Anda di halaman 1dari 15

PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

MODUL 5
Dosen pengampu:Bapak Bayu Pratama Indra Sakti

Disusun oleh:
Ulfa Inas Riski Hardina
Ulfatatul Mukharomah
Wahyudi
Vingki Maylala Sarai

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU DAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

2024.1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita rahmat, sehingga penyusun
dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta Salam tidak lupa kita hadirkan kepada
baginda nabi Muhammad SAW, yang telah membawa perubahan dari zaman kegelapan
menuju zaman yang terang benerang yakni agama islam.

Dan tentunya penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
“pembelajaran kelas rangkap”. Penyusun menyadari bahwa keberhasilan dalam
menyelesaikan makalah ini tidaklepas dari dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak.atas
jasa dari berbagai pihak tersebut, kami berdoa kepada Allah semoga Allah SWT
menerimanya sebagai amal ibadah dan memberikan balasan sebagai mana mestinya.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Maka dari itu
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi penyempurnaan
makalah ini. Semoga dengan terselesaikannya makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis, pembaca, dan pihak yang terkait.

Wasalamualaikum wr.wb

Penyusun
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Istilah kurikulum kini telah menjadi istilah teknis dalam ilmu pendidikan yang secara
umum di artikan sebagai program pendidikan yang harus ditempuh untuk mendapatkan status
dan atau kemampuan tertentu. Setiap jenjang pendidikan ( pendidikan dasar, menengah, dan
tinggi ) pasti memiliki kurikulum atau program pendidikan yang sengaja dibuat. Mulai tahun
1994 untuk jenjang pedidikan dasar telah ditetapkan kurikulum pendidikan dasar 1994.
Karena pendidikan dasar terdiri atas pendidikan Sekolah Dasar 6 tahun dan Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama ( SLTP 3 tahun ). SD dan SLTP memiliki kurikulum masing – masing.
Pada tahun 2004 secara terbatas mulai dirintis penerapan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) sebagai upaya penyempurnaan Kurikulum 1994 dan Suplemen tahun
1999. Dengan diundangkannya Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003) konsep KBK diteruskan dalam
wadah pengembangan kurikulum yang terdesentralisasi. Mulai tahun 2006, dengan
ditetapkannya Standar Isi dan Standar Kompetensi lulusan (SKL) dalam PerMendiknas No.22
Tahun 2006, No. 23 Tahun 2006, dan No. 24 Tahun 2006, mulai diterapkan secara bertahap
pengembangan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan sebagai pelaksanaan dari Pasal 37
UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003. Mulai tahun 2006, model Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan(KTSP) dikembangkan dan dilaksanakan secara bertahap- berkelanjutan pada
setiap kabupaten/kota.
Bagi kita sebagai guru, terlepas dari kurikulum dengan model apapun yang dipakai,
kurikulum merupakan pedoman dalam melaksanakan proses pendidikan. Di dalam kurikulum
dirumuskan tujuan pendidikan dasar, mata pelajaran yang diberikan, beban waktu belajar
yang disediakan, dan pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Adanya
kurikulum sebagai dokumen tertulis belum menjamin terjadinya proses pembelajaran. Adanya
guru yang memahami dan mampu menerapkan kurikulumlah yang memungkinkan terjadinya
proses pembelajaran. Malah ada yang menekankan peran guru sebagai kurikulum hidup. Oleh
karena itu kita sebagai guru SD mutlak wajib memahami kurikulum Sekolah Dasar. Selain
itu, agar kita sebagai guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik, kita harus
menguasai prosedur dasar pengembangan pembelajaran. Dengan cara itu kurikulum sebagai
rumusan tertulis akan dapat diwujudkan menjadi proses belajar murid. Perlu kita garis bawahi
bahwa kurikulum disusun memang untuk mewujudkan tercapainya tujuan belajar murid.
Dalam makalah ini akan mempelajari tentang penyusunan rencana PKR.
Dalam menyusun rencana PKR ini sangat penting bagi terselenggaranya program
PKR di SD. Ada yang menegaskan bahwa rencana yang baik menjamin setidaknya
tercapai 50% tujuan program. Untuk memberikan kemudahan dalam upaya menguasai
semua kemampuan tersebut dalam makalah ini akan membahas sebagai berikut :
“Analisis struktur kurikulum SD dan prosedur dasar pengembangan
pembelajaran kelas rangkap”
B. Rumusan Masalah
Bagaimana cara menyusun rencana PKR …?
C. Tujuan
Dapat menganalisis karakteristik kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP ) SD
PEMBAHASAN

Kegiatan belajar 1

ANALISIS STRUKTUR KURIKULUM SD DAN PROSEDUR DASAR


PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

A. KARAKTERISTIK KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN


Sebagai pengganti Kurikulum SD 1994, Peraturan Mendiknas No. 22Tahun
2006 tentang Standar Isi, dan Peraturan Mendiknas No. 24 Tahun 2006 Tentang
Ketentuan Pelaksanaan Permendiknas No. 22 dan No. 23 Tahun 2006, Kurikulum
untuk Tingkat satuan Pendidikan Sekolah Dasar (KTSP SD/MI) memiliki
karakteristik sebagai berikut.
1. Kelompok Mata Pelajaran
Merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan Pasal 6 ayat (1) kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan
khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah berlaku pengelompokan mata
pelajaran sebagai berikut.
a. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
b. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
c. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
d. kelompok mata pelajaran estetika;
e. kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.

terlaksananyakurikulum yang memungkinkan peserta didik dapat belajar secara efektif


dengan memanfaatkan semua dimensi lingkungannya.

Prinsip Ketujuh dinyatakan bahwa ”Kurikulum yang mencakup seluruhkomponen


kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangandiri diselenggarakan dalam
keseimbangan, keterkaitan, dankesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan
jenis sertajenjang pendidikan.” Prinsip ini secara operasional menuntutterlaksananya
kurikulum koheren atau harmonis dan sistemik/bersistem.

2. Prinsip pengembangan kurikulum


3. Prinsip pelaksanaan kurikulum
4. Struktur Kurikulum SD/MI
Dalam Standar Isi dinyatakan bahwa “Struktur kurikulum SD/MImeliputi
substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjangpendidikan selama enam
tahun mulai Kelas I sampai dengan Kelas VI.Struktur kurikulum SD/MI disusun
berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran” yang
berpedoman pada ketentuansebagai berikut.
a. Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, danpengembangan diri
seperti tertera pada Tabel 5.2.Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkankompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi
daerah,termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan
ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukanoleh satuan
pendidikan.Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus
diasuholeh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatankepada
peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan dirisesuai dengan
kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuaidengan kondisi sekolah.
Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru,
atau tenaga kependidikan yang dapatdilakukan dalam bentuk kegiatan
ekstrakurikuler. Kegiatanpengembangan diri dilakukan melalui kegiatan
pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan
sosial,belajar, dan pengembangan karir peserta didik.
b. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan “IPATerpadu” dan
“IPS Terpadu”.
c. Pembelajaran pada Kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatantematik,
sedangkan pada Kelas IV s.d. VI dilaksanakan melaluipendekatan mata pelajaran.
d. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikansebagaimana tertera
dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikandimungkinkan menambah
maksimum empat jam pembelajaran perminggu secara keseluruhan.
e. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit.
f. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38
B. PROSEDUR DASAR PENGEMBANGAN KERANGKARENCANA
PEMBELAJARAN
Istilah pembelajaran merupakan terjemahan dari instructional berasal dari kata
instruction yang secara khusus diartikan sebagai upaya menciptakan kondisi yang
memungkinkan seseorang belajar. Istilah instruksionalmerupakan serapan dari kata
instructional dan kini secara bertukar-tukar dipakai istilah pembelajaran. Jadi istilah
pengembangan instruksional sama dengan pengembangan pembelajaran. Prosedur
dasar pengembangan instruksional merupakan disain atau cetak biru pembelajaran.
Tahun 1975 istilah ini disebut Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI).
Sebagai suatu prosedur disain instruksional merupakan langkah yang sistematis untuk
menyusun rencana atau persiapan pembelajaran dan bahan pembelajaran. Jadi produk
dari disain instruksional dapat berupa persiapan pembelajaran, modul, bahan tutorial
dan bentuk sarana pedagogis lainnya.
Proses pengembangan pembelajaran secara konseptual terkait erat pada unsur-
unsur dasar kurikulum yakni tujuan, materi pelajaran, pengalaman belajar dan
penilaian hasil belajar (Tyler: 1954, Taba: 1962). Dikaitkan dengan Standar Isi 2006,
pembelajaran terkait pada proses pemberian asilitasi untuk menguasai Kompetensi
Dasar setiap mata pelajaran yang ada dalam Struktur Kurikulum SD. Bagaimana
semua unsur tersebut seharusnya dikembangkan, kita dapat mengkaji berbagai model
disain instruksional yang bersifat umum. Dalam uraian ini kita akan mencoba
memanfaatkan model yang menerapkan pendekatan sistem yang berangkat dari
Kompetensi Dasar, sesuai dengan paradigma kurikulum berbasis kompetensi
KEGIATAN BELAJAR 2

PERUMUSAN INDIKATOR, PENATAAN PENGALAMAN BELAJAR DAN KEGIATAN


PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

A. PENGEMASAN PENGALAMAN BELAJAR DALAM RANGKA PKR


Secara teoritis ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam menetapkan topik
pembelajaran kelas rangkap yaitu :
a. Berorientasi kepada tujuan, artinya topik yg dipilih harus bertolak dari tujuan
dan terarah pada tujuan.
b. Disesuaikan dengan karakteristik murid( kelas, usia, kemampuan) artinya
penetapan topik yang terpadu atau terpisah selalu mengingat dan
memperhatikan keadaan murid.
c. Disesuaikan dengan kemampuan pengelolaan guru, artinya guru perlu
menyadari kemampuannya dalam mengelola PKR dengan topik yang telah di
pilihnya.
d. Layak sarana pendukung, artinya mengingatkan guru akan perlunya
memanfaatkan sarana pendukung belajar murid yang tersedia atau dapat di
adakan.
e. Tidak bersifat terpaksa artinya mengingatkan kita sebagai guru agar tidak
memaksakan diri karena dorongan atau desakan pihak luar hanya karena
sekedar untuk turut ramai ramai.
B. CARA MEMILIH SUBSTANSI BELAJAR
Untuk dapat melakukan pemilihan materi yang memadai perlu memperhatikan syarat syarat
sebagai berikut :
1. Mendukung ketercapaian kompetensi dasar dan indikator
2. Betkaitan erat dengan materi sebelumnya
3. Didukung oleh sarana dan sumber belajar yang tersedia atau dapat di sediakan.
4. Sesuai dengan perkembangan mental murid
5. Menjadi dasar bagi studi lebih lanjut.
C. CARA MENYUSUN RANCANGAN KEGIATAN BELAJAR.
Yang dimaksud dengan rancangan atau disain dalam kegiatan pembelajaran adalah
jerangka pikir yang melukiskan bentuk penataan interaksi guru-murid-sumber belajar dalam
rangka pencapaian tujuan belajar.
ada dua gugus model pembelajaran merangkap kelas yakni proses arahan sendiri ( PBAS)
dan proses belajar melaui kerja sama ( PBMKS).
D. CARA MEMILIH SUMBER DAN MEDIA BELAJAR
media belajar mencakup bahan ajar dan alat audio seperti kaset audio dan siaran radio
bahan dan alat vidual seperti siaran TV, gambar, dan diagram benda tiruan dan benda
sungguhan. Semua alat tersebut digunakan untuk membantu murid dalam memahami,
menghayati, dan menerapkan bahan ajar yang disiapakan untuk mencapai tujuan. Dengan
kata lain kehadiran media dalam pembelajaran mengandung manfaat dalam membantu murid
untuk belajar.
Kegiatan Belajar 3

EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

1. Mengecek Keterlaksanaan Jadwal


PKR yang baik seharusnya terjadwal dengan baik. Artinya Anda sadar dan siap betul
kapan, di kelas mana, dan materi pelajaran mana yang akan diajarkan di kelas- kelas yang
dirangkap PKR yang baik tidak bisa dilaksanakan secara insidental artinya sewaktu-waktu
karena situasi. Karena itu jadwal harian dan mingguan sangatlah penting baik bagi guru
maupun murid.
2. Mengecek Keterlaksanaan Pembelajaran di Kelas-kelas yang Dirangkap
Dalam rangka PKR tentunya guru sudah mempersiapkan kegiatan-kegiatan apa saja
yang akan dikerjakan di kelas yang dirangkap, dan kegiatan apa pula yang diharapkan dapat
dilakukan oleh murid. Bukankah kita sebagai guru sepakat bahwa pengajaran apapun, di
mana pun, dan kapan pun dapat dianggap berhasil bila dapat menghasilkan terjadinya
kegiatan belajar murid. Karena itu pengecekan terhadap kegiatan itu sangatlah penting.
3. Mencatat Materi Pelajaran yang Tidak Sempat Diajarkan
Dalam praktik bisa saja terjadi di mana suatu materi pelajaran tidak sampai diajarkan
karena situasi mendadak.
4. Mencatat Kegiatan yang Tertunda
Suatu kegiatan yang telah Anda rencanakan bisa tertunda bukan? Hal itu bisa terjadi
karena kehabisan waktu, atau tidak ada alat, atau kehabisan bahan, atau karena gangguan lain.
Pernahkan Anda mengalami hal tersebut? Tidaklah perlu dikhawatirkan asal kita catat dan
selanjutnya segera dikerjakan lebih lanjut. Rencanakan kembali Kapan kegiatan yang terpaksa
tertunda itu akan Anda lanjutkan.
5. Mencatat Tugas-tugas yang Harus Diberikan Kepada Murid Hari Minggu Berikutnya
Maksud kita memberi tugas untuk hari/minggu berikutnya adalah memberi pijakan
atau dasar bagi materi yang akan datang dan atau memberi tuntutan belajar lebih lanjut.
Pendek kata kita sebagai guru menginginkan agar murid dapat belajar terus menerus, bukan?
Proses ini akan sangat bermakna bagi murid bila guru selalu memberi umpan balik atas
kegiatan belajar murid. Itu sebabnya tugas-tugas itu harus kita catat agar pada saatnya kita
dapat mengecek pekerjaan murid dan memberi balikan secara lebih khusus dan tepat.
6. Mencatat Pertanyaan Murid yang Belum Sempat Terjawab.
7. Mencatat Murid-Murid yang Belum Banyak Terlibat Secara Aktif dalam belajar.
Biasanya Murid yang diam ada kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal misalnya
rendah diri, pemalu, rendah kemampuan, sakit, dan lambat mengerti. Dalam kelas-kelas PKR
malah mungkin lebih banyak lagi penyebabnya. Oleh karena itu maka kita harus memberi
perhatian sama banyak kepada murid yang aktif dan murid yang tidak aktif. Semua murid
harus dapat melakukan proses belajar. Dengan kata lain murid yang tidak aktif harus didorong
agar ia menjadi murid yang aktif.
8. Menuliskan Hal-hal yang Perlu Anda Perbaiki Dalam PKR. Sesungguhnya PKR bisa terjadi
di SD manapun. Tapi yang tidak bisa dihindari tentunya di SD-SD sekolah kecil atau SD
biasa yang jumlah gurunya lebih kecil dari jumlah kelas.
Oleh karena itu, PKR harus diterima bukan sebagai keterpaksaan tetapi sebagai suatu tugas
profesional (keahlian). Bila hal itu kita terima sebagai tugas profesional kita harus selalu
menyempurnakan PKR. Ingatlah bahwa dalam pembelajaran tidak ada satu cara pun yang
dapat diterima sebagai satu-satunya cara yang ampuh. Mengajar adalah seni yang
berwawasan keilmuan. Artinya guru PKR harus memahami ilmu dan seni pembelajaran
merangkap kelas.
9. Mencatat Hal-Hal yang Memuaskan dan Mengecewakan Anda Sebagai Guru Dalam PKR.
Bekerja dalam bidang apapun, di mana pun dan kapan pun akan mengalami rasa puas
dan rasa kecewa. Puas dan kecewa seperti dua sisi dari satu mata uang. Artinya rasa puas dan
kecewa harus diterima sebagai sesuatu keadaan yang wajar dan tak dapat ditolak salah
satunya. Yang penting bagaimana memanfaatkan keduanya untuk mengorek diri kita.
Demikian juga dalam PKR. Malah bila kita ingin selalu maju, kita harus selalu memiliki rasa
tidak puas. Artinya kita selalu ingin memperbaiki diri.
10. Mengapa Harus Mencatat Hal-hal yang Perlu Dibicarakan dengan Guru Lain?
Masih ingatkah Anda bahwa salah satu ciri guru profesional ialah memiliki rasa dan
sikap kesejawatan atau kolegalisme (rasa kesatuan dalam tugas) yang kuat. Artinya antara
pribadi guru harus tercipta, terpelihara dan terbina kesejawatan, rasa setugas, seranggung
jawab, dan selangkah kerja. Lebih-lebih lagi bagi Anda yang mengajar di SD terpencil yang
gurunya hanya 2-3 orang termasuk Anda. Kesemua itu merupakan modal dasar bagi
berhasilnya pembelajaran merangkap kelas.

BAGAIMANA MEMANFAATKAN HASIL PENILAIAN PROSES BELAJAR MURID


DALAM MEMPERBAIKI PKR
Selama ini tentu Anda sudah terbiasa memberikan tes atas ulangan mengenai
hal-hal yang tidak diajarkan, bukan? Pernahkan Anda memanfaatkan nilai ulangan
murid untuk memperbaiki PKR? Misalnya Anda melaksanakan PKR di kelas III dan
IV. Ternyata kelas III cenderung mendapat nilai baik karena kelas III dan IV selalu
dirangkap dalam satu ruangan tanpa penyekat atau pemisah ruangan. Sebaliknya PKR
kelas V dan VI yang selalu berlangsung di dua ruangan terpisah cenderung kurang
berdisiplin. Bagaimana tindakan Anda selanjutnya? Cobalah diskusikan hal tersebut
dalam kelas tutorial. Tutor Anda akan mendampingi diskusi tersebut.
Dengan selesainya pembahasan di atas, kini Anda telah memahami bagaimana cara
merencanakan dan melaksanakan PKR.
Kegiatan belajar 4

A. PENYUSUNAN RANCANGAN PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP


1. Menetapkan Model PKR
Model PKR yang dapat Anda pilih untuk kegiatan praktik PKR yang dilakukan di
kelas Anda sendiri adalah model PKR 221 atau PKR 222. Untuk kegiatan simulasi
PKR di kelas tutorial, Anda harus menggunakan model PKR 221. Hal-hal yang harus
Anda perhatikan dalam menetapkan model mana untuk kegiatan praktek di kelas
Anda sendiri adalah sebagai berikut.
a. Situasi dan kondisi serta jumlah siswa di kelas Anda. Apabila jumlah siswa Anda sangat
banyak (di atas 35 orang), maka pilihlah model PKR 222.
b. Kerja sama Anda dengan teman sejawat. Carilah terman sejawat sesama guru yang
mengajar tingkatan kelas yang berbeda dengan Anda. Misalnya, apabila Anda mengajar
di kelas 2, pilihlah teman sejawat sesama guru yang mengajar di kelas 1 atau 3. Pada
prinsipnya pilih guru teman sejawat kelas rendah apabila Anda mengajar di kelas rendah
(kelas 1, 2, atau 3), dan apabila Anda mengajar di kelas tinggi (kelas 4, 5, dan 6), pilih
teman sejawat sesama guru yang mengajar di kelas tinggi.
c. Anda seyoganya mohon bantuan dan banyak berdiskusi dengan teman sejawat sesama
guru serta kepala sekolah tentang kegiatan praktek PKR yang harus dilakukan
sehubungan dengan penempuhan mata kuliah PKR. Mintalah saran tentang model PKR
mana di antara model PKR 221 dan model PKR 222 yang sekiranya paling tidak
membawa dampak negatif atau mengganggu jalannya pembelajaran di kelas masing-
masing.
2. Menyusun Rancangan Pkr Untuk Kegiatan Praktik Dan Simulasi
Berikut ini langkah-langkah dalam menyusun Rancangan PKR untuk
persiapan Pelaksanaan praktek dan simulasi PKR.
Susunlah rancangan PKR dengan menggunakan format rancangan PKR yang ada
dihalaman 5.50
B. PELAKSANAAN PRAKTEK DAN SIMULASI PEMBELAJARAN KELAS
RANGKAP
Komponen penilaian praktek mata kuliah PKR didapat dari proses praktek PKR di
kelas mahasiswa sendiri sebagai guru dan dari proses simulass PKR di kelas tutorial
Benkut ini rambu-rambu pelaksanaan praktek PKR di kelas mahasiswa sebagai guru
1. Konsultasikan proses praktek PKR yang harus Anda lakukan dengan. Kepala
Sekolah dan meminta izin untuk praktek. Kemudian Anda harus mencari teman
sejawat sesama guru dari tingkatan kelas yang berbeda untuk dimintai bantuannya
sebagai mitra mengajar (jika Anda memilih mengajar secara tim) di kelas saat
praktek PKR. Selain itu, Anda juga membutuhkan teman sejawat lainnya untuk
mengobservasi penampilan Anda selama melakukan praktek PKR
2. Anda juga harus menyiapkan siswa-siswa di kelas Anda dan menerangkan
skenario praktek PKR yang akan Anda lakukan serta bagaimana seharusnya para
siswa Anda bersikap jika dicampur dengan kakak atau adik kelas mereka karena
Anda mempraktekkan PKR
3. Anda juga harus membahas dan mempelajari bersama alat penilaian yang
digunakan untuk mengobservasi penampilan Anda dalam PKR bersama- sama
Kepala Sekolah/teman sejawat sesama guru yang dimintai tolong untuk
mengobservasi dan memberi penilaian terhadap penampilan Anda.
4. Praktek PKR di kelas Anda sendiri harus berlangsung sesuai dengan waktu jam
pelajaran yang sebenarnya. Jika memungkinkan, Anda dapat mempraktekkan
model PKR 222 dengan menggunakan 2 ruang kelas bersama-sama guru yang
mengajar di kelas yang Anda pinjam.
Selanjutnya, di bawah ini rambu-rambu pelaksanaan simulasi PKR di kelas
tutorial.
1. Waktu untuk melakukan simulasi maksimum 20 menit untuk masing-masing
mahasiswa, sehingga Anda harus benar-benar belajar mengelola waktu agar
dapat menampilkan perilaku mengajar yang diminta.
2. Untuk kegiatan simulasi PKR di kelas tutorial, Anda hanya perlu
menggunakan model PKR 221. Dengan demikian, Anda harus banyak
bertanya dan berdiskusi dengan tutor Anda bagaimana sebaiknya simulasi
dilangsungkan.
3. Pada bagian-bagian pembelajaran kelas rangkap yang disimulasikan dapat
Anda lewati dengan mengatakan “pre memori”. Artinya, sudah dilakukan,
misalnya seperti saat mensimulasikan kegiatan inti penyajian, Anda dapat
mengatakan “sudah dikerjakan” saat mahasiswa lainnya yang bertindak
sebagai siswa SD melakukan diskusi atau mengerjakan latihan.
4. Anda harus benar-benar bersikap seperti guru yang sedang mengajar di kelas
Anda yang sebenarnya. Anggap teman mahasiswa adalah para siswa Anda
sendiri, sehingga pada saat simulasi, Anda menggunakan sebutan “anak-anak
sekalian” dan “Ibu Bapak” untuk membahasakan diri Anda sendiri.
5. Simulasi pembelajaran kelas rangkap di kelas tutorial akan diamati dan dinilai
oleh Tutor Anda. Pastikan bahwa tutor Anda sudah memegang Lembar
Penilaian Simulasi Pembelajaran Kelas Rangkap untuk menilai penampilan
Anda dalam melakukan simulasi di kelas tutorial.
C. ALAT PENILAIAN PELAKSANAAN PRAKTEK DAN SIMULASI
PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP
Untuk mengamati penampilan Anda saat melaksanakan praktek pembelajaran
kelas rangkap di kelas Anda sendiri (di sekolah sendiri), ada 3 format alat penilaian
yang harus digunakan yaitu format untuk Anda sendiri yang disebut Lembar Refleksi
Pelaksanaan Praktek PKR, format untuk digunakan kepala sekolah atau teman sejawat
yang disebut APKG I dan II, dan format yang digunakan untuk melakukan simulasi
PKR di kelas tutorial yang digunakan tutor untuk menilai mahasiswa, serta format
yang dibagikan kepada siswa yang disebut Lembar Kesan. Berikut ini masing-masing
format tersebut beserta penjelasan penggunaannya.

Anda mungkin juga menyukai