyak dirunut berdasarkan hukum Islam yang sering disebut dengan hukum
faraid (pewarisan). Dalam Hukum Islam dinyatakan dengan tegas syarat-syarat
pewarisan dan besarnya pembagian yang didapat oleh anak laki-laki dan anak
perempuan. Karena hukum waris adat Melayu bersumber dari Al-Qur’an dan
hadist maka sistem hukum waris adat Melayu sama dengan sistem kewarisan
Islam yaitu sistem individual bilateral,dan ciri-ciri dari sistem kewarisan
individual bilateral adalah:

6
1. Anak-anak si pewaris bersama-sama dengan orang tua si pewaris
serentak sebagai ahli waris.
2. Jika meninggal dunia tanpa keturunan maka ada kemungkinan saudara-
saudara pewaris bertindak bersama-sama sebagai ahli waris dengan
orang tuanya setidaknya dengan ibunya, prinsip diatas maksudnya
adalah jika orang tua pewaris dapat berkonkurensi dengan anak-anak
pewaris apabila dengan saudara-saudaranya yang sederajad lebih jauh
dari anak-anaknya.
3. Bahwa suami isteri saling mewaris artinya pihak yang hidup terlama
menjadi ahli waris dari pihak lain

Masyarakat Melayu di Kepulauan Riau mengikuti garis keturunan


pewarisan gelar anak diambil dari pihak ayah dalam hal ini cenderung
mengikuti keturunan secara patrilineal, namun dalam tata cara adat
pelaksanaan perkawinan di Kepualuan Riau, pihak laki-laki yang datang ke
rumah perempuan, hal ini cenderung mengikuti aturan adat dalam ketentuan
matrilinial. Akan tetapi dalam sistem kekerabatan senantiasa mengikuti sistem
Bilateral.

Pada masyarakat Melayu di Kepulauan Riau, pihak-pihak yang berhak


membagi harta warisan tersebut, adalah ninik, mamak, orang-orang yang
dituakan dalam kampung, ulama dan tokoh-tokoh adat. Mereka ini memegang
peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat. Mereka telah mengetahui
dan memahami tentang warisan dari pandangan Adat Melayu serta agama
Islam.

Pembagian warisan yang terjadi pada masyarakat Melayu di Kepulauan


Riau pada saat ini dilakukan langsung oleh orang-orang yang bersangkutan
yang paling utama yaitu ayah atau ibu, jika ayah atau ibu sudah tidak ada maka
saudara, paman, ninik mamak, datuk, nenek, ulama dan lain-lain. Jika terjadi
sengketa waris yang tidak dapat diselesaikan dalam keluarga maka pihak-pihak
pemuka agama maupun adat dipanggil sebagai pihak pembagi warisan.

7
Lembaga adat Melayu di Kepulauan Riau memiliki peran yang penting
dalam menyelesaikan permasalahan waris. Beberapa peran yang bisa dilakukan
oleh lembaga adat Melayu dalam permasalahan waris antara lain:

1. Memastikan kesepakatan bersama: Lembaga adat Melayu bertindak


sebagai mediator dalam menyelesaikan permasalahan waris. Mereka
memastikan semua pihak yang terlibat dalam waris memiliki
kesepakatan bersama mengenai bagaimana harta benda akan dibagi.

2. Menjaga keadilan: Lembaga adat Melayu berupaya menjaga keadilan


dalam pembagian harta warisan. Mereka mempertimbangkan banyak
faktor seperti hubungan keluarga, jumlah anak, jenis kelamin, dan
kepemilikan harta benda lainnya.

3. Menerapkan aturan adat: Lembaga adat Melayu mengacu pada aturan


adat dalam menyelesaikan permasalahan waris. Mereka memastikan
semua tindakan yang diambil sesuai dengan nilai-nilai adat dan budaya
yang berlaku di masyarakat Melayu.

4. Mencegah konflik: Lembaga adat Melayu berperan dalam mencegah


terjadinya konflik antara keluarga atau pihak yang terlibat dalam
permasalahan waris. Mereka berupaya menyelesaikan permasalahan
secara damai dan menghindari terjadinya pertengkaran yang dapat
merugikan semua pihak.

5. Memberikan nasihat: Lembaga adat Melayu memberikan nasihat


kepada semua pihak yang terlibat dalam permasalahan waris. Nasihat
ini bertujuan untuk membantu mereka memahami nilai-nilai adat dan
budaya yang harus dijunjung tinggi dalam menyelesaikan permasalahan
waris.

Dari hal diatas dapat dilihat bahwa peranan Lembaga Adat yaitu lebih
diutamakan di Kepulauan Riau jika terjadi perselisihan mengenai pembagian
warisan daripada melalui jalur Pengadilan. Artinya sifat kekeluargan di
Kepulauan Riau masih cukup kental dan nasehat ketua-ketua adat dan ulama-

8
ulama masih sangat dijadikan pedoman dalam menyelesaikan masalah atau
perselisihan yang terjadi. Lembaga Adat juga sangat berperan dalam
memperbaiki hubungan persaudaraan yang telah rusak akibat perselisihan yang
terjadi.

D. Permasalahan Tanah Ulayat di Kepulauan Riau


Lembaga Adat Melayu memiliki peran penting dalam menyelesaikan
sengketa tanah ulayat di Kepulauan Riau. Kepulauan Riau merupakan daerah
yang kaya akan budaya Melayu dan kearifan lokal yang sangat dihormati oleh
masyarakat setempat.
Lembaga Adat Melayu sendiri merupakan lembaga yang memiliki tugas
untuk menjaga, memelihara, dan mengembangkan adat istiadat Melayu. Salah
satu aspek dari adat istiadat Melayu yang dijaga oleh Lembaga Adat Melayu
adalah masalah tanah ulayat. Tanah ulayat merupakan tanah yang secara turun
temurun diwariskan dari nenek moyang dan dianggap sebagai bagian integral
dari kehidupan dan identitas Melayu.
Ketika terjadi sengketa tanah ulayat di Kepulauan Riau, Lembaga Adat
Melayu akan terlibat dalam proses penyelesaiannya. Lembaga Adat Melayu
biasanya akan mengumpulkan para pihak yang terlibat dalam sengketa dan
mendengarkan semua argumen yang disampaikan oleh masing-masing pihak.
Setelah mendengarkan semua argumen, Lembaga Adat Melayu akan
memberikan keputusan yang dianggap sebagai solusi yang adil dan seimbang
bagi semua pihak yang terlibat dalam sengketa. Keputusan Lembaga Adat
Melayu biasanya dihormati oleh masyarakat setempat, karena Lembaga Adat
Melayu dianggap memiliki kearifan dan otoritas yang tinggi dalam hal
menyelesaikan sengketa tanah ulayat.
Lembaga Adat Melayu sendiri merupakan lembaga yang memiliki tugas
untuk menjaga, memelihara, dan mengembangkan adat istiadat Melayu. Salah
satu aspek dari adat istiadat Melayu yang dijaga oleh Lembaga Adat Melayu

9
adalah masalah tanah ulayat. Tanah ulayat merupakan tanah yang secara turun
temurun diwariskan dari nenek moyang dan dianggap sebagai bagian integral
dari kehidupan dan identitas Melayu.
Bagi masyarakat Kepulauan Riau tanah ulayat adalah unsur pengikat bagi
masyarakat untuk tinggal di suatu wilayah dan merupakan identitas masyarakat
yang secara konstitusional dilindungi oleh UUD 1945. Oleh karena itu, sudah
merupakan kewajiban setiap orang untuk menjaga aset tersebut agar tidak
tergilas oleh perkembangan zaman. Hingga hari ini, diskursus tanah ulayat
tidak kunjung selesai. Dalam rangka menarik investor untuk menanamkan
investasinya di daerah, Pemerintah Daerah (Pemda) tidak segan-segan untuk
membebaskan tanah ulayat.
Adanya ketidakjelasan pengaturan tanah ulayat dalam peraturan
perundang-undangan, kerapkali menjadi alasan pembenar dalam
memarjinalkan keberadaan tanah ulayat. Di samping itu, batas-batas tanah
ulayat yang hanya berdasarkan “peta ingatan” dari Penguasa Adat pun menjadi
bagian dari kompleksitas permasalahan tanah ulayat. Bukan merupakan suatu
hal yang aneh, bila permasalahan tanah ulayat menjadi sumber sengketa utama
pada lembaga peradilan di wilayah Kepulauan Riau. Dalam hal ini, pihak-pihak
yang terlibat dalam sengketa tanah ulayat bisa saja melibatkan Pemda dengan
masyarakat, masyarakat dengan investor, atau antarsesama anggota
masyarakat.
Beberapa kasus sengketa tanah ulayat yang sudah terjadi, upaya
penyelesaian sengketa yang sudah ditempuh oleh para pihak adalah; pertama,
melalui proses negosiasi, dimana para pihak telah berusaha menyelesaikan
permasalahan yang terjadi dengan melakukan musyawarah untuk
menyelesaikan bentuk dan besar ganti rugi termasuk pemberian uang adat
sebagai kompensasi atas pemanfaatan tanah ulayat. Namun proses
penyelesaian dengan cara seperti ini ternyata tidak mendatangkan hasil.
Bila para pihak tidak menemukan jalan keluar terbaik yang bisa
dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi. Dengan
cara kedua, yaitu melalui proses mediasi dengan bantuan pihak ketiga

10
(mediator). Dalam hal ini para pihak berusaha menyelesaikan sengketa yang
sedang mereka hadapi dengan meminta bantuan pihak ketiga sebagai
penengah, yaitu pemerintah daerah. Dengan demikian dapat dilihat bahwa
berbagai proses penyelesaian sengketa yang sudah dilakukan ternyata
dirasakan tidak efektif sehingga masyarakat sangat menginginkan sekali ada
jalan keluar terbaik yang bisa ditempuh tanpa merugikan atau bahkan hanya
menguntungkan salah satu pihak saja.
Dari kronologis sengketa dan upaya yang sudah ditempuh, para pihak
merasakan bahwa upaya tersebut dirasakan belum mampu untuk
menyelesaikan sengketa yang terjadi. Dari penelitian yang sudah dilakukan
ternyata satu-satunya cara yang diinginkan oleh masyarakat untuk
menyelesaikan sengketa yang terjadi adalah dengan melakukan musyawarah
langsung (negosiasi) antara sesama masyarakat suku yang diselesaikan oleh
kepala suku dan ninik mamak.
Berikut adalah beberapa peran yang bisa dilakukab oleh lembaga adat
Melayu dalam menyelesaikan sengketa tanah ulayat di wilayah Kepulauan
Riau:
1. Menjaga keberlangsungan adat istiadat: Lembaga adat Melayu berperan
dalam menjaga keberlangsungan adat istiadat yang berkaitan dengan
pemilikan dan penggunaan tanah ulayat.
2. Membuat dan menjaga catatan adat: Lembaga adat Melayu sering kali
memiliki catatan adat yang mencatat sejarah pemilikan dan penggunaan
tanah ulayat. Catatan adat ini dapat membantu dalam menyelesaikan
sengketa tanah ulayat dengan memberikan bukti sejarah yang kuat.
3. Mediasi: Lembaga adat Melayu dapat bertindak sebagai mediator dalam
menyelesaikan sengketa tanah ulayat antara masyarakat adat dan pihak-
pihak lain yang mengklaim hak atas tanah tersebut.
4. Menerapkan hukum adat: Lembaga adat Melayu dapat menerapkan
hukum adat untuk menyelesaikan sengketa tanah ulayat. Hukum adat
sering kali memiliki aturan-aturan yang berbeda dengan hukum positif
yang berlaku di negara tersebut.

11
5. Merekomendasikan keputusan: Setelah menyelesaikan sengketa tanah
ulayat, lembaga adat Melayu dapat merekomendasikan keputusan
kepada pihak yang berwenang untuk memberikan pengakuan resmi atas
kepemilikan dan penggunaan tanah ulayat.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Lembaga Adat Melayu Kepulauan Riau atau LAM Kepri adalah sebuah
lembaga adat daerah yang diprakarsai oleh tokoh-tokoh Melayu Kepulauan
Riau dari berbagai latar dan profesi, yaitu pejabat pemerintahan, ulama,
ilmuwan/cendekiawan dari perguruan tinggi di Kepulauan Riau, budayawan,
seniman, sastrawan, dan orang patut-patut yang berasal dari lingkungan
kekuasaan tradisional Melayu Kepulauan Riau Suku Melayu secara suku
bangsa merupakan suku terbesar populasinya dalam Provinsi Kepulauan Riau.
Lembaga Adat Melayu Kepulauan Riau yang dibentuk untuk mewadahi
dan berfungsi melakukan pembinaan, pengembangan dan penerapan serta
mengawal nilai-nilai adat Budaya Melayu Dalam melaksanakan fungsinya,
Lembaga Adat Melayu Kepulauan Riau juga diberikan peran untuk
menyelesaikan berbagai konflik yang terjadi. Mulai dari permasalahan waris
dalam masyarakat, juga termasuk sengketa tanah ulayat di Provinsi Kepulauan
Riau yang selalu menimbulkan konflik secara terus-menerus.

12

Anda mungkin juga menyukai