Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWATAN LUKA AREA

PEMASANGAN CDL DENGAN KEJADIAN INFEKSI AREA


PEMSANGAN CDL PADA PASIEN GAGAL GINJAL
KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RUMAH
SAKIT ISLAM PONDOK KOPI JAKARTA TAHUN 2020
RIMY PRIMASARI

Program Studi Sarjana Keperawatan


Universitas Muhammadiyah Jakarta
Email : rimyqueen84@gmail.com

ABSTRACT

The use of catheters in the blood vessels of patients with dialysis therapy is very risky for
infection. To prevent infection, the Ministry of Health in 2018 made a regulation that
contains the care of wounds in the CDL installation area to prevent infection. This study
aims to determine the relationship between knowledge of wound care in the area of CDL
installation with the incidence of infection in the area of CDL installation of patients with
chronic kidney failure undergoing hemodialysis at the Islamic Hospital Jakarta Pondok
Kopi in 2020. The type of research used in this study is a quantitative study with a cross
sectional design approach. . The population in this study were all chronic kidney failure
patients who underwent hemodialysis therapy and who had a CDL attached for at least 3
days at Pondok Kopi Jakarta Islamic Hospital. The sample in this study was taken by total
sampling of 30 samples. Data analysis using chi square test. The results of the research
that have been carried out were 22 people (95.7%) with a good level of knowledge and not
infection. Based on the bivariate analysis obtained p value 0.031 means p value <α where
α value <0.05, which means the hypothesis is accepted. Thus it can be concluded that
there is a relationship between knowledge of wound care in the area of CDL installation
with the incidence of infection in the area of CDL installation in patients with chronic
kidney failure undergoing hemodialysis at the Islamic Hospital Jakarta Pondok Kopi in
2020. It is hoped that from the results of this study to colleagues, especially the
hemodialysis room resources in educating patients to care for the CDL insertion area
when they are at home.

Keywords : Knowledge of wound care in the area of CDL insertion, incidence of


infection in the area of CDL installation

1
ABSTRAK

Penggunaan kateter pada pembuluh darah pasien dengan terapi dialisis sangat beresiko
terjadinya infeksi. Untuk mencegah infeksi Kemenkes tahun 2018 membuat peraturan
yang berisi tentang perawatan luka area pemasangan CDL untuk mencegah terjadinya
infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan perawatan luka
area pemasangan CDL dengan kejadian infeksi area pemasangan CDL pasien gagal ginjal
kronik yang menjalani hemodialisis di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi Tahun
2020. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
dengan pendekatan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua
pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis dan yang terpasang CDL
minimal 3 hari di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi, sampel dalam penelitian ini
diambil dengan cara total sampling 30 sampel. Analisa data menggunakan uji chi square.
Hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat 22 orang (95,7%) dengan tingkat
pengetahuan baik dan tidak infeksi. Berdasarkan analisa bivariat didapat nilai p value
0,031 berarti p value < α dimana nilai α < 0,05 yang berarti hipotesis diterima. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan perawatan luka area
pemasangan CDL dengan kejadian infeksi area pemasangan CDL pada pasien gagal ginjal
kronik yang menjalani hemodialisis di RS Islam Jakarta Pondok Kopi Tahun 2020.
Diharapkan dari hasil penelitian ini kepada teman sejawat khususnya ruangan hemodialisis
dapat menjadi sumber dalam melakukan edukasi kepada pasien untuk merawat area
pemasangan CDL saat mereka dirumah.

Kata Kunci : Pengetahuan perawatan luka area pemasangan CDL, Kejadian Infeksi area
pemasangan CDL

2
PENDAHULUAN Pencegahan penyakit ginjal memiliki
arti penting. Karena insiden penyakit
Menurut World Health Organization ini meningkat tiap tahunnya. Hasil
(WHO) angka kejadian gagal ginjal di Rikerdas 2018 menunjukkan persentase
dunia secara global lebih dari 500 juta penyakit ginjal kronis (PGK) masih
orang dan yang harus hidup dengan tinggi. Yaitu sebesar 3,8% , dengan
menjalani hemodialisis sekitar 1,5 juta kenaikan sebesar 1,8% dari tahun
orang (Aniek Kurniawati, 2017). 2013. Penyebab penyakit ginjal kronis
Penyakit ginjal merupakan salah satu terbesar adalah nefropati diabetik
isu kesehatan dunia dengan beban (52%), hipertensi (24%), kelainan
pembiayaan yang tinggi. Ditemukannya bawaan (6%), asam urat (1%),
uremia pada darah merupakan salah penyakit lupus (1%) dan lain-lain
satu tanda dan gejala dari penyakit (Kemenkes, 2018). Dalam kondisi
pada gangguan ginjal. Uremia gagal ginjal kronis, cairan dan
merupakan akibat dari elektrolit, serta limbah dapat
ketidakmampuan tubuh untuk menjaga menumpuk dalam tubuh. Gejala dapat
metabolisme dan keseimbangan cairan terasa jelas saat fungsi ginjal sudah
serta elektrolit yang dikarenakan semakin menurun. Pada tahap akhir
adanya gangguan pada fungsi ginjal gagal ginjal kronik, kondisi pasien
yang bersifat progesif dan irreversible dapat berbahaya jika tidak ditangani
(Smeltzer et al., 2010; Kemenkes, dengan terapi pengganti ginjal (Tjin
2018). Willy, 2018), sehingga diperlukan
dialisis atau tranplantasi ginjal untuk
Pada saat ini penyakit ginjal kronis kelangsungan hidup pasien (Smeltzer,
menduduki peringkat ke 12 tertinggi 2002)
angka kematian atau angka ke-17
angka kecacatan diseluruh dunia, serta Dialisis merupakan suatu proses yang
sebanyak 36 juta orang di dunia digunakan untuk mengeluarkan cairan
meninggal akibat gagal ginjal kronis dan produk limbah dari dalam tubuh
(WHO, 2015). Gagal ginjal kronik ketika ginjal tidak mampu
merupakan masalah kesehatan dengan melaksanakan proses tersebut. Tujuan
prevalensi jumlah pasiennya semakin dialisis adalah untuk mempertahankan
meningkat, diperkirakan tahun 2025 di kehidupan dan kesejahteraan pasien
Asia Tenggara, Mediterania dan Timur sampai fungsi ginjal pulih kembali.
Tengah serta Afrika mencapai lebih dari Metode terapi mencakup hemodialisis
380 juta orang, hal tersebut dipengaruhi dan peritoneal dialisis.
oleh faktor pertumbuhan penduduk,
peningkatan proses penuaan, urbanisasi, Hemodialisis (HD) adalah pengalihan
obesitas dan gaya hidup tidak sehat darah pasien dari tubuhnya melalui
(Nurchayati, 2011). Dilaporkan dari dializer yang terjadi secara difusi dan
USRDS (The United States Renal Data ultrafiltrasi, kemudian darah kembali
System) tahun 2016 menunjukkan angka lagi ke dalam tubuh pasien. Pada
prevalensi pasien gagal ginjal kronik hemodialisis membran merupakan
yang menjalani dalisis pada tahun 2016 bagian dari dializer atau “ginjal
di Amerika Serikat sebesar 1.582 per 1 artifsial”. Hemodialisis dapat dilakukan
juta penduduk, di Singapura sebesar pada saat toksin atau zat racun segera
1.695 per 1 juta penduduk, dan di Jepang dikeluarkan untuk mencegah kerusakan
sebesar 2.532 per 1 juta penduduk, permanen atau menyebabkan kematian.
Taiwan 3251 per 1 juta penduduk. Pasien-pasien ini harus menjalani
terapi dialisis sepanjang hidupnya

3
(biasanya tiga kali seminggu selama Rute utama akses adalah kateter vena
paling sedikit 3 atau 4 jam per kali sentral untuk akses jangka pendek
terapi atau sampai mendapat ginjal serta fistula arteriovena internal untuk
baru melalui operasi pencangkokan dialisis kronis. Kateter vena sentral
yang berhasil (Smeltzer, et all, 2002). untuk hemodialisis adalah kateter
Berdasarkan Indonesian Renal Registry lumen ganda (CDL) berlubang besar
(IRR) tahun 2016, penderita gagal yang dimasukkan secara perkutan ke
ginjal yang menjalani terapi vena jugular, femoral, atau subklavia.
hemodialisis sebanyak 98% CDL ini digunakan ketika akses
(Kemenkes, 2018). langsung ke aliran darah diperlukan.
Lokasi akses ini dapat dilakukan
Jumlah pasien hemodialisis baik pasien dengan mudah pada tempat tidur klien
baru maupun pasien aktif sejak tahun dan segera dapat digunakan setelah
2007 sampai 2016 mengalami penempatan di konfirmasi oleh
peningkatan, terutama pada tahun 2015 pemeriksaan rontgen. CDL jangka
hingga 2016 (Kemenkes, 2018). panjang digunakan jika akses
Berdasarkan usia, pasien hemodialisis sementara diperlukan untuk lebih dari
terbanyak adalah kelompok usia 45-64 3 minggu. Sayangnya jenis ini dengan
tahun, baik pasien baru maupun mudah dapat terinfeksi dan
pasien aktif (Kemenkes, 2018). berhubungan dengan tingginya kejadian
stenosis vena. Teknik asepsis yang
Data Indonesian Renal Registry (IRR) ketat harus digunakan selama
tahun 2017 menunjukkan, Jumlah pemasangan, dan pergantian verban
pasien aktif menjalani hemodialisis biasanya dilakukan oleh beberapa
sebanyak 77.892 orang. Sementara perawat terbatas yang sudah terlatih.
pasien baru adalah 30.843 orang. Trombosis dan infeksi adalah
Menurut penelitian Lisavina Juwita komplikasi yang paling umum. Akses
tahun 2018, Dari penderita gagal vena subklavia adalah yang paling
ginjal kronik yang menjalani jarang digunakan karena resiko
hemodialisa rutin sebanyak 49% stop pneumothorak. Arterio Venous Fistula
melakukan hemodialisa dikarenakan internal adalah pilihan akses untuk
penderita meninggal dunia, diikuti klien yang menerima dialisis kronis.
drop out yang berarti pasien tidak Sesuai dengan pedoman praktik
hemodialisa selama 3 bulan berturut- terkini, 50% dari seluruh klien yang
turut tanpa berita yaitu sebanyak 23% baru mendapat dialisis harus memiliki
dan tanpa keterangan sebanyak 28% Arterio Venous Fistula. AVF dibuat
yang berarti pasien mengatakan melalui prosedur bedah dimana sebuah
berhenti hemodialisa tanpa alasan yang arteri di lengan dianastomosis ke vena
jelas. Pada dasarnya ketiga macam dari ujung arteri ke sisi vena, dari sisi
kematian itu kemungkinan berakhir ke sisi, sisi arteri ke ujung vena atau
sebagai kematian karena pasien gagal ujung ke ujung. Hasilnya adalah
ginjal terminal atau end stage renal sebuah jalur masuk atau fistula antara
disease tidak akan bertahan lama arteri besar dan vena besar. Fistula-
tanpa terapi pengganti ginjal fistula ini perlu sampai 6 minggu
hemodialisa. untuk matang sebelum ia dapat
digunakan, yang membuat pendekatan
Salah satu aspek penting hemodialisis ini tidak tepat untuk hemodialisis
adalah menjaga dan mempertahankan segera (Black, 2014).
akses darah yang adekuat. Tanpanya,
hemodialisis tidak dapat dilakukan.

4
Catheter-Related Blood Stream sebelumnya mengenai infeksi aliran
Infection (CBRSI) salah satu darah atau bakteremia, tempat insersi,
komplikasi yang tersering pada dan durasi penggunaan CDL.
penggunaan kateter hemodialisis. The Dianalisis menggunakan Chi-square
Centers for Diseases Control and dan dianggap signifikan jika p score
Prevention (CDC) di Amerika Serikat < 0,05. Dari hasil penelitian tersebut
tahun 2008 melaporkan sekitar 37000 menyatakan faktor-faktor infeksi aliran
kasus CRBSI pada pasien darah yang terkait dengan CDL
hemodialisis. Gunatilake et al, 2011 menghasilkan hubungan yang
merangkum beberapa penelitian yang signifikan untuk CDL non-tunneled (p
menyebutkan bahwa angka kejadian = 0,043) dan hubungan yang
CRBSI 10-40%. Insiden terjadinya signifikan juga pada subjek tanpa ada
CRBSI pada kateter hemodialisis non- riwayat pasang CDL sebelumnya (p
tunneled atau CDL sementara antara =0,038).
3,8-6,5 episode/ 1000 kateter-hari
untuk kateter hemodialisis tunnelled Pengetahuan adalah hasil penginderaan
atau CDL permanen. manusia, atau hasil seseorang terhadap
mutu objek dari indra yang
Menurut penelitian Basri dan Patrianef dimilikinya (Notoadmodjo, 2012).
tahun 2017, dengan judul “Infecton Of Sementara faktor yang mempengaruhi
double lumen catheter as hemodialisys pengetahuan yaitu pendidikan,
acces di RSUPN Dr.Cipto pekerjaan, umur, minat, pengalaman,
Mangunkusumo, terdapat teori yang kebudayaan lingkungan sekitar, dan
menyatakan 4 studi Turki dan Belanda informasi (Mubarok, 2010).
melaporkan bahwa komplikasi infeksi
aliran darah atau bakteremia setelah Berdasarkan Penelitian yang dilakukan
penyisipan CDL masing-masing Suharto dan Suminar, tahun 2016
mencapai hingga 23,9%. Jumlah dengan judul “Hubungan Pengetahuan
infeksi yang yang dilaporkan oleh Dan Sikap Perawat Dengan Tindakan
sebuah penelitian di Inggris pada Pencegahan Infeksi Di Ruang ICU
tahun 2001 yaitu 16%. Berbeda Rumah Sakit”, lokasi yang digunakan
dengan hasil penelitian di China pada dalam penelitian ini adalah ruang ICU
tahun 2014, yang menyatakan bahwa Rumah Sakit Tk II Putri Hijau
jumlah kateter terkait infeksi aliran Medan, metode penelitian ini yaitu
darah adalah 38,6%. penelitian observasional analitik,
dengan desain cross sectional. Populasi
Di Indonesia tidak ada data tentang dalam penelitian ini 23 orang perawat
distribusi insiden komplikasi infeksi ICU sebagai responden dengan
aliran darah terkait dengan penyisipan menggunakan teknik total sampling.
CDL, baik tunnelled atau non- Hasil penelitian ini berdasarkan hasil
tunnelled serta faktor terkait lainnya. uji bivariat dengan statistik uji Chi-
Dan dari penelitian Basri dan Square menunjukkan variabel yang
Patrianef (2017) menyatakan bahwa memiliki hubungan dengan tindakan
ada 106 subjek yang memenuhi pencegahan infeksi pengetahuan p =
kriteria inklusi penelitian. Variabel 0,024 < α = 0,05 dan sikap p =
yang diteliti antara lain infeksi, tipe 0,026 < α = 0,05). Dengan demikian
CDL yang digunakan, usia, jenis dapat disimpulkan bahwa terdapat
kelamin, diabetes mellitus, hipertensi, hubungan pengetahuan dan sikap
massa tubuh indeks, riwayat CDL perawat dengan tindakan pencegahan
sebelumnya untuk hemodialisis, riwayat

5
infeksi di Ruang ICU Rumah Sakit hipoalbuminemia, dan diabetes mellitus
Tk II Putri Hijau Medan. tidak bermakna terhadap kejadian
infeksi kateter hemodialisis. Namun
Infeksi adalah masuk dan berkembang anemia memiliki kecenderungan lebih
biaknya suatu organisme (agen besar terjadi infeksi CDL dikarenakan
infeksius) dalam tubuh pejamu (Potter p value 0,112.
& Perry, 2010). Penggunaan catheter
pada pembuluh darah pada pasien Berdasarkan fenomena yang peneliti
dengan terapi dialisis sangat beresiko lakukan melalui observasi dan
terjadinya infeksi. Untuk mencegah wawancara mulai 15 Oktober sampai
infeksi Kemenkes tahun 2018 16 November 2019 di ruang
membuat peraturan yang berisi tentang hemodialisa Rumah Sakit Islam
perawatan luka area pemasangan CDL Pondok Kopi Jakarta dari 15 pasien
untuk mencegah resiko terjadinya yang terpasang CDL di vena jugularis
infeksi. Diantaranya yaitu menjaga internal, area pemasangan tersebut
kateter dan balutan luka selalu dalam dapat digunakan selama 3 minggu.
keadaan bersih dan kering. Dan hal Pada saat penggunaan minggu ke 3
ini berguna untuk menambah tingkat peneliti melakukan observasi dan
pengetahuan pasien (Notoadmodjo, wawancara terdapat 3 pasien
2010). mengalami infeksi atau 20%. Hal
tersebut dapat di simpulkan pasien
Penelitian yang dilakukan Trianto, berdasarkan wawancara, dimungkinkan
Semadi, dan Widiana pada tahun karena tidak mengikuti saran yang
2015, dengan judul “Faktor Resiko sudah diberitahukan oleh perawat
Infeksi Kateter Hemodialisis Double tentang perawatan luka area
Lumen Non-Tunneled di RSUP pemasangan CDL di rumah. Dimana
Sanglah Denpasar Bali”. Dan dari saat pasien pulang ke rumahnya,
penelitian Trianto, Semadi, dan verban tersebut terkena air pada luka
Widiana (2015) terdapat sampel area pemasangan CDL. Pada saat
sebanyak 62 orang. Dilakukan kembali lagi kontrol ke ruang
pencatatan variabel faktor resiko (usia hemodialisis ketika verban dibuka dan
tua, kadar albumin yang rendah, kadar akan dilakukan perawatan luka area
ferritin yang tinggi, riwayat diabetes pemasangan CDL ditemukan tanda-
mellitus). Data dianalisis secara tanda kemerahan dan pus.
deskriptif, hubungan bivariat setiap
variabel independen dengan infeksi Walaupun angka kejadian infeksi luka
CDL dianalisis menggunakan chi- area pemasangan CDL kecil tapi
square dengan tingkat kemaknaan p < sampai dengan saat ini belum pernah
0,05 dan nilai interval kepercayaan dilakukan penelitian tentang hubungan
95%. Infeksi pada CDL terjadi pada pengetahuan perawatan luka area
13 pasien (21%) dan yang tidak pemasangan CDL dengan kejadian
infeksi 49 pasien (79%). Data infeksi. Dari faktor-faktor yang telah
menunjukkan usia tua (p = 0,267), diuraikan diatas, peneliti tertarik untuk
Anemia (p = 0,112), Hiperferritinemia meneliti tentang apakah pengetahuan
(p = 1,000), Hipoalbuminemia (p = perawatan luka area pemasangan CDL
0,319), dengan penyakit diabetes (p = ada hubungannya dengan kejadian
0,431). Hasil penelitian ini di dapat infeksi area pemasangan CDL pada
yang bukan merupakan faktor resiko pasien gagal ginjal kronis yang
infeksi kateter hemodilisis adalah usia menjalani hemodialisis di Rumah Sakit
tua, anemia, hiperferritinemia, Islam Pondok Kopi Jakarta tahun 2020.

6
METODE Tabel 1 dapat dijelaskan bahwa
responden yang berjenis kelamin
Jenis penelitian yang digunakan dalam perempuan sebanyak 20 orang (66,7%)
penelitian ini adalah penelitian serta laki-laki sebanyak 10 orang
kuantitatif dengan pendekatan desain (66,7%). Untuk variabel pendidikan
cross sectional. Populasi dalam terakhir SD sebanyak 1 orang (3,3%),
SMP sebanyak 1 orang (3,3%), SMA
penelitian ini adalah seluruh pasien
sebanyak 24 orang (80%) serta PT
gagal ginjal kronik yang menjalani sebanyak 4 orang (13,3%). Adapun
hemodialisis dan terpasang alat untuk variabel pekerjaan yang bekerja ada
melakukan hemodialisisnya yaitu 17 orang (56,7%) dan yang tidak
catheter double lumen. Teknik bekerja ada 13 orang (43,3%).
pengambilan sampel yang dilakukan
pada penelitian ini menggunakan non Tabel 2
probability sampling (total sampling
Distribusi Frekuensi Usia Pasien
atau sampling jenuh). Maka jumlah di Hemodialisis
sampel dalam penelitian ini adalah 30 RS Islam Jakarta Pondok Kopi
responden.
Varia Mean SD Minimal - 95
bel Maksimal %
CI
HASIL Usia 60,60 13,12 27-77 55,70
-
Tabel 1
65,70
Distribusi Frekuensi Dan Persentase
Karakteristik Responden Di
Tabel 2 dapat dijelaskan rata-rata usia
Hemodialisis RS Islam Jakarta pasien adalah 60,60 tahun (95% CI
Pondok Kopi 55,70-65,70), dengan standard deviasi
13,12. Usia termuda 27 tahun dan
No Variabel Kategori Frekuensi Persen
usia tertua 77 tahun. Dari hasil
tase estimasi interval dapat disimpulkan
bahwa 95% diyakini bahwa rata-rata
1 Jenis Perempuan 20 33,30% usia pasien adalah diantara 55,70
Kelamin
sampai dengan 65,70 tahun.
Laki-laki 10 66,70%
Tabel 3
2 Pendidikan SD 1 3,30% Distribusi Frekuensi Lama Menderita
SMP 1 3,30%
Gagal Ginjal Kronik Di Hemodialisis
RS Islam Jakarta Pondok Kopi
SMA 24 80 %
Variabel Mean SD Minimal- 95%
PT 4 13,30%
Maksimal CI
3 Pekerjaan Bekerja 17 56,70% Lama 3,15 1,93 0,5-8 2,42-
menderita 3,87
Tidak 13 43,30%
bekerja GGK

7
Tabel 3 dapat dijelaskan rata-rata lama Tabel 5
menderita gagal ginjal kronik adalah Hubungan Pengetahuan
3,15 tahun (95% CI 2,42-3,87), Perawatan Luka Area
dengan standar deviasi 1,93. Yang Pemasangan CDL Dengan
baru mengetahui menderita gagal Kejadian Infeksi Area
ginjal kronik 0,5 tahun dan yang Pemasangan CDL Pada Pasien
sudah lama menderita gagal ginjal Gagal Ginjal Kronik Yang
kronik 8 tahun. Dari hasil estimasi Menjalani Hemodialisis Di RS
interval dapat disimpulkan bahwa Islam Jakarta Pondok Kopi
95% diyakini bahwa rata-rata lama Tahun 2020
menderita gagal ginjal kronik adalah
diantara 2,42 sampai dengan 3,87 Pengetahuan Kejadian Infeksi OR P
tahun. Perawatan
Tidak Total (95% Value
Luka Area Infeksi CI)
Infeksi
Pemasangan
Tabel 4 0,061 0,031
CDL N % N % N % 0,0-0,7
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Kurang 4 57,1 3 42,9 7 100
Perawatan Luka Area Pemasangan
Baik 22 95,7 1 4,3 23 100
CDL Dan Kejadian Infeksi Di RS
Jumlah 26 86,7 4 13,3 30 100
Islam Jakarta Pondok Kopi

No Variabel Kategori Frekuensi Persen Berdasarkan tabel 5 menunjukkan


tase bahwa terdapat 30 responden. Dari 7
responden yang memiliki pengetahuan
1 Pengetahuan Kurang 7 23,30%
kurang dengan kejadian tidak infeksi
Baik 23 76,70% ada 4 orang (57,1%), responden
2 Kejadian Infeksi 4 13,30% pengetahuan kurang dengan kejadian
infeksi infeksi ada 3 orang (42,9%). Dari 23
Tidak 26 86,70%
reponden yang memiliki pengetahuan
infeksi
baik tidak infeksi ada 22 orang
(95,7%), dan responden pengetahuan
baik dengan kejadian infeksi ada 1
orang (43,3%). Hasil uji statistik
dengan menggunakan uji chi square
Tabel 4 dapat dijelaskan bahwa
didapat nilai p value 0,031 berarti p
responden dengan pengetahuan kurang
< α dimana nilai α < 0,05 yang
sebanyak 7 orang (23,3%), dan
berarti hipotesis diterima. Hal ini
responden yang berpengetahuan baik
membuktikan bahwa ada hubungan
sebanyak 23 orang (76,7%). Adapun
antara pengetahuan perawatan luka
kejadian Infeksi yang terjadi infeksi
area pemasangan CDL dengan
sebanyak 4 orang (13,3%), sedangkan
kejadian infeksi pasien gagal ginjal
yang tidak infeksi sebanyak 26 orang
kronik yang menjalani hemodialisis di
(86,7%). Dapat disimpulkan bahwa
Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok
responden terbanyak adalah
Kopi tahun 2020. Nilai OR pada hasil
berpengetahuan baik yaitu 23 orang
yaitu 0,061 (95% CI 0,0-0,7). Hal
(76,7%) dan tidak mengalami infeksi
tersebut menunjukan bahwa pasien
sebanyak 26 orang (86,7%).
yang berpengetahuan kurang baik
resiko 0,061 kali terjadinya infeksi
disbanding dengan pasien yang
memiliki pengetahuan baik pada

8
pasien gagal ginjal kronik yang yang memiliki pendidikan lebih tinggi
menjalani hemodialisis di Rumah akan mempunyai pengetahuan yang
Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi tahun lebih luas juga memungkinkan pasien
2020 itu dapat mengontrol dirinya dalam
mengatasi masalah sehingga dapat
membantu individu tersebut dalam
PEMBAHASAN membuat keputusan (Yuliaw, 2009).
Data kementrian kesehatan tahun
Berdasarkan hasil penelitian yang 2017 menyebutkan sebanyak 0,4%
telah diuraikan maka pada bagian masyarakat yang tidak mengenyam
ini akan dibahas lebih lanjut hasil pendidikan menjadi kelompok
penelitian yang diperoleh pengidap gagal ginjal tertinggi.
berdasarkan demografi pasien,
pengetahuan perawatan luka area Hasil penelitian pekerjaan menunjukan
pemasangan CDL dengan kejadian bahwa sebagian besar responden
infeksi pasien gagal ginjal kronik bekerja sebanyak 17 orang (56,7%).
yang menjalani hemodialisis di Data kementrian kesehatan tahun
Rumah Sakit Islam Jakarta 2017 profesi nelayan, buruh, petani,
Pondok Kopi tahun 2019. dan wiraswasta menduduki persentase
lebih tinggi 30% dibandingkan
Dari hasil penelitian menunjukan pegawai. Kejadian gagal ginjal bisa
bahwa rata-rata usia pasien adalah terjadi karena faktor pekerjaan yang
berumur 61 tahun. Kategori usia tanpa disadari dapat mempengaruhi
menurut Depkes RI (2009) usia 61 pola hidup yang tidak sehat seperti
tahun termasuk dalam usia lansia mengkomsumsi minuman suplemen
akhir. Menurut Kemenkes (2017), untuk mencegah kelelahan timbul
berdasarkan karakteristik umur stress karena target yang harus dicapai
prevalensi tertinggi pada kategori usia bahkan kurang minum air putih pun
diatas 75 tahun. merupakan faktor pemicu terjadinya
penyakit gagal ginjal kronik
Hasil penelitian diperoleh bahwa (Kurniawati, 2018)
responden yang berjenis kelamin
perempuan sebanyak 20 orang Hasil penelitian lama menderita gagal
(66,7%). Berdasarkan hasil penelitian ginjal kronik menunjukkan bahwa
Yuliawa (2010), bahwa responden sebagian besar responden lama
memiliki karakteristik individu yang menderita gagal ginjal kronik rata-rata
baik hal ini bisa dilihat dari jenis 3,15 tahun. Menurut penelitian
kelamin, bahwa perempuan lebih Ginanjar tahun 2013 angka harapan
banyak menderita penyakit gagal hidup pada pasien gagal ginjal yang
ginjal kronik, sedangkan laki-laki menjalani hemodialisa tergolong tidak
lebih rendah. terlalu lama hal ini dipengaruhi oleh
keteraturan dalam melakukan
Hasil penelitian mengenai tingkat hemodialisa, patuh terhadap diet cairan
pendidikan, sebagian besar tingkat maupun asupan nutrisi pada penderita
pendidikan responden adalah SMA gagal ginjal sehingga dapat menjaga
sebanyak 24 (80%). Tingkat keberlangsungan hidup pasien gagal
pendidikan merupakan salah satu ginjal kronik.
unsur yang sering dilihat hbungannya
dengan kesakitan dan kematian Hasil penelitian dari 30 yang
(Notoatmojo, 2007). Pada penderita terkumpul, diperoleh bahwa diketahui

9
responden memiliki pengetahuan yang dan responden pengetahuan baik
baik yaitu sebanyak 23 orang dengan kejadian infeksi ada 1 orang
(76,7%). Sedangkan yang memiliki (43,3%). Hasil uji statistik dengan
pengetahuan kurang sebanyak 7 menggunakan uji chi square didapat
(23,3%). Salah satu faktor yang nilai p value 0,031 berarti p < α
mempengaruhi tingkat pengetahuan dimana nilai α < 0,05 yang berarti
seseorang adalah bagaimana dia hipotesis diterima. Hal ini
memperoleh suatu informasi. membuktikan bahwa ada hubungan
Berdasarkan hasil penelitian antara pengetahuan perawatan luka
Kurniawati tahun 2018 sumber area pemasangan CDL dengan
informasi yang diperoleh responden kejadian infeksi pasien gagal ginjal
tentang penyakit gagal ginjal berasal kronik yang menjalani hemodialisis di
dari petugas kesehatan dan sumber Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok
informasi lainnya berasal dari Kopi tahun 2019.
keluarga, kerabat, teman, media
elektronik dan sumber informasi dari Dibandingkan dengan penelitian
media cetak. terkait yang dilakukan oleh Puspasari,
Rejeki dan Hayati tahun 2015
Hasil penelitian didapatkan masih menunjukan hasil yang sama tentang
terjadi infeksi pada area pemasangan hubungan pengetahuan dan sikap
CDL di Hemodialisa RS Islam perawat dengan tindakan pencegahan
Pondok Kopi Jakarta periode Januari infeksi. Hasil dari analisa bivariate
hingga Februari 2020 sebanyak 4 sesuai dengan teori peneliti yaitu
(13,3%). Dapat disimpulkan rata – rata penelitian Trianto, all tahun 2015 salah
pasien yang terpasang CDL tidak satu faktor yang mempengaruhi
mengalami infeksi karena sudah terjadinya infeksi dengan pemasangan
melakukan SOP perawatan luka area CDL yaitu prosedur hemodialisis
pemasangan CDL dengan baik, selain tentang pengetahuan perawatan luka
itu diruangan hemodialisa tersebut area pemasangan CDL.
sudah memiliki tim pencegahan dan
pengendalian infeksi yang dapat KESIMPULAN
memantau perawatan luka tersebut 1. Karakteristik responden berdasarkan
setiap hari. usia, rata-rata umur adalah 60,60
tahun, jenis kelamin terbanyak
Hubungan Pengetahuan Perawatan
perempuan sebanyak 20 (66,7%),
Luka Area Pemasangan CDL Dengan
Kejadian Infeksi Area Pemasasangan pendidikan terbanyak SMA 24
CDL Pada Pasien Gagal Ginjal orang (80%), pekerjaan paling
Kronik Yang Menjalani Hemodialisis banyak bekerja 17 orang (56,7%),
Di Rumah Sakit Islam Pondok Kopi responden yang lama menderita
Jakarta gagal ginjal kronik 8 tahun.
2. Hasil uji statistik dengan bantuan
Dari 7 responden yang memiliki
program spss menggunakan uji chi
pengetahuan kurang dengan kejadian
tidak infeksi ada 4 orang (57,1%), square diperoleh nilai p value
responden pengetahuan kurang dengan 0,031, sehingga p value < α ,
kejadian infeksi ada 3 orang (42,9%). 0,031 < 0,05, hal ini membuktikan
Dari 23 reponden yang memiliki bahwa ada hubungan antara
pengetahuan baik dengan kejadian pengetahuan perawatan luka area
tidak infeksi ada 22 orang (95,7%), pemasangan CDL dengan kejadian

10
infeksi area pemasangan CDL pada Muttaqin, Arif. et al. (2014). Asuhan
pasien gagal ginjal kronik yang Keperawatan Gangguan Sistem
menjalani hemodialisis di Rumah Perkemihan. Jakarta: Salemba
Medika.
Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi
tahun 2019. Notoatmodjo, Prof.Dr.Soekidjo. (2012).
Metodologi Penelitian Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta.

DAFTAR PUSTAKA Notoatmodjo, Prof.Dr.Soekidjo. (2012).


Promosi Kesehatan Dan Perilaku
Alwi, Idrus. et al. (2017). Prosedur Di Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Bidang Ilmu Penyakit Dalam
Nursalam. (2017). Metodologi
Panduan Praktis Klinis. Indonesia:
Penelitian Ilmu Keperawatan.
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit
Jakarta: Salemba Medika.
Dalam.
Permenkes. (2017). Pedoman
Baradero, Mary. (2008). Klien
Pencegahan Dan Pengendalian
Gangguan Ginjal. Jakarta:
Infeksi Di Fasilitas Pelayanan
Buku Kedokteran EGC.
Kesehatan. Jakarta : Permenkes.
Black, Joyce M. et al. (2014).
Perry, & Potter. (2010). Fundamental
Keperawatan Medikal Bedah. Ed
Keperawatan. Indonesia:
8 Indonesia: Elsevier.
Elsevier.
Budiman, Riyanto, Agus. (2014). Kapita
Price, Sylvia Anderson. (2006).
Selekta Kuesioner.
Patofisiologi. Jakarta: Buku
Jakarta:Salemba Medika.
Kedokteran EGC.
Fakultas Kedokteran. (2015). Buku Ajar
Pringgoutomo, Sudarto. et al. (2002).
Ilmu Penyakit Dalam. Surabaya:
Buku Ajar Patologi (Umum). Ed
Airlangga University Press.
ke-1 Jakarta: Sagung Seto.
Hidayat, A.Aziz Alimul. (2017).
Program Studi Keperawatan FIK.
Metodologi Penelitian
(2019). Buku Panduan
Keperawatan dan Kesehatan.
Penulisan Skripsi. Jakarta:
Jakarta: Salemba Medika.
Universitas Muhammadiyah
Hidayat, A.Aziz Alimul. (2014). Jakarta.
Pengantar Kebutuhan Dasar
Smeltzer, Suzzane C. (2002). Buku Ajar
Manusia. Jakarta: Salemba
Kepeawatan Medikal Bedah
Medika.
Brunner & Suddart. Jakarta: EGC.
Huether, Sue E. (2019). Buku Ajar
Wawan, A., M., Dewi. (2019). Teori &
Patofisiologi. Indonesia:
Pengukuran Pengetahuan, Sikap,
Elsevier.
Dan Perilaku Manusia.
Jameson, J.Larry. (2013). Nefrologi Dan Yogyakarta: Nuha Medika.
Gangguan Asam-Basa. Jakarta:
Widiana, I Gde Raka. (2017). Terapi
Buku Kedokteran EGC.
Dalisis. Denpasar: Udayana
Kemenkes. (2011). Pedoman Surveilans University Press.
Infeksi. Jakarta: Kemenkes RI

11
Basri, Novrizal S, Patrianef. (2017).
Infection Of Double Lumen
Catheter As Hemodialysis Acces,
2 (1). 25-28. www.nrjs.ui.ac.id.
Puspasari, Yunita, dkk. (2015).
Hubungan Pengetahuan, Sikap
Dengan Praktik Perawat Dalam
Pencegahan Infeksi Nosokomial
Di Ruang Rawat Inap Rumah
Sakit Islam Kendal.
https://jurnal.unimus.ac.id.
Sugeng, dkk. (2015). Hubungan
Pengetahuan Dan Sikap
Perawat Dengan Pencegahan
Infeksi Nosokomial Di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Paru
dr. Ario Wirawan Salatiga
Jawa Tengah. Yogyakarta :
https://eprints.poltekkesjogja.ac.i
d.
Suminar, Ratna & Suharto. (2016).
Hubungan Pengetahuan Dan
Sikap Perawat Dengan
Tindakan Pencegahan Infeksi
Di Ruang ICU Rumah Sakit.
Medan :
https://jurnal.kesdammedan.ac.id
.
Kemenkes. (2018). Perawatan
CDL/CTL Dirumah (Promkes
RSMH) - Ditjen Yankes -
Kementrian Kesehatan.
Palembang :
https://yankes.kemkes.go.id.
Trianto, Semadi, Nyoman., Widiana,
Gde Raka. (2015). Faktor Resiko
Infeksi Kateter Hemodialisis
Double Lumen Non-Tunneled,
46 (3), 152-155.
http://ojs.unud.ac.id.

12

Anda mungkin juga menyukai