Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“KURIKULUM PENDIDIKAN”
Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Belajar dan Pembelajaran
Dosen : Misbakhudin Azka, S.Pd

Di Susun oleh :
1. Ardillah Arniasih (10122033)
2. Maulida Ihsani
3. Rahma Alisia Balqis (10122037)
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
UNIVERSITAS DARUNNAJAH
BOGOR
2023 M/1444 H.
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan do’a dan puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Adapun dalam penyusunan makalah ini penulis memperoleh data/sumber dari media online
“internet” dan buku, yang menjelaskan tentang “KURIKULUM PENDIDIKAN”

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan
lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi
saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.

Demikian makalah ini saya susun dengan harapan akan memberikan ilmu pengetahuan
walaupun sedikit untuk para pembaca. Dengan ini penyusun sangat mengharapkan kritik dan
saran dari dosen maupun teman-teman, agar dalam pembuatan makalah selanjutnya lebih baik
lagi.

Bogor, 14 Mei 2023

Disusun Oleh,
Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii

BAB 1..............................................................................................................................................1

PENDAHULUAN...........................................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG.........................................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH.....................................................................................................4

C. TUJUAN PENULISAN.......................................................................................................4

BAB 2..............................................................................................................................................5

PEMBAHASAN..............................................................................................................................5

A. Pengertian Kurikulum..........................................................................................................5

B. Komponen Kurikulum.........................................................................................................8

C. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum.......................................................................11

D. Fungsi Kurikulum..............................................................................................................14

BAB III..........................................................................................................................................15

PENUTUP.....................................................................................................................................15

A. KESIMPULAN..................................................................................................................15

B. SARAN..............................................................................................................................15
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya karena dengan pendidikan


manusia dapat mengembangkan potensi diri serta kepribadiannya melalui proses
pembelajaran yang dijalani atau dengan cara lain yang telah dikenal di masyarakat. 1
Menurut pandangan Islam sendiri pendidikan sering disebut dalam empat istilah, yaitu
At-Tarbiyah, At-Ta’lim, At-Ta’dib dan Ar-Riyadhah.

Pada dasarnya pendidikan memiliki inti yaitu interaksi antara pendidik dengan
peserta didik untuk berusaha membantu peserta didik dalam mencapai tujuan
pendidikan.2 Namun, menurut Syahidin pendidikan tidak hanya merupakan transfer
ilmu antara pendidik dengan peserta didik melainkan juga merupakan suatu proses
dalam pembentukan karakter peserta didik.

Maka dari itu, pendidikan bersifat dinamis karena terus mengalami perubahan-
perubahan untuk beradaptasi dengan ruang dan waktu serta karakter menyesuaikan diri
dengan kebutuhan masyarakat dan global. Perubahan-perubahan yang dilakukan
tentunya dengan tujuan yakni memperbaiki pendidikan itu sendiri dengan cara
menambahkan konsep yang bersifat dan mempertahankan kebaikan pada konsep yang
lama.

Kurikulum merupakan unsur penting dalam setiap bentuk dan model pendidikan
yang ada dimana pun, tanpa adanya kurikulum sangat sulit bahkan tidak mungkin bagi
para perencana pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang direncananya,
memgingat pentingnya peranan kurikulum dalam mensukseskan program belajar

1
Nurmadiah, “Kurikulum Pendidikan Agama Islam.” Al-Afkar : Jurnal Keislaman & Peradaban 2, 2018, Hlm 41
2
Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktik, 2017, Hlm 1

1
mengajar, maka kurikulum perlu dipahami dengan baik oleh semua unsur yang terlibat
dalam pengelolaan pendidikan terutama para pendidik atau guru.3

Selama ini kita mengenal kurikulum sebagai sebuah alat yang menjadi dasar
penyelenggaraan pendidikan saja. Namun, jika kita mengkaji lebih jauh lagi kurikulum
memliki sebuah konsep yang sangat kompleks dalam dunia pendidikan. Kurikulum
memiliki arti sebagai sesuatu yang hidup dan berlaku dalam jangka waktu tertentu dan
perlu perubahan agar sesuai dengan perkembangan zaman.

Di Indonesia perubahan kurikulum sudah beberapa kali mengalami perubahan.


Dalam catatan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum di Indonesia telah mengalami
perubahan, yaitu pada tahun 1947 (dengan nama Kurikulum Rencana Pelajaran), 1952
(dengan nama Kurikulum Rencana Pelajaran Terurai), 1964 (dengan nama Kurikulum
Rencana Pendidikan), 1968, 1975, 1984, 1994, (yang masing-masing menggunakan
tahun sebagai nama kurikulum), 2004 (dengan nama Kurikulum Berbasis Kompetensi),
2006 (dengan nama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), dan yang terbaru adalah
kurikulum 2013 atau yang lebih dikenal dengan sebutan K-13.

Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat


strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan
kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka
dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa memahami konsep dasar dari
kurikulum.4

Kurikukulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang di


berikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisikan rancangan
pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang
pendidikan. Adanya rancangan kurikulum merupakan ciri utama pendidikan di sekolah.
Kurikulum juga merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan atau
pengajaran. Dapat kita bayangkan, bagaimana bentuk pelaksanaan suatu pendidikan
atau pengajaran di sekolah yang tidak memiliki kurikulum.

3
Silahuddin, “Kurikulum Dalam Perspektif Pendidikan Islam (Antara Harapan Dan Kenyataan)”, Hlm 333-334
4
Nasution, S, Kurikulum dan Pengajaran, 2018

2
Pada dasarnya kurikulum merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa
komponen. Komponen-komponen kurikulum suatu lembaga pendidikan dapat
diidentifikasi dengan cara mengkaji suatu kurikulum lembaga pendidikan itu. Dari buku
tersebut kita dapat mengetahui pengertian dan dimensi kurikulum serta fungsi dan
peranan suatu komponen kurikulum terhadap komponen kurikulum yang lain.

Perubahan kurikulum dari waktu ke waktu bukan tanpa alasan dan landasan yang
jelas, sebab perubahan ini disemangati oleh keinginan untuk terus memperbaiki,
mengembangkan, dan meningkatkan kualitas sistem pendidikan nasional. Persekolahan
sebagai ujung tombak dalam implementasi kurikulum dituntut untuk memahami dan
mengaplikasikannya secara optimal dan penuh kesungguhan, sebab mutu
penyelenggaraan proses pendidikan salah satunya dilihat dari hal tersebut

3
B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, penulis mengambil rumusan masalah


sebagai berikut:

1. Apa Pengertian Kurikulum dan Komponen apa saja dalam Kurikulum?


2. Apa Prinsip Dan Fungsi Kurikulum?

C. TUJUAN PENULISAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka timbul langkah selanjutnya adalah tujuan
penelitan dari pembahasan masalah ini, yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian kurikulum.


2. Untuk mengetahui komponen apa saja dalam kurikulum.
3. Untuk mengetahui prinsip dalam kurikulum.
4. Untuk mengetahui komponen apa saja dalam kurikulum.
5. Untuk menambah pengetahuan kita sebagai calon tenaga pendidik.

4
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum

Banyak orang yang menganggap kurikulum berkaitan dengan bahan ajar atau buku-
buku pelajaran yang harus dimiliki anak didik, sehingga perubahan kurikulum identik
dengan perubahan buku pelajaran. Persoalan kurikulum bukan hanya persoalan buku
ajar, akan tetapi banyak persoalan lainnya termasuk persoalan arah dan tujuan
pendidikan, persoalan materi pelajaran, serta persoalan-persoalan lainnya yang terkait
dengan hal itu.5

Menurut pandangan yang lampau kurikulum memiliki pengertian kumpulan mata


pelajaran yang disampaikan oleh guru kepada peserta didik. 6 Anggapan tersebut masih
mengakar dalam benak masyarakat umum yang menjadikan gambaran kurikulum.
Kurikulum yang menjadi jantungnya Pendidikan tentunya harus dikenal dengan benar
oleh masyarakat tentang konsepnya yang sebenarnya.

Pandangan lain dari kurikulum menurut Al-Shaybani yang dikutip oleh Hasan
Langgulung kurikulum merupakan kumpulan pengalaman pendidikan, kebudayaan,
ilmu sosial, olahraga, serta ilmu kesenian yang disediakan oleh lembaga pendidikan
untuk peserta didik baik di dalam maupun di luar lembaga pendidikan dengan tujuan
mengembangkan secara menyeluruh dalam semua aspek dan merubah tingkah laku
sesuai tujuan pendidikan.

Kurikulum menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 adalah seperangkat rencana


pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan Pendidikan dan silabusnya pada
setiap satuan pendidikan.7 Secara etimologi, kurikulum berasal dari Bahasa Yunani

5
Ibid, Hlm 50
6
Syaodih Sukmadinata, Nana, Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktik, 2017
7
Arifin, Zainal, Manajemen Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam: Teori Dan Praktik, Yogyakarta: UIN
Press, 2018

5
yaitu curir yang artinya pelari dan curare yang berarti tempat berpacu. Dalam Bahasa
Latin curriculum berarti a running, course, or race course kemudian dalam Bahasa
Prancis courir yang memiliki arti berlari. Dari beberapa pengertian bahasa latin tersebut
kemudian digunakan istilah “courses” atau mata pelajaran yang harus ditempuh untuk
mendapatkan suatu gelar.

Secara terminologi, istilah kurikulum digunakan dalam dunia pendidikan, yaitu


sejumlah pengetahuan atau kemampuan yang harus ditempuh atau diselesaikan siswa
guna mencapai tingkatan tertentu secara formal dan dapat dipertanggung jawabkan.

a. Menurut UU No. 20 tahun 2003


Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan sebuah pengaturan berkaitan
dengan tujuan, isi, bahan ajar dan cara yang digunakan sebagai pedoman dalam
penyelenggara kegiatan pembelajaran untuk mencapai sebuah tujuan pendidikan
nasional.

b. Prof. DR. S. Nasution, M. A.


Kurikulum sebagai suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses
kegiatan belajar mengajar di bawah naungan, bimbingan dan tanggung jawab
sekolah/lembaga pendidikan.

c. George A. Beaucham (1976)


Kurikulum diartikan sebagai dokumen tertulis yang berisikan seluruh mata
pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik melalui pilihan berbagai disiplin
ilmu dan rumusan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

d. Ronald C. Doll
Mengatakan bahwa kurikulum adalah all the experince which are offered to
learners under the auspices or direction of the school (Kurikulum meliputi semua
pengalaman yang disajikan kepada peserta didik di bawah bantunan atau bimbingan
sekolah) Definisi Doll tidak hanya menunjukkan adanya perubahan penekanan dari

6
isi kepada proses, tetapi juga menunjukkan adanya perubahan lingkup, dari konsep
yang sangat sempit kepada yang lebih luas.
Jadi, pengalaman tersebut dapat berlangsung di sekolah, di rumah ataupun di
masyarakat, bersama guru atau tanpa guru, berkenaan langsung dengan pelajaran
ataupun tidak. Definisi tersebut juga mencakup berbagai upaya guru dalam
mendorong terjadinya pengalaman tersebut serta sebagai fasilitas yang
mendukungnya.

Dari beberapa definisi di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa pengertian
kurikulum tidak hanya sebatas bidang studi yang termuat didalamnya maupun kegiatan
belajarnya saja, tetapi mencakup segala sesuatu yang mempengaruhi perkembangan dan
pembentukan pribadi peserta didik yang sesuai dengan tujuan Pendidikan yang akan
dicapai sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan.

Sesuai dengan perkembangan pendidikan, kurikulum yang awalnya dipandang


sebagai kumpulan dari mata pelajaran kemudian berubah makna menjadi kumpulan
semua kegiatan atau semua pengalaman belajar yang diberikan kepada peserta didik
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan dan berada dalam tanggung jawab sekolah,
lebih khususnya hasil belajar yang diharapkan.8

8
Nurmadiah, “Kurikulum Pendidikan Agama Islam”, Hlm 44

7
B. Komponen Kurikulum

Kurikulum dapat di umpamakan sebagai suatu organisme manusia ataupun binatang,


yang memiliki susunan anatomi tertentu. Unsur atau komponen-komponen dari anatomi
tubuh kurikulum yang utama adalah: tujuan, isi atau materi, proses atau sistem
penyampaian dan media, serta evaluasi. Keempat komponen tersebut berkaitan erat satu
sama lain9.

a. Tujuan Kurikulum

Dalam kurikulum atau pengajaran, tujuan memegang peranan penting, akan


mengarahkan semua kegiatan pengajaran dan mewarnai komponen-komponen
kurikulum lainnya. Tujuan kurikulum dirumuskan berdasarkan dua hal. Pertama
perkembangan tuntutan, kebutuhan dan kondisi masyarakat. Kedua, didasari oleh
pemikiran-pemikiran dan terarah pada pencapaian nilai-nilai filisofis, terutama
falsafah negara.

Menurut Zakiah Daradjat, tujuan yang terkandung di dalam kurikulum suatu sekolah
di antaranya adalah:

1. Tujuan yang ingin dicapai sekolah secara keseluruhan.

Selaku lembaga pendidikan, setiap sekolah mempunyai sejumlah tujuan yang


ingin dicapainya (tujuan lembaga pendidikan atau tujuan institusional)

2. Tujuan yang ingin dicapai dalam setiap bidang studi.

Tujuan-tujuan setiap bidang studi dalm kurikulum itu ada yang disebut tujuan
kurikuler dan ada pula yang disebut tujuan instruksional, di mana tujuan
instruksional merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan kurikuler.

9
Ibid, hlm.123-124

8
b. Isi Kurikulum

Isi program kurikulum dari suatu sekolah dapat dibedakan atas dua hal, yaitu:

1. Jenis-jenis bidang studi yang diajarkan

Jenis-jenis tersebut dapat digolongkan ke dalam isi kurikulum dan ditetapkan


atas dasar tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah yang bersangkutan, yaitu tujuan
institusional.

2. Isi program setiap bidang studi

Bahan pengajaran dari setiap bidang studi termasuk ke dalam pengertian isi
kurikulum, Bahan pengajaran ini ditetapkan atas dasar tujuan-tujuan kurikurel dan
instruksional.

c. Starategi

Penyusunan sekuens bahan ajar berhubungan erat dengan strategi metode mengajar.
Pada waktu guru menyusun sekuens suatu bahan ajar, ia juga harus memikirkan
strategi mengajar mana yang sesuai untuk menyajikan bahan ajar dengan urutan
seperti itu.
Ada beberapa strategi yang dapat digunakan dalam mengajar. Rowntree membagi
strategi mengajar itu atas Exposition-Discovery learning dan Groups-Individual
learning. Sedangkan Ausubel dan Robinson membaginya atas strategi Reception
Learning-Discovery Learning dan Rate Learning-Meaningful Learning.

Strategi pada kurikulum merujuk pada pendekatan dan metode yang akan
digunakan dalam pembelajaran serta teknik mengajar yang digunakan.10

d. Media Mengajar

Media mengajar merupakan segala macam bentuk perangsang dan alat yang
disediakan guru untuk mendorong siswa belajar. Rowntree mengelompokkan media
mengajar menjadi lima macam dan disebut Modes, yaitu: interaksi insani, realita,
pictorial, simbol tertulis, dan rekaman suara.

e. Evaluasi Mengajar

10
M. Ahmad, Pengembangan Kurikulum, Hlm 106

9
Evaluasi ditujukan untuk menilai pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan
serta menilai proses pelaksanaan mengajar secara keseluruhan. Tiap kegiatan akan
memberikan umpan balik, demikian juga dalam pencapaian tujuan-tujuan belajar dan
proses pelaksanaan mengajar. Umpan balik tersebut digunakan untuk mengadakan
berbagai usaha penyempurnaan baik bagi penentuan dan perumusan tujuan mengajar,
penentuan sekuens bahan ajar, strategi, dan media mengajar.

Menurut Hasan Langgulung ada 4 komponen utama kurikulum yaitu:


a) Tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh pendidikan.
b) Pengetahuan (knowledge), informasi-informasi, data-data, aktivitas, dan
pengalaman-pengalaman darimana terbentuk kurikulum itu.
c) Metode dan cara-cara mengajar yang dipakai oleh guru-guru untuk mengajar dan
memotivasi murid untuk membawa mereka ke arah yang dikehendaki oleh
kurikulum.
d) Metode dan cara penilaian yang dipergunakan dalam mengukur dan menilai
kurikulum dan hasil proses pendidikan yang direncanakan kurikulum tersebut.11

11
Nurmadiah, “Kurikulum Pendidikan Agama Islam”, Hlm 44-45

10
C. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
Agar kurikulum dapat berfungsi sebagai pedoman, maka ada sejumlah prinsip dalam
proses pengembangannya. Di bawah ini akan diuraikan sejumlah prinsip yang dianggap
penting.12

a. Prinsip Relevasi
Kurikulum merupakan rel-nya pendidikan untuk membawa siswa agar dapat hidup
sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat serta membekali siswa baik dalam
bidang pengetahuan, sikap maupun keterampilan sesuai dengan tuntutan dan harapan
masyarakat. Inilah disebut dengan prinsip relevasi. Ada dua macam relevasi, yaitu
relevasi internal dan relevasi eksternal.
Relevasi internal adalah bahwa setiap kurikulum harus memiliki keserasian antara
komponen-komponennya, yaitu keserasian antara tujuan yang harus dicapai, isi, materi
atau pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa, strategi atau metode yang digunkan
serta alat penilaian untuk melihat ketercapaian tujuan. Relevasi internal ini
menunjukkan keutuhan suatu kurikulum. Relevansi eksternal berkaitan dengan
keserasian anatara tujuan, isi, dan proses belajar siswa yang tercakup dalam kurikulum
dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat.
Ada tiga macam relevansi eksternal dalam pengembangan kurikulum yaitu relevan
dengan lingkungan hidup peserta didik, relevan dengan perkembangan zaman baik
sekarang maupun dengan yang akan datang dan relevan dengan tuntutan dunia
pekerjaan.

b. Prinsip Fleksibilitas
Apa yang diharapkan dalam kurikulum ideal kadang-kadang tidak sesuai dengan
kondisi kenyataan yang ada. Bisa saja ketidaksesuaian itu ditunjukkan oleh kemampuan
guru yang kurang, latar belakang atau kemampuan dasar siswa yang rendah, atau
mungkin sarana dan prasarana yang ada di sekolah tidak memadai. Kurikulum harus
bersifat lentur atau fleksibel. Artinya, kurikulum itu harus bisa dilaksanakan sesuai
dengan kondisi yang ada. Kurikulum yang kaku atau tidak fleksibel akan sulit
diterapkan.

12
Thoha, Mohammad. Horizon Pendidikan Islam, Surabaya: Pena Salsabila, 2013.

11
Prinsip fleksibilitas memiliki dua sisi: Pertama, fleksibel bagi guru, yang artinya
kurikulum harus memberikan ruang gerak bagi guru untuk mengembangkan program
pengajarannya sesuai dengan kondisi yang ada. Kedua, fleksibel bagi siswa, artinya
kurikulum harus menyediakan berbagai kemungkinan program pilihan sesuai dengan
bakaat dan minat siswa.

c. Prinsip Kontinuitas
Prinsip ini mengandung pengertian bahwa perlu di jaga saling keterkaitan dan
kesinambungan antara materi pelajaran pada berbagai jenjang dan jenis program
pendidikan. Dalam penyusunan materi pelajaran perlu dijaga agar apa yang diperlukan
untuk mempelajari suatu materi pelajaran pada jenjang yang lebih tinggi telah diberikan
dan dikuasai oleh siswa pada waktu mereka berada pada jenjang sebelumnya. Prinsip ini
sangat penting bukan hanya untuk menjaga agar tidak terjadi pengulangan-pengulangan
materi pelajaran yang memungkinkan program pengajaran tidak efektif dan efisien,
akan tetapi juga untuk keberhasilan siswa dalam menguasai materi pelajaran pada
jenjang pendidikan tertentu.
Untuk menjaga agar prinsip kontinuitas itu berjalan, maka perlu ada kerja sama
antara pengembang kurikulum pada setiap jenjang pendidikan, misalkan para
pengembang pendidikan pada jrnjang sekolah dasar, jenjang SLTP, jenjang SLTA, dan
bahkan dengan para pengembang kurikulum di perguruan tinggi.

d. Efektifitas
Prinsip efektivitas berkenaan dengan rencana dalam suatu kurikulum dapaat
dilaksanakan dan dapat dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Terdapat dua sisi
efektivitas dalam suatu pengembangan kurikulum. Pertama, efektivitas berhubungan
dengan kegiatan guru dalam melaksanakan tugas mengimplementasikan kurikulum di
dalam kelas. Kedua, efektivitas kegiatan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar.
Efektivitas kegiatan guru berhubungan dengan keberhasilan mengimplementasikan
program sesuai dengan perencanaan yang telah disusun.

12
Sebagai contoh, apabila guru menetapkan dalam satu caturwulan atau satu semester
harus menyelesaikan 12 program pembelajaran sesuai dengan pedoman kurikulum,
ternyata dalam jangka waktu tersebut hanya dapat menyelesaikan 4 atau 5 program saja,
berarti dapat dikatakan bahwa pelaksanaan program itu tidak efektif.

e. Efesiensi Prinsip
Efesiensi berhubungan dengan perbandingan antara tenaga, waktu, suara, dan biaya
yang dikeluarkan dengan hasil yang diperoleh. Kurikulum dikatakan memiliki tingkat
efesiensi yang tinggi apabila dengan sarana, biaya yang minimal dan waktu yang
terbatas dapat memperoleh hasil yang maksimal. Betapa pun bagus dan idealnya suatu
kurikulum, manakala menuntut peralatan, sarana dan prasarana yang sangat khusus serta
mahal pula harganya, maka kurikulum itu tidak praktis dan sukar untuk dilaksanakan.
Kurikulum harus dirancang untuk dapat digunakan dalam segalaa keterbatasan.

13
D. Fungsi Kurikulum

Fungsi kurikulum dapat dilihat dari tiga sudut:


1) Bagi sekolah yang bersangkutan,
2) Bagi sekolah pada tingkatan di atasnya,
3) Bagi masyarakat/pemakai lulusan sekolah tersebut.

Untuk sekolah yang bersangkutan, kurikulum sekurang-kurangnya memiliki dua


fungsi13:
a. Sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan.
b. Sebagai pedoman dalam mengatur kegiatan pendidikan sehari-hari.

Menurut para ahli pendidikan mengenai fungsi kurikulum telah dijabarkan di antaranya
adalah:
1) Fungsi penyesuaian. Kurikulum pendidikan harus menyesuaikan diri dengan
perkembangan masyarakat.
2) Fungsi pengintegrasian. Kurikulum harus mampu mengentegrasikan perbedaan-
perbedaan yang ada untuk kemudian diarahkan pada satu tujuan, yaitu
kedewasaan mental, intelektual, dan spritual masing-masing individu masyarakat.
3) Fungsi pembeda (deferensiasi). Kurikulum dituntut untuk mengaktualisasikan
potensi tersebut.
4) Fungsi penyiapan. Kurikulum harus menyiapkan seperangkat pengalaman yang
akan mengantarkan peserta didiknya untuk menemukan proses belajar.
5) Fungsi pemilihan. Oleh karena itu rancangan kurikulum akan menjadi
pertimbangan tersendiri bagi peserta didik untuk memilih pendidikan yang sesuai
dengan keinginannya sendiri.
6) Fungsi Diagnosis. Kurikulum akan memberikan acuhan bagi guru dalam
memberikan diagnosa tentang perkembangan belajar peserta didik. Hasil
diagnosis tersebut akan menjadi pedoman dalam memberikan langkah bimbingan
dan penyuluhan.

13
Zakiah Dardjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Bumi Aksara, 2000), hlm.122.

14
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pada dasarnya kurikulum merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa
komponen. Komponen-komponen kurikulum suatu lembaga pendidikan dapat
diidentifikasi dengan cara mengkaji suatu kurikulum lembaga pendidikan itu. Dari buku
tersebut kita dapat mengetahui pengertian dan dimensi kurikulum serta fungsi dan
peranan suatu komponen kurikulum terhadap komponen kurikulum yang lain.

B. SARAN

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini,tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,karena
terbatasnya dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul
makalah ini,penyusun berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini.Semoga makalah ini
berguna bagi penulis khususnya juga para pembaca.

15
DAFTAR PUSTAKA

Nurmadiah, “Kurikulum Pendidikan Agama Islam.” Al-Afkar : Jurnal Keislaman & Peradaban
2, 2018, Hlm 41
Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktik, 2017, Hlm 1
Silahuddin, “Kurikulum Dalam Perspektif Pendidikan Islam (Antara Harapan Dan
Kenyataan)”, Hlm 333-334
Nasution, S, Kurikulum dan Pengajaran, 2018
Ibid, Hlm 50
Syaodih Sukmadinata, Nana, Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktik, 2017
Arifin, Zainal, Manajemen Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam: Teori Dan Praktik,
Yogyakarta: UIN Press, 2018
Nurmadiah, “Kurikulum Pendidikan Agama Islam”, Hlm 44
Ibid, hlm.123-124
M. Ahmad, Pengembangan Kurikulum, Hlm 106
Nurmadiah, “Kurikulum Pendidikan Agama Islam”, Hlm 44-45
Thoha, Mohammad. Horizon Pendidikan Islam, Surabaya: Pena Salsabila, 2013.

16

Anda mungkin juga menyukai