Anda di halaman 1dari 64

Mudah memahami

E-BUPOT UNIFIKASI
Edisi Maret 2021

Penulis & Design :

Angga Sukma Dhaniswara

Account Representative KPP Madya Jakarta Selatan I

Jl. .M.I Ridwan Rais No.5A-7, Gambir, Jakarta Pusat

IG : @dhaniswara86 | 0818168006
3

Preface

Direktorat Jenderal Pajak terus berupaya untuk melakukan berbagai

terobosan yang dapat memberikan kemudahan bagi Wajib Pajak

dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Salah satunya melalui

penerpan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Penghasilan (PPh)

Unifikasi.

Kehadiran SPT yang merupakan penggabungan dari beberapa jenis

SPT seperti SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2), SPT Masa Pasal 15, SPT

Masa Pasal 22, SPT Masa Pasal 23 dan Pasal 26 ini, diharapkan

mampu mendorong tingkat kepatuhan Wajib Pajak dan men‐

dongkrak pencapaian penerimaan negara.

Selain itu, kehadiran SPT Masa PPh Unifikasi diharapkan dapat mengurangi beban administrasi Wajib Pa‐

jak dalam penyampaian SPT dan meminimalisir timbulnya kekeliruan pengisian yang akan merugikan

Wajib Pajak itu sendiri.

Kami menyadari sebagai salah satu kantor pelayanan pajak yang ditunjuk sebagai peserta piloting tahap II

dalam penerapan Bukti Potong/Pungut dan SPT Masa PPh Unifikasi sebagaimana ditetapkan dalam Kepu‐

tusan Direktur Jenderal Pajak nomor KEP-20/PJ/2021, Wajib Pajak kami membutuhkan panduan dalam

memahami setiap aturan dan langkah dalam pemenuhan kewajibannya tersebut.

Untuk itu melalui buku singkat berjudul “Mudah Memahami E-Bupot Unifikasi” ini , kami harap Wajib

Pajak dapat memperoleh gambaran awal terkait regulasi, aplikasi dan hal-hal yang mendasar yang berkai‐

tan dengan PPh Unifikasi.

Tentu tak lupa kami berikan apresiasi kepada pegawai kami yaitu Sdr. Angga Sukma Dhaniswara atas

penyusunan buku ini sehingga dapat berada di tangan para pembaca sekalian.

Akhir kata. Semoga buku ini dapat bermanfaat. #Pajak Kuat, Indonesia Maju

Stevanus Herdi Pardamaian Aruan

Kepala KPP Madya Jakarta Selatan I


Table of contents 05 Sekilas tentang
06
07
08
Definisi SPT Masa PPh Unifikasi
Jenis pajak yang diunifikasikan
Tujuan Unifikasi
08 Jenis Bukti Potong/Pungut dan Para Pihak
Yang Wajib Menggunakannya
09 Penomoran Bukti Potong
10 Bentuk Bukti Potong/Pungut
11 SPT Masa PPh Unifikasi
14 Pembetulan SPT Masa PPh Unifikasi
14 Keterlambatan Pelaporan dan Pembayaran
14 Tahapan Penerapan PPh Unifikasi
15 Aplikasi e-Bupot Unifikasi

18 PENGENALAN APLIKASI
19
22
26
Login awal
Menu Pengaturan
Menu Dashboard
30 Menu Pajak Penghasilan
32 A. PPh disetor sendiri
35 B. PPh Pasal 4 ayat (2), 15, 22, 23
41 C. PPh Pasal 26
45 D. Impor Data PPh
50 E. Posting
51 Menu SPT Masa

Buku ini disusun dari berbagai literatur dan pengalaman yang penulis

dapatkan sebagai AR Waskon I , dengan harapan dapat menjadi panduan

awal bagi Wajib Pajak dalam menggunakan aplikasi e-Bupot Unifikasi.

Tak lupa juga penulis ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada tim

Direktorat Transformasi Proses Bisnis (TPB) dan Direktorat Teknologi In‐

formasi dan Komunikasi (TIK) KPDJP yang telah memberikan dukungan @dhaniswara86

dalam penyusunan buku ini, sehingga akhirnya buku singkat ini dapat

tercipta.

Penulis menyadari bahwa buku ini masih jauh dari kata sempurna baik

segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami

sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna menjadi

acuan agar penulis bisa lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga dapat bermanfaat. Sehat selalu | Angga Sukma Dhaniswara


5

sekilas
tentang
Sekilas definisi SPT MASA PPH UNIFIKASI

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia unifikasi [uni·fi·ka·si] diar‐

tikan sebagai hal menyatukan; penyatuan; hal menjadikan seragam.

Sementara itu, menurut Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata

Cara Perpajakan (UU KUP), Surat pemberitahuan (SPT) adalah surat

yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan

dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak

dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan.

Maka secara sederhana, dapat ditarik kesimpulan bahwa Unifikasi SPT

adalah proses penyatuan atau penyeragaman berbagai jenis SPT ke

dalam satu SPT.

Apabila dilihat dari waktu pelaporannya, SPT dapat dibedakan menjadi

2 (dua) jenis yaitu SPT Masa dan SPT Tahunan.


7

SPT Masa itu sendiri terbagi menjadi SPT Masa Pajak Penghasilan

(PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas

Barang Mewah (PPnBM), sedangkan untuk SPT Tahunan terdiri atas

SPT Tahunan PPh Orang Pribadi dan SPT Tahunan PPh Badan. Namun,

saat ini penerapan unifikasi SPT baru dilakukan terhadap SPT Masa

PPh.

Merujuk pada pasal 1 angka 7 Peraturan Direktur Jenderal Pajak

Nomor PER-23/PJ/2020, Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasi‐

lan Unifikasi (selanjutnya disebut SPT Masa PPh Unifikasi ) adalah

Surat Pemberitahuan Masa yang digunakan oleh Pemotong/Pemu‐

ngut PPh untuk melaporkan kewajiban pemotongan dan/atau pe‐

mungutan PPh, penyetoran atas pemotongan dan/atau pemu‐

ngutan PPh, dan/atau penyetoran sendiri atas beberapa jenis PPh

dalam 1 (satu) Masa Pajak, sesuai dengan ketentuan peraturan pe‐

rundang-undangan di bidang perpajakan.

Jenis pajak yang diunifikasikan



Mengacu kepada UU PPh, ada 6 (enam) jenis SPT Masa yang pena‐

maannya didasarkan pada nomor pasal yang ada di dalam peraturan

tersebut yaitu : SPT masa PPh Pasal 4 ayat (2) , SPT masa PPh Pasal 15, SPT MASA UNIFIKASI

SPT masa PPh Pasal 21/26, SPT masa PPh Pasal 22, SPT masa PPh Pasal MELIPUTI :

23/26, dan SPT masa PPh Pasal 25. PPH PASAL 4 AYAT (2) ,

PASAL 15, PASAL 22,

Namun yang dilakukan unifikasi adalah SPT masa PPh Pasal 4 ayat PASAL 23 DAN PASAL 26

(2) , SPT masa PPh Pasal 15, SPT masa PPh Pasal 22, dan SPT masa

PPh Pasal 23/26. Adapun Untuk SPT Masa PPh Pasal 21 dilaksanakan

secara terpisah sedangkan untuk SPT Masa PPh Pasal 25 sendiri sudah

tidak wajib disampaikan sepanjang surat setoran pajak (SSP) telah

mendapat validasi nomor transaksi penerimaan negara (NTPN).

TABEL 1. 1 DAFTAR JENIS PPH YANG DIUNIFIKASIKAN


8

Tujuan UNIFIKASI Bukti Pemotongan / Pemungutan Unifikasi dan

SPT Masa PPh Unifikasi berbentuk kertas, digu‐

Beragamnya jenis SPT dikhawatirkan akan nakan oleh pemotong/pemungut PPh yang

menimbulkan kerumitan bagi Wajib Pajak, memenuhi kriteria:

karena setiap SPT memiliki format, karakter dan 1. Membuat tidak lebih dari 20 (dua puluh) bukti

tata cara pengisian tersendiri. Selain itu, dapat pemotongan/pemungutan unifikasi dalam 1

berimplikasi pula pada besarnya biaya adminis‐ (satu) masa pajak; dan

trasi yang harus dikeluarkan baik dari sisi DJP 2. Membuat bukti pemotongan/ pemungutan

maupun dari sisi Wajib Pajak sendiri. unifikasi dengan dasar pengenaan PPh tidak

lebih dari Rp100.000.000,- (seratus juta rupiah)

Beranjak dari permasalahan tersebut, maka ke‐ untuk setiap bukti pemotongan/pemungutan

hadiran SPT Masa PPh Unifikasi diharapkan da‐ dalam 1 (satu) masa pajak.

pat menjadi solusi dan titik cerah untuk dapat


Sedangkan Bukti Pemotongan/Pemungutan
memberikan kemudahan bagi Wajib Pajak
Unifikasi dan SPT Masa PPh Unifikasi berbentuk
dalam memenuhi kewajiban perpajakannya,
elektronik, digunakan oleh pemotong/pemungut
yang pada akhirnya akan bermuara pada pen‐ PPh yang memenuhi kriteria:
ingkatan kepatuhan penyampaian SPT. 1. Membuat lebih dari 20 (dua puluh) bukti pemo‐

tongan/pemungutan unifikasi dalam 1 (satu)

Sedangkan dari sisi DJP, kehadiran SPT Masa masa pajak;

PPh Unifikasi ini diharapkan akan memberikan 2. Terdapat bukti pemotongan/ pemungutan
unifikasi dengan dasar pengenaan PPh lebih
kemudahan bagi petugas pajak dalam meman‐
dari Rp100.000.000,- (seratus juta rupiah) un‐
tau kepatuhan Wajib Pajaknya. Selain itu dapat
tuk setiap bukti pemotongan/pemungutan
pula menekan biaya administrasi pengumpulan dalam 1 (satu) masa pajak;
penerimaan pajak. 3. Membuat bukti pemotongan/ pemungutan

unifikasi untuk objek pajak PPh Pasal 4 ayat (2)

atas bunga deposito/tabungan, diskonto SBI,

Jenis bukti potong/pungut dan para giro , dan transaksi penjualan saham;

pihak yang wajib menggunakannya 4. Terdaftar di KPP di lingkungan Kanwil DJP Wajib

Pajak Besar, KPP di lingkungan Kanwil DJP

Sebelum membahas mengenai kategori Wajib Jakarta Khusus, atau KPP Madya; atau

Pajak yang diwajibkan untuk membuat bukti pe‐ 5. Telah menyampaikan SPT Masa elektronik;

motongan/ pemungutan dan pelaporan SPT

Masa PPh Unfikasi, perlu dijelaskan bahwa Syarat 1 - 5 tersebut di atas tidak bersifat kumulatif.

seperti halnya SPT Masa PPh lainnya, bentuk Namun untuk dapat menerbitkan Bukti Pemoton‐

bukti pemotongan/ pemungutan unifikasi terdiri gan/Pemungutan Unifikasi dan menyampaikan

dari 2 (dua) jenis, yaitu: SPT Masa PPh Unifikasi berbentuk elektronik

1. Formulir Kertas; atau harus terlebih dahulu ditetapkan dengan Keputu‐

2. Dokumen elektronik,. san Direktur Jenderal Pajak.


9

Bukti pemotongan/pemungutan unifikasi tidak perlu dibuat jika jumlah PPh yang dipotong/dipungut Ni‐

hil, kecuali:

1. Jumlah PPh yang dipotong/dipungut Nihil karena ada Surat Keterangan Bebas;

2. Terdapat transaksi dengan WP yang memiliki Surat Keterangan PP Nomor 23 Tahun 2018 terkonfir‐

masi dengan syarat SSP harus tetap dibuat sesuai PP 23/2018;

3. PPh Pasal 26 dipotong berdasarkan ketentuan P3B ditunjukkan dengan SKD WPLN

4. PPh terutang yang ditanggung Pemerintah (DTP)

5. PPh yang dipotong/pungut dan/atau disetor sendiri diberikan fasilitas PPh

PENOMORAN BUKTI POTONG

TABEL 1.2 PENOMORAN BUKTI POTONG

Ketentuan terkait penomoran bukti pemotongan/pemungutan unifikasi adalah sebagai berikut:

1. Nomor seri diberikan secara berurutan walaupun jenis PPh berbeda

2. Satu nomor seri untuk satu wajib pajak, satu kode objek pajak, dan satu masa pajak

3. Penomoran atas formulir kertas terpisah dengan dokumen elektronik

4. Nomor bukti pemotongan/pemungutan unifikasi tidak berubah apabila terjadi perubahan (edit) atau

pembetulan dan tidak dapat digunakan kembali apabila terjadi penghapusan (delete) atau pembatalan

5. Bagi pemotong/pemungut PPh yang telah memenuhi persyaratan untuk menggunakan aplikasi e-

bupot unifikasi pada pertengahan masa pajak, maka harus membuat bukti pemotongan/pemungutan

unifikasi dan SPT Masa PPh dalam bentuk Dokumen Elektronik.

Bukti pemotongan/pemungutan yang telah dilaporkan dalam SPT Masa PPh Unifikasi dapat dilakukan:
• Pembetulan dalam hal terdapat kekeliruan dalam pengisian Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi atau terdapat
transaksi retur
Pembetulan dapat dilakukan atas setiap bagian, kecuali: Nomor, Masa Pajak, dan Identitas Pihak yang dipotong/
dipungut
• Pembatalan, dalam hal terdapat transaksi yang dibatalkan
• Penambahan, dalam hal terdapat objek pajak yang belum dilaporkan dalam SPT Masa PPh Unifikasi
Sepanjang Direktur Jenderal Pajak belum melakukan pemeriksaan atau pemeriksaan bukti permulaan secara terbuka
terhadap jenis pajak dan masa pajak yang bersangkutan
10

bentuk bukti potong/pungut

Bentuk bukti pemotongan/pemungutan PPh melakukan pemotongan PPh atas transaksi :

unifikasi terdiri dari: • Bunga deposito/tabungan, diskonto, SBI dan

• Bukti pemotongan/pemungutan unifikasi jasa giro;

berformat standar; dan • Bunga/diskonto obligasi dan Surat Berharga

• Dokumen yang dipersamakan dengan Negara; dan

Bukti pemotongan/pemungutan unifikasi • Transaksi penjualan saham yang meliputi sa‐

ham pendiri, bukan saham pendiri, dan saham

Bukti pemotongan/pemungutan unifikasi milik perusahaan modal ventura.

berformat standar, terdiri dari:

1. Bukti Pemotongan/Pemungutan PPh Pasal Yang paling sedikit memuat: Nama Pihak yang

4 ayat (2), Pasal 15, Pasal 22, dan Pasal 23 dipotong, Nomor Unik Transaksi atas penghasilan

2. Bukti Pemotongan PPh Pasal 26 yang dilakukan pemotongan/pemungutan, dan

jumlah PPh yang dipotong.

Sedangkan Dokumen yang dipersamakan den‐

gan Bukti pemotongan/pemungutan unifikasi Contoh: Buku tabungan, rekening koran, rekening

berformat standar, merupakan dokumen yang kustodian, rekening efek, atau dokumen lain yang

digunakan oleh pemotong/pemungut PPh untuk setara.

GAMBAR 1. 1 CONTOH BUKTI POTONG/PUNGUT UNIFIKASI BERFORMAT STANDAR BERBENTUK ELEKTRONIK PPH PASAL 4 AYAT (2), 15, 22, DAN 23
11

GAMBAR 1.2 CONTOH BUKTI POTONG/PUNGUT UNIFIKASI BERFORMAT STANDAR BERBENTUK FORMULIR ELEKTRONIK PPH PASAL 26

Spt masa pph unifikasi

SPT Masa PPh Unifikasi terdiri dari formulir: yang disetor sendiri; (7) Jumlah total PPh; (8) Jum‐

• Induk SPT Masa PPh Unifikasi lah total PPh yang disetor pada SPT yang di‐

• Daftar rincian pajak penghasilan yang disetor betulkan; (9) Jumlah PPh yang kurang (lebih) dis‐

sendiri etor karena pembetulan; (10) nama dan tanda


Daftar objek pemotongan/pemungutan Pajak

Penghasilan Pihak Lain; dan

Daftar bukti pemotongan/pemungutan


tangan Pemotong/Pemungut PPh atau kuasa; “
daan (11) tanggal SPT Masa PPh Unifikasi dibuat.

unifikasi beserta daftar Surat Setoran Pajak,

Bukti Penerimaan Negera, Bukti Pemindah‐

bukuan PPh Pasal 4 ayat (2), PPh Pasal 15, PPh SPT Masa PPh Unifikasi tidak wajib
Pasal 22, PPh Pasal 23, dan/atau PPh Pasal 26. disampaikan apabila :
• Tidak terdapat objek pemotongan/
SPT Masa PPh Unifikasi paling sedikit memuat (1) pemungutan yang harus diterbitkan Bukti
masa Pajak dan Tahun Pajak; (2) status SPT normal Pemotongan/Pemungutan Unifikasi ; dan
atau pembetulan; (3) Identitas Pemotong/Pemu‐ • Tidak terdapat pelunasan PPh terutang
ngut PPh; (4) Jenis PPh; (5) Jumlah dasar penge‐ atas suatu transaksi /kegiatan yang disetor
naan pajak; (6) Jumlah nilai PPh yang dipotong, sendiri
dipungut, ditanggung Pemerintah, dan/atau PPh
12

Untuk mengetahui elemen-elemen yang ada dalam SPT Masa PPh Unifikasi, berikut ini adalah tampilan
Induk SPT Masa PPh Unifikasi, Daftar Rincian PPh Yang disetor sendiri, Daftar Objek Pemotongan/Pemu‐
ngutan PPh Pihak Lain, Daftar Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi dan Daftar Surat Setoran Pajak ,
Bukti Penerimaan Negera, dan Bukti Pemindahbukuan sebagaimana diatur dalam Lampiran Peraturan Di‐
rektur Jenderal Pajak Nomor PER-23/PJ/2020.

GAMBAR 1. 3 PREVIEW INDUK SPT MASA PPH UNIFIKASI BERBENTUK DOKUMEN ELEKTRONIK

GAMBAR 1.4 PREVIEW DAFTAR RINCIAN PPH YANG DISETOR SENDIRI


13

GAMBAR 1.5 PREVIEW DAFTAR OBJEK PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN OLEH PIHAK LAIN

GAMBAR 1.6 PREVIEW DAFTAR BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN UNIFIKASI DAN DAFTAR SSP, BPN, PBK
14

PEMBETULAN Spt masa pph unifikasi

Ketentuan mengenai Pembetulan SPT Masa PPh 9 ayat (2a) UU KUP berupa bunga.

Unifikasi, yaitu: • Penyetoran jumlah pajak yang kurang disetor

• dapat dilakukan untuk 1 (satu) atau beberapa akibat pembetulan SPT Masa PPh Unifikasi

jenis PPh setelah tanggal jatuh tempo dikenai sanksi

• memberi tanda pada tempat yang disediakan administrasi Pasal 8 ayat (2a) UU KUP berupa

dalam SPT Masa PPh Unifikasi bunga.

• belum dilakukan pemeriksaan atau pem‐



beriksaan bukti permulaan secara terbuka ter‐

hadap jenis pajak dan Masa Pajak yang

bersangkutan

• bentuk SPT Masa PPh Unifikasi yang di‐ JANGKA WAKTU PENYETORAN PPH YANG

betulkan mengikuti bentuk semula (sebelum TELAH DIPOTONG/DIPUNGUT PALING

dibetulkan) LAMA 10 (SEPULUH) HARI SETELAH

• Dalam hal Pembetulan SPT Masa PPh MASA PAJAK BERAKHIR

Unifikasi mengakibatkan:

Pajak Kurang Dibayar PENYETORAN PPH TERUTANG YANG

Pemotong/Pemungut melunasi pajak DISETORKAN SENDIRI PALING LAMA 15

kurang dibayar tersebut (LIMA BELAS) HARI SETELAH MASA

Pajak Lebih Bayar PAJAK BERAKHIR

Pemotong/Pemungut dapat mengajukan

permohonan pengembalian atas kelebihan PENYETORAN SPT MASA PPH UNIFIKASI

pembayaran pajak yang tidak seharusnya PALING LAMA 20 (DUA PULUH) HARI

terutang / Pemindahbukuan (Pbk) SETELAH MASA PAJAK BERAKHIR



KETERLAMBATAN PELAPORAN DAN PEM-
BAYARAN

Apabila: Tahapan penerapan pph unifikasi


• SPT Masa PPh Unifikasi tidak disampaikan

dalam jangka waktu yang ditentukan Implementasi awal pembuatan bukti potong/

dikenakan sanksi administrasi pasal 7 KUP pungut unifikasi dan SPT Masa PPh Unifikasi di

berupa denda sebesar Rp100.000,- (seratus mulai sejak masa pajak Maret 2020. Namun baru

ribu rupiah) yang dikenakan sebagai satu terbatas kepada PT. Pertamina (Persero) selaku

kesatuan perusahaan yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal

• Penyetoran jumlah pajak setelah tanggal Pajak melalui KEP-85/PJ/2020 tanggal 25 Februari

jatuh tempo dikenai sanksi administrasi Pasal 2020.


15

Pada saat tulisan ini dibuat, penerapan PPh

unifikasi terus mengalami perluasan ke Wajib Pajak

yang terdaftar di 5 (lima) Kantor Pelayanan Pajak

sebagai berikut:

• KPP Madya Jakarta Pusat;

• KPP Madya Jakarta Selatan I

• KPP Pratama Jakarta Gambir Tiga;

• KPP Pratama Jakarta Gambir Empat; dan

• KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Empat

yang diberlakukan kepada Wajib Pajak yang telah

memenuhi kriteria sebagai pemotong/pemungut

PPh yang diwajibkan membuat Bukti Potong/

Pungut Unifikasi dan menyampaikan SPT Masa PPh

Unifikasi berbentuk elektronik.

Penerapannya sendiri dimulai sejak masa Februari

2021, kecuali bagi WP yang menyampaikan SPT

melalui laman Penyedia Jasa Aplikasi Perpajakan

dilaksanakan mulai masa pajak Maret 2021. Hal ini

tertuang dalam Keputusan Direktur Jenderal Pajak

nomor KEP-20/PJ/2021 tanggal 22 Januari 2021.

Adapun untuk penerapan SPT Masa Unifikasi bagi

Instansi pemerintah diatur tersendiri dan tidak

termasuk dalam implementasi tahap II ini.

Aplikasi e-bupot unifikasi



Untuk dapat menggunakan aplikasi e-bupot

unifikasi, Wajib Pajak yang memenuhi kriteria untuk

membuat bukti potong/pungut dan SPT Masa PPh SERTIFIKAT ELEKTRONIK

Unifikasi dalam bentuk dokumen elektronik, harus E-BUPOT UNIFIKASI =

memenuhi persyaratan sebagai berikut: E-BUPOT PPH 23/26 =

(1) telah memiliki E-FIN untuk menggunakan akun E-FAKTUR

DJP Online ,

(2) memiliki Sertifikat Elektronik, dan



(3) ditetapkan melalui keputusan Direktur

Jenderal Pajak.
16

Adapun sertifikat elektronik yang digunakan 1. Wajib Pajak datang langsung ke KPP atau

untuk aplikasi e-Bupot Unifikasi sama persis KP2KP terdaftar

dengan sertifikat elektronik yang digunakan 2. Wajib Pajak mengisi formulir permintaan serti‐

untuk aplikasi e-faktur ataupun e-Bupot PPh fikat elektronik dan melampirkan dokumen

Pasal 23/26. persyaratan

3. Petugas pendaftaran meneliti formulir per‐

Namun bagi Wajib Pajak yang belum memiliki mintaan sertifikat elektronik dan dokumen

sertifikat elektronik ataupun sertifikatnya sudah persyaratan

kadaluarsa, maka dapat mengajukan permintaan 4. Petugas pendaftaran melakukan pengujian

sertifikat elektronik tersebut secara elektronik atau verifikasi dan autentifikasi atas data Wajib Pa‐

tertulis ke KPP tempat Wajib Pajak terdaftar atau jak

KP2KP yang wilayah kerjanya meliputi tempat 5. Dalam hal petugas pendaftaran telah meyakini

tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak. kebenaran identitas Wajib Pajak, petugas

pendaftaran memberikan Bukti Penerimaan

Untuk Wajib Pajak Badan dengan status cabang, Surat kepada Wajib Pajak

pengajuan permintaan sertifikat elektronik dapat 6. Petugas khusus melanjutkan proses dengan

diajukan oleh: meminta Wajib Pajak menyiapkan dan

a. Wajib Pajak Badan dengan status cabang yang mengetik Passphrase

bersangkutan; atau 7. Petugas khusus melakukan persetujuan per‐

b. Wajib Pajak Badan dengan status pusat, sepan‐ mintaan dan mengunduh sertifikat elektronik

jang Wajib Pajak telah melakukan pemusatan 8. Petugas khusus menyerahkan sertifikat elek‐

PPN. tronik kepada Wajib Pajak dan mengirimkan

Bukti Penerimaan Sertifikat Elektronik melalui

Secara singkat, prosedur pengajuan sertifikat email.

elektronik adalah sebagai berikut:


18

PENGENALAN
APLIKASI
19

Login Awal

GAMBAR 2.1. PREVIEW AWAL LAMAN HTTPS://DJPONLINE.PAJAK.GO.ID

APLIKASI E-BUPOT Tahapan untuk dapat mengakses aplikasi e-bupot unifikasi:

UNIFIKASI DAPAT DIAKSES 1. Akses laman djponline (https://djponline.pajak.go.id) atau langsung

DENGAN MENGUNJUNGI ke laman e-bupot unifikasi (unifikasi.pajak.go.id)

LAMAN DJP ONLINE 2. Login dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

(DJPONLINE.PAJAK.GO.ID) 3. Masukan kata sandi (password) djponline

ATAU MELALUI URL: 4. Masukan Kode Keamanan (Captcha) yang muncul

UNIFIKASI.PAJAK.GO.ID 5. Klik Login

Tidak seperti aplikasi e-SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2), PPh Pasal 15, PPh Pasal 22, dan PPh Pasal 23/26

yang harus melakukan instalasi terlebih dahulu, aplikasi elektronik bukti potong unifikasi ini sifat‐

nya adalah web base sehingga tidak perlu instal apapun. Karakteristiknya sama persis dengan ap‐

likasi e-bupot PPh Pasal 23/26 dimana untuk mengaksesnya diperlukan koneksi internet.
20

Untuk menuju menu e-Bupot Unifikasi , di dashboard DJP Online pilih tab menu LAPOR [1] ----> PRA PELA‐

PORAN [2]----> Kemudian klik Logo e-Bupot Unifikasi [3] seperti ditunjukkan oleh gambar di bawah ini:

GAMBAR 2.2. PREVIEW TAMPILAN UNTUK MENUJU MENU APLIKASI E-BUPOT UNIFIKASI

Jika menu e-Bupot unifikasi tidak muncul dijumpai 4 (empat) menu utama (seperti ditun‐

dalam menu pra-pelaporan, harap pastikan jukkan pada gambar 2.3 ) yaitu:

bahwa Wajib Pajak tersebut memang termasuk 1. Menu Dashboard;

kategori yang sudah diwajibkan/ditetapkan un‐ 2. Menu Pajak Penghasilan;

tuk menggunakan aplikasi e-Bupot unifikasi. 3. Menu SPT Masa; dan

(Lihat penjabaran tahapan implementasi di ha‐ 4. Menu Pengaturan

laman 14).

Masing-masing menu akan dijabarkan pada bab

Apabila memang termasuk kriteria yang ditun‐ tersendiri.

juk, silakan hubungi Account Representative

atau Helpdesk di Kantor Pelayanan Pajak tem‐ Namun untuk pertama kali menggunakan aplikasi

pat Wajib Pajak terdaftar untuk mengaktifkan e-bupot unifikasi, langkah pertama yang harus di‐

fitur tersebut. lakukan adalah mengatur nama penandatangan di

menu pengaturan yang akan dijelaskan pada bab

Setelah Wajib Pajak berhasil login, maka akan Menu Pengaturan.


21

GAMBAR 2.3. PREVIEW TAMPILAN AWAL MENU E-BUPOT UNIFIKASI


MENU
PENGATURAN
23

Menu Pengaturan

GAMBAR 3.1. TAMPILAN MENU PENGATURAN

Menu pengaturan digunakan untuk mendaf‐ Nama Penandatangan akan otomatis muncul

tarkan para pihak yang berhak melakukan penan‐ apabila NPWP telah terdaftar di sistem DJP atau

datangan Bukti Potong/Pungut dan SPT. NIK telah tercatat di sistem Dukcapil.

Ada 2 (dua) tipe pihak penandatangan yaitu :

a. Wakil Wajib Pajak (pengurus)

Untuk Wajib Pajak badan yang input adalah


tombol Aktif. (

Jika seluruh isian telah diisi lengkap, silakan ceklist

) kemudian Simpan.

NPWP Pengurus, Sedangkan untuk Wajib Pa‐

jak Orang Pribadi masukan NPWP sendiri

b. Kuasa Wajib Pajak Perlu diingat bahwa pada menu perekaman


Jika pihak yang akan melakukan penandatan‐ penandatangan tidak ada tombol hapus ,
gan adalah Kuasa Wajib Pajak, maka yang diin‐ karena data ini diperlukan sebagai history
put adalah NPWP dari Kuasa yang ditunjuk. bahwa Wajib Pajak tersebut pernah
menandatangani bukti potong/SPT sebelumnya.
Dalam hal tidak memiliki NPWP, maka Wajib Pa‐ Yang disediakan hanyalah perubahan status
jak dapat menggunakan identitas NIK untuk da‐ dari Aktif ---> Tidak Aktif.
pat direkam sebagai pihak penandatangan.
24

GAMBAR 3.2 DAFTAR PENANDATANGAN BUKTI POTONG

Apabila perekaman penandatangan berhasil tersimpan, maka nama

tersebut akan muncul di menu Daftar Penandatangan Bukti Potong

seperti ditunjukkan gambar 3.2 di atas.

Untuk mengaktifkan/menonaktifkan penandatangan, tekan tombol GAMBAR 3.3 TOMBOL AKSI

Aksi seperti gambar 3.3 di samping.


25

Siapa itu Pengurus?

Sesuai dengan Pasal 32 UU KUP, yang termasuk dalam Siapa yang boleh menjadi penerima kuasa?
pengertian pengurus, yaitu Orang yang nyata-nyata a. Konsultan Pajak
mempunyai wewenang ikut menentukan kebijaksanaan adalah konsultan resmi yang terdaftar di situs pajak
dan/atau mengambil keputusan dalam menjalankan b. Karyawan Wajib Pajak
perusahaan. Misalnya berwenang menandatangani sepanjang merupakan karyawan tetap dan masih aktif
kontrak dengan pihak ketiga, menandatangani cek, dan yang menerima penghasilan dari Wajib Pajak yang
sebagainya walaupun orang tersebut tidak tercantum dibuktikan dengan daftar karyawan tetap yang di-
namanya dalam susunan pengurus yang tertera dalam lakukan pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21
akta pendirian perusahaan maupun akta perubahan. dalam SPT Masa PPh Pasal 21 yang telah dilaporkan.
Ketentuan ini berlaku pula bagi komisaris dan pe- Karyawan Wajib Pajak sebagai seorang kuasa diang-
megang saham mayoritas atau pengendali. gap menguasai ketentuan peraturan perundang-un-
dangan di bidang perpajakan apabila memiliki:
1. Sertifikat brevet di bidang perpajakan yang diter-
Siapa itu Kuasa? bitkan oleh lembaga pendidikan kursus brevet pajak;
2. Ijazah pendidikan formal di bidang perpajakan,
Seorang kuasa adalah orang yang menerima kuasa dari sekurangkurangnya tingkat Diploma III, yang diter-
Wajib Pajak untuk melaksanakan hak dan/atau kewa- bitkan oleh Perguruan Tinggi Negeri atau Swasta
jiban perpajakan tertentu dari Wajib Pajak sesuai den- dengan status terakreditasi A; atau
gan ketentuan peraturan perundang-undangan di 3. Sertifikat konsultan pajak yang diterbitkan oleh
bidang perpajakan. Panitia Penyelenggara Sertifikasi Konsultan Pajak.

Apa syarat menjadi kuasa Wajib Pajak?


1. menguasai ketentuan peraturan perundang-undan-
gan di bidang perpajakan;
2. memiliki surat kuasa khusus dari Wajib Pajak yang
memberi kuasa;
3. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak;
4. Telah menyampaikan SPT Tahunan PPh Tahun Pajak
terakhir; kecuali terhadap seorang kuasa yang belum
memiliki kewajiban untuk menyampaikan SPT Tahu-
nan PPh; dan
5. Tidak pernah dipindana karena melakukan tindak pi-
dana di bidang perpajakan.
MENU
dashboard
27

Menu Dashboard

GAMBAR 4.1 PREVIEW MENU DASHBOARD


a b

c

Menu dashboard berfungsi untuk menampilkan Pada menu dashboard, terdapat 5 tombol
seluruh data SPT Masa PPh Unifikasi yang telah aksi yaitu:
dikirimkan secara elektronik ke DJP. a. Lihat BPE
b. Lihat Bukti Potong pada SPT
Pada menu ini terdapat beberapa tombol aksi yang c. Cetak SPT
masing-masing memiliki fungsi tersendiri. Berikut d. Ajukan Bukti Potong
ini adalah penjabaran singkatnya. e. Unduh Bukti Potong Pada SPT

Aksi Lihat BPE [a] berfungsi


untuk menampilkan Bukti
tanda terima pelaporan SPT
PPh Unifikasi.

GAMBAR 4.2. PREVIEWHASIL AKSI LIHAT BPE


28

Pada Bukti Penerimaan Elektronik (BPE) terdapat QRCode yang dapat digunakan

untuk melakukan pengecekan status SPT secara online, gunakan perangkat mobile

yang telah dilengkapi QRCode Scanner untuk memprosesnya.

Aksi Lihat Bukti Po-


tong pada SPT [b]
berfungsi untuk
menampilkan daf-
tar bukti potong
pada SPT Masa GAMBAR 4.3. PREVIEW HASIL AKSI LIHAT BUKTI POTONG PADA SPT

Unifikasi.
Selain itu terdapat pada menu ini juga terdapat sub menu untuk mengunduh bukti potong dalam bentuk Excel.

Aksi Cetak SPT [c]


berfungsi untuk
mencetak Induk
SPT Masa PPh
Unifikasi.
Terdapat pilihan
untuk mencetak
langsung ke printer
atau mengunduh-
nya ke dalam ben- GAMBAR 4.4 PREVIEW HASIL AKSI CETAK SPT
29

Aksi berikutnya adalah Ajukan Unduh Bukti Potong [d].

Tombol ini hadir untuk melakukan request ke server DJP agar dapat mengun‐

duh seluruh bukti potong yang diterbitkan pada suatu masa pajak.

Setelah tombol aksi ini ditekan, selanjutnya akan muncul tombol aksi Unduh

Bukti Potong pada SPT [e]

Aksi Unduh Bukti Potong Pada SPT [e] ini akan muncul jika proses request

download bukti potongtelah berhasil dilakukan

Silakan tekan tombol aksi ini sampai muncul notifikasi “Bukti Potong telah

terunduh”. File bukti potong yang berhasil didownload akan terkompresi dalam

bentuk rar.

----->

GAMBAR 4.5 NOTIFIKASI UNDUH BERHASIL


MENU
Pajak penghasilan
31

Menu Pajak Penghasilan

GAMBAR 5.1 PREVIEW MENU PAJAK PENGHASILAN

Menu Pajak Penghasilan digunakan untuk Adapun menu posting, digunakan apabila Wajib

melakukan perekaman Bukti Pemotongan, Bukti Pajak hendak melakukan posting data bukti po‐

Pemungutan atau Bukti Setor PPh Unifikasi. tong/pungut/setor agar dapat terekam pada SPT

Masa PPh Unifikasi.

Di dalam menu ini terdapat beberapa sub menu

yaitu : PPh yang disetor sendiri, PPh Pasal 4 ayat

(2), 15, 22, 23, dan PPh Pasal 26 yang sifatnya



Untuk lebih jelasnya mari kita simak penjabaran

pada laman berikut.

adalah key in. Artinya Wajib Pajak harus mengin‐

put secara manual satu demi satu bukti potong/

pungut/setor yang akan diterbitkan melalui Pada menu Pajak Penghasilan, ada 5 sub menu
laman djponline.pajak.go.id. utama, yaitu:
a. PPh yang disetor sendiri
Sedangkan sub menu Impor Data PPh meru‐ b. PPh Pasal 4 ayat (2), 15, 22, 23
pakan fasilitas yang diberikan kepada Wajib Pajak c. PPh Pasal 26
untuk dapat membuat bukti potong/pungut/se‐ d. Impor Data PPh
tor dengan cara impor data excel (seperti halnya e. Posting
pada aplikasi e-bupot PPh Pasal 23/26).
32

A. PPh yang disetor sendiri

GAMBAR 5.2 PREVIEW MENU PPH YANG DISETOR SENDIRI

Ada 2 (dua) Sub Menu pada PPh Yang disetor Langkah pertama yang harus dilakukan adalah

sendiri yaitu: merekam PPh yang disetor sendiri dengan cara

a. Daftar PPh yang disetor sendiri [a]; dan memilih menu “Rekam PPh yang disetor sendiri”

b. Rekam PPh yang disetor sendiri [b] [b] hingga muncul tampilan 5.3 di bawah ini:

Terdapat 2 pilihan jenis Bukti


penyetoran yaitu:
a. Surat Setoran Pajak
1
b. Pemindahbukuan

Jika yang dipilih adalah SSP [1],


maka akan muncul kolom NTPN dan
Tahun Pajak, isikan kolom tersebut
lalu tekan “Cek Surat Setoran Pajak”
untuk melakukan validasi data.
atau
Jika yang dipilih adalah Pemindah-
2 bukuan [2], maka akan muncul
kolom pengisian Nomor Pemindah-
bukuan, isikan nomor Bukti Pe-
mindahbukuan kemudian tekan
“Cek Pemindahbukuan” untuk
melakukan validasi data.
GAMBAR 5.3 PREVIEW ISIAN PPH YANG DISETOR SENDIRI
33

Kolom masa pajak, jenis pajak, jenis setoran,


jumlah setor dan tanggal setor (semua yang
kolomnya berwarna abu-abu) akan terisi se-
cara otomatis.

3
Pilih Kode Objek Pajak [3] yang sesuai dengan
4 cara menekan drop down list , kemudian isikan
nilai jumlah penghasilan bruto [4].

Jika kolom sudah terisi lengkap, tekan tombol


simpan [5] untuk menyimpan bukti setor.
5

GAMBAR 5.4 PREVIEW ISIAN PPH YANG DISETOR SENDIRI (LANJUTAN)

Untuk melihat seluruh bukti setor atas PPh yang disetor sendiri yang telah berhasil direkam, silakan masuk

ke menu “Daftar PPh yang disetor sendiri” [a].

GAMBAR 5.5 MENU UNTUK MENUJU DAFTAR PPH YANG DISETOR SENDIRI

Pada menu ini terdapat 2 (dua) parameter pencarian yaitu: Nomor Bukti Setor, atau Periode. Silakan pilih

parameter pencarian yang diinginkan--> kemudian ketikan kata kunci --> dan tekan tombol Cari.

Contohnya : Pencarian berdasarkan “Periode” dengan kata kunci “11-2020”

GAMBAR 5.6 PREVIEW DAFTAR BUKTI SETOR ATAS PPH YANG DISETOR SENDIRI
34

Selanjutnya akan ditampilkan daftar bukti setor sesuai dengan parameter pencarian yang ditetapkan, con‐

tohnya adalah sebagai berikut:

GAMBAR 5.7. PREVIEW HASIL PENCARIAN PPH YANG DISETOR SENDIRI

untuk mengkoreksi hasil penginputan, terdapat 2 pilihan pada


kolom aksi, yaitu : Edit Bukti Setor atau Hapus Bukti Setor

GAMBAR 5.8 TOMBOL AKSI


35

B. PPh Pasal 4 ayat (2),15,22, 23

GAMBAR 6.1 PREVIEW MENU PPH PASAL 4 AYAT (2), 15, 22, 23

Ada 2 (dua) Sub Menu pada PPh Pasal 4 ayat (2), Langkah pertama yang harus dilakukan adalah

15, 22, 23 yaitu: merekam Bukti Potong/Pungut dengan cara

a. Daftar BP Ps.4(2), 15, 22, 23 [a]; dan memilih menu Rekam BP Ps.4(2), 15, 22, 23 [b]

b. Rekam BP Ps.4(2), 15, 22, 23 [b];. sampai muncul tampilan seperti gambar 6.2:

1 2

3 4

GAMBAR 6.2 PREVIEW MENU REKAM IDENTITAS WAJIB PAJAK YANG DIPOTONG

Perekaman bukti potong melalui menu ini di‐ b. pilih identitas Wajib Pajak yang dipotong/

lakukan secara manual (key in). dipungut [3] kemudian isikan NPWP/NIK terse‐

Pembuatan bukti potong melalui skema impor but [4].

excel akan dibahas di bab tersendiri (Bab Impor

data PPh). Nama Wajib Pajak akan terisi secara otomatis jika

NPWP terdaftar di sistem DJP atau NIK tercatat

Untuk memulai perekaman, isikan : di Sistem Dukcapil. Tekan tombol “Berikutnya”

a. tahun pajak [1] dan masa pajak [2] dilakukan [5] untuk melanjutkan.

pemotongan
36

GAMBAR 6.3 PREVIEW MENU MENU REKAM IDENTITAS WAJIB PAJAK YANG DIPOTONG (LANJUTAN)

WP akan diminta untuk

mengisikan:

a. Kode Objek Pajak yang

dipotong / dipungut [6]

(tekan dropdown list un‐

tuk memilih atau ketik

langsung kodenya)

b. Fasilitas pajak peng‐

hasilan [7] (tanpa fasili‐

tas, SKB Potput, PPh

DTP, Surat Keterangan GAMBAR 6.4 POP UP JIKA WP MEMILIKI FASILITAS

PP23/2018 atau Fasilitas

Lain). Dalam hal me‐

manfaatkan fasilitas, maka setelah menginput Kode Objek Pajak akan muncul validasi data seperti

gambar 6.4 di atas. tekan tombol “Pilih” untuk melanjutkan.

c. Jumlah penghasilan bruto [8]

Untuk tarif dan nilai PPh yang dipotong/dipungut akan terisi secara otomatis. Jika seluruh isian telah terisi

dengan lengkap, lanjutkan dengan menekan tombol “Berikutnya” [9]


37

10

GAMBAR 6.5 PREVIEW MENU REKAM DOKUMEN DASAR PEMOTONGAN

Berikutnya WP diminta untuk mengisikan daftar

dokumen yang menjadi dasar pemotongan, den‐ 11

gan cara menekan tombol “Tambah” [10], hingga 12


muncul seperti gambar 6.6 di samping ini.
13

Pilih Nama Dokumen yang sesuai [11], seperti:

- Faktur Pajak 14

- Invoice GAMBAR 6.6 PREVIEW INPUT DASAR PEMOTONGAN

- Pengumuman Lalu Isikan :

- Surat Perjanjian a. Nomor Dokumen [12] dan

- Bukti Pembayaran b. Tanggal Dokumen [13]

- Akta Perikatan kemudian klik tambahkan [14] sehingga tersimpan

- Akta RUPS dalam daftar dokumen seperti ditunjukan gambar

- Surat Pernyataan 6.7 di bawah ini.

15

16

GAMBAR 6.7 PREVIEW HASIL PENGINPUTAN DOKUMEN DASAR PEMOTONGAN


38

Apabila terdapat kesalahan pengiputan, pada Jika pengisian telah lengkap, lanjutkan dengan

tombol aksi terdapat menu “Hapus” [15]. menekan tombol “Berikutnya” [16].

17

18

19

20

21

GAMBAR 6.8 PREVIEW MENU PEREKAMAN IDENTITAS PEMOTONG PAJAK

Langkah terakhir adalah melengkapi isian identi‐ - Pengembalian atas Pajak yang tidak seharus‐

tas pemotong pajak. nya terutang oleh Pihak yang dipungut/dipo‐

tong; atau

Pilih tipe penandatangan [17] (Pengurus atau - Pemindahbukuan oleh Pemotong dan/atau

Kuasa), kemudian pilih nama penandatangan Pemungut PPh

[18].

Lanjutkan dengan ceklist surat pernyataan [20]

Selanjutnya Anda akan dihadapkan pada pilihan dan tekan tombol Simpan. [21]

terkait langkah yang akan dilakukan apabila ter‐

dapat kesalahan dalam pembuatan Bukti Potong

/Pungut [19], apakah melalui mekanisme:

- Pengembalian atas Pajak yang tidak seharus‐

nya terutang oleh Pemotong dan/atau Pemu‐

ngut PPh
39

Untuk melihat seluruh bukti potong PPh Pasal 4 ayat (2), 15, 22, 23 yang telah berhasil direkam, silakan ma‐

suk ke menu “Daftar BP Ps 4(2), 15, 22,23 ” [a];.

GAMBAR 6.9 MENU UNTUK MENUJU DAFTAR PPH YANG DISETOR SENDIRI

sehingga muncul tampilan sebagai berikut:

22 23 24

e
GAMBAR 6.10 PREVIEW MENU DAFTAR BUKTI POTONG PASAL 4 AYAT (2), 15, 22, 23
d
c

Pada menu ini terdapat 2 (dua) parameter pencarian Di dalam kolom aksi terdapat 4 (empat) fungsi

[22] yaitu berdasarkan: yaitu:

- Nomor Bukti Pemotongan, atau - Lihat Bukti Pemotongan [c]

- Periode. - Ubah Bukti Pemotongan [d]

Pilih parameter yang diinginkan--> kemudian ketikan - Hapus Bukti Pemotongan [e]

kata kunci [23]--> dan tekan tombol Cari [24]. - Kirim Email [f]
40

Aksi Lihat BPE [c] berfungsi


untuk menampilkan Bukti
Pemotongan/Pemungutan.
Terdapat pilihan untuk
menyimpan dalam bentuk
PDF atau print langsung ke
printer.

GAMBAR 6.11 PREVIEW HASIL AKSI LIHAT BPE

Aksi Kirim Email [f] berfungsi untuk mengirimkan


bukti pemotongan/pemungutan secara langsung ke
email Lawan Transaksi.

GAMBAR 6.12 PREVIEW HASIL AKSI KIRIM EMAIL

Dalam hal melakukan perubahan data bukti po‐ Dalam hal melakukan penghapusan data bukti

tong yang sudah direkam: potong yang sudah direkam:

Jika bukti potong tersebut telah dilaporkan dalam Jika bukti potong tersebut telah dilaporkan dalam

SPT dan disampaikan ke DJP, maka proses pe‐ SPT dan disampaikan ke DJP, maka proses peng‐

rubahan mengakibatkan status bukti potong hapusan mengakibatkan status bukti potong

tersebut menjadi “Pembetulan” tersebut menjadi “Batal”


41

C. PPh Pasal 26

GAMBAR 7.1 PREVIEW MENU PPH PASAL 26

Ada 2 (dua) Sub Menu pada PPh Pasal 26 yaitu: Untuk merekam Bukti Potong langkah yang harus

a. Daftar Bukti Potong Pasal 26 [a]; dan dilakukan adalah memilih menu “Rekam Bukti

b. Rekam Bukti Potong Pasal 26 [b]. Potong Pasal 26” [b] sampai muncul tampilan

berikut:

1 2
b
3
d
4

6 8

7 9 e

10

GAMBAR 7.2 PREVIEW MENU REKAM IDENTITAS WAJIB PAJAK YANG DIPOTONG/DIPUNGUT

Perekaman bukti potong melalui menu ini di‐ Untuk memulai perekaman, isikan :

lakukan secara manual (key in). a. tahun [1] dan masa pajak [2] dilakukan pemo‐

tongan/pemungutan

Untuk membuat bukti potong dengan menggu‐ b. Tax Identification Number (TIN) [3]

nakan skema impor excel akan dibahas di bab c. Nama [4], alamat [5] , dan negara [6] WP Luar

tersendiri ( Sub Bab Impor data PPh). Negeri


42

d. Tanggal lahir [7], Nomor Paspor [8], Nomor KITAS/KITAP [9] dalam hal WP Luar Negeri yang dipotong

adalah orang pribadi.

Untuk melanjutkan tekan “Berikutnya” [10] sehingga muncul tampilan seperti di bawah ini:

11

12

13

14
GAMBAR 7.3 PREVIEW MENU REKAM IDENTITAS WAJIB PAJAK YANG DIPOTONG/DIPUNGUT (LANJUTAN)

Wajib Pajak akan diminta

untuk mengisikan:

a. Kode Objek Pajak yang

dipotong / dipungut

[11] (tekan dropdown

list untuk memilih)

b. Fasilitas pajak peng‐

hasilan [12] (tanpa

fasilitas, SKD WPLN,

PPh Ditanggung Pe‐

merintah, atau Fasili‐ GAMBAR 7.4 POP UP JIKA WP MEMILIKI FASILITAS

tas lain. Dalam hal me‐

manfaatkan fasilitas, maka setelah menginput Kode Objek Pajak akan muncul validasi data seperti

gambar 7.4 di atas. tekan tombol “pilih” untuk melanjutkan.

c. Jumlah penghasilan bruto [13]

Untuk tarif dan nilai PPh yang dipotong/dipungut akan terisi secara otomatis. Jika seluruh isian telah terisi

dengan lengkap, lanjutkan dengan menekan tombol “Berikutnya” [14]


43

15

GAMBAR 7.5 PREVIEW MENU REKAM DOKUMEN DASAR PEMOTONGAN

Selanjutnya Wajib Pajak diminta untuk

mengisikan daftar dokumen yang menjadi dasar


16
pemotongan, dengan cara menekan tombol

“Tambah” [15], hingga muncul seperti gambar 7.5 17

di samping ini. 18

Pilih nama dokumen yang sesuai [16], seperti:


19
- Faktur Pajak

- Invoice GAMBAR 7.6 PREVIEW INPUT DASAR PEMOTONGAN

- Pengumuman

- Surat Perjanjian - Surat Pernyataan

- Bukti Pembayaran Lalu Isikan : Nomor Dokumen [17] , Tanggal Doku‐

- Akta Perikatan men [18], kemudian klik Tambahkan [18] sehingga

- Akta RUPS tersimpan seperti gambar 7.7

19

20

GAMBAR 7.7 PREVIEW HASIL PENGINPUTAN DOKUMEN DASAR PEMOTONGAN


44

Apabila terdapat kesalahan pengiputan, pada Jika pengisian telah lengkap, lanjutkan dengan

tombol aksi terdapat menu “Hapus” [19]. menekan tombol “Berikutnya” [20].

21

22

23

24

25

GAMBAR 7.8 PREVIEW MENU PEREKAMAN IDENTITAS PEMOTONG PAJAK

Langkah terakhir adalah melengkapi isian identi‐ - Pengembalian atas Pajak yang tidak seharus‐

tas pemotong pajak. nya terutang oleh Pihak yang dipungut/dipo‐

tong; atau

Pilih tipe penandatangan [21] (Pengurus atau - Pemindahbukuan oleh Pemotong dan/atau

Kuasa), kemudian pilih nama penandatangan Pemungut PPh

[22].

Lanjutkan dengan ceklist surat pernyataan [24]

Selanjutnya Anda akan dihadapkan pada pilihan dan tekan tombol Simpan. [25]

terkait langkah yang akan dilakukan apabila ter‐

dapat kesalahan dalam pembuatan Bukti Potong

/Pungut [23], apakah melalui mekanisme:

- Pengembalian atas Pajak yang tidak seharus‐

nya terutang oleh Pemotong dan/atau Pemu‐

ngut PPh
45

D. Impor Data PPh

GAMBAR 8.1. PREVIEW MENU IMPOR DATA PPH

Impor data PPh merupakan salah satu fasilitas yang disediakan

dalam aplikasi e-bupot unifikasi untuk memudahkan pengguna

(user) dalam melakukan penginputan Bukti Potong/Pungut dan

Bukti Setor dalam jumlah banyak.

Untuk melakukan impor data, user harus menggunakan template

yang sudah disediakan oleh DJP. Template ini dapat diunduh pada

menu “Petunjuk pengisian”, dengan cara menekan tulisan “disini”

[a] seperti ditunjukan gambar di 8.2 samping.

a
Kelebihan menggunakan skema Impor data PPh pada aplikasi e-

bupot unifikasi yaitu user tidak perlu menginput data bukti po‐

tong/pungut secara manual satu-per-satu (key in). Selain itu tang‐

GAMBAR 8.2 MENU PETUNJUK PENGISIAN gal bukti potong dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan.
46

Template skema impor data PPh yang disediakan

oleh DJP bentuknya adalah file excel.

File skema impor data PPh terdiri dari 7 sheets,


File ini berisi 7 sheets, dimana 4 sheets pertama wa‐ yaitu: Sheet Rekap, 42152223, 26, Dasar
jib diisi terkait buktI pemotongan/pemungutan Pemotongan, Ref Daftar Kode Bukti Potong, Ref
yang akan diimpor, Sedangkan 3 sheets sisanya Daftar Kode Negara dan Ref Jenis Dokumen
berisi referensi terkait pengisian kolom buktI pemo‐ Referensi.
tongan/pemungutan.

Berikut ini akan dijelaskan secara singkat 4 sheets

yang wajib diisi yaitu: sheet rekap, sheet 42152223,

sheet 26 dan sheet dasar pemotongan.

Sheet Rekap

Sheet Rekap adalah sheet yang berisi jum‐

lah rekapan bukti pemotongan/pemu‐

ngutan PPh yang akan di impor.

b c
d
Harap di isi secara manual kolom Tahun Pa‐
e jak [b], Masa Pajak [c] , Jumlah Bukti Po‐

tong/Pungut PPh Pasal 4 ayat (2), 15, 22,, 23

[d] dan Jumlah Bukti Potong/Pungut Pph

GAMBAR 8.3. PREVIEW SHEET REKAP Pasal 26 [e]

Sheet 42152223

Sheet 42152223 adalah sheet yang berisi

tabel data bukti pemotongan/pemungutan

PPh Pasal 4 ayat (2), Pasal 15, Pasal 22 dan

Pasal 23 yang akan diimpor.

Terdapat 20 kolom yang perlu diisi, dan se‐

tiap kolom memiliki format cell tersendiri.

Harap pastikan setiap kolom sesuai den‐

GAMBAR 8.4. PREVIEW SHEET 42152223 gan format yang telah ditetapkan (lihat

command cell di masing-masing kolom)


47

Sheet 26

Sheet 26 adalah sheet yang berisi tabel data

bukti pemotongan/pemungutan PPh Pasal

26 yang akan diimpor.

Terdapat 24 kolom yang perlu diisi, dan se‐

tiap kolom memiliki format cell tersendiri.

Harap pastikan setiap kolom sesuai den‐

gan format yang telah ditetapkan (lihat

GAMBAR 8.5 PREVIEW SHEET 26 command cell di masing-masing kolom)

Sheet Dasar Pemotongan

Sheet Dasar pemotongan merupakan sheet

yang berisi tabel data dasar pemotongan

yang akan diimpor. Pastikan pengisian

kolom jenis dokumen mengacu kepada ref‐

erensi jenis dokumen referensi yang telah

ditetapkan.

Terdapat 5 kolom yang harus diisi, dan mas‐

GAMBAR 8.6. PREVIEW SHEET DASAR PEMOTONGAN ing-masing kolom memiliki format cell

tersendiri. Harap pastikan setiap kolom

sesuai dengan format yang telah ditetap‐

kan (lihat command cell di masing-mas‐

ing kolom)

Untuk sheet:

• Ref Daftar Kode Bukti Potong

• Ref Daftar Kode Negara

• Ref Jenis Dokumen Referensi

Tidak perlu diubah-ubah, biarkan default apa adanya

File skema impor data PPh dapat juga diunduh di tautan QR Code

disamping. Silakan scan QR Code tersebut atau klik logo untuk

mengunduh.
48

Upload file skema impor

GAMBAR 8.7. PREVIEW ALUR UPLOAD SKEMA IMPOR

Untuk mulai mengunggah file skema impor PPh , Pastikan besaran file excel tersebut tidak melebihi

silakan pilih terlebih dahulu Tahun Pajak [f] , Masa 2 Mb. Tekan tombol Unggah [i] untuk mulai men‐

Pajak [g] , lalu tekan tombol File [h] , kemudian gunggah. Berikutnya akan muncul keterangan

arahkan ke lokasi penyimpanan file impor data upload seperti di bawah ini.

PPh yang telah disiapkan sebelumnya.

GAMBAR 8.8 PREVIEW HASIL UPLOAD SKEMA IMPOR


49

Perhatikan status validasi dari setiap bukti potong/pungut yang diunggah, apakah bersta‐

tus “Sukses Validasi” atau “Gagal Validasi.”

Untuk mengetahui daftar bukti potong/pungut yang berstatus “Gagal”, silakan tekan tombol

Aksi [ j] —> pilih pencarian berdasarkan parameter Baris error [k] —> lalu tekan Cari [l]

seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

k l m

GAMBAR 8.9 PREVIEW DETIL VALIDASI

Untuk mengunduh hasil validasi tersebut ke dalam format excel, silakan tekan tombol Un‐

duh Hasil Validasi [m]. File ini akan membantu Wajib Pajak untuk melakukan pengecekan

dan perbaikan atas file impor data PPh.


50

E. Posting

GAMBAR 9.1 PREVIEW MENU POSTING

Agar setiap bukti potong/pungut PPh yang berhasil

dibuat (baik melalui mekanisme input manual (key in)

maupun skema impor data PPh) dapat masuk ke dalam

SPT Masa PPh Unifikasi maka harus dilakukan proses

posting terlebih dahulu.

d
Langkahnya adalah dengan memilih Tahun Pajak [a]

dan Masa Pajak [b] kemudian tekan tombol Cek [c]

hingga muncul notifikasi seperti gambari 9.2. di samp‐ GAMBAR 9.2 NOTIFIKASI PERSETUJUAN POSTING

ing. Tekan Oke [d] untuk melanjutkan proses posting.

Jika proses posting berhasil, maka akan muncul noti‐

fikasi “seperti gambar 9.3 di samping. Selanjutnya tekan

OKE [e].

Bukti potong/pungut yang berhasil diposting tersebut

akan muncul di menu SPT.

GAMBAR 9.3 NOTIFIKASI POSTING BERHASIL


MENU
Spt masa
52

Menu SPT MasaMudah Memahami e-Bupot Unifikasi

a b c

“ GAMBAR 10.1 PREVIEW MENU SPT MASA

Menu “Perekaman Bukti Penyetoran” digunakan untuk

melihat jumlah tagihan per masa pajak, merekam bukti

Pada menu SPT Masa, ada 2 sub menu setor, dan melihat ringkasan pembayaran di suatu masa

utama, yaitu: pajak.

1. Perekaman Bukti Penyetoran


2. Penyiapan SPT Masa PPh Unfikasi Menu “Penyiapan SPT Masa PPh Unifiikasi” digunakan

untuk melengkapi bagian-bagian SPT yang tidak diben‐

tuk secara otomatis pada saat penginputan bukti po‐

tong/pungut, melakukan posting bukti pembayaran,

dan pengiriman SPT Masa PPh Unifikasi,

A. Perekaman Bukti Setor Langkah pertama yang harus dilakukan adalah

melakukan perekaman bukti penyetoran. Dengan cara

memilih menu “Perekaman Bukti Penyetoran” [1], pilih‐

Tahun Pajak [a] dan Masa Pajak [b] kemudian tekan

tombol Cek [c] hingga muncul rincian daftar tagihan per

masa pajak seperti ditunjukkan pada halaman berikut.


53

GAMBAR 10.2 PREVIEW JUMLAH TAGIHAN PER MASA PAJAK

Daftar Tagihan Pemotongan atas Bukti Pemotongan

Pemungutan PPh Unifikasi berfungsi untuk

menampilkan rincian jenis pajak , jenis setoran, dan nilai

PPh yang dipotong berdasarkan bukti potong/pungut

yang telah dibuat sebelumnya.

GAMBAR 10.3 PREVIEW TOMBOL AKSI

Pada menu ini disediakan sarana untuk membuat kode

billing dan mencetaknya sebagai dasar untuk

melakukan pembayaran. Dengan cara menekan tombol

aksi seperti gambar 10.3 di samping ini.


PEMBUATAN KODE BILLING DI MENU INI SIFATNYA OPSIONAL,

ARTINYA WAJIB PAJAK DAPAT JUGA MEMBUAT KODE BILLING MELALUI SARANA

YANG BIASA DIGUNAKAN SEBELUMNYA, MISALNYA SSE2.PAJAK.GO.ID


Setelah pembayaran dilakukan, langkah berikutnya adalah melakukan perekaman bukti penyetoran yang

akan dijabarkan pada halaman berikutnya.


54

GAMBAR 10.4 PREVIEW MENU REKAM BUKTI PENYETORAN

Untuk mulai melakukan perekaman bukti setor, silakan tekan tombol tambah [d]

Terdapat 2 pilihan jenis Bukti


penyetoran yaitu:
a. Surat Setoran Pajak
b. Pemindahbukuan

Jika yang dipilih adalah SSP, maka


akan muncul kolom NTPN dan Tahun
Pajak, isikan kolom tersebut lalu tekan
“Cek Surat Setoran Pajak” untuk
melakukan validasi data.

Jika yang dipilih adalah Pemindah-


bukuan, maka akan muncul kolom
pengisian Nomor Pemindahbukuan,
isikan nomor Bukti Pemindahbukuan
kemudian tekan “Cek Pemindah-
bukuan” untuk melakukan validasi
data.
e

GAMBAR 10.5 PREVIEW ISIAN PEREKAMAN DATA BUKTI SETOR

Masa Pajak, Jenis Pajak, Jenis Setoran, Jumlah Setor dan tanggal setor akan terisi otomatis, tekan tombol

simpan [e] untuk menyimpan data bukti setor.


55

GAMBAR 10.6 PREVIEW DAFTAR RINGKASAN PEMBAYARAN

Pada sub menu ringkasan pembayaran ini, akan • Nilai minus menunjukkan bahwa KAP/KJS

ditampilkan Jenis Pajak (KAP), Jenis Setoran tersebut statusnya Lebih Bayar/Lebih Setor.

(KJS), nilai PPh yang dipotong dan nilai PPh yang Atas kelebihan pembayaran ini, WP dapat

telah disetor pada suatu masa pajak. mengajukan permohonan pengembalian pa‐

jak yang seharusnya tidak terutang atau men‐

Selain itu akan ditampilkan juga besar selisih an‐ gajukan pemindahbukuan

tara nilai yang dipotong dengan nilai yang dise‐

tor. • Nilai positif menunjukkan bahwa atas KAP/

KJS tersebut masih kurang bayar

Untuk dapat melakukan pengiriman SPT, WP

harus terlebih dahulu melunasi kekurangan

pembayaran tersebut.

• Nilai selisih 0 artinya jumlah pajak yang dise‐

tor dan nilai PPh dipotong telah sesuai


56

B. Penyiapan spt masa pph unifikasi

GAMBAR 10.7 PREVIEW SUB MENU PENYIAPAN SPT MASA PPH UNIFIKASI

Setiap bukti potong/pungut yang telah berhasil di‐ Untuk membuka draft tersebut, pilih menu SPT

posting (lihat kembali hal 50), akan secara otomatis Masa —> “Penyiapan SPT Masa PPh Unifikasi“ [2]

membentuk draft SPT . —> kemudian “Lengkapi SPT” [f]

GAMBAR 10.8 PREVIEW LENGKAPI SPT (1)


57

Seperti ditunjukkan pada gambar 10.8, Wajib Pa‐ Orang dan/atau Barang Termasuk Penyewaan Ka‐

jak diminta untuk melakukan Perekaman Lam‐ pal Laut oleh Perusahaan Pelayaran Dalam Negeri.

piran DOSS (Daftar Objek Setor Sendiri) Bagian

III Nomor 7 terkait Imbalan yang diterima/diper‐ Setiap kolom yang berwarna putih artinya dapat

oleh sehubungan dengan Pengangkutan Orang diisi, sedangkan yang berwarna abu-abu akan ter‐

dan/atau Barang Termasuk Penyewaan Kapal isi otomatis oleh sistem.

Laut oleh Perusahaan Pelayaran Dalam Negeri.

Selanjutnya, lakukan pengisian kolom Pereka‐

Kolom ini Wajib diisi apabila WP memiliki (dan man Lampiran DOPP (Daftar Objek Pungut/Po‐

sudah merekam) Bukti Setor PPh yang dise‐ tong) Bagian IV nomor 34, 35, dan 36 seperti di‐

torkan sendiri untuk Imbalan yang diterima/ tunjukkan gambar 10.9 di bawah ini

diperoleh sehubungan dengan Pengangkutan

GAMBAR 10.9 PREVIEW LENGKAPI SPT (2)

Pada lampiran DOPP Bagian IV Nomor 34,35, dan Setelah kolom terisi, lanjutkan ke tahap berikutnya

36 ini, Wajib Pajak akan diminta untuk mengisikan yaitu melihat Daftar Bukti Setor yang telah sudah

Jumlah Dasar Pengenaan Pajak (Rp) dan Jumlah pernah terekam sebelumnya (gambar 10.10).

PPh yang dipotong (Rp) atas transaksi-transaksi

terkait Bunga Deposito/Tabungan, Diskonto SBI dan Lalu lanjutkan ke bagian Penandatangan (gambar

Jasa Giro, Transaksi Penjualan Saham, dan Bunga 10.11). pilih pihak penandatangan (Pengurus/Kuasa)

Deposito Diskonto Obligasi dan Surat Berharga . dan Pilih nama penandatangan Bukti Potong ke‐

mudian tekan tombol Simpan [g]


58

GAMBAR 10.10 PREVIEW LENGKAPI SPT (3)

GAMBAR 10.11 PREVIEW LENGKAPI SPT (4)

Setelah tekan tombol simpan, kembali ke menu “Penyiapan SPT Masa PPh Unifikasi“ [2] dan tekan

tombol “Kirim SPT” [h] untuk melakukan pengiriman SPT seperti akan dijelaskan pada halaman berikut.
59

GAMBAR 10.12 PREVIEW AKSI KIRIM SPT

Berikutnya akan ditampilkan summary seluruh • Kirim SPT

hasil pengisian SPT mulai dari: Seperti akan ditunjukkan pada gambar 10.13 sam‐

• Lampiran DOSS (Daftar Objek Setor Sendiri); pai 10.21 berikut ini.

• Lampiran DOPP (Daftar Objek Potong/Pungut);

• Lampiran DBP (Daftar Bukti Potong) Bagian I;

• Lampiran DBP (Daftar Bukti Potong) Bagian II;

• Induk SPT; dan

GAMBAR 10.13 PREVIEW HASIL PENGISIAN LAMPIRAN DOSS (I)


60

GAMBAR 10.14 PREVIEW HASIL PENGISIAN LAMPIRAN DOSS (2)

GAMBAR 10.15 PREVIEW HASIL PENGISIAN LAMPIRAN DOPP (1)

GAMBAR 10.16 PREVIEW HASIL PENGISIAN LAMPIRAN DP BAGIAN I


61

GAMBAR 10..17 PREVIEW HASIL PENGISIAN LAMPIRAN DP BAGIAN II

GAMBAR 10..18 PREVIEW HASIL PENGISIAN INDUK SPT (1)

GAMBAR 10.19 PREVIEW HASIL PENGISIAN INDUK SPT (2)


62

GAMBAR 10.20 PREVIEW HASIL PENGISIAN INDUK SPT (3)

GAMBAR 10.21 PREVIEW MENU KIRIM SPT

Setelah semua lampiran DOSS, DOPP, DBP Bagian I, DBP Bagian II dan Induk SPT dirasakan telah benar dan

sesuai, untuk melakukan pengiriman SPT silakan masukan “Passphrase” [i] , kemudian “Pilih Sertifikat

Elektronik“ [j] dan tekan tombol “Kirim SPT” [k] .

Apabila pengiriman SPT telah berhasil, maka tanda terima pelaporan SPT akan muncul di menu dashboard.

(Lihat kembali halaman 26).


Appendix
Appendix (Scan atau Klik Barcode untuk mengunduh file)

Link Descriptions

Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Penetapan Wajib Pajak


Sebagai Pemotong dan/atau Pemungut PPh Yang Diharuskan Mem‐
buat Bukti Potong/Pungut Unifikasi dan Penyampaian SPT Masa PPh
Unifikasi.
Berisi file PDF kumpulan Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang
Penetapan Wajib Pajak Sebagai Pemotong dan/atau Pemungut Pajak
Penghasilan yang diwajibkan membuat butki pemotongan/pemu‐
ngutan Unifikasi dan menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa Pajak
Penghasilan Unifikasi mulai dari tahap I dan II

Bahan Sosialisasi Bentuk dan Tata Cara Pembuatan Bukti Pemoton‐


gan dan Pemungutan Unifikasi, serta Bentuk, Isi, Tata Cara Pengisian
dan Penyampaian SPT Masa PPh Unifikasi
Berisi file PDF bahan sosialiasi atas Bentuk dan Tata Cara Pembuatan
Bukti Pemotongan dan Pemungutan Unifikasi , sert Bentuk, Isi, Tata
Cara Pengisian dan Penyampaian SPT Masa Pph Unifikasi yang disam‐
paikan oleh Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak

Skema Impor Excel Data PPh


Berisi file excel yang menjadi template untuk melakukan skema impor
bukti potong/pungut/setor ke dalam aplikasi e-Bupot Unifikasi

Regulasi terkait penerapan Bukti Potong/Pungut dan SPT Masa PPh


Unifikasi
Berisi file PDF kumpulan Peraturan Menteri Keuangan dan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak terkait penerapan pembuatan Bukti Pemoton‐
gan/Pemungutan Unifikasi dan penyampaian SPT Masa PPh Unifikasi
Disclaimer:
Buku ini disusun berdasarkan pengetahuan dan pengalaman penulis. Dalam hal terdapat kekeliruan dan

perbedaan antara hal yang tercantum di dalam buku ini dengan regulasi yang dikeluarkan oleh Direktorat

Jenderal Pajak, harap agar tetap mengacu kepada peraturan resmi yang berlaku. Penulis akan terus men‐

gupdate buku ini sesuai dengan regulasi dan perkembangan aplikasi terkini. Saran dan kritik dapat disam‐

paikan melalui email: angga.dhaniswara@gmail.com.

Anda mungkin juga menyukai